Anda di halaman 1dari 3

RANGUKAN

“ SEJARAH GERAJA KRISTEN JAWA KIARACONDONG “

1. Partisipasi Warga Gereja Dalam Sejarah Perkembangan GJK Kiaracondong dan


Hubungan dengan Masyarakat
Perkembangan sejak dari awal munculnya kelompok Kristen di Kiaracondong sampai dengan
perkembangannya menjadi GKJ Kiaracondong dapat di gambarkan seperti biki sesawi. Biji
sesawi tersebut kecil namun biji tersebut mengalami pertumbuhan secara terhadap, pelan tapi
pasti dan berbuah bagi kehidupan masyarakat.

2. Munculnya Kelompok Kristen di Bandung yang melatar belakangi tumbuhnya GKJ


Kelompok Persekutuan Kristen di Bandung muncul sekitar tahun 1925 diawali dengan
kedatangan orang-orang Kristen yang berasal dari Jawa Timur warga jemaat GKJW ke Bandung,
oleh beberapa orang. Memang ada penyebabnya mengapa mereka pindah ke Bandung yaitu
karena berkerja di Bandung.

Tentunya bukan suatu kebetulan jika disamping karena pekerjaan, mereka juga berperan dalam
perkembangan Kekristenan di daerah Bandung ini. Kita yakini ada rencana Tuhan untuk
memakai orang-orang percaya sebagai alatNya. Pada mulanya para pendatang yang berasal dari
Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut mengikuti ibadah bergabung dengan Jemaat Zending atau
Gereja Kristen Pasundan ( GKP ) di jalan kebonjati. Inilah bukti motivasi mereka yang tinggi
untuk membangun kehidupan perskutuan.

Namun selama bergereja bersama dengan GKP, kelompok pendatang tersebut kesulitan
memahami Firman yang diuraikan di dalam ibadah. Hal itu karena kebaktian dilayankan dalam
Bahasa Belanda, Bahasa Melayu, atau Bahasa Sunda. Sedangkan kelompok pendatang tersebut
berlatar belakang budaya Jawa. Seiring dengan pertambahan pendatang yang berlatar belakang
budaya jawa, maka muncul keinginan untuk melangsungankan Kebaktian dalam Bahasa Jawa.
Pada tahun 1926 mulai diadakan kebaktian dengan pengantar Bahasa Jawa. Pada tahuan itu juga
kelompok Kristen yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut berkembang menjadi
Gereja Kristen Jawa yang bernaung di baawah Sinode Gereja Kristen Pasundan.

3. Periode Awal Kelompok Kristen Kiaracondong Berpindah-Pindah


Pada tahun 1950-1960 dapat dikatakan perkembangan kelompok Kristen di Kiaracondong sangat
pesat. Beberapa diantara mereka bekerja di lingkungan ABRI, terutama di Perindustrian
Angkatan Darat ( Pindat ). Para pendatang tersebut juga bertempat tinggal di sekitar Pindat
Kiaracondong.

Bagi mereka untuk beribadah di Jl. Pasirkaliki atau Jl. Wastukencana di rasakan cukup jauh.
Apalagi pada waktu itu sarana transportasi dan komunikasi serta terbatas. Tetapi semangat untuk
bersekutu tidak tidak pernah padam di hati mereka. Mereka berinisiafi mengadakan Ibadah
sendiri di suatu tempat yang jaraknya terjankau oleh mereka. Mereka mengadakan Persekutuan di
di Rumah Bapak Sainu di jalan PSM ( Pabrik Senjata dan Mesiu ). Kemudian pindah ke Benteng
utara Pindat yaitu di Griyo Kapel yang sebenarnya masih berdekatan dengan Rumah Bapak Sainu
di jalan PSM. Griyo Kapel yaitu gabungan dari dari 2 rumah atau lebih yang setengah tembok
didirikan dari batu-bata sedangankan setengahnya lagi dari bambu. Sehingga dapat dikatakan
bentuk tempat untuk Ibadah pada waktu itu sangatlah sederhana. Namun demikian hal itu justru
menunjukkan semangat mereka tinggi dalam menjalani kehidupan persekutuan dan
berpelayanan.

4. Perjalan menuju pendewasaan GKJ Kiaracondong


Pada tahun 1963 Panitia Pembangunan ( Yayasan Pembangunan Gereja ) membeli
sebidang tanh dan rumah panggung berukuran 6x4 meter persegi di Kebonjayanti. Rumah
ini dulu adalah milik Pegawai PJKA yang letaknya ditengah-tengah perkampungan
sehingga gereja harus hidup berdampingan dengan masyarakat. Dan inilah yang selalu
dijaga oleh GKJ Kiaracondong sampai saat ini. Rumah inilah yang nantinya dipakai
sebagai tempat ibadah yang tetap oleh kelompok Bandung Timur.

Tim ini bersama-sama dengan warga di Kiaracondong kemudian merenofasi tempat


kebaktian di Kebonjayanti dan kemudian di gunakan sebagai tempat ibadah.
Perkembangan-perkebangan yang dialami oleh kelompok Kiaracondong tersebut
disimpulkan dalam buku “ Hidup dari Keajaiban Allah 60 Tahun Geraja Kristen Jawa di
Bandung “ dengan kata-kata begini : “Kelompok yang semula kecil itu makin menjadi
cukup besar, terutama setelah mempunyai gedung gereja yang lumayan, anggotanya
tambah banyak. Pengunjung kebaktian makin meluap”. Tepat pada tanggal 25 Desember
1964 bangunan ini diresmikan sebagai Rumah Kebaktian Gereja Kiaracondong oleh
Walikota Bandung. Pada tahun 1982 ada juru tetuwi ( Visitator Klasis ) yang berkunjung
ke GKJ Bandung kelompok Kiaracondong. Inti dari perkunjungan Visitator tersebut
adalah untuk menjajagi apakah kelompok Kiaracondong sudah layak menjadi Gereja
Dewasa. Kemudian tetap pada Hari Jumat, Tanggal 17 Juni 1983 Kelompok
Kiaracondong resmi menjadi Gereja Dewasa dengan nama GKJ Kiaracondong.

Anda mungkin juga menyukai