Anda di halaman 1dari 54

PROGRAM :

PENGEOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KEGIATAN :

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

DI DAERAH KABUPATEN

PEKERJAAN :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)/BRONCAPTERING


SUMUR DALAM TERLINDUNGI DESA SUKUTOKAN

LOKASI :

DESA SUKUTOKAN - KEC. KLUBAGOLIT - KAB. FLORES TIMUR

2023
SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM :
PENGEOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
DI DAERAH KABUPATEN
PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)/BRONCAPTERING SUMUR DALAM
TERLINDUNGI DESA SUKUTOKAN

LOKASI :
DESA SUKUTOKAN - KEC. KLUBAGOLIT - KAB. FLORES TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

Larantuka, April 2023


Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh :
KETUA TIM TEKNIS Konsultan Perencana
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG CV. PERMATA LING Konsultan
KABUPATEN FLORES TIMUR

ALEX MARSEL MARIANUS KRISTIAN MOLANG THALAR, ST


NIP. 19680216 200701 1 020 Kepala Perwakilan

Disetujui Oleh : Mengetahui Oleh :


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
BIDANG PENATAAN RUANG DAN CIPTA KARYA PENATAAN RUANG KABUPATEN FLORES TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN FLORES TIMUR

PHILIPUS ATAJAWA BALUN, SST JOHANES BRECHMANS S. TUKAN, ST., MT.

NIP. 197612092005011019 Pembina TK.I


NIP. 19720413 199903 1 005
Spesifikasi Teknis

BAB I
PERATURAN UMUM
1. PERATURAN UMUM
1.1 UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat seolah-olah disebutkan kata demi kata
dalam uraian dan syarat-syarat adalah :
• Algemene Voorwarden Van openbare Warken in Indonesia 28 Mei 1941 (AV – 1941)
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
• Peraturan-peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja
• Peraturan Perburuan Indonesia dan lain-lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat
• Pedoman Pumpling Indonesia 1979
• Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang Instalasi Listrik dan /Tenaga (NI – 2)
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI - 1982)
• Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (NI – 5)
Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-peraturan sebagaimana
dinyatakan pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-syarat ini mengikat.
Kontraktor harus melaksanakan juga pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar, tetapi masih berada dalam lingkup
pekerjaan berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut
harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Direksi/Koordinator Daerah di lapangan.

1.2 URAIAN DAN SYARAT-SYARAT, GAMBAR KERJA DAN PHOTO DOKUMENTASI


Uraian dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman dasar dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan syarat-syarat ini.
Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun perubahan-perubahan
yang terjadi pada waktu pelaksanaan, pemborong diwajibkan mentaati keputusan Direksi/Koordinator
Daerah.
Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan-perbedaan, pemborong diwajibkan
menanyakan pada Direksi/Koordinator Daerah serta membuat gambar-gambar pelengkap atas petunjuk-
petunjuk Direksi/Koordinator Daerah dan disahkan oleh Direksi/Koordinator Daerah. Tidak dibenarkan
sama sekali bagi pemborong untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian pemborong
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

1.3 RENCANA KERJA


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus bersama-sama dengan Direksi/Koordinator
Daerah merundingkan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan, segera setelah pelulusan pekerjaan.
Setelah disetujui maka dua exemplar cetakan rencana kerja dan waktu pelaksaan harus diserahkan kepada
Direksi/Koordinator Daerah dan satu exemplar harus berada di tempat pekerjaan.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan pengiriman/penyediaan bahan/alat-alat, sesuai dengan
rencana kerja dan rencana waktu penyediaan bahan-bahan / alat-alat seperti tersebut pada ayat di atas.
Rencana kerja ini akan dipakai oleh Direksi/Koordinator Daerah sebagai dasar untuk menentukan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan dan prestasi pemborong.

Page 1 of 51
Spesifikasi Teknis

1.4 KANTOR KONTRAKTOR DAN KANTOR DIREKSI/KOORDINATOR DAERAH, GUDANG


DAN SARANA LAINNYA
1.4.1 Lokasi Kantor dan Gudang
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib menyertakan denah yang menunjukan tempat yang diusulkan
untuk lokasi kantor, gudang atau rencana lainnya untuk disetujui oleh Direksi/Koordinator daerah.
1.4.2 Kantor Kontraktor Wakil Direksi/Koordinator Daerah, Gudang dan Bangunan Sementara
▪ Kantor untuk Kontraktor di Proyek dibuat oleh Kontraktor sendiri sesuai dengan kebutuhan
personil di lapangan.
▪ Kantor Kontraktor dan Kantor Direksi/Koordinator Daerah tersebut merupakan bangunan
sementara dengan lantai rabat beton diplester, konstruksi rangka kayu, dinding multipleks,
penutup atap asbes semen gelombang/seng, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk
pengawasan dan pencahayaan.
▪ Dalam kantor harus dipasangi dengan kabel untuk penerangan dan lampu listrik. Penerangan
listrik dilengkapi dengan lampu neon lengkap dengan difuser dan stop kontak yang cukup.
▪ Kantor harus disediakan air bersih terus menerus. Saluran drainase yang cukup harus disediakan
▪ Semua ruang kantor harus dilengkapi dengan perabotan seperti meja tulis, papan tulis (White
baord), lemari arsip, mistar gambar, lemari, keranjang sampah kertas, rak arsip, gantungan jas dan
barang lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas lapangan.
▪ Bahan-bahan bangunan yang penting, misalnya PC, alat-alat dan sebagainya harus disimpan
dalam gudang yang dapat dikunci sehingga tidak akan mudah hilang atau rusak oleh pengaruh
cuaca.
▪ Selama masa pembangunan / pelaksanaan pekerjaan, semua pemasukan dan pengeluaran barang
ke/dari proyek harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.
▪ Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan dan keamanan bangunan kerja, gudang
berikut inventarisnya.
▪ Bangunan sementara tersebut setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan apabila tidak diperlukan
harus dibongkar atas perintah Direksi/Koordinator Daerah.

1.5 BAHAN-BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN


Bahan-bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain-lain yang disediakan oleh
Pemberi Tugas/Direksi/Koordinator Daerah dinyatakan pada daftar lampiran nomor.
Bahan-bahan dan peralatan lain diperlukan untuk pekerjaan yang tidak disediakan oleh Pemberi
Tugas/Direksi/Koordinator Daerah seperti tersebut diatas harus disediakan oleh pemborong.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dimintakan persetujuan
dari Direksi/Koordinator Daerah dan tidak diperkenankan memesan / mengirim dahulu sebelum persetujuan
diberikan. Direksi/Koordinator Daerah akan menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar
untuk memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
Direksi/Koordinator Daerah berwewenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu bahan
bangunan dan lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi atau Koordinator Daerah berhak menelitinya
dengan mengirimkan contoh-contoh ke Balai Penelitian Bahan-Bahan di Bandung. Segala ongkos yang
bertalian dengan penelitian tersebut adalah tanggung jawab pemborong.
Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi/Koordinator Daerah, Kontraktor diwajibkan untuk segera
mengangkat bahan-bahan tersebut keluar halaman pekerjaan atas perintah pertama dari Direksi/Koordinator
Daerah selambat-lambatnya dalam waktu 3x24 jam. Jika bahan-bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata
mengandung cacat, maka bahan-bahan tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal ini pemakaian bahan-
bahan tersebut harus segera dihentikan dan bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut harus
dibongkar.

1.6 ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT BANTU


Pada prinsipnya pemborong harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk penyediaan air, penerangan,
aliran listrik dan sebagainya.

Page 2 of 51
Spesifikasi Teknis

Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut di atas, Pemborong harus pula menyediakan alat-alat
ukur Theodolit dan water – pas untuk keperluan penentuan atau pemeriksaan letak dan tinggi
bangunan/pipa/alat-alat lain yang sedang dan akan dilaksanakan. Semua biaya pengukuran adalah menjadi
tanggung jawab pemborong.
Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas. Kontraktor
hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan scope
pekerjaan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor pertimbangan untuk
pemilihan Pemborong.

1.7 PERSONALIA KONTRAKTOR


Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini kepada para wakil ataupun
pelaksana-pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana pemborong harus berada di tengah-tengah pekerjaan kecuali
berhalangan atau sakit.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pemborong diwajibkan mengajukan bagan organisasi, lengkap
dengan nama dan alamat para karyawan utama.
Kontraktor hanya boleh mengerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan merupakan pembawa penyakit
types, cholera atau dysentry.

1.8 KECELAKAAN DAN KESEHATAN


Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung menjadi beban pemborong.
Sehubungan dengan ayat di atas, pemborong diwajibkan menyediakan kotak PPPK lengkap terisi menurut
kebutuhan.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, pemborong diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran.
Antara lain botol-botol pemadam kebakaran BCF/CO2, pasir dalam bak kayu dan / atau karung, galah-galah
secukupnya serta pemeliharaannya.
Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawannya, dan juga harus menyediakan Toilet/WC
umum.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini, maka semua ketentuan umum lainnya dan
dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah cq. Undang - undang keselamatan kerja dan lain sebagainya,
termasuk semua perubahan/tambahan hingga kini tetap berlaku.

1.9 PENGAMANAN
Setelah pemborong mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
• Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang sengaja ataupun tidak.
• Penggunaan sesuatu yang keliru.
• Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut di atas, pemborong harus melaporkan kepada
Direksi/Koordinator Daerah dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya
lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian di atas, pemborong diizinkan mengadakan pengamanan antara lain penjagaan,
penerangan pada malan hari dan sebagainya.

1.10. TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN


Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan pemborong yang tidak termasuk
dalam lingkup kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan semula oleh pemborong. Biaya
perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.

Page 3 of 51
Spesifikasi Teknis

1.11. PEMBUANGAN AIR SISA


Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan
yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara pembuangan yang telah ditentukan
Direksi/Koordinator Daerah, pejabat-pejabat ataupun orang-orang yang terkena akibat air tersebut. Semua
biaya pembuangan air ini menjadi tanggung jawab pemborong.

1.12. KEBERSIHAN LAPANGAN


Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa material atau
sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka segala bahan-bahan sisa, sampah-sampah
dan konstruksi sementara harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti
keadaan semula.

1.13. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS


Bila pelaksanaan pekerjaan berhubungan dengan lalu lintas umum, maka pemborong harus memasang
tanda-tanda lalu lintas yang harus disetujui dahulu oleh Direksi/Koordinator Daerah demi keselamatan lalu
lintas.

1.14. T E S T
Kontraktor sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan dan pekerjaan-pekerjaan
lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.

1.15. UKURAN DAN PEIL


Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang belum terdapat dalam
gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Koordinator Daerah.
Peil Dasar/Induk (Reference Point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi/Koordinator Daerah
lapangan. Kontraktor harus membuat patok-patok beton yang permanen di sekitar tempat pekerjaan untuk
memudahkan pengukurannya. Biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat berdasarkan
gambar/petunjuk Direksi/Koordinator Daerah harus dilakukan pemborong dan biaya pematokan tersebut
menjadi tanggung jawab pemborong.
Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Koordinator Daerah, pekerjaan selanjutnya
baru boleh dimulai.
Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain tiap bagian pekerjaan dan
segera melaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah setiap terdapat perbedaan ukuran/selisih, untuk
mendapatkan keputusan perbaikannya. Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut tanpa persetujuan Direksi/koordinator Daerah.
Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran siku dengan benang
menurut Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan
Direksi/Koordinator Daerah.
Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang terpancang di dalam tanah,
sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai pemasangan, pemborong harus melaporkannya kepada
Direksi/Koordinator Daerah untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. Adanya pengawasan dari
Direksi/Koordinator Daerah tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.

Page 4 of 51
Spesifikasi Teknis

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL

2. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL


2.1 PEKERJAAN TANAH
1) Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas disebutkan dalam
uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik sesuai dengan
petunjuk yang diberikan oleh Direksi/Koordinator Daerah.
2) Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi ;
• Pembersihan lapangan
• Pekerjaan galian
• Pekerjaan penimbunan
• Pekerjaan pemadatan
• Pembuangan tanah sisa galian
3) Semua peralatan yang umum diperlukan untuk pekerjaan tanah meliputi :
• Jack Hammer untuk tanah keras / berbatu
• Pompa – pompa air untuk tempat yang berair
• Penumbuk untuk memadatkan dan lain-lain (mekanis ataupun manual)
Harus disediakan oleh pemborong dalam jumlah yang cukup dan digunakan pada tempat yang
membutuhkan.

2.2 PEMBERSIHAN LAPANGAN


Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan lainnya, sedangkan pohon-pohon
atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang
jelas diberi tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila disebabkan oleh satu hal
pemborong harus melakukan penebangan, maka pemborong harus meminta izin/petunjuk terlebih dahulu
dari Direksi/Koordinator Daerah.

2.3 PEKERJAAN GALIAN


2.3.1 semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas 10 cm sebelum
kedalaman yang ditentukan, pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan dengan tangan.
2.3.2 Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan maka bagian ini harus
ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh Direksi/Koordinator Daerah. Bahan
pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat atau beton tumpuk. Biaya-biaya tambahan akibat
penggalian yang lebih ini menjadi tanggung jawab pemborong.
2.3.3 Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung diatas/pada bidang
dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman/kemiringan
yang ditentukan dan bilamana diminta oleh Direksi/Koordinator Daerah harus disiram dan dipadatkan
baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga di dapat suatu bidang (Dasar/dinding) yang padat dan
kokoh.
2.3.4 Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar pondasi, maka
atas petunjuk Direksi/Koordinator Daerah lapisan tanah tersebut harus dikeluarkan dan diisi kembali
dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan dengan baik lapis demi lapis Q= 15 cm.
2.3.5 Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering, rata dan kokoh. Untuk itu, bila dasar
pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm
sebelum mencapai batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (Urugan pasir dan
lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang
ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena alasan apapun harus segera diperbaiki

Page 5 of 51
Spesifikasi Teknis

dengan mengeluarkan lumpur tersebut dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan
Direksi/Koordinator Daerah dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
2.3.6 Bila dipandang perlu Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah untuk melengkapi lubang galian
yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah kelongsoran-kelongsoran yang
mungkin terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-
pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi/Koordinator Daerah untuk penggunaan
jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan pemborong dari akibat yang mungkin terjadi
sewaktu panggilan. Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dengan keadaan kering.
Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh dan rapat untuk
mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk
Direksi/koordinator Daerah.
2.3.7 Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah, kotoran-kotoran
dan bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus diisi dengan adukan pondsi nantinya.
Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di atas lapisan tersebut, tanpa lantai
kerja.
2.3.8 Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil galian.
Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus
bersih dari timbunan tanah.

2.4 PEKERJAAN PENIMBUNAN


2.4.1 Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian ataupun dengan bahan yang didatangkan dari
luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan tiap lapis harus dipadatkan baik-baik. Tebal maximum tiap
lapis harus disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang digunakan, secara umum tebal tiap lapis
tidak boleh lebih dari 30 cm.
2.4.2 Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi/Koordinator Daerah
terlebih dahulu. Bahan ini dapat berupa tanah hasil galian ataupun bahan yang didatangkan dari luar
berupa tanah liat, pasir urug, ataupun tanah urug biasa. Dalam hal-hal tertentu digunakan campuran
antara pasir dengan kapur sebagai bahan timbunan.

2.5 PEKERJAAN PEMADATAN


2.5.1 Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus disesuaikan dengan jenis
dan letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk pemadatan ringan dapat digunakan Portable soil
Compactor. Penggunaan alat-alat penumbuk konvensional dengan berat 15-20 kg hanya dapat
digunakan dalam hal-hal tertentu dengan persetujuan Direksi/Koordinator Daerah. Pemadatan
tanah/pasir harus selalu disertai dengan penyiraman secukupnya untuk mencapai kepadatan optimal.
2.5.2 Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan pemadatan. Lumpur-lumpur
yang terjadi akibat genangan air harus dikeluarkan dan diganti dengan tanah/ bahan lain yang
disetujui Direksi/Koordinotor Daerah.

2.6 PEMBUANGAN TANAH SISA GALIAN


Tanah sisa galian yang tidak dipakai harus diangkut dan dibuang terutama di tempat-tempat di sekitar
pekerjaan. Tanah ini harus diratakan baik-baik sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun menimbulkan
gangguan-gangguan lain di daerah sekitarnya.

2.7 PEKERJAAN BETON


2.7.1 U m u m
• Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
Peraturan Beton Indonesia (P. B. I., NI-2 1971). Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya

Page 6 of 51
Spesifikasi Teknis

dengan ketetapan dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-gambar kerja dan
instruksi-instruksi Direksi/Koordinator Daerah.
• Direksi/Koordinator Daerah berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh pemborong. Pengawasan Direksi/Koordinator Daerah tidak membebaskan
pemborong dari tanggung jawabnya atas kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan /
penyimpangan dalam pelaksanaan.
• Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus dibongkar dan
diganti/diperbaiki atas biaya pemborong.
• Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-syarat P.B.I 1971.

2.7.2 M a t e r i a l
a. S e m e n
• Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dlam NI – 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah
disetujui Direksi/Koordinator Daerah dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong
tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain
harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.
• Bila Direksi/Koordinator Daerah menganggap perlu, pemborong harus mengirimkan surat
pernyataan dari pabrik yang menyatakan type, kwalitasi semen beserta manufacturers test
certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI – 8.
Sementara yang menggumpal, sweeping atau kantongnya robek/rusak ditolak untuk
digunakan.
• Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan tidak luas sehingga
penimbunan semen dapat diatur denganbaik. Semen di dalam kantong tidak boleh disusun
lebih dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada minimum 30 cm di atas lantai.
Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama dapat digunakan terlebih dahulu.

b. Agregat
• Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercantum dalam
P.B.I – 1971 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
• Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad organik, garam,
alkoli dan butir-butir uang lunak di samping itu pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak
mengandung bahan – bahan yang merugikan beton sampai batas maximum 5% berat. Kadar
lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4% (terhadap berat kering) dan jika melebihi agregat
harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
• Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang mempunyai gradasi yang
baik, Keras, padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh
cuaca. Kadar lumpur dalam agregat kasar tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih agregar
harus dicuci lebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak
lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
• 5 (Lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan ukuran
tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan percobaan yang tercantum dalam P.B.I 1971. Dari
hasil-hasil ini pemborong mengambil contoh-contoh yang representatif untuk diambil grading
analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah telah terpilih,
pemborong harus menjaga agar semua pengiriman material selanjutnya mempunyai kualitas
dan grading yang sama selama pekerjaan.
• Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan grading dari material-
material harus dibuat paling sedikit satu percobaan untuk setiap pengiriman 25 ton.
• Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah terjadinya
degradasi dari berbagai ukuran partikel. Stock ples harus dibentuk diatas platfom dari beton

Page 7 of 51
Spesifikasi Teknis

dan atau kayu keras yang disetujui. Agregat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari
material-material lain. Tempat yang cukup harus disediakan unutk menjamin tersedianya
kedua macam agregat tersebut selama pekerjaan berlangsung.

c. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam. Alkali, garam,
bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

d. Bahan pencampur / admixture


• Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi/Koordinator Daerah.
• Untuk itu pemborong harus telah membuat percobaan-percobaan perbandingan berat dan WC
ratio dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari cruishing test kubus-kubus berumur
7,14 dan 28 hari (dari laboratorium berwenang) harus dilaporkan kepada Direksi/Koordinator
Daerah untuk dapat disetujui.

2.7.3 Mutu beton


Mutu beton yang digunakan adalah K-175, K 225
Beton unutk lantai kerja campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr.
Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U-24

2.7.4 Rencana Campuran Beton (Concrete mix Design)


• 5 (lima) minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, pemborong harus membuat design
procedur dan preliminary test atas biaya sendiri untuk mendapatkan mutu seperti yang
disyaratkan. Campuran harus menggunakan perbandingan berat antara semen, pasir, kerikil dan
air.
• Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI ayat 4.6 dan dievaluasi kekuatan
karakteristiknya menurut ayat 4.5
• Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kwalitas dari semen dan / atau agregat diganti, maka
harus dicari lagi campuran yang baru, sehingga tetap memenuhi syarat, sesuai ayat 2 di atas.
• Jumlah semen dalam 1 m3 beton strukturil harus sekurang-kurangnya 340 kg, dan untuk pondasi,
reservoir dan luifel atap jumlah minimum tersebut adalah 375 kg/m 3 beton.

2.7.5 Pegujian Beton dan Peralatannya


• Kontraktor harus menyediakan tenaga dan alat-alat kerja untuk melakukan semua test di lapangan
pada beton dan material untuk beton seperti yang tercantum dalam PBI 1971 atau sesuai dengan
diperintahkan oleh direksi/Koordinator Daerah. Kontraktor harus menyediakan alat dan tempat
untuk melakukan percobaan berikut
- Slump test
- Test specciments
- Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton
- Test kadar lumpur
Kontraktor juga harus menyediakan peralatan untuk menentukan moisture content dari agregat
halus, timbangan dan lain alat yang diperlukan.
• Pengujian slump agregat segera setelah beton keluar dari mixer maksimum 5 cm dan maximum
10 cm untuk campuran dengan batu pecah (Crushed Stones).
• Kontraktor harus membuat dan mengangkut semua test specimens ke laboratorium yang
ditentukan/disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah untuk dilakukan compession test pada 7
hari, 14 hari, dan 28 hari. Setiap kubus harus bersih dan ditandai secara tetap dengan nomor kode

Page 8 of 51
Spesifikasi Teknis

dan hari pembuatan, bersama-sama dengan satu tanda dari bagian pekerjaan mana sample
diambil. Sistem dari pengukuran dan pemadatan dari kubus akan ditentukan oleh
Direksi/Koordinator Daerah.
• Kontraktor harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua test, dan dilaporkan/diserahkan
kepada Direksi/Koordinator daerah secara rutin.

2.7.6 Baja Tulangan


• Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak, gemuk, serpihan-serpihan kayu dan kotoran
lain yang dapat mengurangi pelekatannya pada beton. Bila dianggap perlu oleh
Direksi/Koordinator Daerah tulangan harus disikat atau dibersihkan dengan cara lain sebelum
dipergunakan. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Koordinator Daerah. Bilamana terjadi kelambatan/penundaan dalam pengecoran
maka pembesian dibersihkan/diperbaiki lagi.
• Baja tulangan (besi beton) harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama berlangsung tidak
akan berubah tempat (bergeser). Semua persyaratan seperti yang tercantum dalam PBI bab 5
harus dipenuhi. Pengikat penulangan dilakukan dengan kawat ikat yang berkualitas besi lunak
dengan ukuran diameter lebih dari 1 mm. tulangan harus betul-betul bebas dari acuan dan / atau
lantai kerja dengan cara menempatkan ganjal-ganjal beton (Precast mortar spacing blok) dan
mengikatkan pada tulangan baja. Sengkang (beugel) haru sdiikat pada tulangan utama, sedang
jarak antara harus sesuai dengan gambar.
• Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan. Sambungan-sambungan tulangan
harus mengikuti syarat-syarat yang terdapat dalam PBI bab 8 dan ketentuan dalam gambar.
• Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dari PBI bab 3.7. jenis besi U-24 ini
mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2 dan pada percobaan lengkung 188 derajat
tidak memperlihatkan tanda-tanda getas atau kelemahan lainnya. Untuk mendapatkan jaminan
akan kwalitas besi yang digunakan, maka disamping adanya certificate dari supplier juga harus
dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik
minimum 2 contoh.
• Percobaan stress strain dan pelengkungan 1800 untuk setiap 20 ton besi dan setiap ukuran
diameter baja.
• Semua tulangan harus dibengkokan dengan bentuk dan ukuran sepeti tercantum dalam gambar
srta mengikuti syarat-syarat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai dengan gambar dan dengan
memperhatikan selimut beton yang tetap. Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
dengan cara yang dapat mengakibatkan kerusakan material.
• Kontraktor harus mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang adalah sesuai gambar. Dalam
hal terdapat kesulitan untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar
maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang terdekat atau dengan kombonasi,
dengan catatan ;
- Besi pengganti bermutu sama
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar, dlam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas penampang.
- Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan diameter besi yang
dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang dapat
menyulitkan pembetonan ataupencapaian vibrator.

2.7.7 A c u a n (Bekisting)
• Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau
perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut atau

Page 9 of 51
Spesifikasi Teknis

cekung. Sambungan pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal
dan vertikal.
• Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan, over stress dan
pergeseran tempat pada bagian kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-
benar kuat dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di atasnya selama
pelaksanaan.
• Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan plat lantai dilaksanakan
dengan menggunakan anti lendut ke atas sebagai berikut : semua balok dan plat lantai sebesar 0,2
% lebar bentang pada tengah bentang. Semua balok dan plat cantilever 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
• Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk menghindari
kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada beton. Segera sebelum beton dicor, bagian
dalam dari bekisting harus dibersihkan dari semua material lain termasuk air.
• Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi/Koordinator Daerah
sebelum pengecoran beton dilakukan.
• Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak diplester lagi (exposed
concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Sedangkan
bekisting untuk beton biasa harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
• Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus
dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat
pada dasar kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Koordinator Daerah, bukaan ini boleh ditutup kembali.
• Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau pembebanan yang melebihi
beban rencana dengan adanya pembongkatan tiap bagian bekisting atau penyangga berada di
pihak pemborong.
• Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting
dari bagian-bagian struktur adalah sebagai berikut :

Bagian Struktur Waktu min. Pembongkaran bek. (hari)


o Sisi balok dn dinding 3
o Penyangga plat lantai 21
o Penyangga balok 21

2.7.8 Pembuatan Beton dan peralatannya.


• Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran beton yang baik uniform
dan memenuhi syarat-syarat ini, pemborong harus menyediakan dan menggunakan mesin
pencampur beton (beton molen) yang baik, dan volumetric sistem untuk mengukur air dengan
tepat.
• Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material harus
dengan persetujuan Direksi/Koordinator Daerah. Pencampuran material-material harus edngan
perbandingan berat.
• Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa beton dan
kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus-menerus selama 2,5 menit setelah semua
material, termasuk air, dimasukan dalam gentong pengaduk. Mesin pengaduk harus berputar pada
kecepatana tetap yaitu : 70 putaran / menit. Mesin pengaduk tidak boleh diisi melebihi
kemampuannya. Seluruh adukan harus dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya
dimasukkan.

Page 10 of 51
Spesifikasi Teknis

• Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak diizinkan,


demikiannjuga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan untuk
memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali.
• Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera dilaporkan pad
Direksi/Koordinator Daerah untuk diketahui dan mendapatkan persetujuannya. Pengadukan
dengan tangan terbatas sampai 0,2 m3 dan dikerjakan pada tempat pengadukan yang betul-betul
rapat air.

2.7.9 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


• Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi/Koordinator Daerah memeriksa dan
menyetujui bekisting (form Eork), tulangan, angker-angker dan lain-lain, di mana beton akan
dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas dai segala macam kotoran, serpihan-
serpihan kayu dan genangan air.
• Isi dari mixer yang dikeluarkan pada satu operasi yang continuous harus diangkut tanpa
menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan kedap air
dan cara pengangkutannya tersebut telah mendpatkan persetujuan Direksi/Koordinator Daerah.
• Alat-alat dan tempat yang digunakanuntuk pengangkutan beton harus dibersihkan dan dicuci bila
pekerjaan berhenti lebih lama dari 30 menit dan pada akhir pekerjaan.
• Semua campuran beton ditempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada tempatnya
dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.
• Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian lebih besar dari
1,5 m. pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya degradasi. Beton harus
diletakkan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan sesuai dengan
ketentuan di bawah. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu
operasi yang continous atau sampai Construction Jinot tercapai.
• Beton, acuan dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam setelah
pengecoran kecuali dengan izin Direksi/Koordinator Daerah. Semua pengecoran harus
dilaksanakan siang hari kecuali dengan izin dari Direksi/Koordinator Daerah. Izin ini tidak
diberikan bila sistim lampu kerja yng digunakan pemborong belum disetuji Direksi/koordinator
daerah.
• Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan
konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana maka
tempat-tempatnya harus disetujui Direksi/Koordinator daerah.

2.7.10 Pemadatan beton


• Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan oleh orang-
orang yang berpengalaman. Pekerjaan beton telah selesai harus bebas dari lubang-lubang dan
keropos-keropos (Honey combing).
• Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak kurang dari
6000 cycless/menit. Harus dihindarkan penggetaran yang berlebihan (over vibration).
Penggetaran tidak boleh dikenakan pada tulangan-tulangan, terutama tulangan yang telah masuk
pada beton yang telah mulai mengeras.
• Kontraktor harus menyediakan paling sedikit satu vibrator cadangan untuk mengganti yang rusak
pada waktu sedang dipakai.

2.7.11 Perlindungan Terhadap Cuaca


• Pada waktu panas bagian yang telah dicor harus dilindungi dengan penutup-penutup yang basah
dan berwarna muda atau dengan memercik air.
• Tidak diperkenankan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru dicor harus
dilindungi dari curahan hujan.

Page 11 of 51
Spesifikasi Teknis

• Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan harus
diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang tercampur atau terkikis air hujan.
Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin Direksi/Koordinator Daerah terlebih dahulu.

2.7.12 Perawatan
• Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera dilakukan
setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-kerusakan
dan dilanjutkan terus-menerus dibuat basah dengan cara menggenangi (ponding), atau bila tidak
mungkin dapat menggunakan goni-goni basah untuk menutupnya.
• Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau menurut
petunjuk Direksi/Koordinator Daerah.
• Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selam perawatan. Bila cetakan dibuka dalam masa
perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat dengan cara seperti di atas.

2.7.13 Penyelesaian Bidang-bidang Beton


• Bidang-bidang permukaan beton yang tidak terlihat setelah pekerjaan selesai, tidak perlu
diplester. Hanya bagian-bagian yang kurang sempurna/keropos dan lubang-lubang harus ditambal
dengan campuran speci yang sama segera setelah acuan dibongkar. Sebelum bagian-bagian yang
lepas harus disingkirkan, dibersihkan dan disiram dengan air semen kental sebelum penambalan
dimulai.
• Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran speci yang
sama. Bidang-bidang yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari
sisa-sisa kayu, cetakan dan bagian-bagian yang lepas dibuang. Sebelum diplester, bidang-bidang
tersebut disiram dengan air semen kental dahulu.
• Meskipun dalam spesifikasi/gambar tidak ditentukan bahwa suatu bidang beton harus diplester,
tetapi bila ternyata hasil pekerjaan pemborong kurang memuaskan Direksi/Koordinator Daerah
maka bidang tersebut haerus diplester sesuai ketentuan di atas dan semua biaya tambahan yang
diakibatkannya menjadi tanggungan pemborong. Semua balok dan plat cantilever 0,4 % dari
benteng, dihitung dari ujung bebas.

2.7.14 Pekerjaan Pipa Yang Tertanam Di Dalam Beton/Pasangan


Semua bagian pipa yang tertanam dalam beton/pasangan yang rapat air harus dilengkapi dengan flens
sehingga tidak akan menimbulkan kebocoran setelah pipa tersebut terpasang. Cara-cara pemasangan
bagian pipa yang tertanam untuk jenis galvanized Iron Pipe dan Ductile Iron Pipe adalah dengan
Flensring yang dilas.

2.7.15 Test Hidrolis Untuk Beton


Bangunan reservoir dan struktur beton lainnya yang digunakan untuk menahan air, harus ditest
keadaan rapat airnya dengan cara :
• Semua outlet dari bangunan ditutup dan bangunan tadi diisi air jernih dan bersih hingga ke
permukaan outflow (peluap). Ketinggian permukaan air harus segera dicatat sesudah diisi dan
sesudah 48 jam.
• Setelah 48 jam berkurangnya volume akibat turunnya muka air tidak boleh lebih dari 0,5 %
volume reservoir. Bilamana melebihi itu atau kebocoran tampak dari luar, maka pemborong wajib
menanggung semua biaya perbaikannya untuk meyakinkan bahwa rapat air dari bangunan tadi
sudah selesai dengan yang diinginkan Direksi/Koordinator Daerah.

2.7.16 Penolakan Pekerjaan Beton


• Direksi/Koordinator Daerah berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat.
Kontarktor harus mengganti/memperbaiki/membongkar pekerjaan beton yangtidak memenuhi

Page 12 of 51
Spesifikasi Teknis

syarat atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Direksi/Koordinator
Daerah.
• Pengujian Compresive Strength dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Tidak boleh melebihi dari satu nilai di antara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut kurang dari T.bk.
b. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi
kurang dari (T bk + 0,82 Sr)
c. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah di antara4 (empat) hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut tidak boleh lebih besar 4,3 Sr
d. Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus memenuhi T bk = t bm
– 1,64 Sr.

• Bila Compresive test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka
Direksi/Koordinator Daerahakan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari mana kubus-
kubus tersebut diambil.

2.8 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


2.8.1 Material
a. Semen Portland
Semua semen yang dipakai disini adalah dari jenis dan kwalitet seperti yang dipakai pada
pekerjaan beton dan secara umum harus mengikuti syarat-syarat yang terdapat dalam peraturan
Semen Portland Indonesia NI-8.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapatdihancurkan dengan tangan.
• Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% dan pasir harus bebas dari segala macam bahan
kimia, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan tidak memenuhi syarat tersebut
di atas Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintahkan untuk mencucinya dan hasilnya
harus mendapat persetujuandari Direksi/Koordinator Daerah dahulu sebelum digunakan.
• Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
• Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus.
c. Batu Alam
Untuk pemasangan batu dapat dipakai batu bulat (dari gunung) batu belah atau batu karang
asalkan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Harus cukup keras, bersih dan sesuai besar bentuknya.
• Tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
• Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam, biru atau
kecoklat-coklatantanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang
patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.

d. Bata Merah
• Bata merah yang dipakai harus dibuat dari tanah liat melalui proses pembakaran.
• Ukuran nominalnya adalah 6 m x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang
• Bata merah yang dipakai harus bata yang berkwalitas No.1 dan telah mendapat persetujuan
Direksi/Koordinator Daerah. Warna harus merah tua, merata tanpa cacat atau mengandung
kotoran.

Page 13 of 51
Spesifikasi Teknis

e. A i r
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan beton.

2.8.2 Adukan
• Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk pasangan batu kali 1 PC : 4 psr
- Untuk pasangan trasram 1 PC : 2 psr
- Untuk pasangan dinding bata 1 PC : 4 psr
• Adukan harus dibuat secarahati-hati di dalam bak kayu yang dalam keadaan kering kemudian
diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang plastis.
• Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

2.8.3 Macam-Macam Pasangan


a. Pasangan Bata Merah
• Semua pasangan dinding yang diletakkan di atas sloff beton/pondasi, harus menggunakan
adukan transram sampai setinggi 15-20 cm dari lantai. Selebihnya dengan adukan biasa.
Untuk pasangan dinding kamar mandi, toilet, tempat cuci dan sebagainya juga dipakai
adukan transram sampai setinggi 1,50 m di atas bidang lantai, selebihnya dipakai adukan
biasa.
• Penembokan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
• Di dalam satu hari pasangan bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan pengakhirannya
harus dibuat bertangga menurun untuk menghindari retaknya dinding di kemudian hari.
• Pada pasangan setengah bata, satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna.
• Untuk dinding setengah batu pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus diperkuat dengan
kolom praktis. Demikian juga untuk setiap luas dinding maximum 12 m 2 harus diberi penguat
kolom/balok praktis. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
• Sebelum mulai pemasangan, batu bata harus direndam dulu dalam air selama setengah jam
dan permukaan yang dipasangpun harus bersih juga.
• Tebal siur bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm)
• Sebagai persiapan plesteran air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran yang akan
dipasang terikat baik.
• Semua rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu agar dapat melanjutkan pekerjaan
pasangan.
• Dimana diperlukan pasangan pipa atau alat-alat lain yang ditanam dalam dinding, maka harus
dibuat pahatan-pahatan (bobokan) secukupnya pada pasangan dinding sebelum diplester.
Pahatan tersebut setelah pipa/alat-alat terpasang harus ditutup dengan adukanplesteran yang
dilaksanakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding. Bila permukaan pipa/peralatan
lain yang ditanam tersebut licin (misalnya pipa PVC) maka pipa tersebut harus diselubungi
trlebih dahulu dengan kawat ayam dengan maksud agar plesteran dapat melekat dengan baik.

b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus menurut ukuran-ukurandalam gambar rencana, dikerjakandengan rapih dan
baik. Pondasi batu kali harus dipasang di atas lantai kerja. Adukan yang dipakai adalah adukan
dengan campuran 1 pc : 4 pasir

Page 14 of 51
Spesifikasi Teknis

2.8.4 Pekerjaan Plesteran


a. Adukan Untuk Plesteran
• Plesteran trsram dengan campuran 1 PC : 2 Psr
• Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 4 psr
• Plesteran beton dengan campuran 1 PC : 2 psr
• Plesteran sudut dengan campuran 1PC : 3 psr
Digunakan untuk pengakhiran sudut dari bidang-bidang plesteran.
b. Persiapan dinding/pasangan yang akan diplester
• Semua siar dipermukaan dinding/pasangan hemdaknya dikerok sedalam 1 cm agar bahan
plesteran dapat lebih melekat.
• Semua permukaan yang diplester harus dibersihkan dan disiram airsebelum bahan plesteran
ditempelkan.
• Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesteran.

c. Pelaksanaan pekerjaan Plesteran


• Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai dengan
persyaratan Direksi/Koordinator Daerah.
• Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macan pekerjaan
plesteran sesuai dengan yang diminta untuk mendapatkan persetujuaqn Direksi/Koordinator
Daerah dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh. Untuk
dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang.
• Bidang beton yang akan diplester harus dipahat dulu permukaannya agar plesteran dapt lebih
melekat.
• Semua sudut horizontal luar maupun dalam serta garis tegaknyadalam pekerjaan
plesteranharus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku. Sudut luar hendaknya dibuat
tumpul.
• Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata), maka bidang tersebut harus
diperbaiki. Plestran dari bidang yang diperbaiki harus rata dengan bidang di sekitarnya.

Page 15 of 51
Spesifikasi Teknis

BAB III
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PERPIPAAN

3. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PERPIPAAN


3.1 PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan :
1. Pipa Transmisi : adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai reservoir/bak
penampung.
2. Pipa Distribusi : adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir/bak penampung air sampai
jaringan pipa pelayanan.
3. Pipa Eksisting : adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4. Pipa baja (steel) : adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5. Pipa PVC : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyvinyl chlorida.
6. Pipa HDPE : adalah pipa yang terbuat dari bahan polyethylen
7. Pipa DCIP : adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron
8. Pipa GIP/GSP : adalah pipa yang terbuat dari bahan besi/baja yang dilapisi/digalvanis.
9. Pengangkatan : adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukkan kedalam
kendaraan pengangkut, maupun dari kendaraan pengangkut kelokasi
pemasangan pipa.
10. Defleksi : adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
11. Samb. Push –On : adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan tekanan air yang
tinggi.
12. Samb. Mechanical Joint : adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak mendapatkan
tekanan air tinggi.
13. Pengelasan : adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau accessories
dengan dilakukan pemanasan dan penambahan bahan penyambung.
14. Sambungan Flexible : adalah sambungan yang tidak statis.
15. Testing Pekerjaan Pipa : adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah terpasang.
16. Test radiographic : adalah test yang dilakukan terhadap pipa yang
17. Pekerjaan galian : adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan bahan-bahan dari
dalam tanah, apapun yang dijumpai termasuk rintangan alam yang
terdapat dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan tersebut.
18. Pekerjaan perbaikan : adalah pekerjaan perbaikan kembali sarana yang dirusak ketika
dilakukan pekerjaan galian menjadi keadaan semula.
19. Pekerjaan penggelontoran : adalah pekerjaan pembersihan pipa yang telah dipasang.
20. Pekerjaan pengurugan : adalah pekerjaan perbaikan lapisan tanah galian dan dipadatkan setelah
selesai pekerjaan pemasangan pipa.

Page 16 of 51
Spesifikasi Teknis

21. Beton : adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir, kerikil, air dan
semen Portland atau bahan penguat hidrolis lain yang sejenis, dengan
atau tanpa bahan tambahan lainnya.
22. Bahan tambahan : adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan beton, selain
semen, pasir, kerikil dan air yang tidak memberi pengaruh yang kurang
baik pada beton.
23. Pengujian beton : adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk mengetahui
kekuatan karakteristik beton, kadar air yang dimiliki.
24. Bekisting : adalah cetakan beton.
25. Lantai kerja : adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling bawah dari
lapisan struktur pondasi.
26. Bahan pilihan : adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak mengandung
batuan atau bahan padat lain yang berukuran lebih besar dari 5 mm,
mempunyai gradasi yang baik dan tidak mengandung bahan organik
seperti rumput, akar tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya
yang bersifat mengembang.
27. Reservoir (distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi pengolahan air
atau mata air untuk kemudian didistribusikan kedaerah pelayanan
melalui jaringan perpipaan.
28. Muka air maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam reservoir/bak
29. Muka air minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak dimana
bagian air ini tidak boleh diganggu untuk mencegah agar endapan pada
dasar reservoi/bak tidak terbawa keluar.
30. Manhole (lubang inspeksi): adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat melakukan
pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan terhadap perlengkapan
didalam reservoir/bak.
31. Pipa inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
32. Pipa outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari reservoir/bak ke
system perpipaan.
33. Pipa by pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan dihubungkan dengan
pipa outlet, dilengkapi dengan valve, sehingga dapat terjadi sambungan
langsung dari system jaringan pipa masuk dan jaringan pipa keluar.
34. Pipa peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air dalam
reservoir/bak.
35. Pipa penguras. : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air pencuci serta
Lumpur-lumpur dan kotoran yang mengendap didasar reservoir/bak.
36. Bak penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan katup/valve untuk
mengeluarkan/menguras kotoran yang ada didalam jaringan pipa.
37. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air valve yang
bertujuan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap didalam pipa.
38. Accessoris pipa : adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk agar pengaliran
air didalam pipa dapat berjalan lancar.

Page 17 of 51
Spesifikasi Teknis

39. Jalan aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan hingga
mencapai temperatur 150 – 1700C.
40. Jalan gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang dipadatkan.
41. Jalan beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari beton.
42. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.

3.2 PERSYARATAN MATERIAL


3.2.1 U m u m
a. Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai dengan standart yang
berlaku (SNI/SII/ASTM)
b. Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu/Garansi bermaterai dari
pabrik pembuat.
c. Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap ujung pipa atau body pipa
yang dipasok.
d. Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus persen) baru dan tidak
cacat.
e. Barang/Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan secara lengkap, jenis,
diameter, klas, tebal, kuat tekan dan lain lain.
f. Material yang dipasok dilengkapi dengan brosur-brosur dan cara-cara pemasangannya yang lengkap.
g. Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
h. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua pipa dan perlengkapannya (Accessories) dalam
jumlah yang sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya dan harus memenuhi persyaratan teknis yang
ditentukan dalam bestek ini, setiap perubahan jumlah maupun spesifikasi harus disetujui atau atas
permintaan dari pihak Proyek.
i. Semua barang akan diperiksa/ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji sesuai dengan standart
yang dipakai atas biaya rekanan, dan laporan pengujian /test disampaikan kepada Pimpro.
j. Inspeksi Pabrik
 Setelah sebagian/seluruh pipa diproduksi oleh pihak pabrik dan siap untuk dikirim ke lokasi
proyek, pihak rekanan segera menyampaikan pemberitahuan kepada Proyek untuk pelaksanaan
Pemeriksaan/Inspeksi Pabrik/Barang.
 Inspeksi pabrik dilaksanakan untuk mengadakan penilaian teknis produk pipa yang akan dipasok
dengan membandingkan spesifikasi yang tercantum dalan Surat Perjanjian (Kontrak), hasil dari
inspeksi pabrik dibuatkan Berita Acara dan merupakan dokumen yang mengikat.
 Seluruh biaya yang timbul atas pelaksanaan Inpeksi pabrik ditanggung oleh pihak penyedia
barang/jasa.

3.2.2 Pipa PE (Polyethylene)


a. Pipa
➢ Pipa poliethylen (PE) harus sesuai dengan standar ISO/ASTM atau standar lain yang
ekuivalent.
➢ Bahan pipa polyethylene (PE) tidak boleh meyebankan air yangmelaluinya beracun atau
merugikan/membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan-bahan kimia seperti larutan
asam, alkali, garam dan lain-lain

Page 18 of 51
Spesifikasi Teknis

➢ Panjang pipa untuk dia 20 mm (1/2”) sampai dengan dia 63 mm (2”) adalah100 meter, untuk
dia 75 mm (2 ½ “) sampai dengan dia 90 mm (3”) adalah 50 meter dan untuk diameter lebih
besar 110 mm (4”) adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
➢ Standard pipa polyethylene (PE)adalah SNI 06 – 4829 – 2005 / ISO 4427.96

Spesifikasi pipa polyethylene (PE)


Diameter Pipa Tebal Panjang Test
Nominal Pipa Pipa Tekan
Roll/Btg Standard Klas Pipa
ND OD (mm) (mtr) Bar
(Inch) (mm)
½ 20 2,30 100 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 11 S-5
¾ 25 2,30 100 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 11 S-5
1 32 3,00 100 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 11 S-5
11/2 50 3,00 100 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
2” 63 3,80 100 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
21/2 75 4,50 50 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
3” 90 5,40 50 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
4” 110 6,60 6 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
6” 160 9,50 6 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
8” 200 11,90 6 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8
10” 250 14,80 6 10 SNI 06-4829-2005 SDR – 17 S-8

b. Sambungan Pipa
Dalam instalasi pipa polyethylene (PE) adalah beberapa metoda penyambungan, secara umum
metoda penyambungan dapat dimasukkan dalam 2 (Dua) kelompok besar, yang masing-masing
terdiri dari beberapa penyambungan, berikut adalah pengelompokannya :
1. Sambungan mekanis (Mechanical Joint)
Pada kelompok ini penyambungan dilakukan dengan cara mekanis yaitu tanpa penggunaan
mesin khusus, yang diperlukan hanya peralatan bantu biasa.
➢ Flange Joint
Penyambungan jenis ini menggunakan stub end yang dikombinasikan dengan flens dan
diikat dengan mur dan baut, selain untuk penyambungan antara pipa atau fitting PE
dengan pipa atau fitting dari material lainnya, seperti penyambungan PE dengan PVC
atau PEdengan GIP
➢ Compession Fitting
Cara penyambungan jenis ini menggunakan fitting khusus yang caranya ralatif lebih
praktis, ada beberapa tipe dan bentuk fitting yang digunakan dalam pernyambungan jenis
ini. Jenis ini juga sering disebut dengan istilah quick Jiont, fitting ini dibuat dari material
Poly Propelene (PP) dengan ukuran Ø ½ “ (20 mm) sampai dengan Ø 4 “ (110 mm)
➢ Mechanical bolt coupling (Giboult coupling)
Sama seperti sambungan flens, fitting ini biasanya digunakan juga untuk menyambung
pipa dan fitting PE dengan pipa dan fitting dari material lainnya, prinsip kerjanya adalah
dengan mengencangkan baut dan mour, sehingga o-ring di sisi dalam akan menekan pipa
sehingga pipa tidak bergerak.

2. Sambungan Pengelasan (Welding Joint)


Berbeda dari sambungan mekanis, kelompok penyambungan jenis ini memerluikan mesin
khusus, karena dalam proses kerjanya membutuhkan panas dan periode waktu tertentu, untuk
beberapa jenis penyambungan membutuhkan tekanan. Karena system pengelasan pipa

Page 19 of 51
Spesifikasi Teknis

polyethylene (PE) ini dengan cara meleburkan permukaan yang disambungkan, maka
sambungan pengelasan sering disebut juga Fusion Joint.
➢ Buttfusion
Pada penyambungan ini kedua sisi yang disambungkan dipanaskan hingga lunak,
kemudian dengan tekanan sejajar sumbu kedua sisi disatukan dalam waktu tertentu.
➢ Head fusion
Ada dua jenis cara penyambungan dengan headfusion, tetapi prinsip dasar keduanya
adalah sama, yaitu pemanasan pada permukaan dalamm fitting/coupling dan permukaan
luar material yang akan disambungkan.

c. Fitting
➢ Fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang diadakan tanpa
harus dimodifikasi /diubah terlebih dahulu dan merupakan proses fabrikasi/Hand Made
➢ Fitting yang tidak dibuat dari PE harus dibuat dari ductile ironsesuai dengan standar ISO/R
13 atau standar lain yang equivalent. Fitting-fitting ini harus dilapisi di luar dan di dalam
untuk mencegah korosif dengan bitumen ( Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas
dari bau, rasa, dan tidak membahayakan kesehatan.
➢ Socket
Jenis aksesoris pertama adalah Socket. Aksesoris ini biasanya digunakan untuk menyambung
pipa, tujuannya memperpanjang pipa dengan menyambung lurus satu pipa dengan pipa yang
lain. Jenis aksesoris ini biasanya digunakan untuk dua jenis pipa dengan diameter yang sama,
dengan ulir yang berada dibagian dalam. socket dapat dibagi menjadi beberapa jenis lagi
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan customer mulai dari socket drat luar, socket drat
dalam dan masih banyak lagi.
➢ Elbow
Jenis aksesoris Pipa yang lain adalah Elbow, berbeda dengan socket, aksesoris ini berfungsi
untuk membelokkan aliran dengan ulir dibagian dalam. Sama fungsinya dengan Elbow,
aksesoris pembelok aliran juga dapat dilakukan dengan Bend. Hanya saja aksesoris ini
digunakan untuk membelokkan aliran beradius besar, elbow pun juga memiliki banyak sekali
jenis mulai dari Elbow dengan dimensi derajat yang berbeda, elbow 90 derajat, elbow 45
derajat, bahkan juga di kombinasikan dengan elbow dengan drat luar atau drat dalam,
semuanya tergantung jenis pipa dan kebutuhan customer.
➢ Tee
Selain membelokkan, aksesoris pipa juga dapat bekerja dengan membagi aliran menjadi dua
arah. Alat ini bernama Tee. Seperti namanya “T” bentuk aliran yang dihasilkan berawal dari
pipa lurus yang dibelokkan ke kiri dan ke kanan. Tee pada umumnya berbentuk T namun ada
beberapa kasus Tee dapat berbentuk Y, banyak orang yang menyebutnya Y-Branch, begitu
juga dengan T dengan ujung yang ciut/mengecil sering disebut Tee With Reducer, dimana
ujung kanan-kiri sama namun bagian tengah Tee menciut/mengecil.
➢ Reducer
Selanjutnya adalah Reducer. Akesoris ini biasanya digunakan untuk menyambung dua pipa
dengan diameter berbeda. Reducer sendiri terbagi menjadi dua tipa, yakni Reducer Elbow
yang fungsinya membelokkan aliran dan Reducer Socket yang fungsinya memperpanjang
pipa, dengan sambungan pipa lurus.
➢ Flange
Flange adalah sebuah mekanik yang bertujuan untuk menyambungkan 2 buah pipa yang
masing-masing memiliki flange juga, flange dikombinasikan dengan mur dan baut, tanpa 2
hal ini flange tidak dapat dipakai, jumlah mur dan baut yang digunakan pada flange
tergantung dari jenis flange itu sendiri, jenis flange bermacam-macam sesuai dengan
kebutuhan, begitu juga bahan dari flange ada yang terbuat dari plastik, HDPE bahkan besi.
➢ Cap, Plug, Clean Out

Page 20 of 51
Spesifikasi Teknis

Banyak istilah untuk menggambarkan 3 macam nama ini, namun fungsi mereka sama yaitu
menutup saluran pipa pada ujung pipa yang tidak dihubungkan lagi, kebanyakan para
kontraktor memilih untuk menutup ujung pipa dengan kran air, sehingga ujung pipa dapat
digunakan dan bermanfaat, namun ada suatu waktu harus ditutup maka cap, plug dan clean
out inilah jawabannya, Cap adalah penutup yang lebih simpel dari yang lain, menutup rapat
dan permanen tidak dapat di buka kembali, Plug adalah penutup yang sangat rapat dengan
sistem ulir/drat, clean out adalah penutup yang dapat ditutup dan dibuka kembali sesuka hati.
➢ Coupling dan Union
Coupling dan union tersedia dalam berbagai ukuran tergantung desain instalasi yang akan di
kerjakan. Fungsi utamanya hanya untuk menyambungkan dua pipa atau tubing. Desain untuk
coupling dan union biasanya di buat pendek.
➢ Fitting Kompresi
Pada fitting kompresi terdapat bagian: bodi, nut, dan gasket ring (ferule). Dengan
menggunakan tekanan untuk memperkuat koneksi sehingga mencegah kebocoran. Fitting ini
banyak di gunakan dalam bidang industri maupun perumahan.
➢ Valve
Valve kadang masih di anggap sebagai fitting bagi sebagian orang, namun lainnya
memisahkan valve sebagai material jenis tersendiri. Fungsi utama dari valve adalah
mengontrol aliran cairan maupun gas yang melalui sistem.
➢ Stub End
Stub End adalah aksesori pipa HDPE yang digunakan untuk mendukung sistem
penyambungan flange to flange joint. Model saambungan ini memungkinkan saluran pipa
semi permanen, dan bisa dibongkar pasang.
➢ Clamp Saddle
Clsmp saddle adalah jenis fitting HDPE yang dapat difungsikan sebagai percabangan tanpa
harus memotong bagian utama pipa. Dilengkapi dengan bagian dratting, yang bisa disambung
dengan valve atau pipa lain.
➢ Male Thread/Female Tread
Male tread/Female Treada adalah Fitting HDPE yang didesain mendukung sambungan
dengan sistem ulir. Male atau drat luar dan female untuk istilah drat dalam, tersedia dalam
beberapa bentuk. Diantaranya untuk sambungan lurus, belok (elbow) dan sambungan
percabangan.

d. Keungulan Pipa HDPE


➢ Tahan lama sampai dengan 50 tahun pada kondisi normal (temperatur 20C).
➢ Memiliki sistem sambungan yang kuat dan aman.
➢ Memiliki permukaan bagian dalam pipa yang sangat halus (Smooth Bore).
➢ Tahan terhadap bahan kimia (Chemical Resistance).
➢ Tahan terhadap sinar UV (UV Resistance).
➢ Ringan (1/6 Berat Pipa Besi).
➢ Memiliki fleksibilitas yang tinggi (High Flexibility).
➢ Tidak Korosi (Corrotion Resistance).
➢ Tidak beracun (Non Toxic).
➢ Food grade (Recommended WHO)

e. Fungsi Pipa HDPE


Fitting Pipa HDPE atau Fitting polyethelene atau Aksesoris Pipa HDPE memiliki beberapa
karakter istemewa sehingga memberikan fleksibilitas dan keutungan pelanggan seperti berikut
ini:
➢ Aliran Lebih Lancar

Page 21 of 51
Spesifikasi Teknis

Permukaan dalam pipa PE fiting pipa hdpe polietilena tidak hanya kuat, tetapi juga licin. Hal
ini membuat resistensinya lebih rendah dan kapasitas aliran meningkat maka cocok untuk
Pipa Air Bersih. Ini berarti untuk spesifikasi teknis yang sama, Anda membutuhkan diameter
pipa polietilena yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan pipa besi, pipa beton
atau PVC.
➢ Mudah Dipasang
PE polietilena fitting hdpe lebih fleksibel dibandingkan dengan PVC, tidak ada masalah
apabila dipasang di area terbuka dengan permukaan yang kasar/ berbatu (bahan pipa jenis ini
dapat kembali ke bentuk semula setelah dilindas oleh truk).
➢ Karakteristik pipa HDPE
Karakter aksesoris pipa polietilena hdpe yang sangat mudah diinstalasi membuat tim anda
tidak perluh terlalu khawatir dan yang lebih penting, Waktu pemasangan pipa ini jauh lebih
cepat apabla dibandingkan jenis lainnya.
➢ Anti Bocor
Melalui proses pemanasan, dua bagian pipa polietilena bias dilebur menjadi pipa satu bagian
yang homogen. Hal ini meniadakan penggabungan mekanis dengan semua potensi bocor saat
proses fitting pipa hdpe atau aksesoris pipa hdpe.
➢ Material lainnya
Polietilena memiliki sifat anti korosi, juga tahan terhadap asam, caustics, garam dan gas.
permukaan dalam pipa polientilena cukup kuat sehingga cocok untuk slurries dan berbagai
tipe abrasi lainnya.

3.2.3 Pipa GIP/GSP/ (Galvanized Iron Pipe/Galvanized Steel Pipe)


a. Pipa
➢ Pipa Steel dibuat di Pabrik dengan sistem ERW (Electric Resistance Welded), untuk
menghindari turbelensi dalam pengalirannya.
➢ Pipa GIP/GSP Dia. 13 mm – 150 mm harus sesuai dengan standar SII. 0161-81/SNI. 0039-87
atau BS 1387/67 atau standar lain yang ekuivalent sedangkan untuk pipa dengan Dia.  200
mm menggunakan standar ASTM A.120 (penggunaan air minum) dan harus memenuhi
Standart Internasional ISO, serta lebih diutamakan Pabrik yang memiliki ISO 9002
➢ Bahan pipa GIP/GSP tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi beracun atau
merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan-bahan kimia seperti larutan
asam, alkali, garam dan lain-lain juga tahan terhadap panas matahari.
➢ Panjang Pipa normal adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
➢ Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan yang tidak
merugikan/membahayakan kesehatan (Galvanize) dan dapat mencegah terjadinya korosi pada
pipa.
➢ Kelas pipa GIP/GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic Test Pressure
50 Kgf/cm2.
➢ Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untu positif (tambah) tidak terbatas, untuk
negatif (kurang) sesuai dengan yang tertulis dalam brosur yang diajukan oleh rekanan.
➢ Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang, standart SNI atau
ekuivalent pipa serta pabrik pembuatnya.
➢ Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara oleh pihak
Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro, sedangkan untuk barang yang
tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak harus diganti dengan barang yang baru dan
sesuai dengan standart yang ditentukan didalam kontrak.

Page 22 of 51
Spesifikasi Teknis

Spesifikasi Pipa GIP / GSP


Diameter Pipa Tebal Berat Test
Nominal Pipa Pipa tekan Standart Klas Pipa

Inch mm mm Kg/m Kgf/cm2


3 75 4,05 8,47 50 SNI 0039-87 BS-1387/67 Pipa Medium
4 100 4,05 12,00 50 SNI 0039-87 BS-1387/67 Pipa Medium
6 150 4,85 19,20 50 SNI 0039-87 BS-1387/67 Pipa Medium
8 200 5,00 26,40 50 ASTM A.120 Schd. 40
10 250 6,35 41,73 59 ASTM A.120 Schd. 40
Keterangan :
- Standart Mutu dan Cara Uji Pipa Paja Lapis Seng diharuskan oleh Pabrik yang memiliki
SNI No. 07.0039.1987
- Galvanized Pipe (ASTM A.120) : Zinc coating = 550 gr/m 2 (77m) minimum

b. Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan untuk pipa GIP/GSP dia. 0,5 – 6,0 inchs menggunakan jenis sambungan
socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter 8,0 inchs menggunakan jenis
sambungan dengan pengelasan (welded).

3.2.4 Fitting Pipa


➢ Fitting-fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang diadakan
tanpa harus dimodifikasi/diubah terlebih dahulu dan merupakan proses fabrikasi/Home Industri
➢ Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau grey iron
sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang equivalent. Fiting-fiting ini harus dilapisi
diluar dan di dalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous Coating). Lapisan
tersebut harus bebas dari bau, rasa, dan tidak membahayakan kesehatan.
➢ Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange diharuskan
mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama serta terletak dalam satu garis.
1. Sluice Valve
a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar
➢ Body harus terbuat dari Cast Iron
➢ Gate dari sluice valve harus berbentuk baji
➢ Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland packing dan Stuffing
box.
➢ Material dari spindel harus terbuat dari stenless Steel atau Forged brass.
➢ Kedua ujung sluice valve adalah flange.
➢ Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burried service kit yang
terdiri dari surface box, keycap, dustring, protecting pipe dan extended spindle.
➢ Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box harus dilengkapi
dengan handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cost iron.
➢ Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelindung epoxy.

b. Sluice Valve dengan Nominal diameter lebih kecil dari 3 inch


➢ Sluice valve harus terbuat dari bronze
➢ Sluice valve harus dilengkapi dengan gate yang berbentuk baji.

Page 23 of 51
Spesifikasi Teknis

➢ Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland packing dan stuffing
box.
➢ Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
➢ Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus dilengkapi dengan
handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cast iron.
➢ Sluice valve yang dipasang di bawah tanah harus dilengkapi dengan burred service kit sama
sperti yang disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2 inch atau lebih besar.

2. Air Valve
➢ Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar
➢ Body harus terbuat dari cast iron
➢ Semua peralatan yang bergerak harus dibuat dari stenless steel atau bronze.
➢ Pelampung terbuat dari karet atau stenless steel.
➢ Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
➢ Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f /cm².

3. Water Meter
 Water meter harus memenuhi/sesuai dengan ISO 4064-B atau standart setara
 Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
- Jenis : Magnet drive
- Body : SII 0788-83
- Saringan : dari bahan anti karat
- Bahan : Cast iron all flange
- Tekanan kerja : Max. 50 bar atau Min. 20 bar
- Pembacaan : 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran
- Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
- Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
- Minimal Flaw rate 3,2 s/d 400 m3/h
- Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut) dengan cover glass terbuat
dari kaca dengan tebal 4 mm
4. Flange Steel
Semua Flange Steel dan perlengkapannya harus sesuai dengan ukuran dan standart ISO – 2531 seperti
yang ditunjukkan dalam Tabel C.4

Tabel C.4
Standar Flange
 Pipa Jumlah Diameter Diameter
D C
Nominal Lubang Lubang Baut
2 50 165 125 4 19 16
3 75 200 160 8 19 16
4 100 220 180 8 19 16
6 150 285 240 8 23 20
8 200 340 295 12 23 20
10 250 405 355 12 23 20

Page 24 of 51
Spesifikasi Teknis

Keterangan :
- DN/DN = Diameter nominal untuk pipa
- D = Flange OD
- d1 = Diameter lingkaran baut
- d = Diameter lubang baut
= Lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange
= Lubang baut atara tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang dan
diameternya.

5. Packing Flange
Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya packing untuk
flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang tersembunyi minimal 5 mm.

6. Accessories Pipa
➢Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya
dalam Kontrak
➢Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari jumlah accessories
yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.

3.2.5 Pengiriman dan Pengangkutan


1. Saat pengiriman pipa, bagian ujung yang berulir harus dibungkus dengan tutup plastik agar tidak
rusak dratnya.
2. Saat pengiriman accessories, bagian yang kecil harus dibungkus/terlindung dalam kotak.
3. Accessories yang berukuran besar dalam pengiriman harus terlindung atau terkemas rapih dalam
box.
4. Semua pipa dan acceosires diangkut di dalam kendaraan truck atau alat angkut lainnya dengan
memperhatikan keselamatan pekerja angkutan dan keamanan pipa itu sendiri serta harus
mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, selama perjalanan maupun pada saat penurunnya.
5. Kerusakaan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh adalah menjadi tanggung jawab
Rekanan dan wajib mengganti pipa dan atau accessories yang rusak tersebut dengan biaya
Pemborong.
6. Pengangkutan atau penurunan pipa ke atas atau turun dari alat angkut ( Truck ) harus hati-hati
bagi pipa yang beratnya lebih dari 59 kg harus menggunakan alat bantu mekanis, seperti foorklift
atau katrol.
7. Pada pengangkutan pipa yang panjangnya 6 meter dan melebihi panjang truck, maka ujung pipa
tersebut disatukan kemudian dibungkus dengan karung goni untuk mencegah tercecernya pipa
selama perjalanan.
8. Pada saat pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan jalan melemparkannya, sebab
dapat merusak ulir atau joint-joint yang terdapat di dalam acceosries tersebut, sehinigga
kualitasnya akan menurun.
9. Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengiriman dan pengangkutan pipa dan accessories
ini termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk pengepakan, bongkar muat, peralatan bongkar
dan muat serta keselamatan kerja dan lain-lain merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.

Page 25 of 51
Spesifikasi Teknis

3.2.6 Penyimpanan
1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi dahulu dengan
balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi harus diberi pelindung yang
tahan terhadap perubahan suhu, cuaca atau kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam gudang dan
disusun dengan rapi sedemikan rupa sehingga memudahkan pengeluarannya, dan juga agar
susunan pipa tidak akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan penyimpanan di dalam
gudang (jika sudah punya gudang) adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran ke dalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa tersebut
ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter

2. Accesories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun, disimpan dengan
rapi.
Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus di kelompokan sesuai
jenis yang sama ( misal : gate valve dengan gate valve dan seterusnya )
Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi/diberi gemuk pada ulirnya,
kecuali untuk fitting dari bahan pipa PVC.
Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini termasuk juga
biaya yang dikeluarkan untuk sewa gudang/tempat merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.

3.3 PENGADAAN PIPA POLYETHYLENE DAN PERLENGKAPANNYA


3.3.1 UMUM
Semua pipa dan alat penyambung harus di desain untuk menerima tekanan kerja minimal sebesar 0.98
Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
❖ SNI 06-4829-2005 Pipa polietilene untuk air minum
❖ SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa polietilena
❖ SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilene untuk air minum
❖ ISO 4427 : 1996 Polyetylene pipes for water supply specifications
❖ ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – determination of Carbon blackcontent by
calcinations pyrolysis – Test method and basic specification
❖ ISO /TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in gas pipes
and fitting’s
❖ ISO 11420 : 1996 Method for the assessment of the degree of carbon black dispersion in
polyolefin pipes, fittings and compound’s
❖ ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – part 1 : Determination of tensile properties
❖ ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
❖ ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance to internal
pressure – test method
❖ ISO 1133 : 1991 Plastic – determination of the melt mass – flow rate (MFR) and melt volume
flow rate (MVR) of thermoplastics
❖ ISO 2505 – 1 – 1991 Thermoplastics pipe – longitudinal reversion – part 1 : determination methods
❖ ISO 3607 : 1997/E Tolerances on outside diametersand wall thikenesses

Page 26 of 51
Spesifikasi Teknis

❖ AS/NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application


❖ ASTM D 3350 – 1999 Standard specification polyethylene pipes for water supply

3.3.2 Spesifikasi Teknis


1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstruksi namun sebelum digulung harus sesuai dengan kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1 mm), dibulatkan menjadi 0,1
mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn, dibulatkan menjadi
0,1mm
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18dn dan pipa jangan sampai
mernjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk penggulung ulang.

2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan antara pemasok
dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m. Diameter gulungan minimum harus 18 x dn.

3.3.3 Sifat Mekanik


1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana table dibawah ini :

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA


JENIS BAHAN TEGANGAN UJI (Mpa)
100 jam pada 165 jam1) pada 1000 jam pada
0
20 C 800C 800C
PE 100 12.4 5.5 5.0
PE 80 9.0 4.6 4.0

Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan
pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih
rendah. Tegangann uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel di bawah

KETAHANAN HIDROSTATIK PADA KEKUATAN SUHU 800C


KEBUTUHAN UJI ULANG
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Tegangan Waktu Kegagalan
Mpa kegagalan Mpa Minimum (jam)
Minimum (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000

Page 27 of 51
Spesifikasi Teknis

2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila diuji pada suhu
200C

3.3.4 Sifat Fisik


1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20 menit jika diuji pada
suhu 2000C. contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan sebelah dalam pipa.

• Nilai Perubahan Arah panjang

• Nilai Perubahan arah panjang maksimum 3%

3.3.5 Dimensi Pipa


1. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI- 06-4829-2005 tentang pipa polietilena untuk air
minum
2. Bahan Baku Pipa
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harusmerupakan bahann baku yang
menyatakan layak digunakan untukair minum yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, hal tersebut
dibuktikan dengan Certificate Badan independen BODYCOTE

3.3.6 Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu denganmenggunakan Butt Fusion dan
Smbungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan diameter mulai dari
63mm dengan ketebalan minimum 4,7 mmdengan SDR13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint
direkomendasikan untukpipa dengan diameter 20 -110mm. sedangkan dengan penyambungan dengan
elektrofusion dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.

3.3.7 Pengujian Pipa


Acuan normative untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06- 4-1991 tentang metoda pengambilan
contoh uji pipa PE untuk air minum dan SNI06-4821-1998 tentang metode pengujiandimensi pipa
polietilene untuk air minum.

3.3.8 Penandaan Pipa


Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
➢ Nama pabrik pembuat ataumerek dagang
➢ Dimensi luar pipa
➢ Tekanan kerja nominal
➢ Jenis material yang digunakan
➢ Seri pipa
➢ Tanggal produksi

3.4 PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA.


3.4.1 Pengadaan Pipa Baja dan Perlengkapannya
Semua pipa dan alat penyambung harusdidisain untuk menerima tekanankerjaminimal sebesar 0.98Mpa
(10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Page 28 of 51
Spesifikasi Teknis

Referensi

Standar lain yang digunakan adalah :


➢ SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
➢ SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
➢ SNI 07-0242-1989 Pipa baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji
➢ SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
➢ SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
➢ SNI 07-0949-1991 Pipa baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar.
➢ SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanandari besi yang kelabu.
➢ SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besar itu kelabu, penyambung.
➢ SNI 07-2255-1991 Pipa baja saluran air
➢ SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
➢ SNI 07-2196-1991 Flens pipa, toleransi dimensi.
➢ SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk jaringan pipa
bertekanan, bagian 2.
➢ SNI 07-3025-1992 persyaratanlas- ketentuan umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
➢ SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu standar las.
➢ SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penilaian perusa-
haan yang menggunakan las sebagai cara utama pabrikasi
➢ SNI 07-3078-1992 Flens logam – flens besi tuang.
➢ SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuanberulir.
➢ SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar pada
pelapisan air dari baja.
➢ SNI 07-3360-1994 Penyambung pipabaja dan baja paduan dengan las tumpul.
➢ SII 2527-90 Water Supply Steel pipe
➢ ISO 7/1 Pipe threads where pressuretight jins are made on the threads
➢ ISO 1459 Metalic coating – Protection against corrosion by hot dipalvanzing
guilding principles
➢ ISO 1461 MEtalic coating hot – Dip galvanized coating
Onfabricatedferrous product requirements
➢ ASTM A 570 Steel, sheet and Strip, carbo, hot roller structural quality
➢ AWWA C 200 steel water pipe 6 Inches and larger
➢ AWWA C 203 Coal-tar Protective coating and lining for steel water pipe lines
enameland tape hot applied
➢ AWWA C 205 Cement mortar protective lining and coating for steel Water 4 inches
and large shop applied.
➢ AWWA C 208 Dimension for steel waster pipe fitting.
➢ AWWA Manual M11 Steel pipe design and installation
➢ AWWA C 210 Liquid epoxy coating system for he interior and exterior steel water
pipe
➢ JIS G 3101 Rolled steel for general structure
➢ JIS G 3452 Carbon steel pipes for Ordinary piping
➢ JIS G 3457 Arc welded carbon steel pipe
➢ JIS B 2311 Steel butt-welding pipe fitting for ordinary use
➢ JIS G 3451 Fitting of coating steel pipesfor water service
➢ JIS G 550 Spheroidal Graphite iron castings
➢ JIS G 5702 Blackheart malleable iron castings
➢ JIS G 3445 Carbon steelpipes for pressure service
➢ JIS K 6353 Rubber goods pipes for water work

Page 29 of 51
Spesifikasi Teknis

3.4.2 Pipa Baja dan Fitting


1. Material dan Fabrikasi
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan pengelastumpul
(arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.

Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang dari 226 N/mmz
(22300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
• SNI 07-0949-1989 Pelat baja karbon untuk uap dan bejana tekan
• SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
• SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
• ASTM A 283, grade D
• ASTN A 570, Grade 33
• JIS G 3101, Class 2
• JIS G 3452, SGP
• JISG 3457,STPY

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SNI 2527-90 atauJIS
G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan
dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna barang boleh dilakukan pengelasan manual
dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.

Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat pabrik harus dengan
pengelasan sudut (Butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa
adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.

Pengelasan memanjang harus dipasang berselang - seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang
berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar
maupun pada bagian dalam pipa.

2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran
diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA


Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding
(mm) (mm) Minimum (mm)
100 114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6.0
400 406.4 6.0

3. Fitting
Semua fitting baja /steel harus dari bahan yang sama dan difibrikasi sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan pada bagian3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Rinmg penguat
atau saddle penguat dapat dipasang pda bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11

Page 30 of 51
Spesifikasi Teknis

dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dengan persyaratan
yang dispesifikasikan dalam bagian 3.2 dan standar berikut :
• Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
• Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451.
atauAWWA C 208.

“Bend” yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari dua potongan
bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi yang lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat
harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih
besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.

3.4.3 Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)


1. Proteksi Bagian Luar
a. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal tar enamel dan dibalut
dengan bonded double asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2dalam AWWA
C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel adalah sebagai berikut :
▪ Primer : Type B sesuai denganbagian A.2.4dari AWWAC.203
▪ Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C 203.

Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
▪ Primer, type Byangdispesifikasikan di atas
▪ Coal tar enamel, type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-0,8 mm
▪ Bonded asbestos felt
▪ Coal tar enamel, type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan0,8 mm minimum.
▪ Bonded asbestos felt; dan
▪ Satu lapisan water resistant white wash.
System pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada yang di
spesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan engineer tetapi segala system proteksi yang
menggunakan polyethylene tapi tidak diperkenankan.

b. Pemasangan di Atas Tanah


Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar diluar/dapat terlihat langsung,
harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan
berikut ini :
▪ Persiapan permukaan : SSPC- SP-6 atau SP-3
▪ Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.

Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35 mikron.

Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure Painting Council,
USA dan kelas yang disebutkan di atas, primer dan Etching Primer, Class 2.

Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, read lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623,
Lead-Suboxide Anticorrosive paint, Calss 1 atau sesuai dengan persetujuan pengguna barang.

3.4.4 Lapisan Pelindung Dalam


1. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus diberi lapisan dalam dari adukan semen
(cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan AWWA C.210. semua jalur pipa di atas tanah
harus menggunakanepoxy atau caol tarepoxy sebagai lapisan dalamsesuaidengan AWWA C.210.

Page 31 of 51
Spesifikasi Teknis

Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih harus dilengkapi
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan
pada air minum. Penyedia jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat yang menjamin perayaratan untuk
saluran air minum.

2. Lapisan Adukan Semen (Cement Mortar Lining)


Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar internasional lainnya yang disetujui
dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dari pada standar yang telah disebutkan di atas.

Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada sambungan atau pada
bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu
memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti table di bawah ini :

KETEBALAN CEMENT MORTAR LINING


(mm) Ketebalan Lining Toleransi Untuk
(mm) Ujung Pipa

100 sampai 250 6 -1.6 to + 3.2


300 sampai 600 8 -1.6 to + 3.2

3. System Lapisan Epoxy Atau Coal tar Epoxy


System pelapisan dengan epoxy dan coal tarepoxy sesuai denganAWWA C.210 dan dilaksanakan di pabrik.
System tersebut terdiri dari sebgai berikut :
a. Sistem pelapisan dengan epoxy
▪ Satu lapisan liquid two part chemicallycured rust inhibitive epoxy primer
▪ Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak mengandung coal tar.
b. System pelapisan dengan coal tar epoxy
▪ Satu lapisan liquid two part chemicallycured rust inhibitive epoxy primer
▪ Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
System pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy yang sama tanpa
menggunakan primer tersendiri. System alternatif ini harus memenuhi persyaratan AWWAC.210 dan
lapisan pertama dan system alternatif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari keduasistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400 mikron dan lebih
kecildari 600mikron.

3.4.5 Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa


1. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan / coating harus dikupas/cutbacksebesar 370 mm, lining yang sesuai spesifikasi
diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar, lebih dari 370 mmdari ujung pipa harus
dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.1 Proteksi Bagian
Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung datar harus dibuat pada
seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang
ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.

Page 32 of 51
Spesifikasi Teknis

2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawawh ini :
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)

80 - 350 100 80 3±1


400-700 150 80 3±1
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian sebelumnya. Detail
dari coating dan lining pada ujung bevel.

3. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari flens harus dicat
dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan lapisan Dalam.

4. Coating dan Lining Pipa-pipa Khusus dan Fitting


Semua bagian luar dann bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut ini harus dicat dengan
epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam (Coating dan Lining) ;
▪ Double flange short piece digunakan untukair valve assembly
▪ Short piece digunakan untuk valve assembly
▪ Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
▪ Blank Flange

5. Lapisan Pelindung Sambungan


a. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi pada semua
sambungan pipa dengan pengelasan dilapangan dan tertanam didalam tanah, dan harus diselubungi oleh
lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve orsheet).

Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan spesifikasi dan
memasukkannya ke dalam Billof Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk
menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance) 20%. Penyedia jasa
pengadaan harus menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut.

b. Selubung atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeveor Sheet)


Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapiasn luar
menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based adhesive.

Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan minimumluar dan
lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :

Diameter Pipa ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan


(mm) Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm) (mm)

< = 350 0.6 0.6


400 0.9 0.6
450 1.2 0.6

Page 33 of 51
Spesifikasi Teknis

Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
Karakteristik fisik lapisan luar
▪ Specific Gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
▪ Kekuatan tarik :

- Circumferential (Min., N/mm2): 17.7 (JIS K6760)


- Axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)

▪ Elongasi :
- Circumferential (Min., N/mm2) : 250 (JIS K6760)
- Axial (Min., N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
▪ Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
▪ Dielectric Strenght
(Min.,kV/mm) : 30 (JIS K 6911)

▪ VolumeResistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JIS K 6911)
▪ Shrinkage*
- Circumferential (Min., N/mm2) : 40
- Circumferential (Min., N/mm2) : 8

Catatan : (.,) menunjukan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan


*Pada 200 derajat celcius untuk 20 menit.

Kriteria Fisik Lapisan Dalam


▪ Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
▪ Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
▪ Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)
▪ Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)
Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan.
Penyedia barang harus menyediakan 6 (Enam) set perlengkapanheat-shrink flame. Setiap set perlengkapan
ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum pembakarandan stop valve, three-layer heavy duty
hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakardan
pengatur tekanan gas harus juga disediakan.

6. Pengecetan Tanda (Marking)


Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking)dengan jelas pada bagian tengahnya. Bahan cet
tersebut harus dibagi dari long oil alkyd resin seperti berikut ini atau dari mutu yang setara.
P.T Dimet Indonesia VYGARD 260
ICI ICI SUPER
P.T ICI Paint Indonesia STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT BODELAC 9000
P.T Nippon Paint Indonesia ALKYD RESIN

7. Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum CorrosionProtection Tape)


Perlindungan korosi petrolatum harus dari Densotape untuk perlindungan korosi dan harus terbuat darikain
tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan kandungan petrolatum, anorganik tak aktif dan
pengisi organic, serta pengawet organic. Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan
lama dengan mengikat adhesive, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti mikroognisme,
dll.

Page 34 of 51
Spesifikasi Teknis

Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan pita pembungkus
kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesive atau material lain yang disetujui oleh
Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan pelindung korosi petrolatum.

8. Sambungan Fleksibel dan Kopling


a. Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum sebesar 0.98 Mpa
(10.0kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
b. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
▪ AWWAC 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-end pipe
▪ JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Sercive
▪ JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water service
▪ JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
▪ JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
▪ JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
▪ JIS G 5402 BlackheartMalleable Iron Castings
▪ JIS K6353 Rubber Goodsfor Water WorksService

3.5 PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEMASANGAN PIPA


a. Jalur Pipa
Arah jalur pipa dan kedalamannya harus menurut apa yang ditentukan dalam gambar dan spesifikasi teknik,
kecuali apabila Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain. Sebelum memulai penggalian parit, maka
jalur pipa harus dipatok terlebih dahulu oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
b. Lubang-lubang Percobaan
Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah menggali lubang-lubang percobaan di depan galian parit
pada kedalaman sedemikian rupa sehingga Direksi/Koordinator Daerah dapat menyesuaikan parit yang
selanjutnya. Biaya pembuatan lubang percobaan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
c. Bangunan-bangunan yang sudah ada
Bangunan-bangunan yang sudah ada, pondasi beserta batu-batuan, batang-batang pohon, akar atau benda
lain yang tak terduga kehadirannya yang dijumpai dalam penggalian harus disingkirkan oleh pemborong.
Biaya menyingkirkan benda-benda tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.
d. Sarana-sarana yang sudah ada
Apabila parit harus dekat atau melintasi jalur-jalur sarana yang ada (saluran pembuangan, pipa-pipa, kabel-
kabel dan lain-lain) pemborong harus membuat penyangga sementara atau permanen atau menyediakan
perlengkapan lain yang diperlukan. Setiap kerusakan yang terjadi terhadap sarana yang sudah ada tersebut,
harus diperbaiki oleh pemborong sehingga berfungsi seperti keadaan semula dan biaya perbaikan menjadi
tanggungan Pemborong.
e. Kuburan
Apabila jalur pipa melalui kuburan, maka pemborong harus berhati-hati, penggalian diluar batas yang
ditentukan harus dicegah. Andaikan selama penggalian tersebut menjumpai kuburan, maka Pemborong
harus memindahkannya dengan terlebih dahulu merundingkan dengan yang berwenang atas kuburan
tersebut, semua biaya pemindahan kuburan tersebut adalah tanggungan Pemborong.
f. Pagar dan Dinding
Apabila parit akan melalui pagar atau dinding yang tak dapat dihindari menurut pendapat
Direksi/Koordinator Daerah, maka pemborong harus menyingkirkannya dan mendirikan kembali pagar dan
dinding tersebut seperti keadaan semula setelah pekerjaan pemasangan pipa selesai seluruhnya. Biaya
pembongkaran dan perbaikan kembali adalah menjadi tanggungan Pemborong.

Page 35 of 51
Spesifikasi Teknis

g. Pemeriksaan oleh Direksi/Koordinator Daerah


Kontraktor tidak dibenarkan meletakkan pipa-pipa di dalam parit sebelum parit yang bersangkutan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.

k. Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan material galian yang
akan digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang tidak cocok untuk penimbunan
kembali atau untuk keperluan lain, maka Pemborong harus segera menyingkirkannya dari lapangan. Biaya
penyingkiran ini adalah tanggungan Pemborong.

l. Timbunan Kembali
Parit-parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika Direksi/Koordinator
Daerah menentukan lain.
Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan dari pada pipa.
Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang normal atau sepanjang jalan, urugan
pasir setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam gambar. Urugan pasir
tersebut harus dipadatkan dan diratakan.
Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan
dalam gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter maximal 2 mm dan bebas dari lempung
dan zat organik. Setelah urugan pasir, saluran diurug dengan tanah urug yang bebas dari kerikil, benda-
benda tajam, zat organik dan dipadatkan lapis demi lapis.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm di atas permukaan tanah asli untuk mengimbangi adanya
penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40 cm kecuali ditempat sambungan tidak
ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera disempurnakan setelah test
pipa dilaksanakan dan disetujui Direksi/Koordinator Daerah.

3.5.1 Pekerjaan Galian


❖ Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar galian harus sedemikian rupa agar
pipa dapat diletakkan dan disambung dengan baik, lebar galian yang dianjurkan dapat dilihat pada
Gambar 3.1 dan Tabel 3.3a dan 3.3b.
❖ Pada tanah yang lembek kedalaman galiannya harus 75 cm dibawah elevasi dasar pipa.
❖ Panjang maksimum jalur penggalian yang diijinkan pada satu lokasi penggalian adalah 100 meter.
❖ Kedalaman parit harus dihitung dari permukaan tanah. Kedalaman dan lebar parit harus menurut dimensi
yang ditentukan dalam gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi/Koordinator Daerah. Dasar parit
harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa yang akan ditanam.
❖ Apabila parit digali lebih dari apa yang direncanakan maka Pemborong harus menimbunnya dengan pasir
dan memadatkannya kembali sampai permukaan yang direncanakan. Biaya penimbunan dan pemadatan
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
❖ Apabila dalam galian dijumpai batu, tembok, bekas pondasi atau benda lain, yang dapat menghalangi atau
membuat kedudukan pipa menjadi tidak benar pemborong harus menghilangkannya minimal 20 cm
dibawah dasar parit yang direncanakan, kemudian mengurug dan memadatkannya dengan parit sampai
pada kedalaman yang direncanakan.
❖ Saluran yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator Daerah harus segera dipasang pipa dan
dipadatkan kembali. Peletakkan pipa harus disesuaikan dengan kemajuan galian parit.
❖ Kontraktor harus membuat juga galian-galian yang diperlukan untuk pembuatan dan peletakkan thrust
block, bak-bak valve dan lain-lain sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator Daerah.

Page 36 of 51
Spesifikasi Teknis

Gambar 1
Typical Pemasangan Pipa HDPE

Urugan Tanah Kembali


Tanah Asli
H

Pasir Urug h

Dia.
Pipa 

w  w
Tabel 3.5.1
Spesifikasi Galian Tanah Pipa HDPE

Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 22 17.00 7.5 25 7.5
¾ 25 17.00 7.5 30 7.5
1 32 23.20 10 30 7.5
11/2 50 25.00 10 30 7.5
2 63 26.30 10 30 7.5
3 90 34.00 12.5 35 8
4 110 41.00 15 40 10
6 160 56.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15

Page 37 of 51
Spesifikasi Teknis

Gambar 2
Typical Pemasangan Pipa GIP

Urugan Tanah Kembali


Tanah Asli
H

Tanah urug Pilihan h

Dia.
Pipa 

w  w

Tabel 3.5.2
Spesifikasi Galian Tanah Pipa GIP

Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
½ 15 16.50 7.5 25 7.5
¾ 20 17.00 8.5 30 7.5
1 25 22.50 10 30 7.5
11/2 40 24.00 10 30 7.5
2 50 25.00 10 30 7.5
3 75 32.50 12.5 35 10
4 100 40.00 15 40 10
6 150 45.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15

Page 38 of 51
Spesifikasi Teknis

3.5.2 Pekerjaan pengurugan


 Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengurugan adalah :
- Bahan pilihan dimana apabila urugan dari hasil galian ditimbun kembali maka harus dipastikan
urugan tidak tercampur batu dan apabila tercampur batu maka segera dilakukan pemisahan batu
atau bahan lain.
- Pasir alam/pasir urug yang tersusun dari butiran halus sampai kasar, tidak menggumpal, bebas
dari kotoran sampah, abu dan bahan-bahan organic, serta tidak mengandung tanah liat dan
lempung lebih dari 5% berat seluruhnya.
 Urugan dibawah pipa mulai dari alas sampai dengan garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis
dengan ketebalan kurang dari 15 cm, dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan 95 % dan
mempunyai nilai indeks plastisitas sebesar 6 % - 50 %.
 Urugan diatas pipa mulai dari garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dan dipadatkan
sampai dengan 10 cm diatas pipa.
 Urugan tanah kembali merupakan urugan tanah yang berasal dari bahan galian kemudian dipadatkan
sampai rata dengan permukaan tanah asli, tebal dari urugan tanah tergantung dari diameter pipa yang
ditanam.
 Perbaikan bekas galian
- Jalan beraspal
▪ Lapisan tanah dasar harus mencapai kepadatan 90% modified proctor
▪ Lapisan sub base harus mencapai kepadatan 95% kepadatan modified proctor.
▪ Ketebalan minimum lapisan macadam adalah 60 mm, dan dipadatkan.
▪ Lapisan penetrasi dari tipe RC-2 bitumen disebarkan setelah lapisan macadam dipadatkan.
- Jalan gravel
Perbaikaannya adalah 100 mm subgrade dan 100 mm bahan gravel dengan gradasi PI lebih besar
dari 10, dipadatkan sampai 95% modified proctor.
- Jalan beton
▪ Beton yang digunakan harus kelas K225
▪ Agregat kasar dengan ukuran 20 mm dan 38 mm boleh digunakan.
▪ Lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas cor-coran 7 hari dengan menggunakan semen yang
cepat mongering dan 10 hari jika digunakan semen biasa.
- Trotoar beton
▪ Ketebalan lapisan beton minimum = 60 mm
▪ Beton harus sekelas K 125.
- Perbaikan kembali saluran dan pinggir jalan
Pekerjaan perbaikan kembali harus termasuk beton dasar, bekisting dan pemasangannya pada
posisi lurus dan berbelok.
- Perbaikan jalan umum
Untuk lebih jelasnya dalam perbaikan lapisan kembali dapat dilihat pada gambar pelaksanaan.

Page 39 of 51
Spesifikasi Teknis

3.5.3 Pekerjaan Pemasangan Pipa


3.5.3.1 Pekerjaaan PemasanganPipa PE
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh
kontraktor bagi keamanan kelancaran pekerjaan.

Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalaman galiannya dapat dengan 2 cara :
baik dilepaskandulu dari gulungannya baruditurunkan atau diturunkan dahulu dalam bentuk roll baru
dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.

Semua pipa, “fitting” dan “Valve” harus diturunkan ke dalam galian satu per satu, dengan menggunakan
Derek, tali/tambang. Atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun pada bahan lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan
tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.

Jika terjadi kerusakan pada pipa, “Fitting”, “Valve” atau perlengkapan lain dalam penanganannya
kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau
penolakan bahanyang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan sebelum pemasangan


Pipa, “valve” dan “fitting” harus diperiksa dengan sesama dari kerusakan pada saat pemasangannya. Bahan
yang rusak yang ditemukan sebelumnya, selama atau sesudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa
harus diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan.
Pipa atau “Fitting” yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

3. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa polyethylene adalah sebagai berikut :
a.Sambungan mekanis :
• Mechanical –join: sambungan plastic, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push –in dengan O-ring dan ulir
• Sambungan dari metal

b. Welding (head fusion) :


• But Welding (63 mm – 250 mm)
• Socket welding (20 mm – 125 mm)
• Saddle welding

c.Electro welding (25 mm – 125 mm)


• Las otomatis dari fitting PE yang sudah adakumparan pemanas
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor. Kontraktor
harus menyerahkan datateknis dan contoh untuk persetujuan Direksi.
1). Penyambungan dengan sambungan mekanis
Pipa dimasukkan ke dalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan
Penyambungan system mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambungan-
penyambungan yang biasa dilakukan.
2). Penyambungan pipa dengan Welding (hedt fusion)
- Butt welding
Pipa diklem pada alatpenekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan diratakan
dengan pengetap.

Page 40 of 51
Spesifikasi Teknis

Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa dengan
sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu sampai
mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk
beberapa saat, setelag dingin klem dapat dibuka.
- Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian dalam socket
harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya
telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas
dan socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan ke dalam socket sambungan. Biarkan
beberapa saat sampai dingin.
- Sudle welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dengan cairan pembersih.
Taruh piringan pemanas di antara pipa sudle dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengantekana
tertentu umtuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang
biasanya sudah ada pada sambungannya.

3). Penyambungan dengan elektro welding


Kontraktor harus menyediakan CONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus sama
dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen sambungan
tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas. Kemudian kabel dari control box
disambung dengan sambungan yang tersedia. Hidupkan control boxdan secara otomatis akan
berhenti sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan
keluar dari lubang indicator pada sambungan.

3.5.3.2 Pekerjaan Pemasangan Pipa GIP / GSP


1. Pengangkatan
Peralatan pengangkat ini harus mempunyai kemampuan minimum satu ton atau berat 1 (satu) batang pipa
dengan diameter terbesar yang akan dipasang, dan peralatan yang dianjurkan adalah crane.

2. Pengangkutan
Peralatan ini harus dapat mengangkut pipa sesuai dengan kondisi yang diperlukan
Perletakan pipa.
Pipa yang akan dipasang harus diberi dasar material padat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2

3. Penyambungan pipa
Penyambungan pipa harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik dan disetujui oleh Direksi/Koordinator
Daerah. Semua permukaan luar dan dalam dari ujung pipa atau perlengkapan pipa (Accessories) yang akan
disambung harus bersih.
Pipa DCIP, GIP/DSP dan Steel
▪ Penyambungan dengan tipe flens/flange dan mur diputar dengan ukuran kunci putar dalam table 3.5.3.a
dan semua flange menggunakan gasket dn harus benar-benarpada posisinya.
▪ Penyambungan dengan tipe ulir (drat), bagian luar dari ulir harus dilindungi dengan cat bitumen.

Page 41 of 51
Spesifikasi Teknis

Gambar 2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian

Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata pengurugan dipadatkan
Pipa diletakkan diatas material terpilih tebal
sampai garis tengah pipa
100 mm pengurugan dipadatkan sampai
puncak pipa.

Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada permukaan pasir, Pipa diletakkan pada material granular yang
kerikil atau batu pecah dengan tebal 1/8 kali dipadatkan sampai dengan garis tengah pipa
diameter pipa minimum. 100 mm dan material terpilih atau granular
dipadatkan sampai puncak pipa

Page 42 of 51
Spesifikasi Teknis

Tabel 3.5.3.a
Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens
Ukuran Baut Diameter Nominal Pipa Standart Puntir
(mm) (mm) (kg-m)
16 75 – 200 6
20 250 – 300 9
22 350 – 400 12
24 450 - 600 18

▪ Penyambungan dengan las


- Tukang las harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup dan harus mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan oleh “Program khusus Pertamina-Bechtel“ atau sertifikat yang setara.
- Batang las tidak boleh yang menyerap air dan rata-rata kelembaban tidak boleh lebih dari 2,5 %
untuk illiminated rod dan 0,5% untuk low hydrogenious rod.
- Mesin las harus dari jenis AC arc welding machine atau DC arc welding machine.
- Pengelasan dilakukan secara dua lapis, (satu lapis pengelasan secara lurus, searah sambungan
pipa dan lapis kedua secara zig-zag)
- Untuk menghindari karat pada sambungan, setelah pengelasan dilakukan pengecatan dengan cat
pelindung atau setara.
▪ Perlindungan terhadap karat pada sambungan flens, coupling, dan flens adaptor diluar bak kontrol
dengan menggunakan pita, mastic dan pasta harus tanpa dipanaskan.
▪ Pada proses penyambungan pada pipa, besarnya defleksi yang diperbolehkan dapat dilihat pada
Tabel 3.5.3.b dan Tabel 3.5.3.c
▪ Sambungan dengan angkur tidak diperbolehkan ada defleksi

4. Pemotongan Pipa
▪ Kontraktor harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan alat pemotong pipa yang tidak
merusak lapisan pelindung dan lapisan pencegah korosif pada pipa dan bila diperlukan, Pemborong
harus membuat ulir pada ujung pipa yang telah dipotong.
▪ Pemotongan ujung pipa untuk jembatan pipa harus dibuat miring dan kemiringan ujung pipa tersebut
harus dipotong dengan sudut 30 derajad diukur dari garis yang sejajar dengan sumbu pipa dengan
toleransi 50 – 00 dengan lebar permukaannya lebih kurang 1/16 inch sampai 1/32 inch

Page 43 of 51
Spesifikasi Teknis

5. Perlengkapan Pipa (accessories)


• Perlengkapan pipa seperti valve, air valve dan lain-lain harus ditempatkan sesuai dalam gambar atau
petunjuk Direksi/Koordinator Daerah di lapangan.

Tabel 3.5.3.b
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras
a. Untuk Sambungan Push-On
Diameter Nominal Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan
(mm) (derajat)
75 – 200 5o
250 – 350 4o
400 3o30`
b. Untuk Sambungan Mechanical Joint

Diameter Nominal Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan

(mm) (derajat)

75 – 300 5o

350 4o50`

400 4o10`
Tabel 3.5.3.c
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek
Dia. Nominal Push On Joint Mechanical Joint
mm Sudut Defleksi Panjang Def. Sudut Defleksi Panjang Def.
(cm) (cm)
75 5o00` -- 5o00` --
100 5o00` 52 5o00` 52
150 5o00` 52 5o00` 52
200 5o00` 52 5o00` 52
250 4o00` 41 5o00` 52
300 4o50` 41 5o00` 52
Keterangan :
Defleksi yang diijinkan untuk panjang pipa 6,00 meter

3.5.4 Testing Pekerjaan Pemasangan Pipa


• Uji coba secara hidrolis harus dilakukan selama pelaksanaan pembangunan jalur-jalur pipa, peralatan
pembantu yang digunakan adalah pompa, alat ukur, dongkrak dan strust.

Page 44 of 51
Spesifikasi Teknis

• Pengujian pipa harus sesuai dengan tata cara pengujian pipa. Pada sistem pengaliran air secara
pemompaan, pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian dimana panjang maksimum dari bagian
pipa yang ditest adalah 500 m. Pengetesan dilakukan dengan cara memompakan air kedalam pipa yang
akan ditest sehingga mencapai tekanan 8 atmosphere dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam,
apabila tekanan turun, tekanan harus dinaikkan lagi sehingga 8 atmosphere dengan cara memompakan
air kedalam pipa. Pekerjaan perpipaan dianggap memuaskan jika air yang dipompakan untuk
menaikkan tekanan sehingga kembali pada tekanan 8 atmosphere setelah 1 jam tidak lebih dari (0,01 x
d) liter tiap jam km, dimana d adalah diameter pipa yang ditest dalam mm. Apabila air yang
dipompakan lebih dari 0,01 x d liter, maka pemborong harus menentukan sumber kebocoran dan
memperbaikinya. Pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan dilaksanakan. Biaya untuk
pengetesan sudah harus dihitung dan termasuk dalam nilai kontrak.
• Kebocoran yang dapat diterima saat pengujian terlihat pada Tabel 3.5.4

Tabel 3.5.4
Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa

Diameter Nominal Jumlah Kebocoran


(mm) (l/jam)
75 2,55
100 3,04
150 4,56
200 6,08
250 7,60
300 9,12

3.5.5 Pekerjaan Penggelontongan


➢Dilaksanakan dengan menggunakan air bersih dari pipa eksisting
➢Sumber air dari pipa eksisting hanya dari 1 (satu) sumber saja
➢Waktu penggelontoran adalah 3 menit untuk 100 meter panjang pipa
➢Jaringan pipa dapat diterima bila air hasil penggelontoran setelah melewati waktu yang ditetapkan dalam
keadaan bersih dengan dibuktikan lewat parameter warna, kekeruhan dan Ph.
➢Sebelum setiap bagian pipa diserahkan, maka kedalam pipa harus dialirkan air bersih dengan kecepatan
tinggi untuk pencucian, sehingga air yang mengalir menjadi jernih dan tidak mengandung endapan. Jika
ada kerusakan pada perlengkapan pipa dan pompa yang diakibatkan karena adanya benda-benda seperti
kerikil dan lain-lain karena pencucian yang dilakukan Pemborong tidak sempurna, maka Pemborong
harus memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut atau mengganti barang-barang yang rusak dan biaya
perbaikan dan penggalian menjadi tanggungan Pemborong.

3.5.6 Lapisan Pelindung Pipa


Lapisan pelindung luar terdiri dari :
 Pipa baja yang terekspose : lapisan pipa harus teridiri dari (Tabel 3.8)
 Pipa baja yang terpendam dilapis dengan menggunakan epoxy
 Lapisan pelindung bagian dalam adalah cement mortar lining dan diberi semprotan furnace cement.

Page 45 of 51
Spesifikasi Teknis

 Sleeving yang terbuat bahan polyethylene yang berbentuk lembaran film berwarna hitam

Tabel 3.5.6
Bahan-Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting
Lapisan Bahan Ketebalan
Pertama Meni besi Minimum dalam keadaan
Kering = 50 mikron
Kedua Cat dasar Dalam keadaan kering =
50 mikron
Ketiga Dua lapis cat Dalam keadaan kering =
terakhir 50 mikron

3.5.7 Thrust Block


• Trust block diberikan pada semua percabangan pipa, bend, reducer, tee, valve dan lain-lain dengan ukuran
2 inch dan lebih besar harus diberi trust block, serta harus diletakkan sedemikian rupa untuk
memudahkan pemindahannya.
• Bahan harus dari beton kelas D = 200 kg/cm diletakkan pada tanah dengan pondasi agregat setebal
minimum 20 cm
• Ukuran thrust block ditunjukkan dalam gambar standar/typical kecuali jika Direksi/Koordinator Daerah
menentukan lain.

3.5.8 Pipa Driving


• Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan driving sleeve dari beton bertulang (concrete) dan diikuti
dengan pemasukan pipa.
• Kedalaman bagian atas sleve yang dipancang minimum 2,00 meter
• Pada permukaan dasar ruang penembus dipasang pondasi batuan dengan ketebalan 15 cm pada seluruh
permukaannya.
• Pada pondasi batuan diberi lantai kerja dengan mutu beton kelas E dan ketebalan 15 cm

3.5.9 Pekerjaan Beton


Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur agregat halus, agregat kasar, air dan semen Portland
atau bahan penguat hidrolis lain sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. (SK SNI S-36-1990-
03)
1. Persyaratan material
 Semen
- Semen portland tipe I – V
- Semen portland-pozolan
- Semen tidak menggumpal, sweeping atau kantungnya rusak.
- Gudang tempat penimbunan harus baik dan tidak bocor.
 Agregat
Agregat harus memenuhi standard seperti dalam Tabel 3.5.9.a dan Tabel 3.5.10.b

Page 46 of 51
Spesifikasi Teknis

Tabel 3.5.9.a
Gradasi Agregat Halus
Batas % Berat Yang Lewat Ayakan
Ayakan Umum Khusus
(mm) Kasar Sedang Halus
10,00 100 -- -- --
5,00 89 – 100 -- -- --
2,36 60 – 100 60 – 100 65 – 100 80 – 100
1,18 30 – 100 30 – 90 45 – 100 70 – 100
0,60 15 – 100 15 – 54 25 – 80 55 – 100
0,30 5 – 70 5 – 40 5 – 48 5 - 70
0,15 0 -15 -- -- --

Tabel 3.5.10.b
Gradasi Agregat Kasar
% Berat Yang Lewat Ayakan
Ayakan Ukuran Nominal Agregat
(mm) 40 – 5 mm 20 – 5 mm 10 – 5 mm
50 100 -- --
37,5 89 – 100 100 100
20,0 35 – 70 85 – 100 90 – 100
10,0 10 – 40 0 – 25 50 - 85
5,0 0 –5 0–5 0 – 10

 Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
- Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat dilihat secara
visual.
- Tidak mengandung garam, asam dan zat organic yang dapat merusak beton.
 Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000
ppm sebagai SO3.
 Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih berpori dan
mempunyai struktur permukaan kurang baik.
 Baja Tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.

Page 47 of 51
Spesifikasi Teknis

2. Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test kadar lumpur.
3. Pemasangan tulangan baja
 Harus bebas kotoran, karat, minyak dan gemuk.
 Kawat ikat yang berkualitas besi lunak dan berdiameter 1 mm digunakan untuk
pengikatan tulangan.
4. Bekisting
 Tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
 Permukaannya harus halus dan rata.
5. Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang-kurangnya 340 kg dan untuk
pondasi adalah 375 kg/m3 beton

3.5.10 Perlintasan Pipa (Jembatan Pipa)


 Pemasangan pipa yang melintasi saluran/sungai/kali harus sesuai dengan gambar kecuali jika
Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain.
 Untuk lintasan dimana pipa tidak tertanam didalam tanah, pipa GIP/GSP/steel/DCIP harus digunakan,
sedangkan pipa PVC tidak diperkenankan.
 Untuk pipa yang tertimbun dalam tanah dibawah saluran/jalan, pipa harus diberi pelindung seperti
apa yang ditunjukkan dalam gambar.
 Batas konstruksi jembatan pipa adalah kedua ujung sambungan flexible/bend.
1. konstruksi bangunan bawah
- Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100.
- Tanah yang tidak sesuai untuk lapisan pondasi harus diganti
- Untuk pondasi pancang kepala pancang harus disiapkan kedalam bangunan bawah sedalam
10 cm.
2. Perpipaan
Cincin pendukung harus terbuat dari besi baja dengan baja tahan karat.
3. Pengelasan
Pengelasan harus diuji dengan test radiographic atau yang setara.

3.5.11 Alat Ukur


Alat ukur yang biasa digunakan didalam pekerjaan air bersih adalah meter air baik pada Pipa Transmisi
maupun Pipa Distribusi, dengan ketentuan yangberlaku untuk meter air sebagai berikut :
 Mempunyai kesalahan pengukuran maksimum 5 % dalam plus dan minus.
 Kehilangan tekanan pada kemampuan ukur nominal tidak boleh melampaui nilai 25 kPa, dan
kemampuan ukur maksimal tidak melampaui 100 kPa.
 harus mampu menahan tekanan 1600 kPa (16 Bar) selama 5 menit tidak bocor atau basah.

Page 48 of 51
Spesifikasi Teknis

 harus dilengkapi dengan alat penyetel untuk memperbaiki hubungan antara debit yang ditunjukkan
dan debit yang sebenarnya.
Pemasangan meter air :
1. Sebelum dipasang, pipa harus lakukan penggelontoran.
2. Meter air harus dipasang pada posisi horizontal, dan dilindungi dari udara dingin, kerusakan dan
benturan.
3. Sisi inlet dan outlet darimeter harus dipasang persis pada sumbu memanjang pipa pelayanan.
4. Jalur pipa antara katup inlet dan outlet dan perlenkapan lainnya harus cukup luas untuk
memungkinkan pemasangan meter air dan accessories lain yang diperlukan pada pemasangan meter
air.
5. Meter air tidak boleh dipasang pada pipa yang bengkok karena akan menyebabkan kerusakan pada
meter air, terutama pada meter air dengan gelang plastik dan dipasang terbuka.
6. Pada sistem ulir dari plastik hindari penggunaan kunci pipa pada badan meter tersebut.
7. Pada sistem ulir dari plastik, rubber gasket harus dari bahan karet, dan jangan dari fiber atau kulit.

Tabel 3.5.11
Bahan Pada Pemasangan Alat Ukur
Bahan Spesifikasi
Alat Ukur Sesuai Standar No. SK SNI S-01-1990-F
Accessories Alat Ukur Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang
berlaku dui Indonesia
Beton Untuk Bangunan Standart Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
Alat no. SK SNI S-36-1990-03

3.5.12 Pekerjaan Pemasangan Alat Pelengkap


1. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada semua titik titik yang tinggi terutama pada pipa Transmisi.
2. Katup (Valve)
Pada pemasangan pipa, katup dan accessoriesnya dilakukan setelah pengecoran beton lantai bak kontrol,
dan sebagian pipa tertanam dalam dinding bak kontrol.

3. Katup Penguras (Wash – Out)


➢Harus dipasang pada semua titik terendah atau ujung pipa
➢Tidak boleh dihubungkan kesuatu rol atau saluran benam yang menyebabkan aliran kembali ke system
perpipaan.
4. Bend
Bend digunakan untuk perubahan arah vertical dan horizontal yang mendadak dan tidak dapat dihindari
5. Penutupan Ujung Pipa
 Harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis pipa yang digunakan, misal :
- Pipa GIP/GSP : menggunakan blank flange (untuk flange joint), cap untuk mechanical dengan
konstruksi penguat sementara.

Page 49 of 51
Spesifikasi Teknis

 Jika pekerjaan tidak diteruskan harus diberi konstrukasi penguat yang permanen atau trust block
dengan adukan 1 : 2 : 3.
 Material yang digunakan, harus bersih dan bebas dari minyak, ili, ter, aspal atau bahan minyak
pelumas lainnya.
 Jika air masuk kedalam parit galian, sebelum pemasangan pipa dilanjutkan, maka tutup kedua ujung
pipa jangan dibuka sebelum parit galian dipompa sampai kering.
6. Bak Katup
➢Konstruksi dari beton bertulang/pasangan
➢Untuk dibawah trotoir, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
➢Pemutar katup harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton
➢Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
➢Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan terjadi
diatasnya
➢Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.

Page 50 of 51
Spesifikasi Teknis

3.5.13 Pekerjaan Tiang Listrik Dan Instalasi Listrik


A. Spesifikasi Mutu
1. Box Panel Listrik 40x60
Penel dilengkapi dengan alat-alat ukur, seperti :
a. Volt meter & Selector switch,
b. Ampere meter
c. Indicator lamp
d. MCCB Schnaider 40A
e. Cam Starter 40 A
2. Kabel Twist 4x16 mm
3. Pipa GIP Ø1,5 SNI
B. Spesifikasi Jumlah
1. Pemasangan Daya Listrik 33 KVA
2. Pemasangan Box Panel Listrik 40x60
3. Pek. Instalasi Kabel Twist 4x16 mm 4 Jalur Panjang masing masing jalur 1180 meter
4. Pek. Pemasangan Tiang Listrik Pipa GIP Ø1,5 Panjang 6 meter 19 Buah

C. Spesifikasi Pemasangan
1. Pemasangan kabel instalasi bertegangan harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2006 atau peraturan lain
yang diakui di Negara Republik Indonesia.
2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan
gangguan mekanis.
3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali
diameter luar kabel tersebutatau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel. 2.
4. Tiang listrik harus kokoh dan kuat dipasang pada titik sesuai dengan koordinat yang ada di gambar kerja dan
setiap tiang di tanam dengan pondasi beton K100 ( detail lihat gambar kerja)
5. Instalasi listrik yang terpasang menjadi daya utama yang dipakai pompa rencana yang akan terhubung pada
control panel pompa.

3.5.14 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa Sentrifugal dan Control Panel
1. Spesifikasi Umum
 Design : Vertical Inline
 Debit : 2 Liter s/d 3 Liter
 Head : 250 meter s/d 260 meter
 Rated power : 10.00 kW s/d 18.5 kW
 Max Pressure : 25 bar s/d 30 bar
 Size of inlet connection : DN 50
 Size of outlet connection : DN 50
 Maximum ambient temperature : 50 s/d 60 °C

Pompa yang di pakai adalah pompa setrifugal berkualitas baik dan produksi luar negri dengan sistem Pre Order
(PO). Sehingga ketika penandatangan kontrak penyedia wajib segera melakukan koordinasi dengan PPK dan
Tim Teknis terkait penawaran terhadap merek dan spesifikasi pompa yang akan di pakai dan jangka waktu
pre order pompa hingga sampai ke lokasi pekerjaan sehingga tidak melebihi masa kontrak.
Penggunaan merek dan spesifikasi pompa yang dipakai yang harus melalui persetujuan PPK dan Tim Teknis.
Untuk instalasi pemasangan pompa dan control panel wajib di lakukan oleh teknisi yang profesional,
dan di sarankan di kerjakan langsung dari pihak distributor atau pabrik yang memproduksi atau menjual pompa
tersebut.

Page 51 of 51
CONTOH PAPAN NAMA PROYEK (Uk. 1,80 X 1,20 CM)

120 CM

KOP DINAS / INSTANSI TERKAIT

PROGRAM : ...........
KEGIATAN : ...........
PEKERJAAN : ...........
LOKASI : ...........
NILAI KONTRAK : Rp…………….
180 cm SUMBER DANA : ...........
TAHUN .........
WAKTU PELAKSANAAN : ………….Hari Kalender
KONTRAKTOR : .………..
PERENCANA : ………….
PENGAWAS : ………….

PROYEK INI DILAKSANAKAN DENGAN DANA YANG DIHIMPUN


25 cm DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR

Anda mungkin juga menyukai