Ahmad Habibi1, Shofia Islamia Ishar, ST., MT., IAI2, Ardiansyah, ST., MT3
1
Mahasiswa, Program Studi Arsitektur, Universitas Bandar Lampung
2
Dosen, Program Studi Arsitektur, Universitas Bandar Lampung
3
Dosen, Program Studi Arsitektur, Universitas Bandar Lampung
Abstrak
Lampung merupakan Provinsi yang berdiri sejak 18 maret 1964 dan terletak dibagian Selatan pulau
sumatera. Ibukotanya terletak di Bandar Lampung. Provinsi ini memilki 2 Kota dan 13 Kabupaten.
Memiliki dua keturunan adat Lampung yaitu adat Saibatin dan Pepadun. Terdapat Taman Budaya
Lampung yang terletak di Kec. Tanjung Karang Pusat, tepatnya di jalan Cut Nyak Dien No.24.
Didapati hasil pernyataan 100 responden yang kurang memuaskan terhadap nilai karakter budaya
Lampung pada fasade bangunan di Taman Budaya Lampung. Tentunya hal ini dapat dipengaruhi
oleh kelayakan Taman Budaya Lampung, baik pada fasilitas maupun desain arsitektural yang
mencerminkan kebudayaan Lampung. Untuk membangun dan menjadikan kebudayaan yang
familiar dimasyarakat, perlunya desain yang sangat inpiratif dan sangat populer. berupa
perancangan yang modern dan kekinian namun tetap memasukan nilai kebudayaan Lampung.
Dengan Desain yang mengikuti zamannya dan terdapat makna mendalam pada masing-masing
bangunan tersebut terdapat pada tema Arsitektur kontemporer.
1
gogle eart, meninjau peraturan RTRW buruk yaitu pada pernyataan keindahan
Bandar Lampung, merinci keadaan tipologi fasade dan karakter budaya Lampung.
dan klimatologi. Data yang didapat dianalisis
dan diambil kesimpulan untuk melakukan 2. Data Tamu Atau Pengunjung Taman
perancangan desain. Budaya Lampung
Data berikut bertujuan untuk mengetahui
Kriteria penataan Taman Budaya Lampung profesi apakah yang memiliki rasa simpati
mengacu pada upaya penciptaan lingkungan terhadap kegiatan di Taman Budaya
Taman Budaya Lampung yang berkualitas Lampung. Dari data di bawah ini dapat
baik secara fisik, visual maupun fungsional dilihat bahwa profesi mahasiswa atau
yang bermuara pada aspek keberlanjutan pelajar mendominasi persentase kunjungan
lingkungan. Terdapat permasalahan utama terhadap kegiatan di Taman Budaya
dalam Taman Budaya Lampung saat ini yang Lampung.
menjadi acuan untuk direlokasi, yaitu:
1. Data Persepsi Responden
Data pernyataan responden ini didapat
dibulan september 2018. Perhitungan ini
diolah melalui data yang didapat dari 100
responden Taman Budaya Lampung.
3. Tidak tereksposnya Taman Budaya
Diantarannya pengunjung dari berbagai
Lampung
kalangan (mahasiswa, seniman, pelajar,
Letak Taman Budaya Lampung saat ini
warga sekitar dan sebagainnya).
berada di tengah-tengah lingkungan
Adapun rumus untuk mendapatkan
pemukiman penduduk dan tidak berada di
persentase rata-rata pernyataan sebagai
tepi jalan raya sehingga tidak terlihannya
berikut:
fisik bangunan taman budaya lampung dari
muka jalan oleh wisatawan lokal maupun
wisatawan pendatang.
kuisioner terdiri dari beberapa pertanyaan
yang menyatakan jangkauan antara gedung
dengan berjalan kaki, keindahan fasad atau
bentuk bangunan dan ornamen pendukung
yang memiliki karakter budaya Lampung
serta empat pilihan yaitu buruk/sulit,
cukup, baik/mudah dan sangat baik/sangat
mudah.
Gambar 1. Situasi Taman Budaya Lampung
(Sumber: goglemaps 2018)
2
Wilayah (RTRW), Pasal 17 Bagian
Wilayah Kota (BWK), bahwa Taman
Budaya Lampung berada di BWK A
meliputi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
dengan luas kurang lebih 668 hektar, yaitu
sebagai kawasan dengan wilayah
pelayanan seluruh kota yang berfungsi
sebagai perdagangan dan jasa, kesehatan, Gambar 2. Rencana tapak relokasi T.B.Lampung
(Sumber: goglemaps 2018)
simpul transportasi darat. Adapun kawasan
yang ideal untuk didirikan lokasi Adapun tujuan-tujuan utama dalam pemilihan
pemusatan kebudayaan berada di BWK B rencana relokasi Taman Budaya Lampung
meliputi Kecamatan Kedaton dan ialah;
Kecamatan Rajabasa dengan luas kurang 1. Semangat Gubernur Lampung memajukan
lebih 2.390 hektar. Sebagai Sub Pusat kebudayaan dan pendidikan. dilihat
Pelayanan Kota yang berfungsi sebagai keberaniannya memindahkan perpustakaan
Pusat Pendidikan Tinggi Dan Budaya, daerah ke kawasan pendidikan dengan
Simpul Utama Transportasi Darat, angaran pembangunan hingga 27 milyar,
perdagangan dan jasa, dan Permukiman yang berlokasi di jalan Z.A Pagar Alam,
Perkotaan. yang sebelumnnya digunakan dinas
peternakan.
Jika ditinjau dari 4 aspek tersebut. Artinya
letak Taman Budaya Lampung yang saat ini 2. Mendampingi perpustakaan daerah sebagai
bukan diarea atau lingkungan yang ideal, tempat belajar dan berkumpulnya
mengingat letak serta konsep desain bangunan masyarakat khususnnya pelajar, sehingga
kurang mempengaruhi rasa simpati semakin terciptannya lokasi yang
masyarakat untuk menjadikan wadah kegiatan akademisi.
kebudayaan. dari data tersebut penulis 3. BWK B tepatnnya jalan Z.A Pagar Alam
menyimpulkan untuk merelokasi dan merupakan gerbang menuju pusat kota dan
merancang konsep desain kearah budaya jalur perlintasan wisatawan, maka dari itu
tradisional Lampung yang berkelanjutan. Menjadikan Taman Budaya Lampung
sebagai icon pendidikan dan tempat
Pada Site (BWK B) terdapat lahan kosong rekreasi untuk belajar.
yang berada di lingkungan perguruan tinggi,
4. Kemudahan masyarakat khususnnya
pemukiman penduduk. Selain itu letak lokasi
pelajar untuk menjangkau lokasi tersebut.
Taman Budaya Lampung ini berdekatan
dengan Perpustakaan Modern yang sedang 5. Menjadikan Taman Budaya Lampung
dibangun. sebagai icon/landmark atau ciri suatu
lingkungan atau kota tertentu dan sebagai
pengenal kota tersebut.
3
Rona lingkungan hidup penggalian yang menyesuaikan bentuk site
Analisa rona lingkungan hidup bertujuan plan. Pemindahan kali yang memotong site
untuk mengetahui gambaran dari wajah dikarenkan mempersulit desain yang
lingkungan di sekitar tapak (lokasi site) didapatkan. Menggunakan dinding penahan
perencanaan dan perancangan. tanah, sebagai antisipasi kelongsoran tepi kali.
4
2. Pada arah Timur, view SPBU dan sekolah
muhammadiah, sebagai view pembatas.
3. Arah utara, menghadap pepohonan yang
masih rimbun, view ini untuk hunian atau
kantor, karena suasana hijau dan alamnnya
4. Arah barat, view yang menghadap
perpustakaan daerah. Akan dijadikan
penghubung atau pembatas
Gambar 7. Klimatologi
(Sumber: goglemaps 2018)
Kebisingan
Alternatif:
Kebisingan bersumber dari pengendara motor
1. Pemilihan material untuk bangunan tinggi
dan mobil dari jalan ZA. Pagar Alam dan
harus dievaluasi kembali, karena material
SPBU Dakwah. Tingkat kebisingan tinggi di
akan mempengaruhi beban bangunan dan
jalan ZA. Pagar Alam, dengan volume antara
tekanan angin.
130-150 kendaraan/menit. Adapun tinkat
kebisingan sedang bersumber dari SPBU. 2. Pengaplikasikan jendela dan sunshading
Penanggulanginya dengan menggunakan agar cahaya matahari dapat masuk secara
kontruksi kedap suara pada dinding ruangan, baik kedalam bangunan sehingga dapat
penanaman pohon sebagai penyaring suara meminimalisir penggunaan lampu pada
dan memberikan jarak pada gedung. siang hari.
3. Vegetasi atau tanaman peneduh ditanam
disisi bangunan yang menghadap kearah
langsung kesinar matahari, sehingga
cahaya matahari langsung dapat disaring
terlebih dahulu oleh tanaman sebelum
masuk kedalam bangunan.
4. Untuk menanggulangi efek dari
Gambar 6. Sumber kebisingan kencangnya angin dapat dibantu dengan
(Sumber: analisis Pribadi) tanaman ataupun pohon.
5
mandi maupun air cucian. Air yang keluar 6. Putaran U didepan lokasi tapak
dari STP merupakn air mutu kelas tiga, dapat menyebabkan kemacetan panjang
digunakan untuk menyiram tanaman dan 7. Jalan Dakwah merupakan akses kedua
mencuci peralatan dan tidak untuk Tepat di sebelah timur site dengan lebar
dikonsumsi. Melakukan penampungan air jalan 3 meter yang saat ini dibatasi dengan
kotor kekolam retensi yang berfungsi sebagai pagar beton.
resapan air tanah 8. Tidak terdapat pedestrian dan drainase
Alternatif;
1. melakukan pengajuan kepada dinas
perhubungan untuk pemindahan putaran U.
2. Melengkapi marka zebra kros sebagai
tempat penyeberangan.
3. Pelebaran trotoar hingga 2,2 meter.
4. Memberikan pedestrian pada jalan dakwah
dan melebarkan pedestrian pada jalan ZA.
Pagar Alam.
5. Memberikan drainase sebagai saluran air
Gambar 8. Utilitas lingkungan hujan.
(Sumber: goglemaps 2018)
Orientasi Bangunan
Pencapaian dan Sirkulasi Tapak Orientasi bangunan saling berhadapan agar
view berkesan tidak monoton. Orientasi ini
memanfaatkan kesan estetik pada bangunan.
Hal memungkinkan untuk meminimalkan
silau dari terbit atau terbenam matahari.
Gambar 8. Aksesbilitas
(Sumber: goglemaps 2018)
Terdapat dua aksesbilitas untuk menuju tapak
Gambar 9. Peta kontur
yaitu jlan ZA. Pagar Alam dan jalan Dakwah, (Sumber: goglemaps 2018)
analisis terhadapat dua aksesbilitas tersebut;
1. Jalan Z.A Pagar Alam merupakan jalan Zoning Tapak dan Tata Ruang
utama atau jalan arteri sekunder Analisis zoning dilakukan berdasarkan
2. Memiliki lebar 16 meter dengan 2 jalur analisa-analisa sebelumnya yaitu lingkungan,
dan 6 lajur serta GSB 9m matahari, kebisingan, view, dan pencapaian.
3. Median jalan berupa podium yang Mengacu kepada analisa-analisa tersebut
ditanami pepohonan dapat disimpulkan data sebagai berikut:
4. lebar pedestrian 1,2 meter
5. Pedestrian tidak layak untuk
difabel/disabilitas
6
4. Privat
Zona privat terdapat pada bangunan wisma
seni, dimana kegunaannya yang jarang,
selain itu gedung ini digunakan untuk
hunian seniman yang akan pentas.
Konsep Aksesbilitas
A. Utama atau main entrance (ME) berada di
Gambar 11. Zoning Bangunan selatan dan timur site yang digunakan 2
(Sumber: Konsep, 2018) arah jalan umum masyarakat sekitar.
1. Publik B. Pada selatan site yaitu Jl. ZA. Pagar Alam,
Zona public yang berisi bangunan Taman, pada pintu masuk memiliki lebar 6 meter.
parkir, foodcourd dan mushola. Zona C. Penempatan machine parking berjarak 20
publik agar masyarakat sekitar dapat meter dari pintu masuk, untuk menghindari
menggunakannya. kemacetan dipintu masuk.
2. Semi Publik D. Untuk drop off atau tempat pemberhentian
Zona semi publik terdapat gedung olah angkutan umum, memiliki space lebar 2.5
seni agar pengunjung bisa masuk untuk meter dan panjang 12 meter.
edukasi, rekreasi dan konservasi. E. Pada akses keluar Taman Budaya
3. Semi Privat Lampung. Memilki pos pembayaran pakir
Zona semi privat pada gedung kegiatan yang berjarak 1 meter dari gerbang keluar
dan pelayanan, sebagai area kegitan Taman Budaya Lampung.
pementasan seni dan pameran.
7
Akses Pejalan Kaki suasana. Menciptakan ruang yang
Untuk mengurangi emisi pada kawasan, monumental bertujuan untuk memberikan
tekanan pada pengunjung sehingga
digunakan pedestrian. Pedestrian harus
memberikan penilaian tinggi atau kehormatan
mampu memberikan kenyamanan tepatnya terhadap kebudayaan Lampung.
ditepi jalan ZA. Pagar Alam.
8
Material yang digunakan pada panggung menggunakan pohon Palm Raja sebagai
adalah batu alam candi, pada pilar pengarah, pohon Mahoni sebagai peneduh,
menggunakan material batu alam candi dan rumput Gajah Mini, adapun tanaman
dihias dengan tulisan aksara Lampung dengan penghiasnya adalah tanaman Bonsai, Sikas,
material pleseran yang dicat kuning, dengan Walisongo Kaktus dan Lidah Mertua.
perpaduan warna material antara batu alam Pada material perkerasan menggunakan sesuai
dan cat kuning dapat mempertegas tulisan fungsi. Batu alam candi sebagai trotoar
aksara. Untuk menjadikan pilar tersebut dengan lis koral sikat, ubin dan batu alam
memliki makna yang penuh penilaian tinggi, gunung ditempatkan pada area taman. Berikut
maka diberian efeck lampu up lighting sebagai jenis material pekerasan yang digunakan.
wujud tekanan terhadap pandangan visual
pengunjung. Material lantai meggunakan batu
alam candi dan koral sikat dengan perbedaan
warna dari material ini dapat membentuk
ruang yang berpola pada panggung.
9
serta penzoningan yang terdiri dari bangunan
2. Setelah melewati tugu sembah, utama dan bangunan pendukung. Antara lain
pengunjung langsung disambut denga 5 1. Gedung administrasi dan kegiatan acara
pilar yang merupakan 5 falsafah hidup 2. Gedung olah seni atau workshop
Lampung atau disebut piil pesenggiri. piil 3. Gedung olah seni atau workshop
pesenggiri merupakan norma-norma atau
4. Wisma seni
aturan hidup yang harus lakukan bagi
semua kalangan baik itu bangsawan, 5. Food court dan toko
masyarakat anak-anak hingga orang tua. 6. Masjid
7. Teater halaman
8. Tugu sembah
9. Taman aksara
10
gedung olah seni mengambil tema desain
arsitektur kontemporer dengan penggabungan
dua konsep antar modern dan tradisional.
Dengan transformasi dari unsur adat Sai Batin
dan Pepadun yaitu pada adat tersebut
dipimpin oleh seorang raja atau suttan adapun
Gambar 24. Transformasi bentuk masa bangunan
(Sumber: Konsep, 2018)
mahkota atau pakaian yang sering mereka
gunakan iyalah kopiah. Pada gedung ini
Gedung Kegiatan Acara merupakan transformasi bentuk dari kopiah
Gedung kegiatan berfungsi sebagi gedung adat. Dengan material ACP yang diukir
kegiatan acara yang di dalamnya terdapat ornamen jung atau pagu, rangka hollow
gedung pameran, teater tertutup dan aula. dinding bata yang dilukis tapis Lampung.
Merupakan transformasi dari unsur siger,
siger pepadun dan sai batin, dan yang diambil
adalah siger pepadun dengan sembilan mata
artinya dapat mewakili tujuh mata siger
saibatin. Dimana pada siger terdapat sembilan
mata siger yang bermakna Sembilan marga Gambar 26. Transformasi gedung kegiatan acara
atau sembilan kerajaan di Lampung. Pada hal (Sumber: Konsep, 2018)
itu, terdapat Sembilan motif pagu atau jung
dengan warna merah. View desain 3d
11
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Untuk menjadikan Taman Budaya Lampung
yang berkarakter budaya Lampung dan
berkelanjutan pada zamannya, maka pada
perancangan Taman Budaya Lampung
mengangkat tema arsitektur kontemporer.
Dengan mengangkat dua unsur, yaitu modern
dan budaya Lampung. Dimana pada
perancangannya mengedepankan desain yang
modern tetapi memiliki makna kebudayaan
Lampung yang begitu dalam. Hal ini
bertujuan agar taman budaya Lampung dapat
memberikan nilai positif pada masyarakat
sehingga dapat menarik wisatawan lokal
maupun pendatang untuk berkunjung dan
belajar tentang kebudayaan Lampung.
Saran:
Pada perancangan Taman Budaya Lampung
ini, penulis memberikan beberapa saran
kepada pihak terkait, antara lain sebagai
berikut.
1. Pemerintah perlu mengkaji kembali
dimana letak Taman Budaya Lampung
yang ideal dan sesuai dengan peraturan
12
RTRW. Sehinga mampu meluruskan D.K. Ching, Francis. Arsitektur: Bentuk,
fungsi dan tujuan utama terbangunnya Ruang dan Tatanan. Edisi Kedua. Jakarta:
Taman Budaya Lampung. Erlangga:2000
2. Pengelola perlu melakukan kegiatan-
kegiatan yang kreatif untuk menarik Jurnal:
simpati masyarakat berkunjung ke Taman
Budaya Lampung. Selain itu perlunnya Tintin Sumarni, dkk. Taman Budaya
peningkatan perawatan gedung baik Lampung: Jurnal. UPTD Taman Budaya
didalam maupun di area luar gedung. Lampung:2011
3. Masyarakat harus mengenal seperti apa itu Eko Ismanto. Pusat Pamasaran Kain Tapis di
kebudayaan Lampung, Baik Keseniannya, Bandar Lampung; jurnal:2002
norma-normannya hingga sejarah tentang
Gunung Kencana Konsultan Teknik. Laporan
Lampung. Karena tanpa masyarakat yang
akhir masterplan DED Taman Budaya
ingin belajar, tentunnya dapat
Lampung; jurnal:2013
meninggalkan identitas suatu daerah
tersebut. Bappeda Provinsi Lampung. Rencana Tata
Ruang Dan Wilayah Kota Bandar Lampung
Daftar Pustaka 2011-2030:2015
Buku:
Web Site :
Echols, John M dan Hassan Sadilly. Kamus
https://www.kompasiana.com/andirahmanto/motif-
Inggris-Indonesia:an English-Indonesian kapal-naga-dan-keterbukaan-masyarakat-
Dictionary, PT. Gramedia, Jakarta: 1995 Lampung_58d38474357b61b25170e778
Umar Rusdi, dkk. Arsitektur Tradisional http://kisahasalusul.blogspot.com/2016/03/rumah-adat-
Daerah Lampung. Depdikbud. Jakarta;1986 Lampung-nuwou-sesat.html
13