A. LINGKUP PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
2. PEKERJAAN SEGMEN I
3. PEKERJAAN SEGMEN II
4. PEKERJAAN SEGMEN III
5. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR
B. SYARAT UMUM
1. Kontraktor harus melindungi Pemberi Tugas/Pemilik dari atas paten lisensi karena hak cipta melekat
pada barang, bahan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh Kontraktor,
maka Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas pekerjaan, sekurang –
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Direksi/ Pengawas pekerjaan menetapkan setuju atau tidak ajuan
disetujui.
3. Dalam hal Direksi/Pengawas pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Kontraktor tidak
menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka Kontraktor
harus tetap memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon penawar
untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan
Pemilik/Pemberi Tugas tanpa catatan dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak Spesifikasi harus mensyaratkan semua barang dan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum digunakan dari tipe/model yang terakhir
diproduksi / dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar digunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dan lain
lainnya yang ada kaitan dengan pekerjaan) untuk bahan barang dan jasa pengerjaan/pabrikasi dari
edisi atau revisi terakhir atau standar informasi (ISO, atau lainnya)/standar negara asing (ASTM, ACI
dan lainnya) setaraf (equivalen) yang secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar Nasional
yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi
tertentu belum ada, dapat digunakan standar Internasional atau standar negara asing yang relevan
dengan standard nasional.
7. Standar satuan yang digunakan pada dasarnya mengacu pada Standar Internasional, sedangkan
penggunaan standar satuan lain juga dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat
dihindarkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari hal tersebut dibawah ini :
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
4. Spesifikasi Khusus
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas public
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengendalian Lingkungan
5. Spesifikasi untuk masing-masing pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar
pengerjaan atau standar pabrikasi tertentu dengan beberapa peraturan maka
pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
Perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
i. Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian
dari Spesifikasi akan ditampilkan dalam huruf yang berdedal/italic.
ii. Kata-kata yang akan dihapus dalam standar dan bukan merupakan bagian
dari Spesifikasi akan ditampilkan denga huruf yang dicoret (strike out)sehingga
kata-kata / kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen Acuan Standar
9. Uraian ketentuan-ketentuan untuk item pekerjaan yang bersangkutan apabila tidak digunakan
standar tertentu.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
C. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Lokasi Kantor, Gudang dan Bengkel di Lapangan
Dalam waktu 2 (dua) minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK),
Kontraktor harus menyerahkan peta rencana (Organisasi Lapangan) yang menunjukkan
lokasi yang diinginkan untuk :
Kantor Lapangan untuk Direksi/Pengawas
Kantor Lapangan untuk Kontraktor (letaknya berdekatan dengan Kantor Lapangan untuk
Direksi/Pengawas untuk mempermudah koordinasi dan komunikasi)
Gudang perlengkapan, bengkel perawatan peralatan dan tempat penyimpanan material
milik Kontraktor.
Jalan untuk truk serta jalan untuk mobil operasionil kantor.
Tempat penimbunan sementara untuk hasil galian.
Tempat untuk penyimpanan/parkir truk.
Penentuan lokasi kantor lapangan, gudang dan tempat penimbunan bahan, bengkel dan
tempat penimbunan sementara untuk hasil galian harus disetujui Direksi/Pengawas
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Bila diperlukan tambahan tempat, maka Kontraktor harus mengusahakannya sendiri
dan menanggung semua biaya yang timbul untuk pertambahan tersebut. Lokasinya harus
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
g) Ruang Kantor harus dilengkapi dengan meja tulis berlaci, meja rapat, filling kabinet, satu
almari, white board, kotak sampah dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas-tugas lapangan. Jenis meja/kursi dan perlengkapan tersebut harus
disetujui Direksi/Pengawas.
Fasilitas-fasilitas tersebut diatas tetap menjadi milik Kontraktor. Pada suatu saat yang
disetujui dalam masa pemeliharaan, Kontraktor harus membongkar bangunan kantor
lapangan dan memperbaiki keadaan lapangan sesuai perintah Direksi/Pengawas.
D. STANDARD SPESIFIKASI
Semua standard harus mengacu pada Standard Nasional Indonesia, kecuali apabila dirinci
lain.Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, Kontraktor akan diminta untuk membuat salinan
standard yang diusulkan untuk Direksi/Pengawas atau wakilnya dalam bahasa Indonesia.
1.1. UMUM
1.1.1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dari instansi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan
dan material yang harus disepakati harus ditetapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
1.1.4. Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi
lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus
menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas kewenangannya, akan membantu
untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk
perijinan tersebut merupakan tanggung jawab penyedia barang/jasa. Pekerjaan
dilapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan belum
diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan
memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus
didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
1.1.5. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk
mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran
pekerjaan. Biaya untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
barang/jasa. Kualitas air yang disyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi
teknis ini. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pekerjaan pelaksanaan harus disediakan
sendiri oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi.
Penyedia tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, dan lampu-lampu
penerangan untuk lancarnya pekerjaan.
1.1.7. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para
ahli untuk menetapkan mana yang benar.
1.1.8. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia
barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan
persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
1.1.12. Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan
peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu.
Penyediaan barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga
direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan
pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia barang/jasa
wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan
lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil
pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh
penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia
barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan
meminta kembali persetujuan dari direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar
rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang
dan daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan
dan pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada
penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan
kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas kalkir
agar memungkinkan untuk diproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus
diserahkan kepada direksi dalam kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran
dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.
1.1.13. Rambu-Rambu
Ditempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus menyediakan
rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup
jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat,
penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut
harus sudah termasuk di dalam penawaran penyedia barang/jasa.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva “S” beserta lampiran
penjelasan.
1.1.16. Rapat-rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak
tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan.
Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia
barang/jasa.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
1.1.19. Laporan-laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan
harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan
tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya dilapangan yang dicapai
menjelang akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
1.2.7. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus
bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukkan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
1.4. PEKERJAAN STRUKTUR BETON (Pondasi Beton, Kolom Beton, Ring Balok Beton)
1.4.1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen
yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.
Hasil pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki
kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan. Perbandingan antara agregat
halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi jumlah agregat halus
selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara
agregat kasar dan terdapat sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan
konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan
Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan
Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif local atau Acuan Normatif lainnya dapat
pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
Pengukuran
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan Waterpass / Selang Air melakukan
pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta
leveling dari, sloof, kolom, reng balok,.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
Fabrikasi bekesting
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaanya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekisting
dapat menggunakan Tripleks 5mm atau papan cor.
a. sebelum bekesting dipasang, lakukan pengukuran dengan Waterpass (Selang
Air) untuk kesikuan dan leveling pondasi.
b. pasangan Bekisting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat baik.
c. Perkuatan terhadap pasangan bekisting, agar pada waktu pengecoran tidak
ambruk/runtuh.
- Febrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti kolom,
balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dan Tripleks dan perkuatan
menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding
a. potong dan bentuk Tripleks sesuai dengan ukuran gambar kerja.
b. Pasangan dan rangka potongan Tripleksk pada area struktur yang akan di cor
dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding
c. cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekesting
harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan
bidang yang flat/maksimal.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
- Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi kedalam bekesting
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataaan pemasangan bekisting
-
Pengecoran beton
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat job mix
formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga
didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job mix formula yang
telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan
untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton mutu
K-150, K-100 dan K- 125
- Pengecoran beton dimulai setelah konsutlan/direksi menyutujui untuk pengecoran
beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
- Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acian diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya
- Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah
- Tulang beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon
- Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap
Curring Beton
- Untuk bagian horozintal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air
lalu dicure dengan curring compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu
dicure dengan curring compound construction joint dicure dengan air
- Bagian lain dicurring dengan semprotan air secara rutin selama Kurang lebih 1
minggu
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEMBANGUNAN MAKAM OPUTA YI KOO, KABUPATEN BUTON
1.5.3. Adukan/Campuran
o Plesteran 1 PC : 3 Pasir digunakan untuk Plesteran
o Ketebalan plesteran jika tidak ditentukan lain adalah setebal 15 mm untuk plesteran
dinding, kecuali untuk plesteran/pondasi dengan ketebalan minimal 20 mm.
1.6.3. Adukan yang digunakan adalah adukan 1 PC ; 3 Pasir untuk pasangan tegel
keramik pada lantai maupun Dinding. Untuk adukan rabat beton menggunakan
campuran 1:3:5
Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan stainless steel
dengan ketebalan minimum 1, ½mm 2 mm type hairline.
2. Umum
- Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-
36. Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304).
- Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud tersebut.
3. Jaminan
Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang sudah dikenal
disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian Bahan yang disetujui Pengawas
atau MK.
4. Contoh-contoh
- Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau standar bagi
Pengawas atau MK untuk memeriksa atau menerima bahan-bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
b) Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah
disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka toleransi
akan diberikan oleh Pengawas atau MK. Pemasangan baja dengan toleransi yang
tidak disetujui akan ditolak.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S -
X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS.
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las”
yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang
diakui. Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop).
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Pengawas atau MK.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat
lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish” dan
“warna” dengan bahan yang diikatnya.
- Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang
digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon
steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
d) Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk pekerjaan stainless
steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot dip coated) atau terdiri dari bahan
bebas karat yang disetujui Pengawas atau MK.
5). Pengawasan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan persiapan
yang baik, terutama pemadatan pasir urugan harus baik. Semua
pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan sesuai
gambar dan sebelum ubin dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengawasan untuk pelapisan dinding
ditekankan pada pemasangan pipa listrik penerangan danpipaair
lainnya.Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat dihindarkan.
03-0394-1989
Batu alam untuk bahan bangunan yang dipergunakan sebagai pondasi, penutup lantai, batu
tempel/batu hias, dan batu tonggak. Persyaratan mutu dan cara pengujian mencakup kuat tekan
rata-rata minimum, ketahanan hancur, ketahanan geser, ketahanan aus gesekan, penyerapan
air, dan kekentalan bentuk.
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang kerikil andesit/batu
templek.
Persiapan material kerja, antara lain : kerikil andesit, kerikil templek, semen PC, pasir dan
air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, waterpass, gerinda listrik, benang, selang
air, dll.
Pekerjaan pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang kerikil andesit dan kerikil templek.
Pelaksanaan pekerjaan
Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum
ditebar adukan pasangan kerikil andesit/batu templek.
Buat kepalaan pemasangan kerikil andesit/templek yang nantinya dijadikan pola untuk
pemasangan berikutnya.
Kemudian lekatkan kerikil andesit/templek selanjutnya pada permukaan dinding dengan pola
pasangan kepalaan kerikil andesit yang telah dibuat.
Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet semoga menerima permukaan
pasangan kerikil andesit/templek yang rata.
Batu andesit/templek dipasang pada dinding hingga dengan ketinggian yang direncanakan,
Pekerjaan terakhir yaitu pembersihan permukaan pasangan kerikil andesit/templek dari sisa
adukan semen.
Peralatan utama yang diperlukan dalam pemasangan blok beton terpasang adalah:
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus
mematuhi rambu – rambu lalu lintas.
2. Tentukan level ketinggian lantai yang akan dipasang koral sikat. Perhitungkan ketinggian
lantai kerja dan lantai koral sikat. Jika ketinggian lantai kerja adalah 6cm dan ketinggian
lantai koral sikat adalah 4cm, maka level ketinggian lahan yang dipersiapkan adalah 10cm
di bawah level lantai koral sikat. Padatkan lahan, tambahkan pasir jika perlu untuk
meratakan permukaan lahan.
3. Persiapkan lantai kerja, dengan membuat tulangan dari besi dan kemudian dicor beton.
Tunggu hingga 2 hari lamanya.
4. Persiapkan adonan spesi yang terdiri dari semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3.
Letakkan dan ratakan adonan pada bidang yang akan dipasang koral sikat.
5. Batu koral ditabur di atasnya dengan rapat dan merata, hingga posisi batu terpendam.
6. Bubuk semen ditabur pada lapisan batu, agar cepat kering dan daya lekatnya menjadi
kuat.
8. Kemudian sikat koral dengan menggunakan sikat kawat secara perlahan-lahan, agar
adonan spesi terangkat sebagian.
10. Tunggu hingga kering, setelah itu lakukan penyikatan kedua dengan menggunakan ijuk
atau sapu ijuk. Hal ini dilakukan agar batu koral yang terpasang bersih dari spesi.
Jika bidang lantai yang akan dipasang koral sikat luas dan lebar, sebaiknya pekerjaan dilakukan
dalam pola berurutan. Misalnya diatur dengan pola berukuran 1m x 1m. Waktu yang dibutuhkan
untuk pemasangan koral sikat secara keseluruhan tidaklah sebentar. Dengan mengatur
pelaksanaan pekerjaan berurutan sesuai pola, maka terjadinya pengeringan lebih awal dapat
dicegah.
Dan jika anda berencana untuk memasang koral sikat pada bagian rumah yang tidak teratapi,
pastikan bahwa cuaca pada saat itu sedang cerah atau panas. Jangan sampai pekerjaan anda
menjadi sia-sia hanya karena hujan.
Mudah bukan? Nah sekarang tinggal mempraktekkannya. Jika anda telaten dan sabar, maka
hasilnyapun pasti akan memuaskan. Libatkan kreatifitas anda untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Dan rumah andapun akan semakin cantik alami dengan sentuhan batu alam di
dalamnya.
Cansteen Beton dari rabat beton yaitu untuk menguatkan susunan antar pasangan Cansteen
Beton.
Pembuatan Haunching
Proses selanjutnya dalah pembuatan haunching. Prses ini diperlukan untuk mengunci kastin
agar tidak bergeser. Karena apabila kastin bergeser maka dapat berpotensi merusak
kontruksi penutup jalan yang telah dibuat sebelumnya.
Hauncing diletakkan pada bagian belakang atau diluar dengan ketebalan minimal 75 mm
untuk jalan perumahan, 100 mm untuk jalan dan 150 mm untuk jalan raya.
Di Indonesia sendiri, system pembuatan haunching kurang begitu populer. Pada umunya,
para pekerja kontruksi pemasangan kerb hanya membrikan adukan campuran beton pada
bagian bawah dan naat antar pasangan Cansteen Beton. Hal tersebut tidak menjadi masalah
selama kita dapat memastikan dudukan pasnagan Cansteen Beton sudah kokoh dan tidak
bergser.
1.14. PENUTUP
1. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, pemborong diwajibkan mengadakan pengurusan-
pengurusan antara lain ;
2. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus diperbaiki.
3. Semua ruangan dan lantai selasar harus dalam keadaan bersih dan sudah dipel bersih.
4. Meskipun telah ada pengawas dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan
gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan
sebaik mungkin.
5. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala
cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan, pekerjaan benar-benar
sempurna.
6. Semua hal yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat- syarat ini, akan
ditambah dan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan aanwijzing dengan
dilengkapi dengan BA (Berita Acara) pejelasan yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh
panitia dan rekanan dan pada lembar yang tidak tertera tanda tangan harus di paraf oleh panitia dari
instansi teknis.
7. Dari hasil pelelangan yang berhasil menjadi pemenang maka semua dokumen tender yang
dilampirkan dalam kontrak harus diparaf oleh panitia dari instansi teknis.