[Document subtitle]
Abstract
[Draw your reader in with an engaging abstract. It is typically a short summary of the document.
When you’re ready to add your content, just click here and start typing.]
km2 (24,35 persen), dan Denpasar Barat dengan luas wilayah sebesar 24,13 km2 (18,88 persen).
Kecamatan dengan wilayah terkecil yaitu Kecamatan Denpasar Timur dengan luas wilayah 22,54 km2
(17,64 persen) (Ciptakarya PU Denpasar, 2016)
Batas wilayah Kota Denpasar berbatasan dengan Kabupaten Badung sebelah Utara, Barat dan Selatan
sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok, secara rinci batas
wilayah Kota Denpasar antara lain:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Mengwi dan Abiansemal (Kabupaten Badung).
b. Sebelah Timur : Kecamatan Sukawati (Kabupaten Gianyar) dan Selat Badung.
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kuta Selatan (Kabupaten Badung) dan Teluk Benoa.
d. Sebelah Barat : Kecamatan Kuta Utara dan Kuta (Kabupaten Badung).
Menurut letak geografis Kota Denpasar berada diantara 08 35’ 31”–08 44’ 49” Lintang Selatan dan
115 10’ 23”–115 16’ 27” Bujur Timur.
Rencana struktur ruang wilayah Kota terdiri dari Sistem Pusat Pelayanan Kota dan Sistem Prasarana
Kota. Sistem pusat-pusat pelayanan kota terdiri dari: Pusat Pelayanan Kota; Sub Pusat Pelayanan Kota;
dan Pusat Lingkungan.
Pusat pelayanan kota terdiri dari:
a. Pusat-pusat pelayanan kegiatan sosial ekonomi dan pemerintahan dengan skala pelayanan wilayah
terdiri dari:
- Kawasan sekitar Niti Mandala sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala wilayah.
- Kawasan sekitar Sanglah sebagai pusat kegiatan ekonomi, pendidikan tinggi dan pelayanan
kesehatan skala wilayah.
- Kawasan sekitar terminal Ubung sebagai pusat transportasi penumpang antar wilayah Tipe B.
- Kawasan Pelabuhan Benoa sebagai pusat transportasi laut antar wilayah dan internasional.
- Kawasan perdagangan dan jasa skala wilayah di sepanjang Jalan Ngurah Rai, Jalan Gatot Subroto
dan Jalan Mahendradata.
- Kawasan pariwisata Sanur sebagai kawasan khusus pariwisata.
b. Pusat-pusat pelayanan kegiatan sosial ekonomi dan pemerintahan yang melayani
seluruh wilayah kota yang tersebar di Bagian Wilayah Kota (BWK) tengah terdiri dari:
- Kawasan cathus patha agung Kota Denpasar dan sekitar jalan Gajah Mada sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa, sosial, budaya, pemerintahan dan kawasan heritage.
- Kawasan Niti Praja Lumintang sebagai kawasan pemerintahan.
- Kawasan sekitar koridor Jalan Teuku Umar, Jalan Dewi Sartika, Jalan Diponegoro, Jalan
Setiabudi, Jalan Cokroaminoto, Jalan Surapati, Jalan Hayam Wuruk, Jalan WR. Supratman, Jalan
Gunung Agung dan Jalan Letda Tantular.
- Kawasan Ubung sebagai pusat kegiatan perdagangan dan terminal kargo.
- Kawasan Kreneng dan Jalan Kamboja sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa,pendidikan
dan olah raga.
Sub Pusat Pelayanan Kota terdiri dari pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi dan pemerintahan yang
melayani skala kecamatan atau BWK, terdiri dari:
a. Sub Pusat Pelayanan Kota di BWK Utara dikembangkan di Kawasan Ubung Kaja.
b. Sub Pusat Pelayanan Kota di BWK Timur dikembangkan di Kawasan di sekitar Jalan WR.
Supratman, Kelurahan Kesiman Kertalangu.
c. Sub Pusat Pelayanan Kota di BWK Selatan dikembangkan Kawasan di sekitar Jalan Diponegoro,
Kelurahan Sesetan.
d. Sub Pusat Pelayanan Kota di BWK Barat dikembangkan di Kawasan sekitar Jalan Gunung Agung
dan Jalan Mahendradata, Desa Tegal Kertha.
luas lahan terbuka akibat pesatnya pembangunan diduga ikut berpartisipasi untuk menyumbang
banjir. Oleh karenanya budaya bersih dan peran serta masyarakat kota perlu selalu dikedepankan.
4. Peraturan atau Regulasi dipandang sangat strategis dalam mengelola persoalan tata ruang
mendatang. Penegakan peraturan merupakan perangkat penting dan perlu dalam tertib
pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan seperti misalnya ijin prinsip, ijin
mendirikan bangunan, ijin fungsi bangunan, ijin usaha, dan lainnya. Konflik pemanfaatan ruang
yang terjadi antara pemerintah provinsi dan kota sangat dilandasi oleh karena kepentingan dan
Hasil penelitian jumlah penumpang perhari selama enam bulan belum menunjukkan peran yang
optimal dari keberadaan transportasi publik “Trans Sarbagita” Isu Strategis 1 Tahun 2016
Kelompok Akhli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar 5 kebutuhan. Peraturan seharusnya
menjadi panglima dan bukan didegradasi. Lemahnya institusi dalam penegakan peraturan apalagi
ditimpali dengan pembiaran akan bermuara pada pelanggaran tata ruang. Indikasi pelanggaran
telah dirasakan khususnya pada daerah-daerah perbatasan kota dengan kabupaten. Lihatlah
batasan jalur hijau yang telah diketok palu nyatanya dimanfaatkan untuk bangunan gedung
beraneka fungsi. Pembiaran tersebut akan menjadi preseden buruk dalam pembangunan
mendatang. Persoalan mendatang dalam tata ruang bukan saja pada tataran masyarakat dengan
pemerintah, tapi juga antara pemerintah dengan swasta dan juga bahkan dengan pemerintah.
Ide Solusi Perencanaan Kota Denpasar
Dari sekian permasalahan tata ruang yang dibahas di atas, permasalahan ini memiliki konvergensi
menuju masalah hilangnya ruang alam dan lingkungan hijau. Permasalahan ini memiliki dampak secara
tidak langsung pada terkikisnya beberapa budaya bali seperti sistem irigasi subak yang mulai menghilang
akibat sebagian besar lahan pertanian di Denpasar telah hilang akibat alih fungsi lahan yang cukup cepat
untuk pembangunan unit villa dan hotel untuk meningkatkan fasilitas pendukung pariwisata.
Oleh karena itu solusi perencanaan dengan mengangkat konsep Green City memiliki ketepatan
penyelesaian bagi kota Denpasar kedepannya untuk membantu memberikan suasana segar bagi penduduk
kota. Green City pada awalnya sempat berusaha diterapkan di Denpasar sebagai bentuk Gerakan
pemberdayaan masyarakat Ajeg Bali dan Bali Clean and Green, tetapi ketidakseriusan pemerintah dalam
menjalankan gerakan ini dan kurangnya inisiasi dari berbagai pihak menyebabkan penerapan konsep
Green City terhambat hingga saat ini. Urban farming menjadi salah satu penerapan utama dari
pelaksanaan konsep Green City. Untuk sampel analisa, diambil sebagian ruas jalan Bypass I Gusti
Ngurah Rai yang merupakan jalan arteri bertipe 4/2 D yang memiliki status jalan Nasional yang memiliki
koneksi langsung dengan pusat kegiatan bisnis.
Dari gambar di atas, sedikit dijelaskan beberapa masalah dan potensi yang terdapat pada Kota
Denpasar dari segi arsitektural, beberapa masalah dan potensi tersebut kemudian dapat dikembangkan dan
diangkat ke tingkat wilayah karena dari sampel yang diambil, masalah yang dialami juga terjadi di
berbagai wilayah di Kota Denpasar diantaranya adalah, kurangnya ruang terbuka hijau yang cukup
konsisten di daerah ini, selain itu tingginya kepadatan bangunan dan kurangnya ruang terbuka publik
menjadikan lingkungan Kota Denpasar terasa sesak. Kota Denpasar memiliki beberapa area terbuka
publik, tetapi jumlah keseluruhan fasilitas ini sangatlah minim, yang menyebabkan sedikitnya interaksi
masyarakat dengan kota selain karena pekerjaan dan kegiatan bisnis. Penerapan konsep Kota Hijau dapat
memberikan harapan bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan lingkungan kota dengan penyediaan
layanan ruang terbuka hijau secara langsung dan atau dengan menerapkan konsep urban farming pada
bangunan untuk membantu memberikan kesan sejuk bagi keseluruhan lingkungan kota. Green City/ Kota
Hijau memiliki beberapa kriteria yaitu pembangunan yang sesuai dengan peraturan perundang –
undangan, terdapat konsep zero waste dan zero run-off yang bisa diterapkan dengan pengdadaan layanan
akan mampu menangani kasus banjir yang seringkali terjadi di berbagai kawasan di Kota Denpasar
(Monang Maning, Panjer, Peguyangan), selain itu pembangunan infrastruktur hijau dan bangunan hijau
akan mampu memberikan udara yang sejuk serta penurunan tingkat kebisingan bagi penduduk kota selain
dari penyediaan ruang terbuka hijau.
Gambar 9. Garis Langit dan Pemanfaatan Lahan Area Sanur, Denpasar
Sumber: Pribadi
Daftar Pustaka
BPS Kota Denpasar. 2020. Statistik Daerah Kota Denpasar 2020. Percetakan Arysta Jaya. Denpasar
Salain, Rumawan. 2016. Persoalan Tata Ruang Kota Denpasar Mendatang. Isu Strategis 1 Tahun 2016
Kelompok Akhli Pembangunan Kota Denpasar. 1-5