Spesifikasi Teknis Spam Sukutokan
Spesifikasi Teknis Spam Sukutokan
KEGIATAN :
DI DAERAH KABUPATEN
PEKERJAAN :
LOKASI :
2023
SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM :
PENGEOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
DI DAERAH KABUPATEN
PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)/BRONCAPTERING SUMUR DALAM
TERLINDUNGI DESA SUKUTOKAN
LOKASI :
DESA SUKUTOKAN - KEC. KLUBAGOLIT - KAB. FLORES TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I
PERATURAN UMUM
1. PERATURAN UMUM
1.1 UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat seolah-olah disebutkan kata demi kata
dalam uraian dan syarat-syarat adalah :
• Algemene Voorwarden Van openbare Warken in Indonesia 28 Mei 1941 (AV – 1941)
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
• Peraturan-peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja
• Peraturan Perburuan Indonesia dan lain-lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat
• Pedoman Pumpling Indonesia 1979
• Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang Instalasi Listrik dan /Tenaga (NI – 2)
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI - 1982)
• Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (NI – 5)
Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-peraturan sebagaimana
dinyatakan pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-syarat ini mengikat.
Kontraktor harus melaksanakan juga pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar, tetapi masih berada dalam lingkup
pekerjaan berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut
harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Direksi/Koordinator Daerah di lapangan.
Page 1 of 51
Spesifikasi Teknis
Page 2 of 51
Spesifikasi Teknis
Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut di atas, Pemborong harus pula menyediakan alat-alat
ukur Theodolit dan water – pas untuk keperluan penentuan atau pemeriksaan letak dan tinggi
bangunan/pipa/alat-alat lain yang sedang dan akan dilaksanakan. Semua biaya pengukuran adalah menjadi
tanggung jawab pemborong.
Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas. Kontraktor
hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan scope
pekerjaan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor pertimbangan untuk
pemilihan Pemborong.
1.9 PENGAMANAN
Setelah pemborong mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
• Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang sengaja ataupun tidak.
• Penggunaan sesuatu yang keliru.
• Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut di atas, pemborong harus melaporkan kepada
Direksi/Koordinator Daerah dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya
lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian di atas, pemborong diizinkan mengadakan pengamanan antara lain penjagaan,
penerangan pada malan hari dan sebagainya.
Page 3 of 51
Spesifikasi Teknis
1.14. T E S T
Kontraktor sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan dan pekerjaan-pekerjaan
lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.
Page 4 of 51
Spesifikasi Teknis
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL
Page 5 of 51
Spesifikasi Teknis
dengan mengeluarkan lumpur tersebut dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan
Direksi/Koordinator Daerah dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
2.3.6 Bila dipandang perlu Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah untuk melengkapi lubang galian
yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah kelongsoran-kelongsoran yang
mungkin terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-
pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi/Koordinator Daerah untuk penggunaan
jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan pemborong dari akibat yang mungkin terjadi
sewaktu panggilan. Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dengan keadaan kering.
Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh dan rapat untuk
mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk
Direksi/koordinator Daerah.
2.3.7 Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah, kotoran-kotoran
dan bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus diisi dengan adukan pondsi nantinya.
Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di atas lapisan tersebut, tanpa lantai
kerja.
2.3.8 Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil galian.
Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus
bersih dari timbunan tanah.
Page 6 of 51
Spesifikasi Teknis
dengan ketetapan dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-gambar kerja dan
instruksi-instruksi Direksi/Koordinator Daerah.
• Direksi/Koordinator Daerah berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh pemborong. Pengawasan Direksi/Koordinator Daerah tidak membebaskan
pemborong dari tanggung jawabnya atas kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan /
penyimpangan dalam pelaksanaan.
• Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus dibongkar dan
diganti/diperbaiki atas biaya pemborong.
• Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-syarat P.B.I 1971.
2.7.2 M a t e r i a l
a. S e m e n
• Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dlam NI – 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah
disetujui Direksi/Koordinator Daerah dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong
tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain
harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.
• Bila Direksi/Koordinator Daerah menganggap perlu, pemborong harus mengirimkan surat
pernyataan dari pabrik yang menyatakan type, kwalitasi semen beserta manufacturers test
certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI – 8.
Sementara yang menggumpal, sweeping atau kantongnya robek/rusak ditolak untuk
digunakan.
• Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan tidak luas sehingga
penimbunan semen dapat diatur denganbaik. Semen di dalam kantong tidak boleh disusun
lebih dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada minimum 30 cm di atas lantai.
Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama dapat digunakan terlebih dahulu.
b. Agregat
• Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercantum dalam
P.B.I – 1971 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
• Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad organik, garam,
alkoli dan butir-butir uang lunak di samping itu pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak
mengandung bahan – bahan yang merugikan beton sampai batas maximum 5% berat. Kadar
lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4% (terhadap berat kering) dan jika melebihi agregat
harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
• Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang mempunyai gradasi yang
baik, Keras, padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh
cuaca. Kadar lumpur dalam agregat kasar tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih agregar
harus dicuci lebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak
lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
• 5 (Lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan ukuran
tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan percobaan yang tercantum dalam P.B.I 1971. Dari
hasil-hasil ini pemborong mengambil contoh-contoh yang representatif untuk diambil grading
analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah telah terpilih,
pemborong harus menjaga agar semua pengiriman material selanjutnya mempunyai kualitas
dan grading yang sama selama pekerjaan.
• Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan grading dari material-
material harus dibuat paling sedikit satu percobaan untuk setiap pengiriman 25 ton.
• Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah terjadinya
degradasi dari berbagai ukuran partikel. Stock ples harus dibentuk diatas platfom dari beton
Page 7 of 51
Spesifikasi Teknis
dan atau kayu keras yang disetujui. Agregat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari
material-material lain. Tempat yang cukup harus disediakan unutk menjamin tersedianya
kedua macam agregat tersebut selama pekerjaan berlangsung.
c. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam. Alkali, garam,
bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Page 8 of 51
Spesifikasi Teknis
dan hari pembuatan, bersama-sama dengan satu tanda dari bagian pekerjaan mana sample
diambil. Sistem dari pengukuran dan pemadatan dari kubus akan ditentukan oleh
Direksi/Koordinator Daerah.
• Kontraktor harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua test, dan dilaporkan/diserahkan
kepada Direksi/Koordinator daerah secara rutin.
2.7.7 A c u a n (Bekisting)
• Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau
perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut atau
Page 9 of 51
Spesifikasi Teknis
cekung. Sambungan pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal
dan vertikal.
• Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan, over stress dan
pergeseran tempat pada bagian kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-
benar kuat dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di atasnya selama
pelaksanaan.
• Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan plat lantai dilaksanakan
dengan menggunakan anti lendut ke atas sebagai berikut : semua balok dan plat lantai sebesar 0,2
% lebar bentang pada tengah bentang. Semua balok dan plat cantilever 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
• Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk menghindari
kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada beton. Segera sebelum beton dicor, bagian
dalam dari bekisting harus dibersihkan dari semua material lain termasuk air.
• Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi/Koordinator Daerah
sebelum pengecoran beton dilakukan.
• Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak diplester lagi (exposed
concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Sedangkan
bekisting untuk beton biasa harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
• Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus
dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat
pada dasar kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Koordinator Daerah, bukaan ini boleh ditutup kembali.
• Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau pembebanan yang melebihi
beban rencana dengan adanya pembongkatan tiap bagian bekisting atau penyangga berada di
pihak pemborong.
• Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting
dari bagian-bagian struktur adalah sebagai berikut :
Page 10 of 51
Spesifikasi Teknis
Page 11 of 51
Spesifikasi Teknis
• Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan harus
diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang tercampur atau terkikis air hujan.
Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin Direksi/Koordinator Daerah terlebih dahulu.
2.7.12 Perawatan
• Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera dilakukan
setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-kerusakan
dan dilanjutkan terus-menerus dibuat basah dengan cara menggenangi (ponding), atau bila tidak
mungkin dapat menggunakan goni-goni basah untuk menutupnya.
• Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau menurut
petunjuk Direksi/Koordinator Daerah.
• Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selam perawatan. Bila cetakan dibuka dalam masa
perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat dengan cara seperti di atas.
Page 12 of 51
Spesifikasi Teknis
syarat atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Direksi/Koordinator
Daerah.
• Pengujian Compresive Strength dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Tidak boleh melebihi dari satu nilai di antara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut kurang dari T.bk.
b. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi
kurang dari (T bk + 0,82 Sr)
c. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah di antara4 (empat) hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut tidak boleh lebih besar 4,3 Sr
d. Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus memenuhi T bk = t bm
– 1,64 Sr.
• Bila Compresive test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka
Direksi/Koordinator Daerahakan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari mana kubus-
kubus tersebut diambil.
d. Bata Merah
• Bata merah yang dipakai harus dibuat dari tanah liat melalui proses pembakaran.
• Ukuran nominalnya adalah 6 m x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang
• Bata merah yang dipakai harus bata yang berkwalitas No.1 dan telah mendapat persetujuan
Direksi/Koordinator Daerah. Warna harus merah tua, merata tanpa cacat atau mengandung
kotoran.
Page 13 of 51
Spesifikasi Teknis
e. A i r
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan beton.
2.8.2 Adukan
• Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk pasangan batu kali 1 PC : 4 psr
- Untuk pasangan trasram 1 PC : 2 psr
- Untuk pasangan dinding bata 1 PC : 4 psr
• Adukan harus dibuat secarahati-hati di dalam bak kayu yang dalam keadaan kering kemudian
diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang plastis.
• Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus menurut ukuran-ukurandalam gambar rencana, dikerjakandengan rapih dan
baik. Pondasi batu kali harus dipasang di atas lantai kerja. Adukan yang dipakai adalah adukan
dengan campuran 1 pc : 4 pasir
Page 14 of 51
Spesifikasi Teknis
Page 15 of 51
Spesifikasi Teknis
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PERPIPAAN
Page 16 of 51
Spesifikasi Teknis
21. Beton : adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir, kerikil, air dan
semen Portland atau bahan penguat hidrolis lain yang sejenis, dengan
atau tanpa bahan tambahan lainnya.
22. Bahan tambahan : adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan beton, selain
semen, pasir, kerikil dan air yang tidak memberi pengaruh yang kurang
baik pada beton.
23. Pengujian beton : adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk mengetahui
kekuatan karakteristik beton, kadar air yang dimiliki.
24. Bekisting : adalah cetakan beton.
25. Lantai kerja : adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling bawah dari
lapisan struktur pondasi.
26. Bahan pilihan : adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak mengandung
batuan atau bahan padat lain yang berukuran lebih besar dari 5 mm,
mempunyai gradasi yang baik dan tidak mengandung bahan organik
seperti rumput, akar tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya
yang bersifat mengembang.
27. Reservoir (distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi pengolahan air
atau mata air untuk kemudian didistribusikan kedaerah pelayanan
melalui jaringan perpipaan.
28. Muka air maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam reservoir/bak
29. Muka air minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak dimana
bagian air ini tidak boleh diganggu untuk mencegah agar endapan pada
dasar reservoi/bak tidak terbawa keluar.
30. Manhole (lubang inspeksi): adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat melakukan
pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan terhadap perlengkapan
didalam reservoir/bak.
31. Pipa inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
32. Pipa outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari reservoir/bak ke
system perpipaan.
33. Pipa by pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan dihubungkan dengan
pipa outlet, dilengkapi dengan valve, sehingga dapat terjadi sambungan
langsung dari system jaringan pipa masuk dan jaringan pipa keluar.
34. Pipa peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air dalam
reservoir/bak.
35. Pipa penguras. : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air pencuci serta
Lumpur-lumpur dan kotoran yang mengendap didasar reservoir/bak.
36. Bak penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan katup/valve untuk
mengeluarkan/menguras kotoran yang ada didalam jaringan pipa.
37. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air valve yang
bertujuan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap didalam pipa.
38. Accessoris pipa : adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk agar pengaliran
air didalam pipa dapat berjalan lancar.
Page 17 of 51
Spesifikasi Teknis
39. Jalan aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan hingga
mencapai temperatur 150 – 1700C.
40. Jalan gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang dipadatkan.
41. Jalan beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari beton.
42. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Page 18 of 51
Spesifikasi Teknis
➢ Panjang pipa untuk dia 20 mm (1/2”) sampai dengan dia 63 mm (2”) adalah100 meter, untuk
dia 75 mm (2 ½ “) sampai dengan dia 90 mm (3”) adalah 50 meter dan untuk diameter lebih
besar 110 mm (4”) adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
➢ Standard pipa polyethylene (PE)adalah SNI 06 – 4829 – 2005 / ISO 4427.96
b. Sambungan Pipa
Dalam instalasi pipa polyethylene (PE) adalah beberapa metoda penyambungan, secara umum
metoda penyambungan dapat dimasukkan dalam 2 (Dua) kelompok besar, yang masing-masing
terdiri dari beberapa penyambungan, berikut adalah pengelompokannya :
1. Sambungan mekanis (Mechanical Joint)
Pada kelompok ini penyambungan dilakukan dengan cara mekanis yaitu tanpa penggunaan
mesin khusus, yang diperlukan hanya peralatan bantu biasa.
➢ Flange Joint
Penyambungan jenis ini menggunakan stub end yang dikombinasikan dengan flens dan
diikat dengan mur dan baut, selain untuk penyambungan antara pipa atau fitting PE
dengan pipa atau fitting dari material lainnya, seperti penyambungan PE dengan PVC
atau PEdengan GIP
➢ Compession Fitting
Cara penyambungan jenis ini menggunakan fitting khusus yang caranya ralatif lebih
praktis, ada beberapa tipe dan bentuk fitting yang digunakan dalam pernyambungan jenis
ini. Jenis ini juga sering disebut dengan istilah quick Jiont, fitting ini dibuat dari material
Poly Propelene (PP) dengan ukuran Ø ½ “ (20 mm) sampai dengan Ø 4 “ (110 mm)
➢ Mechanical bolt coupling (Giboult coupling)
Sama seperti sambungan flens, fitting ini biasanya digunakan juga untuk menyambung
pipa dan fitting PE dengan pipa dan fitting dari material lainnya, prinsip kerjanya adalah
dengan mengencangkan baut dan mour, sehingga o-ring di sisi dalam akan menekan pipa
sehingga pipa tidak bergerak.
Page 19 of 51
Spesifikasi Teknis
polyethylene (PE) ini dengan cara meleburkan permukaan yang disambungkan, maka
sambungan pengelasan sering disebut juga Fusion Joint.
➢ Buttfusion
Pada penyambungan ini kedua sisi yang disambungkan dipanaskan hingga lunak,
kemudian dengan tekanan sejajar sumbu kedua sisi disatukan dalam waktu tertentu.
➢ Head fusion
Ada dua jenis cara penyambungan dengan headfusion, tetapi prinsip dasar keduanya
adalah sama, yaitu pemanasan pada permukaan dalamm fitting/coupling dan permukaan
luar material yang akan disambungkan.
c. Fitting
➢ Fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang diadakan tanpa
harus dimodifikasi /diubah terlebih dahulu dan merupakan proses fabrikasi/Hand Made
➢ Fitting yang tidak dibuat dari PE harus dibuat dari ductile ironsesuai dengan standar ISO/R
13 atau standar lain yang equivalent. Fitting-fitting ini harus dilapisi di luar dan di dalam
untuk mencegah korosif dengan bitumen ( Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas
dari bau, rasa, dan tidak membahayakan kesehatan.
➢ Socket
Jenis aksesoris pertama adalah Socket. Aksesoris ini biasanya digunakan untuk menyambung
pipa, tujuannya memperpanjang pipa dengan menyambung lurus satu pipa dengan pipa yang
lain. Jenis aksesoris ini biasanya digunakan untuk dua jenis pipa dengan diameter yang sama,
dengan ulir yang berada dibagian dalam. socket dapat dibagi menjadi beberapa jenis lagi
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan customer mulai dari socket drat luar, socket drat
dalam dan masih banyak lagi.
➢ Elbow
Jenis aksesoris Pipa yang lain adalah Elbow, berbeda dengan socket, aksesoris ini berfungsi
untuk membelokkan aliran dengan ulir dibagian dalam. Sama fungsinya dengan Elbow,
aksesoris pembelok aliran juga dapat dilakukan dengan Bend. Hanya saja aksesoris ini
digunakan untuk membelokkan aliran beradius besar, elbow pun juga memiliki banyak sekali
jenis mulai dari Elbow dengan dimensi derajat yang berbeda, elbow 90 derajat, elbow 45
derajat, bahkan juga di kombinasikan dengan elbow dengan drat luar atau drat dalam,
semuanya tergantung jenis pipa dan kebutuhan customer.
➢ Tee
Selain membelokkan, aksesoris pipa juga dapat bekerja dengan membagi aliran menjadi dua
arah. Alat ini bernama Tee. Seperti namanya “T” bentuk aliran yang dihasilkan berawal dari
pipa lurus yang dibelokkan ke kiri dan ke kanan. Tee pada umumnya berbentuk T namun ada
beberapa kasus Tee dapat berbentuk Y, banyak orang yang menyebutnya Y-Branch, begitu
juga dengan T dengan ujung yang ciut/mengecil sering disebut Tee With Reducer, dimana
ujung kanan-kiri sama namun bagian tengah Tee menciut/mengecil.
➢ Reducer
Selanjutnya adalah Reducer. Akesoris ini biasanya digunakan untuk menyambung dua pipa
dengan diameter berbeda. Reducer sendiri terbagi menjadi dua tipa, yakni Reducer Elbow
yang fungsinya membelokkan aliran dan Reducer Socket yang fungsinya memperpanjang
pipa, dengan sambungan pipa lurus.
➢ Flange
Flange adalah sebuah mekanik yang bertujuan untuk menyambungkan 2 buah pipa yang
masing-masing memiliki flange juga, flange dikombinasikan dengan mur dan baut, tanpa 2
hal ini flange tidak dapat dipakai, jumlah mur dan baut yang digunakan pada flange
tergantung dari jenis flange itu sendiri, jenis flange bermacam-macam sesuai dengan
kebutuhan, begitu juga bahan dari flange ada yang terbuat dari plastik, HDPE bahkan besi.
➢ Cap, Plug, Clean Out
Page 20 of 51
Spesifikasi Teknis
Banyak istilah untuk menggambarkan 3 macam nama ini, namun fungsi mereka sama yaitu
menutup saluran pipa pada ujung pipa yang tidak dihubungkan lagi, kebanyakan para
kontraktor memilih untuk menutup ujung pipa dengan kran air, sehingga ujung pipa dapat
digunakan dan bermanfaat, namun ada suatu waktu harus ditutup maka cap, plug dan clean
out inilah jawabannya, Cap adalah penutup yang lebih simpel dari yang lain, menutup rapat
dan permanen tidak dapat di buka kembali, Plug adalah penutup yang sangat rapat dengan
sistem ulir/drat, clean out adalah penutup yang dapat ditutup dan dibuka kembali sesuka hati.
➢ Coupling dan Union
Coupling dan union tersedia dalam berbagai ukuran tergantung desain instalasi yang akan di
kerjakan. Fungsi utamanya hanya untuk menyambungkan dua pipa atau tubing. Desain untuk
coupling dan union biasanya di buat pendek.
➢ Fitting Kompresi
Pada fitting kompresi terdapat bagian: bodi, nut, dan gasket ring (ferule). Dengan
menggunakan tekanan untuk memperkuat koneksi sehingga mencegah kebocoran. Fitting ini
banyak di gunakan dalam bidang industri maupun perumahan.
➢ Valve
Valve kadang masih di anggap sebagai fitting bagi sebagian orang, namun lainnya
memisahkan valve sebagai material jenis tersendiri. Fungsi utama dari valve adalah
mengontrol aliran cairan maupun gas yang melalui sistem.
➢ Stub End
Stub End adalah aksesori pipa HDPE yang digunakan untuk mendukung sistem
penyambungan flange to flange joint. Model saambungan ini memungkinkan saluran pipa
semi permanen, dan bisa dibongkar pasang.
➢ Clamp Saddle
Clsmp saddle adalah jenis fitting HDPE yang dapat difungsikan sebagai percabangan tanpa
harus memotong bagian utama pipa. Dilengkapi dengan bagian dratting, yang bisa disambung
dengan valve atau pipa lain.
➢ Male Thread/Female Tread
Male tread/Female Treada adalah Fitting HDPE yang didesain mendukung sambungan
dengan sistem ulir. Male atau drat luar dan female untuk istilah drat dalam, tersedia dalam
beberapa bentuk. Diantaranya untuk sambungan lurus, belok (elbow) dan sambungan
percabangan.
Page 21 of 51
Spesifikasi Teknis
Permukaan dalam pipa PE fiting pipa hdpe polietilena tidak hanya kuat, tetapi juga licin. Hal
ini membuat resistensinya lebih rendah dan kapasitas aliran meningkat maka cocok untuk
Pipa Air Bersih. Ini berarti untuk spesifikasi teknis yang sama, Anda membutuhkan diameter
pipa polietilena yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan pipa besi, pipa beton
atau PVC.
➢ Mudah Dipasang
PE polietilena fitting hdpe lebih fleksibel dibandingkan dengan PVC, tidak ada masalah
apabila dipasang di area terbuka dengan permukaan yang kasar/ berbatu (bahan pipa jenis ini
dapat kembali ke bentuk semula setelah dilindas oleh truk).
➢ Karakteristik pipa HDPE
Karakter aksesoris pipa polietilena hdpe yang sangat mudah diinstalasi membuat tim anda
tidak perluh terlalu khawatir dan yang lebih penting, Waktu pemasangan pipa ini jauh lebih
cepat apabla dibandingkan jenis lainnya.
➢ Anti Bocor
Melalui proses pemanasan, dua bagian pipa polietilena bias dilebur menjadi pipa satu bagian
yang homogen. Hal ini meniadakan penggabungan mekanis dengan semua potensi bocor saat
proses fitting pipa hdpe atau aksesoris pipa hdpe.
➢ Material lainnya
Polietilena memiliki sifat anti korosi, juga tahan terhadap asam, caustics, garam dan gas.
permukaan dalam pipa polientilena cukup kuat sehingga cocok untuk slurries dan berbagai
tipe abrasi lainnya.
Page 22 of 51
Spesifikasi Teknis
b. Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan untuk pipa GIP/GSP dia. 0,5 – 6,0 inchs menggunakan jenis sambungan
socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter 8,0 inchs menggunakan jenis
sambungan dengan pengelasan (welded).
Page 23 of 51
Spesifikasi Teknis
➢ Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland packing dan stuffing
box.
➢ Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
➢ Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus dilengkapi dengan
handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cast iron.
➢ Sluice valve yang dipasang di bawah tanah harus dilengkapi dengan burred service kit sama
sperti yang disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2 inch atau lebih besar.
2. Air Valve
➢ Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar
➢ Body harus terbuat dari cast iron
➢ Semua peralatan yang bergerak harus dibuat dari stenless steel atau bronze.
➢ Pelampung terbuat dari karet atau stenless steel.
➢ Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
➢ Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f /cm².
3. Water Meter
Water meter harus memenuhi/sesuai dengan ISO 4064-B atau standart setara
Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
- Jenis : Magnet drive
- Body : SII 0788-83
- Saringan : dari bahan anti karat
- Bahan : Cast iron all flange
- Tekanan kerja : Max. 50 bar atau Min. 20 bar
- Pembacaan : 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran
- Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
- Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
- Minimal Flaw rate 3,2 s/d 400 m3/h
- Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut) dengan cover glass terbuat
dari kaca dengan tebal 4 mm
4. Flange Steel
Semua Flange Steel dan perlengkapannya harus sesuai dengan ukuran dan standart ISO – 2531 seperti
yang ditunjukkan dalam Tabel C.4
Tabel C.4
Standar Flange
Pipa Jumlah Diameter Diameter
D C
Nominal Lubang Lubang Baut
2 50 165 125 4 19 16
3 75 200 160 8 19 16
4 100 220 180 8 19 16
6 150 285 240 8 23 20
8 200 340 295 12 23 20
10 250 405 355 12 23 20
Page 24 of 51
Spesifikasi Teknis
Keterangan :
- DN/DN = Diameter nominal untuk pipa
- D = Flange OD
- d1 = Diameter lingkaran baut
- d = Diameter lubang baut
= Lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange
= Lubang baut atara tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang dan
diameternya.
5. Packing Flange
Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya packing untuk
flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang tersembunyi minimal 5 mm.
6. Accessories Pipa
➢Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya
dalam Kontrak
➢Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari jumlah accessories
yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.
Page 25 of 51
Spesifikasi Teknis
3.2.6 Penyimpanan
1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi dahulu dengan
balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi harus diberi pelindung yang
tahan terhadap perubahan suhu, cuaca atau kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam gudang dan
disusun dengan rapi sedemikan rupa sehingga memudahkan pengeluarannya, dan juga agar
susunan pipa tidak akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan penyimpanan di dalam
gudang (jika sudah punya gudang) adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran ke dalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa tersebut
ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter
2. Accesories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun, disimpan dengan
rapi.
Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus di kelompokan sesuai
jenis yang sama ( misal : gate valve dengan gate valve dan seterusnya )
Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi/diberi gemuk pada ulirnya,
kecuali untuk fitting dari bahan pipa PVC.
Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini termasuk juga
biaya yang dikeluarkan untuk sewa gudang/tempat merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
❖ SNI 06-4829-2005 Pipa polietilene untuk air minum
❖ SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa polietilena
❖ SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilene untuk air minum
❖ ISO 4427 : 1996 Polyetylene pipes for water supply specifications
❖ ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – determination of Carbon blackcontent by
calcinations pyrolysis – Test method and basic specification
❖ ISO /TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in gas pipes
and fitting’s
❖ ISO 11420 : 1996 Method for the assessment of the degree of carbon black dispersion in
polyolefin pipes, fittings and compound’s
❖ ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – part 1 : Determination of tensile properties
❖ ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
❖ ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance to internal
pressure – test method
❖ ISO 1133 : 1991 Plastic – determination of the melt mass – flow rate (MFR) and melt volume
flow rate (MVR) of thermoplastics
❖ ISO 2505 – 1 – 1991 Thermoplastics pipe – longitudinal reversion – part 1 : determination methods
❖ ISO 3607 : 1997/E Tolerances on outside diametersand wall thikenesses
Page 26 of 51
Spesifikasi Teknis
2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan antara pemasok
dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m. Diameter gulungan minimum harus 18 x dn.
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan
pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih
rendah. Tegangann uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel di bawah
Page 27 of 51
Spesifikasi Teknis
2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila diuji pada suhu
200C
3.3.6 Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu denganmenggunakan Butt Fusion dan
Smbungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan diameter mulai dari
63mm dengan ketebalan minimum 4,7 mmdengan SDR13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint
direkomendasikan untukpipa dengan diameter 20 -110mm. sedangkan dengan penyambungan dengan
elektrofusion dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.
Page 28 of 51
Spesifikasi Teknis
Referensi
Page 29 of 51
Spesifikasi Teknis
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang dari 226 N/mmz
(22300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
• SNI 07-0949-1989 Pelat baja karbon untuk uap dan bejana tekan
• SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
• SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
• ASTM A 283, grade D
• ASTN A 570, Grade 33
• JIS G 3101, Class 2
• JIS G 3452, SGP
• JISG 3457,STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SNI 2527-90 atauJIS
G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan
dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna barang boleh dilakukan pengelasan manual
dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat pabrik harus dengan
pengelasan sudut (Butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa
adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang - seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang
berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar
maupun pada bagian dalam pipa.
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran
diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
3. Fitting
Semua fitting baja /steel harus dari bahan yang sama dan difibrikasi sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan pada bagian3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Rinmg penguat
atau saddle penguat dapat dipasang pda bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11
Page 30 of 51
Spesifikasi Teknis
dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dengan persyaratan
yang dispesifikasikan dalam bagian 3.2 dan standar berikut :
• Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
• Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451.
atauAWWA C 208.
“Bend” yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari dua potongan
bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi yang lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat
harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih
besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
▪ Primer, type Byangdispesifikasikan di atas
▪ Coal tar enamel, type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-0,8 mm
▪ Bonded asbestos felt
▪ Coal tar enamel, type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan0,8 mm minimum.
▪ Bonded asbestos felt; dan
▪ Satu lapisan water resistant white wash.
System pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada yang di
spesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan engineer tetapi segala system proteksi yang
menggunakan polyethylene tapi tidak diperkenankan.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure Painting Council,
USA dan kelas yang disebutkan di atas, primer dan Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, read lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623,
Lead-Suboxide Anticorrosive paint, Calss 1 atau sesuai dengan persetujuan pengguna barang.
Page 31 of 51
Spesifikasi Teknis
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih harus dilengkapi
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan
pada air minum. Penyedia jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat yang menjamin perayaratan untuk
saluran air minum.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada sambungan atau pada
bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu
memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti table di bawah ini :
Page 32 of 51
Spesifikasi Teknis
2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawawh ini :
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)
3. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari flens harus dicat
dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan lapisan Dalam.
Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan spesifikasi dan
memasukkannya ke dalam Billof Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk
menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance) 20%. Penyedia jasa
pengadaan harus menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan minimumluar dan
lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Page 33 of 51
Spesifikasi Teknis
Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
Karakteristik fisik lapisan luar
▪ Specific Gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
▪ Kekuatan tarik :
▪ Elongasi :
- Circumferential (Min., N/mm2) : 250 (JIS K6760)
- Axial (Min., N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
▪ Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
▪ Dielectric Strenght
(Min.,kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
▪ VolumeResistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JIS K 6911)
▪ Shrinkage*
- Circumferential (Min., N/mm2) : 40
- Circumferential (Min., N/mm2) : 8
Page 34 of 51
Spesifikasi Teknis
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan pita pembungkus
kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesive atau material lain yang disetujui oleh
Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan pelindung korosi petrolatum.
Page 35 of 51
Spesifikasi Teknis
k. Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan material galian yang
akan digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang tidak cocok untuk penimbunan
kembali atau untuk keperluan lain, maka Pemborong harus segera menyingkirkannya dari lapangan. Biaya
penyingkiran ini adalah tanggungan Pemborong.
l. Timbunan Kembali
Parit-parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika Direksi/Koordinator
Daerah menentukan lain.
Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan dari pada pipa.
Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang normal atau sepanjang jalan, urugan
pasir setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam gambar. Urugan pasir
tersebut harus dipadatkan dan diratakan.
Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan
dalam gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter maximal 2 mm dan bebas dari lempung
dan zat organik. Setelah urugan pasir, saluran diurug dengan tanah urug yang bebas dari kerikil, benda-
benda tajam, zat organik dan dipadatkan lapis demi lapis.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm di atas permukaan tanah asli untuk mengimbangi adanya
penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40 cm kecuali ditempat sambungan tidak
ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera disempurnakan setelah test
pipa dilaksanakan dan disetujui Direksi/Koordinator Daerah.
Page 36 of 51
Spesifikasi Teknis
Gambar 1
Typical Pemasangan Pipa HDPE
Pasir Urug h
Dia.
Pipa
w w
Tabel 3.5.1
Spesifikasi Galian Tanah Pipa HDPE
Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 22 17.00 7.5 25 7.5
¾ 25 17.00 7.5 30 7.5
1 32 23.20 10 30 7.5
11/2 50 25.00 10 30 7.5
2 63 26.30 10 30 7.5
3 90 34.00 12.5 35 8
4 110 41.00 15 40 10
6 160 56.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15
Page 37 of 51
Spesifikasi Teknis
Gambar 2
Typical Pemasangan Pipa GIP
Dia.
Pipa
w w
Tabel 3.5.2
Spesifikasi Galian Tanah Pipa GIP
Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 15 16.50 7.5 25 7.5
¾ 20 17.00 8.5 30 7.5
1 25 22.50 10 30 7.5
11/2 40 24.00 10 30 7.5
2 50 25.00 10 30 7.5
3 75 32.50 12.5 35 10
4 100 40.00 15 40 10
6 150 45.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15
Page 38 of 51
Spesifikasi Teknis
Page 39 of 51
Spesifikasi Teknis
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalaman galiannya dapat dengan 2 cara :
baik dilepaskandulu dari gulungannya baruditurunkan atau diturunkan dahulu dalam bentuk roll baru
dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, “fitting” dan “Valve” harus diturunkan ke dalam galian satu per satu, dengan menggunakan
Derek, tali/tambang. Atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun pada bahan lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan
tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, “Fitting”, “Valve” atau perlengkapan lain dalam penanganannya
kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau
penolakan bahanyang rusak tersebut.
3. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa polyethylene adalah sebagai berikut :
a.Sambungan mekanis :
• Mechanical –join: sambungan plastic, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push –in dengan O-ring dan ulir
• Sambungan dari metal
Page 40 of 51
Spesifikasi Teknis
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa dengan
sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu sampai
mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk
beberapa saat, setelag dingin klem dapat dibuka.
- Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian dalam socket
harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya
telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas
dan socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan ke dalam socket sambungan. Biarkan
beberapa saat sampai dingin.
- Sudle welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dengan cairan pembersih.
Taruh piringan pemanas di antara pipa sudle dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengantekana
tertentu umtuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang
biasanya sudah ada pada sambungannya.
2. Pengangkutan
Peralatan ini harus dapat mengangkut pipa sesuai dengan kondisi yang diperlukan
Perletakan pipa.
Pipa yang akan dipasang harus diberi dasar material padat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2
3. Penyambungan pipa
Penyambungan pipa harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik dan disetujui oleh Direksi/Koordinator
Daerah. Semua permukaan luar dan dalam dari ujung pipa atau perlengkapan pipa (Accessories) yang akan
disambung harus bersih.
Pipa DCIP, GIP/DSP dan Steel
▪ Penyambungan dengan tipe flens/flange dan mur diputar dengan ukuran kunci putar dalam table 3.5.3.a
dan semua flange menggunakan gasket dn harus benar-benarpada posisinya.
▪ Penyambungan dengan tipe ulir (drat), bagian luar dari ulir harus dilindungi dengan cat bitumen.
Page 41 of 51
Spesifikasi Teknis
Gambar 2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian
Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata pengurugan dipadatkan
Pipa diletakkan diatas material terpilih tebal
sampai garis tengah pipa
100 mm pengurugan dipadatkan sampai
puncak pipa.
Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada permukaan pasir, Pipa diletakkan pada material granular yang
kerikil atau batu pecah dengan tebal 1/8 kali dipadatkan sampai dengan garis tengah pipa
diameter pipa minimum. 100 mm dan material terpilih atau granular
dipadatkan sampai puncak pipa
Page 42 of 51
Spesifikasi Teknis
Tabel 3.5.3.a
Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens
Ukuran Baut Diameter Nominal Pipa Standart Puntir
(mm) (mm) (kg-m)
16 75 – 200 6
20 250 – 300 9
22 350 – 400 12
24 450 - 600 18
4. Pemotongan Pipa
▪ Kontraktor harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan alat pemotong pipa yang tidak
merusak lapisan pelindung dan lapisan pencegah korosif pada pipa dan bila diperlukan, Pemborong
harus membuat ulir pada ujung pipa yang telah dipotong.
▪ Pemotongan ujung pipa untuk jembatan pipa harus dibuat miring dan kemiringan ujung pipa tersebut
harus dipotong dengan sudut 30 derajad diukur dari garis yang sejajar dengan sumbu pipa dengan
toleransi 50 – 00 dengan lebar permukaannya lebih kurang 1/16 inch sampai 1/32 inch
Page 43 of 51
Spesifikasi Teknis
Tabel 3.5.3.b
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras
a. Untuk Sambungan Push-On
Diameter Nominal Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan
(mm) (derajat)
75 – 200 5o
250 – 350 4o
400 3o30`
b. Untuk Sambungan Mechanical Joint
(mm) (derajat)
75 – 300 5o
350 4o50`
400 4o10`
Tabel 3.5.3.c
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek
Dia. Nominal Push On Joint Mechanical Joint
mm Sudut Defleksi Panjang Def. Sudut Defleksi Panjang Def.
(cm) (cm)
75 5o00` -- 5o00` --
100 5o00` 52 5o00` 52
150 5o00` 52 5o00` 52
200 5o00` 52 5o00` 52
250 4o00` 41 5o00` 52
300 4o50` 41 5o00` 52
Keterangan :
Defleksi yang diijinkan untuk panjang pipa 6,00 meter
Page 44 of 51
Spesifikasi Teknis
• Pengujian pipa harus sesuai dengan tata cara pengujian pipa. Pada sistem pengaliran air secara
pemompaan, pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian dimana panjang maksimum dari bagian
pipa yang ditest adalah 500 m. Pengetesan dilakukan dengan cara memompakan air kedalam pipa yang
akan ditest sehingga mencapai tekanan 8 atmosphere dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam,
apabila tekanan turun, tekanan harus dinaikkan lagi sehingga 8 atmosphere dengan cara memompakan
air kedalam pipa. Pekerjaan perpipaan dianggap memuaskan jika air yang dipompakan untuk
menaikkan tekanan sehingga kembali pada tekanan 8 atmosphere setelah 1 jam tidak lebih dari (0,01 x
d) liter tiap jam km, dimana d adalah diameter pipa yang ditest dalam mm. Apabila air yang
dipompakan lebih dari 0,01 x d liter, maka pemborong harus menentukan sumber kebocoran dan
memperbaikinya. Pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan dilaksanakan. Biaya untuk
pengetesan sudah harus dihitung dan termasuk dalam nilai kontrak.
• Kebocoran yang dapat diterima saat pengujian terlihat pada Tabel 3.5.4
Tabel 3.5.4
Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa
Page 45 of 51
Spesifikasi Teknis
Sleeving yang terbuat bahan polyethylene yang berbentuk lembaran film berwarna hitam
Tabel 3.5.6
Bahan-Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting
Lapisan Bahan Ketebalan
Pertama Meni besi Minimum dalam keadaan
Kering = 50 mikron
Kedua Cat dasar Dalam keadaan kering =
50 mikron
Ketiga Dua lapis cat Dalam keadaan kering =
terakhir 50 mikron
Page 46 of 51
Spesifikasi Teknis
Tabel 3.5.9.a
Gradasi Agregat Halus
Batas % Berat Yang Lewat Ayakan
Ayakan Umum Khusus
(mm) Kasar Sedang Halus
10,00 100 -- -- --
5,00 89 – 100 -- -- --
2,36 60 – 100 60 – 100 65 – 100 80 – 100
1,18 30 – 100 30 – 90 45 – 100 70 – 100
0,60 15 – 100 15 – 54 25 – 80 55 – 100
0,30 5 – 70 5 – 40 5 – 48 5 - 70
0,15 0 -15 -- -- --
Tabel 3.5.10.b
Gradasi Agregat Kasar
% Berat Yang Lewat Ayakan
Ayakan Ukuran Nominal Agregat
(mm) 40 – 5 mm 20 – 5 mm 10 – 5 mm
50 100 -- --
37,5 89 – 100 100 100
20,0 35 – 70 85 – 100 90 – 100
10,0 10 – 40 0 – 25 50 - 85
5,0 0 –5 0–5 0 – 10
Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
- Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat dilihat secara
visual.
- Tidak mengandung garam, asam dan zat organic yang dapat merusak beton.
Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000
ppm sebagai SO3.
Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih berpori dan
mempunyai struktur permukaan kurang baik.
Baja Tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.
Page 47 of 51
Spesifikasi Teknis
2. Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test kadar lumpur.
3. Pemasangan tulangan baja
Harus bebas kotoran, karat, minyak dan gemuk.
Kawat ikat yang berkualitas besi lunak dan berdiameter 1 mm digunakan untuk
pengikatan tulangan.
4. Bekisting
Tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
Permukaannya harus halus dan rata.
5. Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang-kurangnya 340 kg dan untuk
pondasi adalah 375 kg/m3 beton
Page 48 of 51
Spesifikasi Teknis
harus dilengkapi dengan alat penyetel untuk memperbaiki hubungan antara debit yang ditunjukkan
dan debit yang sebenarnya.
Pemasangan meter air :
1. Sebelum dipasang, pipa harus lakukan penggelontoran.
2. Meter air harus dipasang pada posisi horizontal, dan dilindungi dari udara dingin, kerusakan dan
benturan.
3. Sisi inlet dan outlet darimeter harus dipasang persis pada sumbu memanjang pipa pelayanan.
4. Jalur pipa antara katup inlet dan outlet dan perlenkapan lainnya harus cukup luas untuk
memungkinkan pemasangan meter air dan accessories lain yang diperlukan pada pemasangan meter
air.
5. Meter air tidak boleh dipasang pada pipa yang bengkok karena akan menyebabkan kerusakan pada
meter air, terutama pada meter air dengan gelang plastik dan dipasang terbuka.
6. Pada sistem ulir dari plastik hindari penggunaan kunci pipa pada badan meter tersebut.
7. Pada sistem ulir dari plastik, rubber gasket harus dari bahan karet, dan jangan dari fiber atau kulit.
Tabel 3.5.11
Bahan Pada Pemasangan Alat Ukur
Bahan Spesifikasi
Alat Ukur Sesuai Standar No. SK SNI S-01-1990-F
Accessories Alat Ukur Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang
berlaku dui Indonesia
Beton Untuk Bangunan Standart Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
Alat no. SK SNI S-36-1990-03
Page 49 of 51
Spesifikasi Teknis
Jika pekerjaan tidak diteruskan harus diberi konstrukasi penguat yang permanen atau trust block
dengan adukan 1 : 2 : 3.
Material yang digunakan, harus bersih dan bebas dari minyak, ili, ter, aspal atau bahan minyak
pelumas lainnya.
Jika air masuk kedalam parit galian, sebelum pemasangan pipa dilanjutkan, maka tutup kedua ujung
pipa jangan dibuka sebelum parit galian dipompa sampai kering.
6. Bak Katup
➢Konstruksi dari beton bertulang/pasangan
➢Untuk dibawah trotoir, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
➢Pemutar katup harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton
➢Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
➢Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan terjadi
diatasnya
➢Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.
Page 50 of 51
Spesifikasi Teknis
C. Spesifikasi Pemasangan
1. Pemasangan kabel instalasi bertegangan harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2006 atau peraturan lain
yang diakui di Negara Republik Indonesia.
2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan
gangguan mekanis.
3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali
diameter luar kabel tersebutatau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel. 2.
4. Tiang listrik harus kokoh dan kuat dipasang pada titik sesuai dengan koordinat yang ada di gambar kerja dan
setiap tiang di tanam dengan pondasi beton K100 ( detail lihat gambar kerja)
5. Instalasi listrik yang terpasang menjadi daya utama yang dipakai pompa rencana yang akan terhubung pada
control panel pompa.
3.5.14 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa Sentrifugal dan Control Panel
1. Spesifikasi Umum
Design : Vertical Inline
Debit : 2 Liter s/d 3 Liter
Head : 250 meter s/d 260 meter
Rated power : 10.00 kW s/d 18.5 kW
Max Pressure : 25 bar s/d 30 bar
Size of inlet connection : DN 50
Size of outlet connection : DN 50
Maximum ambient temperature : 50 s/d 60 °C
Pompa yang di pakai adalah pompa setrifugal berkualitas baik dan produksi luar negri dengan sistem Pre Order
(PO). Sehingga ketika penandatangan kontrak penyedia wajib segera melakukan koordinasi dengan PPK dan
Tim Teknis terkait penawaran terhadap merek dan spesifikasi pompa yang akan di pakai dan jangka waktu
pre order pompa hingga sampai ke lokasi pekerjaan sehingga tidak melebihi masa kontrak.
Penggunaan merek dan spesifikasi pompa yang dipakai yang harus melalui persetujuan PPK dan Tim Teknis.
Untuk instalasi pemasangan pompa dan control panel wajib di lakukan oleh teknisi yang profesional,
dan di sarankan di kerjakan langsung dari pihak distributor atau pabrik yang memproduksi atau menjual pompa
tersebut.
Page 51 of 51
CONTOH PAPAN NAMA PROYEK (Uk. 1,80 X 1,20 CM)
120 CM
PROGRAM : ...........
KEGIATAN : ...........
PEKERJAAN : ...........
LOKASI : ...........
NILAI KONTRAK : Rp…………….
180 cm SUMBER DANA : ...........
TAHUN .........
WAKTU PELAKSANAAN : ………….Hari Kalender
KONTRAKTOR : .………..
PERENCANA : ………….
PENGAWAS : ………….