Anda di halaman 1dari 13

Interaksi Budaya Lokal,Hindu,Budha dan Islam di Indonesia

Proses Interaksi Antara Tradisi Lokal Hindu-Budha dan Islam di Indonesia


Unsur-unsur yang dapat mempersatukan tradisi sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal,
Hindu-Budha, dan Islam. Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai unsur-unsur budaya
Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal kebudayaan Macro & Micro Cosmos, yang
merupakan keyakinan adanya supranatural atas kehidupan bumi.
Beberapa contoh tradisi daerah yang merupakan perpaduan unsur lokal, Hindu-Budha, dan Islam
di Indoesia adalah :
a) Upacara selamatan, pemberian nama selamat yang bertujuan untuk memberi keselamatan bagi
penyelenggara / pemakai nama tersebut.
b) Upacara bersih desa, agar desa bersih dan hasil pertanian melimpah.
c) Upacara sedekah, setelah 7 hari dari hari raya Idul Fitri di daerah Demak, sebagai
tanda syukur.
d) Upacara Tabuik di pantai barat Sumatera sebagai peringatan atas Hasan & Husein, cucu Nabi
Muhammad SAW yang dipengaruhi golongan Syiah.
Upacara tradisional tersebut maih terus dilakukan hingga saat ini untuk mengingatkan
tradisi lokal mereka. Dalam pembahasan di atas telah dikemukakan bahwa, unsur budaya
asli memegang peranan & tidak dapat disingkirkan begitu saja dalam proses pencampuran
dengan budaya asing. Salah satu proses kepercayaan lokal dengan budaya asing berkaitan
dengan kematian dalam wujud kepercayaan dikenal sebagai Animisme & Dinamisme.
Misalnya upacara kematian seseorang dilakukan sesuai dengan kebudayaan lokal. Makam di
Indonesia terpelihara dengan baik karena adanya penghormatan dari anak cucu kepada
leluhurnya. Dengan latar belakang budaya Megalithikum, di samping Sarkofagus, maka
dibuatlah Kijing dari batu di atas makam, bahkan terkadang dibuatkan rumah kecil
pelindung makam yang disebut Cungkup. Hal itu merupakan contoh dari kepecayaan Animisme.
Sedangkan kepercayaan Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda-benda yang
dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya rumah dibangun oleh seseorang demi
kesejahteraan dirinya beserta keluarganya, dibangun dengan penuh perhitungan & persyaratan.
Guna menghindari gangguan roh jahat, di dekat pintu gerbang di tempatkan Dwarapala, berupa
sepasang patung.
A. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia
1) Bidang budaya
Sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia talah menggunakan bahasa
melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya Hindu-Budha masyarakat menggunakan bahasa
sansekerta dan bahasa podi. sedangkan Masuknya agama Islam ke Indonesia, Islam
menggunakan bahasa Arab. Hal itu membuat
perbendaharaan kata semakin banyak.
2) Bidang aksara
Dengan datngnya aagama Hindu-Budha masyarakat menjadi mengenal aksara pallawa atau
nagari. Setelah Islam datang menggunakan aksara Arab. Tetapi ada pencampuran yaitu aksara
Pegon, yaitu aksara arab yang digunakan untuk menulis bahasa Sunda / Jawa.
3) Bidang sosial
System masyarakat yang dulunya dibedakan berdasarkan profesi, setelah agama Hindu-Budha
masuk, system kemasyarakatan dibedakan berdasarkan kasta. Tetapi dengan masuknya agama
Islam sitem kasta mulai menghilang, meskipun sekarang masih kita jumpai pada masyaakat
tertentu.
4) Bidang system pemerintahan
Dulu system pemerintahan dipimpin oleh seorang kepala suku. Menggunakan system Primus
Interpares yang berarti nomer satu dintara sesamanya. Sedangkan dalam Hindu-Budha system
pemrintahannya kerajaan yang dipimpin seorang raja. Tetapi dalam Islam nama raja diganti
dengan sebutan Sultan.
5) Bidang bangunan
Candi Hindu-Budha yang ditemukan di Indonesi pada dasarnya merupakan wujud akulturasi dari
zaman megalithikum yaitu dari bangunan punden berundak.
Letak bangunan utama
Bentuk candi menyasuaikan dir ke entuk bangunan punden brundak. Bangunan utamanya berada
di bagian belakang dan bentuknya bertingkat.
Fungsi candi
Selain befungsi sebagai tempat pemujaan dewa, juga berfungsi sebagai tempat untuk pemujaan
nenek moyang.
6) Bidang seni
Seni arca
Arca pada zaman dulu merupakan perwujudan dari nenek moyang, cirinya masih dibuat
sederhana dan kasar. Setelah Hindu-Budha masuk pembuatan arca mempunyai kualitas baik.
Sedangkan pada zaman Islam masuk, arca yang semula bentuknya mahkluk hidup mulai
disamarkan, karena tidak diperbolehkan pada zaman Islam.
Wayang
Agama Hindu-Budha dating memperkaya unsur-unsur bahan cerita pewayangan dan pada zaman
Islam wayang digunakan sebagai media cakwah.
Sastra
Sastra di Indonesia beru mengenal sastra lisan, misalnya sastra ritual (doa /rapal) dan non ritual
(nyanyian rakyat dan peribahasa). Setelah datangnya Hindu- Budha Indonesia mengenal sastra
tembang dan irama kidung. Pada saat Islam masuk cerita tersebut hanya digubah dan bahasanya
ditambah kosakata Arab.
Tari
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan salawat
dan dalam tarian itu sangat dipengaruhi olah paham Sufi. Misalnya pada permainan Debus.
7) Bidang kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender
Saka (kalender Hindu). Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi,
pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram
menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah)
seperti tahun Hijriah Islam).
Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti
Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari
tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada kalender
saka juga dipergunakan.
Kalender Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram
1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.

8) Pernikahan
Akulturasi antara budaya lokal dan Hindu-Budha terlihat dalam pengadaan sesajen. Setelah
Islam masuk upacaranya di awali dengan membaca akad antara kedua mempelai.
9) Pemakaman
Prosesi pemakaman yang sesuai dengan Islam hanya kewajiban untuk mensucikan jenazah,
mengkafani, dan menguburkannya. Tetapi karena adanya akulturasi, misal setelah hari kematian
adanya hari- hari peringatan selamatan / acara tahlilan yang berisi pembacaan zikir dan tahlil.
Juga pemberian nisan yang merupakan warisan kebudayaan prasejarah.

Interaksi Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Pada Awal Perkembangan Islam.


1. Perpaduan Budaya Islam dan Budaya Lokal
a. Budaya istana
a. Tata pemerintahan
Dalam perkembangan sejarah Islam dikenal adanya kalifah, artinya seorang pengganti setelah
Nabi wafat yang bertugas mengurus Negara dan agama, serta melaksanakan hukum Islam dalam
kehidupan Negara.
b. Bangunan istana
Bangunan istana yang berasal dari peninggalan zaman Hindu-Budha sudah tidak dapat
ditemukan lagi pada zaman Islam. Hal ini karena istana pada zaman itu dibuat dari bahan yang
mudah hancur. Berbeda dengan bangunan istana para Sultan yang umumnya dibuat dari batu
bata dengan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng pertahanan terakhir dari
suatu Negara atau kerajaan.
c. Masjid agung
Seorang Sultan adalah seorang pemimpi agama dan kepala pemerintahan yang memiliki
kewajiban untuk membangun sebuah masjid besar atau masjid agung yang diperuntukkan
sebagai pusat kegiatan keagamaan.
Masjid agung yang terkait dengan istana misalnya Masjid Baiturahman di Banda Aceh, Masjid
agung di Jogjakarta, Masjid Maimun di Medan.
d. Istana kerajaan
Istana dapat dikatakan sebagai pusat budaya. Namun istana pada masa Islam tidak lepas dari
system Foedal. Pada system ini, system pelapisan sosial pada masyarakatnya yang menjadi ciri
utamanya.
b. Kesenian istana
Kesenian istana adalah kesenian yang berkembang dalam lingkunan istana. Selain itu
berkembang pula kesenian yang hanya diperuntukkan bagi penghuni istana. Cirinya adalah
penyajiannya serba megah, cerita yang dimainkan erat hubungannya dengan masalah
pemerintahan, sifatnya cenderung sakral.
Kesenian lainnya yang juga berkembang adalah satra. Pada zaman wali, berkembang karya sastra
yang erat kaitannya dengan masalah agama seperti Kitab suluk Bonang, prosa yang berisi ajaran
agama Islam dan sudah banyak mendapat pengaruh dari bahasa Arab maupun bahasa Melayu.
c.Masjid
Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam dalm perkembangannya masjid bukan hanya
sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat dan pusat kegiatan keagamaan.
a. Masjid tradisional
Masjid tradisional merupakan jenis masjid yang pertama kali ada di Indonesia. Masjid ini
menggunakan bahan bangunan yang berasal dari alam. Susunan atapnya bertingkat dan dapat
disebut dengan atap tumpang.

b. Masjid makam
Masjid makam merupakan perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid tradisional
di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja perpaduan antara masjid dan makam.
Di belakang masjid tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja kerajaan
Islam.
c. Masjid modern
Masjid modern adalah masjid dengan bangunan arsitektur moderndan bahanbahan yang
digunakan juga modern. Disertai dengan manara, yang berfungsi sebagai tampat muazin
mengumandagkan azan.
2. Pengaruh Islam di berbagai daerah di Indonesia
Faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia adalah :
agama Islam tidak mengenl kasta
dibawa oleh golongan pedagang
berkembang secara damai
sifat bangsa Indonesiayang terbuka dan ramah memberi peluang untuk bergaul dengan bangsa
lain.
Agama dan budaya Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur. Jalur tersebut misalnya,
Persia, Afganistan, Pakistan, India, kemudian menuju Indonesia.
3. Perkembangan agama dan budaya Islam di Indonesia
Munculnya Bandar-bandar dagang di India tidak dapat dipisahkan dengan proses masuk dan
berkembangnya agama Islam di Indonesia. Pedagang datang ke Indonesia bukan hanya untuk
berdagang, melainkan juga menyebarkan agama mereka.
4. Penyebaran agama Islam pada masa wali sanga
Selain dilakukan oleh para pedagang, penyabaran Islam juga dilakukan oleh para ulama dan para
wali. Wali merupakan seorang utusan yang mempunyai pengetahuan tentang agama dan ilmu
gaib.
Wali songo terdiri dari Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus,
Sunan Muria, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati. Selain para wali,
kita juga mengenal para pemikir Islam atau sufi seperti Hamzah Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri.
Di Jawa tengah kita menganal Sultan
tembayat yang menyebarkan Islam melalui pondok pesantren.

B. Konsep Kekuasaan Kerajaan Hindu-Budha dan Kerajaan Islam.


Pada awal perkembangan Islam di Indonesia, di beberapa dearah masih terdapat kerajaan Hindu-
Budha yang masih berdiri. Pebandingan konsep kekuasaan dari kerajaan Hindu-budha dengan
Islam adalah sebagai berikut:

1.Penyebutan gelar raja sedangkan pada masa Islam disebut sebagai


- penyebutannya pada masa Hindu-Budha Sultan, Sunan, atau Khalifatullah
adalah raja,maharaja, & rakai
2.Sistem pengangkatan raja Pada masa Islam rajanya harus semufakat
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha Calon secara hukum dengan adat dan mendapat
pengganti raja yang utama adalah putra persetujuan dari rakyat, ulama, & orang-
mahkota dari permaisuri,kandidat lainnya orang cerdik pandai.
orang yang menjabat sebagai mahamentri I
Hino, I pakiran-kiran, dan I Halu
3.Sistem komologis Pada masa Islam raja adalah makhluk yang
Merupakan system kekuasaan yang terjalin lebih tinggi dibandingkan dengan manusia
satu keserasian antara dunia manusia dan sehingga dianggap wakil tuhan
alam semesta.
- Pada masa kerajaan Hindu- Budha masih
menerapkan system pulung atau wahyu
dari Tuhan yang diadopsi dari kerajaan
pada masa Islam.
4.Kedudukan raja Pada masa Islam raja mempunyai
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha raja kedudukan yang sangat tinggi dan
dan bangsawan menempati golongan menempati susunan masyrakat yang
penguasa, namun mereka tidak menempati tinggipula. Selain itu, seorang raja harus
susunan masyarakat memiliki perlambangan dengan kekuatan
yang tinggi. magis. Beberapa perlambang yang dapat
menunjukkan kekuatan magis menurut
Babad Tanah Jawi adalah alat gamelan
berupa Gong.
5.Pemerintahan pusat dan daerah Pada masa Islam pejabat yang berada di
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha bawah raja adalah patih, menteri, kadi,
menganut system Dewa Lokapala, yaitu senopati,laksamana, & syah Bandar.
pemerintahan daerah yang berada di empat
penjuru mata angin.
6.Hubungan antara raja dan rakyat - Pada masa Islam merupakan hubungan
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha raja antara penguasa & rakyatnya berdasarkan
merupakan penguasa yang memerintah pada hubungan Patron Clien (hubungan
rakyatnya berdasarkan antara pemilik tanah dengan penggarap
hubungan yang memerintah dan yang tanah/petani)
diperintah.
7.Genealogi Raja Di kerajaan Melayu menghubungkan nenek
- di kerajaan Sulawesi selatan moyangnya dengan Arab, yaitu
mengembalikan genealogi rajanya yang keturunan dari Husein (cucu Nabi
pertama turun dari langit sebagai Muhammad).
tomenurung dan oleh rakyat diangkat
sebagai raja.

AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDHA-ISLAM di INDONESIA

AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDHA-ISLAM di INDONESIA


PERKEMBANGAN TRADISI HINDU-BUDHA DI INDONESIA
Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat
Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para pedagang
India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia guna menunggu musim
yang baik. Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk setempat di luar hubungan
dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas
3 periode sebagai berikut.
1. Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol sedang unsur/
ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak ditemukannya patung-patung
dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan
Mataram Kuno.

2. Periode Tengah (Abad XI-XVI M)


Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut disebabkan karena
unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali menonjol sehingga
keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini
terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit.
Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme
antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah
dewa tetapi juga makam leluhur.
3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)
Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya,
sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan politik ekonomi di India. Di
Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh
nenek moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai
manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra
lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India.
AKULTURASI
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi
merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup
berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua
kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu
saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan
masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:

1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga
masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.

2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan
suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang.
Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan
kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut tampak pada.
1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia.
Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.

2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan
karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh
Hindu-Budha di Indonesia.

3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku
yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya.
Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja
yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki
kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah
wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.

4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan
masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
ü Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian
masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan
kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang
merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.
ü Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah
khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi
dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di
Indonesia.
Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang merupakan
interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh :
· Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
· Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
· Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
· Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
· Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
ü Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan
ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap
saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat
Indonesia saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang karena berawal dari hubungan
dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan tempat-tempat pendidikan yang dikenal
dengan pasraman. Di tempat inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut
maka muncul tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki pengetahuan lebih dan
menghasilkan berbagai karya sastra.
Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian menyebarkan pada yang
lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke tempat asal agama tersebut. Untuk menambah
ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah. Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama
menggunakan bahasa sendiri sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal.
Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar agama Budha, seperti di
Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala. Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan
asrama khusus untuk pendidikan para pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India)

5. Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki
kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya
agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha
walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang
dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama
seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari Singasari
yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam
upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun
dan 1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.

6. Seni dan Budaya


Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah
ini:

Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa
Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya
bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu
bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi
Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal
kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa.
Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu
jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai.
Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung
terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief
cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.

Seni Sastra dan Aksara


Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.
Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh.
Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli
berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja
Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa
Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan
bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai
dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno.
Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf
Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.

7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah memiliki
budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia
semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh
Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang
kemaritiman, bangunan dan pertanian.

Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota pelabuhan, ekspedisi


pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang awalnya baru dapat
membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.

Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula pada
pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu maupun Budha.

Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Budha yang memiliki
nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam penulisan prasasti-prasastri pada batu-
batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi.
Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara turun-temurun dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi yang baik mulai
diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada
relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit.

8. Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya :
· Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang
dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I
dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak
didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun
Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan
Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari
Raya Nyepi.
· Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan
tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat/ gambaran
kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.
Seni Ukir

Seni Ukir Islam disebut Kaligrafi, yang dapat dipahatkan pada kayu.
Contoh :
☻Kaligrafi/ukiran yang dipahatkan pada dinding depan Masjid Mantingan, Jepara

☻Di Masjid Cirebon terdapat pahatan berbentuk harimau

Pahatan berupa gambar tersebut disebut Arabesk

SENI SASTRA
Tampak pada karya sastra di Selat Malaka dan Pulau Jawa.
Karya sastra yang berkembang:
1. Suluk,yaitu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Contoh : Suluk Sukrasa, Suluk
Wujil

2. Hikayat, yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada sebeluym masuknya Islam.

Contoh: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Panji Semirang

3. Babad, yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat silsilah para raja suatu kerajaan Islam

Contoh: Babad tanah Jawi, Babd Cirebon, Babad Ranggalawe


SISTEM PEMERINTAHAN
Digunakan aturan-aturan Islam dalam pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Terbukti dengan adanya :

ü Raja Mataram Islam awalnya bergelar Sunan/Susuhunan, artinya dijunjung

ü Raja akan diberi Gelar Sultan jika telah diangkat atas persetujuan khalifah yang memerintah di
Timur Tengah

ü Terdapat gelar lain yaitu Panembahan, Maulana.

SOSIAL

v Mulai dikenal sistem demokrasi

v Tidak mengenal adanya sistem kasta

v Tidak mengenal perbedaan gologan dalam masyarakat

FILSAFAT
Setelah Islam lahir berkembanglah Ilmu filsafat yang berfungsi untuk mendukung pendalaman
agama Islam.

Ø Abad 8 M, lahir dasar-dasar Ilmu Fikih

Ø Fikih, merupakan ilmu yang mempelajari hukum dan peraturan yang mengatur hak dan
kewajiban umat Islam terhadap Tuhan dan sesama manusia.

Dengan Fikih diharapkan umat Islam dapat hidup sesuai dengan kaidah Islam.

Ø Abad ke-10 M, lahir dasar-dasar Ilmu Qalam dan Tasawuf

Ø Qalam, merupakan ajaran pokok Islam tentang keesaan Tuhan, Ilmu teologi/Ilmu ketuhanan/
Ilmu Tauhid.

Ø Asal mula lahirnya tasawuf karena pencarian Allah karena kecintaan dan kerinduan pada
Allah.

Ø Tasawuf kemudian berkembang menjadi aliran kepercayaan.


Interaksi antara tradisi lokal dan kebudayaan Hindu Budha

Interaksi antara tradisi lokal dan kebudayaan Hindu Budha – Pada awalnya interaksi kebudayaan
itu terjadi antara kebudayaan lokal Nusantara (Indonesia) dan kebudayaan Hindu-Buddha. Hasil
interaksi antara kebudayaan ini kemudian berinteraksi lagi dengan kebudayaan Islam yang
datang kemudian. Itulah yang membentuk kebudayaan Indonesia sekarang ini.

Para ahli sejarah masih sulit memastikan kebudayaan mana yang lebih dahulu masuk ke
Indonesia, apakah kebudayaan Hindu ataukah Budha. Ada beberapa temuan patung Buddha di
beberapa tempat di Indonesia yang menurut para arkeolog diciptakan sekitar abad ke-2 dan ke-3
Masehi.

Patung-patung Buddha tersebut misalnya dapat ditemukan di Jember (Jawa Timur), Sempaga
(Sulawesi Selatan), Bukit Siguntang (Palembang), dan Gua Sikumbang (Muara Kaman).

Hal tersebut diperkuat penelitian sejarawan F.D.K. Bosch, yang menyatakan bahwa arca Buddha
yang ditemukan di Sempaga masuk ke Indonesia dari Amarawati, sebuah daerah di India selatan,
antara abad ke-2 atau ke-3 Masehi.

Arca Budha yang terdapat di Bukit Siguntang juga diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi.
Sementara itu, ditemukan juga patung Buddha bergaya Gandhara (India Utara) di Kota Bangun,
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dari bukti-bukti arkeologi tersebut, kebudayaan dan agama Buddha masuk lebih dahulu ke
Indonesia, yaitu sekitar abad ke-2 Masehi dan menyebar ke Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Agama dan kebudayaan Hindu muncul belakangan, yaitu sekitar abad ke-4. Hal ini dibuktikan
dengan temuan prasasti yang tertulis di atas tujuh yupa di Kutai, Kalimantan Timur, prasasti
tertua bercorak Hindu di Indonesia.

Sebelum agama dan kebudayaan Islam masuk mulai abad ke-7 dan berkembang pesat sejak abad
ke-13, pengaruh Hindu-Buddha sudah berlangsung selama berabad-abad. Tidak mengherankan
jika agama dan kebudayaan Hindu-Budha sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat
Indonesia. Bahkan telah mengakar dan mempengaruhi semua sendi kehidupan masyarakat
melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Anda mungkin juga menyukai