8) Pernikahan
Akulturasi antara budaya lokal dan Hindu-Budha terlihat dalam pengadaan sesajen. Setelah
Islam masuk upacaranya di awali dengan membaca akad antara kedua mempelai.
9) Pemakaman
Prosesi pemakaman yang sesuai dengan Islam hanya kewajiban untuk mensucikan jenazah,
mengkafani, dan menguburkannya. Tetapi karena adanya akulturasi, misal setelah hari kematian
adanya hari- hari peringatan selamatan / acara tahlilan yang berisi pembacaan zikir dan tahlil.
Juga pemberian nisan yang merupakan warisan kebudayaan prasejarah.
b. Masjid makam
Masjid makam merupakan perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid tradisional
di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja perpaduan antara masjid dan makam.
Di belakang masjid tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja kerajaan
Islam.
c. Masjid modern
Masjid modern adalah masjid dengan bangunan arsitektur moderndan bahanbahan yang
digunakan juga modern. Disertai dengan manara, yang berfungsi sebagai tampat muazin
mengumandagkan azan.
2. Pengaruh Islam di berbagai daerah di Indonesia
Faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia adalah :
agama Islam tidak mengenl kasta
dibawa oleh golongan pedagang
berkembang secara damai
sifat bangsa Indonesiayang terbuka dan ramah memberi peluang untuk bergaul dengan bangsa
lain.
Agama dan budaya Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur. Jalur tersebut misalnya,
Persia, Afganistan, Pakistan, India, kemudian menuju Indonesia.
3. Perkembangan agama dan budaya Islam di Indonesia
Munculnya Bandar-bandar dagang di India tidak dapat dipisahkan dengan proses masuk dan
berkembangnya agama Islam di Indonesia. Pedagang datang ke Indonesia bukan hanya untuk
berdagang, melainkan juga menyebarkan agama mereka.
4. Penyebaran agama Islam pada masa wali sanga
Selain dilakukan oleh para pedagang, penyabaran Islam juga dilakukan oleh para ulama dan para
wali. Wali merupakan seorang utusan yang mempunyai pengetahuan tentang agama dan ilmu
gaib.
Wali songo terdiri dari Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus,
Sunan Muria, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati. Selain para wali,
kita juga mengenal para pemikir Islam atau sufi seperti Hamzah Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri.
Di Jawa tengah kita menganal Sultan
tembayat yang menyebarkan Islam melalui pondok pesantren.
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga
masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan
suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang.
Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan
kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut tampak pada.
1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia.
Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan
karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh
Hindu-Budha di Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku
yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya.
Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja
yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki
kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah
wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan
masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
ü Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian
masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan
kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang
merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.
ü Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah
khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi
dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di
Indonesia.
Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang merupakan
interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh :
· Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
· Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
· Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
· Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
· Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
ü Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan
ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap
saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat
Indonesia saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang karena berawal dari hubungan
dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan tempat-tempat pendidikan yang dikenal
dengan pasraman. Di tempat inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut
maka muncul tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki pengetahuan lebih dan
menghasilkan berbagai karya sastra.
Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian menyebarkan pada yang
lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke tempat asal agama tersebut. Untuk menambah
ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah. Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama
menggunakan bahasa sendiri sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal.
Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar agama Budha, seperti di
Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala. Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan
asrama khusus untuk pendidikan para pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India)
5. Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki
kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya
agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha
walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang
dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama
seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari Singasari
yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam
upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun
dan 1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa
Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya
bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu
bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi
Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal
kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa.
Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu
jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai.
Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung
terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief
cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah memiliki
budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia
semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh
Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang
kemaritiman, bangunan dan pertanian.
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula pada
pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu maupun Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Budha yang memiliki
nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam penulisan prasasti-prasastri pada batu-
batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi.
Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara turun-temurun dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi yang baik mulai
diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada
relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit.
8. Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya :
· Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang
dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I
dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak
didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun
Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan
Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari
Raya Nyepi.
· Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan
tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat/ gambaran
kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.
Seni Ukir
Seni Ukir Islam disebut Kaligrafi, yang dapat dipahatkan pada kayu.
Contoh :
☻Kaligrafi/ukiran yang dipahatkan pada dinding depan Masjid Mantingan, Jepara
SENI SASTRA
Tampak pada karya sastra di Selat Malaka dan Pulau Jawa.
Karya sastra yang berkembang:
1. Suluk,yaitu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Contoh : Suluk Sukrasa, Suluk
Wujil
2. Hikayat, yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada sebeluym masuknya Islam.
3. Babad, yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat silsilah para raja suatu kerajaan Islam
ü Raja akan diberi Gelar Sultan jika telah diangkat atas persetujuan khalifah yang memerintah di
Timur Tengah
SOSIAL
FILSAFAT
Setelah Islam lahir berkembanglah Ilmu filsafat yang berfungsi untuk mendukung pendalaman
agama Islam.
Ø Fikih, merupakan ilmu yang mempelajari hukum dan peraturan yang mengatur hak dan
kewajiban umat Islam terhadap Tuhan dan sesama manusia.
Dengan Fikih diharapkan umat Islam dapat hidup sesuai dengan kaidah Islam.
Ø Qalam, merupakan ajaran pokok Islam tentang keesaan Tuhan, Ilmu teologi/Ilmu ketuhanan/
Ilmu Tauhid.
Ø Asal mula lahirnya tasawuf karena pencarian Allah karena kecintaan dan kerinduan pada
Allah.
Interaksi antara tradisi lokal dan kebudayaan Hindu Budha – Pada awalnya interaksi kebudayaan
itu terjadi antara kebudayaan lokal Nusantara (Indonesia) dan kebudayaan Hindu-Buddha. Hasil
interaksi antara kebudayaan ini kemudian berinteraksi lagi dengan kebudayaan Islam yang
datang kemudian. Itulah yang membentuk kebudayaan Indonesia sekarang ini.
Para ahli sejarah masih sulit memastikan kebudayaan mana yang lebih dahulu masuk ke
Indonesia, apakah kebudayaan Hindu ataukah Budha. Ada beberapa temuan patung Buddha di
beberapa tempat di Indonesia yang menurut para arkeolog diciptakan sekitar abad ke-2 dan ke-3
Masehi.
Patung-patung Buddha tersebut misalnya dapat ditemukan di Jember (Jawa Timur), Sempaga
(Sulawesi Selatan), Bukit Siguntang (Palembang), dan Gua Sikumbang (Muara Kaman).
Hal tersebut diperkuat penelitian sejarawan F.D.K. Bosch, yang menyatakan bahwa arca Buddha
yang ditemukan di Sempaga masuk ke Indonesia dari Amarawati, sebuah daerah di India selatan,
antara abad ke-2 atau ke-3 Masehi.
Arca Budha yang terdapat di Bukit Siguntang juga diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi.
Sementara itu, ditemukan juga patung Buddha bergaya Gandhara (India Utara) di Kota Bangun,
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Dari bukti-bukti arkeologi tersebut, kebudayaan dan agama Buddha masuk lebih dahulu ke
Indonesia, yaitu sekitar abad ke-2 Masehi dan menyebar ke Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Agama dan kebudayaan Hindu muncul belakangan, yaitu sekitar abad ke-4. Hal ini dibuktikan
dengan temuan prasasti yang tertulis di atas tujuh yupa di Kutai, Kalimantan Timur, prasasti
tertua bercorak Hindu di Indonesia.
Sebelum agama dan kebudayaan Islam masuk mulai abad ke-7 dan berkembang pesat sejak abad
ke-13, pengaruh Hindu-Buddha sudah berlangsung selama berabad-abad. Tidak mengherankan
jika agama dan kebudayaan Hindu-Budha sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat
Indonesia. Bahkan telah mengakar dan mempengaruhi semua sendi kehidupan masyarakat
melalui proses asimilasi dan akulturasi.