Anda di halaman 1dari 4

Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-

Buddha

Perbesar

Akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha:

 Seni rupa dan seni ukur: relief pada candi-candi.


 Seni bangunan: bentuk candi berupa punden berundak-undak dengan
hiasan patung dan stupa. Pada dasarnya, candi yang ditemukan di Indonesia
merupakan perwujudan akulturasi budaya India dengan budaya Indonesia.
Hal tersebut terlihat pada dasar-dasar bangunan candi, yaitu bangunan
punden berundak-undak.
 Seni aksara dan sastra: berbentuk puisi dan prosa, ada tiga kelompok
sastra yaitu kitab hukum, tutur (pitutur kitab keagamaan), dan wiracarita
(kepahlawanan), serta wayang kulit (cerita Ramayanan dan Mahabrata).
 Seni pertunjukan: bermacam-macam gamelan (xylophones, chordophones,
membranophones, aerophones, dan tidophones).
 Sistem kepercayaan: fungsi candi selain tempat pemujaan juga sebagai
makam raja.
 Arsitektur: bentuk bangunan candi dan pertapaan wihara.
 Sistem pemerintahan: pemimpin suku diubah menjadi raja dan
wilayahnya sebagai kerajaan.


 Kerajaan Kutai. - Kerajaan Kutai berdiri pada tahun 400 Masehi.
 Kerajaan Tarumanegara. - Kerajaan Tarumanegara berdiri pada tahun 450
Masehi.
 Kerajaan Mataram Kuno. - Kerajaan Mataram berdiri pada sekitar abad ke-8.
 Kerajaan Sriwijaya. ...
 Kerajaan Kediri. ...
 Kerajaan Singasari.
1. Akulturasi Budaya Lokal dengan Islam

contoh akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal dari berbagai bidang. Seni
bangunan Bangunan yang dapat dijadikan contoh wujud akulturasi budaya lokal dengan
Islam di Indonesia adalah masjid, makam, dan keraton. Di berbagai daerah, bangunan
masjid mempunyai berbagai bentuk arsitektur sesuai dengan pengaruh budaya masing-
masing. Sebagai bentuk akulturasi, bangunan masjid selain menjadi tempat beribadah
juga mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan sosial, politik dan pendidikan Islam.
Selain masjid, wujud akulturasi kebudayaan lokal dan Islam adalah makam. Makam
biasanya dibuat dengan membangun cungkup atau kijing di atasnya. Dalam Islam, tidak
ada ajaran yang mengharuskan menggunakan dua hal tersebut, karena kijing dan
cungkup adalah pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang lebih dulu masuk di
nusantara. Tempat tinggal sultan atau keraton juga salah satu perwujudan akulturasi
kebudayaan Islam dengan kebudayaan lokal. Hal ini dapat dilihat pada bangunan keraton
kesultanan Islam di Jawa dan beberapa di Sumatera yang merupakan perpaduan
arsitektur budaya setempat dengan kebudayaan Islam. Kendati demikian,
berkembangnya pengaruh Islam di nusantara tidak membuat seni pahat dan seni ukir
hilang. Seni ukir tetap berkembang dengan berbagai modifikasi, contohnya dapat
dijumpai pada ukiran yang terdapat di masjid dan makam-makam Islam. Dikembangkan
juga seni ukir dengan bentuk tulisan Arab atau kaligrafi yang dicampur dengan ragam
hias yang lain. Baca juga: Masuknya Islam ke Nusantara Aksara dan seni sastra Ketika
Islam masuk ke nusantara, abjad atau huruf-huruf Arab juga mulai digunakan di
Indonesia. Sebagai bentuk akulturasi, huruf Arab yang digunakan masyarakat setempat
menjadi lebih sederhana dan dipakai di daerah-daerah dengan penggunaan bahasa
daerah. Huruf Arab ini lebih dikenal dengan huruf Arab gundul, yang mulanya dipakai di
Sumatera lalu menyebar ke seluruh Indonesia. Dalam bidang sastra, banyak karya yang
ditulis pada masa pengislaman di Indonesia. Adapun karya-karya tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Hikayat Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah yang menarik dan
terkadang tidak masuk akal. Beberapa contoh hikayat yang muncul pada masa pengaruh
Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat Sri Rama, Hikayat
Pandawa Lima, dan masih banyak lainnya.
2. Babad Babad berisi cerita sejarah, yang berisi campuran antara fakta, mitos, dan
kepercayaan. Contoh babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, dan Babad
Mataram.
3. Suluk Suluk adalah karya sastra berupa kitab-kitab yang isinya menjelaskan tentang
tasawuf. Salah satu contohnya adalah Suluk Wujil, yang berisi ajaran Sunan Bonang
kepada Wujil, yakni seorang kerdil yang pernah menjadi abdi di Kerajaan Majapahit.
Berikut ini beberapa bentuk kesenian yang muncul pada saat pengislaman di Indonesia.

1. Permainan debus Permainan debus adalah tarian yang pada puncak acaranya para
penari akan menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini
diawali dengan pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan selawat nabi.
2. Seudati Seudati adalah tarian dari Aceh yang asilnya dimainkan oleh delapan penari
sambil menyanyikan lagu yang isinya selawat nabi.
3. Wayang Ketika Islam masuk ke Indonesia, wayang yang merupakan kebudayaan asli
lokal dan pernah mengalami akulturasi dengan budaya Hindu-Buddha, kembali
mengalami penyesuaian. Misalnya pada bentuk tubuh tokoh, di mana tangannya dibuat
sangat panjang untuk membedakan dengan manusia sesungguhnya. Tradisi Sampai
saat ini, masyarakat muslim Indonesia masih melakukan upacara-upacara ritual yang
memadukan tradisi setempat dengan kebudayaan muslim. Misalnya Hari Raya Idul Fitri,
yang dirayakan dengan silaturahmi antarkeluarga dan tetangga. Kemudian sebagai
bentuk dari rasa hormat terhadap orang tua dan nenek moyang, masyarakat muslim
Indonesia juga menjalankan tradisi berziarah. Selain itu, masyarakat Jawa juga
melakukan berbagai kegiatan selamatan dengan bentuk kenduri yang dilakukan pada
waktu tertentu.

Pengaruh Budaya Barat di Indonesia

Seperti berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga


masyarakat lebih bisa mengetahui informasi yang ada di Indonesia
dan di dunia dan ilmu pengetahuan masayarakat lebih luas lagi,
pola pikir masyarakat menjadi modern dan lebih berkembang,
dapat memperkaya keberagaman budaya Indonesia bila di
manfaatkan dengan baik, mengetahui bahasa asing lewat lagu --
lagu. 

Hal yang berdampak negatif dengan masuknya budaya barat di


Indonesia yaitu gaya hidup seperti kebarat -- baratan misalnya
dengan menggunakan pakaian seperti gayanya orang barat, gaya
hidup seperti orang barat, pesta pora, sikap menjadi inividualistis,
materialistis, kesenjangan sosial, pola hidup yang konsumtif, dan
jiwa nasionalisme menjadi memudar.

Budaya barat yang masuk akibat globalisasi ke Indonesia turut


mengubah perilaku dan  kebudayaan Indonesia, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada
disetiap daerah di Indonesia dengan hal seperti ini bisa dilihat dari
ketidakmampuannya orang -- orang di Indonesia untuk
beradaptasi dengan baik terhadap budaya barat sehingga menjadi
terpengaruh sehingga cenderung bergaya hidup dengan ke barat
-- baratan dan memudarnya budaya timur sendiri. 

Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang -- orang Indonesia


terutama para remaja di Indonesia sering sekali keluar masuk ke
tempat club ataupun hiburan malam lainnya, nongkrong-
nongkrong du cafe sampai larut malam, biasanya hal ini terjadi di
Indonesia berada di kota -- kota besar karena di dikota-kota besar
sangat mudah untuk dipengaruhi oleh budaya barat aksesnya
sangat mudah. 

Anda mungkin juga menyukai