BAB I
UMUM
Page 1 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian pemborong dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Page 2 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Page 3 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pemeriksaan letak dan tinggi bangunan/pipa/alat-alat lain yang sedang dan akan dilaksanakan.
Semua biaya pengukuran adalah menjadi tanggung jawab pemborong.
Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas.
Kontraktor hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang
sesuai dengan scope pekerjaan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor
pertimbangan untuk pemilihan Pemborong.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini,maka semua ketentuan umum
lainnya dan dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah cq.undang-undang keselamatan kerja
dan lain sebagainya, termasuk semua perubahan/tambahan hingga kini tetap berlaku.
1.11. PENGAMANAN
Setelah pemborong mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka
pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang sengaja ataupun
tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut di atas, pemborong harus melaporkan kepada
Direksi/Koordinator Daerah dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian di atas, pemborong diizinkan mengadakan pengamanan antara lain
penjagaan, penerangan pada malan hari dan sebagainya.
1.12. TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN
Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan pemborong yang tidak
termasuk dalam lingkup kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan semula oleh
pemborong. Biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
Page 4 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari pelaksanaan
pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara pembuangan yang telah
ditentukan Direksi/Koordinator Daerah, pejabat-pejabat ataupun orang-orang yang terkena
akibat air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini menjadi tanggung jawab pemborong.
Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa
material atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka segala bahan-
bahan sisa, sampah-sampah dan konstruksi sementara harus dikeluarkan dari lapangan,
sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan semula.
Bila pelaksanaan pekerjaan berhubungan dengan lalu lintas umum, maka pemborong harus
memasang tanda-tanda lalu lintas yang harus disetujui dahulu oleh Direksi/Koordinator
Daerah demi keselamatan lalu lintas.
1.14. T E S T
Kontraktor sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.
Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang belum
terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Koordinator Daerah.
Peil Dasar/Induk (Reference Point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi/Koordinator
Daerah lapangan. Kontraktor harus membuat patok-patok beton yang permanen di sekitar
tempat pekerjaan untuk memudahkan pengukurannya. Biaya pematokan tersebut menjadi
tanggung jawab Pemborong.
Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain tiap bagian
pekerjaan dan segera melaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah setiap terdapat
perbedaan ukuran/selisih, untuk mendapatkan keputusan perbaikannya. Tidak dibenarkan
pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Direksi/koordinator
Daerah.
Page 5 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran siku
dengan benang menurut Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang
kecil menurut pertimbangan Direksi/Koordinator Daerah.
Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang terpancang di
dalam tanah, sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai pemasangan, pemborong
harus melaporkannya kepada Direksi/Koordinator Daerah untuk diperiksa sebelum pekerjaan
selanjutnya dilaksanakan.
Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. Adanya pengawasan dari
Direksi/Koordinator Daerah tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
Page 6 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL
2.1. UMUM
2.1.1. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain, bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Spesifikasi lain mungkin dapat disubstitusikan atas ketetapan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan Standar Nasional Indonesia
yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui untuk bahan yang
disuplai atau hasil-hasil pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan. Standar tersebut harus
tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan oleh direksi.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci atau tidak dicakup oleh Standar
Nasional atau Standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam
untuk kelas satu. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau dimasukkan untu digunakan dalam pekerjaan cocok untu maksud tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini menentukan.
2.1.2. Tenaga Kerja
Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan terampil
dalam bidang-bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam jumlah yang
memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai jadwalnya.
Daftar dari tenaga kerja ini beserta kualifikasinya, terutama tenaga kerja inti, harus diserahkan
kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, dan penggantian tenaga kerja inti harus dilaporkan
kepada Direksi. Kontraktor juga diwajibkan untuk mengikutsertakan dan memprioritaskan
tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2.1.3. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebaelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hal ini menurut Direksi disebabkan
karena kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi syaratnya dari
beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk
menambah atau mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut .
2.1.4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Kontraktor diharuskan memperhitungkan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dari
peralatan berat yang akan dipergunakan, yaitu peralatan berat yang didatangkan ke lokasi
pekerjaan dan mengembalikan peralatan berat tersebut ke tempat asalnya, sesuai dengan
kebutuhan peralatan.
Mobilisasi dan Demolisasi harus sudah memperhitungkan biaya-biaya sebagai berikut :
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat termasuk biaya pengamanan.
Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja termasuk peralatan-peralatan kecil yang
diperlukan.
Menyiapkan fasilitas lapangan antara lain : kantor lapangan (untuk Direksi dan
Kontraktor) termasuk maubiler (meja, kursi, lemari arsip) yang diperlukan, kendaraan
roda 2 untuk pengawasan lapangan 1 (satu).
Fasilitas yang disiapkan setelah pekerjaan selesai menjadi milik Kontraktor.
Page 7 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Page 8 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
elevasi hasil pengukurannya. Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase pipa dijumpai
ketidak sesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus
secepatnya melapor kepada Direksi untuk mendapat penyelesaian. Pada bagian pekerjaan
yang memerlukan pemasangan bouwplank seperti pasangan batu dan bak distribusi
perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Direksi/Pengawas
Lapangan apakah pemasangan telah benar dan cukup kuat, jika pemeriksaan telah
selesai dan hasilnya baik maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Semua biaya pembuatan
bowplank sudah termasuk dalam item pekerjaan yang yang berkaitan.
2.1.8. Pembuatan Quality Assurance
Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan Quality Assurance secara periodik
atas pekerjaan yang dimulai pada awal pekerjaan (Rencana Mutu Kontrak) sampai
dengan berakhirnya pekerjaan. Pelaksanaan Quality Assurance akan dibahas secara rinci
dengan pihak proyek pada saat Pre Construction Meeting, dan penandatanganan Rencana
Mutu Kontrak sudah harus dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak.
Page 9 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pengukuran dan pembayaran setiap item pekerjaan seperti yang disebut di atas, sebagaimana
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga untu masing- masing jenis pekerjaan.
Page 10 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN TANAH, GALIAN,
TIMBINAN, BETON, PASANGAN DAN PELESTERAN
3.1. PEKERJAAN TANAH
1) Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh Kontraktor
dengan baik sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi/Koordinator Daerah.
2) Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi ;
Pembersihan lapangan
Pekerjaan galian
Pekerjaan penimbunan
Pekerjaan pemadatan
Pembuangan tanah sisa galian
3) Semua peralatan yang umum diperlukan untuk pekerjaan tanah meliputi :
Jack Hammer untuk tanah keras / berbatu
Pompa – pompa air untuk tempat yang berair
Penumbuk untuk memadatkan dan lain-lain (mekanis ataupun manual)
Harus disediakan oleh pemborong dalam jumlah yang cukup dan digunakan pada tempat yang
membutuhkan.
Page 11 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
3.3.5. Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering, rata dan kokoh. Untuk itu, bila
dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan, maka penggalian harus
ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan
dasar pondasi (Urugan pasir dan lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah
penggalian mencapai kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur
karena alasan apapun harus segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut dan
mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi/Koordinator Daerah
dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
3.3.6. Bila dipandang perlu Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah untuk melengkapi
lubang galian yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah
kelongsoran-kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi/Koordinator Daerah untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi
tertentu tidak membebaskan pemborong dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu
panggilan. Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dengan keadaan
kering. Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh
dan rapat untuk mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan
digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi/koordinator Daerah.
3.3.7. Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah,
kotoran-kotoran dan bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus diisi dengan
adukan pondsi nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan
di atas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
3.3.8. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil
galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak
minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
Page 12 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
3.7.2. M a t e r i a l
a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dlam NI – 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik
yang telah disetujui Direksi/Koordinator Daerah dan dikirimkan ke tempat
pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa harus
menggunakan semen dari pabrik lain harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi/Koordinator Daerah.
Bila Direksi/Koordinator Daerah menganggap perlu, pemborong harus
mengirimkan surat pernyataan dari pabrik yang menyatakan type, kwalitasi semen
beserta manufacturers test certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat
yang ditentukan dalam NI – 8. Sementara yang menggumpal, sweeping atau
kantongnya robek/rusak ditolak untuk digunakan.
Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan tidak luas
sehingga penimbunan semen dapat diatur denganbaik. Semen di dalam kantong
tidak boleh disusun lebih dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada minimum
30 cm di atas lantai. Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama
dapat digunakan terlebih dahulu.
b. Agregat
Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercantum
dalam P.B.I – 1971 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad organik,
garam, alkoli dan butir-butir uang lunak.di samping itu pasir harus tajam/kasar,
keras dan tidak mengandung bahan – bahan yang merugikan beton sampai batas
maximum 5% berat. Kadar lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4% (terhadap
Page 13 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
berat kering) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum
digunakan.
Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang mempunyai
gradasi yang baik, Keras, padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur
karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur dalam agregat kasar tidak boleh lebih dari
1% dan jika lebih agregar harus dicuci lebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi
maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
5 (Lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan
ukuran tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan percobaan yang tercantum
dalam P.B.I 1971. Dari hasil-hasil ini pemborong mengambil contoh-contoh yang
representatif untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh
Direksi/Koordinator Daerah telah terpilih, pemborong harus menjaga agar semua
pengiriman material selanjutnya mempunyai kualitas dan grading yang sama
selama pekerjaan.
Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan grading dari
material-material harus dibuat paling sedikit satu percobaan untuk setiap
pengiriman 25 ton.
Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah
terjadinya degradasi dari berbagai ukuran partikel. Stock ples harus dibentuk diatas
platfom dari beton dan atau kayu keras yang disetujui. Agregat harus dijaga
kebersihannya dan bebas dari material-material lain. Tempat yang cukup harus
disediakan unutk menjamin tersedianya kedua macam agregat tersebut selama
pekerjaan berlangsung.
c. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam.
Alkali, garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
d. Bahan pencampur / admixture
Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Koordinator Daerah.
Untuk itu pemborong harus telah membuat percobaan-percobaan perbandingan
berat dan WC ratio dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari
cruishing test kubus-kubus berumur 7,14 dan 28 hari (dari laboratorium
berwenang) harus dilaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah untuk dapat
disetujui.
Page 14 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pengujian slump agregat segera setelah beton keluar dari mixer maksimum 5 cm
dan maximum 10 cm untuk campuran dengan batu pecah (Crushed Stones).
Kontraktor harus membuat dan mengangkut semua test specimens ke laboratorium
yang ditentukan/disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah untuk dilakukan
compession test pada 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Setiap kubus harus bersih dan
ditandai secara tetap dengan nomor kode dan hari pembuatan, bersama-sama
dengan satu tanda dari bagian pekerjaan mana sample diambil. Sistem dari
pengukuran dan pemadatan dari kubus akan ditentukan oleh Direksi/Koordinator
Daerah.
Kontraktor harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua test, dan
dilaporkan/diserahkan kepada Direksi/Koordinator daerah secara rutin.
Page 15 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pada tulangan baja. Sengkang (beugel) haru sdiikat pada tulangan utama, sedang
jarak antara harus sesuai dengan gambar.
Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan. Sambungan-
sambungan tulangan harus mengikuti syarat-syarat yang terdapat dalam PBI bab 8
dan ketentuan dalam gambar.
Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dari PBI bab 3.7. jenis besi U-
24 ini mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm 2 dan pada percobaan
lengkung 188 derajat tidak memperlihatkan tanda-tanda getas atau kelemahan
lainnya. Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas besi yang digunakan, maka
disamping adanya certificate dari supplier juga harus dimintakan certificate dari
laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum 2
contoh.
Percobaan stress strain dan pelengkungan 1800 untuk setiap 20 ton besi dan setiap
ukuran diameter baja.
Semua tulangan harus dibengkokan dengan bentuk dan ukuran sepeti tercantum
dalam gambar srta mengikuti syarat-syarat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai
dengan gambar dan dengan memperhatikan selimut beton yang tetap. Tulangan
tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dengan cara yang dapat mengakibatkan
kerusakan material.
Kontraktor harus mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang adalah sesuai
gambar. Dalam hal terdapat kesulitan untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang
ditentukan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi
yang terdekat atau dengan kombonasi, dengan catatan ;
- Besi pengganti bermutu sama
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar, dlam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas penampang.
- Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan
diameter besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang
dapat menyulitkan pembetonan ataupencapaian vibrator.
3.7.7. A c u a n (Bekisting)
Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
atau perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh
melendut atau cekung. Sambungan pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan
rata dalam arah horisontal dan vertikal.
Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat sebaik
mungkin untuk memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya
kerusakan, over stress dan pergeseran tempat pada bagian kontruksi yang dibebani.
Struktur tiang penyangga harus benar-benar kuat dan kaku menunjang berat
sendiri dari beban-beban yang berada di atasnya selama pelaksanaan.
Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan plat lantai
dilaksanakan dengan menggunakan anti lendut ke atas sebagai berikut : semua
balok dan plat lantai sebesar 0,2 % lebar bentang pada tengah bentang. Semua balok
dan plat cantilever 0,4% dari bentang, dihitung dari ujung bebas.
Page 16 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Page 17 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Page 18 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tidak diperkenankan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru
dicor harus dilindungi dari curahan hujan.
Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan
harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang tercampur atau
terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin Direksi/Koordinator
Daerah terlebih dahulu.
3.7.12. Perawatan
Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk
menghindari kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus-menerus dibuat basah
dengan cara menggenangi (ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan
goni-goni basah untuk menutupnya.
Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi/Koordinator Daerah.
Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selam perawatan. Bila cetakan dibuka
dalam masa perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat
dengan cara seperti di atas.
Page 19 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Semua outlet dari bangunan ditutup dan bangunan tadi diisi air jernih dan bersih
hingga ke permukaan outflow (peluap). Ketinggian permukaan air harus segera
dicatat sesudah diisi dan sesudah 48 jam.
Setelah 48 jam berkurangnya volume akibat turunnya muka air tidak boleh lebih
dari 0,5 % volume reservoir. Bilamana melebihi itu atau kebocoran tampak dari
luar, maka pemborong wajib menanggung semua biaya perbaikannya untuk
meyakinkan bahwa rapat air dari bangunan tadi sudah selesai dengan yang
diinginkan Direksi/Koordinator Daerah.
Bila Compresive test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas,maka
Direksi/Koordinator Daerahakan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari
mana kubus-kubus tersebut diambil.
Page 20 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
3.8.2. Adukan
Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk pasangan batu kali 1 PC : 4 psr
- Untuk pasangan trasram 1 PC : 2 psr
- Untuk pasangan dinding bata 1 PC : 4 psr
Adukan harus dibuat secarahati-hati di dalam bak kayu yang dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
Page 21 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Sebagai persiapan plesteran air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran yang
akan dipasang terikat baik.
Semua rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu agar dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan.
Dimana diperlukan pasangan pipa atau alat-alat lain yang ditanam dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan-pahatan (bobokan) secukupnya pada pasangan
dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah pipa/alat-alat terpasang harus
ditutup dengan adukanplesteran yang dilaksanakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh dinding. Bila permukaan pipa/peralatan lain yang ditanam
tersebut licin (misalnya pipa PVC) maka pipa tersebut harus diselubungi trlebih
dahulu dengan kawat ayam dengan maksud agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus menurut ukuran-ukurandalam gambar rencana,
dikerjakandengan rapih dan baik. Pondasi batu kali harus dipasang di atas lantai
kerja. Adukan yang dipakai adalah adukan dengan campuran 1 pc : 4 pasir
Page 22 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN PENGADAAN DAN
PEMASANGAN PERPIPAAN
1. Pipa Transmisi : adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai
reservoir/bak penampung.
2. Pipa Distribusi : adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir/bak
penampung air sampai jaringan pipa pelayanan.
3. Pipa Eksisting : adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4. Pipa baja (steel) : adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5. Pipa PVC : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyvinyl chlorida.
6. Pipa PE : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyethylen
7. Pipa DCIP : adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron
8. Pipa GIP/GSP : adalah pipa yang terbuat dari bahan besi/baja yang
dilapisi/digalvanis.
9. Pengangkatan : adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi
penumpukkan kedalam kendaraan pengangkut, maupun
dari kendaraan pengangkut kelokasi pemasangan pipa.
10. Defleksi : adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
11. Samb. Push –On : adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan
tekanan air yang tinggi.
12. Samb. Mechanical Joint : adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak
mendapatkan tekanan air tinggi.
13. Pengelasan : adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau
accessories dengan dilakukan pemanasan dan
penambahan bahan penyambung.
14. Sambungan Flexible : adalah sambungan yang tidak statis.
15. Testing Pekerjaan Pipa : adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah
terpasang.
16. Pekerjaan galian : adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan bahan-
bahan dari dalam tanah , apapun yang dijumpai termasuk
rintangan alam yang terdapat dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan tersebut.
Page 23 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
17. Pekerjaan perbaikan : adalah pekerjaan perbaikan kembali sarana yang dirusak
ketika dilakukan pekerjaan galian menjadi keadaan
semula.
18. Pekerjaan penggelontoran : adalah pekerjaan pembersihan pipa yang telah dipasang.
19. Pekerjaan pengurugan : adalah pekerjaan perbaikan lapisan tanah galian dan
dipadatkan setelah selesai pekerjaan pemasangan pipa.
20. Beton : adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir,
kerikil, air dan semen Portland atau bahan penguat hidrolis
lain yang sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya.
21. Bahan tambahan : adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan
beton, selain semen, pasir, kerikil dan air yang tidak
memberi pengaruh yang kurang baik pada beton.
22. Pengujian beton : adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk
mengetahui kekuatan karakteristik beton, kadar air yang
dimiliki.
23. Bekisting : adalah cetakan beton.
24. Lantai kerja : adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling
bawah dari lapisan struktur pondasi.
25. Bahan pilihan : adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak
mengandung batuan atau bahan padat lain yang berukuran
lebih besar dari 5 mm, mempunyai gradasi yang baik dan
tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar
tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya yang
bersifat mengembang.
26. Reservoir (distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi
pengolahan air atau mata air untuk kemudian
didistribusikan kedaerah pelayanan melalui jaringan
perpipaan.
27. Muka air maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam
reservoir/bak
28. Muka air minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak
dimana bagian air ini tidak boleh diganggu untuk
mencegah agar endapan pada dasar reservoi/bak tidak
terbawa keluar.
29. Manhole (lubang inspeksi): adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat
melakukan pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan
terhadap perlengkapan didalam reservoir/bak.
30. Pipa inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
31. Pipa outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari
reservoir/bak ke system perpipaan.
Page 24 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
32. Pipa by pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan
dihubungkan dengan pipa outlet, dilengkapi dengan valve,
sehingga dapat terjadi sambungan langsung dari system
jaringan pipa masuk dan jaringan pipa keluar.
33. Pipa peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan
air dalam reservoir/bak.
34. Pipa penguras. : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air
pencuci serta Lumpur-lumpur dan kotoran yang
mengendap didasar reservoir/bak.
35. Bak penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan
katup/valve untuk mengeluarkan/menguras kotoran yang
ada didalam jaringan pipa.
36. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air
valve yang bertujuan untuk mengeluarkan udara yang
terperangkap didalam pipa.
37. Accessoris pipa : adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk agar
pengaliran air didalam pipa dapat berjalan lancar.
38. Jalan aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan
hingga mencapai temperatur 150 – 1700C.
39. Jalan gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang
dipadatkan.
40. Jalan beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari
beton.
41. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi
pejalan kaki.
a. Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai dengan
standart yang berlaku (SNI/SII/ASTM)
b. Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu/Garansi
bermaterai dari pabrik pembuat.
c. Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap ujung
pipa atau body pipa yang dipasok.
d. Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus persen)
baru dan tidak cacat.
e. Barang/Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan secara
lengkap, jenis, diameter, klas, tebal, kuat tekan dan lain lain.
f. Material yang dipasok dilengkapi dengan brosur-brosur dan cara-cara
pemasangannya yang lengkap.
g. Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
Page 25 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Page 26 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
b. Sambungan Pipa
Dalam instalasi pipa polyethylene (PE) adalah beberapa metoda penyambungan,
secara umum metoda penyambungan dapat dimasukkan dalam 2 (Dua) kelompok
besar, yang masing-masing terdiri dari beberapa penyambungan, berikut adalah
pengelompokannya :
1. Sambungan mekanis (Mechanical Joint)
Pada kelompok ini penyambungan dilakukan dengan cara mekanis yaitu tanpa
penggunaan mesin khusus, yang diperlukan hanya peralatan bantu biasa.
Flange Joint
Penyambungan jenis ini menggunakan stub end yang dikombinasikan
dengan flens dan diikat dengan mur dan baut, selain untuk penyambungan
antara pipa atau fitting PE dengan pipa atau fitting dari material lainnya,
seperti penyambungan PE dengan PVC atau PEdengan GIP
Compession Fitting
Cara penyambungan jenis ini menggunakan fitting khusus yang caranya
ralatif lebih praktis, ada beberapa tipe dan bentuk fitting yang digunakan
Page 27 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
dalam pernyambungan jenis ini. Jenis ini juga sering disebut dengan istilah
quick Jiont, fitting ini dibuat dari material Poly Propelene (PP) dengan
ukuran Ø ½ “ (20 mm) sampai dengan Ø 4 “ (110 mm)
Mechanical bolt coupling (Giboult coupling)
Sama seperti sambungan flens, fitting ini biasanya digunakan juga untuk
menyambung pipa dan fitting PE dengan pipa dan fitting dari material
lainnya,prinsip kerjanya adalah dengan mengencangkan baut dan mour,
sehingga o-ring di sisi dalam akan menekan pipa sehingga pipa tidak
bergerak.
Buttfusion
Pada penyambungan ini kedua sisi yang disambungkan dipanaskan hingga
lunak, kemudian dengan tekanan sejajar sumbu kedua sisi disatukan dalam
waktu tertentu.
Head fusion
Ada dua jenis cara penyambungan dengan headfusion, tetapi prinsip dasar
keduanya adalah sama, yaitu pemanasan pada permukaan dalamm
fitting/coupling dan permukaan luar material yang akan disambungkan.
c. Fitting
Fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi /diubah terlebih dahulu dan merupakan
proses fabrikasi/Hand Made
Fitting yang tidak dibuat dari PE harus dibuat dari ductile ironsesuai dengan
standar ISO/R 13 atau standar lain yang equivalent. Fitting-fitting ini harus
dilapisi di luar dan di dalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (
Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa, dan tidak
membahayakan kesehatan.
Page 28 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
bahan-bahan kimia seperti larutan asam, alkali, garam dan lain-lain juga tahan
terhadap panas matahari.
Panjang Pipa normal adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan yang
tidak merugikan/membahayakan kesehatan (Galvanize) dan dapat mencegah
terjadinya korosi pada pipa.
Kelas pipa GIP/GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic
Test Pressure 50 Kgf/cm2.
Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untu positif (tambah) tidak
terbatas, untuk negatif (kurang) sesuai dengan yang tertulis dalam brosur yang
diajukan oleh rekanan.
Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang, standart
SNI atau ekuivalent pipa serta pabrik pembuatnya.
Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara
oleh pihak Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro,
sedangkan untuk barang yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak
harus diganti dengan barang yang baru dan sesuai dengan standart yang
ditentukan didalam kontrak.
Spesifikasi Pipa GIP / GSP
Diameter Pipa Tebal Berat Test
Nominal Pipa Pipa tekan Standart Klas Pipa
Inch mm mm Kg/m Kgf/cm2
½ 15 2,6 1,21 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
¾ 20 2,6 1,56 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
1 25 3,2 2,41 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
1¼ 32 3,2 3,10 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
1½ 40 3,2 3,56 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
2 50 3,6 5,03 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
2½ 65 3,6 6,42 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
3 80 4 8,36 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
4 100 4,5 12,20 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
5 125 5,00 16,60 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
Page 29 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Standart Mutu dan Cara Uji Pipa Paja Lapis Seng diharuskan oleh Pabrik yang
memiliki SNI No. 07.0039.1987
- Galvanized Pipe (ASTM A.120) : Zinc coating = 550 gr/m2 (77m) minimum
b. Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan untuk pipa GIP/GSP dia. 0,5 – 6,0 inchs menggunakan
jenis sambungan socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter
8,0 inchs menggunakan jenis sambungan dengan pengelasan (welded).
1. Sluice Valve
a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar
Body harus terbuat dari Cast Iron
Gate dari sluice valve harus berbentuk baji
Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland packing
dan Stuffing box.
Material dari spindel harus terbuat dari stenless Steel atau Forged brass.
Kedua ujung sluice valve adalah flange.
Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burried
service kit yang terdiri dari surface box, keycap, dustring, protecting pipe dan
extended spindle.
Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box harus
dilengkapi dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cost iron.
Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelindung epoxy.
b. Sluice Valve dengan Nominal diameter lebih kecil dari 3 inch
Sluice valve harus terbuat dari bronze
Sluice valve harus dilengkapi dengan gate yang berbentuk baji.
Page 30 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland packing
dan stuffing box.
Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus dilengkapi
dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cast iron.
Sluice valve yang dipasang di bawah tanah harus dilengkapi dengan burred
service kit sama sperti yang disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2
inch atau lebih besar.
2. Air Valve
Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar
Body harus terbuat dari cast iron
Semua peralatan yang bergerak harus dibuat dari stenless steel atau bronze.
Pelampung terbuat dari karet atau stenless steel.
Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f /cm².
3. Water Meter
Water meter harus memenuhi/sesuai dengan ISO 4064-B atau standart setara
Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
Page 31 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel C.4
Standar Flange
2 50 165 125 4 19 16
3 75 200 160 8 19 16
Keterangan :
-D = Flange OD
= Lubang baut atara tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang
dan diameternya.
5. Packing Flange
Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya
packing untuk flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang
tersembunyi minimal 5 mm.
6. Accessories Pipa
Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana
Anggaran Biaya dalam Kontrak
Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari jumlah
accessories yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.
Page 32 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
4.2.6. Penyimpanan
4.2.6.1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi
dahulu dengan balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi
harus diberi pelindung yang tahan terhadap perubahan suhu, cuaca atau
kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam
gudang dan disusun dengan rapi sedemikan rupa sehingga memudahkan
pengeluarannya, dan juga agar susunan pipa tidak akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan
penyimpanan di dalam gudang (jika sudah punya gudang ) adalah merupakan
tanggung jawab Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran ke dalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa
tersebut ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter
4.2.6.2. Accesories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun,
disimpan dengan rapi.
Page 33 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilene untuk air minum
SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa polietilena
SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilene untuk air minum
ISO 4427 : 1996 Polyetylene pipes for water supply specifications
ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – determination of Carbon
blackcontent by calcinations pyrolysis – Test method and basic
specification
ISO /TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in
gas pipes and fitting’s
ISO 11420 : 1996 Method for the assessment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – part 1 : Determination of tensile
properties
ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance to
internal pressure – test method
ISO 1133 : 1991 Plastic – determination of the melt mass – flow rate (MFR) and
melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
ISO 2505 – 1 – 1991 Thermoplastics pipe – longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
ISO 3607 : 1997/E Tolerances on outside diametersand wall thikenesses
AS/NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application
ASTM D 3350 – 1999Standard specification polyethylene pipes for water supply
Page 34 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan menjadi
0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18dn dan pipa jangan
sampai mernjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk penggulung
ulang.
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan kegagalan. Jika
pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya
dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangann uji yang baru, dan waktu kegagalan
minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel di bawah
Page 35 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
4.3.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu denganmenggunakan
Butt Fusion dan Smbungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan diameter
mulai dari 63mm dengan ketebalan minimum 4,7 mmdengan SDR13,6. Penyambungan
dengan Mechanical Joint direkomendasikan untukpipa dengan diameter 20 -110mm.
sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat digunakan untuk semua
ukuran pipa.
Page 36 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Referensi
Page 37 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
AWWA C 205 Cement mortar protective lining and coating for steel
Water 4 inches and large shop applied.
AWWA C 208 Dimension for steel waster pipe fitting.
AWWA Manual M11 Steel pipe design and installation
AWWA C 210 Liquid epoxy coating system for he interior and
exteriorsteel water pipe
JIS G 3101 Rolled steel for general structure
JIS G 3452 Carbon steel pipes for Ordinary piping
JIS G 3457 Arc welded carbon steel pipe
JIS B 2311 Steel butt-welding pipe fitting for ordinary use
JIS G 3451 Fitting of coating steel pipesfor water service
JIS G 550 Spheroidal Graphite iron castings
JIS G 5702 Blackheart malleable iron castings
JIS G 3445 Carbon steelpipes for pressure service
JIS K 6353 Rubber goods pipes for water works
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mmz (22300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja karbon untuk uap dan bejana tekan
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
ASTM A 283, grade D
ASTN A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JISG 3457,STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SNI
2527-90 atauJIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata
pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna
barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat pabrik
harus dengan pengelasan sudut (Butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum
yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali
ditentukan lain.
Page 38 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang - seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat
baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
“Bend” yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari
dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi yang lebih besar dari 22.5 derajat
sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend
yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan
bend.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
Primer, type Byangdispesifikasikan di atas
Page 39 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Coal tar enamel, type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-0,8
mm
Bonded asbestos felt
Coal tar enamel, type I sama seperti di atas,tebal kering lapisan0,8 mm minimum.
Bonded aasbestos felt; dan
Satu lapisan water resistant white wash.
System pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada
yang di spesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan engineer tetapi segala
system proteksi yang menggunakan polyethylene tapi tidak diperkenankan.
b. Pemasangan di Atas Tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar diluar/dapat
terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan pertama (first coat)
yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Persiapan permukaan : SSPC- SP-6 atau SP-3
Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure
Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, primer dan Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, read lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS
K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive paint,Calss 1 atau sesuai dengan persetujuan pengguna
barang.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada
sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus dibiarkan
menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti table
di bawah ini :
Page 40 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung datar harus
dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada perpipaan air
bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30
mm dan ketebalan 5 mm.
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)
Page 41 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian
sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan
spesifikasi dan memasukkannya ke dalam Billof Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini
harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20%. Penyedia jasa pengadaan harus menyerahkan perincian dari
volume bahan tersebut.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimumluar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
Karakteristik fisik lapisan luar
Specific Gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
Kekuatan tarik :
Page 42 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
VolumeResistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JIS K 6911)
Shrinkage*
- Circumferential (Min., N/mm2) 40
- Circumferential (Min., N/mm2) 8
Page 43 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan pita
pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesive atau material
lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan
pelindung korosi petrolatum.
a. Jalur Pipa
Arah jalur pipa dan kedalamannya harus menurut apa yang ditentukan dalam gambar dan
spesifikasi teknik, kecuali apabila Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain. Sebelum
memulai penggalian parit, maka jalur pipa harus dipatok terlebih dahulu oleh pemborong
dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
b. Lubang-lubang Percobaan
Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah menggali lubang-lubang percobaan di depan
galian parit pada kedalaman sedemikian rupa sehingga Direksi/Koordinator Daerah dapat
menyesuaikan parit yang selanjutnya. Biaya pembuatan lubang percobaan adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
Page 44 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
e. Kuburan
Apabila jalur pipa melalui kuburan, maka pemborong harus berhati-hati, penggalian diluar
batas yang ditentukan harus dicegah. Andaikan selama penggalian tersebut menjumpai
kuburan, maka Pemborong harus memindahkannya dengan terlebih dahulu merundingkan
dengan yang berwenang atas kuburan tersebut, semua biaya pemindahan kuburan tersebut
adalah tanggungan Pemborong.
k. Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan
material galian yang akan digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang
tidak cocok untuk penimbunan kembali atau untuk keperluan lain, maka Pemborong harus
segera menyingkirkannya dari lapangan. Biaya penyingkiran ini adalah tanggungan
Pemborong.
l. Timbunan Kembali
Parit-parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika
Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain.
Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan
dari pada pipa. Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang
normal atau sepanjang jalan, urugan pasir setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan
seperti ditunjukkan dalam gambar. Urugan pasir tersebut harus dipadatkan dan diratakan.
Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan
seperti ditunjukkan dalam gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter
maximal 2 mm dan bebas dari lempung dan zat organik. Setelah urugan pasir, saluran diurug
dengan tanah urug yang bebas dari kerikil, benda-benda tajam, zat organik dan dipadatkan
lapis demi lapis.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm di atas permukaan tanah asli untuk
mengimbangi adanya penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40
cm kecuali ditempat sambungan tidak ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat.
Penimbunan harus segera disempurnakan setelah test pipa dilaksanakan dan disetujui
Direksi/Koordinator Daerah.
Page 45 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar galian harus
sedemikian rupa agar pipa dapat diletakkan dan disambung dengan baik, lebar galian yang
dianjurkan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Tabel 3.3a dan 3.3b.
Pada tanah yang lembek kedalaman galiannya harus 75 cm dibawah elevasi dasar pipa.
Panjang maksimum jalur penggalian yang diijinkan pada satu lokasi penggalian adalah 100
meter.
Kedalaman parit harus dihitung dari permukaan tanah. Kedalaman dan lebar parit harus
menurut dimensi yang ditentukan dalam gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi/Koordinator Daerah. Dasar parit harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa
yang akan ditanam.
Apabila parit digali lebih dari apa yang direncanakan maka Pemborong harus
menimbunnya dengan pasir dan memadatkannya kembali sampai permukaan yang
direncanakan. Biaya penimbunan dan pemadatan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
Apabila dalam galian dijumpai batu, tembok, bekas pondasi atau benda lain, yang dapat
menghalangi atau membuat kedudukan pipa menjadi tidak benar pemborong harus
menghilangkannya minimal 20 cm dibawah dasar parit yang direncanakan, kemudian
mengurug dan memadatkannya dengan parit sampai pada kedalaman yang direncanakan.
Saluran yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator Daerah harus segera
dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakkan pipa harus disesuaikan dengan
kemajuan galian parit.
Kontraktor harus membuat juga galian-galian yang diperlukan untuk pembuatan dan
peletakkan thrust block, bak-bak valve dan lain-lain sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi/Koordinator Daerah.
Gambar 1
Typical Pemasangan Pipa HDPE
Pasir Urug h
Dia.
Pipa
w w
Page 46 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.1
Spesifikasi Galian Tanah Pipa HDPE
Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 22 17.00 7.5 25 7.5
¾ 25 17.00 7.5 30 7.5
1 32 23.20 10 30 7.5
11/2 50 25.00 10 30 7.5
2 63 26.30 10 30 7.5
3 90 34.00 12.5 35 8
4 110 41.00 15 40 10
6 160 56.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15
Gambar 2
Typical Pemasangan Pipa GIP
Dia.
Pipa
w w
Page 47 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.2
Spesifikasi Galian Tanah Pipa GIP
Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 15 16.50 7.5 25 7.5
¾ 20 17.00 8.5 30 7.5
1 25 22.50 10 30 7.5
11/2 40 24.00 10 30 7.5
2 50 25.00 10 30 7.5
3 75 32.50 12.5 35 10
4 100 40.00 15 40 10
6 150 45.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15
- Bahan pilihan dimana apabila urugan dari hasil galian ditimbun kembali maka harus
dipastikan urugan tidak tercampur batu dan apabila tercampur batu maka segera
dilakukan pemisahan batu atau bahan lain.
- Pasir alam/pasir urug yang tersusun dari butiran halus sampai kasar, tidak
menggumpal, bebas dari kotoran sampah, abu dan bahan-bahan organic, serta tidak
mengandung tanah liat dan lempung lebih dari 5% berat seluruhnya.
Urugan dibawah pipa mulai dari alas sampai dengan garis tengah pipa dan diletakkan
secara berlapis dengan ketebalan kurang dari 15 cm, dan dipadatkan hingga mencapai
kepadatan 95 % dan mempunyai nilai indeks plastisitas sebesar 6 % - 50 %.
Urugan diatas pipa mulai dari garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dan
dipadatkan sampai dengan 10 cm diatas pipa.
Urugan tanah kembali merupakan urugan tanah yang berasal dari bahan galian
kemudian dipadatkan sampai rata dengan permukaan tanah asli, tebal dari urugan
tanah tergantung dari diameter pipa yang ditanam.
Perbaikan bekas galian
- Jalan beraspal
Lapisan tanah dasar harus mencapai kepadatan 90% modified proctor
Lapisan sub base harus mencapai kepadatan 95% kepadatan modified proctor.
Page 48 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Jalan beton
Beton yang digunakan harus kelas K225
Agregat kasar dengan ukuran 20 mm dan 38 mm boleh digunakan.
Lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas cor-coran 7 hari dengan menggunakan
semen yang cepat mongering dan 10 hari jika digunakan semen biasa.
- Trotoar beton
Ketebalan lapisan beton minimum = 60 mm
Beton harus sekelas K 125.
- Perbaikan kembali saluran dan pinggir jalan
Pekerjaan perbaikan kembali harus termasuk beton dasar, bekisting dan
pemasangannya pada posisi lurus dan berbelok.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalaman galiannya dapat
dengan 2 cara : baik dilepaskandulu dari gulungannya baruditurunkan atau diturunkan
dahulu dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk
batang.
Semua pipa, “fitting” dan “Valve” harus diturunkan ke dalam galian satu per satu,dengan
menggunakan Derek, tali/tambang. Atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai
sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun pada bahan
lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh
dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, “Fitting”, “Valve” atau perlengkapan lain dalam
penanganannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahanyang rusak tersebut.
Page 49 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
3. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa polyethylene adalah sebagai berikut :
a.Sambungan mekanis :
Mechanical –join: sambungan plastic, injection
(20 mm-63 mm)imulded, tipe push –in dengan O-ring dan ulir
Sambungan dari metal
Page 50 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pipa dengan sudle tersebut dengantekana tertentu umtuk beberapa saat. Setelah
sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada
pada sambungannya.
Page 51 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Gambar 2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian
Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata pengurugan dipadatkan Pipa diletakkan diatas material terpilih
sampai garis tengah pipa tebal 100 mm pengurugan dipadatkan
sampai puncak pipa.
Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada permukaan pasir, Pipa diletakkan pada material granular
kerikil atau batu pecah dengan tebal 1/8 yang dipadatkan sampai dengan garis
kali diameter pipa minimum. 100 mm tengah pipa dan material terpilih atau
granular dipadatkan sampai puncak pipa
Page 52 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.3.a
16 75 – 200 6
20 250 – 300 9
22 350 – 400 12
24 450 - 600 18
Page 53 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.3.b
(mm) (derajat)
75 – 300 5o
350 4o50`
400 4o10`
Tabel 3.5.3.c
Keterangan :
Defleksi yang diijinkan untuk panjang pipa 6,00 meter
Page 54 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.4
Page 55 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pompa yang diakibatkan karena adanya benda-benda seperti kerikil dan lain-lain
karena pencucian yang dilakukan Pemborong tidak sempurna, maka Pemborong harus
memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut atau mengganti barang-barang yang rusak
dan biaya perbaikan dan penggalian menjadi tanggungan Pemborong.
Pipa baja yang terekspose : lapisan pipa harus teridiri dari (Tabel 3.8)
Pipa baja yang terpendam dilapis dengan menggunakan epoxy
Lapisan pelindung bagian dalam adalah cement mortar lining dan diberi semprotan
furnace cement.
Sleeving yang terbuat bahan polyethylene yang berbentuk lembaran film berwarna
hitam
Tabel 3.5.6
Page 56 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pada permukaan dasar ruang penembus dipasang pondasi batuan dengan ketebalan 15 cm
pada seluruh permukaannya.
Pada pondasi batuan diberi lantai kerja dengan mutu beton kelas E dan ketebalan 15 cm
1. Persyaratan material
Semen
- Semen portland tipe I – V
- Semen portland-pozolan
- Semen tidak menggumpal, sweeping atau kantungnya rusak.
- Gudang tempat penimbunan harus baik dan tidak bocor.
Agregat
Agregat harus memenuhi standard seperti dalam Tabel 3.5.9.a dan Tabel 3.5.10.b
Tabel 3.5.9.a
Page 57 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.10.b
Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
Baja Tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.
2. Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test
kadar lumpur.
Page 58 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
5. Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang-kurangnya 340
kg dan untuk pondasi adalah 375 kg/m3 beton
Untuk lintasan dimana pipa tidak tertanam didalam tanah, pipa GIP/GSP/steel/DCIP
harus digunakan, sedangkan pipa PVC tidak diperkenankan.
Untuk pipa yang tertimbun dalam tanah dibawah saluran/jalan, pipa harus diberi
pelindung seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar.
Cincin pendukung harus terbuat dari besi baja dengan baja tahan karat.
3. Pengelasan
Alat ukur yang biasa digunakan didalam pekerjaan air bersih adalah meter air baik pada
Pipa Transmisi maupun Pipa Distribusi, dengan ketentuan yangberlaku untuk meter air
sebagai berikut :
Page 59 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tabel 3.5.11
Bahan Spesifikasi
Accessories Alat Ukur Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang
berlaku dui Indonesia
Page 60 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis pipa yang digunakan, missal :
- Pipa GIP/GSP :menggunakan blank flange (untuk flange joint), cap untuk mechanical
dengan konstruksi penguat sementara.
Jika pekerjaan tidak diteruskan harus diberi konstrukasi penguat yang permanen atau
trust block dengan adukan 1 : 2 : 3.
Material yang digunakan, harus bersih dan bebas dari minyak, oli, ter, aspal atau bahan
minyak pelumas lainnya.
Jika air masuk kedalam parit galian, sebelum pemasangan pipa dilanjutkan, maka tutup
kedua ujung pipa jangan dibuka sebelum parit galian dipompa sampai kering.
4.5.12.6. Bak Katup
Konstruksi dari beton bertulang/pasangan
Untuk dibawah trotoir, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
Pemutar katup harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton
Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan
terjadi diatasnya.
Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.
Page 61 of 61