Anda di halaman 1dari 18

1

KAJIAN INDENTIFIKASI TIPOLOGI


KOTA DENPASAR

Sartika1, Trisnaldi2, Ridlwansyah3, Novanty4, Maharani5


Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
E-mail: nicolakurnia@gmail.com

ABSTRAK

Secara administratif, Kota Denpasar terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu, Kecamatan


Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Utara, dan Kecamatan
Denpasar Barat. Setiap wilayah kecamatan di Kota Denpasar pun memiliki karakteristik yang
berbeda, ada yang pesisir, persawahan, perkebunan, hingga yang hanya diisi hunian padat.
Hal ini yang menjadi dasar pemilihan Kota Denpasar sebagai studi kasus dalam mengkaji
tipologi kawasan kota. Kota Denpasar dinilai sangat tepat untuk diidentifikasi tipologinya
karena wilayah ini sangat kental akan arsitektur lokal pada setiap aspeknya. Metode yang
digunakan dalam menyusun kajian ini berupa metode literatur dengan cara mengumpulkan,
mengidentifikasi, serta mengelola data tertulis yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai
input dalam proses analisa. Pengumpulan dilakukan dengan cara kompilasi data yang
diperoleh dari referensi-referensi seperti karya ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun
referensi lainnya yang mendukung pembuatan kajian ini. Setelah dilakukannya proses
identifikasi, didapat hasil bahwa setiap bangunan yang ada di Kota Denpasar ini sangat kental
akan arsitektur Bali. Selain itu taman dan patung-patung yang ada di Kota ini juga sarat akan
makna serta identik dengan budaya dan tradisi Bali.
Kata kunci: Arsitektur Bali, Kota Denpasar, Kecamatan, Taman, Patung.

1. PENDAHULUAN

Sebagai ibu kota Provinsi Bali, Kota Denpasar menjadi daerah terpadat dibandingkan
dengan 8 kabupaten lainnya. Walau begitu, kepadatan di Kota Denpasar berbeda-beda bila
dilihat pada masing-masing kecamatannya. Kota Denpasar ini memiliki luas wilayah 127,78
km2 atau sekitar (2,27%) dari luas wilayah Provinsi Bali. Secara administratif, Kota Denpasar
terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Timur,
Kecamatan Denpasar Utara, dan Kecamatan Denpasar Barat.

Masing-masing kecamatan ini nantinya terbagi lagi dalam administratif kelurahan dan
desa. Setiap wilayah kecamatan di Kota Denpasar pun memiliki karakteristik yang berbeda,
2

ada yang pesisir, persawahan, perkebunan, hingga yang hanya diisi hunian padat. Hal ini yang
menjadi dasar pemilihan Kota Denpasar sebagai studi kasus dalam mengkaji tipologi kawasan
kota. Dalam kajian ini, masalah yang dijadikan fokus dalam bahasan berupa mengidentifikasi
tipologi bangunan-bangunan yang berada di kawasan pariwisata dan elemen-elemen yang ada
di kawasan alun-alun Kota Denpasar.

2. KAJIAN LITERATUR

Pada fokus bahasan kajian ini, akan lebih mengacu pada pembahasan tentang tipologi
bangunan-bangunan yang ada di kawasan pariwisata di Bali, seperti bangunan hotel, gedung,
ataupun bangunan publik lainnya yang memiliki nilai-nilai arsitektural. Pada unsur sosok
bangunan, sebuah bangunan diharuskan menerapkan konsep Tri Angga hingga ke bagian
terkecil dari bangunan. Konsep Tri Angga ini berarti 3 bagian tubuh manusia yaitu utama
Angga (kepala), Madya Angga (badan), dan Nista Angga (kaki) yang harus diterapkan secara
menyeluruh pada bangunan. (Werdantara et al., 2020).

Kemudian, untuk pembangunan yang dimaksud ialah pendirian bangunan gedung yang
tidak semata-mata dilakukan untuk menunjang aspek kehidupan, tetapi juga tidak terlepas dari
seni dan budaya Bali berdasarkan fungsi kultural dan fungsi arsitektural. Sehingga Pemerintah
Daerah Kota Denpasar menerapkan aturan yang mewajibkan bangunan-bangunan di sepanjang
jalan di Kota Denpasar menggunakan arsitektur bangunan bernuansa Bali sebagai cerminan
ciri khas budaya Bali yang berlandaskan ajaran Tri Hita Karana. Tujuannya antara lain untuk
menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam melakukan pembangunan khususnya
bangunan gedung di Provinsi Bali. (Pratama & Suardita, 2018).

Selain kawasan permukiman, ada juga kawasan alun-alun yang di dalamnya terdapat
beberapa elemen. Elemen-elemen tersebut dapat berupa taman dan bentuk visual seni berupa
patung sebagai penghias ataupun penanda pada kawasan tersebut. Keberadaan taman pada
sebuah perkotaan memiliki fungsi ekologis dan sosialis yang cukup tinggi, dimana keberadaan
taman kota dapat membantu mereduksi polusi udara yang ada di kota serta dapat digunakan
sebagai wadah dalam menciptakan interaksi sosial hingga membentuk budaya sehat bagi
masyarakat perkotaan.

Seperti yang dijelaskan (Mahendra & Dwijendra, 2022) yang membahas tentang
fasilitas taman Kota Lumintang yang mengusung eksotisme sehingga terlihat berbeda dari
taman kota lain yang terdapat di Bali, berbagai macam tingkatan sosial dan masyarakat muncul
bersama-sama memakai area taman kota ini untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan,
hingga menciptakan ruang serta area yang secara arsitektur dapat ditelusuri, bagaimana taman
kota ini mampu merespon pertumbuhan Kota Denpasar. Maka dari itu, pentingnya akan
kebutuhan open space di Kota Denpasar membuat pemerintah Kota Denpasar mulai melakukan
restorasi terhadap taman dalam penerapan green planning and design sebagai penyeimbang
pembangunan untuk menjaga kesehatan lingkungan.

Selain itu, patung-patung yang ada di taman ataupun tempat-tempat umum lainnya juga
dapat menginterpretasi terhadap suatu obyek arsitektur bertujuan untuk menjelaskan sebuah
obyek dan mencari arti yang lebih luas seperti edification atau transformation. Interpretasi
3

dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti dalam mengamati aturan fisik, budaya, seni,
kepercayaan dan sebagainya. Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama dan
kepercayaan ke dalam bentuk-bentuk ragam hias ditampilkan sebagai patung, relief, dan
rerajahan yang digunakan dalam bangunan sebagai pelengkap, peralatan dan sarana upacara
keagamaan. (Kusumowati & Prajnawrdhi, 2017).

3. PEMBAHASAN

Pada awalnya, kota Denpasar sempat menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Badung.
Dalam sejarahnya, wilayah Denpasar dulunya merupakan sebuah taman. Hal tersebut sesuai
dengan nama Denpasar yang berasal dari dua kata, yaitu “den” yang berarti utara dan “pasar”
yang berarti pasar. Nama ini diberikan pada taman tersebut mengingat lokasinya yang terletak
di utara pasar. Kemudian, Kota Denpasar ini ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Bali pada
tanggal 23 Juni 1960.

Kota Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan,


pusat industri, dan juga pusat pariwisata. Untuk pembagian tata ruang Kota Denpasar ini dapat
dilihat pada gambar yang tertera di bawah ini:

Gambar 1. Peta Tata Ruang Kota Denpasar


4

Kota Denpasar ini merupakan sebuah kota besar dengan luas sekitar 127,78 km2, maka
kepadatan penduduk di Kota Denpasar ini sekitar 5.686 jiwa/km2. Dapat diketahui bahwa kota
ini merupakan daerah tingkat dua dengan luas wilayah terkecil di provinsi Bali. Dari luas
tersebut, Kota Denpasar ini terbagi menjadi 4 kecamatan. Keempat kecamatan tersebut
tentunya memiliki sejarahnya sendiri, berikut penjelasannya:

A. Kecamatan Denpasar Timur

Gambar 2. Bagian Kecamatan Denpasar Timur

Kecamatan Denpasar timur merupakan kecamatan terkecil yang hanya memiliki luas
22,31 km2 atau 17,46%. Jumlah penduduk pada kecamatan ini diperkirakan mencapai 128.503
jiwa. Dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduknya, maka kepadatan penduduk di
Kecamatan Denpasar Timur mencapai 5.760 jiwa/km2.

Kecamatan Denpasar Timur berada di sisi timur dari Kota Denpasar yang sebelah
utaranya berbatasan dengan Kecamatan Denpasar Utara dan Desa Jagapati Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung. Pada sebelah timur kecamatan ini berbatasan dengan Desa
Batubulan Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar, dan sebelah selatan berbatasan dengan
Selat Bali dan Kecamatan Denpasar Selatan. Kemudian pada sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Denpasar Barat dan Kecamatan Denpasar Utara. Pada sebagian wilayah Kecamatan
Denpasar Timur ini masuk ke dalam jalur hijau dan sawah lahan basah yang masih
dipertahankan menjadi daerah pertanian yang sejuk di Kota Denpasar.

Setelah adanya pemekaran kecamatan, maka pada kecamatan ini terbagi menjadi 4
kelurahan dan 7 desa di dalamnya. Kelurahan pada kecamatan ini meliputi Kelurahan Dangin
Puri, Kelurahan Sumerta, Kelurahan Kesiman, Kelurahan Penatih. Untuk desa pada wilayah
ini meliputi Desa Penatih Dangri, Desan Dangin Puri Kelod, Desa Sumerta Kelod, Desa
Sumerta Kauh, Desa Sumerta Kaja, Desa Kesiman Kertalangu, dan Desa Kesiman Petilan.

Pada Kecamatan Denpasar Timur ini, terdapat sebuah bangunan serta patung yang
memiliki nilai karakteristik yang sangat tinggi. Bangunan dan patung tersebut adalah Museum
Bali Denpasar serta Patung Titi Banda. Berikut penjabaran terkait Museum Bali dan Patung
Titi Banda:
5

• Museum Bali Denpasar


Museum Bali Denpasar ini terletak pada Jalan Mayor Wisnu No. 1, Dangin Puri,
Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Museum ini dibangun untuk menjaga serta melestarikan
peninggalan budaya Bali. Bangunan ini terletak pada satu kawasan dengan Rumah Jabatan
Gubernur Bali, Kantor Wali Kota Denpasar, dan Pura Agung Jagatnatha. Pencetus berdirinya
bangunan ini adalah W.F.J Kroon (1909-1913) yang merupakan seorang Asisten Residen Bali
Selatan yang sekaligus sebagai arsiteknya.
Karakteristik bangunan pada museum ini dirancang dengan gaya khas puri atau
kerajaan di Denpasar. Konsep pura diimplementasikan pada bentuk atap bangunan serta
material yang digunakan, sedangkan konsep puri diterapkan dengan adanya Bale Bengong dan
Taman Beji. Museum Bali ini memiliki tiga buah halaman yang dimana masing-masing dari
halaman tersebut dibatasi dengan tembok dan gapura sebagai pintu masuk. Terdapat tiga
paviliun yang berfungsi untuk memamerkan koleksi, di antaranya yaitu :
o Paviliun Tabanan

Gambar 3. Paviliun Tabanan

Paviliun Tabanan merupakan paviliun yang terletak paling utara di Museum Bali
Denpasar. Paviliun ini dirancang dengan menggunakan konsep arsitektur Bali Selatan.
Karakteristik yang menarik pada bangunan ini terletak pada bagian atap yang bersusun dua
dengan menggunakan material ijuk. Ijuk adalah salah satu material penutup atap yang terbuat
dari tanaman aren. Konsep fasad pada paviliun ini mengekspos bata merah sebagai material
dindingnya. Kedua material tersebut mampu memberikan kesan alami serta sederhana pada
sebuah bangunan.
6

Gambar 4. Beji

Tepat di depan Paviliun Tabanan terdapat Beji yang difungsikan sebagai tempat
pemandian keluarga raja, sedangkan pada sisi barat laut terdapat Balai Bengong yang dulunya
difungsikan sebagai tempat istirahat keluarga raja.
o Paviliun Buleleng

Gambar 5. Paviliun Buleleng

Paviliun Buleleng adalah paviliun pertama yang akan ditemui apabila masuk melalui
pintu masuk ke arah utara. Karakteristik arsitektur pada Paviliun Buleleng ini menggunakan
gaya bangunan tradisional dari Bali Utara, dengan adanya Patung Singa Ambara Raja yang
terletak di atas Saka Tunggah di tengah bangunan yang merupakan ciri khas dari Paviliun
Buleleng. Sama halnya dengan Paviliun Tabanan, pada bangunan ini bahan material yang
digunakan pada atap berupa ijuk. Pada bagian depan bangunan dihiasi oleh beberapa pilar
dengan ukiran khas Bali, sehingga memiliki perbedaan yang cukup kontras dengan bangunan
sebelumnya.
o Paviliun Karangasem
7

Gambar 6. Paviliun Karangasem

Paviliun Karangasem merupakan paviliun yang terletak di sisi utara Paviliun Buleleng.
Menggunakan konsep arsitektur khas Bali Timur yang menyerupai tempat raja dalam
menerima tamu (Bale Penangkilan/Bale Panjang). Terdapat Patung Cili, Patung Men Crayut
serta Patung Pan Brayut yang melambangkan kesuburan.
Pada ketiga paviliun tersebut terlihat jelas bagian kaki, badan, dan kepala bangunannya.
Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Werdantara, Prajnawrdhi, dan Muktiwibowo
dalam jurnalnya yang menjelaskan pada unsur bangunan harus menerapkan konsep Tri Angga
hingga ke bagian terkecil dari bangunan. Konsep Tri Angga ini berarti 3 bagian tubuh manusia
yaitu utama Angga (kepala), Madya Angga (badan), dan Nista Angga (kaki) yang harus
diterapkan secara menyeluruh pada bangunan.
• Patung Titi Banda
Bali merupakan darah yang masih mengunggulkan nilai kesenian salah satunya
merupakan seni ukir patung. Hampir di setiap persimpangan jalan di Bali, khususnya pusat
Kota Denpasar terdapat patung-patung yang berdiri di tengahnya. Patung Titi Banda
merupakan salah satu patung yang memiliki nilai seni yang tinggi, serta berada pada posisi
yang strategis.

Gambar 7. Patung Titi Banda


8

Patung ini berada di Kesiman, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Terletak pada pertigaan
yang menghubungkan tiga arah jalan. Pada sisi timur dari arah Klungkung dan Karangasem,
sisi utara dari Gianyar, dan sisi selatan dari arah Sanur. Patung ini di tempatkan pada
Kecamatan Denpasar Timur karena berdekatan dengan desa Budaya Kertalangu yang berada
pada batas paling timur dan seolah menyapa warga yang datang dari arah timur Bali yang akan
memasuki wilayah Kota Denpasar.
Patung ini didesain dengan konsep pendekatan budaya yang memiliki ketinggian 10 m.
Patung Titi Banda selesai dikerjakan pada Desember 2014. Karakteristik pada patung ini sangat
memperhatikan bentuk yang sangat detail serta sangat identik dengan budaya dan tradisi Bali.
Patung Titi Banda menggambarkan tokoh “Sang Rama” yang melatarbelakangi terbentuknya
agama Hindu serta terdapat sejumlah pasukan kera. Hal ini selaras dengan pemaparan
Kusumowati dan Prajnawrdhi dalam jurnalnya yang menjelaskan bahwa penerapan nilai-nilai
yang terkandung dalam ajaran agama dan kepercayaan ke dalam bentuk-bentuk ragam hias
dapat ditampilkan sebagai patung.
B. Kecamatan Denpasar Barat

Gambar 8. Bagian Kecamatan Denpasar Barat

Kecamatan Denpasar Barat memiliki luas 24,06 km2 atau 18.83%. Jumlah penduduk di
kecamatan ini sebanyak 207.325 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Denpasar Barat
mencapai 8.617 jiwa/km2. Jika dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduknya, maka dapat
dipastikan bahwa kawasan terpadat terletak di kecamatan ini.
Pada wilayah Denpasar Barat ini didominasi oleh kelas menengah-bawah. Di sini juga
ada perumnas tertua di Bali, yang bernama Perumnas Monang Maning. Pada zaman dahulu,
kawasan ini hanya berisi semak-semak belukar dan sawah kering, seiring berjalannya waktu
kawasan ini sudah menjadi kawasan padat penduduk karena dibangun banyak perumahan.
Banyak developer membangun kawasan perumahan pada daerah ini.
Selain jadi pusat hunian, Denpasar Barat juga menjadi salah satu pusat jasa dan
perdagangan. Bangunan-bangunan yang di peruntukan untuk umum seperti Universitas
Udayana, RSUP Prof. Ngoerah (Sanglah), pusat perbelanjaan seperti Matahari Mall, Robinson,
9

Ramayana, dan pertokoan sepanjang Jalan Diponegoro, Jalan Hasanuddin, hingga Pasar
Badung dan Kumbasari semuanya ada di Denpasar Barat.
Di Kecamatan ini terdapat 3 kelurahan dan 8 desa. Untuk kelurahan meliputi Kelurahan
Dauh Puri, Kelurahan Padang Sambian, dan Kelurahan Pemecutan. Sedangkan untuk desa
meliputi Desa Dauh Puri Kangin, Desa Puri Kauh, Desa Dauh Puri Klod, Desa Padangsambian
Klaja, Desa Padangsambian Klod, Desa Pemecutan Klod, Desa Tegal Harum, dan Desa Tegal
Kerta. Kecamatan Denpasar Barat juga bersebelahan dengan Kabupaten Badung, sehingga
masyarakatnya banyak yang bekerja di Nusa Dua, Jimbaran, Kuta, Seminyak, dan Canggu.
Pada Kecamatan Denpasar Barat ini terdapat patung yang memiliki nilai seni cukup
tinggi, yaitu Patung Puputan Badung, berikut penjelasannya:

• Patung Puputan Badung

Gambar 9. Patung Puputan Badung

Patung Puputan Badung terletak di sisi utara Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah
Made Agung yang dahulunya merupakan tempat terjadinya Perang Puputan Badung pada
Tahun 1906 saat Belanda menyerbu Denpasar. Lokasinya tepat berada pada titik nol kilometer
Denpasar.
Patung Puputan didirikan oleh pemerintah pada 12 November 1997 dengan tujuan
sebagai pengingat sejarah. Patung ini memiliki tinggi sekitar 5 m yang bagian atasnya terdapat
dua orang patung dewasa yang terdiri dari perempuan, laki-laki, dan anak dengan memegang
tombak dan keris dengan berpakaian serba putih, sedangkan pada bagian bawah dikelilingi oleh
kolam ikan serta terdapat juga air mancur. Kata puputan menurut bahasa Bali memiliki arti
pertempuran habis-habisan.
10

Dalam patung ini terkandung nilai-nilai yang masih terus dilestarikan hingga saat ini
oleh para raja-raja yang berkuasa, seperti nilai kesetiaan dan kepercayaan, nilai pembelaan
kebenaran, serta nilai kerja keras mencapai cita-cita. Patung ini menginterpretasi suatu obyek
arsitektur yang bertujuan untuk menjelaskan sebuah obyek dan mempunyai arti dan makna
yang luas dalam mengamati budaya, seni, dan kepercayaan, seperti yang dijelaskan oleh
Kusumowati dan Prajnawrdhi dalam jurnalnya.
C. Kecamatan Denpasar Selatan

Gambar 10. Bagian Kecamatan Denpasar Selatan

Denpasar Selatan merupakan kecamatan terluas. Luas daerah yang berhadapan dengan
pantai selatan Bali ini memiliki luas 49,99 km 2 atau 39,12%. Penduduk di Kecamatan Denpasar
Selatan mencapai 217.485 jiwa. Dari jumlah penduduk dan luas wilayahnya, kepadatan
penduduk di Kecamatan Denpasar Selatan ini hanya 4.351 jiwa/km 2.
Kecamatan ini terbagi menjadi 6 kelurahan dan 4 desa. Untuk kelurahan meliputi
Kelurahan Panjer, Kelurahan Pedungan, Kelurahan Renon, Kelurahan sanur, Kelurahan
Serangan, dan Kelurahan Sesetan. Untuk desa pada kecamatan ini meliputi Desa Pemogan,
Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh, dan Desa Sidakarya.
Meski memiliki wilayah paling luas, Denpasar Selatan bukanlah sebagai daerah yang
terpadat. Bahkan, kecamatan Denpasar Selatan bisa dikatakan sebagai daerah yang “paling
longgar” di Kota Denpasar dibandingkan dengan tiga kecamatan lainnya. Denpasar Selatan
merupakan wilayah pariwisata, sehingga banyak ditemukan hotel-hotel besar yang memiliki
lahan luas dan buka pusat hunian ataupun tempat tinggal utama bagi kelas menengah-bawah
urban.
Pada Kecamatan Denpasar Selatan ini terdapat hotel yang memiliki nilai arsitektur lokal
yang sangat kental dan taman yang dijadikan sebagai pusat kesenian dan pelestarian budaya
Bali, berikut pemaparannya:

• Tandjung Sari Hotel


11

Gambar 11. Tampak Depan Hotel Tandjung Sari

Hotel ini berlokasi di Jalan Danau Tamblingan No. 41, Sanur, Denpasar Selatan, Bali.
Hotel bintang 4 ini menawarkan tempat berlibur tepi pantai di sepanjang Pantai Sanur di Bali
dengan keindahan alamnya dan dipadukan dengan gaya arsitekturnya yang khas.
Tidak hanya terkenal dengan budaya dan pesona keindahan alamnya, pulau Bali juga
terkenal dengan keunikan arsitektur yang memiliki unsur ciri khas tersendiri. Hampir setiap
properti dan bangunan yang ada di pulau Bali memperlihatkan material yang kental dengan
nuansa yang alami. Keunikan serta ciri khas yang dimiliki oleh arsitektur Bali membuatnya
banyak digemari oleh masyarakat di luar pulau Bali baik di Indonesia, maupun macanegara
untuk diterapkan pada huniannya.
Hotel ini mengusung tema arsitektur lokal, hal ini terlihat dari konsep kamar yang
mengutamakan arsitektur Bali dengan penggunaan model pintu bernuansa etnik Bali sehingga
terlihat sangat kental akan budaya sekitar. Dua daun pintunya menggunakan bahan dari kayu
dan diberi warna coklat natural sehingga terlihat kontras pada tampilan keseluruhan bangunan.
Pada bagian atas, daun pintu yang dilengkapi dengan kusen ini bentuknya tidak lurus namun
berbentuk garis lengkung seperti kubah. Terdapat ukiran-ukiran pada bagian lengkung pintu
yang di dalamnya terkandung makna filsafat dan ajaran bagi setiap insan manusia khususnya
masyarakat Bali dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.
12

Gambar 12. Tampak Teras Hotel Tandjung Sari

Selain itu, ciri khas dari arsitektur Bali adalah konsep arsitektur yang memiliki harmoni
dengan lingkungan alam sekitar. Hotel Tandjung Sari ini menerapkan arsitektur yang memiliki
harmoni dengan alam, hal ini merupakan watak dasar dari konsep arsitektur Bali. Bangunan
hotel ini menggunakan material yang menonjolkan nuansa alam dan keindahan alami yang
terpancar dari penggunaan material kayunya.
Ciri khas ini terbentuk karena warga Bali yang menyukai keseimbangan alam. Konsep
Tri Hita Karana yang diusung oleh arsitektur Bali pada umumnya memiliki tiga unsur
penghubung keharmonisan bagi penghuni dari rumah yang akan dibangun. Tiga unsur tersebut
adalah keselarasan antara jiwa, raga, dan juga tenaga. Ketiga unsur tersebut diharapkan akan
menciptakan keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan
sesamanya, dan manusia dengan Tuhan.

Gambar 13. Tampak Depan Hotel Tandjung Sari

Hotel ini juga banyak mengekspos batu bata merah pada bagian depan bangunan.
Material pada arsitektur Bali ini banyak menggunakan material olahan berupa batu bata merah.
Selain itu, pada tampak depan kamar juga dihiasi dengan patung. Arsitektur Bali banyak
13

dipengaruhi oleh kebudayaan agama Hindu. Hal tersebut menyebabkan adanya beberapa unsur
Hindu yang menjadi ciri khas dari arsitektur Bali, sehingga membuat banyak bangunan di Bali
yang menggunakan karya pahatan maupun patung pahatan sebagai hiasan pada dinding
bangunan yang di peruntukan untuk umum maupun rumah-rumah masyarakatnya.
Selaras dengan penjelasan Pratama dan Suardita dalam jurnalnya yang menyatakan
bahwa untuk pembangunan yang dimaksud ialah pendirian bangunan gedung yang tidak
semata-mata dilakukan untuk menunjang aspek kehidupan, tetapi juga tidak terlepas dari seni
dan budaya Bali berdasarkan fungsi kultural dan fungsi arsitektural. Pemerintah Daerah Kota
Denpasar menerapkan aturan yang mewajibkan bangunan-bangunan di sepanjang jalan di Kota
Denpasar menggunakan arsitektur bangunan bernuansa Bali sebagai cerminan ciri khas budaya
Bali yang berlandaskan ajaran Tri Hita Karana. Tujuannya antara lain untuk menjamin
kepastian dan ketertiban hukum dalam melakukan pembangunan khususnya bangunan gedung
di Provinsi Bali.

Terlihat jelas pada tampak bangunan hotel ini sangat menerapkan arsitektur bangunan
bernuansa Bali sebagai cerminan dan ciri khas budaya setempat. Konsep Tri Hita Karana
terlihat jelas pada desain bangunan hotel ini, dimana desain hotel ini sangat mencerminkan
keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan sesamanya, dan
manusia dengan Tuhan. Selain itu, hotel ini juga mengusung konsep Tri Angga yang
merupakan konsep keseimbangan serta kelestarian alam. Hal tersebut membuat gaya arsitektur
Bali menerapkan adanya pembagian area atau zona dalam perencanaan arsitektur tradisional
Bali.

• Taman Werdhi Budaya Art Center

Gambar 14. Taman Werdhi Budaya Art Center

Taman Werdhi Budaya Art Center adalah sebuah tempat yang dijadikan sebagai pusat
kesenian dan pelestarian budaya Bali. Tempat ini berlokasi di Jalan Nusa Indah No. 1, Panjer,
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Gubernur pertama Bali, Ida Bagus Mantra merupakan
pendiri dari Taman Werdhi Budaya Art Center dan dirancang oleh arsitek termuka Bali yaitu
Ida Bagus Tugur.
Konsep yang digunakan pada bangunan ini berupa arsitektur pura dan istana kerajaan
Bali. Detail yang ditampilkan pada setiap sisi bangunan mencerminkan kebudayaan khas Bali.
Terdapat empat komplek pada area taman ini yang terdiri dari:
14

o Komplek Suci, meliputi:


▪ Pura Taman Beli
▪ Bale Selonding
▪ Bale Pepaosan

o Komplek Tenang, meliputi:


▪ Perpustakaan Widya Kusuma

o Komplek Setengah ramai, meliputi:


▪ Gedung Pameran Mahudara
▪ Gedung Kriya
▪ Studio Patung
▪ Wisnu Seni
▪ Wantilan

o Komplek Ramai, meliputi:


▪ Panggung Ardha
▪ Ksirarnawa
Ada banyak panggung yang digunakan untuk pertunjukan selama festival berlangsung
di taman ini. Berikut tampilan denah lokasi Taman Werdhi Budaya Art Center:

Gambar 15. Site Plan Taman Werdhi Budaya Art Center


15

Keterangan:
1. Gerbang selatan/tiket 13a. Gedung Kriya 25. Perpustakaan
masuk Panggung 26. Bale Pepawosan
2. Klenteng 14. Kala Raksa 27. Pura Dalem Pangulu
3. Klenteng 15. Gedung pameran utama 28. Bale Selonding
4. Ruang pertemuan dan 16. Bale Kambang 29. Kalangan Ayodya
kantin 17. Bale Gili 30. Jembatan Gajah Mina
5. Area parkir 18. Taman Udiyana 31. Candi Bentar
6. Jembatan menuju area Ratnalaya 32. Area parkir seniman
utara 19. Patung Giri Putri, 33. Panggung terbuka Ardha
7. Patung Kumbakarna Begawan Gangga, dan Dewi Candra
8. Wantilan Gangga Soma 34. Kalangan Angsoka
9. Ruang artis 20. Tugu 35. Kalangan Ratna Kanda
10. Rumah dinas 21. Menara air 36. Kantin
11. Sanggar patung 22. Cassten battery 37. Panggung Ksirarnawa
12. Bale Panjang 23. Power house 38. Panggung terbuka
13. Gedung Kriya 24. Arena anak Madya Mandala

D. Kecamatan Denpasar Utara

Gambar 16. Bagian Kecamatan Denpasar Utara

Luas Kecamatan Denpasar Utara mencapai 31,42 km 2 atau 24,59%. Jumlah penduduk
Kecamatan Denpasar Utara ini sebanyak 173.286 jiwa. Untuk kepadatan penduduk di
Kecamatan ini sebesar 5.515 jiwa/km 2. Kecamatan Denpasar Utara ini hampir sama dengan
Kecamatan Denpasar Timur, yang dimana ada sebagian wilayahnya masuk dalam jalur hijau,
dan sawah lahan basah yang masih sebagian dipertahankan jadi daerah pertanian yang sejuk di
Kota Denpasar.

Kecamatan Denpasar Utara ini memiliki 3 kelurahan dan 11 desa. Untuk kelurahan
meliputi Kelurahan Peguyungan, Kelurahan Tonja, dan Kelurahan Ubung. Sedangkan untuk
desa meliputi Desa Dangin Puri Kaja, Desa Dangin Puri Kangin, Desa Dangin Puri Kauh, Desa
Dauh Puri Kaja, Desa Peguyangan Kaja, Desa Peguyangan Kangin, Desa Pemecutan Kaja, dan
Desa Ubung Kaja.
16

Pada kecamatan ini terdapat taman yang berfungsi sebagai salah satu ruang terbuka
hijau yang letaknya berada tepat di kota Madya Denpasar. Berikut penjelasannya:

• Taman Lumintang

Gambar 17. Taman Lumintang

Taman Kota Denpasar atau sering dikenal dengan nama Taman Lumintang merupakan
salah satu ruang terbuka hijau yang ada di kota Madya Denpasar. Taman ini berlokasi di Jl.
Mulawarman, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Tempat ini digunakan
untuk berkumpulnya warga Denpasar khususnya warga yang tinggal di seputaran Denpasar
Utara. Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh warga sekitar yang ingin menghabiskan waktu
senggangnya sambil berolahraga atau sekedar bersantai.
Uniknya, pada akhir pekan di taman ini terdapat air mancur yang bisa menari. Air
mancur menari inilah yang menjadi daya tarik warga jika datang ke Taman Kota Lumintang.
Untuk bisa menikmati indahnya air mancur menari ini para pengunjung dapat datang pada
pukul 19.00-21.00 WITA. Selain itu, air mancur ini diterangi dengan berbagai macam lampu
warna-warni sehingga kelihatan semarak pada malam hari.
Walaupun taman kota Lumintang tidak terlalu besar, tetapi taman kota ini memiliki
fasilitas penunjang yang memadai. Jika ingin berjalan santai atau berlari-lari, di sini sudah
tersedia area jogging track yang mengelilingi lapangan. Uniknya lagi, jogging track ini bisa
digunakan pada malam hari, karena sudah ada lampu penerangan yang menerangi track ini.
Bagi masyarakat yang mengajak anak-anak, di area taman kota ini juga sudah
disediakan tempat bermain anak-anak. Apalagi di sudut lapangan terdapat sangkar burung yang
besar tentunya akan membuat anak-anak tertarik. Selain fasilitas tersebut, pemerintah setempat
juga menyediakan toilet, area parkir yang cukup luas, air minum gratis, dan bangku yang
digunakan untuk duduk santai.
Pohon-pohon yang menghijau di sekitar Taman Kota Lumintang membuat kawasan ini
benar-benar sejuk dan asri tentunya hawa udaranya bersih. Apalagi lapangan yang ada di taman
ini di tamani rumput yang menghijau, sangat pas digunakan untuk sekedar duduk-duduk
bahkan bisa berbaring menikmati birunya langit di tengah kota yang sibuk ini. Lapangan yang
hijau ini kerap digunakan untuk aktivitas yoga oleh warga setempat.
17

Penggunaan taman ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Mahendra dan Dwijendra
dalam jurnalnya yang sama-sama membahas tentang fasilitas taman Kota Lumintang yang
mengusung eksotisme yang berbeda dari taman kota lain yang terdapat di Bali, berbagai macam
tingkatan sosial dan masyarakat muncul bersama-sama memakai area taman kota ini untuk
melaksanakan berbagai macam kegiatan, hingga menciptakan ruang serta area yang secara
arsitektur dapat ditelusuri, bagaimana taman kota ini mampu merespon pertumbuhan Kota
Denpasar. Maka dari itu, pentingnya akan kebutuhan open space di Kota Denpasar membuat
pemerintah Kota Denpasar mulai melakukan restorasi terhadap taman dalam penerapan green
planning and design sebagai penyeimbang pembangunan untuk menjaga kesehatan
lingkungan.

4. KESIMPULAN

• Gaya arsitektur Bali sangat terlihat kental pada Museum Bali Denpasar dan Hotel
Tandjung Sari. Kedua bangunan tersebut menerapkan konsep Tri Angga yang
merupakan konsep keseimbangan serta kelestarian alam.
• Patung Titi Banda menggambarkan tokoh “Sang Rama” yang melatarbelakangi
terbentuknya agama Hindu sehingga memiliki karakteristik yang sangat
memperhatikan detail serta identik dengan budaya dan tradisi Bali sedangkan
Patung Puputan Badung dibuat sebagai pengingat sejarah yang nilai-nilainya masih
terus dilestarikan hingga saat ini.
• Taman Werdhi Budaya Art Center lebih digunakan sebagai pusat kesenian dan
pelestarian budaya Bali sedangkan Taman Lumintang digunakan untuk
berkumpulnya warga Denpasar khususnya warga yang tinggal di seputaran
Denpasar Utara.
18

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal:
Kusumowati, S. I. R., Prajnawrdhi, T. A. (2017). Bentuk dan makna arsitektur dan ornamen
monumen Bajra Sandhi. Seminar Nasional Arsitektur Dan Tata Ruang (SAMARTA).
Mahendra, I. G. I., & Dwijendra, N. K. A. (2022). Evaluasi penerapan Green City pada
Taman Kota Lumintang (Studi kasus : Taman Kota Lumintang Denpasar). RUAS:Review
of Urbanism and Architectural Studies. Volume 20 (1): 17 Mei 2022.
Pratama, I. P. A., & Suardita, I. K. (2018). Pengaturan tentang persyaratan arsitektur Bali
terhadap bangunan gedung di Kota Denpasar. Jurnal Ilmu Hukum. Volume 6 (4): 2018.
Werdantara, I. G. P. A., Prajnawrdhi, T. A., & Muktiwibowo, A. K. (2020). Kajian
arsitektur Bali pada tampilan bangunan komersial di koridor Jalan Danau Tamblingan,
Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan. RUANG-SPACE, Jurnal Lingkungan Binaan
(Space : Journal of the Built Environment). Volume 7 (2): 2 Oktober 2020.

Sumber Website/Internet:
Aryo (2022). Kecamatan di Denpasar Bali ini Bukan Terluas Tapi Terpadat, Dekat Sanur dan
Kuta, Kamu Tinggal di Sana?. Kecamatan di Denpasar Bali Ini Bukan Terluas Tapi
Terpadat, Dekat Sanur dan Kuta, Kamu Tinggal di Sana? - Denpasar (suara.com). di
Akses, Rabu, 4 Januari 2023.
Admin (2022). Museum Bali, Mengenal Pulau Dewata di Museum Tertua. Museum Bali,
Mengenal Pulau Dewata di Museum Tertua - Manusia Lembah. di Akses, Rabu, 4 Januari
2023.
Admin (2021). Titi Banda, Sebuah Mahakarya Patung dan Ikon Denpasar Timur. Titi Banda,
Sebuah Mahakarya Patung dan Ikon Denpasar Timur – Nusaweek. di Akses, Rabu, 4
Januari 2023.
Admin (2021). Mengenal Ciri Khas dari Arsitektur Bali. Blog | Rumahbali.id. di Akses,
Kamis, 5 Januari 2023.
Ruslan Wiryadi (2019). Site Plan of Denpasar Art Center. Site Plan of Denpasar Art Center
– Ubud Community. di Akses, Kamis, 5 Januari 2023.
Admin (2018). Tempat Wisata Taman Kota Lumintang Denpasar. Tempat Wisata Taman Kota
Lumintang Denpasar (longtripmania.org). di Akses, Jumat, 6 Januari 2023.

Anda mungkin juga menyukai