Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KECEMASAN FRESH GRADUATE SARJANA DALAM MENUJU


MASA TRANSISI PEKERJA SETELAH PANDEMI COVID-19

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi


tugas pengganti UAS mata kuliah “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”

Dosen Pengampu:
Drs. Kusnarto, Msi

Disusun oleh
Muhammad Rifki Ananta (22043010130)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
JAWA TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan untuk
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kecemasan Fresh Graduate
Sarjana Dalam Menuju Masa Transisi Pekerja Setelah Pandemi Covid-19” ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Berkat nikmat kesehatan dan rahmat Allah
SWT, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Makalah ini peneliti buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas pengganti
UAS pada mata kuliah “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”, sekaligus untuk
membantu dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
memiliki inisiatif lebih dalam mencari pekerjaan di masa sekarang.
Makalah ini memaparkan analisis yang dilakukan peneliti terkait penyebab
dan solusi atas masalah semakin meningkatnya pengangguran dari kalangan fresh
graduate pada saat ini.
Dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat peneliti perlukan untuk kesempurnaan tugas-tugas yang ada kedepannya.
Saya selaku peneliti berterima kasih kepada bapak dosen pengampu, yaitu Drs.
Kusnarto, Msi yang sudah mengajari dan membimbing kami semua di kelas dan
juga kepada para pembaca yang sudah membaca makalah ini hingga akhir, kami
sampaikan terima kasih banyak.

Surabaya, 21 Desember 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB 1 : PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................4
BAB 2 : KAJIAN TEORI........................................................................................5
2.1 Manusia sebagai Makhluk Sosial.........................................................5
2.2 Pengaruh Keyakinan Irasional (Irrational Belief)................................5
2.3 Berkembang melalui Tantangan (Adversity Quotient ).........................6
2.4 Peran Penting Kemampuan Inisiatif bagi Manusia...............................7
BAB 3 : METODE PENELITIAN..........................................................................8
3.1 Metode, Teknik, dan Sumber Data.......................................................8
3.1.1 Metode dan Teknik Penelitian..............................................8
3.1.2 Sumber Data.........................................................................8
BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN............................................................9
4.1 Hasil Data............................................................................................9
4.2 Pembahasan.........................................................................................9
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN................................................................11
5.1 Kesimpulan........................................................................................11
5.2 Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

2
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa transisi yang dialami oleh para mahasiswa yang baru lulus
atau dapat disebut fresh graduate yang pada awalnya dari mahasiswa
menjadi pekerja, sangatlah terasa menegangkan bagi mereka yang lulus
di masa setelah adanya pandemi Covid-19 (Rachmady & Aprilia, 2018).
Seperti yang telah diketahui bahwa pada masa pandemi Covid-19 telah
terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran oleh
banyak perusahaan yang ada di seluruh dunia ini, termasuk di Indonesia.
maupun perekonomian.
Dalam rangka untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 pada
masa itu, Pemerintah Indonesia mengambil langkah dengan
mengeluarkan sebuah kebijakan berupa Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2020 tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dengan
adanya kebijakan itu, banyak perusahaan-perusahaan yang
memanfaatkannya untuk mengambil langkah berupa mengadakan PHK
secara besar-besaran demi mengurangi kerugian yang cukup besar yang
disebabkan oleh pandemi Covid-19 (Juaningsih, 2020).
PHK tersebut menyebabkan naiknya angka pengangguran yang
ada di Indonesia (Indayani & Hartono, 2020). Dengan adanya kejadian
tersebut, mahasiswa yang baru lulus setelah adanya masa pandemi
tersebut, mulai merasakan kecemasan akan berakhir menjadi
pengangguran. Hal ini dikarenakan dengan adanya PHK secara besar-
besaran tersebut, tidak hanya meningkatkan angka pengangguran di
Indonesia, tetapi juga menambah saingan bagi para fresh graduate dalam
mencari pekerjaan.
Dengan adanya PHK secara besar-besaran yang dilakukan oleh
banyak perusahaan, terutama perusahaan besar, banyak perusahaan yang
masih berkembang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapat
pegawai-pegawai berpengalaman dari perusahaan besar yang terkena
PHK (Indayani & Hartono, 2020).

3
Dengan disimpulkan dari kondisi tersebut, peneliti telah
merumuskan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini sebagai
berikut:
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang,


maka permasalahan yang dirumuskan pada makalah ini:

1) Mengapa banyak fresh graduate yang mengalami kecemasan


dalam menuju masa transisi menjadi pekerja?
2) Apa penyebab makin meningkatnya pengangguran dari kalangan
fresh graduate di Indonesia?
3) Mengapa masih tetap ada banyaknya pengangguran, walaupun
ada banyak lowongan pekerjaan yang terbuka setiap harinya?
4) Bagaimana solusi agar pengangguran dapat berkurang di Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada rumusan masalah,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui penyebab kecemasan yang dirasakan oleh para fresh
graduate
2) Mengetahui penyebab meningkatnya pengangguran dari kalangan
fresh graduate di Indonesia
3) Mengetahui penyebab masih ada banyaknya pengangguran
walaupun ada banyaknya lowongan pekerjaan yang ada
4) Mengetahui solusi dari rumusan permasalahan penelitian ini

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada tujuan penelitian,
maka manfaat penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
dalam pembekalan ilmu bagi calon fresh graduate di Indonesia
2) Manfaat bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya
pembekalan mental dan inisiatif untuk mahasiswa calon fresh
graduate dalam menghadapi masa transisi menjadi pekerja
nantinya.
3) Manfaat bagi Penelitian
Memberikan landasan untuk penelitian berikutnya.

4
BAB 2 : KAJIAN TEORI

2.1 Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang selama hidupnya, tidak akan


lepas dari pengaruh manusia lainnya dan akan saling membutuhkan, hal itu akan
terjadi di manapun itu, seperti di sekolah, rumah, maupun lingkungan
masyarakat, manusia akan selalu dipengaruhi oleh orang lain (Setiadi et al.,
2017). Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia pastinya
akan membutuhkan orang lain, manusia akan berusaha berkomunikasi untuk
bergabung dengan manusia lainnya, kemudian membentuk kelompok untuk
saling memenuhi kebutuhan hidupnya (Iffah & Yasni, 2022). Dalam hal ini,
contohnya manusia membentuk perusahaan untuk saling membantu dalam
melakukan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup setiap orang.

2.2 Pengaruh Keyakinan Irasional (Irrational Belief)

Manusia dibekali oleh sang pencipta dengan akal dan pikiran untuk
membantu manusia menjalani kehidupannya di dunia ini (Sumantri, 2010).
Seiring perkembangan zaman yang awalnya hanya disinari matahari dan bulan,
hingga sekarang zaman yang yang sudah semakin terang benderang berkat
penemuan lampu yang membantu menerangi dunia ini. Hal itu tentunya dapat
terwujud dengan bantuan dari akal dan pikiran yang terus berkembang, sehingga
manusia akhirnya memiliki pengetahuan yang luas (Juliswara, 2017). Dengan
semakin berkembangnya pemikiran manusia dan seringnya interaksi yang terjadi
diantara manusia, hal itu menghasilkan berbagai pemikiran, yaitu pemikiran yang
rasional (logis) dan irasional (tidak logis) di dalam diri setiap manusia.
Dalam usaha mencari pekerjaan, para fresh graduate seringkali
memiliki kecemasan yang berlebih, hal itu timbul dari keyakinan irasional yang
ada pada diri mereka (Rachmady & Aprilia, 2018). Keyakinan Irasional atau
Irrational Belief adalah teori mengenai pemikiran manusia yang meyakini
pemikiran-pemikiran negatif dan tidak logis (irasional) yang terus menerus
terpikirkan di dalam benak pikirannya dan selalu ia percayai hingga
menimbulkan emosi atau perasaan negatif, seperti mengecap bahwa dirinya
bodoh, tidak mampu melakukan hal apapun, pasti dirinya akan kalah, dan lain
sebagainya (Paulus, 2015).

5
Keyakinan irasional tersebut sangatlah berpengaruh bagi para fresh
graduate yang sedang menjalani wawancara pekerjaan atau interview, keyakinan
irasional berupa pemikiran negatif-negatif itu seringkali timbul dan memengaruhi
perasaan, kognitif, dan perilaku mereka, sehingga timbulnya rasa gugup dan
kecemasan, hal itu juga dipengaruhi oleh beberapa perusahaan yang membuka
lowongan pekerjaan seringkali meminta pengalaman pekerjaan, sementara itu
fresh graduate belum memiliki pengalaman apapun karena baru lulus (Paulus,
2015).

2.3 Berkembang melalui Tantangan (Adversity Quotient )

Pemikiran negatif yang dapat merusak diri sendiri atau bisa disebut
dengan self-defeating, seperti keyakinan irasional itu dapat diatasi dengan
memperbaiki persepsi yang dimilikinya dan berusaha keras untuk berpikir positif
dan rasional (Paulus, 2015). Dalam usaha untuk mengalahkan pemikiran negatif,
seperti keyakinan irasional, manusia harus menghadapi berbagai tantangan dan
rintangan yang ada di hadapan mereka, sehingga mental mereka dapat terasah dan
bisa berpikir positif dan rasional (Husin et al., 2021). Dengan mengasah mental
dan pikiran manusia melalui berbagai tantangan yang dihadapi, manusia akan
membangkitkan kemampuan Adversity Quotient dalam dirinya yang merupakan
kemampuan manusia dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup dan mengukur
kemampuan yang dimilikinya (Rachmady & Aprilia, 2018). Kemampuan tersebut
sangatlah berguna dalam menghapuskan segala kecemasan yang dirasakan oleh
para fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan.
Istilah Adversity Quotient tersebut pertama kali dicetuskan oleh Paul G.
Stolz, ia menyatakan bahwa Adversity Quotient ini adalah suatu kemampuan yang
dimiliki setiap manusia untuk mengubah hambatan atau tantangan yang ada
menjadi peluang keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan (Stoltz, 2000). Pada
kala itu, (Stoltz, 2000) membagi manusia menjadi tiga kategori manusia, yaitu
The Quitters, The Campers, dan The Climbers. Pertama ada The Quitter, kategori
tersebut digunakan sebagai penggambaran untuk sekelompok orang yang kerap
kali melarikan diri dari tantangan yang ada di hadapannya. Kemudian ada The
Campers itu sebagai sekelompok orang yang sudah berusaha untuk menghadapi
tantangan, tetapi berhenti dan menyerah di tengah jalan. Sedangkan The Climbers
itu sebagai sekelompok orang yang tetap optimis dan selalu berusaha menghadapi
dan mengalahkan tantangan itu.

6
Berdasarkan pernyataan Stoltz tersebut, para fresh graduate yang
menjadi pengangguran itu berarti termasuk ke dalam kategori The Quitters dan
The Campers karena ada diantara mereka yang pesimis dan menyerah di awal
maupun pertengahan jalan dalam menghadapi tantangan mencari dan melamar
pekerjaan. Sementara itu, para fresh graduate yang berhasil mendapatkan
pekerjaan termasuk ke dalam kategori The Climbers karena memiliki Adversity
Quotient yang tinggi, sehingga berhasil mengatasi kecemasan dan tantangan
lainnya dalam melamar pekerjaan. Adversity Quotient yang tinggi itu
menunjukkan bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk bertahan dan optimis
yang tinggi, terutama ketika dihadapkan kepada permasalahan hidup yang dalam
hal ini bagi fresh graduate adalah kecemasan dan tantangan lainnya ketika
melamar pekerjaan.

2.4 Peran Penting Kemampuan Inisiatif bagi Manusia

Tidak hanya kecemasan dalam menghadapi interview dalam melamar


pekerjaan saja yang membuat angka pengangguran dari kalangan fresh graduate
semakin meningkat, tetapi kurang pekanya kemampuan inisiatif yang dimilikinya
menjadi salah satu faktor utama yang membuat mereka menjadi pengangguran.
Berdasarkan pengertian yang dikutip dari website Karigogo (Aldi, 2021),
kemampuan inisiatif merupakan sebuah tindakan untuk melakukan sesuatu tanpa
harus diperintah atau diberi tahu terlebih dahulu yang harus dilakukan. Sama
seperti halnya dalam mencari pekerjaan, para fresh graduate harus berinisiatif
dalam mencari lowongan pekerjaan yang ada, jangan hanya menunggu lowongan
pekerjaan itu lewat di beranda media sosial kita, carilah lowongan pekerjaan itu
di semua media yang ada, seperti di media massa maupun media sosial.

7
BAB 3 : METODE PENELITIAN

3.1 Metode, Teknik, dan Sumber Data

Dalam penyusunan makalah ini, peneliti memerlukan sumber data, alat,


serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian, antara lain:

3.1.1 Metode dan Teknik Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan cara metode kualitatif yang
memiliki pendekatan deskriptif. Dalam usaha mendukung dan
menyesuaikan penelitian dengan metode tersebut, penelitian ini
menggunakan teknik studi kepustakaan, yaitu studi yang dikumpulkan
dan dianalisis dari berita yang tersebar di internet. Selain itu, peneliti juga
menggunakan teknik studi literatur, yaitu mencari penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini.

3.1.2 Sumber Data


Pengambilan data dilakukan dengan membaca literatur, jurnal,
dan buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian. Data
yang diambil merupakan data yang diperoleh dari penelitian-penelitian
terdahulu. Selain itu, peneliti juga mengambil data dari website-website
terpercaya yang membahas berita mengenai pengangguran di Indonesia,
terutama yang berasal dari kalangan fresh graduate.

8
BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data


Dilansir dari detikEdu bahwa dari data terbaru yang ditunjukkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2022, tingkat pengangguran masyarakat
Indonesia itu sebanyak 5,83 persen dari total penduduk yang memasuki usia
kerja. Sedangkan total penduduk usia kerja di Indonesia itu sebanyak 208,54 juta
orang. Dari data tersebut pula, didapatkan data bahwa terdapat sebanyak 35,2 juta
orang atau kurang lebih sekitar 14 persen dari angka pengangguran itu berasal
dari lulusan diploma dan sarjana (Damayanti, 2022). Dilansir dari Kompas.com
bahwa Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah mengatakan
“berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat
29,12 juta penduduk dengan usia kerja yang menjadi pengangguran karena
dampak dari pandemi Covid-19.” (Aditya & Krisiandi, 2021).

Dikarenakan banyaknya jumlah pengangguran tersebut membuat


banyak para fresh graduate yang menjadi sensitif. Berdasarkan data yang terdapat
di dalam penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu
(Rachmady & Aprilia, 2018) yang menyatakan bahwa kebanyakan fresh graduate
akan menjadi sensitif dan seringkali menghindari obrolan terkait dunia kerja, hal
ini disebabkan oleh kecemasan mereka yang meningkat setiap kali membahas hal
tersebut. Berdasarkan data penelitian milik (Sejati & Prihastuti, 2012)
menjelaskan bahwa memang tidak semua fresh graduate mengalami kecemasan
ketika mencari dan melamar pekerjaan, tetapi jumlah yang mengalami
kecemasannya tergolong cukup tinggi.

4.2 Pembahasan

Data-data tersebut dapat dianalisis dan dikaitkan dengan teori yang telah
dipaparkan pada bab 2 sebelumnya. Pada teori pertama, terbukti benar bahwa
manusia adalah makhluk sosial (Iffah & Yasni, 2022), hal ini dapat didasari dari
kebutuhan manusia untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam
konteks ini disaat bekerja manusia membutuhkan manusia lainnya untuk saling
membantu dan menjalankan tugasnya masing-masing sesuai pekerjaannya agar
dapat mencapai hasil yang maksimal.

9
Sementara itu, sesuai dengan data yang ada bahwa irrational belief
merupakan salah satu penyebab utama yang mendasari kecemasan yang dialami
oleh para fresh graduate (Paulus, 2015). Dari data yang didapatkan menunjukkan
bahwa mereka yang memiliki kecemasan terbagi menjadi 3 kelompok kategori,
yaitu pertama mereka yang gagal mengatasi kecemasannya. Kedua, mereka yang
mencoba menghadapi kecemasannya, tetapi tetap putus asa di tengah jalan. Dan
ketiga yang berhasil menghadapi kecemasannya dan mendapatkan pekerjaannya.

Selama masa transisi dari mahasiswa menjadi pekerja memanglah


tergolong sulit, mereka harus mencoba beradaptasi dan mengukur
kemampuannya dengan benar, sehingg bisa menghadapi berbagai tantangan
dalam melamar pekerjaan (Rachmady & Aprilia, 2018). Dalam hal ini, data
yang didapatkan menunjukkan bahwa sesuai dengan teori ketiga, terbukti bahwa
juga banyak mahasiswa yang memiliki tingkat adversity quotient yang tinggi di
dirinya, sehingga juga ada cukup banyak fresh graduate yang tidak mengalami
kecemasan ketika hendak melamar pekerjaan (Fitriany, 2008). Namun, sayang
sekali dari data yang didapatkan tidak adanya data yang menunjukkan inisiatif
lebih dari para fresh graduate dalam mencari pekerjaan.

Hal ini dibuktikan dengan data yang menunjukkan bahwa tetap


tingginya angka pengangguran dari kalangan mereka. Dapat dilihat bahwa dari
data yang didapatkan menunjukkan bahwa setelah adanya pandemi Covid-19,
angka pengangguran juga ikut naik dikarenakan terjadinya PHK besar-besaram
dan banyaknya kriteria yang dinginkan oleh perusaan yang membuka lowongan
pekerjaan (Isnaini & Lestari, 2015) . Dari data itu pula dapat terlihat bahwa fresh
graduate banyak yang sangat kurang dalam kemampuan inisiatif mencari kerja
karena dipengaruhi oleh kecemasan berlebihnya terkait irrational belief diri
mereka yang sedang dalam masa transisi dari mahasiswa menjadi pekerja,
terlebih lagi di masa setelah pandemi Covid-19 (Indayani & Hartono, 2020).

10
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kecemasan yang dialami oleh fresh graduate itu merupakan hal yang
terjadi disebabkan oleh adanya berbagai emosi atau perasaan negatif yang
dimilikinya (Nurjanah, 2018), emosi tersebut kebanyakan berasal dari irrational
belief yang mereka pikirkan (Paulus, 2015). Terlebih lagi dengan faktor keadaan
setelah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, membuat para fresh graduate
semakin sulit dalam menghadapi tantangan di dalam masa transisi dari
mahasiswa menuju pekerja.

5.2 Saran

Kecemasan itu diciptakan oleh diri sendiri, maka sudah seharusnya


kecemasan itu juga bisa diatasi oleh diri sendiri, kita harus menghadapi segala
rintangan tersebut (Sejati & Prihastuti, 2012). Sehingga kita akan memiliki
tingkat adversity quotient yang tinggi dan bisa mengalahkan kecemasan tersebut.
Dalam masa transisi dari mahasiswa menuju pekerja dibutuhkan inisiatif yang
tinggi agar tidak tertinggal dengan orang lain. Maka, bertindaklah melakukan hal-
hal yang positif, karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam mengatasi
kecemasan yang ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, N. R., & Krisiandi. (2021, March 15). Menaker: 29,12 Juta Penduduk Usia Kerja
Terdampak Pandemi. Kompas.com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/15/16302951/menaker-2912-juta-
penduduk-usia-kerja-terdampak-pandemi
Aldi. (2021, September 24). Kemampuan Inisiatif Meningkatkan Percaya Diri dalam
Dunia Kerja. Karigogo. https://karirgogo.com/article/2021/09/24/kemampuan-
inisiatif-meningkatkan-percaya-diri-dalam-dunia-kerja/
Damayanti, N. R. (2022, June 20). 14 Persen Lulusan Diploma dan Sarjana Ternyata
Pengangguran, Kok Bisa? detikEdu. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6137652/14-persen-lulusan-diploma-dan-sarjana-ternyata-pengangguran-kok-bisa
Fitriany, R. (2008). Hubungan Adversity Quotient dengan Penyesuaian Diri Sosial pada
Mahasiswa Perantauan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi, Psikologi UIN
Jakarta, 1–159.
Husin, M., Muhammad, D. H., & Susandi, A. (2021). Peran Pendidikan Pesantren
Sebagai Pembentukan Karakter Dalam Menghadapi Tantangan Kehidupan Modern (
Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al Barokah Desa Tunggak Crème Kecamatan
Wonomerto Kabupaten Probolinggo ). Al-Ibtidaiyah, 2(2), 142–157.
Iffah, F., & Yasni, Y. F. (2022). Manusia Sebagai Makhluk Sosial. Lathaif: Literasi
Tafsir, Hadis Dan Filologi, 1(1), 38–47.
Indayani, S., & Hartono, B. (2020). Analisis Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi
sebagai Akibat Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi & Manajemen Universitas Bina
Sarana Infoematika, 18(2), 201–208.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/8581
Isnaini, N. S. N., & Lestari, R. (2015). Kecemasan Pada Pengangguran Terdidik Lulusan
Universitas. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 13(1), 39–50.
Juaningsih, I. N. (2020). Analisis Kebijakan PHK bagi Para Pekerja pada Masa Pandemi
Covid-19 di Indonesia. 189–196.
Juliswara, V. (2017). Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinnekaan
dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial. Jurnal
Pemikiran Sosiologi, 4(2), 142. https://doi.org/10.22146/jps.v4i2.28586
Nurjanah, A. S. (2018). Kecemasan Mahasiswa Fresh Graduate Dalam Melamar
Pekerjaan. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 1(2), 35.
https://doi.org/10.24014/0.879160
Paulus, E. S. (2015). “Irrational Beliefs” Dalam Konteks Kehidupan Seminari. Jurnal
Teologi, 4(1), 25–40. https://doi.org/10.24071/jt.v4i1.468
Rachmady, T. M. N., & Aprilia, E. D. (2018). Hubungan Adversity Quotient Dengan
Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Freshgraduate Universitas Syiah Kuala.
Jurnal Psikogenesis, 6(1), 54–60.
Sejati, N. W., & Prihastuti, R. (2012). Tingkat Kecemasan Sarjana Fresh Graduate
Menghadapi Persaingan Kerja Dan Meningkatnya Pengangguran Intelektual.
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 4(3), 2–5.
Setiadi, E. M., Hakam, K. A., & Effendi, R. (2017). Ilmu Sosial & Budaya Dasar Edisi
Ketiga (3rd ed.). Kencana.
Stoltz, P. G. (2000). Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities.
Technovation, 20(7), 402. https://doi.org/10.1016/s0166-4972(00)00010-9
Sumantri, M. S. (2010). Hakikat Manusia dan Pendidikan. 1–43. http://m-arif-
am.blogspot.com/2010/09/manusia-dan-pendidikan-hakikat-manusia.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai