Anda di halaman 1dari 61

Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB I
UMUM

1.2. URAIAN UMUM


a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Perluasan Jaringan Perpipaan Spam
Kota Kupang Menuju RSU Yohanes
b. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :
- Rencana kerja dan syarat – syarat
- Bestek, detail dan gambar kerja
- Risalah Aanwizjing Keputusan Direksi lapangan
c. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan
berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi
d. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/ bahan/ barang sebelum
digunakan/ dipasang di lapangan

1.3. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak
b. Lingkup pekerjaan adalah :
o Pekerjaan Persiapan
o Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Pipa
o Pekerjaan Bangunan Pengambilan
o Pekerjaan Pemasangan/Rehab Resevoir
o Pekerjaan Sambungan Rumah
o Pekerjaan Lain-Lain
o Pekerjaan Finishing

1.4. URAIAN DAN SYARAT-SYARAT, GAMBAR KERJA DAN PHOTO DOKUMENTASI

Kontraktor harus melaksanakan juga pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan yang


walaupun tidak jelas disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar, tetapi
masih berada dalam lingkup pekerjaan berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam bidang
pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
diberikan Direksi/Koordinator Daerah di lapangan.
Uraian dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman dasar dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan syarat-syarat
ini.
Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun
perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pelaksanaan, pemborong diwajibkan mentaati
keputusan Direksi/Koordinator Daerah.
Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan-perbedaan, pemborong
diwajibkan menanyakan pada Direksi/Koordinator Daerah serta membuat gambar-gambar
pelengkap atas petunjuk-petunjuk Direksi/Koordinator Daerah dan disahkan oleh
Direksi/Koordinator Daerah. Tidak dibenarkan sama sekali bagi pemborong untuk

Page 1 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian pemborong dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

1.5. RENCANA KERJA


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus bersama-sama dengan
Direksi/Koordinator Daerah merundingkan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan,
segera setelah pelulusan pekerjaan.
Setelah disetujui maka dua exemplar cetakan rencana kerja dan waktu pelaksaan harus
diserahkan kepada Direksi/Koordinator Daerah dan satu exemplar harus berada di tempat
pekerjaan.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan pengiriman/penyediaan bahan/alat-alat, sesuai
dengan rencana kerja dan rencana waktu penyediaan bahan-bahan / alat-alat seperti tersebut
pada ayat di atas. Rencana kerja ini akan dipakai oleh Direksi/Koordinator Daerah sebagai
dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan dan
prestasi pemborong.

1.6. KANTOR KONTRAKTOR DAN KANTOR DIREKSI/KOORDINATOR DAERAH, GUDANG


DAN SARANA LAINNYA
1.6.1. Lokasi Kantor dan Gudang
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib menyertakan denah yang menunjukan
tempat yang diusulkan untuk lokasi kantor, gudang atau rencana lainnya untuk
disetujui oleh Direksi/Koordinator daerah.
1.6.2. Kantor Kontraktor Wakil Direksi/Koordinator Daerah, Gudang dan
Bangunan Sementara
 Kantor untuk Kontraktor di Proyek dibuat oleh Kontraktor sendiri sesuai
dengan kebutuhan personil di lapangan.
 Kantor Kontraktor dan Kantor Direksi/Koordinator Daerah tersebut
merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat beton diplester,
konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap asbes semen
gelombang/seng, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan
dan pencahayaan.
 Dalam kantor harus dipasangi dengan kabel untuk penerangan dan lampu
listrik. Penerangan listrik dilengkapi dengan lampu neon lengkap dengan
difuser dan stop kontak yang cukup.
 Kantor harus disediakan air bersih terus menerus. Saluran drainase yang
cukup harus disediakan
 Semua ruang kantor harus dilengkapi dengan perabotan seperti meja tulis,
papan tulis (White baord), lemari arsip, mistar gambar, lemari, keranjang
sampah kertas, rak arsip, gantungan jas dan barang lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas lapangan.
 Bahan-bahan bangunan yang penting, misalnya PC, alat-alat dan sebagainya
harus disimpan dalam gudang yang dapat dikunci sehingga tidak akan
mudah hilang atau rusak oleh pengaruh cuaca.
 Selama masa pembangunan / pelaksanaan pekerjaan, semua pemasukan dan
pengeluaran barang ke/dari proyek harus mendapat ijin terlebih dahulu dari
Direksi/Koordinator Daerah.

Page 2 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan dan keamanan


bangunan kerja, gudang berikut inventarisnya.
 Bangunan sementara tersebut setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan
apabila tidak d iperlukan harus dibongkar atas perintah Direksi/Koordinator
Daerah.

1.7. BAHAN-BAHAN PERALATAN


Bahan-bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain-lain yang
disediakan oleh Pemberi Tugas/Direksi/Koordinator Daerah dinyatakan pada daftar lampiran
nomor.
Bahan-bahan dan peralatan lain diperlukan untuk pekerjaan yang tidak disediakan oleh Pemberi
Tugas/Direksi/Koordinator Daerah seperti tersebut diatas harus disediakan oleh pemborong.
pipa-pipa, fitting, gate valve dan material lainnya, dimana akan disediakan dan diantarkan sesuai
perjanjian kontrak
Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan diutamakan produksi
dalam Negeri
Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru;
Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang ditawarkan secara lengkap
seperti Jenis, Class, Tebal, bahan, kemampuan kerja dan lain-lain
Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap barang/material yang
ditawarkan dan bisa terbaca dengan jelas;
Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur harus asli
berhuruf latin, dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah (bila diperlukan kontraktor harus
bisa menjelaskan);
Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting dan gate valve harus dilengkapi dengan Surat
Dukungan Pabrik (POA) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor Utama/ Agen
Utama atau Distributor Cabang/Agen Cabang dari satu produk merk tertentu yang dikuatkan
oleh suatu surat penunjukkan deagenan / distributor dari pabrik negara asal / agen utama
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi/Koordinator Daerah dan tidak diperkenankan memesan / mengirim
dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi/Koordinator Daerah akan menyimpan contoh-
contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk memeriksa/mencocokkan pengiriman-
pengiriman selanjutnya.
Direksi/Koordinator Daerah berwewenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu
bahan bangunan dan lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi atau Koordinator Daerah berhak
menelitinya dengan mengirimkan contoh-contoh ke Balai Penelitian Bahan-Bahan di Bandung.
Segala ongkos yang bertalian dengan penelitian tersebut adalah tanggung jawab pemborong.
Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi/Koordinator Daerah, Kontraktor diwajibkan
untuk segera mengangkat bahan-bahan tersebut keluar halaman pekerjaan atas perintah
pertama dari Direksi/Koordinator Daerah selambat-lambatnya dalam waktu 3x24 jam. Jika
bahan-bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata mengandung cacat, maka bahan-bahan
tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal ini pemakaian bahan-bahan tersebut harus segera
dihentikan dan bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut harus dibongkar.

1.8. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT BANTU


Pada prinsipnya pemborong harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk penyediaan air,
penerangan, aliran listrik dan sebagainya.
Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut di atas, Pemborong harus pula
menyediakan alat-alat ukur Theodolit dan water-pas untuk keperluan penentuan atau

Page 3 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pemeriksaan letak dan tinggi bangunan/pipa/alat-alat lain yang sedang dan akan dilaksanakan.
Semua biaya pengukuran adalah menjadi tanggung jawab pemborong.
Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas.
Kontraktor hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang
sesuai dengan scope pekerjaan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor
pertimbangan untuk pemilihan Pemborong.

1.9. PERSONALIA KONTRAKTOR


Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini kepada para
wakil ataupun pelaksana-pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana pemborong harus berada di tengah-tengah pekerjaan
kecuali berhalangan atau sakit.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pemborong diwajibkan mengajukan bagan
organisasi, lengkap dengan nama dan alamat para karyawan utama.
Kontraktor hanya boleh mengerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan merupakan
pembawa penyakit types, cholera atau dysentry.

1.10. KECELAKAAN DAN KESEHATAN


Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung menjadi beban pemborong.
Sehubungan dengan ayat di atas, pemborong diwajibkan menyediakan kotak PPPK lengkap
terisi menurut kebutuhan.
Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawannya, dan juga harus menyediakan
Toilet/WC umum.

Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini,maka semua ketentuan umum
lainnya dan dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah cq.undang-undang keselamatan kerja
dan lain sebagainya, termasuk semua perubahan/tambahan hingga kini tetap berlaku.
1.11. PENGAMANAN
Setelah pemborong mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka
pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang sengaja ataupun
tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut di atas, pemborong harus melaporkan kepada
Direksi/Koordinator Daerah dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian di atas, pemborong diizinkan mengadakan pengamanan antara lain
penjagaan, penerangan pada malan hari dan sebagainya.
1.12. TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN
Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan pemborong yang tidak
termasuk dalam lingkup kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan semula oleh
pemborong. Biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.

Page 4 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

1.11. PEMBUANGAN AIR SISA

Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari pelaksanaan
pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara pembuangan yang telah
ditentukan Direksi/Koordinator Daerah, pejabat-pejabat ataupun orang-orang yang terkena
akibat air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini menjadi tanggung jawab pemborong.

1.12. KEBERSIHAN LAPANGAN

Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa
material atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka segala bahan-
bahan sisa, sampah-sampah dan konstruksi sementara harus dikeluarkan dari lapangan,
sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan semula.

1.13. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS

Bila pelaksanaan pekerjaan berhubungan dengan lalu lintas umum, maka pemborong harus
memasang tanda-tanda lalu lintas yang harus disetujui dahulu oleh Direksi/Koordinator
Daerah demi keselamatan lalu lintas.

1.14. T E S T

Kontraktor sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.

1.15. UKURAN DAN PEIL

Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang belum
terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Koordinator Daerah.

Peil Dasar/Induk (Reference Point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi/Koordinator
Daerah lapangan. Kontraktor harus membuat patok-patok beton yang permanen di sekitar
tempat pekerjaan untuk memudahkan pengukurannya. Biaya pematokan tersebut menjadi
tanggung jawab Pemborong.

Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat


berdasarkan gambar/petunjuk Direksi/Koordinator Daerah harus dilakukan pemborong dan
biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Koordinator Daerah, pekerjaan
selanjutnya baru boleh dimulai.

Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain tiap bagian
pekerjaan dan segera melaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah setiap terdapat
perbedaan ukuran/selisih, untuk mendapatkan keputusan perbaikannya. Tidak dibenarkan
pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Direksi/koordinator
Daerah.

Page 5 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran siku
dengan benang menurut Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang
kecil menurut pertimbangan Direksi/Koordinator Daerah.

Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang terpancang di
dalam tanah, sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai pemasangan, pemborong
harus melaporkannya kepada Direksi/Koordinator Daerah untuk diperiksa sebelum pekerjaan
selanjutnya dilaksanakan.

Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. Adanya pengawasan dari
Direksi/Koordinator Daerah tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.

Page 6 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL

2.1. UMUM
2.1.1. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain, bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Spesifikasi lain mungkin dapat disubstitusikan atas ketetapan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan Standar Nasional Indonesia
yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui untuk bahan yang
disuplai atau hasil-hasil pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan. Standar tersebut harus
tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan oleh direksi.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci atau tidak dicakup oleh Standar
Nasional atau Standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam
untuk kelas satu. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau dimasukkan untu digunakan dalam pekerjaan cocok untu maksud tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini menentukan.
2.1.2. Tenaga Kerja
Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan terampil
dalam bidang-bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam jumlah yang
memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai jadwalnya.
Daftar dari tenaga kerja ini beserta kualifikasinya, terutama tenaga kerja inti, harus diserahkan
kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, dan penggantian tenaga kerja inti harus dilaporkan
kepada Direksi. Kontraktor juga diwajibkan untuk mengikutsertakan dan memprioritaskan
tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2.1.3. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebaelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hal ini menurut Direksi disebabkan
karena kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi syaratnya dari
beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk
menambah atau mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut .
2.1.4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Kontraktor diharuskan memperhitungkan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dari
peralatan berat yang akan dipergunakan, yaitu peralatan berat yang didatangkan ke lokasi
pekerjaan dan mengembalikan peralatan berat tersebut ke tempat asalnya, sesuai dengan
kebutuhan peralatan.
Mobilisasi dan Demolisasi harus sudah memperhitungkan biaya-biaya sebagai berikut :
 Mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat termasuk biaya pengamanan.
 Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja termasuk peralatan-peralatan kecil yang
diperlukan.
 Menyiapkan fasilitas lapangan antara lain : kantor lapangan (untuk Direksi dan
Kontraktor) termasuk maubiler (meja, kursi, lemari arsip) yang diperlukan, kendaraan
roda 2 untuk pengawasan lapangan 1 (satu).
 Fasilitas yang disiapkan setelah pekerjaan selesai menjadi milik Kontraktor.

Page 7 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2.1.5. Sosialisasi dan Dokumentasi


Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi terlebih dahulu harus
menghubungi para Kepala Desa/Aparat Desa lainnya yang berwenang dari wilayah
kerjanya untuk memberitahukan kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tersebut. Hal ini perlu karena
pekerjaan ini berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat. Selanjutnya Kontraktor
juga diwajibkan melakukan dokumentasi pekerjaan minimal untuk kondisi 0%, 50% dan
100% disertai pelaporannya.
2.1.6. Pembuatan Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek. Bentuk dan ukuran serta isi tulisan
dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan Direksi/Pengawas Lapangan.
2.1.7. Pengukuran dan Pematokan (Setting Out/Uitzet).
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor tersebih dahulu harus mengadakan
pengukuran/uitzet dengan pengawasan Direksi/Pengawas Lapangan. Alat yang dipakai
dalam pengukuran ini minimal adalah alat waterpass. Pengikatan dalam pengukuran ini
dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang berfungsi sebagai titik tetap yang lokasinya
akan ditetapkan/ditunjuk oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Data ketinggian dan detail
penjelasan tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk
memeriksa titik-titik tetap atau membuat titik tetap dan membuat titik tetap tambahan
lainnya sedemikian sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih dari 1 km. ketelitian pengukuran
harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai berikut :
 Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari posisi yang ditentukan,
baik dalam arah vertikal maupun horisontal.
 Pengukuran harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali
kapada titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L dimana L
adalah jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
 Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan titik melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.
 Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dari yang benar harus kurang dari 2
cm dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan pekerjaan baja dan
peralatannya memerlukan yang lebih tinggi.
Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus
diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi hasil ini akan diperiksa, dan apabila terdapat
kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka
kontraktor harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi. Hasil
pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase pipa maupun
bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu Kontraktor tidak diperbolehkan memulai
suatu pekerjaan sebelum posisi, maupun dimensinya disetujui oleh Direksi. Interval
pematokan as pada trase pipa, ataupun jalan masuk harus dilakukan pada setiap
interval 50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu. Pematokan
pada lokasi-lokasi bangunan bak distribusi harus dilakukan dengan menggunakan
patok beton. Pada setiap patok yang telah dipasang agar dicantumkan nomor urut dan

Page 8 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

elevasi hasil pengukurannya. Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase pipa dijumpai
ketidak sesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus
secepatnya melapor kepada Direksi untuk mendapat penyelesaian. Pada bagian pekerjaan
yang memerlukan pemasangan bouwplank seperti pasangan batu dan bak distribusi
perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Direksi/Pengawas
Lapangan apakah pemasangan telah benar dan cukup kuat, jika pemeriksaan telah
selesai dan hasilnya baik maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Semua biaya pembuatan
bowplank sudah termasuk dalam item pekerjaan yang yang berkaitan.
2.1.8. Pembuatan Quality Assurance
Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan Quality Assurance secara periodik
atas pekerjaan yang dimulai pada awal pekerjaan (Rencana Mutu Kontrak) sampai
dengan berakhirnya pekerjaan. Pelaksanaan Quality Assurance akan dibahas secara rinci
dengan pihak proyek pada saat Pre Construction Meeting, dan penandatanganan Rencana
Mutu Kontrak sudah harus dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak.

2.2. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL


2.2.1. Pekerjaan Persiapan
Yang termasuk dalam Pekerjaan Persiapan adalah :

 Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi


 Pekerjaan Sosialisasi dan Dokumentasi
 Pembuatan Papan Nama Proyek
 Pembuatan Quality Assurance
 Pelaporan
Kecuali Pembuatan Papan Nama Proyek yang diukur dan dibayar sesuai jumlah yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka jenis pekerjaan lain diukur dan dibayar secara
lumpsum (ls), sudah termasuk biaya untuk material, upah dan bahan.

2.3. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Pipa


Yang termasuk dalam pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa adalah
 Pengadaan pipa Pipa GIP/GSP/ (Galvanized Iron Pipe/Galvanized Steel Pipe)
 Pengadaan Pipa poliethylen (PE) (standar ISO/ASTM atau standar lain yang ekuivalent)
 Pengadaan Accessoris pipa
 Penyambungan, pemasangan dan penanaman pipa
Untuk uraian kegiatan dan syarat-syarat teknis pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa
dapat dilihat di Bab berikut.
2.4. Pekerjaan Bangunan Pengambilan
Yang termasuk Pekerjaan bangunan pengambilan adalah :
 Pekerjaan galian dan perapihan dan hasil bongkaran dibuang keluar
 Galian Tanah Pondasi
 Urug Pasir
 Pas. Aanstamping
 Pas. Batu tubuh free intake dan sayap Free Intake
 Urug Tanah Bekas Galian

Page 9 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Cor Beton Struktur


 Plesteran
 Acian Lantai dan dinding Bagian Dalam
 Accesoris brondcaptering dan free intake
2.5. Pekerjaan Pemasangan/Rehab Resevoir
a. Konstruksi Pembuatan Resevoir
 Galian Tanah Pondasi
 Urug Pasir
 Pas. Aanstamping
 Pas. Batu tubuh free intake dan sayap Free Intake
 Urug Tanah Bekas Galian
 Cor Beton Struktur
 Plesteran
 Acian
b. Accesoris Reservoir
 Over Flow
 Outlet
 Penguras
 Penutup dari Plat Baja
2.6. Pekerjaan Sambungan Rumah (SR)
Yang terbasuk pekerjaan sambungan rumah (SR) adalah :
 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Pelayanan Pipa GIP Diameter ø 21,34 mm ( 1/2" )
 Konstruksi Penanaman Pipa yaitu galian dan urugan tanah kemabli
 Aksesoris Sambungan Rumah yaitu Clamp Sadle GIP 1" - 1/2 ", Double Nepel GIP
1/2",Plugh Valve 1/2", Water Meter 1/2 ", Stop Kran GIP 1/2", Knee 90ᴼ GIP 1/2", Shock
GIP 1/2", Tee GIP 1/2",Dop Gip 1/2",Box Water Meter beton tumbuk K.125, Kran GIP
1/2".
2.7. Pekerjaan Lain-Lain
Yang termasuk pekerjaan lain-lain adalah :
 Pembuatan Hidran Umum + Accesoris
 Crosing Jalan
Untuk pekerjaan lain-lain dimensi dan item pekerjaan mengikuti gambar kerja dan
apabila ada perubahan maka, harus ada persetujuan dari direksi.
2.8. Pekerjaan Finishing
Yang termasuk pekerjaan Finishing adalah :
 Pekerjaan Suport Pipa, Pen penggantung
 Tursth Block
 Uji Coba Pengaliran
 Pembersihan Akhir Lokasi

Pengukuran dan pembayaran setiap item pekerjaan seperti yang disebut di atas, sebagaimana
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga untu masing- masing jenis pekerjaan.

Page 10 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB III
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN TANAH, GALIAN,
TIMBINAN, BETON, PASANGAN DAN PELESTERAN
3.1. PEKERJAAN TANAH
1) Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh Kontraktor
dengan baik sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi/Koordinator Daerah.
2) Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi ;
 Pembersihan lapangan
 Pekerjaan galian
 Pekerjaan penimbunan
 Pekerjaan pemadatan
 Pembuangan tanah sisa galian
3) Semua peralatan yang umum diperlukan untuk pekerjaan tanah meliputi :
 Jack Hammer untuk tanah keras / berbatu
 Pompa – pompa air untuk tempat yang berair
 Penumbuk untuk memadatkan dan lain-lain (mekanis ataupun manual)

Harus disediakan oleh pemborong dalam jumlah yang cukup dan digunakan pada tempat yang
membutuhkan.

3.2. PEMBERSIHAN LAPANGAN


Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan lainnya, sedangkan
pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan kecuali yang ada dalam
batas penggalian atau yang jelas diberi tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus
disingkirkan. Bila disebabkan oleh satu hal pemborong harus melakukan penebangan, maka
pemborong harus meminta izin/petunjuk terlebih dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.

3.3. PEKERJAAN GALIAN


3.3.1. semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas 10 cm
sebelum kedalaman yang ditentukan, pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan dengan
tangan.
3.3.2. Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan maka bagian
ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh Direksi/Koordinator
Daerah. Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat atau beton tumpuk.
Biaya-biaya tambahan akibat penggalian yang lebih ini menjadi tanggung jawab
pemborong.
3.3.3. Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung
diatas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti garis-
garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana diminta oleh
Direksi/Koordinator Daerah harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan alat-alat yang
tepat sehingga di dapat suatu bidang (Dasar/dinding) yang padat dan kokoh.
3.3.4. Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar
pondasi, maka atas petunjuk Direksi/Koordinator Daerah lapisan tanah tersebut harus
dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan dengan baik lapis
demi lapis Q= 15 cm.

Page 11 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3.3.5. Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering, rata dan kokoh. Untuk itu, bila
dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan, maka penggalian harus
ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan
dasar pondasi (Urugan pasir dan lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah
penggalian mencapai kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur
karena alasan apapun harus segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut dan
mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi/Koordinator Daerah
dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
3.3.6. Bila dipandang perlu Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah untuk melengkapi
lubang galian yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah
kelongsoran-kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi/Koordinator Daerah untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi
tertentu tidak membebaskan pemborong dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu
panggilan. Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dengan keadaan
kering. Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh
dan rapat untuk mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan
digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi/koordinator Daerah.
3.3.7. Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah,
kotoran-kotoran dan bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus diisi dengan
adukan pondsi nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan
di atas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
3.3.8. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil
galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak
minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.

3.4. PEKERJAAN PENIMBUNAN


3.4.1. Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian ataupun dengan bahan yang
didatangkan dari luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan tiap lapis harus dipadatkan
baik-baik. Tebal maximum tiap lapis harus disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang
digunakan, secara umum tebal tiap lapis tidak boleh lebih dari 30 cm.
3.4.2. Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan
Direksi/Koordinator Daerah terlebih dahulu. Bahan ini dapat berupa tanah hasil galian
ataupun bahan yang didatangkan dari luar berupa tanah liat, pasir urug, ataupun tanah urug
biasa. Dalam hal-hal tertentu digunakan campuran antara pasir dengan kapur sebagai
bahan timbunan.

3.5. PEKERJAAN PEMADATAN


3.5.1. Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus disesuaikan
dengan jenis dan letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk pemadatan ringan dapat
digunakan Portable soil Compactor. Penggunaan alat-alat penumbuk konvensional dengan
berat 15-20 kg hanya dapat digunakan dalam hal-hal tertentu dengan persetujuan
Direksi/Koordinator Daerah. Pemadatan tanah/pasir harus selalu disertai dengan
penyiraman secukupnya untuk mencapai kepadatan optimal.
3.5.2. Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan pemadatan.
Lumpur-lumpur yang terjadi akibat genangan air harus dikeluarkan dan diganti dengan
tanah/ bahan lain yang disetujui Direksi/Koordinotor Daerah.

Page 12 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3.6. PEMBUANGAN TANAH SISA GALIAN


Tanah sisa galian yang tidak dipakai harus diangkut dan dibuang terutama di tempat-tempat di
sekitar pekerjaan. Tanah ini harus diratakan baik-baik sehingga tidak mengganggu aliran air
ataupun menimbulkan gangguan-gangguan lain di daerah sekitarnya.

3.7. PEKERJAAN BETON


3.7.1. U m u m
 Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Peraturan Beton Indonesia (P. B. I., NI-2 1971). Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan dan ketelitian yang tinggi menurut
spesifikasi, gambar-gambar kerja dan instruksi-instruksi Direksi/Koordinator
Daerah.
 Direksi/Koordinator Daerah berhak untuk memberikan/mengawasi setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong. Pengawasan Direksi/Koordinator
Daerah tidak membebaskan pemborong dari tanggung jawabnya atas kemungkinan
terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam pelaksanaan.
 Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus
dibongkar dan diganti/diperbaiki atas biaya pemborong.
 Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-syarat
P.B.I 1971.

3.7.2. M a t e r i a l
a. S e m e n
 Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dlam NI – 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik
yang telah disetujui Direksi/Koordinator Daerah dan dikirimkan ke tempat
pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa harus
menggunakan semen dari pabrik lain harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi/Koordinator Daerah.
 Bila Direksi/Koordinator Daerah menganggap perlu, pemborong harus
mengirimkan surat pernyataan dari pabrik yang menyatakan type, kwalitasi semen
beserta manufacturers test certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat
yang ditentukan dalam NI – 8. Sementara yang menggumpal, sweeping atau
kantongnya robek/rusak ditolak untuk digunakan.
 Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan tidak luas
sehingga penimbunan semen dapat diatur denganbaik. Semen di dalam kantong
tidak boleh disusun lebih dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada minimum
30 cm di atas lantai. Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama
dapat digunakan terlebih dahulu.

b. Agregat
 Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercantum
dalam P.B.I – 1971 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
 Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad organik,
garam, alkoli dan butir-butir uang lunak.di samping itu pasir harus tajam/kasar,
keras dan tidak mengandung bahan – bahan yang merugikan beton sampai batas
maximum 5% berat. Kadar lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4% (terhadap

Page 13 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

berat kering) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum
digunakan.
 Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang mempunyai
gradasi yang baik, Keras, padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur
karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur dalam agregat kasar tidak boleh lebih dari
1% dan jika lebih agregar harus dicuci lebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi
maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
 5 (Lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan
ukuran tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan percobaan yang tercantum
dalam P.B.I 1971. Dari hasil-hasil ini pemborong mengambil contoh-contoh yang
representatif untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh
Direksi/Koordinator Daerah telah terpilih, pemborong harus menjaga agar semua
pengiriman material selanjutnya mempunyai kualitas dan grading yang sama
selama pekerjaan.
 Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan grading dari
material-material harus dibuat paling sedikit satu percobaan untuk setiap
pengiriman 25 ton.
 Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah
terjadinya degradasi dari berbagai ukuran partikel. Stock ples harus dibentuk diatas
platfom dari beton dan atau kayu keras yang disetujui. Agregat harus dijaga
kebersihannya dan bebas dari material-material lain. Tempat yang cukup harus
disediakan unutk menjamin tersedianya kedua macam agregat tersebut selama
pekerjaan berlangsung.

c. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam.
Alkali, garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
d. Bahan pencampur / admixture
 Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Koordinator Daerah.
 Untuk itu pemborong harus telah membuat percobaan-percobaan perbandingan
berat dan WC ratio dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari
cruishing test kubus-kubus berumur 7,14 dan 28 hari (dari laboratorium
berwenang) harus dilaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah untuk dapat
disetujui.

3.7.3. Mutu beton


Mutu beton yang digunakan adalah K-175, K 225
Beton untuk lantai kerja campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr.
Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U-24

3.7.4. Rencana Campuran Beton (Concrete mix Design)


 5 (lima)minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, pemborong harus
membuat design procedur dan preliminary test atas biaya sendiri untuk
mendapatkan mutu seperti yang disyaratkan. Campuran harus menggunakan
perbandingan berat antara semen, pasir, kerikil dan air.

Page 14 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI ayat 4.6 dan


dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5
 Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kwalitas dari semen dan / atau agregat
diganti, maka harus dicari lagi campuran yang baru, sehingga tetap memenuhi
syarat, sesuai ayat 2 di atas.
 Jumlah semen dalam 1 m3 beton strukturil harus sekurang-kurangnya 340 kg, dan
untuk pondasi, reservoir dan luifel atap jumlah minimum tersebut adalah 375
kg/m3 beton.

3.7.5. Pegujian Beton dan Peralatannya


 Kontraktor harus menyediakan tenaga dan alat-alat kerja untuk melakukan semua
test di lapangan pada beton dan material untuk beton seperti yang tercantum dalam
PBI 1971 atau sesuai dengan diperintahkan oleh direksi/Koordinator Daerah.
Kontraktor harus menyediakan alat dan tempat untuk melakukan percobaan
berikut
- Slump test
- Test specciments
- Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton
- Test kadar lumpur

Kontraktor juga harus menyediakan peralatan untuk menentukan moisture content


dari agregat halus, timbangan dan lain alat yang diperlukan.

 Pengujian slump agregat segera setelah beton keluar dari mixer maksimum 5 cm
dan maximum 10 cm untuk campuran dengan batu pecah (Crushed Stones).
 Kontraktor harus membuat dan mengangkut semua test specimens ke laboratorium
yang ditentukan/disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah untuk dilakukan
compession test pada 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Setiap kubus harus bersih dan
ditandai secara tetap dengan nomor kode dan hari pembuatan, bersama-sama
dengan satu tanda dari bagian pekerjaan mana sample diambil. Sistem dari
pengukuran dan pemadatan dari kubus akan ditentukan oleh Direksi/Koordinator
Daerah.
 Kontraktor harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua test, dan
dilaporkan/diserahkan kepada Direksi/Koordinator daerah secara rutin.

3.7.6. Baja Tulangan


 Baja tulangan harus bebas dari debu, karat,minyak, gemuk, serpihan-serpihan kayu
dan kotoran lain yang dapat mengurangi pelekatannya pada beton. Bila dianggap
perlu oleh Direksi/Koordinator Daerah tulangan harus disikat atau dibersihkan
dengan cara lain sebelum dipergunakan. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan
sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
Bilamana terjadi kelambatan/penundaan dalam pengecoran maka pembesian
dibersihkan/diperbaiki lagi.
 Baja tulangan (besi beton) harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama
berlangsung tidak akan berubah tempat (bergeser). Semua persyaratan seperti yang
tercantum dalam PBI bab 5 harus dipenuhi. Pengikat penulangan dilakukan dengan
kawat ikat yang berkualitas besi lunak dengan ukuran diameter lebih dari 1 mm.
tulangan harus betul-betul bebas dari acuan dan / atau lantai kerja dengan cara
menempatkan ganjal-ganjal beton (Precast mortar spacing blok) dan mengikatkan

Page 15 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pada tulangan baja. Sengkang (beugel) haru sdiikat pada tulangan utama, sedang
jarak antara harus sesuai dengan gambar.
 Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan. Sambungan-
sambungan tulangan harus mengikuti syarat-syarat yang terdapat dalam PBI bab 8
dan ketentuan dalam gambar.
 Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dari PBI bab 3.7. jenis besi U-
24 ini mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm 2 dan pada percobaan
lengkung 188 derajat tidak memperlihatkan tanda-tanda getas atau kelemahan
lainnya. Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas besi yang digunakan, maka
disamping adanya certificate dari supplier juga harus dimintakan certificate dari
laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum 2
contoh.
 Percobaan stress strain dan pelengkungan 1800 untuk setiap 20 ton besi dan setiap
ukuran diameter baja.
 Semua tulangan harus dibengkokan dengan bentuk dan ukuran sepeti tercantum
dalam gambar srta mengikuti syarat-syarat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai
dengan gambar dan dengan memperhatikan selimut beton yang tetap. Tulangan
tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dengan cara yang dapat mengakibatkan
kerusakan material.
 Kontraktor harus mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang adalah sesuai
gambar. Dalam hal terdapat kesulitan untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang
ditentukan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi
yang terdekat atau dengan kombonasi, dengan catatan ;
- Besi pengganti bermutu sama
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar, dlam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas penampang.
- Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan
diameter besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang
dapat menyulitkan pembetonan ataupencapaian vibrator.

3.7.7. A c u a n (Bekisting)
 Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
atau perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh
melendut atau cekung. Sambungan pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan
rata dalam arah horisontal dan vertikal.
 Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat sebaik
mungkin untuk memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya
kerusakan, over stress dan pergeseran tempat pada bagian kontruksi yang dibebani.
Struktur tiang penyangga harus benar-benar kuat dan kaku menunjang berat
sendiri dari beban-beban yang berada di atasnya selama pelaksanaan.
 Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan plat lantai
dilaksanakan dengan menggunakan anti lendut ke atas sebagai berikut : semua
balok dan plat lantai sebesar 0,2 % lebar bentang pada tengah bentang. Semua balok
dan plat cantilever 0,4% dari bentang, dihitung dari ujung bebas.

Page 16 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk


menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada beton. Segera
sebelum beton dicor, bagian dalam dari bekisting harus dibersihkan dari semua
material lain termasuk air.
 Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi/Koordinator Daerah sebelum pengecoran beton dilakukan.
 Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak diplester lagi
(exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas
pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa harus dibasahi air dengan
seksama segera sebelum beton dicor.
 Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada tepi
bawahnya harus dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-
kotoran yang mungkin terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut. Setelah
kebersihannya diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah, bukaan ini
boleh ditutup kembali.
 Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau pembebanan
yang melebihi beban rencana dengan adanya pembongkatan tiap bagian bekisting
atau penyangga berada di pihak pemborong.
 Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur adalah sebagai berikut :

Bagian Struktur Waktu min.Pembongkaran bek.(hari)


o Sisi balok dn dinding 3
o Penyangga plat lantai 21
o Penyangga balok 21

3.7.8. Pembuatan Beton dan peralatannya.


 Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran beton yang
baik uniform dan memenuhi syarat-syarat ini, pemborong harus menyediakan dan
menggunakan mesin pencampur beton (beton molen) yang baik, dan volumetric
sistem untuk mengukur air dengan tepat.
 Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Direksi/Koordinator Daerah. Pencampuran
material-material harus edngan perbandingan berat.
 Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa
beton dan kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus-menerus selama
2,5 menit setelah semua material, termasuk air, dimasukan dalam gentong
pengaduk. Mesin pengaduk harus berputar pada kecepatana tetap yaitu : 70 putaran
/ menit. Mesin pengaduk tidak boleh diisi melebihi kemampuannya. Seluruh
adukan harus dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya dimasukkan.
 Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak
diizinkan, demikiannjuga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi
dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali.
 Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera
dilaporkan pad Direksi/Koordinator Daerah untuk diketahui dan mendapatkan

Page 17 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

persetujuannya. Pengadukan dengan tangan terbatas sampai 0,2 m 3 dan dikerjakan


pada tempat pengadukan yang betul-betul rapat air.

3.7.9. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


 Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi/Koordinator Daerah
memeriksa dan menyetujui bekisting (form Eork), tulangan, angker-angker dan lain-
lain, di mana beton akan dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas dai
segala macam kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
 Isi dari mixer yang dikeluarkan pada satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang
bersih dan kedap air dan cara pengangkutannya tersebut telah mendpatkan
persetujuan Direksi/Koordinator Daerah.
 Alat-alat dan tempat yang digunakanuntuk pengangkutan beton harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerjaan berhenti lebih lama dari 30 menit dan pada akhir
pekerjaan.
 Semua campuran beton ditempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada
tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.
 Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian
lebih besar dari 1,5 m. pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari
timbulnya degradasi. Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak boleh lebih dari
60 cm tebalnya dan dipadatkan sesuai dengan ketentuan di bawah. Pengecoran dari
satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous
atau sampai Construction Jinot tercapai.
 Beton, acuan dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam
setelah pengecoran kecuali dengan izin Direksi/Koordinator Daerah. Semua
pengecoran harus dilaksanakan siang hari kecuali dengan izin dari
Direksi/Koordinator Daerah. Izin ini tidak diberikan bila sistim lampu kerja yng
digunakan pemborong belum disetuji Direksi/koordinator daerah.
 Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak mengurangi
kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana maka tempat-tempatnya harus disetujui Direksi/Koordinator
daerah.

3.7.10. Pemadatan beton


 Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang
dikerjakan oleh orang-orang yang berpengalaman. Pekerjaan beton telah selesai
harus bebas dari lubang-lubang dan keropos-keropos (Honey combing).
 Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycless/menit. Harus dihindarkan penggetaran yang berlebihan
(over vibration). Penggetaran tidak boleh dikenakan pada tulangan-tulangan,
terutama tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
 Kontraktor harus menyediakan paling sedikit satu vibrator cadangan untuk
mengganti yang rusak pada waktu sedang dipakai.

3.7.11. Perlindungan Terhadap Cuaca


 Pada waktu panas bagian yang telah dicor harus dilindungi dengan penutup-
penutup yang basah dan berwarna muda atau dengan memercik air.

Page 18 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Tidak diperkenankan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru
dicor harus dilindungi dari curahan hujan.
 Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan
harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang tercampur atau
terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin Direksi/Koordinator
Daerah terlebih dahulu.

3.7.12. Perawatan
 Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk
menghindari kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus-menerus dibuat basah
dengan cara menggenangi (ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan
goni-goni basah untuk menutupnya.
 Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi/Koordinator Daerah.
 Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selam perawatan. Bila cetakan dibuka
dalam masa perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat
dengan cara seperti di atas.

3.7.13. Penyelesaian Bidang-bidang Beton


 Bidang-bidang permukaan beton yang tidak terlihat setelah pekerjaan selesai, tidak
perlu diplester. Hanya bagian-bagian yang kurang sempurna/keropos dan lubang-
lubang harus ditambal dengan campuran speci yang sama segera setelah acuan
dibongkar. Sebelum bagian-bagian yang lepas harus disingkirkan, dibersihkan dan
disiram dengan air semen kental sebelum penambalan dimulai.
 Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran
speci yang sama. Bidang-bidang yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih
dahulu, dibersihkan dari sisa-sisa kayu, cetakan dan bagian-bagian yang lepas
dibuang. Sebelum diplester, bidang-bidang tersebut disiram dengan air semen
kental dahulu.
 Meskipun dalam spesifikasi/gambar tidak ditentukan bahwa suatu bidang beton
harus diplester, tetapi bila ternyata hasil pekerjaan pemborong kurang memuaskan
Direksi/Koordinator Daerah maka bidang tersebut haerus diplester sesuai
ketentuan di atas dan semua biaya tambahan yang diakibatkannya menjadi
tanggungan pemborong. Semua balok dan plat cantilever 0,4 % dari benteng,
dihitung dari ujung bebas.

3.7.14. Pekerjaan Pipa Yang Tertanam Di Dalam Beton/Pasangan


Semua bagian pipa yang tertanam dalam beton/pasangan yang rapat air harus
dilengkapi dengan flens sehingga tidak akan menimbulkan kebocoran setelah pipa
tersebut terpasang. Cara-cara pemasangan bagian pipa yang tertanam untuk jenis
galvanized Iron Pipe dan Ductile Iron Pipe adalah dengan Flensring yang dilas.

3.7.15. Test Hidrolis Untuk Beton


Bangunan reservoir dan struktur beton lainnya yang digunakan untuk menahan air,
harus ditest keadaan rapat airnya dengan cara :

Page 19 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Semua outlet dari bangunan ditutup dan bangunan tadi diisi air jernih dan bersih
hingga ke permukaan outflow (peluap). Ketinggian permukaan air harus segera
dicatat sesudah diisi dan sesudah 48 jam.
 Setelah 48 jam berkurangnya volume akibat turunnya muka air tidak boleh lebih
dari 0,5 % volume reservoir. Bilamana melebihi itu atau kebocoran tampak dari
luar, maka pemborong wajib menanggung semua biaya perbaikannya untuk
meyakinkan bahwa rapat air dari bangunan tadi sudah selesai dengan yang
diinginkan Direksi/Koordinator Daerah.

3.7.16. Penolakan Pekerjaan Beton


 Direksi/Koordinator Daerah berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi
syarat. Kontarktor harus mengganti/memperbaiki/membongkar pekerjaan beton
yangtidak memenuhi syarat atas biaya sendiri ,sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Direksi/Koordinator Daerah.
 Pengujian Compresive Strength dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
a. Tidak boleh melebihi dari satu nilai di antara 20 nilai hasil pemeriksaan benda
uji berturut-turut kurang dari T.bk.
b. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut terjadi kurang dari (T bk + 0,82 Sr)
c. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah di antara4 (empat) hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar 4,3 Sr
d. Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus
memenuhi T bk = t bm – 1,64 Sr.

 Bila Compresive test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas,maka
Direksi/Koordinator Daerahakan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari
mana kubus-kubus tersebut diambil.

3.8. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


3.8.1. Material
a. Semen Portland
Semua semen yang dipakai disini adalah dari jenis dan kwalitet seperti yang dipakai
pada pekerjaan beton dan secara umum harus mengikuti syarat-syarat yang
terdapat dalam peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapatdihancurkan dengan tangan.
 Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% dan pasir harus bebas dari segala macam
bahan kimia, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan tidak
memenuhi syarat tersebut di atas Direksi/Koordinator Daerah dapat
memerintahkan untuk mencucinya dan hasilnya harus mendapat persetujuandari
Direksi/Koordinator Daerah dahulu sebelum digunakan.
 Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
 Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus.
c. Batu Alam
Untuk pemasangan batu dapat dipakai batu bulat (dari gunung) batu belah atau
batu karang asalkan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Page 20 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Harus cukup keras, bersih dan sesuai besar bentuknya.


 Tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
 Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatantanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.
d. Bata Merah
 Bata merah yang dipakai harus dibuat dari tanah liat melalui proses pembakaran.
 Ukuran nominalnya adalah 6 m x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang
 Bata merah yang dipakai harus bata yang berkwalitas No.1 dan telah mendapat
persetujuan Direksi/Koordinator Daerah. Warna harus merah tua, merata tanpa
cacat atau mengandung kotoran.
e. A i r
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama dengan yang diisyaratkan
untuk pekerjaan beton.

3.8.2. Adukan
 Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk pasangan batu kali 1 PC : 4 psr
- Untuk pasangan trasram 1 PC : 2 psr
- Untuk pasangan dinding bata 1 PC : 4 psr
 Adukan harus dibuat secarahati-hati di dalam bak kayu yang dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
 Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

3.8.3. Macam-Macam Pasangan


a. Pasangan Bata Merah
 Semua pasangan dinding yang diletakkan di atas sloff beton/pondasi, harus
menggunakan adukan transram sampai setinggi 15-20 cm dari lantai. Selebihnya
dengan adukan biasa. Untuk pasangan dinding kamar mandi, toilet, tempat cuci
dan sebagainya juga dipakai adukan transram sampai setinggi 1,50 m di atas
bidang lantai, selebihnya dipakai adukan biasa.
 Penembokan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
 Di dalam satu hari pasangan bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun untuk menghindari retaknya
dinding di kemudian hari.
 Pada pasangan setengah bata, satu sama lain harus terdapat ikatan yang
sempurna.
 Untuk dinding setengah batu pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus
diperkuat dengan kolom praktis. Demikian juga untuk setiap luas dinding
maximum 12 m2 harus diberi penguat kolom/balok praktis. Semua pertemuan
tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
 Sebelum mulai pemasangan, batu bata harus direndam dulu dalam air selama
setengah jam dan permukaan yang dipasangpun harus bersih juga.
 Tebal siur bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm)

Page 21 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Sebagai persiapan plesteran air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran yang
akan dipasang terikat baik.
 Semua rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu agar dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan.
 Dimana diperlukan pasangan pipa atau alat-alat lain yang ditanam dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan-pahatan (bobokan) secukupnya pada pasangan
dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah pipa/alat-alat terpasang harus
ditutup dengan adukanplesteran yang dilaksanakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh dinding. Bila permukaan pipa/peralatan lain yang ditanam
tersebut licin (misalnya pipa PVC) maka pipa tersebut harus diselubungi trlebih
dahulu dengan kawat ayam dengan maksud agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus menurut ukuran-ukurandalam gambar rencana,
dikerjakandengan rapih dan baik. Pondasi batu kali harus dipasang di atas lantai
kerja. Adukan yang dipakai adalah adukan dengan campuran 1 pc : 4 pasir

3.8.4. Pekerjaan Plesteran


a. Adukan Untuk Plesteran
 Plesteran trsram dengan campuran 1 PC : 2 Psr
 Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 4 psr
 Plesteran beton dengan campuran 1 PC : 2 psr
 Plesteran sudut dengan campuran 1PC : 3 psr

Digunakan untuk pengakhiran sudut dari bidang-bidang plesteran.

b. Persiapan dinding/pasangan yang akan diplester


 Semua siar dipermukaan dinding/pasangan hemdaknya dikerok sedalam 1 cm
agar bahan plesteran dapat lebih melekat.
 Semua permukaan yang diplester harus dibersihkan dan disiram airsebelum
bahan plesteran ditempelkan.
 Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak penempelan plesteran.
c. Pelaksanaan pekerjaan Plesteran
 Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai
dengan persyaratan Direksi/Koordinator Daerah.
 Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macan
pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta untuk mendapatkan
persetujuaqn Direksi/Koordinator Daerah dan untuk seterusnya semua
pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh. Untuk dapat mencapai tebal
plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang.
 Bidang beton yang akan diplester harus dipahat dulu permukaannya agar
plesteran dapt lebih melekat.
 Semua sudut horizontal luar maupun dalam serta garis tegaknyadalam
pekerjaan plesteranharus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku. Sudut
luar hendaknya dibuat tumpul.
 Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata), maka bidang
tersebut harus diperbaiki. Plestran dari bidang yang diperbaiki harus rata
dengan bidang di sekitarnya.

Page 22 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN PENGADAAN DAN
PEMASANGAN PERPIPAAN

4. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PERPIPAAN


4.1. PENGERTIAN

Yang dimaksud dengan :

1. Pipa Transmisi : adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai
reservoir/bak penampung.
2. Pipa Distribusi : adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir/bak
penampung air sampai jaringan pipa pelayanan.
3. Pipa Eksisting : adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4. Pipa baja (steel) : adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5. Pipa PVC : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyvinyl chlorida.
6. Pipa PE : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyethylen
7. Pipa DCIP : adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron
8. Pipa GIP/GSP : adalah pipa yang terbuat dari bahan besi/baja yang
dilapisi/digalvanis.
9. Pengangkatan : adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi
penumpukkan kedalam kendaraan pengangkut, maupun
dari kendaraan pengangkut kelokasi pemasangan pipa.
10. Defleksi : adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
11. Samb. Push –On : adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan
tekanan air yang tinggi.
12. Samb. Mechanical Joint : adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak
mendapatkan tekanan air tinggi.
13. Pengelasan : adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau
accessories dengan dilakukan pemanasan dan
penambahan bahan penyambung.
14. Sambungan Flexible : adalah sambungan yang tidak statis.
15. Testing Pekerjaan Pipa : adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah
terpasang.
16. Pekerjaan galian : adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan bahan-
bahan dari dalam tanah , apapun yang dijumpai termasuk
rintangan alam yang terdapat dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan tersebut.

Page 23 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

17. Pekerjaan perbaikan : adalah pekerjaan perbaikan kembali sarana yang dirusak
ketika dilakukan pekerjaan galian menjadi keadaan
semula.
18. Pekerjaan penggelontoran : adalah pekerjaan pembersihan pipa yang telah dipasang.
19. Pekerjaan pengurugan : adalah pekerjaan perbaikan lapisan tanah galian dan
dipadatkan setelah selesai pekerjaan pemasangan pipa.
20. Beton : adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir,
kerikil, air dan semen Portland atau bahan penguat hidrolis
lain yang sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya.
21. Bahan tambahan : adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan
beton, selain semen, pasir, kerikil dan air yang tidak
memberi pengaruh yang kurang baik pada beton.
22. Pengujian beton : adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk
mengetahui kekuatan karakteristik beton, kadar air yang
dimiliki.
23. Bekisting : adalah cetakan beton.
24. Lantai kerja : adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling
bawah dari lapisan struktur pondasi.
25. Bahan pilihan : adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak
mengandung batuan atau bahan padat lain yang berukuran
lebih besar dari 5 mm, mempunyai gradasi yang baik dan
tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar
tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya yang
bersifat mengembang.
26. Reservoir (distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi
pengolahan air atau mata air untuk kemudian
didistribusikan kedaerah pelayanan melalui jaringan
perpipaan.
27. Muka air maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam
reservoir/bak
28. Muka air minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak
dimana bagian air ini tidak boleh diganggu untuk
mencegah agar endapan pada dasar reservoi/bak tidak
terbawa keluar.
29. Manhole (lubang inspeksi): adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat
melakukan pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan
terhadap perlengkapan didalam reservoir/bak.
30. Pipa inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
31. Pipa outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari
reservoir/bak ke system perpipaan.

Page 24 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

32. Pipa by pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan
dihubungkan dengan pipa outlet, dilengkapi dengan valve,
sehingga dapat terjadi sambungan langsung dari system
jaringan pipa masuk dan jaringan pipa keluar.
33. Pipa peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan
air dalam reservoir/bak.
34. Pipa penguras. : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air
pencuci serta Lumpur-lumpur dan kotoran yang
mengendap didasar reservoir/bak.
35. Bak penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan
katup/valve untuk mengeluarkan/menguras kotoran yang
ada didalam jaringan pipa.
36. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air
valve yang bertujuan untuk mengeluarkan udara yang
terperangkap didalam pipa.
37. Accessoris pipa : adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk agar
pengaliran air didalam pipa dapat berjalan lancar.
38. Jalan aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan
hingga mencapai temperatur 150 – 1700C.
39. Jalan gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang
dipadatkan.
40. Jalan beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari
beton.
41. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi
pejalan kaki.

4.2. PERSYARATAN MATERIAL


4.2.1. U m u m

a. Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai dengan
standart yang berlaku (SNI/SII/ASTM)
b. Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu/Garansi
bermaterai dari pabrik pembuat.
c. Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap ujung
pipa atau body pipa yang dipasok.
d. Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus persen)
baru dan tidak cacat.
e. Barang/Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan secara
lengkap, jenis, diameter, klas, tebal, kuat tekan dan lain lain.
f. Material yang dipasok dilengkapi dengan brosur-brosur dan cara-cara
pemasangannya yang lengkap.
g. Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.

Page 25 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

h. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua pipa dan perlengkapannya


(Accessories) dalam jumlah yang sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya dan harus
memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan dalam bestek ini, setiap perubahan
jumlah maupun spesifikasi harus disetujui atau atas permintaan dari pihak Proyek.
i. Semua barang akan diperiksa/ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji sesuai
dengan standart yang dipakai atas biaya rekanan, dan laporan pengujian /test
disampaikan kepada Pimpro.
j. Inspeksi Pabrik
 Setelah sebagian/seluruh pipa diproduksi oleh pihak pabrik dan siap untuk
dikirim ke lokasi proyek, pihak rekanan segera menyampaikan pemberitahuan
kepada Proyek untuk pelaksanaan Pemeriksaan/Inspeksi Pabrik/Barang.
 Inspeksi pabrik dilaksanakan untuk mengadakan penilaian teknis produk pipa
yang akan dipasok dengan membandingkan spesifikasi yang tercantum dalan
Surat Perjanjian (Kontrak), hasil dari inspeksi pabrik dibuatkan Berita Acara
dan merupakan dokumen yang mengikat.
 Seluruh biaya yang timbul atas pelaksanaan Inpeksi pabrik ditanggung oleh
pihak penyedia barang/jasa.

4.2.2. Pipa PE (Polyethylene)


a. Pipa
 Pipa poliethylen (PE) harus sesuai dengan standar ISO/ASTM atau standar lain
yang ekuivalent.
 Bahan pipa polyethylene (PE) tidak boleh meyebankan air yangmelaluinya
beracun atau merugikan/membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan-
bahan kimia seperti larutan asam, alkali, garam dan lain-lain
 Panjang pipa untuk dia 20 mm (1/2”) sampai dengan dia 63 mm (2”) adalah100
meter, untuk dia 75 mm (2 ½ “)sampai dengan dia 90 mm (3”)adalah 50 meter
dan untuk diameter lebih besar 110 mm (4”) adalah 6 meter/batang kecuali
ditentukan lain.
 Standard pipa polyethylene (PE)adalah SNI 4829.2:2015 / ISO 4427-2:2007

Page 26 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi pipa polyethylene (PE)


Diameter Pipa Tebal Panjang Test
Nominal Pipa Pipa Tekan
Roll/Bt Standard Klas Pipa
g
ND OD (mm) (mtr) Bar
(Inch) (mm)
½ 20 2,30 100 16 SNI SDR – 11
4829.2:2015 S-5
¾ 25 2,30 100 12,5 SNI SDR – 13,6
4829.2:2015 S-6,3
1 32 3,00 100 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
11/2 50 3,00 100 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
2” 63 3,80 100 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
21/2 75 4,50 50 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
3” 90 5,40 50 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
4” 110 6,60 6 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
6” 160 9,50 6 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
8” 200 11,90 6 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8
10” 250 14,80 6 10 SNI SDR – 17
4829.2:2015 S-8

b. Sambungan Pipa
Dalam instalasi pipa polyethylene (PE) adalah beberapa metoda penyambungan,
secara umum metoda penyambungan dapat dimasukkan dalam 2 (Dua) kelompok
besar, yang masing-masing terdiri dari beberapa penyambungan, berikut adalah
pengelompokannya :
1. Sambungan mekanis (Mechanical Joint)
Pada kelompok ini penyambungan dilakukan dengan cara mekanis yaitu tanpa
penggunaan mesin khusus, yang diperlukan hanya peralatan bantu biasa.
 Flange Joint
Penyambungan jenis ini menggunakan stub end yang dikombinasikan
dengan flens dan diikat dengan mur dan baut, selain untuk penyambungan
antara pipa atau fitting PE dengan pipa atau fitting dari material lainnya,
seperti penyambungan PE dengan PVC atau PEdengan GIP
 Compession Fitting
Cara penyambungan jenis ini menggunakan fitting khusus yang caranya
ralatif lebih praktis, ada beberapa tipe dan bentuk fitting yang digunakan

Page 27 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dalam pernyambungan jenis ini. Jenis ini juga sering disebut dengan istilah
quick Jiont, fitting ini dibuat dari material Poly Propelene (PP) dengan
ukuran Ø ½ “ (20 mm) sampai dengan Ø 4 “ (110 mm)
 Mechanical bolt coupling (Giboult coupling)
Sama seperti sambungan flens, fitting ini biasanya digunakan juga untuk
menyambung pipa dan fitting PE dengan pipa dan fitting dari material
lainnya,prinsip kerjanya adalah dengan mengencangkan baut dan mour,
sehingga o-ring di sisi dalam akan menekan pipa sehingga pipa tidak
bergerak.

2. Sambungan Pengelasan (Welding Joint)


Berbeda dari sambungan mekanis, kelompok penyambungan jenis ini
memerluikan mesin khusus, karena dalam proses kerjanya membutuhkan panas
dan periode waktu tertentu, untuk beberapa jenis penyambungan
membutuhkan tekanan. Karena system pengelasan pipa polyethylene (PE) ini
dengan cara meleburkan permukaan yang disambungkan,maka sambungan
pengelasan sering disebut juga Fusion Joint.

 Buttfusion
Pada penyambungan ini kedua sisi yang disambungkan dipanaskan hingga
lunak, kemudian dengan tekanan sejajar sumbu kedua sisi disatukan dalam
waktu tertentu.
 Head fusion
Ada dua jenis cara penyambungan dengan headfusion, tetapi prinsip dasar
keduanya adalah sama, yaitu pemanasan pada permukaan dalamm
fitting/coupling dan permukaan luar material yang akan disambungkan.

c. Fitting
 Fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi /diubah terlebih dahulu dan merupakan
proses fabrikasi/Hand Made
 Fitting yang tidak dibuat dari PE harus dibuat dari ductile ironsesuai dengan
standar ISO/R 13 atau standar lain yang equivalent. Fitting-fitting ini harus
dilapisi di luar dan di dalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (
Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa, dan tidak
membahayakan kesehatan.

4.2.3. Pipa GIP/GSP/ (Galvanized Iron Pipe/Galvanized Steel Pipe)


a. Pipa
 Pipa Steel dibuat di Pabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded),
untuk menghindari turbelensi dalam pengalirannya.
 Pipa GIP/GSP Dia. 13 mm – 150 mm harus sesuai dengan standar SII. 0161-
81/SNI. 0039:2013 atau standar lain yang ekuivalent sedangkan untuk pipa
dengan Dia.  200 mm menggunakan standar ASTM A.120 (penggunaan air
minum) dan harus memenuhi Standart Internasional ISO, serta lebih
diutamakan Pabrik yang memiliki ISO 9002
 Bahan pipa GIP/GSP tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi
beracun atau merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap

Page 28 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

bahan-bahan kimia seperti larutan asam, alkali, garam dan lain-lain juga tahan
terhadap panas matahari.
 Panjang Pipa normal adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
 Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan yang
tidak merugikan/membahayakan kesehatan (Galvanize) dan dapat mencegah
terjadinya korosi pada pipa.
 Kelas pipa GIP/GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic
Test Pressure 50 Kgf/cm2.
 Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untu positif (tambah) tidak
terbatas, untuk negatif (kurang) sesuai dengan yang tertulis dalam brosur yang
diajukan oleh rekanan.
 Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang, standart
SNI atau ekuivalent pipa serta pabrik pembuatnya.
 Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara
oleh pihak Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro,
sedangkan untuk barang yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak
harus diganti dengan barang yang baru dan sesuai dengan standart yang
ditentukan didalam kontrak.
Spesifikasi Pipa GIP / GSP
Diameter Pipa Tebal Berat Test
Nominal Pipa Pipa tekan Standart Klas Pipa
Inch mm mm Kg/m Kgf/cm2
½ 15 2,6 1,21 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
¾ 20 2,6 1,56 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
1 25 3,2 2,41 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
1¼ 32 3,2 3,10 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
1½ 40 3,2 3,56 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
2 50 3,6 5,03 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
2½ 65 3,6 6,42 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
3 80 4 8,36 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
4 100 4,5 12,20 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
5 125 5,00 16,60 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013

Page 29 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

6 150 5,00 19,80 50 SNI 0039 : Pipa Medium


2013
8 200 6,4 33,32 50 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
10 250 6,4 41,75 59 SNI 0039 : Pipa Medium
2013
Keterangan :

- Standart Mutu dan Cara Uji Pipa Paja Lapis Seng diharuskan oleh Pabrik yang
memiliki SNI No. 07.0039.1987
- Galvanized Pipe (ASTM A.120) : Zinc coating = 550 gr/m2 (77m) minimum
b. Sambungan Pipa
 Sambungan-sambungan untuk pipa GIP/GSP dia. 0,5 – 6,0 inchs menggunakan
jenis sambungan socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter
8,0 inchs menggunakan jenis sambungan dengan pengelasan (welded).

4.2.4. Fitting Pipa


 Fitting-fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi/diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi/Home Industri
 Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau
grey iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang equivalent. Fiting-
fiting ini harus dilapisi diluar dan di dalam untuk mencegah korosif dengan bitumen
(Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa, dan tidak
membahayakan kesehatan.
 Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange
diharuskan mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama serta terletak dalam
satu garis.

1. Sluice Valve
a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar
 Body harus terbuat dari Cast Iron
 Gate dari sluice valve harus berbentuk baji
 Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland packing
dan Stuffing box.
 Material dari spindel harus terbuat dari stenless Steel atau Forged brass.
 Kedua ujung sluice valve adalah flange.
 Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burried
service kit yang terdiri dari surface box, keycap, dustring, protecting pipe dan
extended spindle.
 Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box harus
dilengkapi dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cost iron.
 Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelindung epoxy.
b. Sluice Valve dengan Nominal diameter lebih kecil dari 3 inch
 Sluice valve harus terbuat dari bronze
 Sluice valve harus dilengkapi dengan gate yang berbentuk baji.

Page 30 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland packing
dan stuffing box.
 Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
 Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus dilengkapi
dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cast iron.
 Sluice valve yang dipasang di bawah tanah harus dilengkapi dengan burred
service kit sama sperti yang disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2
inch atau lebih besar.
2. Air Valve
 Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar
 Body harus terbuat dari cast iron
 Semua peralatan yang bergerak harus dibuat dari stenless steel atau bronze.
 Pelampung terbuat dari karet atau stenless steel.
 Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
 Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f /cm².
3. Water Meter
 Water meter harus memenuhi/sesuai dengan ISO 4064-B atau standart setara

 Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :

- Jenis : Magnet drive


- Body : SII 0788-83
- Saringan : dari bahan anti karat
- Bahan : Cast iron all flange
- Tekanan kerja : Max. 50 bar atau Min. 20 bar
- Pembacaan : 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran
- Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
- Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
- Minimal Flaw rate 3,2 s/d 400 m3/h
- Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut) dengan cover
glass terbuat dari kaca dengan tebal 4 mm
4. Flange Steel
Semua Flange Steel dan perlengkapannya harus sesuai dengan ukuran dan standart ISO
– 2531 seperti yang ditunjukkan dalam Tabel C.4

Page 31 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tabel C.4
Standar Flange

 Pipa Jumlah Diameter Diameter


D C
Nominal Lubang Lubang Baut

2 50 165 125 4 19 16

3 75 200 160 8 19 16

4 100 220 180 8 19 16

6 150 285 240 8 23 20

8 200 340 295 12 23 20

10 250 405 355 12 23 20

Keterangan :

- DN/DN = Diameter nominal untuk pipa

-D = Flange OD

- d1 = Diameter lingkaran baut

-d = Diameter lubang baut

= Lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange

= Lubang baut atara tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang
dan diameternya.

5. Packing Flange
Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya
packing untuk flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang
tersembunyi minimal 5 mm.
6. Accessories Pipa
 Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana
Anggaran Biaya dalam Kontrak
 Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari jumlah
accessories yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.

4.2.5. Pengiriman dan Pengangkutan


4.2.5.1. Saat pengiriman pipa, bagian ujung yang berulir harus dibungkus dengan
tutup plastik agar tidak rusak dratnya.

Page 32 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4.2.5.2. Saat pengiriman accessories, bagian yang kecil harus dibungkus/terlindung


dalam kotak.
4.2.5.3. Accessories yang berukuran besar dalam pengiriman harus terlindung atau
terkemas rapih dalam box.
4.2.5.4. Semua pipa dan acceosires diangkut di dalam kendaraan truck atau alat
angkut lainnya dengan memperhatikan keselamatan pekerja angkutan dan
keamanan pipa itu sendiri serta harus mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku,
selama perjalanan maupun pada saat penurunnya.
4.2.5.5. Kerusakaan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh adalah menjadi
tanggung jawab Rekanan dan wajib mengganti pipa dan atau accessories yang rusak
tersebut dengan biaya Pemborong.
4.2.5.6. Pengangkutan atau penurunan pipa ke atas atau turun dari alat angkut (
Truck ) harus hati-hati bagi pipa yang beratnya lebih dari 59 kg harus menggunakan
alat bantu mekanis, seperti foorklift atau katrol.
4.2.5.7. Pada pengangkutan pipa yang panjangnya 6 meter dan melebihi panjang
truck, maka ujung pipa tersebut disatukan kemudian dibungkus dengan karung goni
untuk mencegah tercecernya pipa selama perjalanan.
4.2.5.8. Pada saat pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan jalan
melemparkannya, sebab dapat merusak ulir atau joint-joint yang terdapat di dalam
acceosries tersebut, sehinigga kualitasnya akan menurun.
4.2.5.9. Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengiriman dan pengangkutan
pipa dan accessories ini termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk pengepakan,
bongkar muat, peralatan bongkar dan muat serta keselamatan kerja dan lain-lain
merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.

4.2.6. Penyimpanan
4.2.6.1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi
dahulu dengan balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi
harus diberi pelindung yang tahan terhadap perubahan suhu, cuaca atau
kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam
gudang dan disusun dengan rapi sedemikan rupa sehingga memudahkan
pengeluarannya, dan juga agar susunan pipa tidak akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan
penyimpanan di dalam gudang (jika sudah punya gudang ) adalah merupakan
tanggung jawab Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran ke dalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa
tersebut ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter

4.2.6.2. Accesories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun,
disimpan dengan rapi.

Page 33 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus di


kelompokan sesuai jenis yang sama ( misal : gate valve dengan gate valve dan
seterusnya )
Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi/diberi gemuk pada
ulirnya, kecuali untuk fitting dari bahan pipa PVC.
Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini
termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk sewa gudang/tempat merupakan
tanggungan Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.

4.3. PENGADAAN PIPA POLYETHYLENE DAN PERLENGKAPANNYA


4.3.1. UMUM
Semua pipa dan alat penyambung harus di desain untuk menerima tekanan kerja minimal
sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 06-4829-2005 Pipa polietilene untuk air minum
 SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa polietilena
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilene untuk air minum
 ISO 4427 : 1996 Polyetylene pipes for water supply specifications
 ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – determination of Carbon
blackcontent by calcinations pyrolysis – Test method and basic
specification
 ISO /TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in
gas pipes and fitting’s
 ISO 11420 : 1996 Method for the assessment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
 ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – part 1 : Determination of tensile
properties
 ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
 ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance to
internal pressure – test method
 ISO 1133 : 1991 Plastic – determination of the melt mass – flow rate (MFR) and
melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
 ISO 2505 – 1 – 1991 Thermoplastics pipe – longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
 ISO 3607 : 1997/E Tolerances on outside diametersand wall thikenesses
 AS/NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application
 ASTM D 3350 – 1999Standard specification polyethylene pipes for water supply

4.3.2. Spesifikasi Teknis


4.3.2.1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstruksi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1 mm), dibulatkan
menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1mm

Page 34 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan menjadi
0,1 mm

Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18dn dan pipa jangan
sampai mernjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk penggulung
ulang.

4.3.2.2. Panjang Pipa


Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan
antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m. Diameter gulungan
minimum harus 18 x dn.

4.3.3. Sifat Mekanik


4.3.3.1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana table
dibawah ini :

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA


JENIS BAHAN TEGANGAN UJI (Mpa)
100 jam pada 165 jam1) pada 1000 jam pada
200C 800C 800C
PE 100 12.4 5.5 5.0
PE 80 9.0 4.6 4.0

Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan kegagalan. Jika
pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya
dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangann uji yang baru, dan waktu kegagalan
minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel di bawah

KETAHANAN HIDROSTATIK PADA KEKUATANSUHU 800C


KEBUTUHAN UJI ULANG
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Tegangan Waktu Kegagalan
Mpa kegagalan Mpa Minimum (jam)
Minimum (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000

Page 35 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4.3.3.2. Kuat Tarik


Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila diuji
pada suhu 200C

4.3.4. Sifat Fisik


4.3.4.1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20 menit
jika diuji pada suhu 2000C. contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan sebelah dalam
pipa.

 Nilai Perubahan Arah panjang

 Nilai Perubahan arah panjang maksimum 3%

4.3.5. Dimensi Pipa


4.3.5.1. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI- 06-4829-2005 tentang pipa
polietilena untuk air minum
4.3.5.2. Bahan Baku Pipa
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harusmerupakan bahann
baku yang menyatakan layak digunakan untukair minum yang dikeluarkan oleh pemasok
bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan independen BODYCOTE

4.3.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu denganmenggunakan
Butt Fusion dan Smbungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan diameter
mulai dari 63mm dengan ketebalan minimum 4,7 mmdengan SDR13,6. Penyambungan
dengan Mechanical Joint direkomendasikan untukpipa dengan diameter 20 -110mm.
sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat digunakan untuk semua
ukuran pipa.

4.3.7. Pengujian Pipa


Acuan normative untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06- 4-1991 tentang metoda
pengambilan contoh uji pipa PE untuk air minum dan SNI06-4821-1998 tentang metode
pengujiandimensi pipa polietilene untuk air minum.

4.3.8. Penandaan Pipa


Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
 Nama pabrik pembuat ataumerek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa
 Tanggal produksi

Page 36 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4.4. PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA.


4.4.1. Pengadaan Pipa Baja dan Perlengkapannya
Semua pipa dan alat penyambung harusdi disain untuk menerima tekanan kerja minimal
sebesar 0.98Mpa (10.0 kg/cm2)kecuali ditentukan lain.

Referensi

Standar lain yang digunakan adalah :


 SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
 SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
 SNI 07-0242-1989 Pipa baja tanpa kambuh,mutu dan cara uji
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 SNI 07-0949-1991 Pipa baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar.

 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanandari besi yang


kelabu.
 SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besar itu kelabu,penyambung.
 SNI 07-2255-1991 Pipa baja saluran air
 SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens,dimensi.
 SNI 07-2196-1991 Flens pipa, toleransi dimensi.
 SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk
jaringan pipa bertekanan, bagian 2
 SNI 07-3025-1992 persyaratanlas- ketentuan umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
 SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu standar
las.
 SNI 07-3027-1992 Faktor-faktoryang harus dipertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai cara
utama pabrikasi
 SNI 07-3078-1992 Flens logam – flens besi tuang.
 SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuanberulir.
 SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan
luar pada pelapisan air dari baja.
 SNI 07-3360-1994 Penyambung pipabaja dan baja paduan dengan las
tumpul.
 SII 2527-90 Water Supply Steel pipe
 ISO 7/1 Pipe threads where pressuretight jins are made on the
threads
 ISO 1459 Metalic coating – Protection against corrosion by hot
dipalvanzing guilding principles
 ISO 1461 MEtalic coating hot – Dip galvanized coating
Onfabricatedferrous product requirements
 ASTM A 570 Steel, sheet and Strip, carbo, hot roller structural quality
 AWWA C 200 steel water pipe 6 Inches and larger
 AWWA C 203 Coal-tar Protective coating and lining for steel water pipe
lines enameland tape hot applied

Page 37 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 AWWA C 205 Cement mortar protective lining and coating for steel
Water 4 inches and large shop applied.
 AWWA C 208 Dimension for steel waster pipe fitting.
 AWWA Manual M11 Steel pipe design and installation
 AWWA C 210 Liquid epoxy coating system for he interior and
exteriorsteel water pipe
 JIS G 3101 Rolled steel for general structure
 JIS G 3452 Carbon steel pipes for Ordinary piping
 JIS G 3457 Arc welded carbon steel pipe
 JIS B 2311 Steel butt-welding pipe fitting for ordinary use
 JIS G 3451 Fitting of coating steel pipesfor water service
 JIS G 550 Spheroidal Graphite iron castings
 JIS G 5702 Blackheart malleable iron castings
 JIS G 3445 Carbon steelpipes for pressure service
 JIS K 6353 Rubber goods pipes for water works

4.4.2. Pipa Baja dan Fitting


4.4.2.1. Material dan Fabrikasi
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan
pengelastumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan
dibersihkan.

Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mmz (22300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
 SNI 07-0949-1989 Pelat baja karbon untuk uap dan bejana tekan
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
 ASTM A 283, grade D
 ASTN A 570, Grade 33
 JIS G 3101, Class 2
 JIS G 3452, SGP
 JISG 3457,STPY

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SNI
2527-90 atauJIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata
pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna
barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.

Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat pabrik
harus dengan pengelasan sudut (Butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum
yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali
ditentukan lain.

Page 38 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengelasan memanjang harus dipasang berselang - seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat
baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

4.4.2.2. Dimensi Pipa


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan
luar sebagai berikut :

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA


Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding
(mm) (mm) Minimum (mm)

100 114.3 4.5


150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6.0
400 406.4 6.0
4.4.2.3. Fitting
Semua fitting baja /steel harus dari bahan yang sama dan difibrikasi sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan pada bagian3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan
pipanya. Rinmg penguat atau saddle penguat dapat dipasang pda bagian luar bilamana perlu,
sesuai dengan AWWA Manual M11 dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan
persyaratan yang dispesifikasikan dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam bagian
3.2 dan standar berikut :
 Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
 Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500 mm) dan
JIS G 3451. atauAWWA C 208.

“Bend” yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari
dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi yang lebih besar dari 22.5 derajat
sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend
yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan
bend.

4.4.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)


4.4.3.1. Proteksi Bagian Luar
a. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal tar
enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan pada
Appendix A, Sec.A1.2dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel adalah sebagai
berikut :
 Primer : Type B sesuai denganbagian A.2.4dari AWWAC.203
 Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C 203.

Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
 Primer, type Byangdispesifikasikan di atas

Page 39 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Coal tar enamel, type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-0,8
mm
 Bonded asbestos felt
 Coal tar enamel, type I sama seperti di atas,tebal kering lapisan0,8 mm minimum.
 Bonded aasbestos felt; dan
 Satu lapisan water resistant white wash.
System pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada
yang di spesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan engineer tetapi segala
system proteksi yang menggunakan polyethylene tapi tidak diperkenankan.
b. Pemasangan di Atas Tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar diluar/dapat
terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan pertama (first coat)
yang sesuai dengan susunan berikut ini :
 Persiapan permukaan : SSPC- SP-6 atau SP-3
 Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.

Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35 mikron.

Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure
Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, primer dan Etching Primer, Class 2.

Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, read lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS
K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive paint,Calss 1 atau sesuai dengan persetujuan pengguna
barang.

4.4.4. Lapisan Pelindung Dalam


4.4.4.1. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus diberi lapisan dalam dari
adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan AWWA C.210.
semua jalur pipa di atas tanah harus menggunakanepoxy atau caol tarepoxy sebagai lapisan
dalamsesuaidengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih harus
dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat yang
berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia jasa Pengadaan harus menyerahkan
sertifikat yang menjamin perayaratan untuk saluran air minum.

4.4.4.2. Lapisan Adukan Semen (Cement Mortar Lining)


Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205atau standar internasional lainnya
yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dari pada standar yang telah
disebutkan di atas.

Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada
sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus dibiarkan
menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti table
di bawah ini :

Page 40 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

KETEBALAN CEMENT MORTAR LINING


(mm) Ketebalan Lining Toleransi Untuk
(mm) Ujung Pipa

100 sampai 250 6 -1.6 to + 3.2


300 sampai 600 8 -1.6 to + 3.2

4.4.4.3. System Lapisan Epoxy Atau Coal tar Epoxy


System pelapisan dengan epoxy dan coal tarepoxy sesuai denganAWWA C.210 dan
dilaksanakan di pabrik. System tersebut terdiri dari sebgai berikut :

a. System pelapisan dengan epoxy


 Satu lapisan liquid two part chemicallycured rust inhibitive epoxy primer
 Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak mengandung coal
tar.
b. System pelapisan dengan coal tar epoxy
 Satu lapisan liquid two part chemicallycured rust inhibitive epoxy primer
 Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
System pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy yang
sama tanpa menggunakan primer tersendiri. System alternatif ini harus memenuhi
persyaratan AWWAC.210 dan lapisan pertama dan system alternatif ini dianggap sebagai
lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari keduasistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400 mikron
dan lebih kecildari 600mikron.

4.4.5. Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa


4.4.5.1. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan / coating harus dikupas/cutbacksebesar 370 mm, lining yang sesuai
spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar, lebih dari 370
mmdari ujung pipa harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang dispesifikasikan
pada bagian 7.3.1 Proteksi Bagian Luar.

Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung datar harus
dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada perpipaan air
bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30
mm dan ketebalan 5 mm.

4.4.5.2. Ujung Bevel


Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawawh ini :

Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)

80 - 350 100 80 3±1


400-700 150 80 3±1

Page 41 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian
sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.

4.4.5.3. Ujung Flange


Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari flens
harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi bagian
Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan lapisan Dalam.
4.4.5.4. Coating dan Lining Pipa-pipa Khusus dan Fitting
Semua bagian luar dann bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut ini harus
dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian 7.3.1 Proteksi
Bagian Luar, bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam (Coating dan Lining) ;
 Double flange short piece digunakan untukair valve assembly
 Short piece digunakan untuk valve assembly
 Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
 Blank Flange

4.4.5.5. Lapisan Pelindung Sambungan


a. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi pada
semua sambungan pipa dengan pengelasan dilapangan dan tertanam didalam tanah, dan
harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve orsheet).

Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan
spesifikasi dan memasukkannya ke dalam Billof Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini
harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20%. Penyedia jasa pengadaan harus menyerahkan perincian dari
volume bahan tersebut.

b. Selubung atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeveor Sheet)


Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan dalam.
Lapiasn luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based
adhesive.

Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimumluar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :

Diameter Pipa ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan


(mm) Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm) (mm)

< = 350 0.6 0.6


400 0.9 0.6
450 1.2 0.6

Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
Karakteristik fisik lapisan luar
 Specific Gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
 Kekuatan tarik :

Page 42 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K6760)


- Axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
 Elongasi :
- Circumferential (Min., N/mm2) : 250 (JIS K6760)
- Axial (Min., N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
 Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
 Dielectric Strenght
(Min.,kV/mm) : 30 (JIS K 6911)

 VolumeResistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JIS K 6911)
 Shrinkage*
- Circumferential (Min., N/mm2) 40
- Circumferential (Min., N/mm2) 8

Catatan : (.,) menunjukan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan


*Pada 200 derajat celcius untuk 20 menit.

Kriteria Fisik Lapisan Dalam


 Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
 Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
 Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)
 Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)

Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan.

Penyedia barang harus menyediakan 6 (Enam) set perlengkapanheat-shrink flame. Setiap


set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum pembakarandan
stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur dan lain
sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakardan pengatur tekanan gas harus juga
disediakan.

4.4.5.6. Pengecetan Tanda (Marking)


Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking)dengan jelas pada bagian
tengahnya. Bahan cet tersebut harus dibagi dari long oil alkyd resin seperti berikut ini atau dari
mutu yang setara.
P.T Dimet Indonesia VYGARD 260
ICI ICI SUPER
P.T ICI Paint Indonesia STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT BODELAC 9000
P.T Nippon Paint Indonesia ALKYD RESIN

4.4.5.7. Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum CorrosionProtection Tape)


Perlindungan korosi petrolatum harus dari Densotape untuk perlindungan korosi dan harus
terbuat darikain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan kandungan
petrolatum, anorganik tak aktif dan pengisi organic, serta pengawet organic. Bahan ini harus
didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat adhesive, insulasi
elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti mikroognisme, dll.

Page 43 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan pita
pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesive atau material
lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan
pelindung korosi petrolatum.

4.4.5.8. Sambungan Fleksibel dan Kopling


a. Umum
Semua sambungan fleksibel dan koplingdidesain untuk tekanan kerja maksimum sebesar
0.98 Mpa (10.0kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
b. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
 AWWAC 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-end pipe
 JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Sercive
 JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water service
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5402 BlackheartMalleable Iron Castings
 JIS K6353 Rubber Goodsfor Water WorksService

4.5. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEMASANGAN PIPA

a. Jalur Pipa
Arah jalur pipa dan kedalamannya harus menurut apa yang ditentukan dalam gambar dan
spesifikasi teknik, kecuali apabila Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain. Sebelum
memulai penggalian parit, maka jalur pipa harus dipatok terlebih dahulu oleh pemborong
dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.

b. Lubang-lubang Percobaan
Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah menggali lubang-lubang percobaan di depan
galian parit pada kedalaman sedemikian rupa sehingga Direksi/Koordinator Daerah dapat
menyesuaikan parit yang selanjutnya. Biaya pembuatan lubang percobaan adalah menjadi
tanggungan Pemborong.

c. Bangunan-bangunan yang sudah ada


Bangunan-bangunan yang sudah ada, pondasi beserta batu-batuan, batang-batang pohon,
akar atau benda lain yang tak terduga kehadirannya yang dijumpai dalam penggalian harus
disingkirkan oleh pemborong. Biaya menyingkirkan benda-benda tersebut adalah menjadi
tanggungan Pemborong.

d. Sarana-sarana yang sudah ada


Apabila parit harus dekat atau melintasi jalur-jalur sarana yang ada (saluran pembuangan,
pipa-pipa, kabel-kabel dan lain-lain) pemborong harus membuat penyangga sementara atau
permanen atau menyediakan perlengkapan lain yang diperlukan. Setiap kerusakan yang
terjadi terhadap sarana yang sudah ada tersebut, harus diperbaiki oleh pemborong sehingga
berfungsi seperti keadaan semula dan biaya perbaikan menjadi tanggungan Pemborong.

Page 44 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

e. Kuburan
Apabila jalur pipa melalui kuburan, maka pemborong harus berhati-hati, penggalian diluar
batas yang ditentukan harus dicegah. Andaikan selama penggalian tersebut menjumpai
kuburan, maka Pemborong harus memindahkannya dengan terlebih dahulu merundingkan
dengan yang berwenang atas kuburan tersebut, semua biaya pemindahan kuburan tersebut
adalah tanggungan Pemborong.

f. Pagar dan Dinding


Apabila parit akan melalui pagar atau dinding yang tak dapat dihindari menurut pendapat
Direksi/Koordinator Daerah, maka pemborong harus menyingkirkannya dan mendirikan
kembali pagar dan dinding tersebut seperti keadaan semula setelah pekerjaan pemasangan
pipa selesai seluruhnya. Biaya pembongkaran dan perbaikan kembali adalah menjadi
tanggungan Pemborong.

g. Pemeriksaan oleh Direksi/Koordinator Daerah


Kontraktor tidak dibenarkan meletakkan pipa-pipa di dalam parit sebelum parit yang
bersangkutan diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.

k. Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan
material galian yang akan digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang
tidak cocok untuk penimbunan kembali atau untuk keperluan lain, maka Pemborong harus
segera menyingkirkannya dari lapangan. Biaya penyingkiran ini adalah tanggungan
Pemborong.

l. Timbunan Kembali
Parit-parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika
Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain.

Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan
dari pada pipa. Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang
normal atau sepanjang jalan, urugan pasir setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan
seperti ditunjukkan dalam gambar. Urugan pasir tersebut harus dipadatkan dan diratakan.

Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan
seperti ditunjukkan dalam gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter
maximal 2 mm dan bebas dari lempung dan zat organik. Setelah urugan pasir, saluran diurug
dengan tanah urug yang bebas dari kerikil, benda-benda tajam, zat organik dan dipadatkan
lapis demi lapis.

Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm di atas permukaan tanah asli untuk
mengimbangi adanya penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40
cm kecuali ditempat sambungan tidak ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat.
Penimbunan harus segera disempurnakan setelah test pipa dilaksanakan dan disetujui
Direksi/Koordinator Daerah.

4.5.1. Pekerjaan Galian

Page 45 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar galian harus
sedemikian rupa agar pipa dapat diletakkan dan disambung dengan baik, lebar galian yang
dianjurkan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Tabel 3.3a dan 3.3b.
 Pada tanah yang lembek kedalaman galiannya harus 75 cm dibawah elevasi dasar pipa.
 Panjang maksimum jalur penggalian yang diijinkan pada satu lokasi penggalian adalah 100
meter.
 Kedalaman parit harus dihitung dari permukaan tanah. Kedalaman dan lebar parit harus
menurut dimensi yang ditentukan dalam gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi/Koordinator Daerah. Dasar parit harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa
yang akan ditanam.
 Apabila parit digali lebih dari apa yang direncanakan maka Pemborong harus
menimbunnya dengan pasir dan memadatkannya kembali sampai permukaan yang
direncanakan. Biaya penimbunan dan pemadatan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
 Apabila dalam galian dijumpai batu, tembok, bekas pondasi atau benda lain, yang dapat
menghalangi atau membuat kedudukan pipa menjadi tidak benar pemborong harus
menghilangkannya minimal 20 cm dibawah dasar parit yang direncanakan, kemudian
mengurug dan memadatkannya dengan parit sampai pada kedalaman yang direncanakan.
 Saluran yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator Daerah harus segera
dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakkan pipa harus disesuaikan dengan
kemajuan galian parit.
 Kontraktor harus membuat juga galian-galian yang diperlukan untuk pembuatan dan
peletakkan thrust block, bak-bak valve dan lain-lain sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi/Koordinator Daerah.
Gambar 1
Typical Pemasangan Pipa HDPE

Urugan Tanah Kembali


Tanah Asli
H

Pasir Urug h

Dia.
Pipa 

w  w

Page 46 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tabel 3.5.1
Spesifikasi Galian Tanah Pipa HDPE

Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 22 17.00 7.5 25 7.5
¾ 25 17.00 7.5 30 7.5
1 32 23.20 10 30 7.5
11/2 50 25.00 10 30 7.5
2 63 26.30 10 30 7.5
3 90 34.00 12.5 35 8
4 110 41.00 15 40 10
6 160 56.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15

Gambar 2
Typical Pemasangan Pipa GIP

Urugan Tanah Kembali


Tanah Asli
H

Tanah urug Pilihan h

Dia.
Pipa 

w  w

Page 47 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tabel 3.5.2
Spesifikasi Galian Tanah Pipa GIP

Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 15 16.50 7.5 25 7.5
¾ 20 17.00 8.5 30 7.5
1 25 22.50 10 30 7.5
11/2 40 24.00 10 30 7.5
2 50 25.00 10 30 7.5
3 75 32.50 12.5 35 10
4 100 40.00 15 40 10
6 150 45.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15

4.5.2. Pekerjaan pengurugan


 Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengurugan adalah :

- Bahan pilihan dimana apabila urugan dari hasil galian ditimbun kembali maka harus
dipastikan urugan tidak tercampur batu dan apabila tercampur batu maka segera
dilakukan pemisahan batu atau bahan lain.
- Pasir alam/pasir urug yang tersusun dari butiran halus sampai kasar, tidak
menggumpal, bebas dari kotoran sampah, abu dan bahan-bahan organic, serta tidak
mengandung tanah liat dan lempung lebih dari 5% berat seluruhnya.
 Urugan dibawah pipa mulai dari alas sampai dengan garis tengah pipa dan diletakkan
secara berlapis dengan ketebalan kurang dari 15 cm, dan dipadatkan hingga mencapai
kepadatan 95 % dan mempunyai nilai indeks plastisitas sebesar 6 % - 50 %.
 Urugan diatas pipa mulai dari garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dan
dipadatkan sampai dengan 10 cm diatas pipa.
 Urugan tanah kembali merupakan urugan tanah yang berasal dari bahan galian
kemudian dipadatkan sampai rata dengan permukaan tanah asli, tebal dari urugan
tanah tergantung dari diameter pipa yang ditanam.
 Perbaikan bekas galian

- Jalan beraspal
 Lapisan tanah dasar harus mencapai kepadatan 90% modified proctor
 Lapisan sub base harus mencapai kepadatan 95% kepadatan modified proctor.

Page 48 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Ketebalan minimum lapisan macadam adalah 60 mm, dan dipadatkan.


 Lapisan penetrasi dari tipe RC-2 bitumen disebarkan setelah lapisan macadam
dipadatkan.
- Jalan gravel
Perbaikaannya adalah 100 mm subgrade dan 100 mm bahan gravel dengan gradasi
PI lebih besar dari 10, dipadatkan sampai 95% modified proctor.

- Jalan beton
 Beton yang digunakan harus kelas K225
 Agregat kasar dengan ukuran 20 mm dan 38 mm boleh digunakan.
 Lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas cor-coran 7 hari dengan menggunakan
semen yang cepat mongering dan 10 hari jika digunakan semen biasa.
- Trotoar beton
 Ketebalan lapisan beton minimum = 60 mm
 Beton harus sekelas K 125.
- Perbaikan kembali saluran dan pinggir jalan
Pekerjaan perbaikan kembali harus termasuk beton dasar, bekisting dan
pemasangannya pada posisi lurus dan berbelok.

- Perbaikan jalan umum


Untuk lebih jelasnya dalam perbaikan lapisan kembali dapat dilihat pada gambar
pelaksanaan.

4.5.3. Pekerjaan Pemasangan Pipa


3.5.3.1 Pekerjaaan PemasanganPipa PE
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus disediakan dan
digunakan oleh kontraktor bagi keamanan kelancaran pekerjaan.

Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalaman galiannya dapat
dengan 2 cara : baik dilepaskandulu dari gulungannya baruditurunkan atau diturunkan
dahulu dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk
batang.

Semua pipa, “fitting” dan “Valve” harus diturunkan ke dalam galian satu per satu,dengan
menggunakan Derek, tali/tambang. Atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai
sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun pada bahan
lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh
dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.

Jika terjadi kerusakan pada pipa, “Fitting”, “Valve” atau perlengkapan lain dalam
penanganannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahanyang rusak tersebut.

Page 49 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2. Pemeriksaan sebelum pemasangan


Pipa, “valve” dan “fitting” harus diperiksa dengan sesama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelumnya, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan
kerusakan.
Pipa atau “Fitting”yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

3. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa polyethylene adalah sebagai berikut :
a.Sambungan mekanis :
 Mechanical –join: sambungan plastic, injection
(20 mm-63 mm)imulded, tipe push –in dengan O-ring dan ulir
 Sambungan dari metal

b. Welding (head fusion) :


 But Welding (63 mm – 250 mm)
 Socket welding (20 mm – 125 mm)
 Saddle welding

c.Electro welding (25 mm – 125 mm)


 Las otomatis dari fitting PE yang sudah adakumparan pemanas
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan datateknis dan contoh untuk persetujuan Direksi.
1). Penyambungan dengan sambungan mekanis
Pipa dimasukkan ke dalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan
Penyambungan system mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.

2). Penyambungan pipa dengan Welding (hedt fusion)


- Butt welding
Pipa diklem pada alatpenekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelag dingin klem dapat dibuka.
- Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian
ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan.
Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam
spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa
harus segera dimasukkan ke dalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat
sampai dingin.
- Sudle welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Taruh piringan pemanas di antara pipa sudle dengan tekanan
tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera

Page 50 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pipa dengan sudle tersebut dengantekana tertentu umtuk beberapa saat. Setelah
sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada
pada sambungannya.

3). Penyambungan dengan elektro welding


Kontraktor harus menyediakan CONTROL BOX khusus dengan tegangan yang
harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh
produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan
disambung harus dibersihkan dengan cairan pembersih. Sambung pipa dengan
sambungan yang akan dilas. Kemudian kabel dari control box disambung dengan
sambungan yang tersedia. Hidupkan control boxdan secara otomatis akan
berhenti sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari
dalam akan keluar dari lubang indicator pada sambungan.

3.5.3.2 Pekerjaan Pemasangan Pipa GIP / GSP


4.5.3.1. Pengangkatan
Peralatan pengangkat ini harus mempunyai kemampuan minimum satu ton atau berat 1
(satu) batang pipa dengan diameter terbesar yang akan dipasang, dan peralatan yang
dianjurkan adalah crane.
4.5.3.2. Pengangkutan
Peralatan ini harus dapat mengangkut pipa sesuai dengan kondisi yang diperlukan
 Perletakan pipa
Pipa yang akan dipasang harus diberi dasar material padat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2
4.5.3.3. Penyambungan pipa
Penyambungan pipa harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik dan disetujui oleh
Direksi/Koordinator Daerah. Semua permukaan luar dan dalam dari ujung pipa atau
perlengkapan pipa (Accessories) yang akan disambung harus bersih.
Pipa DCIP, GIP/DSP dan Steel
 Penyambungan dengan tipe flens/flange dan mur diputar dengan ukuran kunci putar
dalam table 3.5.3.a dan semua flange menggunakan gasket dn harus benar-benarpada
posisinya.
 Penyambungan dengan tipe ulir (drat), bagian luar dari ulir harus dilindungi dengan cat
bitumen.

Page 51 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Gambar 2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian

Tipe 1 Tipe 2

Dasar galian rata pengurugan dipadatkan Pipa diletakkan diatas material terpilih
sampai garis tengah pipa tebal 100 mm pengurugan dipadatkan
sampai puncak pipa.

Tipe 3 Tipe 4

Pipa diletakkan pada permukaan pasir, Pipa diletakkan pada material granular
kerikil atau batu pecah dengan tebal 1/8 yang dipadatkan sampai dengan garis
kali diameter pipa minimum. 100 mm tengah pipa dan material terpilih atau
granular dipadatkan sampai puncak pipa

Page 52 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tabel 3.5.3.a

Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens

Ukuran Baut Diameter Nominal Pipa Standart Puntir

(mm) (mm) (kg-m)

16 75 – 200 6

20 250 – 300 9

22 350 – 400 12

24 450 - 600 18

 Penyambungan dengan las


- Tukang las harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup dan harus
mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh “Program khusus Pertamina-Bechtel “
atau sertifikat yang setara.
- Batang las tidak boleh yang menyerap air dan rata-rata kelembaban tidak boleh
lebih dari 2,5 % untuk illiminated rod dan 0,5% untuk low hydrogenious rod.
- Mesin las harus dari jenis AC arc welding machine atau DC arc welding machine.
- Pengelasan dilakukan secara dua lapis, (satu lapis pengelasan secara lurus, searah
sambungan pipa dan lapis kedua secara zig-zag)
- Untuk menghindari karat pada sambungan, setelah pengelasan dilakukan
pengecatan dengan cat pelindung atau setara.
 Perlindungan terhadap karat pada sambungan flens, coupling, dan flens adaptor diluar
bak kontrol dengan menggunakan pita, mastic dan pasta harus tanpa dipanaskan.
 Pada proses penyambungan pada pipa, besarnya defleksi yang diperbolehkan dapat
dilihat pada Tabel 3.5.3.b dan Tabel 3.5.3.c
 Sambungan dengan angkur tidak diperbolehkan ada defleksi

4.5.3.4. Pemotongan Pipa


 Kontraktor harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan alat pemotong pipa yang
tidak merusak lapisan pelindung dan lapisan pencegah korosif pada pipa dan bila
diperlukan, Pemborong harus membuat ulir pada ujung pipa yang telah dipotong.
 Pemotongan ujung pipa untuk jembatan pipa harus dibuat miring dan kemiringan ujung
pipa tersebut harus dipotong dengan sudut 30 derajad diukur dari garis yang sejajar
dengan sumbu pipa dengan toleransi 50 – 00 dengan lebar permukaannya lebih kurang
1/16 inch sampai 1/32 inch

4.5.3.5. Perlengkapan Pipa (accessories)


 Perlengkapan pipa seperti valve, air valve dan lain-lain harus ditempatkan sesuai dalam
gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator Daerah di lapangan.

Page 53 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tabel 3.5.3.b

Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras

a. Untuk Sambungan Push-On

Diameter Nominal Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan


(mm) (derajat)
75 – 200 5o
250 – 350 4o
400 3o30`

b. Untuk Sambungan Mechanical Joint

Diameter Nominal Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan

(mm) (derajat)

75 – 300 5o

350 4o50`

400 4o10`

Tabel 3.5.3.c

Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek

Dia. Nominal Push On Joint Mechanical Joint


mm Sudut Defleksi Panjang Def. Sudut Defleksi Panjang Def.
(cm) (cm)
75 5o00` -- 5o00` --
100 5o00` 52 5o00` 52
150 5o00` 52 5o00` 52
200 5o00` 52 5o00` 52
250 4o00` 41 5o00` 52
300 4o50` 41 5o00` 52

Keterangan :
Defleksi yang diijinkan untuk panjang pipa 6,00 meter

Page 54 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4.5.4. Testing Pekerjaan Pemasangan Pipa


 Uji coba secara hidrolis harus dilakukan selama pelaksanaan pembangunan jalur-jalur
pipa, peralatan pembantu yang digunakan adalah pompa, alat ukur, dongkrak dan strust.
 Pengujian pipa harus sesuai dengan tata cara pengujian pipa. Pada sistem pengaliran air
secara pemompaan, pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian dimana panjang
maksimum dari bagian pipa yang ditest adalah 500 m. Pengetesan dilakukan dengan
cara memompakan air kedalam pipa yang akan ditest sehingga mencapai tekanan 8
atmosphere dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam, apabila tekanan turun, tekanan
harus dinaikkan lagi sehingga 8 atmosphere dengan cara memompakan air kedalam
pipa. Pekerjaan perpipaan dianggap memuaskan jika air yang dipompakan untuk
menaikkan tekanan sehingga kembali pada tekanan 8 atmosphere setelah 1 jam tidak
lebih dari (0,01 x d) liter tiap jam km, dimana d adalah diameter pipa yang ditest dalam
mm. Apabila air yang dipompakan lebih dari 0,01 x d liter, maka pemborong harus
menentukan sumber kebocoran dan memperbaikinya. Pekerjaan pengetesan harus
diulang setelah perbaikan dilaksanakan. Biaya untuk pengetesan sudah harus dihitung
dan termasuk dalam nilai kontrak.
 Kebocoran yang dapat diterima saat pengujian terlihat pada Tabel 3.5.4

Tabel 3.5.4

Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa

Diameter Nominal Jumlah Kebocoran


(mm) (l/jam)
75 2,55
100 3,04
150 4,56
200 6,08
250 7,60
300 9,12

4.5.5. Pekerjaan Penggelontongan


 Dilaksanakan dengan menggunakan air bersih dari pipa eksisting
 Sumber air dari pipa eksisting hanya dari 1 (satu) sumber saja
 Waktu penggelontoran adalah 3 menit untuk 100 meter panjang pipa
 Jaringan pipa dapat diterima bila air hasil penggelontoran setelah melewati waktu yang
ditetapkan dalam keadaan bersih dengan dibuktikan lewat parameter warna,
kekeruhan dan Ph.
 Sebelum setiap bagian pipa diserahkan, maka kedalam pipa harus dialirkan air bersih
dengan kecepatan tinggi untuk pencucian, sehingga air yang mengalir menjadi jernih
dan tidak mengandung endapan. Jika ada kerusakan pada perlengkapan pipa dan

Page 55 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pompa yang diakibatkan karena adanya benda-benda seperti kerikil dan lain-lain
karena pencucian yang dilakukan Pemborong tidak sempurna, maka Pemborong harus
memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut atau mengganti barang-barang yang rusak
dan biaya perbaikan dan penggalian menjadi tanggungan Pemborong.

4.5.6. Lapisan Pelindung Pipa

Lapisan pelindung luar terdiri dari :

 Pipa baja yang terekspose : lapisan pipa harus teridiri dari (Tabel 3.8)
 Pipa baja yang terpendam dilapis dengan menggunakan epoxy
 Lapisan pelindung bagian dalam adalah cement mortar lining dan diberi semprotan
furnace cement.
 Sleeving yang terbuat bahan polyethylene yang berbentuk lembaran film berwarna
hitam

Tabel 3.5.6

Bahan-Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting

Lapisan Bahan Ketebalan

Pertama Meni besi Minimum dalam


keadaan Kering = 50
mikron

Kedua Cat dasar Dalam keadaan kering =


50 mikron

Ketiga Dua lapis cat Dalam keadaan kering =


terakhir 50 mikron

4.5.7. Thrust Block


 Trust block diberikan pada semua percabangan pipa, bend, reducer, tee, valve dan lain-lain
dengan ukuran 2 inch dan lebih besar harus diberi trust block, serta harus diletakkan
sedemikian rupa untuk memudahkan pemindahannya.
 Bahan harus dari beton kelas D = 200 kg/cm diletakkan pada tanah dengan pondasi agregat
setebal minimum 20 cm
 Ukuran thrust block ditunjukkan dalam gambar standar/typical kecuali jika
Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain.

4.5.8. Pipa Driving


 Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan driving sleeve dari beton bertulang
(concrete) dan diikuti dengan pemasukan pipa.
 Kedalaman bagian atas sleve yang dipancang minimum 2,00 meter

Page 56 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pada permukaan dasar ruang penembus dipasang pondasi batuan dengan ketebalan 15 cm
pada seluruh permukaannya.
 Pada pondasi batuan diberi lantai kerja dengan mutu beton kelas E dan ketebalan 15 cm

4.5.9. Pekerjaan Beton


Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur agregat halus, agregat kasar, air dan
semen Portland atau bahan penguat hidrolis lain sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. (SK SNI S-36-1990-03)

1. Persyaratan material
 Semen
- Semen portland tipe I – V
- Semen portland-pozolan
- Semen tidak menggumpal, sweeping atau kantungnya rusak.
- Gudang tempat penimbunan harus baik dan tidak bocor.
 Agregat
Agregat harus memenuhi standard seperti dalam Tabel 3.5.9.a dan Tabel 3.5.10.b

Tabel 3.5.9.a

Gradasi Agregat Halus

Batas % Berat Yang Lewat Ayakan


Ayakan Umum Khusus
(mm) Kasar Sedang Halus
10,00 100 -- -- --
5,00 89 – 100 -- -- --
2,36 60 – 100 60 – 100 65 – 100 80 – 100
1,18 30 – 100 30 – 90 45 – 100 70 – 100
0,60 15 – 100 15 – 54 25 – 80 55 – 100
0,30 5 – 70 5 – 40 5 – 48 5 - 70
0,15 0 -15 -- -- --

Page 57 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tabel 3.5.10.b

Gradasi Agregat Kasar

% Berat Yang Lewat Ayakan


Ayakan Ukuran Nominal Agregat
(mm) 40 – 5 mm 20 – 5 mm 10 – 5 mm
50 100 -- --
37,5 89 – 100 100 100
20,0 35 – 70 85 – 100 90 – 100
10,0 10 – 40 0 – 25 50 - 85
5,0 0 –5 0–5 0 – 10

 Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :

- Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat


dilihat secara visual.
- Tidak mengandung garam, asam dan zat organic yang dapat merusak
beton.
 Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih
dari 1000 ppm sebagai SO3.
 Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih
berpori dan mempunyai struktur permukaan kurang baik.

 Baja Tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.

2. Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test
kadar lumpur.

3. Pemasangan tulangan baja


 Harus bebas kotoran, karat, minyak dan gemuk.
 Kawat ikat yang berkualitas besi lunak dan berdiameter 1 mm digunakan
untuk pengikatan tulangan.
4. Bekisting
 Tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
 Permukaannya harus halus dan rata.

Page 58 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5. Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang-kurangnya 340
kg dan untuk pondasi adalah 375 kg/m3 beton

4.5.10. Perlintasan Pipa (Jembatan Pipa)

 Pemasangan pipa yang melintasi saluran/sungai/kali harus sesuai dengan gambar


kecuali jika Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain.

 Untuk lintasan dimana pipa tidak tertanam didalam tanah, pipa GIP/GSP/steel/DCIP
harus digunakan, sedangkan pipa PVC tidak diperkenankan.

 Untuk pipa yang tertimbun dalam tanah dibawah saluran/jalan, pipa harus diberi
pelindung seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar.

 Batas konstruksi jembatan pipa adalah kedua ujung sambungan flexible/bend.

1. konstruksi bangunan bawah

- Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100.


- Tanah yang tidak sesuai untuk lapisan pondasi harus diganti
- Untuk pondasi pancang kepala pancang harus disiapkan kedalam bangunan
bawah sedalam 10 cm.
2. Perpipaan

Cincin pendukung harus terbuat dari besi baja dengan baja tahan karat.

3. Pengelasan

Pengelasan harus diuji dengan test radiographic atau yang setara.

4.5.11. Alat Ukur

Alat ukur yang biasa digunakan didalam pekerjaan air bersih adalah meter air baik pada
Pipa Transmisi maupun Pipa Distribusi, dengan ketentuan yangberlaku untuk meter air
sebagai berikut :

 Mempunyai kesalahan pengukuran maksimum 5 % dalam plus dan minus.


 kehilangan tekanan pada kemampuan ukur nominal tidak boleh melampaui nilai 25
kPa, dan kemampuan ukur maksimal tidak melampaui 100 kPa.
 harus mampu menahan tekanan 1600 kPa (16 Bar) selama 5 menit tidak bocor atau
basah.
 harus dilengkapi dengan alat penyetel untuk memperbaiki hubungan antara debit yang
ditunjukkan dan debit yang sebenarnya.

Page 59 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pemasangan meter air :

1. Sebelum dipasang, pipa harus lakukan penggelontoran.


2. Meter air harus dipasang pada posisi horizontal, dan dilindungi dari udara dingin,
kerusakan dan benturan.
3. Sisi inlet dan outlet darimeter harus dipasang persis pada sumbu memanjang pipa
pelayanan.
4. Jalur pipa antara katup inlet dan outlet dan perlenkapan lainnya harus cukup luas
untuk memungkinkan pemasangan meter air dan accessories lain yang diperlukan
pada pemasangan meter air.
5. Meter air tidak boleh dipasang pada pipa yang bengkok karena akan menyebabkan
kerusakan pada meter air, terutama pada meter air dengan gelang plastik dan dipasang
terbuka.
6. Pada system ulir dari plastik hindari penggunaan kunci pipa pada badan meter
tersebut.
7. Pada system ulir dari plastik, rubber gasket harus dari bahan karet, dan jangan dari
fiber atau kulit.

Tabel 3.5.11

Bahan Pada Pemasangan Alat Ukur

Bahan Spesifikasi

Alat Ukur Sesuai Standar No. SK SNI S-01-1990-F

Accessories Alat Ukur Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang
berlaku dui Indonesia

Beton Untuk Bangunan Standart Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air


Alat no. SK SNI S-36-1990-03

4.5.12. Pekerjaan Pemasangan Alat Pelengkap


4.5.12.1. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada semua titik titik yang tinggi terutama pada pipa Transmisi.
4.5.12.2. Katup (Valve)
Pada pemasangan pipa, katup dan accessoriesnya dilakukan setelah pengecoran beton lantai
bak kontrol, dan sebagian pipa tertanam dalam dinding bak kontrol.

Page 60 of 61
Spesifikasi Teknis ,Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4.5.12.3. Katup Penguras (Wash – Out)


 Harus dipasang pada semua titik terendah atau ujung pipa
 Tidak boleh dihubungkan kesuatu roil atau saluran benam yang menyebabkan aliran
kembali ke system perpipaan.
4.5.12.4. Bend
Bend digunakan untuk perubahan arah vertical dan horizontal yang mendadak dan tidak
dapat dihindari
4.5.12.5. Penutupan Ujung Pipa

 Harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis pipa yang digunakan, missal :
- Pipa GIP/GSP :menggunakan blank flange (untuk flange joint), cap untuk mechanical
dengan konstruksi penguat sementara.
 Jika pekerjaan tidak diteruskan harus diberi konstrukasi penguat yang permanen atau
trust block dengan adukan 1 : 2 : 3.
 Material yang digunakan, harus bersih dan bebas dari minyak, oli, ter, aspal atau bahan
minyak pelumas lainnya.
 Jika air masuk kedalam parit galian, sebelum pemasangan pipa dilanjutkan, maka tutup
kedua ujung pipa jangan dibuka sebelum parit galian dipompa sampai kering.
4.5.12.6. Bak Katup
Konstruksi dari beton bertulang/pasangan
Untuk dibawah trotoir, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
Pemutar katup harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton
Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan
terjadi diatasnya.
 Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.

Kupang, Juni 2023


Ditetapkan
Pejabat Pembuat Komitmen

Tri Widodo, SST


NIP.: 197604092010011016

Page 61 of 61

Anda mungkin juga menyukai