Anda di halaman 1dari 6

Tugas Praktek Agama Mengenai

GEREJA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Agustian H.P Sibarani
Kelas : XII MIA-2
Mata Pelajaran : AGAMA

Sejarah Gereja Methodist


John Wesley adalah seorang pendeta Anglikan di Inggris. Ia
dilahirkan dalam sebuah keluarga besar. John Wesley adalah anak ke-
14 di dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang pendeta miskin,
tetapi John berhasil belajar di Universitas Oxford dan menjadi
pendeta. Selama itu, ia berusaha menemukan kepuasan imannya
dengan jalan melakukan semua perintah agama serta aturan Gereja
secara ketat. Namun pada suatu persekutuan doa di Aldersgate di
Inggris pada tanggal 24 Mei 1738, ia merasakan ada sesuatu di dalam
hatinya yang membakar dirinya. Saat itu ia merasa diingatkan oleh
kata-kata Rasul Paulus di dalam Surat Roma bahwa ia tidak mungkin
menemukan kesempurnaan imannya dan keteduhan kehidupannya
selain melalui iman kepada kasih Allah.

Sejak itu John Wesley mengajarkan pengalamannya yang baru ini


dan banyak orang yang sebelumnya tidak ke gereja mulai tertarik
akan ajarannya. Banyak orang yang meminta Wesley untuk mengajar
dan mengarahkan kehidupan dan iman mereka. Wesley
mengumpulkan orang-orang ini dalam “persekutuan-persekutuan
untuk berdoa bersama, mendengarkan firman, dan saling mengawasi
di dalam kasih, agar mereka dapat mengerjakan keselamatan mereka
masing-masing.” Persekutuan yang dinamai Holy Club ini dipimpin
oleh John Wesley bersama saudaranya, Charles. Mereka menetapkan
jadwal doa harian, jam-jam untuk mengunjungi orang-orang sakit dan
para tahanan di penjara, membuka sekolah-sekolah untuk orang-
orang miskin, dan menjalankan jam-jam doa Gereja. Tiga kali sehari
mereka berdoa dengan suara keras dan setiap jam mereka
menghentikan pekerjaan mereka untuk berdoa di dalam hati. Aturan-
aturan ini menyebabkan mereka diejek oleh teman-teman mereka
sebagai orang-orang yang “bermetode” atau “Methodis.”

Gerakan ini segera menyebar ke Irlandia dan belakangan ke Amerika.


Wesley tidak bermaksud mendirikan gereja baru, melainkan sekadar
menata kelompok-kelompoknya di dalam Gereja Inggris. Para
pengkhotbahnya tidak ditahbiskan, dan anggota-anggotanya
diharapkan berpartisipasi dalam sakramen-sakramen Gereja Anglikan
(baptisan, perjamuan kudus, pernikahan, pengakuan dosa,
perminyakan, dll.). Namun demikian, Uskup London tidak mau
menahbiskan para pendeta yang akan melayani dalam perhimpunan-
perhimpunan Metodis. Ia pun tidak mau menahbiskan tempat-tempat
pertemuan mereka. Melihat keadaan ini, Wesley menyadari bahwa
kalau ia ingin mengembangkan pelayanannya, ia harus melanggar
aturan-aturan Gerejanya sendiri, seperti menahbiskan para pendeta
dan tempat-tempat perhimpunannya.

Selain itu, Wesley juga diperhadapkan dengan pengikut-pengikutnya


di Amerika, yang tidak lagi dilayani oleh pendeta-pendeta Anglikan
yang telah kembali ke Inggris karena pecahnya Perang Kemerdekaan
Amerika. Untuk mengatasi masalah itu, Wesley kembali
menghubungi Uskup London untuk menahbiskan pendeta-pendeta di
Amerika. Namun sekali lagi permintaan Wesley ditolak, sehingga
akhirnya Wesley sendiri memutuskan untuk menahbiskan dua orang
untuk memimpin jemaat di Amerika.

Di bawah kepemimpinan mereka, Gereja Episkopal Methodis di


Amerika dibentuk di Baltimore, Maryland pada tanggal 24 Desember
1784. Pada saat ini, Gereja Methodis di Amerika dapat ditemukan
dalam berbagai kelompok seperti United Methodist Church, African
Methodist Episcopal, dll
Pelayanan Gereja Methodist
Daerah pelayanan Gereja Methodist Indonesia meliputi
hampir setengah wilayah Indonesia, dari Banda Aceh di
bagian barat hingga Makassar di bagian timur.

Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan jasmani


maupun rohani dalam bentuk pelayanan kesejahteraan,
kesehatan, dan pendidikan.

GMI mempunyai sebuah rumah sakit Methodist (Rumah Sakit


Methodist di Medan), sejumlah klinik, dan sejumlah sekolah
dari tingkat playgroup hingga universitas. GMI juga memiliki
dua sekolah tinggi teologi, yaitu untuk

a) KONTA Wilayah I: Sekolah Tinggi Theologia - Gereja


Methodist Indonesia (STT-GMI) di Bandarbaru, Sumatera
Utara.
b)KONTA Wilayah II: Sekolah Tinggi Theologia - Wesley
(Institut Wesley Jakarta) di Jakarta.

Pada tahun 2012 GMI mempunyai 276 gereja, 248 pos


pelayanan, 157 pendeta yang ditahbiskan, serta ratusan
pelayan awam yang melayani 40.183 anggota penuh serta
49.913 calon anggota. Sekitar 80% dari jemaat-jemaat GMI
tinggal di daerah-daerah pedesaan.

Anggota-anggota GMI terdiri dari berbagai suku bangsa dan


bahasa. Kebaktian-kebaktiannya diselenggarakan dalam
bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, Batak, dan sejumlah
bahasa setempat lainnya.
Acara/Kegiatan yang ada di gereja

1. Acara Paskah
Gereja akan merayakan paskah secara meriah setiap tahunnya
dan acara ini selalu disambut dengan baik oleh para jemaat dan
tak hanya gereja umum yang merayakan tetapi anak sekolah
minggu juga turut meramaikan acara ini dengan cara yang unik
salah satunya adalah lomba mencari telur paskah.

2. Acara Perjamuan Kudus


Gereja juga mengadakan acara perjamuan kudus yang harus
wajib diikuti pada saat gereja mengumumkan kapan perjamuan
kudus ini akan dilaksanakan.

3. Acara kebaktian dirumah jemaat


Selain melayani di gedung gereja, pendeta juga melayani
jemaatnya di rumah mereka masing masing. Dan pelayanan ini
dilaksanakan pada saat pendeta mengabarkan kepada jemaatnya
bahwa akan dilakukan kebaktian di rumah mereka.

4. Acara Natal dan Tahun Baru


Seperti pada gereja umum lainnya gereja ini juga melakukan
natal dan tahun baru setiap akhir tahun. Tentunya acara ini
sangat meriah dan selalu di nantikan oleh setiap jemaat yang
diamana pada acara inilah para jemaat merasakan kenikmatan
atas pemberkatan tuhan kepadanya selama 1 tahun penuh dan
dirayakan dengan sukacita bersama dengan keluarganya.

5. Pelayanan P3MI
Di gereja ada pelayanan yang dinamakan P3MI / Persekutuan
Pemuda Pemudi Methodist Indonesia (P3MI). pelayanan ini
diadakan untuk menuntun pemuda pemudi dalam memperoleh
persekutuan yang sempurna dengan Yesus Kristus, hidup dalam
akhlak kekristenan dan memberikan bakti bagi dunia.
6. Pelayanan sekolah minggu
Tentunya setiap gereja memiliki pelayanan untuk anak anak
yang perlu mengenal siapa sih sebenarnya yesus kristus ? yah,
tentu itu biasanya di ajarkan kepada kita pada masa sekolah
minggu dimana pada saat itu kita diajarkan untuk mengenal
siapa tuhan kita melalui nyanyian, membaca alkitab, serta
pengajaran unik lainnya.

7. Pelayanan Malua / naik sidi


Pelayanan ini biasanya dilakukan pada saat ada jemaat remaja
yang ingin malua/naik sidi dan sebelum malua akan ada
pemahaman materi mengenai pentingnya malua / naik sidi pada
umat Kristen dan biasanya pembelajaran ini akan menghabiskan
waktu hingga 8 sampai 1 tahun lamanya.

8. Pelayanan Baptis kepada anak bayi


Salah satu pelayanan yang pastinya dilaksanakan pada saat ingin
memberikan berkat kepada anak yang baru lahir. Tentunya
sebelum acara pelaksanaan ini di lakukan para orang tua akan di
ajarkan bagaimana melakukan baptis pada saat di penggil oleh
pendeta ke altar dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai