Anda di halaman 1dari 7

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE

DEPLOYMENT DAN RECOVERI BUOY MOORING

I. PENDAHULUAN
Standart Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan penilaian kenerja berdasarkan indekator teknis dan
sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja,dan system kerja pada Balai Teknologi survei
kelautan. SOP ini bertujuan untuk menciptakan komitmen tentang apa yang akan
dikerjakan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dengan adanya SOP ini diharapkan ada
pemahaman yang sama tentang pekerjaan atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

II. TUJUAN
1. Terciptanya saling pengertian dan pemahaman yang sama sehingga setiap orang
yang terlibat didalamnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan
deployment dan recoveri sehingga dapat tercapai keberhasilan.
2. Meminimalisir terjadinya kesalahan pekerjaan yang dapat berakibat fatal terhadap
alat dan personil.

III. RUANG LINGKUP


Kegiatan ini dilaksanakan di atas kapal Riset Baruna Jaya I,III dan IV, atau kapal sejenis
yang memiliki peralatan pendukung yang memadai untuk mendukung kegiatan
deployment dan Recoveri.

IV. PERALATAN
Untuk kegiatan deployment dan recoveri buoy mooring membutuhkan peralatan yang
ada di kapal, antara lain :
1. Peralatan Utama : Crane, Main Winch, Cupstand dan perahu karet
2. Peralatan Pendukung : Roll Block, chain block, working nylon, rantai, shackle dan
hook

V. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dalam bekerja sangat di utamakan untuk menghindari terjadinya kesalahan
yang dapat berakibar fatal terhadap personil dan peralatan, oleh karena setiap sebelum
memulai kegiatan deployment dan recoveri perlu diadakan Toolbox meeting/Briefing
untuk memberikan pengarahan/penjelasan tentang keselamatan dalam bekerja. Setiap
Personil yang terlibat dalam pekerjaan deployment dan recoveri wajib dilengkapi dengan
Alat Pelindung Diri seperti : Sepatu safety, kacamata, Helm, Baju kerja, dan lifejacket.
Disamping itu diperlukan space yang cukup di deck kapal untuk melakukan pekerjaan
deployment.

“SAFETY FIRST”
Faktor cuaca juga sangat berpengaruh sangat besar terhadap keselamatan dalam
bekerja, sehingga perlu memperhitungkan kondisi tersebut sebelum melakukan
pekerjaan deployment dan recoveri.

VI. PROSEDUR DEPLOYMENT


VI.1. Persiapan
Kegiatan Persiapan meliputi :
1. Semua peralatan yang akan digunakan seperti : ToolBox, rubberboat, working
nylon, dan peralatan yang pendukung lainnya telah tersedia di deck kapal
2. Mempersiapkan Gambar Mooring.
3. Semua peralatan yang ada di surface buoy telah terinstal dengan baik.

4. Wire Rope di area ke deck sepanjang 50 – 100 meter dan underwater sensor
sudah terinstal dengan baik pada wire yang sudah demarking sebelumnya.
5. Final cek semua peralatan yang akan dideploy.
6. Orientasi arus dan pembuatan line survey (SOP Navigasi).

VI.2. Prosedur Kerja


1. Sebelum Kapal Masuk dalam line survey, surface sudah terkoneksi dengan wire
pada main winch mengunakan rilis manual.
2. Working nylon sudah terpasang pada kedua sisi surface buoy dan sisi lain yang di
anggap perlu untuk menjaga kestabilan surface buoy.

3. Surface buoy diangkat menggunakan A frame yang bergerak keluar


4. Wire rope yang sudah terpasang beberapa underwater sensor diturunkan ke air
terlebih dahulu.
5. Surface buoy diturunkan keair dengan kondisi working nylon masih terikat di buoy
pada sisi kanan dan kiri.
6. Setelah surface berada di permukaan air working nylon dikedua sisi dilepas dan
surface buoy dirilis.
7. Wire rope di area menggunakan winch atau cupstand.
8. Pemasangan underwater sensor pada wire rope diposisi yang telah di beri tanda
sebelumnya.
9. Deploy nylon rope (lihat Gambar mooring)
10. Deploy glassball atau floater (disesuaikan dengan Gambar mooring)

11. Deploy Akustik rilis (lihat Gambar mooring)


12. Deploy sinker. Nylon rope terakhir (adjust) dihubungkan dengan Sinker atau
pemberat yang telah disetting sebelum. Posisi sinker sebaiknya berada diujung
tengah deck atau buritan untuk memudahkan proses penyambungan dengan
mooring lainnya.
13. Pemasangan rilis manual yang sudah terhubungan dengan main winch.
14. Saat posisi kapal berada pada 200 meter dari posisi drop sinker, sinker mulai
digerakkan hingga sinker berada pada permukaan air, kemudian working nylon
dilepas.
15. Sinker diturunkan hingga body sinker berada di dalam air, menunggu perintah atau
aba- aba dari navigasi.

16. Setelah kapal berada pada posisi drop sinker.


- Rilis manual ditarik hingga sinker jatuh bebas keair.
- Atau nylon rilis manual diikatkan ke deck, sinker diturunkan hingga terlepas
dari wire main winch.
17. Selama proses deployment sebaiknya kecepatan kapal 1 – 1,5 knot atau diatur
dengan memperhitungkan tension dari wire dan nylon rope. Dengan demikian
posisi mooring line berada ditengah-tengah deck (searah jam enam).

VI.3. TIME SHEET


TIME SHEET
DEPLOYMENT BUOY TSUNAMI INDONESIA
1. NAMA KAPAL : MULAI :
HARI/TANGGAL : SELESAI :
POSISI :
LOKASI :
OBSERVER :

No. PERALATAN DIPERMUKAAN AIR WAKTU POSISI SERIAL NUMBER


1 Dummy
2 Wire Rope
3 Rangkaian Floater 1
4 Nylon Rope 1
5 Rangkaian Floater 2
6 Nylon Rope 2
7 Nylon Rope 3
8 Nylon Rope 4
9 Nylon Rope 5
10 Nylon Rope 6
11 Rangkaian Floater 3
12 Akustik Rilis
13 Nylon Rope (adjust)
14 Sinker
15 Sinker dirilis
16 Sinker Tauchdown
17 Sinker setelah Triangulasi

2. AKUSTIK RILIS
Enable kode : Disable :
Tx : RX :

3. DEPLOY SURFACE BUOY


HARI/TANGGAL :
Mulai :
Selesai :
Posisi surface buoy :

VII. PROSEDUR RECOVERI


VII.1. Persiapan
Kegiatan Persiapan meliputi :
1. Semua peralatan yang akan digunakan seperti : ToolBox, rubberboat, working
nylon, dan peralatan yangpendukung lainnya telah tersedia di deck kapal
2. Mempersiapkan Gambar Mooring.
3. Orientasi Arus dan trianggulasi posisi sinker

VII.2. Prosedur Kerja


1. Melakukan komunikasi dengan akustik rilis untuk memastikan bahwa mooring line telah
terlepas dari sinker/pemberat. Jika telah terilis biasanya floater pada bagian mooring
line telah timbul dipermukaan air, biasanya 30-45 menit setelah coment rilis dikirim.
2. Menurunkan rubberboat beserta beberapa personil untuk memasang working nylon
pada surface buoy, yang akan terhubung dengan nylon rope dari main winch yang ada
dikapal.

3. Setelah terhubung surface buoy secara perlahan-lahan ditarik mendekat ke posisi kapal
dengan jarak kurang lebih 20 – 30 meter.
4. Wire dari central winch dihubungkan ke surface buoy, kemudian proses pengangkatan ke
deck dilakukan.
5. Selama proses pengangkatan dihindari terjadinya benturan antara surface buoy dan
kapal.

6. Setelah surface buoy dideck maka proses selanjutnya adalah recoveri wire rope dan
pelepasan underwater sensor yang terpasang pada wire rope tersebut.
7. Recoveri nylon rope dan rangkaian floater
8. Recoveri akustik rilis

Anda mungkin juga menyukai