Anda di halaman 1dari 4

Rabu, 22 September 2021

Jenis Jenis Majelis di HKBP

Majelis di HKBP adalah orang orang yang berkomitmen untuk bekerja melayani di HKBP yang
telah ditahbiskan di hadapan Tuhan dan jemaat. Jenis-jenis majelis di HKBP, yaitu:

1. Pendeta adalah perpanjangan tangan Kristus yang merupakan perwakilan kepada Allah
dan berhak untuk melakukan sakramen karena dalam kependetaan tercakup tiga jabatan
Kristus, yaitu: nabi, imam, dan raja.
2. Guru jemaat adalah yang menerima jabatan guru jemaat dari HKBP melalui ephorus yang
tugasnya untuk menyampaikan berkat.
3. Bibel Vrow yaitu yang membidangi kaum wanita atau penginjil wanita.
4. Diakones adalah perempuan yang melayani dalam bidang sosial, pendidikan, dan lain
lain, contoh rumah sakit, sekolah, yatim piatu, dan yang miskin.
5. Evangelis adalah penginjil di luar gereja yang tidak terjangkau contohnya seperti di
kantor.
6. Sintua weijk merupakan penatua atau pelayan di lingkungan. Terdapat kurang lebih dua
puluh KK yang biasa ditanggungjawabi oleh sintua.

Sejarah Ringkas HKBP

Kekristenan yang ada di Indonesia memiliki proses yang panjang, pada awal masuknya
bangsa Barat ke Indonesia hanya untuk menyebarkan agama Kristen dan untuk mencari rempah-
rempah. Orang-orang Barat yang datang ke Indonesia adalah orang-orang Kristen. Tetapi pola
berpikirnya (ideologi) mengandung unsur-unsur yang mengingatkan kita kepada agama-agama
suku. Unsur-unsur ini mempengaruhi bentuk Injil yang dibawa ke Indonesia dan dengan
demikian ikut menentukan bentuk kekristenan di Indonesia. Pada abad ke-16 bangsa Belanda
mulai memperkenalkan ajaran Kristen Protestan untuk pertama kali di Indonesia. Mula-mula
penyebaran dari ajaran itu diarahkan kepada orang di tempat perdagangan rempah-rempah kala
itu, umumnya di daerah Maluku kemudian meluas ke setiap pelosok tanah air. Penyebaran
agama Kristen Protestan tidak bisa ditahan tahan dengan alasan kepentingan dagang akhirnya
usaha pengajaran Kristen Protestan tetap berlangsung dan mulai terkenal saat itu, sehingga
semakin banyak penduduk pribumi mulai memeluk agama Kristen Protestan

Setelah beberapa lama bangsa Barat mulai menyebarkan agama serta berpolitik.
Muncullah penyebaran yang dilakukan di Tanah batak dan penyebaran agama Kristen di Tanah
Batak sangatlah susah dikarenakan masyarakat Batak yang masih sangat terisolasi dan kurang
bersosialisasi dengan orang luar. Masyarakat Batak juga pada saat itu masih menganut animisme
dan dinamisme, berbagai proses yang panjang dilakukan sampai akhirnya masyarakat batak
pelan-pelan menerima agama Kristen dan disebut sebagai HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)
merupakan gereja yang beraliran Kristen Protestan di kalangan masyarakat Batak. Gereja ini
merupakan yang terbesar di antara gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia, sehingga
menjadikannya organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) dari
Jerman dan resmi berdiri pada Senin, 7 Oktober 1861.

Berdirinya gereja HKBP dimulai dari masuknya agama Kristen di Pulau Sumatera. Pada
tahun 1820, Gereja Baptis Inggris meengirimkan tiga orang pemberita Injil, Burton, Ward, dan
Evans ke Bengkulu untuk menjumpai Raffles. Raffles menganjurkan supaya mereka pergi ke
utara, ke bangsa Batak yang masih kafir. Burton dan Ward menuruti petunjuk Raffles. Mereka
berhasil mencapai negeri Batak yag paling sentral yaitu Silindung dengan selamat (Andar M
Lumbantobing 1996:65). Meskipun disambut dengan baik, namun kedua perintis itu pulang
dengan tidak memperoleh hasil apapun dari pemberitaan Injil yang untuk pertama kalinya
dilakukan diantara suku Batak. Pada tahun 1834 dua orang Misionaris Amerika , Munson dan
Lyman yang diutus oleh Zending di Boston, tiba di Sibolga. Dari sana mereka melanjutkan
perjalanan menuju lembah Silindung. Tiba di pinggiran lembah tersebut ketika malam tiba
karena itu mereka berhenti dan bermalam di Lobu Pining. Namun pada tanggal 28 Juni 1834,
Raja Panggalamei beserta rakyatnya menangkap dan menyembelih kedua orang itu lalu
memakannya ( Andar M Lumbantobing 1996:66).

Penginjil berikutnya G.Van Asselt pendeta Belanda utusan dari RMG (Rheinische
Missionsgesellschaft) datang ke di Sipirok (Angkola) pada tahun 1856. Mulai saat inilah
penginjilan di tanah Batak mulai tumbuh. Pada tanggal 31 Maret 1861 untuk pertama sekali di
baptis dari kalangan orang batak yaitu : Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon dilayani oleh
Pdt. Van asselt di Sipirok (Almanak HKBP 2012:487), Pada tanggal 7 Oktober 1861 para
Missionaris mengadakan Rapat Kerja pertama untuk pembagian pekerjaan keempat pendeta pada
7 Oktober 1861 di Sipirok. Keempat pendeta itu ialah Heine, Klammer, Betz, Van (Pan) Asselt
HKBP, yang mana dikemudian hari singkatan nama-nama pendeta tersebut menjadi nama gereja
Batak : Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 6,5 juta jemaat di seluruh Indonesia bahkan lebih
dari 6,5 juta. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala
Lumpur, Los Angeles, New York, dan di negara bagian Colorado, Amerika Serikat. Meski
memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri,
HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara) yang berjarak
sekitar 1 km dari pusat kota Tarutung, ibukota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah
desa yang terletak di sepanjang jalan menuju Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area ± 20
hektare. Di kompleks ini juga Ephorus (uskup) sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor.
HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-
gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang
berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-
Dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss.

Pengabaran Injil di tanah Batak dimulai semenjak Pendeta Ward dan Pendeta Barton
dari Gereja Baptis Inggris menyebarkan injil. Usaha pengabaran Injil di tanah Batak dimulai
kembali pada tahun 1834 dengan diutusnya Pdt Samuel Munson dan Pdt Henry Lyman dari
badan Zending di Boston. Usaha ini mengalami kegagalan di saat kedua missionaris tersebut
mati martir di Lobu Pining (Tapanuli Utara). Usaha menginjili tanah Batak sempat terhenti
sampai berita mengenai tanah Batak terdengar lagi di Eropa dari hasil ekspedisi seorang
Ilmuwan yang bernama Junghun pada tahun 1840. Akibatnya pada
tahun 1849 Lembaga Alkitab Belanda mengirim Van der Tuuk untuk mempelajari Bahasa
Batak dan hasilnya adalah diterjemahkannya sebagian Alkitab ke dalam bahasa Batak
menggunakan aksara Batak. Setelah melihat hasil karya Van der Tuuk, Badan Zending Rheinshe
(RMG) mengalihkan konsentrasinya dalam menyebarkan Injil ke daerah Batak dengan mengutus
Pendeta D.R. Fabri ke sana, sebagian sumber menyebutkan bahwa hal ini disebabkan
terhalangnya usaha RMG di Kalimantan. Penetapan hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober 1861
memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik
balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP.

Pada awalnya tanggal 7 oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari lembaga sending
Rhein di dunia ini.karena jauh sebelum tahun 1861 sending Rhein telah membuka daerah
penginjilannya di Namibia-Afrika selatan, China, Kalimantan dan di Amerika utara. tetapi sejak
7 Oktober 1861 dibuka pula satu daerah penginjilan baru di Sumatra, di Bataklanden atau tanah
Batak. Daerah penginjilan baru ini diberinama Battamission yang dikemudian hari
disebut Batakmission atau Mission -Batak. Batakmission dalam hal ini berarti himpunan dari
seluruh para utusan RMG di tanah batak beserta assetnya mencakup seluruh pargodungan dan
jemaat serta pelayan pribumi. lembaga sending dan lembaga kegerejaan terpadu dalam suatu
lembaga yang bernama Batakmission ( bahasa jerman ) atau Mission- Batak ( Bahasa
batak ).Lembaga Mission -Batak ini sejak 1881 dipimpin oleh seorang pemimpin dengan jabatan
Ephorus yang dilayankan oleh penginjil Ingwer Ludwig Nommensen.

Komitmen untuk HKBP setelah lepas sidi:

1. Berusaha menjadi jemaat HKBP yang setia di hadapan Tuhan.


2. Berusaha untuk turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan HKBP.

Anda mungkin juga menyukai