Anda di halaman 1dari 8

spectã Vol. 1 No.

2 - November 2017

STRATEGI KREATIF ROY GENGGAM


DALAM PEMOTRETAN IKLAN
Willy Pamungkas
Kurniawan Adi Saputro*
Kusrini**
Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Surel : kurniawan.as@isi.ac.id
Volume 1 Nomor 2,
November 2017: 103-110

Abstrak

Anak-anak adalah objek yang dapat dieksplorasi dengan berbagai macam aspek dan pendekatannya
dalam pemotretan. Setiap fotografer memiliki cara tertentu dalam memotret anak-anak, karena
mereka memiliki perilaku yang susah diatur dan suasana hati yang mudah berubah. Seperti halnya
Roy Gajah Seto Genggam Nusantoro atau dikenal sebagai Roy Genggam, fotografer dengan banyak
pengalaman ini mempunyai cara tertentu dalam memotret anak-anak. Salah satu pemotretan
iklan yang melibatkan anak-anak sebagai peduduk, adalah iklan Cussons pada 2014 dan 2016.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi kreatif Roy Genggam dalam pemotretan iklan
Cussons. Metode wawancara serta studi dokumen dan arsip, digunakan dalam mengumpulkan
data-datanya. Data yang didapat, dianalis dan dikaitkan dengan teori lalu disajikan secara
deskriptif atas fakta-fakta yang ditemukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 12 cara
yang dilakukan Roy Genggam serta tim RGP (Roy Genggam Photography) dalam memotret anak-
anak. Roy Genggam juga menggunakan tiga strategi kreatif dalam pemotretan iklan Cussons, yaitu
strategi anak-anak sebelum pemotretan, strategi anak-anak saat pemotretan dan strategi hasil foto.
Ketiga strategi tersebut terbentuk dari nalurinya dalam menghadapi masalah saat mewujudkan
harapan-harapannya dalam pemotretan iklan Cussons.

Kata kunci: strategi kreatif, Roy Genggam, fotografi, anak-anak

Abstract

Roy Genggam’s Creative Strategy in Advertising Photoshoot. Children are objects that can be
explored by various aspects and approaches in photography. Each photographer has a particular
way of photographing children, because children have unmanageable behavior and moreover they
have mood swings. Just as Roy Gajah Seto Genggam Nusantoro, also known as Roy Genggam,
has a particular way of photographing children. It is also due to Roy Genggam’s rich experience in
advertising photography involving children as sitters, one of which is photographing an advertisement
for Cussons product in 2014 and 2016. In connection with this, a research is conducted to find the
creative strategies in Roy Genggam’s Cussons ad photoshoot. Methods used are interviews, studies
of documents and records to collect data. The data retrieved, analyzed and linked with the theory and
then presented descriptively on the found facts. The results of this study indicate that there are 12
ways Roy Genggam and his team do in overcoming the constraints that are typical for children during
Cussons ad photoshoot. Roy Genggam also uses three creative strategies in Cussons advertising
photography; the strategy for children before photographing, strategy for children while photographing
and strategy of the photos result. Those strategies are formed by his own intuition in facing problems
while he is trying to actualize his expectations in Cussons ad photoshoot.

Keywords: Roy Genggam, creative strategy, photography, children

*Dosen di Pascasarjana ISI Yogyakarta.


**Dosen di Program Studi Fotografi, Jurusan Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, ISI Yogyakarta.

101
Willy Pamungkas, Kurniawan Adi Saputro, dan Kusrini, Strategi Kreatif Roy Genggam

PENDAHULUAN (2007:28) menambahkan, media iklan cetak


sangat banyak memanfaatkan karya fotografi
Setiap orang perlu memiliki kreativitas dengan berbagai bentuk dan subjeknya. Hal
dalam menekuni bidang tertentu. Selalu ada tersebut dimanfaatkan beberapa fotografer
cara bagaimana seseorang berkreativitas. untuk menekuni bisnis fotografi di bidang
Seperti halnya seseorang yang memilih dan fotografi komersial, salah satunya Roy Gajah
menekuni bidang fotografi sebagai media berolah Seto Genggam Nusantoro atau dikenal dengan
kreativitas. Bachtiar dalam Genggam (2015:44) sebutan Roy Genggam.
menjelaskan, ruang kreatif yang disediakan Roy Genggam adalah salah seorang
fotografi begitu luas, beragam, dan cukup fotografer di Indonesia yang sudah terkenal
mampu mewadahi gagasan, ide, atau apa di kalangan penggiat fotografi di Indonesia.
pun yang berhubungan dengan hidup dan Sejak 1990 ia menekuni fotografi komersial
kehidupan. Di dalam kehidupan, fotografi hadir dan sering menerima tawaran pemotretan
dalam berbagai bentuk, format, jenis, subjek iklan oleh produk-produk ternama. Cussons
dan karakter serta gaya penampilan yang merupakan salah satu dari sekian banyak
beraneka ragam (Soedjono, 2007:25). Setiap produk ternama yang pernah ia kerjakan yang
penampilan karya fotografi memiliki makna model/sitter/peduduknya adalah anak-anak.
dalam kehadirannya yang memang berbeda Manusia adalah objek yang dapat
tujuan dan keberadaannya. Soedjono (2007:30) dieksplorasi dengan berbagai macam aspek
menjelaskan, karya fotografi memiliki makna pendekatan dalam pemotretan. Hasil foto dari
ekonomis bila karya tersebut menjadi produk masing-masing fotografer yang berkolaborasi
komoditas yang bernilai karena diorientasikan dengan peduduk yang difoto pasti akan
bagi pencapaian tujuan komersial. Salah satu berbeda-beda, baik dengan orang dewasa,
genre fotografi yang karyanya memiliki nilai remaja dan anak-anak. Strategi dalam
ekonomis terlihat pada fotografi komersial di pemotretan juga akan berbeda antara seorang
mana foto digunakan sebagai bentuk media fotografer dengan fotografer yang lain. Begitu
iklan. pun jika seorang fotografer melakukan
Fotografi sebagai media visual merupakan pemotretan dengan anak-anak, tentunya
salah satu media iklan yang perkembangannya fotografer mempunyai cara tersendiri agar
begitu pesat hingga saat ini. Semakin kuatnya anak-anak bisa diarahkan saat dilakukan
pasar nasional maupun internasional, cenderung pemotretan.
meningkatkan penggunaan fotografi sebagai Menurut Sugiarto (2005:10), pemotretan
media komunikasi dalam menawarkan suatu anak untuk tujuan komersial mempunyai
produk atau jasa. Hal itu terbukti dalam tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Adanya
kehidupan manusia sehari-hari di mana perkembangan emosional pada anak-anak
sering dijumpai iklan pada papan iklan bisa menjadi salah satu faktornya. Anak-
besar di jalan tol dan jalan-jalan besar pusat anak mampu mengekspresikan emosional
kota, begitu pun ketika seseorang membaca yang ada dalam diri mereka. Ceria, tertawa,
surat kabar atau majalah yang di dalamnya merajuk, menangis, pendiam, cerewet, itu
terdapat banyak foto yang bertujuan untuk semua adalah beberapa ekspresi emosi yang
menawarkan produk atau jasa. Selain itu, dimiliki oleh anak-anak. Bukan hal yang
fotografi juga bisa menarik minat konsumen, mengejutkan, jika emosional anak-anak
hal ini terbukti fotografi digunakan pada membuat beberapa fotografer menghindari
suatu desain poster atau brosur. Soedjono pemotretan dengan anak-anak karena perilaku

102
spectã Vol. 1 No. 2 - November 2017

yang susah diatur dan suasana hati mereka METODE PENELITIAN


yang tidak teratur. Untuk mengetahui cara dalam
Berdasarkan latar belakang di atas, mengatasi kendala yang khas pada anak-
maka terdapat dua rumusan ide, yaitu anak saat pemotretan berlangsung dan
pertama, bagaimana cara Roy Genggam strategi kreatif dalam suatu pemotretan,
dalam mengatasi kendala yang khas pada maka diperlukan wawancara serta studi
anak-anak saat pemotretan iklan Cussons dokumen dan arsip dalam mengumpulkan
dan kedua. Dua, bagaimana strategi kreatif data. Metode tersebut digunakan karena
Roy Genggam dalam pemotretan iklan penelitian ini mengkaji strategi kreatif Roy
Cussons. Dari kedua rumusan masalah Genggam dalam suatu pemotretan dimana
tersebut perlu dilakukan tinjauan pustaka pemotretan tersebut sudah dikerjakan oleh
terhadap tulisan yang berkaitan dengan Roy Genggam beserta tim RGP (Roy Genggam
permasalahan yang diteliti dengan tujuan, Photography). Dengan demikian penelitian ini
agar tidak terjadi tumpang tindih dengan adalah penelitian kualitatif dengan bentuk
penelitian sebelumnya. Ada beberapa penyajian deskriptif atas fakta-fakta yang
penelitian, buku maupun artikel dengan ditemukan. Moleong (2007:11) menambahkan,
tema yang hampir sama dengan penelitian ini, data yang dikumpulkan dari penyajian
antara lain pertama, artikel yang ditulis oleh deskriptif adalah berupa kata-kata, gambar,
Wahyu Dian pada e-Book (buku elektronik) dan bukan angka-angka.
APFIMAGZ dengan judul Genggam Idealis Moleong (2007:6) menjelaskan,
Roy (2016: 53-59). Kedua, penelitian yang penelitian kualitatif bermaksud untuk
dilakukan Pujiyanto pada e-journal (jurnal memahami fenomena tentang apa yang dialami
elektronik) dengan judul The Plundering of oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
Child in Advertising Ethical Code Breaking persepsi, tindakan, dan lain-lain secara
(2014). Ketiga, Penelitian yang ditulis holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
Nalendra Adimas Putra pada tahun 2015, bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi konteks khusus yang alamiah dan dengan
Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Indonesia Yogyakarta dengan judul penelitian Sebelum proses penelitian dilakukan perlu
Analisa Strategi Kreatif dengan Pendekatan diketahui dulu variabel penelitian, setelah
Teori Visual Branding Marty Neumier (Studi mengetahui variabel penelitian maka akan
Kasus Waralaba Coffe Shop “Coffe Toffe dilakukan pengumpulan data, sesudah data
Surabaya” Tahun 2014). Keempat, penelitian terkumpul perlu dilakukan analisis data.
yang ditulis Aswan Tatra, mahasiswa Jurusan Inti analisis data terletak pada tiga proses
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni yang berkaitan, yaitu mendeskripsikan
Rupa, Institut Seni Indonesia dengan judul fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat
penelitian Studi Proses Kreatif Produksi Iklan bagaimana konsep-konsep yang muncul itu
TV Komersial (2004). Kelima, penelitian satu dengan lainnya berkaitan (Dey dalam
yang ditulis Alit Ayu Dewantari mahasiswi Moleong, 2007:289).
Pascasarjana Program Penciptaan dan Pembahasan dalam penelitian ini adalah
Pengkajian Seni, Pascasarjana Institut tentang strategi kreatif dalam pemotretan
Seni Indonesia Yogyakarta dengan judul iklan salah satu produk yang peduduknya
penelitian Strategi Kreatif Buku Pop-Up adalah anak-anak. Pemotretan tersebut sudah
Sebagai Medium Komunikasi Visual (2015). dikerjakan oleh Roy Genggam beserta tim RGP.

103
Willy Pamungkas, Kurniawan Adi Saputro, dan Kusrini, Strategi Kreatif Roy Genggam

Sehingga variabel operasional yang menjadi sample berdasarkan hal tersebut karena menurut
inti dari penelitian ini adalah strategi kreatif anggapan seseorang, bahwa suatu kejadian
dan anak-anak. yang baru terjadi dan banyak menghadapi
Sehubungan dengan hal tersebut, maka masalah lebih teringat secara detail dari pada
akan didefinisikan masing-masing variable kejadian yang sudah lama terjadi dan tidak
operasional. Yang pertama adalah strategi ada masalah. Anggapan tersebut didasarkan
kreatif, yang dimaksud dalam penelitian ini pada proses pembelajaran seseorang dalam
adalah strategi kreatif Roy Genggam dalam menghadapi masalah.
pemotretan. Unsur-unsur yang meliputi strategi
kreatif dalam pemotretan antara lain, peralatan METODE PENGUMPULAN DATA
fotografi yang digunakan, teknik fotografi, Penelitian ini menggunakan beberapa
crew, objek pemotretan dan properti. Variabel metode pengumpulan data yang bertujuan
kedua adalah anak-anak. Anak-anak yang untuk melengkapi bahan-bahan pelengkap
dimaksud dalam penelitian ini adalah anak- data. Adapun beberapa metode tersebut,
anak yang terlibat sebagai peduduk dalam antara lain:
pemotretan iklan suatu produk. Penelitian 1. Wawancara
ini akan mengidentifikasi kendala yang khas Menurut Keraf (2004:182), wawancara
pada anak-anak berdasarkan perubahan adalah suatu cara mengumpulkan data
ekspresi emosi dan kepekaan diri. Tujuan dengan mengajukan pertanyaan langsung
dari didefinisikan setiap variabel tersebut kepada seorang informan. Wawancara
untuk memudahkan dalam menentukan langsung akan dilakukan dengan tiga
data yang dikumpulkan dan yang dianalisis. narasumber antara lain produser RGP,
Pengambilan sampel dalam penelitian salah satu asisten fotografer RGP, serta
ini ditentukan berdasarkan jumlah peduduk fotografer yaitu Roy Genggam. Perlunya
anak-anak dan tahun pembuatan foto. Sampel dilakukan wawancara terhadap ketiga
yang dipilih yaitu sesi pemotretan iklan suatu narasumber tersebut karena mereka
produk dengan jumlah peduduk paling sedikit dapat memberikan informasi-informasi
dan paling banyak dalam satu frame foto. yang terkait dalam penelitian ini.
Ada pun alasan dipilihnya peduduk anak- Penelitian ini akan menggunakan
anak karena perlunya pengetahuan bagi wawancara terstruktur artinya pertanyaan-
seorang fotografer khususnya fotografer yang pertanyaan yang akan disampaikan kepada
akan menekuni bidang foto komersial dalam narasumber sudah dipersiapkan sebelumnya.
menghadapi anak-anak saat pemotretan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
Hal tersebut mungkin tidak ada kaitannya pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara
dengan teknis fotografi namun pengaruhnya langsung tersebut bisa berkembang. Untuk
cukup besar terhadap hasil akhir. Alasan memperoleh data yang akurat, maka perlu
dipilihnya jumlah peduduk paling sedikit diajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama
dan paling banyak dalam satu frame karena kepada ketiga narasumber. Pertanyaan
untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam yang sama tersebut mengenai kendala yang
pemotretan, apakah dengan jumlah peduduk khas pada anak-anak dan cara mengatasi
sedikit mempunyai tingkat kesulitan yang kendala tersebut. Roy Genggam sebagai
sama dengan jumlah peduduk yang banyak. fotografer dan asisten fotografer RGP dapat
Sampel juga ditentukan berdarkan tahun memberikan informasi tentang strategi
pembuatan foto terbaru. Alasan menentukan kreatif dalam pemotretan, kendala yang

104
spectã Vol. 1 No. 2 - November 2017

khas pada anak-anak saat pemotretan mencapai impian tersebut. Jika ada seorang
berlangsung, dan memberi informasi fotografer yang memiliki niat dalam mencapai
tentang cara Roy Genggam dan tim RGP impiannya, maka ia akan dihadapkan dengan
mengatasi kendala tersebut. Produser berbagai situasi ketidakpastian. Adanya
RGP dapat memberikan informasi tentang situasi ketidakpastian ini membuat seorang
kendala yang khas pada anak-anak saat fotografer memiliki harapan, supaya ia mampu
pemotretan berlangsung, dan memberi mengatasi ketidakpastian tersebut. Seorang
informasi tentang cara Roy Genggam dan fotografer akan melakukan berbagai cara agar
tim RGP mengatasi kendala tersebut. harapannya tercapai, namun tidak semua
Jika data yang diperoleh dalam wawancara cara-caranya berhasil. Ketika ada beberapa
langsung masih belum lengkap, maka dapat cara yang gagal, maka seorang fotografer
dilakukan wawancara melalui komunikasi akan berpikir dan menciptakan cara baru
non-verbal. Komunikasi non-verbal dipakai hingga harapan-harapannya bisa tercapai.
karena keterbatasan waktu, jarak, dan biaya Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
dalam melakukan wawancara langsung. hal yang dilakukan Roy Genggam merupakan
Komunikasi non-verbal dapat dilakukan bentuk kreativitas melalui cara berpikir serta
melalui surat elektronik dan media sosial pengalamannya (intuisi) dalam menghadapi
seperti WhatsApp, Line, atau BBM. suatu masalah. Intuisinya dalam menghadapi
masalah tersebut membentuk suatu tindakan
2. Studi Dokumen dan Arsip tertentu, salah satunya strategi (tindakan
Melakukan pengumpulan data melalui umum). Sementara Petty (1997) menjelaskan,
dokumen visual atau foto dan arsip jika masalah telah terpecahkan atau kesulitan
tertulis yang disimpan oleh Roy Genggam. telah teratasi, berarti kreativitas telah bekerja.
Dokumen visual ini akan sangat membantu Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
dalam pembahasan penelitian. Data dari bahwa, kreativitas seorang fotografer dalam
dokumen visual didapati melalui hard disk pemotretan tidak hanya ditentukan dari
yaitu media penyimpanan pada personal keberhasilan cara dalam mengatasi masalah,
computer atau laptop. Metode ini digunakan namun juga ditentukan dari adanya strategi
saat menentukan sampel karya fotografi dalam suatu pemotretan.
yang akan diteliti dan juga dapat menjadi Intuisi setiap fotografer berbeda, antara
pedoman narasumber dalam mengingat satu fotografer dengan fotografer lainnya. Jika
kembali proses pemotretan yang sudah intuisi dalam mengahapi masalah pernah
berlalu atau sudah dikerjakan. Arsip tertulis dilalui seorang fotografer dalam mewujudkan
yang disimpan oleh Roy adalah catatan- impian (rencana abstrak), maka strategi akan
catatan khusus tentang proses produksi muncul. Strategi seorang fotografer muncul
atau eksekusi, mulai dari waktu, tempat, karena adanya situasi ketidakpastian dalam
kendala yang terjadi dan bagaimana cara mencapai impian. Dari situasi ketidakpastian
Roy Genggam mengatasi kendala tersebut. tersebut muncullah harapan fotografer
agar dapat mengatasinya melalui cara-cara
PEMBAHASAN tertentu (tindakan khusus). Jika fotografer
Setiap fotografer pasti mempunyai berhasil mengatasi masalahnya, maka
impian dalam menciptakan sebuah karya fotografer tersebut adalah fotografer yang
atau memvisualkan sebuah gambar, namun kreatif. Sebaliknya, jika seorang fotografer
tidak semua fotografer memiliki niat dalam tidak berhasil mengatasi masalah, maka

105
Willy Pamungkas, Kurniawan Adi Saputro, dan Kusrini, Strategi Kreatif Roy Genggam

akan muncul intuisinya dalam menghadapi 3. memutarkan lagu anak-anak di dalam


masalah. Intuisi tersebut akan membentuk studio
strategi. 4. tidak memaksa anak-anak untuk difoto
Strategi dari seorang fotografer secara terus-menerus
dalam proses memotret bisa diterapkan ke 5. membujuk anak-anak dengan snack
dalam proses pemotretan yang dilakukan yang mereka sukai
oleh fotografer lain. Akan tetapi tidak ada 6. melibatkan orang tua dari masing anak-
jaminan keberhasilan dalam menerapkan anak saat pemotretan, dan
strategi tersebut. Hal tersebut merupakan 7. membuat situasi dan kondisi.
salah satu kelemahan dari strategi. Sementara
kelebihan dari strategi adalah mewujudkan Cara-cara tersebut dilakukan Roy Genggam
suatu harapan dalam mencapai suatu impian serta tim RGP sesuai arahannya dengan
(abstrak). Kelebihan tersebut muncul karena harapan, Roy Genggam mampu mengatasi
harapan terbentuk dari adanya situasi kendala yang khas pada anak-anak saat
ketidakpastian. Dari penjelasan tersebut dapat pemotretan iklan Cussons.
dikatakan bahwa seseorang yang berusaha Terdapat tiga tindakan umum atau
untuk mewujudkan harapan adalah orang strategi yang dilakukan Roy Genggam saat
yang kreatif. pemotretan iklan Cussons. Strategi tersebut
Roy Genggam menggunakan 12 cara antara lain, strategi anak-anak sebelum
atau tindakan khusus dalam mengatasi pemotretan, strategi anak-anak sesudah
kendala yang khas pada anak-anak saat pemotretan, dan strategi hasil foto. Ketiga
pemotretan iklan Cussons. Keduabelas cara strategi ini perlu dilakukan Roy Genggam
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu cara yang dan tim RGP sesuai dengan arahan Roy
dilakukan sebelum pemotretan dan cara yang Genggam sebagai fotografer agar rencana
dilakukan saat pemotretan. Adapun cara- memvisualisasikan layout (pemotretan) iklan
cara tersebut antara lain: Cussons bisa tercapai.
A. Cara yang Dilakukan Sebelum Pemotretan Strategi anak-anak sebelum pemotretan
1. mencari tahu kebiasaan anak-anak dan strategi anak-anak saat pemotretan
sebelum hari pemotretan tiba merupakan dua tindakan umum yang
2. menjadwalkan pemotretan pada pagi hari dilakukan Roy Genggam dan tim RGP
3. penyiapkan penggunaan dan pengaturan dalam mengatasi kendala yang khas pada
lampu studio sebelum anak-anak tiba anak-anak saat pemotretan iklan Cussons.
di studio Strategi ini muncul karena adanya respon
4. penggunaan dan pengaturan lampu dari suatu ketidakpastian dalam mengatasi
studio yang tidak rumit namun harus terjadinya kendala yang khas pada anak-anak
sesuai dengan target foto yang akan saat pemotretan iklan Cussons. Cara-cara
dibuat, dan dalam menerapkan strategi anak-anak bukan
5. menyediakan mainan dan ruang bermain suatu keharusan untuk dilakukan. Namun
bagi anak-anak. strategi ini perlu dilakukan dengan harapan,
B. Cara yang Dilakukan Saat Pemotretan Roy Genggam mampu mengatasi kendala
1. mendekatkan diri dengan anak-anak yang khas pada anak-anak saat pemotretan
ketika mereka sudah tiba di studio iklan Cussons, walaupun tidak ada jaminan
2. memanfaatkan 30 menit pertama saat keberhasilan dalam menerapkan kedua strategi
pemotretan dimulai tersebut. Terjadinya kerja sama yang baik

106
spectã Vol. 1 No. 2 - November 2017

antara anak-anak dengan Roy Genggam serta Penggunaan metode pengumpulan data
tim RGP menjadi indikator keberhasilan dalam yang tepat, serta teknik dalam menggunakan
menerapkan strategi anak-anak. metode tersebut merupakan salah satu hal
Strategi hasil foto merupakan tindakan yang menunjang dalam proses penelitian ini.
umum yang dilakukan Roy Genggam dan tim Selain itu, ada beberapa hal yang menghambat
RGP dalam memprediksi pilihan foto yang selama proses penelitian, yaitu jarak yang
dilakukan oleh klien pascapemotretan iklan jauh antara peneliti dan objek penelitian,
Cussons. Strategi ini muncul karena adanya kurangnya pendetakan terhadap narasumber
respon dari suatu ketidakpastian dalam dan tidak mempertimbangkan pemilihan
memprediksi pilihan foto yang dilakukan oleh sample bersama fotografer.
klien pascapemotretan iklan Cussons. Cara-cara Terdapat tiga saran untuk para peneliti
dalam menerapkan strategi hasil foto bukan selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
suatu keharusan untuk dilakukan. Namun atau mengembangkan penelitian dengan topik
startegi ini perlu dilakukan dengan harapan, yang hampir sama khususnya dalam bidang
Roy Genggam mampu memprediksi pilihan foto fotografi. Ketiga saran ini muncul karena
yang dilakukan oleh klien pascapemotretan adanya hambatan-hambatan yang terjadi
iklan Cussons, walaupun tidak ada jaminan selama proses penelitian. Ketiga saran tersebut
keberhasilan dalam menerapkan strategi hasil antara lain, pertama memilih objek penelitian
foto. Terjadinya mutilasi tubuh saat proses yang mudah dijangkau. Jika keberadaan objek
olah digital menjadi indikator keberhasilan penelitian jauh dengan peneliti, maka perlu
strategi ini. dipertimbangkan segala biaya yang dibutuhkan
selama proses penelitian. Kedua, melakukan
KESIMPULAN DAN SARAN pendekatan terhadap narasumber sebelum
Setelah mengetahui tindakan umum dilakukan wawancara saat pengumpulan
dan tindakan khusus yang dilakukan Roy data. Ketiga, mempertimbangkan pemilihan
Genggam serta tim RGP, maka hasil penelitian sample bersama fotografer atau orang yang
tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek menciptakan karya tersebut. Setiap seniman
nonteknis fotografi merupakan salah satu faktor atau praktisi yang menciptakan sebuah karya
keberhasilan dalam pemotretan iklan yang tentu mempunyai idealisme terhadap karya
menggunakan anak-anak sebagai peduduk. tersebut. Untuk itu ketika seorang peneliti ingin
Hal tersebut terjadi karena aspek teknis mengkaji karya atau proses dari pembuatan
fotografi yaitu alat yang digunakan dan teknik karya maka perlu mempertimbangkan pemilihan
fotografi dalam pemotretan iklan dipengaruhi sample. Hal tersebut akan berdampak pada
oleh aspek nonteknis. Artinya bahwa aspek proses pengumpulan data (wawancara) yaitu
teknis fotografi mengikuti tindakan-tindakan perilaku narasumber (fotografer atau seniman)
yang dilakukan Roy Genggam yang berkaitan yang antusias atau tidak antusias.
dengan aspek nonteknis fotografi. Walaupun
demikian, aspek nonteknis fotografi juga KEPUSTAKAAN
berpengaruh terhadap hasil foto atau hasil
Buku
akhir dalam suatu pemotretan. Sehingga,
aspek non teknis fotografi sangat menentukan Drewniany & Jewler. Creative Strategy
berhasil atau tidaknya seorang fotografer in Advertising. NP, Content
Technologies: Textbook Reviews,
dalam pemotretan iklan yang menggunakan
2015.
anak-anak sebagai peduduk.

107
Willy Pamungkas, Kurniawan Adi Saputro, dan Kusrini, Strategi Kreatif Roy Genggam

Genggam, Roy. Memotret Pemotret. Pustaka Laman


Tangerang: Pustaka Asri, 2015.
Hetherington, E. Mavis & Ross D. Parke. A www.unmmyanmar.com (diakses pada 17
Contemporary Viewpoint 5th Edition. Oktober 2016)
USA, Boston: Mc Graw-Hill Collage, www.roygenggamphotography.com
Inc. 1999. (diakses pada 6 Oktober 2016)
Keraf, Gorys. Komposisi. Semarang: Bina
Putera, 2004.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Daftar Informan
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Pak De Solichin, Asisten Fotografer.
Munandar, S.U.C. Pengembangan
Wawancara. Tangerang Selatan: 20-
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
24 Desember 2016.
Rineka Cipta. 2009.
Roy Genggam, Fotografer. Wawancara.
Petty, Geoffrey. How to be Better at
Tangerang Selatan: 12-14 November
… Creativity = Memaksimalkan
2016.
Potensi Kreatif. Jakarta: Elex Media
-------------------, Fotografer. Wawancara.
Komputindo, 1997.
Tangerang Selatan: 20-24 Desember
Santrock, John W. Life-Span Development
2016.
5th Edition, terjemahan Juda
Sari Ardaningsih (Ria), Asisten Produser.
Damanik & Achmad Chusairi, editor
Wawancara. Tangerang Selatan: 20-
Herman Sinaga & Yati Sumiharti.
24 Desember 2016.
Jakarta: Erlangga, 2002.
Soedjono, Soeprapto. Pot-Pourri Fotografi.
Jakarta: Universitas Trisakti, 2007.
Souders, Rick. The Art and Attitude of
Commercial Photography. New York:
Amphoto Books, 2002.
Sugiarto, Atok. Memotret Anak-anak: Buku
Pegangan Fotografi Manual/ Digital.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2005.

Jurnal Penelitian

Dewantari, Alit Ayu. Strategi Kreatif Buku


Pop-Up Sebagai Medium Komunikasi
Visual. Yogyakarta: Pascasarjana ISI
Yogyakarta. 2015.
Pujiyanto. The Plundering of Child in
Advertising Ethical Code Breaking.
E-Journal: Malang State University,
2014.
Putra, Nalendra A. Analisa Strategi Kreatif
dengan Pendekatan Teori Visual
Branding Marty Neumier (Studi
Kasus Waralaba Coffe Shop “Coffe
Toffe Surabaya”. Yogyakarta: FSR
ISI Yogyakarta, 2014.
Tatra, Aswan. Studi Proses Kreatif Produksi
Iklan TV Komersial. Yogyakarta:
FSMR ISI Yogyakarta, 2014.

108

Anda mungkin juga menyukai