Anda di halaman 1dari 2

KARANG TAPEL

1. Pengertian Karang Tapel


Serupa dengan Karang Boma dalam bentuk yang lebih kecil hanya dengan bibir
atas gigi datar memiliki taring runcing dengan mata bulat dan hidung kedepan lidah
menjulur. Hiasan ini ditempatkan pada peralihan bidang dibagian tengah. . Ornamen
Karang Tapel, adalah ide/konsep diambil dari bentuk muka/ tapeng, sebagai penutup
muka, dimana bentuk muka distilir/digubah menjadi bentuk karang tapel dan
dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran, ditempatkan pada sudut dan tengah
bangunan bagian pinggang bangunan. Tapel, dalam bahasa Bali artinya Topeng (Mask)
yang dalam teks Tutur Barong Swari disebutkan bertujuan membuat kesejahteraan dunia
ini. Dalam mengamati ukiran kekarangan pada bangunan Bali, terlihat pada kekarangan
ini, Tapel atau topeng merupakan point utama. Juga hanya digambarkan dari rahang atas
ke atas. Topeng ini, seperti manusia memiliki 4 gigi seri yang rata dan sepasang gigi
taring yang sedikit lebih panjang dari gigi serinya. Tapel memiliki bibir yang tebal dan
pipi yang bulat, digambarkan dengan cara menarik garis yang melengkung dan
membentuk spiral. Hidung besar sedikit pesek, dengan mata yang belo. Tapel juga
memiliki kelopak mata yang lebar dan alis mata yang tebal. Porsi wajah bagian atas ini
memiliki posisi yang lebih menonjol dalam ukiran Bali. Lalu bagian bawahnya, berupa
lidah yang menjulur, disertai dengan sulur dedaunan yang disebut sebagai Pipid atau
pidpid. Pipid dalam bahasa Bali berarti daun pakis Boston. Sulur pipid ini biasanya
dibuat bertingkat 3 – 4 jenjang. Sebagai tambahan, beberapa motif hias karang tapel yang
disebutkan dipergunakan pada arsitektur bangunan Bali : Pepalihan, pada bagian tengah
di keempat sisi pada bagian paling dasar di atas tepas hujan. Pada motif hias ukir-ukiran
padmasana, Karang Tapel, yang pada bagian bawahnya dikombinasikan dengan motif
Karang Simbar, yang juga menghiasi bagian sudut bangunan.

2. Makna Simbolis Motif Karang Tapel

Kekarangan sebagai simbol kepercayaan, Agama Hindu selalu identik dengan


penampilan mitologi-mitologi makhluk khayalan dalam merepresentasikan ketuhanan
mereka. Makhluk khayalan tersebut biasanya selalu dikaitkan dengan alam maupun
binatang dengan sifat yang dianggap cocok untuk menjadi simbol dari yang diinginkan.
Karang tapel menandakan bahwa badan kita sesungguhnya sesuatu yang tidak kekal.
Janganlah kecantikan, ketampanan masa muda menghalangi tujuan manusia yang
sesungguhnya. Namun demikian bukan berarti kita mengabaikan badan ini tetapi
bersukurlah bahwa melalui badan ini manusia mampu mengetahui baik dan buruk.
Sarasamuscaya sloka 2 menyebutkan:

Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang
subhasubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma ikang asubhakarma,
phalaning dadi wwang.

Terjemahan:

Diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah, yang
dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik,
segala perbuatan yang buruk itu; demikianlah gunanya menjadi manusia.

Dari penjelasan diatas menjelaskan bahwa dalam pemberian motif kekarangan memiliki
maksud dan tujuan, baik berupa pesan kepada penghuninya, konstruksi, naupun mampu
sebagai identitas sosial dari penghuninya, walaupun pembahasan makna motif
kekarangan tidak semua dilengkapi namun hal diatas setidaknya mampu memberikan
gambaran yang sama dengan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai