Anda di halaman 1dari 19

Makalah Pendidikan Nasional

Peran Profesi BK dalam masa Pandemi Covid-19

Dosen Pengampu : Estu Miyarso, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Anwar Hidayat (18104241044)

Ardi Rastuardi (18104241046)

Evita Arihana (18104241048)

Panji Noor W (18104241050)

Fina Siti Makrifah (18104241052)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020

i
Kata Pengantar

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Profesi BK
pada Pandemi Covid-19” ini tepat pada waktunya..

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Nasional dari Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis
dan bagi para pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Estu Miyarso, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Nasional. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami
khususnya sebagai penulis.

Yogyakarta, 5 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Profesi Bimbingan dan Konseling Pada Masa Pandemi................................................ 3

2.1.1 Pengertian Profesi Bimbingan dan Konseling ........................................................ 3

2.1.2 Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling ......................................................... 3

2.1.3 Pendidikan Masa Pandemi .................................................................................... 4

2.1.4 Prinsip Kebijakan Pendidikan Pada Masa Pandemi ............................................... 5

2.2 Peran Bimbingan dan Konseling Pada Masa Pandemi .................................................. 6

2.3. Permasalahan yang dihadapi Siswa Selama Pandemi Covid-19 ................................... 9

2.3.1 Faktor Pemicu Kecemasan Siswa .......................................................................... 9

2.3.2 Upaya yang dilakukan siswa untuk mengurasi kecemasan ................................... 11

2.4 Penerapan Merdeka Belajar pada masa pandemi oleh Guru BK ................................. 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15

3.2 Saran ......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling merupakan suatu program dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswanya untuk mencapai kemandirian dalam
keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai individu, anggota kelompok,keluarga atau
masyarakat pada umumnya. Konselor diharuskan kreatif dalam memanfaatkan media untuk
layanan bimbingan.
Pada saat ini seluruh dunia tengah dilanda Virus Covid-19. Untuk mengantisipasi
penyebaran virus Covid-19 maka diberlakukanlah PSBB guna mencegah penyebarannya.
Dengan munculnya kebijakan PSBB tersebut, maka memunculkan dampak yang signifikan
terhadap berbagai aktifitas termasuk pada lini pendidikan. Pada masa pandemi saat ini
membuat berbagai kegiatan pembelajaran dilakukan secara online. Dalam pembelajaran
daring, siswa dituntut memiliki tanggungjawab dalam belajar, mengontrol sikap dalam
mengikuti aktifitas belajar, menyesaikan tugas-tugas melalui online dan mengoptimalkan
gadget yang dimiliki sebagai sumber belajar. Hal ini juga berpengaruh terhadap peran
layanan guru bimbingan dan konseling.Pelayanan bimbingan dan konseling berbasis online
menuntut penguasaan praktis terhadap teknologi informasi dan juga merupakan sebuah
tantangan besar bagi konselor untuk berperan dalam menguasai perkembangan teknologi, jika
konselor belum dapat menyesuaiakan dengan teknologi tersebut maka proses pemberian
layanan bimbingan dan konseling tentu akan terhambat.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling saat masa pandemi ini cukup bervariasi.
Konselor diharapkan mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan dinamika kebutuhan
siswa. Untuk hal diatas, maka disusunlah makalah ini guna menjelaskan profesi BK dalam
andemi Covid-19 ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan penulis dalam latar belakang tersebut,
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian profesi BK pada masa pandemi?
2. Bagaimana peran BK dalam masa Pandemi?
3. Apakah permasalahan yang dihadapi siswa selama pandemi?

1
4. Bagaimana penerapan Guru BK dalam merdeka belajar dimasa pandemi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitan adalah
sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian profesi BK pada masa pandemi.


2. Mengetahui peran BK dalam masa Pandemi.
3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa selama pandemi.
4. Mengetahui penerapan Guru BK dalam merdeka belajar dimasa pandemi.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Profesi Bimbingan dan Konseling Pada Masa Pandemi

2.1.1 Pengertian Profesi Bimbingan dan Konseling


Profesi yakni kata yang diambil dari bahasa Inggris “Profess”, yang bermakna
“Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen”. Menurut Prayitno (2005: 38) Profesi merupakan suatu pekerjaan
atau atau jabatan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Namun,tidak semua
pekerjaan bisa dikatakan profesi, dalam Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti
dari profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan dan sebagainya). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut para pelakunya memiliki keahlian secara
khusus pada bidang pekerjaan tersebut.

Bimbingan dan konseling merupakan suatu pekerjaan yang menuntut


pelakunya untuk memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan bimbingan dan
konseling. Profesi konselor berada dalam kategori profesi pendidik. Hal ini tertera
dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 6 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan”. Konselor yang dimaksud ini merupakan
konselor yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan
dan konseling/konselor,

2.1.2 Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan profesi yang menuntut pelakunya
memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai. Dari pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa konselor dalam melakukan kegiatan bimbingan dan konselingnya
harus sesuai kaidah yang berlaku. Tidak hanya harus bersikap profesional yang paham
akan teori dan penerapannya, namun lebih luas seorang konselor harus memenuhi
dirinya dengan kompetensi pribadi, sosial, dan pedagogik.

3
Menurut Sunaryo Kartadinata (Sujadi, 2018:71) kode etik profesi adalah
regulasi dan norma perilaku profesional yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi dalam menjalankan tugas profesi dan dalam kehidupannya di dalam
masyarakat. Menurut Abkin (Sujadi, 2018:71) kode etik merupakan suatu aturan yang
melindungi profesi dari campur tangan pemerintah, mencegah ketidaksepakatan
internal dalam suatu profesi, dan melindungi atau mencegah para praktisi dari
perilaku-perilaku malpraktik.

Dalam ABKIN (Sujadi, 2018:71) Kode Etik Bimbingan dan Konseling di


Indonesia harus memiliki hal yakni :

1) Kualifikasi; bahwa konselor wajib memiliki a) nilai, sikap, keterampilan,


pengetahuan dan wawasan dalam bidang Bimbingan dan Konseling, b)
memperoleh pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai Konselor.
2) Informasi, testing dan riset; a) penyimpanan dan penggunaan informasi, b) testing,
diberikan kepada Konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan
hasilnya, c) riset, menjaga prinsip-prinisp sasaran riset serta kerahasiaan.
3) Proses pada pelayanan; a) hubungan dalam pemberian pada pelayanan, b)
hubungan dengan klien.
4) Konsultasi dan hubungan dengan rekan sejawat atau ahli lain; a) pentingnya
berkonsultasi dengan sesama rekan sejawat; b) alih tangan kasus apabila tidak
dapat memberikan bantuan kepada klien tersebut.
5) Hubungan kelembagaan; memuat mengenai aturan pelaksanaan layanan konseling
yang berhubungan dengan kelembagaan
6) Praktik mandiri dan laporan kepada pihak lain; a) konselor praktik mandiri,
menyangkut aturan dalam melaksanakan konseling secara private, b) laporan
kepada pihak lain.
7) Ketaatan kepada profesi, a) pelaksanaan hak dan kewajiban, serta b) pelanggaran
terhadap kode etik.

2.1.3 Pendidikan Masa Pandemi


Saat ini dunia sedang dalam situasi yang tidak terlalu baik, munculnya wabah
Coronavirus yang banyak menelan jutaan jiwa di seluruh dunia. Penyakit yang
disebabkan oleh Severe Acute Resviratory SyndromeCoronavirus 2 atau SARS-CoV-

4
2 ini pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China. World Health
Organisation (WHO) juga telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global.

Situasi yang menyebabkan tidak diperbolehkannya orang-orang untuk berada


di tempat kerumunan menyebabkan banyak perubahan yang terjadi. Dengan adanya
pandemi Covid-19 ini mengakibatkan banyak bidang seperti pendidikan, ekonomi,
sosial, dan pariwisata mengalami kelumpuhan. Dalam bidang pendidikan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor
4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar
dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Belajar di rumah
dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi
Covid-19. Dengan adanya pembelajaran secara daring ini dapat memberikan inovasi
dalam pendidikan untuk melakukan pembelajaran secara variatif. Keberhasilan
dengan pembelajaran daring ini juga tergantung bagaimana peran pendidik untuk
mengelola pembelajaran dan karakteristik dari peserta didik itu sendiri.

2.1.4 Prinsip Kebijakan Pendidikan Pada Masa Pandemi


Banyaknya kendala yang muncul selama embelajaran secara daring ini
akhirnya membuat Pemerintah menetapkan kebijakan selama situasi pandemi ini.
Prinsip Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tersebut berisi, yakni :

1). Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,


keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan
pembelajaran

2). Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi
pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19.

Dari prinsip kebijakan tersebut, pemerintah mengimplementasikan 2 kebijakan


baru yakni :

1) Perluasan Pembelajaran Tatap Muka untuk Zona Kuning. Dalam kebijakan ini,
zona hijau dan zona kuning diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
metode tatap muka untuk semua jenjang, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

5
2) Kurikulum Darurat (dalam Kondisi Khusus). Dalam kebijakan ini sekolah diberi
fleksibilitas untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan untuk pembelajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

2.2 Peran Bimbingan dan Konseling Pada Masa Pandemi


Masa pandemi ini membuat berbagai pihak merasakan dampak yang luar biasa baik
dalam segi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Dalam pendidikan menyebabkan keadaan
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan sekolah tatap muka. Perubahan ini membuat baik
guru dan siswa harus melakukan sekolah secara daring, yang pastinya memiliki berbagai
kendala dan harus beradaptasi dengan perubahan ini. Maka dari itu diperlukan peran guru
Bimbingan dan Konseling pada masa pandemi baik untuk masyarakat umum maupun siswa.
Beberapa peran Bimbingan dan Konseling yaitu sebagai berikut:

1) Pemberian konseling krisis baik secara individu maupun kelompok yang lebih
besar
Adanya pandemi ini membuat banyak orang yang kehilangan pekerjaan
sehingga meningkatkan tingkat stress. Ditambah lagi banyaknya kasus 19 membuat
masyarakat mengalami berbagai ketakutan dan penurunan mental yang membuat
kondisi psikologis semakin terganggu. Dalam peran pertama ini konselor dapat
membantu tentang membantu menstabilkan emosi, membantu untuk mengelola
harapan, semangat dan kebutuhan akan rasa aman. Menurut Muro dan Kottman
(dalam Rozzaqyah, 2020) Konseling krisis diperlukan dalam rangka pertolongan
utama dalam pertolongsn psikologis. Alasannya yaitu karena konseling krisis
bertujuan mengembangkan kemampuan individu yang mengalami krisis sehingga
memiliki pemahaman positif terhadap masalah dan memiliki kemampuan
mengatasinya. Pemberian konseling krisis ini harus dilakukan oleh konselor yang
sudah matang ilmunya dan telah melakukan banyak pengalaman sukses mengatasi
masalah dalam masyarakat umum. Disini konselor memiliki peranan penting yaitu
untuk keberhasilan pemberian konseling krisis dapat dilihat dari bagaimana konselor
memberikan konseling tersebut.
2) Memberikan layanan bimbingan dan konseling berbasis online
Layanan ini diberikan untuk kaitannya membantu siswa pada masa pandemi
seperti ini. Terbatasnya pembelajaran jarak jauh menuntut guru Bimbingan dan
Konseling untuk tetap melaksanakan perannya dalam memberikan layanan pada
siswa. Layanan ini bergantung pada kreativitas dan teknik guru Bimbingan dan

6
Konseling. Dalam hal ini konselor dapat menggunakan aplikasi perangkat lunak untuk
membantu siswa. Layanan untuk siswa dapat diakses melalui berbagai media online
seperti email, facebook, google form, whatapps, dan aplikasi video conferences untuk
kegiatan konseling.
Menurut Wibowo, Milenia dan Azmi (dalam Putri, 2020) Tahapan layanan bimbingan
dan konseling daring sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Berisi persiapan konselor dalam menggunakan media yang nantinya akan
digunakan dalam layanan. Disini juga konselor melakukan persiapan dalam hal
keterampilan, kelayakan akademik, penilaian secara etik dan hukum serta tata
kelola.
b. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
Proses layanan ini tidak jauh berbeda dari layanan tatap muka. Proses layanan
terdiri dari pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian.
Perbedaan yang terjadi adalah saat tahap pelaksanaan, konselor dan konseli harus
mampu menjalin hubungan dengan bantuan perangkat lain, sehingga proses
layanan bimbingan dan konseling yang terjadi lebih fleksibel. Pemilihan teknik
atau pendekatan yang akan
digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi konseli.
c. Pasca Layanan Bimbingan dan Konseling
Tahap tindak lanjut dari proses layanan bimbingan dan konseling daring yang
sudah dilaksanakan. Terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu, (1)
layanan bimbingan dan konseling daring akan sukses, ditandai dengan kondisi
konseli yang memenuhi effective daily living, (2) layanan bimbingan dan
konseling akan dilanjutkan pada proses layanan daring berikutnya, atau (4)
konseli akan direferal pada konselor atau ahli lain.
3) Penguasaan teknologi informasi profesionalitas konselor di masa pandemi
wabah penyakit Covid 19
Profesionalitas konselor di bangun dengan landasan regulasi yang berlaku dan
di jalankan sesuai kondisi perkembangan kebutuhan siswa dalam dinamika kondisi
yang terjadi di masyarakat. (Kurniawan, 2020). Pada masa pandemi ini konselor
memiliki peranan yaitu mengembangkan teknologi informasi yang lebih menarik dan
sesuai dengan kebutuhan siswa yang dapat dilakukan secara online. Konselor dapat
membuat mind mapping atau poster menggunakan aplikasi seperti Microsoft word,
7
Microsoft powerpoint, canva yang berisi sebuah informasi tentang pandemi dan
bagaimana kita-kiat menghadapi kecemasan yang timbul. Konselor juga bisa meminta
siswa untuk menuliskan perasaan yang dialami melalui aplikasi concept board.
4) Mengadakan webinar
Webinar dilakukan oleh konselor yang berkolaborasi dengan tenaga medis.
Webinar ini nantinya untuk masyarakat umum bukan hanya untuk siswa, mahasiswa.
Dalam webinar ini akan dilakukan diskusi dan berbagai informasi yang berkaitan
dengan bagaimana menyikapi pandemi pada masa ini sehingga dapat membuat semua
orang dapat waspada tanpa membuat kekhawatiran yang berlebih. Diharapkan dengan
webinar ini semua aspek masyarakat lebih paham tentang bagaimana menjaga diri
dari covid dan mampu membuat khalayak umum tidak tertlalu gelisah dan mengalami
kondisi yang membuat kondisi psikologis terganggu
5) Membantu siswa untuk meningkatkan self-regulated Learning
Self-regulated learning adalah suatu proses yang dilakukan pelajar sebagai
strategi meregulasi kognisi, metakognisi, dan motivasi (Kristiyani, 2020:12). Adanya
pembelajaran jauh yang belum pernah dilakukan sebelumnya membuat siswa
mengalami berbagai perubahan tentang turunya motivasi dan kurangnya pemahaman
pelajaran. Maka dari itu diperlukannya self-regulated learning. Self-regulated
learning merupakan suatu stimulus untuk individu dapat mengelola waktu dengan
baik sehingga mampu mengatasi hambatan dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Hal
ini peran guru Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan yaitu dengan konselor
atau guru Bimbingan dan Konseling membantu siswa untuk dapat mengelola diri dan
mengatasi berbagai hambatan dalam pembelajaran daring.

6) Melakukan survey tentang platform pembelajaran yang sesuai dengan siswa


Survey ini dilakukan agar guru bimbingan dan konseling mampu membantu
siswa dalam mencapai keefektifan dalam menerima materi yang diajarkan oleh para
guru dan meningkatnya motivasi siswa dalam pembelajaran daring. Survey ini
dilakukan melalui kolaborasi guru mata pelajaran dengan konselor. Kegiatannya yaitu
dengan tiap guru mata pelajaran menyebarkan angket kepada siswa. Dalam angket
tersebut berisi berbagai pertanyaan yang nantinya akan diolah oleh konselor untuk
mengambil kesimpulan sistem pembelajaran darig seperti apa yang sesuai dengan
siswa. Diharapkan dengan adanya survey ini mempermudah tiap guru dan siswa

8
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat menyerap pembelajaran dengan
baik.

2.3. Permasalahan yang dihadapi Siswa Selama Pandemi Covid-19


Selama pandemi Covid-19 siswa di Indonesia melakukan pembelajaran secara daring
dari rumah sebagai upaya pembatasan sosial. Pemanfaatan teknologi ini dianggap sangat
membantu dalam melangsungkan pembelajaran selama pembatasan sosial di masa pandemi
Covid-19. Pembelajaran yang dilakukan secara daring memiliki beberapa kelebihan dalam
penerapannya. Pembelajaran daring membuat kegiatan belajar mengajar menjadi dapat
dijangkau dari berbagai waktu dan tempat. Penggunaan media daring juga memungkinkan
siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih luas melalui internet dan siswa juga
mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar.

2.3.1 Faktor Pemicu Kecemasan Siswa

Tetapi penerapan kebijakan belajar di rumah membuat sebagian siswa merasa


cemas dan tertekan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada banyak
masalah yang menimbulkan kecemasan siswa selama pembelajaran daring yakni :

1). Kesulitan memahami materi

Kesuksesan dari penerapan pembelajaran daring juga tergantung dari kesiapan


sekolah penyelenggara serta guru pengajar. Tidak semua guru mampu menyampaikan
keseluruhan materi dengan optimal melalui sistem pembelajaran daring. Juga karena
akses internet yang mengalami gangguan, maka proses pembelajaran pun menjadi
terganggu, sehingga pemahaman siswa terhadap materi pun mengalami kesulitan.
Ketika di sekolah guru menyampaikan materi secara langsung dalam kelas. Guru
menjelaskan runtutan materi dari awal sampai akhir dan bisa memantau siswa atas
materi yang disampaikan. Apabila ada yang tidak paham guru memepersilahkan siswa
bertanya. Tetapi dalam pembelajaran online guru akan sulit memantau siswa dan
materi yang diberikan pun tidak bisa maksimal. Jika siswa ketika belajar secara tatap
muka langsung saja masih belum paham, apalagi jika belajar yang dilakukan dengan
sistem online.

Maka dari itu, siswa perlu lebih mandiri dalam mempelajari materi sehingga lebih
mudah dalam mengikuti proses pembelajaran daring yang sedang berlangsung. Siswa
harus inisiatif belajar mandiri dan juga mencari sumber-sumber lain di internet untuk

9
menambah pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Dari beberapa hasil survey
seperti yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak ( KPAI) membuktikan bahwa
belajar online ternyata tidak membuat siswa senang, tetapi malah sebaliknya. Siswa
tidak suka belajar online karena guru lebih banyak memberikan tugas tetapi minim
penjelasan dan juga materi. Pembelajaran online juga bisa menambah rasa malas dan
juga sulit untuk berkonsentrasi bagi siswa Karena menjadi lebih banyak waktu untuk
bermain gawai. Seperti bermain game, membuka instagram, twitter, youtube, dan
sosial media lainnya dibandingkan dengan belajar. Akibatnya muncul rasa malas yang
sangat susah untuk dilawan dan juga sulitnya berkonsentrasi ketika belajar serta susah
memahami materi.

2). Kesulitan mengerjakan tugas-tugas

Penerapan kebijakan belajar di rumah membuat sebagian siswa merasa cemas


dan tertekan. Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru membuat banyak siswa
merasa stres dalam menjalani pembelajaran daring. Tidak hanya banyak, tugas yang
diberikan oleh guru juga dianggap memberatkan dan memiliki waktu pengerjaan yang
sangat singkat sehingga membuat siswa kebingungan dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya. Dengan banyaknya tugas yang diberikan siswa bisa menghabiskan waktu
dari pagi hingga malam hari hanya untuk menyelesaikan berbagai tugas daringnya.
Mayoritas siswa juga kesulitan mengerjakan tugas karena guru kurang menjelaskan
materi pelajaran dengan baik. Kondisi tersebut sebelumnya tidak terjadi ketika
kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di sekolah.

3). Ketersediaan dan kondisi jaringan internet serta kendala teknis

Koneksi internet menjadi masalah yang sangat berpengaruh dalam proses


pembelajaran daring. Pembelajaran melalui internet menjadi hal yang sulit dilakukan
di beberapa daerah tertentu dengan jaringan yang tidak memadai. Penggunaan kuota
internet juga memunculkan pengeluaran biaya baru yang bisa menjadi masalah bagi
beberapa siswa yang mengalami kesulitan finansial . Siswa merasa cemas jika
kesulitan mengikuti pembelajaran daring ketika tidak mampu membeli kuota internet.
Selain itu kondisi jaringan yang tidak stabil membuat siswa takut apabila terjadi
berbagai kendala teknis. Kendala teknis yang dimaksud antara lain seperti tugas yang
tidak berhasil terkirim, terlambat mengikuti kelas, hingga kesulitan mendengarkan
dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Perbedaan akses teknologi yang

10
dimiliki setiap siswa membuat beberapa siswa kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran dengan lancar . Kesulitan tersebut semakin terasa bagi siswa yang
tinggal di daerah-daerah yang tidak memiliki jaringan internet memadai.

4). Kekhawatiran akan tugas selanjutnya.

Pemahaman yang kurang terhadap materi serta waktu pengerjaan tugas yang
singkat membuat siswa merasa tertekan. Kurangnya penguasaan materi membuat
siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Hal tersebut
memunculkan kecemasan bagi siswa mengenai potensi penurunan nilai ujian hingga
ketidaksiapannya dalam menghadapi tingkat berikutnya. Siswa khawatir apabila
ketika pembelajaran sudah kembali normal mereka tidak bisa mempelajari materi baru
dengan baik karena tidak paham dengan materi sebelumnya. Kondisi tersebut juga
dikhawatirkan dapat mempengaruhi kemampuannya setelah lulus dari sekolah, baik
itu melanjutkan perkuliahan maupun bekerja.

2.3.2 Upaya yang dilakukan siswa untuk mengurasi kecemasan


Dengan adanya layanan dari BK, siswa diharapkan lebih bisa mengatasi
permasalahan yang dialami pada masa pandemi Covid-19. Menghadapi dan menerima
kenyataan yang ada menjadi pilihan solusi bagi siswa untuk mengurangi kecemasan
dalam menjalani pembelajaran daring. Siswa berusaha menguatkan diri sendiri agar
tetap semangat melakukan aktivitas belajar di rumah. Sebagai upaya mengatasi
kecemasan yang dialami, siswa berusaha untuk belajar secara mandiri agar dapat
memahami materi dengan baik. Tugas-tugas yang diberikan juga segera dikerjakan
sesuai kemampuan agar tidak semakin menumpuk. Selain itu siswa juga melakukan
diskusi dengan guru dan teman-temannya untuk mengerjakan tugas maupun
mempelajari materi yang sulit.

Kemandirian siswa memang berperan dalam terciptanya keberhasilan


pembelajaran daring. Siswa juga bisa berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan dan
kelancaran dalam menghadapi berbagai tantangan selama melakukan kegiatan
belajar daring. Kemampuan spiritual seperti menerima kondisi yang ada dan mencari
makna dari sebuah masalah dapat mengurangi stres yang dialami oleh siswa. Berdoa
atau ibadah dianggap mejadi salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan fisik maupun psikis yang dialami.

11
Ada upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut antara
lain belajar mandiri, segera mengerjakan tugas yang diberikan, diskusi dengan guru
dan teman, berdoa, menyemangati diri sendiri, serta melakukan aktivitas lain seperti
menonton film, mendengarkan musik, bermain game, tidur, makan, dan olahraga.

2.4 Penerapan Merdeka Belajar pada masa pandemi oleh Guru BK


Merdeka Belajar merupakan program dari Kemendikbud yang diusulkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Menurut Nadiem, kata “Merdeka Belajar”
paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran saat ini. Konsep
merdeka belajar ini dipilih sebagai upaya meningkatkan kemampuan peserta didik di masa
mendatang yang merdeka dan mandiri. Menurut Nadiem, merdeka belajar dibutuhkan di era
sekarang, anak-anak tidak harus mengikuti kurikulum yang tersedia namun bisa juga
menggunakan metode belajar yang paling cocok. Kemerdekaan itu juga berlaku untuk guru
yang mengajar di kelas, guru bebas menentukan sendiri teknik apa yang terbaik untuk
digunakan kepada anak didiknya. Pembelajaran mandiri dalam konteks merdeka belajar juga
dapat diidentifikasi dengan beberapa indikator seperti kritis, kualitas, ekspresif, transformatif,
efektif, pembelajaran yang diterapkan, bervariasi, progresif, aktual dan faktual (Abidah et al.,
2020).

Sejauh ini, telah ada 5 episode Merdeka Belajar yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, yaitu :

1) Episode 1 : Merdeka Belajar mengubah Ujian Nasional menjadi asesmen kompetensi


minimum dan survei karakter, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional,
menyederhanakan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan menyesuaikan kuota
penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi.
2) Episode 2 : Kampus Merdeka, memberikan kemudahan pelaksanaan pembelajaran di
perguruan tinggi.
3) Episode 3 : Perubahan Mekanisme Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun
anggaran 2020
4) Episode 4 : Program Organisasi Penggerak.
5) Episode 5 : Guru Penggerak

Untuk menjalankan program merdeka belajar diatas, tentunya semua elemen yang
berhubungan harus bisa saling mendukung dan melakukan tugasnya masing-masing dengan
baik. Tidak terkecuali Guru Bimbingan dan Konseling. Namun tentunya tugas tersebut
menjadi sedikit lebih berat dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
12
Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 1 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
 Membantu memberikan arahan/bimbingan kepada siswa, orang tua, organisasi
sekolah, dan masyarakat terkait sistem kebijakan zonasi. Arahan ini dapat melalui
media-media seperti poster, pamflet, maupun video edukasi lewat sosial media
yang memungkinkan meminimalisir penyebaran virus Covid-19 ini.
 Membantu memberikan pemahaman terkait jenjang pendidikan/sekolah lanjutan
yang akan ditempuh peserta didik sesuai bakat dan minat dalam kebijakan
kemeterian tentang zonasi melewati aplikasi meeting online.
 Melakukan konseling bagi siswa yang menginginkan konseling terkait pendidikan
lanjutan sesuai kebijakan ini melalui aplikasi meeting online atau chat pribadi.

Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 2 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
 Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan informasi melalui media massa
seperti instagram, youtube, wa, facebook, dan lainnya terkait pokok-pokok kebijakan
merdeka belajar ini kepada muridnya agar muridnya sudah memikirkan apa yang akan
dia lakukan dan bagaimana nantinya di perguruan tinggi.
 Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan bimbingan informasi
tentang prodi yang ada agar calon mahasiswa dan orang tua paham serta mengerti
tentang prodi tersebut. Guru Bimbingan dan Konseling juga dapat men-sosialisasikan
suatu program studi baru yang diadakan oleh kampus agar nantinya calon mahasiswa
tidak bingung tentang program studi baru tersebut. Tentunya melalui pertemuan
online atau media massa.
 Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan, dimana nantinya siswa
boleh untuk konsultasi tentang perguruan ataupun program studi yang akan dia pilih
dan Guru Bimbingan dan Konseling akan memberikan informasi akreditasi serta
peluang program studi tersebut. Bisa melalui media rapat online atau chatting pribadi.

Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 3 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
 Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mempunyai peran untuk memahami
kebijakan merdeka belajar yang dikemukakan kemendikbud agar dapat mengetahui
kemerdekaan belajar siswa apabila terdapat masalah, seperti masalah dalam

13
penyaluran dana BOS yang akan mengakibatkan mengganggu proses pembelajaran
siswa.
 Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor membantu mengalokasikan penggunaan
dana BOS yang diberikan oleh pemerintah, seperti dengan penyediaan alat-alat
pembelajaran, pembelian buku teks dan non-teks untuk keperluan bimbingan,
keperluan konseling atau untuk pendidikan siswa.
 Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan BOS, Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor membantu membuat pelaporan sekolah, dengan
mempublikasikan penerimaan dan penggunaan dana di papan informasi sekolah atau
tempat lain yang mudah diakses masyarakat guna untuk informasi agar dana yang
diberikan ke sekolah tidak transparan.

Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 4 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
 Guru Bimbingan dan Konseling dapat melakukan bimbingan klasikal dengan
menggunakan beberapa media yang menarik serta lebih inovatif dalam melakukan
strategi atau metode yang dapat meningkatkan minat belajar siswa agar tidak bosan
saat pembelajaran daring yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan nilai siswa.
 Organisasi Guru Bimbingan dan Konseling dapat berkerja sama dengan beberapa
organisasi lainnya yang ingin bergabung dengan organisasi penggerak agar dapat
membentuk konsorsium untuk pendekatan kepada sekolah yang lebih holistik.

Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 5 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
 Guru Bimbingan dan Konseling mampu berpartisipasi menjadi guru penggerak yang
mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada
murid kepada guru dan pemangku kepentingan.
 Guru Bimbingan dan Kelompok bisa melatih dan mengelola emosi peserta didik
 Guru Bimbingan dan Konseling membantu motivasi murid-murid berkompetisi global
dan berkarakter pancasila
 Guru Bimbingan dan Konseling mampu membantu siswa untuk meningkatkan
prestasi walaupun dalam keadaan pandemi ini melalui bimbingan khusus atau
bimbingan kelompok.

14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Situasi pandemi Covid-19 ini berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya
adalah sektor pendidikan. Kini profesi Bimbingan dan Konseling yang tengah diuji, agar
tetap memberikan layanan bagi siswa. Peran profesi BK justru makin besar, karena harus
berupaya meningkatkan kemandirian siswa agar disaat pandemi ini selesai mereka siap
menghadapi persoalan masa depan dan menjalani kehidupan mereka. Konselor diharapkan
mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan kebutuhan siswa dari yang sebelumnya.
Melalui kombinasi antara konselor, pengomtimalan penggunaan teknologi informasi serta
kesadaran pribadi peserta didik dapat menjadi gambaran praktis mengenai profesionalitas
konselor termasuk dalam masa pandemi wabah Covid-19.

3.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
literatur atau sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa dalam menambah wawasan
pengetahuannya. Sehingga mampu memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran dan
pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, E. A., & Amti, E. (2005). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sujadi, E. (2018). Kode Etik Profesi Konseling Serta Permasalahan dalam


Penerapannya. Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2), 69-77.

Situmorang, T. (2018). Profesionalisasi Profesi Konselor Berwawasan Islami.

________________. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di:


http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. (Diakses 4 Oktober 2020).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di


Masa Pandemi COVID-19. Tersedia di: https://www.kemdikbud.go.id/main/ (Diakses 4
Oktober 2020)

Rozzaqyah, F. (2020, September). Urgensi Konseling Krisis dalam Menghadapi Pandemi


Covid-19 Di Indonesia. In Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling (pp. 136-143).

Putri, V. D. (2020). LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DARING SELAMA


MASA PANDEMI COVID-19. Coution: Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling
Pendidikan Islam, 1(2), 7-16.

Kurniawan, N. A. (2020, September). Profesionalitas Konselor selama Pandemi Covid-19. In


Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling (pp. 87-91).

Oktawirawan, D. H. (2020). Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan


Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 20(2), 541-544.

Sumber : Youtube KEMENDIKBUD RI

Kurniawan, NA. Dkk. 2020. Implementasi Prinsip-Prinsip Merdeka Belajar Bagi Calon
Konselor. Malang.

16

Anda mungkin juga menyukai