Anda di halaman 1dari 63

RESCUE TECHNIQUE / EVAKUASI

PENYELAMATAN DI KETINGGIAN
( Pertemuan 8 )

Oleh :
Ir. Bambang Sulistyo P, MKKK
DEMI KESELAMATAN DALAM KEADAAN DARURAT KEBAKARAN
DIPERLUKAN DISIPLIN DAN KEWASPADAAN

RESCUE (PENYELAMATAN)
Rescue adalah suatu upaya penyelamatan atau pencarian
korban yang mungkin terjebak dalam suatu ruangan. Bila
pencarian korban pada situasi kebakaran, si penyelamat
harus selalu memperhatikan masalah keselamatannya
sendiri. Perlengkapan yang berguna harus mencakup alat-
alat bantu pernafasan dan alat pelindung lainnya.
Petugas lain yang mengatur di luar ruangan harus cukup
mampu sebagai tenaga bantuan apabila diperlukan dalam
keadaan darurat.
• Banyaknya kecelakaan yang terjadi adalah dikarenakan oleh faktor human error
(kurangnya kehati-hatian dalam melakukan aktifitas) terlebih dalam aktifitas
yang memiliki risiko dan membutuhkan perhatian tinggi. Kecelakaan bisa terjadi
kepada siapa saja termasuk orang yang berpengalaman apalagi yang tidak
memiliki pengalaman.
• Untuk memberikan bantuan (pertolongan) kepada korban, para personel
penyelamat (rescuer) diperlukan memiliki kemampuan penyelamatan.
Kemampuan ini secara dasarnya adalah sama, namun secara khusus
kemampuan tersebut akan berkaitan dengan jenis dari penyelamatan itu sendiri.

• Fire Rescue (Penyelamatan di Daerah Kebakaran)


• Fire Rescue adalah penyelamatan korban yang berada di daerah kebakaran.
Umumnya kebakaran terjadi di kawasan yang ada penduduknya seperti kota.
Faktor terjadinya kebakaran akan muncul sejalan dengan berkembangnya
populasi dan kepadatann tempat tinggal daerah tersebut. Tidak menutup
kemungkinan pula kebakaran itu terjadi di kawasan kecil seperti desa atau
tidak ada penduduk seperti hutan, namun ini lebih jarang terjadi jika
dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Dibawah ini kunci keselamatan yang harus diperhatikan oleh TIM sebelum
melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan :
Pada situasi kebakaran yang hebat, Tim penyelamat harus memperhatikan
keselamatan jiwanya yang kemungkinan dapat terancam. Sebaiknya
penyelamatan tidak dilakukan, karena dalam situasi yang tidak
memungkinkan yang dirasa kemungkinan kecil korban dapat hidup , ini
harus menjadi pertimbangan bagi Tim
Contoh Untuk insiden didalam ruangan, bila kemungkinan terjadinya Back
Draft, kehadiran untuk masuk keruangan hanya setelah dilakukan adanya
ventilasi. Masuk sebelum dilakukan ventilasi dapat mengakibatkan ledakan
back draft sehingga dapat mengalami luka yang serius.
Selalu memakai pelindung lengkap termasuk “Self Contained Breathing
Apparatus (SCBA)”.
Selalu bekerja berpasangan dan perlu diingat mereka bertanggung jawab satu
sama lainnya.
Harus mempunyai rencana dan tujuan serta bekerja secara sistimatis.
Beri tanda bila masuk kesuatu ruangan dan tandai bila akan
meninggalkan ruangan tersebut.
Raba pintu-pintu untuk mengetahui kehadiran panas sebelum
masuk. Jangan berdiri didepan pintu, berdirilah disalah satu sisi
dan buka pintu secara perlahan.
Masuk agak merendah dan bergerak dengan penuh perhatian.
Tetap kontak dengan dinding.
Rescuer mencari korban sekeliling ruangan dan sekalian membuka
jendela-jendela untuk melepaskan panas dan asap, tetapi jika hal
itu tidak membuat api membesar.
Bila pencarian selesai, di penyelamat harus melapor kembali ke
komandan regunya.
Tehnik penyemprotan
BEKERJA DI KETINGGIAN
Perlindungan jatuh :
 Upaya untuk mengurangi terjadinya cedera karena jatuh.
 Termasuk peralatan pencegahan jatuh dan sistem alat perlindungan
jatuh
Alat Alat pencegahan jatuh

Fall prevention devices: a


c
• Digunakan untuk mencegah
jatuh
• Termasuk :
• Guardrails (a)
• Ladder cages (b)
• Restraint systems (c)
b
• Warning lines (d)
d
Alat Perlindungan Jatuh
Personal Fall Arrest System
• Includes:
• An anchorage point (tempat perletakan
angkur)
• Connectors ( sambungan)
• A body harness
• Digunakan untuk menyelamatkan pekerja
apabila jatuh dari ketinggian
• Termasuk :
• A lanyard
• Deceleration device
• Lifeline
Identifikasi Bahaya jatuh
Identify the fall hazards:
• Pada waktu perencanaan awal (step
by step pelaksanaan pekerjaan)
• Di tempat kerja
• Pencatatan daftar bahaya jatuh
Pengendalian bahaya jatuh

1.Memastikan
hanya pekerja
yang sudah
training yang
bekerja di
ketinggian.
2.Menggunaka
1. Bahaya yang berhubungan dengan bekerja
di ketinggian wajib di identifikasi dan
dimitigasi sebelum memulai pekerjaan
(Disiapkan JSA).

1. Pekerja yang melakukan pekerjaan di


ketingggian harus kompeten dalam
menjalankan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya dan harus dilatih untuk
menggunakan, merawat dan memeriksa
peralatan bekerja di ketinggian dengan
benar.

1. Pekerja di ketinggian menggunakan


penahan jatuh (full body harness,)

14
Kecepatan jatuh bebas ketika terjatuh
dari 3,7 m berkisar 32 km /jam.

Pekerja akan terjatuh di tanah kurang


dari 1 detik

Seorang pekerja yg bekerja pada


ketinggian 30.5 m akan jatuh dalam 2.5
detik (terjadi percepatan)
Alat Perlindungan jatuh digunakan pada :
 Ketinggian lebih dari 1.8 m untuk Konstruksi.
 Tangga vertikal yang lebih dari 6 m
Alat Perlindungan jatuh harus digunakan pada :
 Pada area yang tidak ada pagar pengaman
 Bekerja diatap yang tidak direncanakan untuk mendukung orang
 Pada Struktur baja terbuka, Bekisting di ketinggian ,piping dan peralatan di ketinggian ( Pompa,
Exhaust Fan )
 Extendible boom platforms, scissor lifts, scaffolding
 Dan lain-lain
Penggunaan Perancah (Scaffolding)
• Perancah harus di inspeksi dan
diberikan label.
Label merah artinya perancah
sedang didirikan, belum diinspeksi
dan TIDAK BOLEH DIGUNAKAN.
label hijau berarti perancah sudah
terpasang, sudah di inspeksi oleh
orang yang berkompeten dan
bersertifikat dan BOLEH
DIGUNAKAN.
• Perancah harus di inpeksi secara
teratur setiap 7 hari atau setiap ada
modifikasi oleh inspektor scaffolding

19
Memposisikan harness
Tempatkan attachment point di tengah2 dari pundak belakang

Attachment point
Penyimpanan dan perawatan yang baik
Simpan semua komponen dgn cara sbb :
 Gantung di dinding
 Letakkan pada tempat yang datar

Komponen alat perlindungan yang terjatuh :


 Jangan dipakai sebelum diinspeksi
 Dilakukan inspeksi secara menyeluruh
sebelum digunakan

Retractable lifelines yang terjatuh harus :


 Jangan dipakai sebelum di inspeksi
 Kembalikan kepada pembuat
 Dilakukan inspeksi menyeluruh
Tehnik yang digunakan

• 1.Tehnik penyelamat jiwa satu orang


(One person rescue technique)
• 2.Tehnik menaik turunkan korban
(Hauling/lowering technique)
• 3.Evakuasi dengan lintasan pada ketinggian
(High-line evacuation technique)
TEHNIK PERTAMA
ONE PERSON RESCUE
TECHNIQUE
ONE PERSON RESCUE
TECHNIQUE
RESCUE

KORBAN
KOMUNIKASI DAN KERJA SAMA
BERKOMUNIKASILAH AGAR KORBAN MAU
KERJASAMA.
TEHNIK KEDUA
HAULING DAN LOWERING TECHNIQUE

Prinsip dasar dari tehnik ini adalah


 Tehnik menaikan korbanmengurangi friksi tali akses
 Tehnik menurunkan korban menambah friksi tali akses
LIFTING/HAULING
PENGANGKATAN POSISI KORBAN

PENGERTIAN
Usaha pertolongan / evakuasi korban dari tempat
yang rendah ke lebih tinggi dengan menggunakan
sistem hauling.
MEDIA

Gudang penyimpanan bawah


Sumur
tanah
Jurang / Tabing
Cerobong udara
Selokan
Tangki minyak
Kolam
Galian bekas penambangan
Ruang bawah tanah Goa
BASIC MACHANICAL
Hauling System
BASIC MECHANICAL HAULING SYSTEM

Abchor WCD

stopper Pulley

Ascent
hauling
BASIC MECHANICAL
HAULING SYSTEM
BASIC MECHANICAL
HAULING SYSTEM
TEHNIK
MENURUNKAN
LOWERING TECHNIQUE
TEHNIK MENURUNKAN KORBAN
PERHATIKAN ANCHOR YANG SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN BEBAN EVAKUASI
SESUAIKAN PANJANG TALI TERHADAP
JARAK PENURUNAN DAN LOKASI AMAN.

Pastikan
• PPE Digunakan oleh seluruh
anggota tim
Pastikan

area kerja aman
Tentukan safety zone dan safety officer
Tunjuk
• Rescuer yang turun ( first aider

2 orang, tag liner)
Pembuatan sistem pengikatan (riging)

dan tagline
Perawaatan
• korban sesuai dengan kondisinya
Final chek sebelum beban digerakan

Gunakan control device untuk
mengatur
• laju penurunan
Perintah
• turun dari kapten dan litter
tender

TEHNIK KETIGA
HIGH LINE EVACUATION TECHNIQUE
Evakuasi dengan lintasan pada ketinggian
HIGHLINE EVACUATION
Tim Pemadaman Kebakaran Gedung Bertingkat
Prosedur Evakuasi Kebakaran jika Api Besar

• Namun, bila api tersebut terlalu besar dan Anda tak yakin bisa
menangani atau memadamkannya sendiri, Anda harus mengevakuasi
bangunan untuk segera memberi peringatan dan mengajak orang-
orang untuk segera meninggalkan bangunan dan berkumpul jauh di
halaman luar bangunan. Jangan melakukan hal-hal fatal yang berisiko
seperti mencoba mengumpulkan barang-barang berharga dan
menempatkan diri Anda dalam risiko terkena jilatan api.

• Bila Anda sudah memastikan semua penghuni bangunan


terevakuasi dan berkumpul di luar gedung, tunggulah kedatangan
petugas pemadam kebakaran. Namun, bila pihak pemadam
kebakaran telah tiba, dengarkan dan patuhi semua instruksi dari
mereka. Jangan mencoba kembali masuk ke dalam bangunan,
kecuali bila pihak pemadam kebakaran telah memastikan area
Prosedur Evakuasi Kebakaran = RACE
• Selain bencana alam yang terjadi secara alami, terdapat
bahaya atau risiko lain saat berada di dalam bangunan gedung
yang disebabkan oleh beragam kecelakaan.
• Bahaya terbesar yang terjadi karena kecelakaan adalah
kebakaran. Kebakaran dapat terjadi kapan saja sehingga
apabila tidak segera melaksanakan evakuasi yang cermat dan
tepat, maka keselamatan orang-orang di dalam bangunan akan
terancam.

• Maka dari itu, setiap orang perlu memahami prosedur evakuasi


kebakaran yang cermat dan tepat. Biasanya, prosedur ini
dikenal dengan prosedur RACE yang terdiri dari empat tahap,
Rescue, Alert, Contain the fire,
antara lain adalah
dan Extinguish or Evacuate ( RACE )
Prosedur Evakuasi Kebakaran = RACE ( Lanjutan ...)
• Yang ketiga adalah Contain the fire. Dalam langkah ini, bila memungkinkan,
Anda harus menutup pintu di mana api berasal. Namun, pastikan bila tak ada lagi
orang lain di dalam ruangan tersebut. Langkah ini merupakan langkah yang efektif
untuk memperlambat waktu penyebaran api yang lebih luas.
• Yang keempat adalah Extinguish atau pemadaman dan Evacuate atau
evakuasi. Kebanyakan peristiwa kebakaran yang terjadi disebabkan oleh percikan api
yang kecil. Bila hal ini yang menjadi pemicu kebakaran, maka percikan api kecil
tersebut dapat dengan mudah dikendalikan lebih awal sebelum mencapai tahap
penyebaran yang lebih luas. dan Anda yakin bisa menanganinya, maka Anda harus
segera mencari alat pemadam kebakaran darurat untuk mematikan api.
• Namun, bila api tersebut terlalu besar dan Anda tak yakin bisa menangani atau
memadamkannya sendiri, Anda harus mengevakuasi bangunan untuk segera
memberi peringatan dan mengajak orang-orang untuk segera meninggalkan
bangunan dan berkumpul jauh di halaman luar bangunan. Jangan melakukan hal-hal
fatal yang berisiko seperti mencoba mengumpulkan barang-barang berharga dan
menempatkan diri Anda dalam risiko terkena jilatan api.
• Bila Anda sudah memastikan semua penghuni bangunan terevakuasi dan berkumpul
Penyelamatan adalah salah satu prioritas utama dari petugas
pemadam kebakaran.
• Kesiapan dan Tugas Tim Rescue Pemadam Kebakaran :

Mental Jadi Modal Utama


Jadi misalnya ada kebakaran dan ada korban yang terjebak, kita dahulukan
penyelamatan korban. Api kan bisa dipadamkan, namun nyawa seseorang tidak
bisa dikembalikan.
• Bahwa tidak semua anggota dinas pemadam kebakaran dapat melakukan
penyelamatan atau rescue.
• Jadi disini ada tim rescue, namun tidak semua anggota bisa masuk kesini.
Banyak faktor dan persyaratan yang harus dipenuhi,"
• Bahwa mental yang kuat jadi faktor utama selain penguasaan tehnik dan alat
penyelamatan.
• Mentalitas seseorang itu akan lebih sulit dibentuk daripada keterampilan seperti
tali temali dan penguasaan alat. Dan mental akan mempengaruhi jalannya
penyelamatan, kan kondisi dalam penyelamatan itu berbeda-beda,
memperlihatkan berbagai macam alat rescue.
Penyelamatan adalah salah satu prioritas utama dari
petugas pemadam kebakaran.

• Kalau mental harus digembleng dulu, untuk hal lainnya


menyusul.
• Setelah mental terbentuk, lalu diimbangi dengan
penguasaan berbagai tehnik penyelamatan, dan taktik
penmadaman dan penggunaan alat.

• Contohnya saat kita harus merobohkan tembok dengan


palu besar, pada saat harus dirobohkan karena ruangan
sudah terkurung asap, kalau tekniknya tidak dikuasai
pasti hanya akan menghabiskan energi. Tapi jika tahu
tehniknya dan dieksekusi sesuai tehnik, pasti akan lebih
efektif,
Rencana tindak darurat kebakaran pada bangunan
gedung
• Setiap pengelola gedung bertingkat harus memiliki persiapan untuk
menghadapi bencana kebakaran yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu., seperti
pembentukan Tim penanganan dan ketersediaan peralatan standar yang bisa
berfungsi dengan baik saat dibutuhkan yang disebut Tim manajemen
Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG).

• Tim ini bertugas mengevakuasi, memadamkan kebakaran, evakuasi dan


mengatur semua penghuni gedung di titik kumpul yang sudah ditentukan

• Saat terjadi kebakaran, masing-masing tim itu melakukan tugasnya sesuai


prosedur operasional standar (SOP) yang telah ditentukan dan dibantu oleh
Dinas Penanggulangan Kebakaran di wilayahnya.

• Dalam mengevakuasi para penghuni di suatu gedung, tim evakuasi harus


menggunakan tangga darurat yang ada dan nantinya mereka dikumpulkan di
Rencana tindak darurat kebakaran pada bangunan gedung
( Lanjutan ...)
• Kemudian, tim pemadam kebakaran bertugas memadamkan api dengan
menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisher dan
hidran. Selagi tim memadamkan api, pengelola gedung harus memberi kabar
kepada Dinas Penanggulangan Kebakaran setempat agar bisa membantu
pemadaman api dengan kemampuan dan peralatan yang lebih memadai.
• Harus ada orang yang memberi tahu Dinas Penanggulangan Kebakaran, tim
akan datang untuk memadamkan api.
• Setiap gedung harus tersedia peralatan standar untuk melindungi bangunan
itu agar kebakaran tidak semakin membesar seperti :
• APAR, Hidran, Alarm, dan Sprinkler.
• Harus dipastikan semua itu dapat berfungsi dengan baik, siap digunakan.
• Simulasi pemadaman kebakaran dan evakuasi korban seharusnya diadakan di
setiap gedung bertingkat paling tidak 6 (enam bulan) sekali atau 2 ( dua )
kali dalam setahun.
Rencana tindak darurat kebakaran pada bangunan
gedung ( Lanjutan ...)
Pedoman ini mencakup petunjuk dalam pembuatan rencana untuk
memperkecil kemungkinan timbulnya kebakaran dan meminimalkan
dampak yang ditimbulkannya melalui deteksi dini, peringatan, tindakan
penanggulangan, prosedur penyelamatan/evakuasi, serta komunikasi
darurat, bagi semua personil yang bekerja atau berada di dalam gedung
maupun pihak manajemen dalam melaksanakan tindakan menghadapi
keadaan darurat akibat kebakaran di gedung tersebut.
Keadaan darurat
Setiap peristiwa atau kejadian pada bangunan dan lingkungan
sekelilingnya yang memaksa dilakukannya suatu tindakan segera.
Dengan kata lain, keadaan darurat adalah suatu situasi yang
terjadi mendadak dan tidak dikehendaki yang mengandung
ancaman terhadap kehidupan, aset dan operasi perusahaan, serta
lingkungan, dan oleh karena itu memerlukan tindakan segera untuk
JENIS PROTEKSI KEBAKARAN
• a.Proteksi aktif : kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan
memadamkan kebakaran, pengendalian asap, dan sarana
penyelamatan kebakaran.
• b. Proteksi pasif : kemampuan stabilitas struktur dan
elemennya, konstruksi tahan api, kompartemenisasi dan
pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk rencana
tindak darurat kebakaran

• Rencana tindak darurat kebakaran ( RTDK)


• suatu Rencana atau Plan yang memuat prosedur yang
mengatur SIAPA harus berbuat APA pada saat terjadi keadaan
darurat Kebakaran dalam satu bangunan gedung dimana
INFORMASI UMUM
• Penerapan jenis keadaan darurat
• Keadaan darurat yang mungkin terjadi pada suatu bangunan bisa meliputi :
• a) Kebakaran,
• b) Gempa bumi dan bencana alam lainnya seperti badai topan dan banjir,
• c) Perbuatan jahat atau permusuhan terutama yang bersifat ancaman atau
serangan menggunakan bom atau bahan peledak lainnya,
• d) Gangguan terhadap ketertiban umum seperti demontrasi, huru-hara dan
pembrontakan.
• e) Keadaan darurat lainnya berkaitan dengan tidak berfungsinya instalasi
seperti lift macet, listrik padam dsb.
• Setiap respon atau tindakan terhadap suatu keadaan darurat harus didasarkan
pada jenis keadaan darurat, tingkat bahaya, resiko yang ada, dan prosedur
yang secara khusus dibuat untuk mengatasi kondisi darurat tersebut.
Sistem proteksi kebakaran
1. Sistim deteksi dan alarm kebakaran
a) Sistem deteksi kebakaran otomatis:
• 1) Detektor asap/smoke detector ; Alat ini akan mengaktifkan alarm apabila ada asap yang masuk ke alat.

• 2) Detektor panas/heat detector ; Alat ini akan mengaktifkan alarem apabila ada panas yang cukup
mengaktifkan sensor.

• 3) Sistem sprinkler ; Alat ini akan mengaktifkan alarem, apabila ada panas yang dapat memecahkan
sensor panasnya (lebih kurang 68O C atau 154O F) dan mengakibatkan alat menyemburkan air dan
terjadi aliran air di instalasi yang mendorong katup Flow switch sebagai pemicu tanda alarm.

b) Sistem deteksi kebakaran manual/alarm kebakaran:


• Setiap kotak (Box) Fire Hydrant yang ada selalu dilengkapi dengan Lampu darurat (Flash light
emergency), Alarm Bell dan Manual Push Button (Break Glass).; Flash Light (Visual Coverage), akan
menyala apabila terjadi alarem.

• Alarm Bell (Audible Coverage), akan berbunyi apabila terjadi alarem. Break Glass (Manual Push Button),
berupa kotak logam berwarna merah yang pada kacanya tertulis Break Glass, yang akan mengaktifkan
alarem apabila kacanya dipecahkan.
Sistem proteksi kebakaran Lanjutan...
• Apabila kaca salah satu kotak alarm tersebut dipecahkan, bel tanda bahaya
kebakaran akan berbunyi. Panel pengontrol tanda bahaya kebakaran di ruang
kontrol akan menunjukkan daerah kebakaran tersebut, dan satuan pengaman
gedung/building security akan segera menyelidikinya.

• 2 Sistem pemadam kebakaran otomatis dan


manual
a) Sistem hydrant.
• Untuk hydrant, di setiap box dilengkapi dengan hose rack dan nozzle serta
selangnya.
b) Sistem sprinkler.

• Sprinkler dilengkapi dengan gate valve & flow switch terdapat di instalasi
dalam ruang Air Handling Unit.
Sarana penyelamatan dan kelengkapannya

• a) Tangga darurat
• Koridor tiap jalan keluar menuju tangga darurat dilengkapi dengan
pintu darurat yang tahan api (lebih kurang 2 jam) dan panic bar
sebagai pegangannya sehingga mudah dibuka dari sebelah dalam
dan akan tetap mengunci kalau dibuka dari sebelah tangga (luar)
untuk mencegah masuknya asap kedalam tangga darurat.
• Tiap tangga darurat dilengkapi dengan kipas penekan/pendorong
udara yang dipasang di atap (Top). Udara pendorong akan keluar
melalui grill di setiap lantai yang terdapat di dinding tangga
darurat dekat pintu darurat.
• Rambu-rambu keluar (exit signs) ditiap lantai dilengkapi dengan
tenaga baterai darurat yang sewaktu-waktu diperlukan bila sumber
tenaga utama padam.
Sarana penyelamatan dan kelengkapannya
• b) Lif
• 2 (dua) macam sarana alat angkut lif, yaitu :
• Lif penumpang dan lif barang
• Pada saat keadaan darurat:
• 1) Hanya lif service (barang) yang dapat digunakan sebagai lif kebakaran (Fire
Lift), karena lif tersebut telah dirancang untuk keadaan darurat.
• 2) Lif-lif lainnya, sama sekali tidak boleh digunakan, karena ada resiko tinggi
akan macet saat kebakaran.
• c) Alat komunikasi (public address)
• 2 (dua) macam sarana komunikasi, sebagai berikut:
• 1) Fire intercom system
Pemeran dalam keadaan darurat
• 1. Umum
• Pemanfaatan secara maksimal sarana proteksi kebakaran yang
tersedia pada bangunan gedung, dimungkinkan jika tersedia
personil yang diorganisasikan dengan baik dan memiliki
kemampuan mengendalikan upaya pemadaman kebakaran dan
pengevakuasian penghuni gedung pada saat terjadi kebakaran.
• Organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang dibentuk oleh
pengelola dan penghuni gedung dengan sebutan organisasi peran
kebakaran/fire warden dan merupakan bagian yang sangat penting
di dalam rencana darurat pada bangunan gedung.
• Hal tidak mungkin untuk menghubungi atau mengendalikan
ribuan orang yang bekerja di dalam gedung-gedung ini, terutama
bila terjadi keadaan darurat.
Pemeran dalam keadaan darurat Lanjutan....
• Organisasi peran kebakaran/fire warden ini memiliki tugas pokok
mengembangkan potensi anggota peran kebakaran dan
menyelenggarakan pembinaan terhadap penghuni gedung dalam
kesiap siagaan menghadapi bahaya kebakaran berdasarkan prosedur
rencana tindak darurat yang disusun.
• Fungsi utama anggota peran kebakaran gedung adalah
melaksanakan pemadaman tingkat awal sedini mungkin agar
penjalaran kebakaran dapat dikendalikan dengan baik sehingga
bangunan dan isinya termasuk penghuninya terhindar dari bencana
yang lebih besar.
• Disamping fungsi pemadaman tingkat awal, organisasi peran
kebakaran gedung bertanggung jawab pula atas terlaksananya
pengevakuasian penghuni dari tempat bencana ke tempat aman
yang telah ditentukan, apabila upaya pemadaman kebakaran tingkat
awal gagal dilaksanakan.
Pemeran dalam keadaan darurat Lanjutan....
• Oleh karena itu adalah sangat penting bahwa tiap manajemen
penghuni gedung yang menempati satu lantai, lebih dari satu lantai
atau satu lantai perkantoran yang dihuni oleh beberapa penghuni
gedung,
• Agar setiap lantai perkantoran menunjuk beberapa orang cerdas,
berkepala dingin diantara staffnya yang memahami sistim, upaya
pencegahan, dan penanggulangan serta prosedurnya
• Agar dapat mengikuti program pelatihan, memberi instruksi
kepada orang lain dalam organisasinya dan mengaktifkan mereka
pada waktu terjadi keadaan darurat.
• Pekerja yang demikian disebut petugas peran kebakaran (fire
warden), orang yang ditunjuk sebagai fire warden tersebut harus
didaftarkan kepada manajer sekuriti mengenai identitasnya,
Pemeran dalam keadaan darurat Lanjutan....
• 2 Susunan organisasi keadaan darurat
• Organisasi Keadaan darurat dan tanggung jawab personil diterapkan dalam
melaksanakan prosedur penanggulangan keadaan darurat secara konsisten di
bangunan gedung terdiri atas personil yang memiliki peran-peran sebagai
berikut ;

• A. Pengelola gedung
• a) Unsur pimpinan terdiri atas :
• 1) Penanggung-jawab keadaan darurat,
• 2) Koordinator keadaan darurat,
• 3) Kepala bagian keamanan,
• 4) Komandan regu dari masing-masing unit.
Pemeran dalam keadaan darurat Lanjutan....
•b) Unsur staf merupakan • d) Kelompok sekuriti dan
Kelompok Komunikasi : penyelamatan:
•1) Kurir/runner, • 1) Tim pemadam kebakaran,
•2) Telefonis, • 2) Tim sekuriti,
•3) Radio operator,
•4) Petugas sound system / public address, • 3) Tim evakuasi,
•5) Petugas kontrol panel. • 4) Tim parkir,
•c) Kelompok teknisi: • 5) Tim PPPK,
•1) Operator lif,
• 6) Tim pembersih / janitor.
•2) Operator AC,
•3) Operator listrik / genset, • e) Kelompok evaluasi : yang terdiri
•4) Operator pompa kebakaran, atas unsur manajemen bangunan,
•5) Operator pengendalian asap / manajemen penghuni, peran
presurized fan kebakaran, petugas Dinas
Kebakaran dan Polisi, dikoordinasi
oleh fire safety officer.
Pemeran dalam keadaan darurat
Lanjutan....
• B. Penghuni gedung
• Terdiri atas unsur pelaksana yang berlokasi di tiap lantai disebut
floor warden / peran kebakaran lantai
• Floor warden / peran kebakaran lantai dengan anggota-anggotanya
terdiri atas:
• a) Stair warden / petugas tangga darurat
• b) Fire fighter / petugas pemadam kebakaran
• c) Searcher / petugas pencari
• d) Petugas pemandu orang “difabled”
• e) Petugas PPPK lantai
Penanggulangan terhadap keadaan darurat dan pencegahan
kebakaran
• 1 . Terjebak di lif
• Apabila anda terjebak dalam lif karena terputusnya tenaga listrik
atau karena sebab lain, tetaplah tenang. Tiap lif dilengkapi dengan
alat komunikasi untuk memberitahu tentang situasi. Setiap kereta
lif dilengkapi dengan penerangan darurat yang dihubungkan
dengan sumber tenaga listrik darurat dan akan menyala bila
penyediaan dari sumber tenaga listrik utama terputus.
• Dalam hal terjadi penyediaan tenaga listrik terputus sama sekali,
lif dapat diturunkan secara manual.
Penanggulangan terhadap keadaan darurat dan pencegahan
kebakaran
• 2 Pencegahan bahaya kebakaran
• 2.1 Tindakan pencegahan
• Usaha pencegahan kebakaran seperti tersebut di bawah ini setiap saat harus diindahkan oleh semua
penghuni gedung :
• a) Apabila anda meninggalkan kantor, teliti bahwa semua peralatan yang menggunakan listrik telah diputus
hubungannya (komputer, mesin hitung, mesin stensil/foto copy, mesin tulis dan sebagainya),

• b) Pastikan bahwa tidak ada lagi puntung rokok atau tembakau yang masih membara tertinggal didalam kantor,

• c) Jangan menyimpan barang yang mudah terbakar di dalam kantor,

• d) Beritahu dengan segera kepada Pengelola Gedung Manager Teknik bila terdapat gangguan atau kerusakan pada
instalasi listrik, plugs, kabel listrik dan sebagainya,

• e) Jangan membebani suatu titik sambungan listrik secara berlebihan dengan menggunakan adaptor/stekker kombinasi,

• f) Jangan masukkan kabel lepas ke dalam wall socket, gunakanlah plug (stekker) yang semestinya,

• g) Jangan membiarkan perabotan kantor atau timbunan sampah di dalam atau dekat kantor anda dan sekali-kali jangan
di tangga darurat atau koridor,

• h) Jangan membolehkan memasak makanan dalam lingkungan anda atau di tempat umum kecuali seperti di ruangan
Penanggulangan terhadap keadaan darurat dan pencegahan kebakaran lanjutan...
• 2.2 Yang seharusnya dilakukan dan yang
dilarang dalam pencegahan kebakaran • 2.2.2 Yang dilarang
• 2.2.1 Yang seharusnya dilakukan • a) Bersikap ceroboh dalam
• a) Hindarkan ruang kerja dari tumpukan benda-benda tak merokok dan menggunakan
terpakai, korek api,
• b) Laporkan mengenai kondisi kurang aman kepada • b) Menutup jalan ke luar
atasan/supervisor anda,
dengan peralatan atau barang
• c) Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik, tak berguna,
• d) Hati-hati dengan burner gas dan peralatan api lainnya, • c) Merusak peralatan listrik,
• e) Ekstra hati-hati bila bekerja dengan gas-gas dan cairan kabel dan sekring,
mudah terbakar,
• d) Membiarkan sampah
• f ) Pelajari lokasi alat pemadam api dan cara penggunaannya,
menumpuk di tempat kerja,
• g) Ketahui dimana lokasi eksit dan jalur ke luar,
• e) Menaruh kain berminyak di
• h) Hindari tumpukan barang-barang yang tidak terpakai lemari atau kabinet.
pada tangga.
III EVAKUASI

• 1. Tetap tenang dan jangan panik • 9. Berilah panduan kepada tamu anda
• 2. Jangan sekali-kali menggunakan • 10. Keluarlah ke Main Lobby di Lantai dasar
lift dan berjalan titik berkumpul di pelataran
parkir
• 3. Berjalan cepat tetapi jangan lari
• 11. Jangan berhenti di tangga atau kembali
• 4. Keluarlah segera melalui tangga ke kantor anda untuk mengambil barang
yang terdekat berharga yang tertinggal
• 5. Jangan membawa barang yang • 13. Peran Kebakaran bertanggung jawab
lebih besar dari tas kantor / tas mengecek dan menghitung semua karyawannya
tangan dan yakinkan semua staf telah meninggalkan
tempat dan menutup pintu kantor dan segera
• 6. Turuti instruksi peran kebakaran meninggalkan lantai

• 7. Jangan memakai sepatu hak tinggi • 14. Peran Kebakaran melapor kepada Chief
Warden dan Manajemen Penyewa di tempat
• 8. Berilah prioritas kepada orang berkumpul
cacat, wanita hamil, anak-anak dan • 15. Jangan kembali masuk gedung sampai ada
orang tua pemberitahuan lebih lanjut dari Chief Warden
IV PRINSIP PRIORITAS DARI URUTAN

EVAKUASI

Pertama : Chief Warden


1. Lantai yang terbakar, satu floor
diatas dan satu floor dibawah
evakuasi bersama-sama

Kedua 2.
Mengevakuasi orang yang berada
di lantai atasnya

Ketiga : 3. Evakuasikan orang dari


lantai lainnya (bawah)
IV PRINSIP PRIORITAS DARI URUTAN lanjutan....

•A. Gunakan Lif Kebakaran •B. Jika lif kebakaran tidak


apabila aman untuk aman untuk digunakan, semua
melakukan evakuasi orang terluka di evakuasikan
menggunakan tangga
•1. Orang cacat yang
• 1. Orang cacat, sakit, pingsan,
menggunakan kursi roda terluka, meninggal, memakai tandu
•2. Wanita hamil dengan atau • 2. Wanita hamil, orang tua tanpa
tanpa menggunakan tandu atau memakai tandu
• C. Evakuasi untuk orang terluka
•3. Orang tua oleh petugas Dinas Pemadam
•4. Orang pingsan, sakit, Kebakaran memakai tangga mobil
terluka dan orang meninggal unit kebakaran atau metode lainnya.
memakai tandu
KECEPATAN DAPAT MENYELAMATKAN KORBAN:)

SPEED CAN SAVE THE SOUL

Anda mungkin juga menyukai