Anda di halaman 1dari 9

CV.

PUTRA TIMOR RAYA


Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

1. PERATURAN UMUM

1.1 UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat seolah–olah
disebutkan kata demi kata dalam uraian dan syarat–syarat ini adalah :
 Algemene Voorwarden Van Openbare Warken in Indonesia 28 Mei 1941 (AV
– 1941)
 Peraturan beton Bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
 Peraturan–peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja
 Peraturan Perburuhan Indonesia dan lain–lain yang dikeluarkan oleh
Jawatan /Instansi Pemerintah setempat.
 Pedoman Plumbing Indonesia 1979
 Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang Instalasi Listrik dan/Tenaga
(NI–2)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI – 1982)
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI – 5)

Jika dalam uraian dan syarat–syarat ini terdapat penambahan dari peraturan–
peraturan sebagaimana dinyatakan pada pasal–pasal berikutnya, uraian dan syarat–
syarat ini mengikat.
Kontraktor harus melaksanakan juga pekerjaan–pekerjaan atau bagian pekerjaan
yang walaupun tidak jelas disebutkan dalam uraian dan syarat–syarat serta
gambar–gambar, tetapi masih berada dalam lingkup pekerjaan berdasarkan
kebiasaan yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan
tersebut harus mengikuti petunjuk–petunjuk yang diberikan Direksi/Koordinator
Daerah di lapangan.

1.2
URAIAN & SYARAT–SYARAT, GAMBAR KERJA DAN PHOTO
DOKUMENTASI

 1
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis
Uraian dan syarat–syarat ini serta gambar–gambarnya digunakan sebagai pedoman
dasar dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Gambar–gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan
syarat–syarat ini.

Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat–syarat ini
maupun perubahan–perubahan yang terjadi pada waktu pelaksanaan, Pemborong
diwajibkan mentaati keputusan Direksi/Koordinator Daerah.

Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan–perbedaan,


Pemborong diwajibkan menanyakan kepada Direksi/Koordinator Daerah serta
membuat gambar–gambar pelengkap atas petunjuk–petunjuk Direksi/Koordinator
Daerah dan disahkan oleh Direksi/Koordinator Daerah. Tidak dibenarkan sama
sekali bagi Pemborong untuk memperbaiki sendiri hal–hal tersebut diatas. Akibat
kelalaian Pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.

1.3 RENCANA KERJA


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus bersama–sama dengan
Direksi/Koordinator Daerah merundingkan rencana kerja dan rencana waktu
pelaksanaan, segera setelah pelulusan pekerjaaan.
Setelah disetujui maka 2 (dua) exemplar cetakan rencana kerja dan rencana waktu
pelaksanaan harus diserahkan kepada Direksi/Koordinator Daerah dan 1 (satu)
exemplar harus berada ditempat pekerjaan.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan pengiriman/penyediaan bahan/


alat–alat, sesuai dengan rencana kerja dan rencana waktu penyediaan bahan–bahan
/alat–alat seperti tersebut pada ayat diatas. Rencana kerja ini akan dipakai oleh
Direksi/Koordinator Daerah sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelambatan pekerjaan dan prestasi Pemborong.

1.4 KANTOR KONTRAKTOR DAN KANTOR DIREKSI/KOORDINATOR


DAERAH, GUDANG DAN SARANA LAINNYA

 2
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis

1.4.1 Lokasi Kantor dan Gudang

Apabila diperlukan Kontraktor wajib menyertakan denah yang


menunjukkan tempat yang diusulkan untuk lokasi kantor, gudang atau
rencana lainnya untuk disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.

1.4.2 Kantor Kontraktor Wakil Direksi/Koordinator Daerah, Gudang dan


Bangunan Sementara
 Kantor untuk kontraktor di Proyek dibuat oleh kontraktor sendiri sesuai
dengan kebutuhan personil di lapangan.
 Kantor Kontraktor dan Kantor Direksi/Koordinator Daerah tersebut
merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat beton diplester,
konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap asbes
semen gelombang/seng, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk
pengawasan dan pencahayaan.
 Dalam kantor harus dipasangi dengan kabel untuk penerangan dan lampu
listrik. Penerangan listrik dilengkapi dengan lampu neon lengkap
dengan difuser dan stop kontak yang cukup.
 Pada kantor harus disediakan air bersih terus menerus serta harus tersedia
pula saluran drainase yang cukup.
 Semua ruang kantor harus dilengkapi dengan perabotan seperti meja
tulis, papan tulis (white board), lemari arsip, mistar gambar, lemari,
keranjang sampah kertas, rak arsip, gantungan jas dan barang lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas lapangan.
 Bahan–bahan bangunan yang penting misalnya PC, alat–alat dan
sebagainya harus disimpan dalam gudang yang dapat dikunci
sehingga tidak akan mudah hilang atau rusak oleh pengaruh cuaca.
 Selama masa pembangunan/pelaksanaan pekerjaan, semua pemasukan
dan pengeluaran barang ke/dari proyek harus mendapat izin terlebih
dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.
 Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan dan keamanan
bangunan kerja, gudang berikut inventarisnya.

 3
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis
 Bangunan sementara tersebut setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan
apabila tidak diperlukan harus dibongkar atas perintah
Direksi/Koordinator Daerah.

1.5 BAHAN–BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN

Bahan–bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain–lain


yang disediakan oleh Pemberi Tugas/Direksi/Koordinator Daerah dinyatakan pada
daftar lampiran.
Bahan–bahan dan peralatan lain diperlukan untuk pekerjaan yang tidak disediakan
oleh Pemberi Tugas/Direksi/Koordinator Daerah seperti tersebut diatas harus
disediakan oleh pemborong.

Kontraktor harus menyediakan contoh–contoh material yang akan dipakai untuk


dimintakan persetujuan dari Direksi/Koordinator Daerah dan tidak diperkenankan
memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi/Koordinator
Daerah akan menyimpan contoh–contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman–pengiriman selanjutnya.

Direksi/Koordinator Daerah berwewenang untuk meminta keterangan mengenai


asal dan mutu bahan bangunan dan lain–lain. Apabila dianggap perlu,
Direksi/Koordinator Daerah berhak menelitinya dengan mengirimkan contoh–
contoh bahan ke Balai Penelitian Bahan–bahan di Bandung. Segala ongkos yang
bertalian dengan penelitian tersebut adalah tanggungan pemborong.

Jika ada bahan–bahan yang ditolak oleh Direksi/Koordinator Daerah, Kontraktor


diwajibkan untuk segera mengangkat bahan–bahan tersebut keluar halaman
pekerjaan atas perintah pertama dari Direksi/Koordinator Daerah selambat–
lambatnya dalam waktu 3 X 24 jam. Jika bahan–bahan yang sedang dikerjakan
ternyata mengandung cacat, maka bahan–bahan tersebut dianggap sebagai ditolak.
Dalam hal ini pemakaian bahan–bahan tersebut harus segera dihentikan dan
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut harus dibongkar.

1.6 ALAT–ALAT KERJA DAN ALAT–ALAT BANTU

 4
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis

Pada prinsipnya Pemborong harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk


penyediaan air, penerangan, aliran listrik dan sebagainya.

Disamping alat–alat yang diperlukan seperti tersebut diatas, pemborong harus pula
menyediakan alat–alat ukur Theodolith dan Water–Pas untuk keperluan
penentuan/ pemeriksaan letak dan tinggi bangunan/pipa/alat–alat lain yang sedang
dan akan dilaksanakan. Semua biaya–biaya pengukuran adalah menjadi tanggung
jawab Pemborong.

Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat–alat yang


disebut diatas. Kontraktor hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari
masing–masing alat yang sesuai dengan scope pekerjaan yang akan dipergunakan
dalam melaksanakan pekerjan ini.

Daftar alat–alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula
faktor pertimbangan untuk pemilihan Pemborong.

1.7 PERSONALIA KONTRAKTOR

Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain diluar proyek ini


kepada para wakil ataupun pelaksana–pelaksananya.

Selama jam kerja, wakil atau pelaksana pembororng harus berada ditengah–tengah
pekerjaan kecuali berhalangan atau sakit.

Sehubungan dalam hal –hal tersebut diatas, pemborong diwajibkan mengajukan


bagan organisasi, lengkap dengan nama dan alamat para karyawan utama.

Kontraktor hanya boleh mempekerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan


merupakan pembawa penyakit seperti penyakit tipes, cholera atau dysentry serta
penyakit menular lainnya.

1.8 KECELAKAAN DAN KESEHATAN

 5
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis
Kecelakaan–kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
pemborong.
Sehubungan dengan ayat diatas, pemborong diwajibkan menyediakan kotak PPPK
lengkap terisi menurut kebutuhan.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, pemborong diwajibkan menyediakan alat
pemadam kebakaran. Antara lain botol–botol pemadam kebakaran BCF/CO2, pasir
dalam bak kayu dan/atau karung, galah–galah secukupnya serta pemeliharaannya.
Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawannya dan juga harus
menyediakan toilet / WC umum.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat–syarat ini, maka semua ketentuan
umum lainnya dan dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah cq. undang–
undang keselamatan kerja dan lain sebagainya, termasuk semua perubahan/
tambahan hingga kini tetap berlaku.

1.9 PENGAMANAN

Setelah pemborong mendapatkan batas–batas daerah kerja dan lain sebagainya,


maka pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
daerahnya mengenai :
a. Kerusakan–kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecorobohan yang
disengaja ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat–alat/bahan–bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian–kejadian yang disebutkan diatas, pemborong harus
melaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah dalam waktu paling lambat 24
jam untuk diusut dan diselesaikan persoalanya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian diatas, pemborong diizinkan mengadakan pengamanan
antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.

1.10 TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN

Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan pemborong


yang tidak termasuk dalam lingkup kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan

 6
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis
pada keadaan semula oleh Pemborong. Biaya perbaikan tersebut menjadi
tanggungan Pemborong.

1.11 PEMBUANGAN AIR SISA

Segala jenis aliran air baik itu air buangan atau air apapun juga yang ada sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut
cara–cara pembuangan yang telah ditentukan Direksi/Koordinator daerah, pejabat–
pejabat ataupun orang–orang yang terkena akibat air tersebut. Semua biaya
pembuangan air ini menjadi tanggungan Pemborong.

1.12 KEBERSIHAN LAPANGAN

Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada
sisa–sisa material atau sampah yang berserakan. Setelah pemyempurnaan
pekerjaan maka segala bahan–bahan sisa, sampah–sampah dan konstruksi
sementara harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali
seperti keadaan semula.

1.13 RAMBU–RAMBU LALU LINTAS

Bila pelaksanaan pekerjaan berhubungan dengan lalu lintas umum, maka


pemborong harus memasang tanda–tanda lalu lintas yang harus disetujui oleh
Direksi/Koordinator Daerah demi keselamatan lalu lintas.

1.14 TEST

 7
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis
Kontraktor sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan
dan pekerjaan–pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat–syarat ini.

1.15 UKURAN DAN PEIL

Ukuran dapat dilihat dalam gambar–gambar detail, sedangkan ukuran lainnya


yang belum terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi/
Koordinator Daerah.
Peil Dasar/Induk (Reference Point) akan ditentukan dan diberikan oleh
Direksi/Koordinator Lapangan. Kontraktor harus membuat patok–patok beton
yang permanen disekitar tempat pekerjaan untuk memudahkan pengukurannya.
Biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.

Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan–pekerjaan yang


tepat berdasarkan gambar/petunjuk Direksi/Koordinator Daerah harus dilakukan
Pemborong dan biaya pematokan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Koordinator


Daerah, pekerjaan selanjutnya baru boleh dimulai.

Kontraktor diwajibkan untuk senantiasa mencocokan ukuran–ukuran satu sama


lain pada tiap–tiap bagian pekerjaan dan segera melaporkan kepada Direksi /
Koordinator Daerah setiap tedapat perbedaan ukuran/selisih,untuk mendapatkan
keputusan perbaikannya. Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri
kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Direksi/Koordinator Daerah.

Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolith.


Pengukuran siku dengan benang menurut Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk
bagian–bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan Direksi/Koordinator
Daerah.

Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok–patok kayu yang


terpancang di dalam tanah, sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai

 8
CV. PUTRA TIMOR RAYA
Spesifikasi Teknis
pemasangan, pemborong harus melaporkannya kepada Direksi/Koordinator
Daerah untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong. Adanya


pengawasan dari Direksi/Koordinator Daerah tidak mengurangi tanggung jawab
tersebut.

 9

Anda mungkin juga menyukai