Disusun oleh :
Iyan Irawan ( 14201620)
Munawar Fadoli ( 142016036)
Dzikrillah Dwi Putra ( 142016028)
Cindyshania Shafira Kuswara ( 142016037)
Rachmad Rafli (142016052)
Tri Rizki Carolin (142015008)
Naskah Drama :
Suatu kejadian dimana konsultan diminta untuk merancang Rusunawa (Rumah susun
sederhana sewa) pada saat merancang DED Konsultan sudah membuat gambar detail tangga
kebakaran , sesudah dilaksanakan tender, karena perlu optimasi biaya maka kontraktor
mengajukan usulan shop drawing dengan menghilangkan Railing tangganya, baik yang kearah
dinding maupun yang ditengah. Terjadi Konflik Antara arsitek principal yang merancang DED
tersebut dengan kontraktor bangunan, ada yang menerima dengan mencarikan solusi, ada yang
menolak, bahkan ada yang sampai ingin mengundurkan diri dari proyek tersebut.
Narasi:
Awal mula kejadian yaitu pada saat proses pembangunan Rusunawa mendekati finishing atau
pada saat pemasangan railing tangga pada bangunan si kontraktor tiba – tiba mengajukan
shopdrawing dengan menghilangkan railing tangga pada tangga darurat kepada arsitek principal
kemudian si arsitek melapor kepada si projek manajer lalu terjadilah konflik tersebut.
Kontraktor : hallo pak,
Narasi :
Kemudian PM menyuruh arsitek untuk menjelaskan gambar yang telah dibuat
Arsitek 1 : menjelaskan tentang gambar railing yang telah dibuat ( beserta spesifikasinya )
Kontraktor 1&2 : Jadi kemarin kami telah menjelaskan kepada bapak iyan bahwa, kami telah
bangun kolom setinggi 12 meter, namun karena human error maka operator crane tak sengaja
mengarahkan ball sehingga mengenai 15 dari 40 kolom dan terjadilah kerusakan. Jadi bu, kami
mengajukan shop drawing agar gambar railing pada gambar yang telah dibuat itu dihilangkan
sehingga bisa menutupi biaya pembangunan kolom yang mengalami kerusakan.
PM : oke, kepada forum apakah ada pendapat tentang permasalahan ini ?
Arsitek 1 : menentang dengan segala argumennya demi keamanan & berdasarkan kode etik
profesi arsitek. Apabila pm,ars.pro dan kontraktor masih mengiginkan perubahan spek. Maka,
ars. Pro mengancam akan mengundurkan diri.
Narasi :
Kemudian PM menelpon owner menyampaikan perihal permasalahan yang terjadi. Dan setelah
itu ….
PM : Hallo buk ? Jadi begini, saya ingin menyampaikan bahwasannya di lapangan telah terjadi
perselisihan Antara kontraktor dan juga arsitek mengenai adanya penghilangan spek pada salah
satu bagian dalam bangunan.
Owner : Memangnya apa yang dihilangkan pada dalam bangunan ?
PM : Untuk bagian yang dihilangkan yaitu railing pada tangga darurat.
Owner : Kenapa bisa demikian ? Memangnya dengan alasan apa mereka ingin menghilangkan hal
tersebut ? Bukannya akan berbahaya jika railing pada tangga tersebut dihilangkan pak ? Inikan
rumah susun, banyak orang yang tinggal . Bagaiman nanti jika terjadi kebakaran dan lain-lain?
PM : Jadi dari pihak kontraktor telah menjelaskan kepada kami, bahwa pihak kontraktor telah
membangun kolom setinggi 12 meter, namun karena human error maka operator crane tak
sengaja mengarahkan ball sehingga mengenai 15 dari 40 kolom dan terjadilah kerusakan. Jadi
pak, mereka mengajukan shop drawing agar gambar railing pada gambar yang telah dibuat itu
dihilangkan sehingga bisa menutupi biaya pembangunan kolom yang mengalami kerusakan.
Owner : Oh jadi begitu, baiklah intinya sekarang dengan kondisi & alasan apapun bangunan itu
harus bisa dibangun dan selesai tepat waktu sesuai kontrak dan juga biaya yang telah disepakati.
PM : Oke buk, akan saya segera ambil tindakan mengenai masalah ini. Terima kasih atas
waktunya, maaf telah menggagu.
Narasi :
Kemudian pembicaraan kembali ke rapat, dan PM memutuskan keputusan yang sudah diambil
PM : oke bapak-bapak, saya sudah menelepon ibu kiki tadi selaku owner, beliau menyampaikan
bahwa dengan kondisi & alasan apapun bangunan itu harus selesai dibangun dan selesai tepat
waktu sesuai kontrak dan biaya yang telah disepakati.
PM : Jadi pak, kenapa alasan saya mengambil keputusan demikian, karena owner telah
menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab masalah ini kepada saya.
*mengambil kertas yang berisi kode tata laku*
Dan juga, berdasarkan pada kaidah tata laku no 3 . 304 : “Arsitek berkewajiban memberitahu
pengguna jasa tentang kemajuan pelaksanaan tugasnya dan masalah-masalah yang berpotensi
mempengaruhi kualitas, biaya dan waktu
Narasi :
Jadi, pada akhirnya PM memutuskan mengenai peniadaan railing pada tangga darurat tidak
disetujui , hal ini dikarenakan PM berpegangan kepada kaidah tata laku 2. 105
“Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya,arsitek mengetahui bahwa keputusan yang diambil
oleh pengguna jasa melanggar atau bertentangan dengan hukum serta kaidah yang berlaku, dan
mengancam keselamatan masyarakat umum,maka arsitek wajib: