Anda di halaman 1dari 3

Motif Yogyakarta ini merupakan motif khas tradisional Jawa yang menggunakan nama kerajaan yang berkembang di wilayah

tersebut. Kerajaan Ngayogyakarta yang masih tetap eksis sampai saat ini, walaupun sekarang menjadi salah satu wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Kerajaan Yogyakarta ini merupakan kelanjutan dari kejayaan masa silam Kerajaan Mataram Islam dengan hasil seni budayanya yang sangat maju, baik berupa ukir, batik, keramik atau hasil budaya yang lain. Watak masyarakat Yogya mewakili watak masyarakat Jawa pada umumnya yang mengutamakan nilai moral yang tinggi berupa sopan santun, unggah ungguh dan budaya toleransi antar sesama, gotong royong, saling menghormati sesama manusia yang cukup kental dalam tata kehidupan kesehariannya. Motif Yogyakarta ini terkenal dengan nama ukiran perak Yogya. Bentuk motif ini mengambil contoh dari unsur daun pakis. Ukiran daun pokok berelung-relung, lemah gemulai dengan bentuk daun cembung dan cekung yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya. Bunga yang mekar ini memberikan simbol seorang gadis muda yang sedang mekar-mekarnya dan melambangkan pula masa awal perkembangan menuju suatu kemajuan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang haruslah punya cita-cita yang tinggi untuk meraih masa depan yang cerah.

Motif Yogyakarta umunya berbentuk daun pakis .yakni Ukiran daun pokok berelung relung lemah gemulai dengan daun cembung dan cekung

yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya.dan oleh karena itu ukiran jogjakarta juga disebut ukiran perak jogja.
Benangan merupakan bentuk unsur ukiran yang berfungsi memperindah motif ukiran secara keseluruhan. Benangan alurnya mengikuti ritme yang ada pada setiap motif ukiran. Alur ini sangat variatif sekali dengan bentuk kelenturan sesuai dengan karakter daun pokok yang diikutinya. Hampir setiap motif ukiran tradisional Jawa, benangan selalu hadir menyertainya. Benangan dapat dimulai dari pangkal (bagian bawah) daun pokok sampai dengan ujung atas dari daun pokok tersebut. Benangan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a. Benangan timbul yaitu benangan yang kelihatan timbul ke atas atau dengan kata lain bentuk itu lebih condong berbentuk cembung, seperti terlihat pada gambar yang diberi kode a. b. Benangan garis yaitu bentuk benangan yang di bagian tengahnya lebih kelihatan berbentuk cekung. Kecekungan atau kecenderunganm menjorok ke dalam sangat terlihat jika dibandingkan dengan bagian disebelahnya yang termasuk dalam satu trap suatu dataran. Contoh benangan garis dapat dilihat pada gambar di atas dengan kode b.

Pecahan merupakan nama dan bentuk pada bagian motif ukiran, baik yang berupa suatu pahatan berbentuk garis maupun bentuk pahatan yang menyobek tepi pahatan batas ukiran. Pecahan memang mempunyai arti memecah antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dalam satu bentuk objek ukiran. Pecahan dalam istilah ukiran tradisional Jawa dapat dibagi menjadi 2 macam. Pecahan tersebut adalah:
y

PECAHAN GARIS, yaitu suatu pahatan yang berbentuk garis pada ukiran daun, bentuk dan alurnya mengikuti kemana arah ukiran daun tersebut menjalar. PECAHAN CAWEN, yaitu bentuk pahatan yang menyobek tepi batas ukiran daun.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di atas, yang masing-masing menunjukkan bentuk pecahan garis dan pecahan cawen.

Anda mungkin juga menyukai