Disusun oleh :
2020
i
Kata Pengantar
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Profesi BK
pada Pandemi Covid-19” ini tepat pada waktunya..
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Estu Miyarso, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Nasional. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
2.4 Penerapan Merdeka Belajar pada masa pandemi oleh Guru BK ................................. 12
iii
BAB I PENDAHULUAN
Pemberian layanan bimbingan dan konseling saat masa pandemi ini cukup bervariasi.
Konselor diharapkan mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan dinamika kebutuhan
siswa. Untuk hal diatas, maka disusunlah makalah ini guna menjelaskan profesi BK dalam
andemi Covid-19 ini.
1
4. Bagaimana penerapan Guru BK dalam merdeka belajar dimasa pandemi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitan adalah
sebagai berikut :
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Menurut Sunaryo Kartadinata (Sujadi, 2018:71) kode etik profesi adalah
regulasi dan norma perilaku profesional yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi dalam menjalankan tugas profesi dan dalam kehidupannya di dalam
masyarakat. Menurut Abkin (Sujadi, 2018:71) kode etik merupakan suatu aturan yang
melindungi profesi dari campur tangan pemerintah, mencegah ketidaksepakatan
internal dalam suatu profesi, dan melindungi atau mencegah para praktisi dari
perilaku-perilaku malpraktik.
4
2 ini pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China. World Health
Organisation (WHO) juga telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global.
2). Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi
pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19.
1) Perluasan Pembelajaran Tatap Muka untuk Zona Kuning. Dalam kebijakan ini,
zona hijau dan zona kuning diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
metode tatap muka untuk semua jenjang, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
5
2) Kurikulum Darurat (dalam Kondisi Khusus). Dalam kebijakan ini sekolah diberi
fleksibilitas untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan untuk pembelajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
1) Pemberian konseling krisis baik secara individu maupun kelompok yang lebih
besar
Adanya pandemi ini membuat banyak orang yang kehilangan pekerjaan
sehingga meningkatkan tingkat stress. Ditambah lagi banyaknya kasus 19 membuat
masyarakat mengalami berbagai ketakutan dan penurunan mental yang membuat
kondisi psikologis semakin terganggu. Dalam peran pertama ini konselor dapat
membantu tentang membantu menstabilkan emosi, membantu untuk mengelola
harapan, semangat dan kebutuhan akan rasa aman. Menurut Muro dan Kottman
(dalam Rozzaqyah, 2020) Konseling krisis diperlukan dalam rangka pertolongan
utama dalam pertolongsn psikologis. Alasannya yaitu karena konseling krisis
bertujuan mengembangkan kemampuan individu yang mengalami krisis sehingga
memiliki pemahaman positif terhadap masalah dan memiliki kemampuan
mengatasinya. Pemberian konseling krisis ini harus dilakukan oleh konselor yang
sudah matang ilmunya dan telah melakukan banyak pengalaman sukses mengatasi
masalah dalam masyarakat umum. Disini konselor memiliki peranan penting yaitu
untuk keberhasilan pemberian konseling krisis dapat dilihat dari bagaimana konselor
memberikan konseling tersebut.
2) Memberikan layanan bimbingan dan konseling berbasis online
Layanan ini diberikan untuk kaitannya membantu siswa pada masa pandemi
seperti ini. Terbatasnya pembelajaran jarak jauh menuntut guru Bimbingan dan
Konseling untuk tetap melaksanakan perannya dalam memberikan layanan pada
siswa. Layanan ini bergantung pada kreativitas dan teknik guru Bimbingan dan
6
Konseling. Dalam hal ini konselor dapat menggunakan aplikasi perangkat lunak untuk
membantu siswa. Layanan untuk siswa dapat diakses melalui berbagai media online
seperti email, facebook, google form, whatapps, dan aplikasi video conferences untuk
kegiatan konseling.
Menurut Wibowo, Milenia dan Azmi (dalam Putri, 2020) Tahapan layanan bimbingan
dan konseling daring sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Berisi persiapan konselor dalam menggunakan media yang nantinya akan
digunakan dalam layanan. Disini juga konselor melakukan persiapan dalam hal
keterampilan, kelayakan akademik, penilaian secara etik dan hukum serta tata
kelola.
b. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
Proses layanan ini tidak jauh berbeda dari layanan tatap muka. Proses layanan
terdiri dari pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian.
Perbedaan yang terjadi adalah saat tahap pelaksanaan, konselor dan konseli harus
mampu menjalin hubungan dengan bantuan perangkat lain, sehingga proses
layanan bimbingan dan konseling yang terjadi lebih fleksibel. Pemilihan teknik
atau pendekatan yang akan
digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi konseli.
c. Pasca Layanan Bimbingan dan Konseling
Tahap tindak lanjut dari proses layanan bimbingan dan konseling daring yang
sudah dilaksanakan. Terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu, (1)
layanan bimbingan dan konseling daring akan sukses, ditandai dengan kondisi
konseli yang memenuhi effective daily living, (2) layanan bimbingan dan
konseling akan dilanjutkan pada proses layanan daring berikutnya, atau (4)
konseli akan direferal pada konselor atau ahli lain.
3) Penguasaan teknologi informasi profesionalitas konselor di masa pandemi
wabah penyakit Covid 19
Profesionalitas konselor di bangun dengan landasan regulasi yang berlaku dan
di jalankan sesuai kondisi perkembangan kebutuhan siswa dalam dinamika kondisi
yang terjadi di masyarakat. (Kurniawan, 2020). Pada masa pandemi ini konselor
memiliki peranan yaitu mengembangkan teknologi informasi yang lebih menarik dan
sesuai dengan kebutuhan siswa yang dapat dilakukan secara online. Konselor dapat
membuat mind mapping atau poster menggunakan aplikasi seperti Microsoft word,
7
Microsoft powerpoint, canva yang berisi sebuah informasi tentang pandemi dan
bagaimana kita-kiat menghadapi kecemasan yang timbul. Konselor juga bisa meminta
siswa untuk menuliskan perasaan yang dialami melalui aplikasi concept board.
4) Mengadakan webinar
Webinar dilakukan oleh konselor yang berkolaborasi dengan tenaga medis.
Webinar ini nantinya untuk masyarakat umum bukan hanya untuk siswa, mahasiswa.
Dalam webinar ini akan dilakukan diskusi dan berbagai informasi yang berkaitan
dengan bagaimana menyikapi pandemi pada masa ini sehingga dapat membuat semua
orang dapat waspada tanpa membuat kekhawatiran yang berlebih. Diharapkan dengan
webinar ini semua aspek masyarakat lebih paham tentang bagaimana menjaga diri
dari covid dan mampu membuat khalayak umum tidak tertlalu gelisah dan mengalami
kondisi yang membuat kondisi psikologis terganggu
5) Membantu siswa untuk meningkatkan self-regulated Learning
Self-regulated learning adalah suatu proses yang dilakukan pelajar sebagai
strategi meregulasi kognisi, metakognisi, dan motivasi (Kristiyani, 2020:12). Adanya
pembelajaran jauh yang belum pernah dilakukan sebelumnya membuat siswa
mengalami berbagai perubahan tentang turunya motivasi dan kurangnya pemahaman
pelajaran. Maka dari itu diperlukannya self-regulated learning. Self-regulated
learning merupakan suatu stimulus untuk individu dapat mengelola waktu dengan
baik sehingga mampu mengatasi hambatan dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Hal
ini peran guru Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan yaitu dengan konselor
atau guru Bimbingan dan Konseling membantu siswa untuk dapat mengelola diri dan
mengatasi berbagai hambatan dalam pembelajaran daring.
8
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat menyerap pembelajaran dengan
baik.
Maka dari itu, siswa perlu lebih mandiri dalam mempelajari materi sehingga lebih
mudah dalam mengikuti proses pembelajaran daring yang sedang berlangsung. Siswa
harus inisiatif belajar mandiri dan juga mencari sumber-sumber lain di internet untuk
9
menambah pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Dari beberapa hasil survey
seperti yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak ( KPAI) membuktikan bahwa
belajar online ternyata tidak membuat siswa senang, tetapi malah sebaliknya. Siswa
tidak suka belajar online karena guru lebih banyak memberikan tugas tetapi minim
penjelasan dan juga materi. Pembelajaran online juga bisa menambah rasa malas dan
juga sulit untuk berkonsentrasi bagi siswa Karena menjadi lebih banyak waktu untuk
bermain gawai. Seperti bermain game, membuka instagram, twitter, youtube, dan
sosial media lainnya dibandingkan dengan belajar. Akibatnya muncul rasa malas yang
sangat susah untuk dilawan dan juga sulitnya berkonsentrasi ketika belajar serta susah
memahami materi.
10
dimiliki setiap siswa membuat beberapa siswa kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran dengan lancar . Kesulitan tersebut semakin terasa bagi siswa yang
tinggal di daerah-daerah yang tidak memiliki jaringan internet memadai.
Pemahaman yang kurang terhadap materi serta waktu pengerjaan tugas yang
singkat membuat siswa merasa tertekan. Kurangnya penguasaan materi membuat
siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Hal tersebut
memunculkan kecemasan bagi siswa mengenai potensi penurunan nilai ujian hingga
ketidaksiapannya dalam menghadapi tingkat berikutnya. Siswa khawatir apabila
ketika pembelajaran sudah kembali normal mereka tidak bisa mempelajari materi baru
dengan baik karena tidak paham dengan materi sebelumnya. Kondisi tersebut juga
dikhawatirkan dapat mempengaruhi kemampuannya setelah lulus dari sekolah, baik
itu melanjutkan perkuliahan maupun bekerja.
11
Ada upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut antara
lain belajar mandiri, segera mengerjakan tugas yang diberikan, diskusi dengan guru
dan teman, berdoa, menyemangati diri sendiri, serta melakukan aktivitas lain seperti
menonton film, mendengarkan musik, bermain game, tidur, makan, dan olahraga.
Sejauh ini, telah ada 5 episode Merdeka Belajar yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, yaitu :
Untuk menjalankan program merdeka belajar diatas, tentunya semua elemen yang
berhubungan harus bisa saling mendukung dan melakukan tugasnya masing-masing dengan
baik. Tidak terkecuali Guru Bimbingan dan Konseling. Namun tentunya tugas tersebut
menjadi sedikit lebih berat dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
12
Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 1 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
Membantu memberikan arahan/bimbingan kepada siswa, orang tua, organisasi
sekolah, dan masyarakat terkait sistem kebijakan zonasi. Arahan ini dapat melalui
media-media seperti poster, pamflet, maupun video edukasi lewat sosial media
yang memungkinkan meminimalisir penyebaran virus Covid-19 ini.
Membantu memberikan pemahaman terkait jenjang pendidikan/sekolah lanjutan
yang akan ditempuh peserta didik sesuai bakat dan minat dalam kebijakan
kemeterian tentang zonasi melewati aplikasi meeting online.
Melakukan konseling bagi siswa yang menginginkan konseling terkait pendidikan
lanjutan sesuai kebijakan ini melalui aplikasi meeting online atau chat pribadi.
Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 2 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan informasi melalui media massa
seperti instagram, youtube, wa, facebook, dan lainnya terkait pokok-pokok kebijakan
merdeka belajar ini kepada muridnya agar muridnya sudah memikirkan apa yang akan
dia lakukan dan bagaimana nantinya di perguruan tinggi.
Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan bimbingan informasi
tentang prodi yang ada agar calon mahasiswa dan orang tua paham serta mengerti
tentang prodi tersebut. Guru Bimbingan dan Konseling juga dapat men-sosialisasikan
suatu program studi baru yang diadakan oleh kampus agar nantinya calon mahasiswa
tidak bingung tentang program studi baru tersebut. Tentunya melalui pertemuan
online atau media massa.
Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan, dimana nantinya siswa
boleh untuk konsultasi tentang perguruan ataupun program studi yang akan dia pilih
dan Guru Bimbingan dan Konseling akan memberikan informasi akreditasi serta
peluang program studi tersebut. Bisa melalui media rapat online atau chatting pribadi.
Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 3 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mempunyai peran untuk memahami
kebijakan merdeka belajar yang dikemukakan kemendikbud agar dapat mengetahui
kemerdekaan belajar siswa apabila terdapat masalah, seperti masalah dalam
13
penyaluran dana BOS yang akan mengakibatkan mengganggu proses pembelajaran
siswa.
Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor membantu mengalokasikan penggunaan
dana BOS yang diberikan oleh pemerintah, seperti dengan penyediaan alat-alat
pembelajaran, pembelian buku teks dan non-teks untuk keperluan bimbingan,
keperluan konseling atau untuk pendidikan siswa.
Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan BOS, Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor membantu membuat pelaporan sekolah, dengan
mempublikasikan penerimaan dan penggunaan dana di papan informasi sekolah atau
tempat lain yang mudah diakses masyarakat guna untuk informasi agar dana yang
diberikan ke sekolah tidak transparan.
Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 4 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
Guru Bimbingan dan Konseling dapat melakukan bimbingan klasikal dengan
menggunakan beberapa media yang menarik serta lebih inovatif dalam melakukan
strategi atau metode yang dapat meningkatkan minat belajar siswa agar tidak bosan
saat pembelajaran daring yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan nilai siswa.
Organisasi Guru Bimbingan dan Konseling dapat berkerja sama dengan beberapa
organisasi lainnya yang ingin bergabung dengan organisasi penggerak agar dapat
membentuk konsorsium untuk pendekatan kepada sekolah yang lebih holistik.
Peran Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kebijakan kementrian terkait Merdeka
Belajar Episode 5 pada masa pandemi adalah sebagai berikut:
Guru Bimbingan dan Konseling mampu berpartisipasi menjadi guru penggerak yang
mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada
murid kepada guru dan pemangku kepentingan.
Guru Bimbingan dan Kelompok bisa melatih dan mengelola emosi peserta didik
Guru Bimbingan dan Konseling membantu motivasi murid-murid berkompetisi global
dan berkarakter pancasila
Guru Bimbingan dan Konseling mampu membantu siswa untuk meningkatkan
prestasi walaupun dalam keadaan pandemi ini melalui bimbingan khusus atau
bimbingan kelompok.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Situasi pandemi Covid-19 ini berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya
adalah sektor pendidikan. Kini profesi Bimbingan dan Konseling yang tengah diuji, agar
tetap memberikan layanan bagi siswa. Peran profesi BK justru makin besar, karena harus
berupaya meningkatkan kemandirian siswa agar disaat pandemi ini selesai mereka siap
menghadapi persoalan masa depan dan menjalani kehidupan mereka. Konselor diharapkan
mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan kebutuhan siswa dari yang sebelumnya.
Melalui kombinasi antara konselor, pengomtimalan penggunaan teknologi informasi serta
kesadaran pribadi peserta didik dapat menjadi gambaran praktis mengenai profesionalitas
konselor termasuk dalam masa pandemi wabah Covid-19.
3.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
literatur atau sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa dalam menambah wawasan
pengetahuannya. Sehingga mampu memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran dan
pendidikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, E. A., & Amti, E. (2005). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kurniawan, NA. Dkk. 2020. Implementasi Prinsip-Prinsip Merdeka Belajar Bagi Calon
Konselor. Malang.
16