No : 38
Kelas : E9
Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, faktor terbentuknya jaringan
masjid, mendatangkan para ulama baik dari kalangan pribumi maupun dari
agama Islam di masjid-masjid negara di istana sultan. Para sultan dan pejabat tinggi
Setelah terbentuk berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka murid-murid
Al Qur'an, menghafal ayat-ayat pendek dan belajar bacaan salat lima waktu.
tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, proses pendidikan dan pengajaran di masjid
mengalami perkembangan.
Jaringan keilmuan di nusantara terbentuk mulai dari Malaka, Johor, Aceh Darussalam,
Islam telah menyatukan wilayah nusantara yang sangat luas. Dua hal yang
bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu (lingua franca). Semua ilmu yang diberikan
di lembaga pendidikan Islam di nusantara ditulis dalam aksara Arab baik dalam bahasa
Arab maupun bahasa Melayu atau Jawa. Aksara Arab disebut dengan banyak sebutan
seperti huruf Jawi (di Melayu) dan huruf pegon (di Jawa).
Luasnya penguasaan aksara Arab ke nusantara telah membuat para pengunjung asal
Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis. Pada
1579, orang Spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu
menguji kemampuan menulis orang-orang Melayu yang menyatakan diri sebagai budak-
budak sultan. Dua dari tujuh orang dapat menulis dan semuanya mampu membaca
Hasil proses akulturasi antara kebudayaan praIslam dengan setelah masuknya Islam
pun tidak hanya berbentuk kebendaan seperti seni bangunan, seni ukir, dan karya sastra,
tetapi juga menyangkut pola hidup dan tradisi masyarakat.Berikut ini contoh akulturasi
Seni bangunan
Bangunan yang dapat dijadikan contoh wujud akulturasi budaya lokal dengan Islam di
Indonesia adalah masjid, makam, dan keraton.Di berbagai daerah, bangunan masjid
juga mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan sosial, politik dan pendidikan
Dalam Islam, tidak ada ajaran yang mengharuskan menggunakan dua hal tersebut,
karena kijing dan cungkup adalah pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang lebih
dulu masuk di nusantara.Tempat tinggal sultan atau keraton juga salah satu
Hal ini dapat dilihat pada bangunan keraton kesultanan Islam di Jawa dan beberapa di
Islam.
Seni ukir
Ketika kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, seni ukir dan pahat berkembang
pesat.Buktinya dapat dijumpai pada relief-relief dan patung yang dibuat pada periode
pahat dan seni ukir hilang.Seni ukir tetap berkembang dengan berbagai modifikasi,
contohnya dapat dijumpai pada ukiran yang terdapat di masjid dan makam-makam
Islam.
Dikembangkan juga seni ukir dengan bentuk tulisan Arab atau kaligrafi yang dicampur
Ketika Islam masuk ke nusantara, abjad atau huruf-huruf Arab juga mulai digunakan di
Indonesia. Sebagai bentuk akulturasi, huruf Arab yang digunakan masyarakat setempat
daerah.Huruf Arab ini lebih dikenal dengan huruf Arab gundul, yang mulanya dipakai di
Sumatera lalu menyebar ke seluruh Indonesia. Dalam bidang sastra, banyak karya yang
sebagai berikut:
1. Hikayat
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah yang menarik dan terkadang tidak
masuk akal.Beberapa contoh hikayat yang muncul pada masa pengaruh Islam adalah
Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat Sri Rama, dan masih banyak lainnya.
2. Babad
Babad berisi cerita sejarah, yang berisi campuran antara fakta, mitos, dan
kepercayaan.Contoh babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, dan Babad
Mataram.
3. Suluk
Suluk adalah karya sastra berupa kitab-kitab yang isinya menjelaskan tentang tasawuf.
Salah satu contohnya adalah Suluk Wujil, yang berisi ajaran Sunan Bonang kepada Wujil,
Kesenian
Berikut ini beberapa bentuk kesenian yang muncul pada saat pengislaman di Indonesia.
1. Permainan debus
Permainan debus adalah tarian yang pada puncak acaranya para penari akan
menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini diawali
2. Seudati Seudati adalah tarian dari Aceh yang asilnya dimainkan oleh delapan penari
3. Wayang Ketika Islam masuk ke Indonesia, wayang yang merupakan kebudayaan asli
mengalami penyesuaian.
Misalnya pada bentuk tubuh tokoh, di mana tangannya dibuat sangat panjang untuk
Pada masa kekuasaan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram, terjadi penggabungan
antara kalender Jawa dengan kalender Islam. Sultan Agung melakukan beberapa
penyesuaian dan perubahan mengenai nama-nama bulan pada tahun Saka. Misalnya
bulan Muharam diganti dengan Sura dan Ramadha diganti dengan Pasa.
Kalender ini dimulai pada 1 Muharam tahun 1043 H atau 1 Sura tahun 1555 Jawa,
Tradisi
ritual yang memadukan tradisi setempat dengan kebudayaan muslim. Misalnya Hari
Raya Idul Fitri, yang dirayakan dengan silaturahmi antarkeluarga dan tetangga.
Kemudian sebagai bentuk dari rasa hormat terhadap orang tua dan nenek moyang,
masyarakat Jawa juga melakukan berbagai kegiatan selamatan dengan bentuk kenduri
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/19/193000969/jaringan-keilmuan-di-
nusantara
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jaringan Keilmuan di Nusantara",
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/19/193000969/jaringan-keilmuan-di-
nusantara?amp=1&page=2.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/28/110000679/wujud-akulturasi-budaya
-lokal-dengan-islam?page=5
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wujud Akulturasi Budaya Lokal
akulturasi-budaya-lokal-dengan-islam?page=5.