BUDAYA DI INDONESIA
b. Seni Rupa/lukis
Masuknya pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni
pahat dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada
bagian dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding pagar langkan di
candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat sang Budha. Di sekitar sang Budha
terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.
c. Seni Pertunjukan
Wujud akulturasi : Pertunjukan Wayang
Banyak yang beranggapan bahwa cerita kepahlawanan (epos) Ramayana dan Mahabrata
berasal asli dari tanah pulau Jawa, namun kedua epos tersebut sejatinya asli merupakan
unsur budaya India. Selain itu, gamelan yang mengiringi musik dalam pertunjukan
wayang menggunakan peralatan asli unsur budaya Indonesia dari jaman logam.
d. Sistem Pemerintahan
Wujud akulturasi : Sistem pemerintahan berbentuk kerajaan
Sebelum datangnya budaya India, sistem pemerintahan di Indonesia adalah pemerintahan
dalam lingkup suku yang dikepalai oleh seorang kepala suku. Pemilihan kepala suku
dilakukan dengan menggunakan sistem primus inter pares yang utama diantara yang lain.
Setelah datangnya budaya dari India kepala suku tersebut menjadi Raja dan terbentuklah
sistem pemerintahan kerajaan. Jika di India raja hanya dianggap sebagai seseorang yang
memilki kekuasaan dan kekuatan, maka raja raja di Indonesia selain dianggap sebagai
seseorang yang memilki kekuasaan dan kekuatan, lebih dari itu raja di Indonesia juga
dianggap memiliki kesaktian bahkan disamakan kedudukannya seperti dewa . Pandangan
tersebut mendorong munculnuya konsep Dewa Raja, yaitu raja raja di Indonesia
disamakan kedudukannya seperti Dewa.
e. Sistem Kepercayaan dan Filsafat
Wujud akulturasi : Kepercayaan Hindu – Budha
Sebelum datangnya agama hindu budha orang Indonesia sendiri sudah mempunyai
kepercayaan kepada nenek moyang, hal inilah yang menyebabkan terjadinya akulturasi
kepercayaan antara animisme (menyembah nenek moyang) dengan hindu budha. Hal ini
terbukti dengan adanya perubahan fungsi candi, awalnya hanya sebagai tempat pemujaan
kepada dewa untuk agama hindu dan budha yang kemudian berfungsi ganda sebagai
makam juga karena adanya kepercayaan nenek moyang. Sedangkan di bidang filsafat
adanya kepercayaan filsafat hindu-jawa yang mengatakan bahwa semakin tinggi tempat
semakin suci tempat itu, karena tempat tinggi adalah tempat bersemayam para dewa.
h. Sistem penanggalan/Kalender
Wujud akulturasi : Penggunaan Tahun Saka
Penggunaan Kalender saka di Indonesia dimodifikasi dengan unsur unsur penaggalan
lokal terutama di Jawa dan Bali,seperti penggunaan Candra Sangkala atau kronogram
dalam memperingati sebuah Peristiwa. Candra Sangkala adalah tanda atau penulisan
tahun dalam bentuk sandi (perlambang) biasanya diwujudkan dalam bentuk untaian
kalimat agar mudah diingat.
i. Sistem Huruf
Wujud : Huruf Pallawa
Dalam unsur budaya menulis tidak terjadi proses akulturasi, melainkan proeses interaksi
yang terjadi antara Indonesia dengan India dalam hal sistem huruf adalah interaksi yang
bersifat adopsi, karena bangsa Indonesia sebelumnya memang belum mengenal tulisan
(sistem huruf). Sistem huruf yang diadopsi ini kemudian dikembangkan oleh bangsa
Indonesia hingga melahirkan huruf jawa kuno, huruf Melayu Kuno.
Referensi :
Rosfenti, Veni. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia. Jakarta:
Kemendikbud.