Anda di halaman 1dari 6

Bagan Perjalanan Penyakit COVID-19 dan Pemeriksaan Laboratorium

[Disusun oleh Prof Dr Marzuki Suryaatmadja SpPK(K)]

OTG ODP PDP - Probable - Confirmed


KeMenKes RI Maret 2020. PPPI COVID-19 Rev -03

Dimodifikasi dari Susilo A, dkk. J Penyakit Dalam Indonesia 2020; 7(3):45-67

1
Kemungkinan deteksi SARS-CoV-2 NAT /PCR dan Ag/Immunoassay (sampel naso-oro-faring)
dan Ab IgM dan IgG /immunoassay Rapid test (sampel darah/plasma/serum)

Penafsiran hasil Uji NAT (PCR), Rapid Ag dan Ab (IgM IgG)*


SARS-CoV-2 NAT /PCR + + + + - -
SARS-CoV-2 Ag + + + + - -
SARS-CoV-2 IgM - + + - + -
SARS-CoV-2 IgG - - + + + +
Masa Infeksi awal Infeksi aktif Infeksi lanjut Sembuh/ Sudah
inkubasi/ /kambuh Riwayat sembuh
jendela (recurrent) infeksi lalu
* Bagan standar utk infeksi virus, hanya digambarkan infeksi primer. Hasil dipengaruhi faktor-faktor praanalitik dan
analitik (positif palsu/negatif palsu, sensitivitas dan spesifisitas tes. dlsb)

Usulan pemeriksaan laboratorium lain yang bukan tes imunologi NAT dan Ag serta Ab *
Hema (Hb, L, N, Lim) Hema (Hb, L, N, Lim) Hema (Hb, L, N, Lim)
Hema (Hb, L, N, Lim)
+ LED + LED + LED + Trombosit
+ LED + Trombosit
CRP CRP CRP CRP
Hb, Albumin Hb, Albumin
(LDH)
LDH
(Procalcitonin)
Procalcitonin
Masa Protrombin (PT),
D-dimer
ALT, AST, Bilirubin
Kreatinin
cardiac Troponin
*Panel ini berupa usulan dengan memperhatikan makna tiap tes dan tahapan perjalanan penyakit;.
agar disesuaikan dengan kondisi pasien dan pengetahuan terbaru. (Lihat Tabel di bawah ini)
Dimodifikasi dari IFCC, AACC, Lippi G (CCLM), Chen NS (Lancet), HuangCL (Lancet), Guan W (NEJM), Susilo A (JPDI)
2
Parameter Laboratorium: perubahan dan maknanya
Tes / Parameter Tes/Parameter
Limfosit ↓ Penurunan respons imun Procalcitonin ↑ (Super)infeksi bakterial
thdp virus
Leukosit ↑ Bacterial (super)infection Aminotransferases ↑ Jejas hati dan/atau
Neutrofil (ALT, AST) kerusakan organ luas
NLR (Neutrophil ↑ Bilirubin ↑ Jejas hati
Lymphocyte ratio)
MDW (Monocyte ↑ Infeksi virus berat / viremia/ Creatinine ↑ Jejas ginjal
Diameter Width) ** sepsis virus
Hemoglobin (Hb) ↓ cardiac Troponins ↑ Jejas jantung / miokarditis

Trombosit ↓ Konsumsi (Disseminated Albumin ↓ Gangguan fungsi hati


coagulopathy = DIC)
Laju Endap darah Inflamasi Prothrombin time ↑ Pengaktifan koagulasi darah
(LED) (PT) dan/atau DIC
C-Reactive Protein ↑ Infeksi virus berat/ viremia/ D-dimer ↑ Pengaktifan koagulasi darah
(CRP) sepsis virus dan/atau DIC
LDH ↑ Jejas paru dan/atau Sitokin (IL-6) ** ↑ Sindrom Badai sitokin
kerusakan organ luas (Cytokine storm syndrome)
Ferritin ↑ Inflamassi berat ** Belum tersedia

Dimodifikasi dari IFCC, AACC, Lippi G (CCLM), Chen NS (Lancet)

ALUR PEMERIKSAAN DENGAN RAPID TEST VIRUS SARS-CoV-2 (Covid-19)


(USULAN PDS PATKLIN)
(berdasarkan pertemuan on-line koordinasi lintas sektoral terkait perijinan produk test kit COVID-19 dengan
Kemenkes tanggal 20-3-2020)

Pasien yang perlu skrining atau pemeriksaan COVID-19

Pemeriksaan oleh dokter

Penentuan orang kontak erat risiko tinggi/rendah atau orang dalam pemantauan

Permintaan pemeriksaan Rapid test COVID-19 oleh dokter

Pemeriksaan Rapid test ANTIGEN Pemeriksaan Rapid test ANTIBODI

Hasil Reaktif Hasil Non-Reaktif Hasil Reaktif Hasil Non-Reaktif


(positif) A (negatif) B (positif) C (negatif) D

Rujuk ke RS rujukan Pasien Rujuk ke RS rujukan Pasien


utk pemeriksaan PCR melakukan utk pemeriksaan PCR melakukan
social social
distancing distancing
3
Disarankan ulang pemeriksaan Disarankan ulang pemeriksaan
Rapid test Antibodi setelah 7-10 hari Rapid test Antibodi setelah 7-10 hari

Hasil Reaktif Hasil Non-Reaktif Hasil Reaktif Hasil Non-Reaktif


(positif) (negatif) (positif) (negatif)

Rujuk ke RS rujukan Dianggap Rujuk ke RS rujukan Dianggap


utk pemeriksaan PCR tidak terinfeksi utk pemeriksaan PCR tidak terinfeksi

Keterangan:
1/ Hasil tes Antibodi reaktif (positif) bila IgM atau IgG atau keduanya reaktif
2/ Pelaksanaan pemeriksaan tetap mempertimbangkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus disease
(COVID 19) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maret 2020.

Tambahan penjelasan:
Istilah Rapid diagnostic test (RDT) dapat menyesatkan. Tes immunoassay/ sero-imunologik untuk mendeteksi Antigen
(Ag) dan Antibodi (Ab) dinamakan Rapid test adalah karena caranya mudah, dapat langsung dipakai di luar laboratorium,
jadi cepat dapat hasil tetapi BUKAN berarti pendeteksi tercepat.
Tes Ag yang mendeteksi bagian dari virus memang dapat lebih cepat reaktif dalam beberapa hari pertama infeksi (fase
virus berreplikasi di nasofaring) tetapi antibodi yang merupakan reaksi imunologik dari tubuh timbul lebih lambat, baru
setelah hari ke 6-8 atau bahkan lebih lambat lagi.
Kepekaan (sensitivity) dan kekhasan (specificity) tiap kit dapat berbeda. Semua kit yang ada sekarang belum
teruji secara mantap. Dapat terjadi hasil positif / negatif palsu.

Penafsiran hasil:

A : 1/ kemungkinan infeksi virus SARS-CoV-02


2/ kemungkinan infeksi virus Corona yang lain (SARS-CoV-1, MERS).

B : 1/ kemungkinan tiada infeksi virus SARS-CoV-2


2/ kemungkinan terinfeksi virus SARS-CoV-2 tetapi tidak/belum terdeteksi.

C : 1/ kemungkinan infeksi virus SARS-CoV-02


2/ kemungkinan reaksi silang dengan infeksi virus Corona yang lain.
3/ kemungkinan reaksi silang dengan infeksi virus lain misalnya Dengue.
4/ kemungkinan karena infeksi virus Corona (ada banyak jenis) di masa lampau

D: 1/ Tidak terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2


2/ Terinfeksi oleh SARS-CoV-2 tetapi Ab belum terbentuk atau kadarnya masih
rendah (masa jendela / "window period")
3/ Terinfeksi oleh SARS-CoV-2 tetapi tubuh tidak dapat membentuk cukup antibodi
(keadaan immunocompromised, misalnya penderita dalam pengobatan kanker,
penderita penyakit autoimun, AIDS, penyakit kronis, transplantasi organ, dan
orang usia lanjut), atau ada pengaruh obat-obatan atau zat tertentu.

Kemungkinan keadaan B2, D2 dan D3 ini berbahaya sebab dengahn hasil "negatif palsu" tersebut pasien
dapat menganggap dirinya "bebas virus" dan tetap bepergian /temu sosial, padahal ia potensial menularkan
kepada orang lain. Oleh karena itu ia harus tetap membatasi kegiatannya dan menjaga jarak !

4
Laporan Hasil Pemeriksaan Rapid Antibodi IgG IgM Virus Corona (SARS-CoV-2)

Nama Tes Hasil Nilai Rujukan


Anti SARS-Cov-2 Non-reaktif Non-reaktif
(Covid19) IgG/IgM Rapid* (negatif) (negatif)
Catatan: Belum tentu tidak sakit / tidak terinfeksi
Kemungkinan: - Tidak terinfeksi
- Terinfeksi tetapi antibodi belum terdeteksi (masa inkubasi) / tidak ada antibodi (immuno-
compromised), misalnya (kanker, HIV, transplantasi organ, radioterapi, kemoterapi), penyakit
autoimun, penyakit kronis, usia lanjut (immuno-senescence), dll.
Saran: Tetap perlu isolasi diri - jaga jarak- Perilaku hidup bersih dan sehat – Gizi baik.
Bila ada / bertambah gejala agar periksa ulang ke dr/RS.

Nama Tes Hasil Nilai Rujukan


Anti SARS-Cov-2 Reaktif Non-reaktif
(Covid19) IgG/IgM Rapid* (positif) (negatif)
Catatan: Belum tentu sakit/terinfeksi
Kemungkinan: - Terinfeksi
- Ada reaksi silang dg virus lain atau zat/antibodi lain
- Ada reaksi terhadap infeksi di masa lampau
Saran: Agar berobat /lanjutkan berobat dan periksa lanjut dg uji PCR yg lebih pasti.

5
Daftar Rujukan:
1. KeMenKes. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi rev03. Coronavirus disease (COVID-19),
2020, Maret..
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn). Panduan
Tatalaksana pemeriksaan Rapid Test Antibody SARS-CoV-2 metode immunoktomatografi. 2020,Mar 25
3. Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan, et al. Coronavirus Disease 2019:
Review of Current Literatures. Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit Dalam Indonesia 2020; 7(3):45-67.
4. Lippi G. Coronavirus Disease 2019 (COVID-2019). AACC. 2020.
5. Lippi G, Plebani M. The critical role of laboratory medicine during coronavirus disease 2019 (COVID-19) and other
viral outbreaks. Clin Chem Lab Med 2020; aop.1-7, https://doi.org/ 10. 1 515/cclm-2020-0240 diunduh 2020 Mar..
6. Huang CL, Wang YM, Li XW, Ren LL, Zhao JP, Hu Y, et al. Clinical features of patients infected with 2019
novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet 2020; 395: 497–506.
7. Chen NS, Zhou M0, Dong X, Qu JM, Gong FY, Han Y, et al. Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases
of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. Lancet 2020; 395: 507–513.
8. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W, Ou C, He J, et al. Clinical characteristics of Coronavirus disease 2019 in China.
N Eng J Med 2020. https://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMoa2002032 diunduh Mar 2020.
9. Song CY, Xu J, He JQ, Lu YQ. COVID-19 early warning score: a multi-parameter screening tool to identify
highly suspected patients. medRxiv preprint doi: https://doi.org/10.1101/2020.03.05.20031906 diunduh Mar 2020.
10. IFCC Information Guide on COVID-19 - 2020 March 30, ifcc-communications-publications-division-cpd/
11. Joseph T, Moslehi MA (Eds), International Pulmonologist.s Consensus on COVID-19. https:// www. unah. edu. hn/
dmsdocument/9674-consenso-internacional-de-neumologos-sobre-covid-19- version- ingles diunduh Mar 2020.

-ooo000MS000ooo--- Jakarta, 05 April 2020


6

Anda mungkin juga menyukai