PERATURAN UMUM
1. PERATURAN UMUM
1.1 UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat seolah-olah disebutkan kata demi kata dalam
uraian dan syarat-syarat adalah :
Algemene Voorwarden Van openbare Warken in Indonesia 28 Mei 1941 (AV – 1941)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
Peraturan-peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja
Peraturan Perburuan Indonesia dan lain-lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat
Pedoman Pumpling Indonesia 1979
Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang In stalasi Listrik dan /Tenaga (NI – 2)
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI - 1982)
Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (NI – 5)
Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan
pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-syarat ini mengikat.
Kontraktor harus melaksanakan juga pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar, tetapi masih berada dalam lingkup pekerjaan
berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Direksi/Koordinator Daerah di lapangan.
Uraian dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan syarat-syarat ini.
Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun perubahan-perubahan yang
terjadi pada waktu pelaksanaan, pemborong diwajibkan mentaati keputusan Direksi/Koordinator Daerah.
Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan-perbedaan, pemborong diwajibkan
menanyakan pada Direksi/Koordinator Daerah serta membuat gambar-gambar pelengkap atas petunjuk-petunjuk
Direksi/Koordinator Daerah dan disahkan oleh Direksi/Koordinator Daerah. Tidak dibenarkan sama sekali bagi
pemborong untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab pemborong.
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus bersama-sama dengan Direksi/Koordinator Daerah
merundingkan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan, segera setelah pelulusan pekerjaan.
Setelah disetujui maka dua exemplar cetakan rencana kerja dan waktu pelaksaan harus diserahkan kepada
Direksi/Koordinator Daerah dan satu exemplar harus berada di tempat pekerjaan.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan pengiriman/penyediaan bahan/alat-alat, sesuai dengan rencana kerja
dan rencana waktu penyediaan bahan-bahan / alat-alat seperti tersebut pada ayat di atas. Rencana kerja ini akan
dipakai oleh Direksi/Koordinator Daerah sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kelambatan pekerjaan dan prestasi pemborong.
1.4 KANTOR KONTRAKTOR DAN KANTOR DIREKSI/KOORDINATOR DAERAH, GUDANG DAN SARANA LAINNYA
1.4.1 Lokasi Kantor dan Gudang
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib menyertakan denah yang menunjukan tempat yang diusulkan untuk
lokasi kantor, gudang atau rencana lainnya untuk disetujui oleh Direksi/Koordinator daerah.
1.4.2 Kantor Kontraktor Wakil Direksi/Koordinator Daerah, Gudang dan Bangunan Sementara
Kantor untuk Kontraktor di Proyek dibuat oleh Kontraktor sendiri sesuai dengan kebutuhan personil di
lapangan.
Kantor Kontraktor dan Kantor Direksi/Koordinator Daerah tersebut merupakan bangunan sementara
dengan lantai rabat beton diplester, konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap asbes
semen gelombang/seng, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan.
Page 1 of 46
Dalam kantor harus dipasangi dengan kabel untuk penerangan dan lampu listrik. Penerangan listrik
dilengkapi dengan lampu neon lengkap dengan difuser dan stop kontak yang cukup.
Kantor harus disediakan air bersih terus menerus. Saluran drainase yang cukup harus disediakan
Semua ruang kantor harus dilengkapi dengan perabotan seperti meja tulis, papan tulis (White baord),
lemari arsip, mistar gambar, lemari, keranjang sampah kertas, rak arsip, gantungan jas dan barang
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas lapangan.
Bahan-bahan bangunan yang penting, misalnya PC, alat-alat dan sebagainya harus disimpan dalam
gudang yang dapat dikunci sehingga tidak akan mudah hilang atau rusak oleh pengaruh cuaca.
Selama masa pembangunan / pelaksanaan pekerjaan, semua pemasukan dan pengeluaran barang
ke/dari proyek harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.
Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan dan keamanan bangunan kerja, gudang berikut
inventarisnya.
Bangunan sementara tersebut setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan apabila tidak diperlukan harus
dibongkar atas perintah Direksi/Koordinator Daerah.
Bahan-bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain-lain yang disediakan oleh Pemberi
Tugas/Direksi/Koordinator Daerah dinyatakan pada daftar lampiran nomor.
Bahan-bahan dan peralatan lain diperlukan untuk pekerjaan yang tidak disediakan oleh Pemberi
Tugas/Direksi/Koordinator Daerah seperti tersebut diatas harus disediakan oleh pemborong.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dimintakan persetujuan dari
Direksi/Koordinator Daerah dan tidak diperkenankan memesan / mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan.
Direksi/Koordinator Daerah akan menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
Direksi/Koordinator Daerah berwewenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu bahan bangunan dan
lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi atau Koordinator Daerah berhak menelitinya dengan mengirimkan contoh-
contoh ke Balai Penelitian Bahan-Bahan di Bandung. Segala ongkos yang bertalian dengan penelitian tersebut adalah
tanggung jawab pemborong.
Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi/Koordinator Daerah, Kontraktor diwajibkan untuk segera mengangkat
bahan-bahan tersebut keluar halaman pekerjaan atas perintah pertama dari Direksi/Koordinator Daerah selambat-
lambatnya dalam waktu 3x24 jam. Jika bahan-bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata mengandung cacat, maka
bahan-bahan tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal ini pemakaian bahan-bahan tersebut harus segera
dihentikan dan bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut harus dibongkar.
Pada prinsipnya pemborong harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk penyediaan air, penerangan, aliran listrik
dan sebagainya.
Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut di atas, Pemborong harus pula menyediakan alat-alat ukur
Theodolit dan water – pas untuk keperluan penentuan atau pemeriksaan letak dan tinggi bangunan/pipa/alat-alat lain
yang sedang dan akan dilaksanakan. Semua biaya pengukuran adalah menjadi tanggung jawab pemborong.
Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas. Kontraktor hendaknya
mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan scope pekerjaan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor pertimbangan untuk pemilihan
Pemborong.
Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini kepada para wakil ataupun pelaksana-
pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana pemborong harus berada di tengah-tengah pekerjaan kecuali berhalangan atau
sakit.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pemborong diwajibkan mengajukan bagan organisasi, lengkap dengan
nama dan alamat para karyawan utama.
Kontraktor hanya boleh mengerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan merupakan pembawa penyakit types, cholera
atau dysentry.
Page 2 of 46
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, pemborong diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran. Antara lain
botol-botol pemadam kebakaran BCF/CO2, pasir dalam bak kayu dan / atau karung, galah-galah secukupnya serta
pemeliharaannya.
Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawannya, dan juga harus menyediakan Toilet/WC umum.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini,maka semua ketentuan umum lainnya dan dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintah cq.undang-undang keselamatan kerja dan lain sebagainya, termasuk semua
perubahan/tambahan hingga kini tetap berlaku.
1.9 PENGAMANAN
Setelah pemborong mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka pemborong bertanggung
jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut di atas, pemborong harus melaporkan kepada Direksi/Koordinator
Daerah dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian di atas, pemborong diizinkan mengadakan pengamanan antara lain penjagaan,
penerangan pada malan hari dan sebagainya.
1.10. TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN
Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan pemborong yang tidak termasuk dalam lingkup
kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan semula oleh pemborong. Biaya perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab pemborong.
Peil Dasar/Induk (Reference Point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi/Koordinator Daerah lapangan.
Kontraktor harus membuat patok-patok beton yang permanen di sekitar tempat pekerjaan untuk memudahkan
pengukurannya. Biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar/petunjuk
Direksi/Koordinator Daerah harus dilakukan pemborong dan biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab
pemborong.
Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Koordinator Daerah, pekerjaan selanjutnya baru boleh
dimulai.
Page 3 of 46
Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain tiap bagian pekerjaan dan segera
melaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah setiap terdapat perbedaan ukuran/selisih, untuk mendapatkan
keputusan perbaikannya. Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan
Direksi/koordinator Daerah.
Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran siku dengan benang menurut
Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan Direksi/Koordinator
Daerah.
Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang terpancang di dalam tanah, sehingga
tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai pemasangan, pemborong harus melaporkannya kepada
Direksi/Koordinator Daerah untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. Adanya pengawasan dari Direksi/Koordinator
Daerah tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
Page 4 of 46
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN SIPIL
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan lainnya, sedangkan pohon-pohon atau
pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi
tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila disebabkan oleh satu hal pemborong harus
melakukan penebangan, maka pemborong harus meminta izin/petunjuk terlebih dahulu dari Direksi/Koordinator
Daerah.
Page 5 of 46
2.3.8 Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil galian. Sedikitnya
sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan
tanah.
Pekerjaan ini mencakup pemasangan batu kososng pada dasar pondasi yang telah disipakan sebagaimana
ditunjukan dalam gambar.
B. Persyaratan Bahan
Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama-sama.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Untuk setiap pekerjaan Anstamping yang dibayar menurut Pasal ini, sebelum memulai pekerjaan, Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukan
permukaan yang telah disiapkan untuk pemasangan batu kosong/anstamping.
2. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, metode kerja dari pelaksanaan Pasangan
Anstamping.
Page 6 of 46
2.8 PEKERJAAN PONDASI
1. Umum
Pekerjaan ini mencakup pembuatan Pondasi sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan,
galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
2. Persayaratan Bahan
1. Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15
cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah
kali lebarnya.
2. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya
dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971
3. Semen
a) Semen yang digunakan haruslah dari jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M85. Terkecuali
diperkenankan oleh direksi pekerjaan, penggunaan bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan
gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh direksi pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat dipergunakan
dalam proyek.
4. Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan;
dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan
tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di
atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat
tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
A. Persayaratan Galian
Semua pekerjaan pasangan pondasi baru boleh dikerjakan bila galian tanah pondasi sudah diperiksa
dan disetujui oleh direksi.
Sebelum pekerjaan pondasi dimulai, lubang-lubang galian harus kering, bersih dan memiliki
kepadatan yang memadai.
Pada bagian dasar galian pondasi harus terlebih dahulu diurug dengan pasir dengan ketebalan 10
cm, kemudian dipasang batu kosong/anstmping dari batu kali/gunung tebal 20 cm. Lebar urugan
pasir dan pasangan batu kosong/anstampin disesuiakan dengan gambar detail.
B. Persayaratan Campuran
Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur
adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air
ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit.
Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari
proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan. Adukan
semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.
Page 7 of 46
Pasangan pondasi batu gunung/batu Kali ini dibuat dengan adukan spesies 1pc : 3psr
Setinggi 20 cm dibawah sloof pasangan pondasi dibuat dengan adukan 1pc : 3psr dan diberi angker
double untuk mengikat sloof dengan pondasi dengan jarak tiap 1,5 m menggunakan besi beton 12 Ø
mm
Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan,
tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
Permukaan yang telah selesai harus dirawat Segera setelah pemasangan, Pasangan Pondasi harus
dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Pasangan
pondasi harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan pasangan batu.
Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih
dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Page 8 of 46
2.9 PEKERJAAN BETON
2.9.1 U m u m
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Peraturan
Beton Indonesia (P. B. I., NI-2 1971). Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan
dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-gambar kerja dan instruksi-instruksi
Direksi/Koordinator Daerah.
Direksi/Koordinator Daerah berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pemborong. Pengawasan Direksi/Koordinator Daerah tidak membebaskan pemborong dari tanggung
jawabnya atas kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam pelaksanaan.
Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus dibongkar dan
diganti/diperbaiki atas biaya pemborong.
Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-syarat P.B.I 1971.
2.9.2 Ma terial
a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dlam NI – 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui
Direksi/Koordinator Daerah dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila
karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain harus mendapat persetujuan
lebih dahulu dari Direksi/Koordinator Daerah.
Bila Direksi/Koordinator Daerah menganggap perlu, pemborong harus mengirimkan surat pernyataan dari
pabrik yang menyatakan type, kwalitasi semen beserta manufacturers test certificate yang menyatakan
memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI – 8. Sementara yang menggumpal, sweeping atau
kantongnya robek/rusak ditolak untuk digunakan.
Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan tidak luas sehingga penimbunan
semen dapat diatur denganbaik. Semen di dalam kantong tidak boleh disusun lebih dari 2 meter tingginya
dan bagian bawah berada minimum 30 cm di atas lantai. Penempatan harus sedemikian rupa sehingga
semen lama dapat digunakan terlebih dahulu.
b. Agregat
Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercantum dalam P.B.I – 1971
Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad organik, garam, alkoli dan
butir-butir uang lunak.di samping itu pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak mengandung bahan –
bahan yang merugikan beton sampai batas maximum 5% berat. Kadar lumpur dari pasir tidak boleh
melebihi 4% (terhadap berat kering) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum
digunakan.
Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang mempunyai gradasi yang baik, Keras,
padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur dalam
agregat kasar tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih agregar harus dicuci lebih dahulu sebelum
digunakan. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
5 (Lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan ukuran tertentu, type
tertentu, ditest sesuai dengan percobaan yang tercantum dalam P.B.I 1971. Dari hasil-hasil ini
pemborong mengambil contoh-contoh yang representatif untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat
yang disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah telah terpilih, pemborong harus menjaga agar semua
pengiriman material selanjutnya mempunyai kualitas dan grading yang sama selama pekerjaan.
Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan grading dari material-material
harus dibuat paling sedikit satu percobaan untuk setiap pengiriman 25 ton.
Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah terjadinya degradasi dari
berbagai ukuran partikel. Stock ples harus dibentuk diatas platfom dari beton dan atau kayu keras yang
disetujui. Agregat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari material-material lain. Tempat yang cukup
harus disediakan unutk menjamin tersedianya kedua macam agregat tersebut selama pekerjaan
berlangsung.
c. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam. Alkali, garam, bahan-
bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Page 9 of 46
Untuk itu pemborong harus telah membuat percobaan-percobaan perbandingan berat dan WC ratio
dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari cruishing test kubus-kubus berumur 7,14 dan 28
hari (dari laboratorium berwenang) harus dilaporkan kepada Direksi/Koordinator Daerah untuk dapat
disetujui.
2.9.3 Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah K-175, K 225
Beton untuk lantai kerja campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr.
Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U-24
Page 10 of 46
Semua tulangan harus dibengkokan dengan bentuk dan ukuran sepeti tercantum dalam gambar srta
mengikuti syarat-syarat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai dengan gambar dan dengan memperhatikan
selimut beton yang tetap. Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dengan cara yang dapat
mengakibatkan kerusakan material.
Kontraktor harus mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang adalah sesuai gambar. Dalam hal
terdapat kesulitan untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar maka dapat
dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang terdekat atau dengan kombonasi, dengan catatan ;
- Besi pengganti bermutu sama
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar, dlam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas penampang.
- Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan diameter besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang dapat menyulitkan
pembetonan ataupencapaian vibrator.
2.9.7 A c u a n (Bekisting)
Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau perubahan
penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan
pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal.
Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan, over stress dan pergeseran
tempat pada bagian kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-benar kuat dan kaku
menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di atasnya selama pelaksanaan.
Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan plat lantai dilaksanakan dengan
menggunakan anti lendut ke atas sebagai berikut : semua balok dn plat lantai sebesar 0,2 % lebar
bentang pada tengah bentang. Semua balok dan plat cantilever 0,4% dari bentang, dihitung dari ujung
bebas.
Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk menghindari
kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada beton. Segera sebelum beton dicor, bagian dalam dari
bekisting harus dibersihkan dari semua material lain termasuk air.
Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi/Koordinator Daerah sebelum
pengecoran beton dilakukan.
Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak diplester lagi (exposed concrete)
harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk
beton biasa harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus
dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada
dasar kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Koordinator
Daerah, bukaan ini boleh ditutup kembali.
Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban
rencana dengan adanya pembongkatan tiap bagian bekisting atau penyangga berada di pihak
pemborong.
Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting dari
bagian-bagian struktur adalah sebagai berikut :
2.9.12 Perawatan
Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera dilakukan setelah
bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan
terus-menerus dibuat basah dengan cara menggenangi (ponding), atau bila tidak mungkin dapat
menggunakan goni-goni basah untuk menutupnya.
Page 12 of 46
Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau menurut petunjuk
Direksi/Koordinator Daerah.
Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selam perawatan. Bila cetakan dibuka dalam masa
perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat dengan cara seperti di atas.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapatdihancurkan dengan tangan.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% dan pasir harus bebas dari segala macam bahan kimia, sesuai
NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan tidak memenuhi syarat tersebut di atas
Page 13 of 46
Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintahkan untuk mencucinya dan hasilnya harus mendapat
persetujuandari Direksi/Koordinator Daerah dahulu sebelum digunakan.
Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus.
c. Batu Alam
Untuk pemasangan batu dapat dipakai batu bulat (dari gunung) batu belah atau batu karang asalkan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Harus cukup keras, bersih dan sesuai besar bentuknya.
Tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam, biru atau kecoklat-
coklatantanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus
mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
d. Bata Merah
Bata merah yang dipakai harus dibuat dari tanah liat melalui proses pembakaran.
Ukuran nominalnya adalah 6 m x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang
Bata merah yang dipakai harus bata yang berkwalitas No.1 dan telah mendapat persetujuan
Direksi/Koordinator Daerah. Warna harus merah tua, merata tanpa cacat atau mengandung kotoran.
e. A i r
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan
beton.
2.10.2 Adukan
Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk pasangan batu kali 1 PC : 3 psr
- Untuk pasangan trasram 1 PC : 2 psr
- Untuk pasangan dinding bata 1 PC : 5 psr
Adukan harus dibuat secarahati-hati di dalam bak kayu yang dalam keadaan kering kemudian diberi air
sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
Page 14 of 46
b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus menurut ukuran-ukurandalam gambar rencana, dikerjakandengan rapih dan baik.
Pondasi batu kali harus dipasang di atas lantai kerja. Adukan yang dipakai adalah adukan dengan
campuran 1 pc : 3 pasir
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh Pekerjaan Kusen Pintu,
Jendela, ventilasi, daun jendela, daun pintu, jalusi, pemasangan kaca, penyetelan dan pemasangan
perlengkapan lainnya.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pembuatan kusen, penyetelan dan
pemasangan, penyiapan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan kusen dan
memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan secara tertulis oleh direksi.
2. Standar
Page 15 of 46
3. Pengajuan kesiapan Kerja
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan seperti balok kayu, papan,
kaca, dan perlengkapan untuk penggantung, yang memenuhi seluruh sifat klas kayu, dimensi, kualitas bahan.
b) Untuk bahan yang digunakan sebagai penggantung, kontraktor harus menyerahkan kepada direkasi brosur-
brusur pabrikan yang menunjukan kulaitas dan jenis bahan.
c) Kontraktor harus mengajukan secara tertulis setiap bahan yang akan digunakan kepada direksi untuk
disetujui. Direksi berhak menolak apabila bahan yang diajukan tidak sesuai dengan spesifikasi.
d) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh pekerjaan kosen berikut metode pelaksanaannya, dan
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan dimulai.
4. Bahan
a) Besi
Besi yang digunakan adalah Besi dengan Jenis Bahan Tahan karat
b) Kayu
Kayu yang digunakan baik balok kayu dan papan adalah dari jenis klas 1 bayam yang kering tidak cacat,
lurus dan dimensi yang sesuai.
c) Bahan Penyambung
Bahan Penyambung yang digunakan dalam pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela adalah dari jenis paku
dengan dimensi/ukuran yang sesui dengan tebal kayu.
Jika bahan penyambung terbuat dari pen kayu, maka harus dari kayu yang keras dan kuat dan kayu
kosen dilubangi menggunakan bor, dengan ukuran mata bor lebih kecil 1/6 dari pen kayu, untuk
mndapatkan kekencangan dalam penyambungan.
Bahan Penyambung Besi adalah Sistim Pengelasan
d) Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca terang tebal 5 MM.
A. Persayaratan
Semua pekerjaan Kusen baru boleh dikerjakan bila semua bahan sudah diperiksa dan disetujui oleh
direksi.
Kayu harus diserut sampai bersih, menampakan permukaan yang licin, sampai mendapatkan
dimensi seperti yang ditunukan pada gambar atau sebagaimana yang diperintahkan direksi.
Kusen pintu dan jendela yang telah dikerjakan harus siku, sambungan-sambungan serta bagian yang
tertanam di tembok sebelum dipasang harus dimeni sampai rata terlebih dahulu,
Kusen yang akan dipasang, harus diwaterpass agar benar-benar siku dari semua sudut, dan diikat
dengan ikatan dari kayu sebagai penayangga agar tidak bergeser selama pekerjaan pemasangan
pada didnding tembok.
Hubungan tiang kusen dengan lantai memakai neut dengan angker dok Ø10 mm tinggi neut 10 cm
Rangka daun pintu panil dibuat dari kayu klas 1 bayam atau jati dengan ketebalan jadi 3,6 cm x 10
cm atau sesuai dengan gambar, sedangkan daun pintu ditutup dengan panil/papan kayu bayam tebal
3 cm sesuai gambar.
Semua daun pintu harus dikerjakan dengan baik dan sempurna menampakan permukaan yang
menarik, sehingga siap dipakai, jarak alas pintu dengan lantai maksimal 1,5 mm.
Untuk daun pintu dan jendela kaca rangka dibuat dari kayu bayam atau jati dengan ukuran 3,0 cm x
10 cm sedangkan kacanya dipakai kaca bening 5 mm.
Angker kusen dipasang besi angker 10mm, jarak maksimal 80cm, untuk tiang kusen yang
menempel ke tembok, ujung angker memakai kait 5cm dan panjang besi angker adalah 15 cm
List-list untuk kaca, jendela dan ventilasi dibuat dari kayu klas I bayam kualitas baik, lurus, siku
ukuran 1 ½ dan 2 ½ cm.
Pada saat pemasangannya diberi dempul dan dipaku sehingga kaca tidak bergetar, kaca yang
dipakai adalah kaca bening tebal 5mm (sesuai dengan gambar detail kusen)
Semua pintu dan daun jendela harus dilengkapi engsel, grendel dan jendela dilengkapi juag dengan
hak angin.
Jelusi atap, dan kusen jalusinya dipakai kayu Klas I bayam dengan bentuk dan ukuran sesuai
gambar
Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
Page 16 of 46
Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari
proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan. Adukan
semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.
Pasangan dinding transram dengan adukan 1pc : 3psr, dipasang pada setiap kaki dinding mulai dari
sloof sampai ketinggian 30 cm di tas permukaan lantai.
Pasangan dinding biasa dibuat dari pasangan batu merah/batako dengan adukan 1pc : 4psr.
Semua permukaan pasangan batu bata yang kelihatan, diplester dengan adukan 1pc : 4psr untuk
plesteran biasa, 1pc : 3psr untuk tembok trastram dan kolom serta pondasi selanjutnya diaci dengan
saus semen.
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh Pekerjaan Rangka Atap,
Penutup Atap, Plafond dan List Plank dan pemasangan perlengkapan lainnya pada atap dan plafond
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pembuatan Rangka Ata, penyetelan dan
pemasangan, penyiapan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Atap, Plafond
dan List Plank dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukan dalam
gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh direksi.
2. Standar
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan seperti balok kayu,
papan, Tripleks dan seng serta bahan-bahan lainnya untuk pekerjaan dalam bab ini.
b) Kontraktor harus mengajukan secara tertulis setiap bahan yang akan digunakan kepada direksi untuk
disetujui. Direksi berhak menolak apabila bahan yang diajukan tidak sesuai dengan spesifikasi.
c) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh pekerjaan berikut metode pelaksanaannya, dan
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan dimulai.
4. Bahan
a) Kayu
Kayu yang digunakan untuk Rangka Kuda-kuda adalah kayu balok klas II meranti merah dengan ukuran
terpasang adalah 5/10.
Kayu yang digunakan untuk gording adalah kayu balok klas II meranti merah dengan ukuran terpasang
adalah 5/10.
Papan List Plank dari papan klas II meranti merah dengan ukuran dan cara pemasangan sesuai gambar.
Semua bahan kayu, harus dari kayu yang lurus dan tidak cacat.
b) Penutup Atap
Penutup atap menggunakan seng gelombang BJLS 0,30 MM.
Bubungan menggunakan seng licin 0,30 MM
Page 17 of 46
c) Plafond
Plafond menggunakan tripleks 3,00 MM.
Rangka menggunakan usuk 5/7 dari kayu klas II meranti merah.
List Plafon menggunakan tripleks 9,00 MM atau kayu list 5x1 CM.
1. Persayaratan
a. Rangka Atap
Semua pekerjaan Atap dan Plafond baru boleh dikerjakan bila semua bahan sudah diperiksa
dan disetujui oleh direksi.
Kayu harus diserut sampai bersih, menampakan permukaan yang licin, sampai mendapatkan
dimensi seperti yang dituntukan pada gambar atau sebagaimana yang diperintahkan direksi.
Rangka kuda-kuda harus dibentuk sesuai gambar atau yang diperintahkan oleh direksi, dengan
membentuk ikatan-ikatan yang rapih dan kokoh. Pengunci menggunakan baut dengan diamter
yang disyetujui direksi.
Baut pengunci harus mempunyai ring yang cukup untuk memberi kekuatan pengancing
Gording dipasang dengan jarak maks. 80 CM atau seperti yang ditunjukan dalam gambar dan
seperti yang diperintahkan direksi. Gording dipaku pada kuda-kuda dengan menggunakan paku
yang sesuai.
Bagian kayu yang akan disambung terlebih dahulu harus dimenie dan seluruh bagian kayu untuk
pekerjaan rangka atap ini sebelum dinaikkan harus diredusi 2x sampai rata dan baik.
b. List Plank
List plank dipasang setelah rangka kuda-kuda terpasang, dengan ukuran dan lapis sesuai
gambar. diwaterpas untuk mendapat pasangan yang benar-benar lurus.
List plak dipaku menggunakan paku yang sesuai.
Listplank memakai kayu ukuran jadi 35 cm (2 x 2 x 20) siku-siku , diserut rata , dimenie, digosok,
diamplas sampai rata serta halus lalu dicat kilap minimal 3x cat sampai rata, baik serta halus.
Listplank yang bengkok atau tidak rata harus diganti.
c. Plafond
Rangka penggantung dibuat dari kayu klas II (Meranti merah) berkualitas baik, lurus dan tidak
banyak cacat dengan ukuran 5/7 cm.
Balok penggantung induk dipakai ukuran 5/10 cm, dipasang menempel pada tembok sedangkan
rangka pembagi dipasang dipakai ukuran 5/7 pada sisi yang akan ditempel tripleks harus diserut
rata dan pemasangannya harus lurus dan waterpass.
List plafond dibuat dari kayu klas II (meranti merah) dengan ukuran 1x5 cm, dipasang pada tepi
plafond dan pada overstek.
Tinggi plafond disesuaikan dengan gambar detail pada kuda-kuda.
Rangka plafond seluruhnya harus diserut rata satu sisi.
Ukuran tripleks yang terpasang harus sesuai gambar dan seperti yang diperintahkan oleh
direksi.
Sambungan tripleks pada palfond harus di beri dumpul secukupnya agar tidak menampakan
sambungan yang membentuk petak-petak.
Lubang-lubang yang dibuat untuk kabel instalasi dan utilitas lainnya harus dibuat sedemikian
agar tidak merusak pafond dan harus ditutup sempurna.
d. Penutup Atap
Pekerjaan penutup atap menggunakan seng gelombang BJLS yang dipaku pada gording
dengan menggunakan paku seng dengan jarak dan ukuran seperti yang diperintahkan direksi
Sambungan lewatan pada atap seng harus cukup memberikan kemanan dari luapa/rembesasn
air saat hujan. Sambungan lewatan harus mendapat persetujuan dari direksi.
Page 18 of 46
2. Pekerjan Akhir
Rangka atap, list plank,penutup atap dan plafon yang telah dipasang pada harus menampakan keutuhan
dan menampakan performa yang memuaskan.
1. Umum
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh Pekerjaan Lantai dan
Pelapis Dinding.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan dan pemasangan, penyiapan seluruh pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan lantai dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh direksi.
2. Standar
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan untuk pekerjaan dalam
bab ini.
b) Kontraktor harus mengajukan secara tertulis setiap bahan yang akan digunakan kepada direksi untuk
disetujui. Direksi berhak menolak apabila bahan yang diajukan tidak sesuai dengan spesifikasi.
c) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh pekerjaan berikut metode pelaksanaannya, dan
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan dimulai.
4. Bahan
a) Keramik
Keramik harus dari kualitas baik yang disetujui oleh direksi
Ukuran keramik adalah 40 x 40 untuk lantai, 30 x 30 untuk tangga, 20 x 20 untuk lantai KM/WC dan 10 x
20 untuk dinding KM/WC.
b) Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya
dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971
c) Semen
Semen yang digunakan haruslah dari jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M85. Terkecuali
diperkenankan oleh direksi pekerjaan, penggunaan bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan
gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
Terkecuali diperkenankan oleh direksi pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat dipergunakan
dalam proyek.
Saus semen untuk nat antara keramik harus sewarna dengann keramik
d) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan;
dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan
tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di
atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
Page 19 of 46
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat
tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
b) Persayaratan Campuran
Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur
adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air
ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit.
Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari
proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan. Adukan
semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.
Pasangan adukan pada lantai dengan adukan 1pc : 3psr, dipasang pada setiap kali pemasangan
keramik.
Pada nat tepi keramik diisi saus semen dengan warna yang sama dengang keramik.
Pasangan dinding biasa dibuat dari pasangan batu merah/batako dengan adukan 1pc : 4psr.
Pemasangan keramik pada lantai dan didnding diletakan di atas adukan 1Pc : 3Psr setebal ±5 cm.
Keramik dipakai tidak keropos dan tidak cacat. Keramik harus direndam dalam air terlebih dahulu
sebelum dipasang.
Landasan Adukan semen diletakan diatas permukaan urugan yang sudah dipadatkan dan sudah
disetujui direksi. Permukaan urugan dari material sirtu, membentuk mosaik batu tang tertanam rata
yang telah dibasahi.
Pemasangan keramik harus disiku dan lurus antara keramik diberi nat 2mm-4mm, sebelum
dipangsang keramik harus direndam pada air hingga jenuh . Keramik yang dipakai dari kualitas baik
atau harus dengan persetujuan Direksi.
d) Pekerjan Akhir Pasangan Dinding
Pekerjaan keramik yang telah selesai dalam satu tahapan pemasangan harus diperiksa untuk mengecek
kerataan, simetris dan siku. Jika tidak memenuhi maka harus dibongkar dan dikerjakan kembali mulai
dasu landasan.
Pada ruang yang menghedakai adanya lubang untuk instalasi air bersih, atau air kotor atau saluran
pipa atau kabel listrik atau jaringan utilitas lainnya, harus disiapkan dengan lubang pada keramik
dengan diameter disesuaikan dengan lubang instalasi yang masuk atau melewati dinding.
Lubang pada keramik untuk kepentingan utilitas, harus dibuat rapi dan tidak menimbulkan cacat dan
retak pada keramik.
Page 20 of 46
2.14 PEKERJAAN SANITAIR
1. Umum
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh Pekerjaan Pemasangan
Closed Duduk, Closed Jongkok, Bak Air lapis keramik termasuk penguras, Wastafel, Floor Drain, Kran Air
dan Septictank termasuk resapan.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan dan pemasangan, penyiapan seluruh pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dan harus memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh direksi.
2. Standar
a) Algemene Vooewarden Voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941 (AV.41) yang
disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 18 Mei 1941, dan tambahan
Lembaran Negara Nomor : 14571. Terjemahan AV diatas: syarat-syarat umum untuk pelaksanaan
bangunan umum yang dilelangkan atau disingkat dalam Bahasa Indonesia : SU.41
b) Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan bangunan di
Indonesia atau disingkat :PUBB 1956 NI.3.
c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
d) Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari Direksi/ Pengawas selama
pelaksanaan pekerjaan.
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan untuk pekerjaan dalam
bab ini. Jika bahan-bahan adalah material pabrikan maka kontraktor wajib menyerahkan contoh dan jenis
bahan dalam bentuk brosur.
b) Kontraktor harus mengajukan secara tertulis setiap bahan yang akan digunakan kepada direksi untuk
disetujui. Direksi berhak menolak apabila bahan yang diajukan tidak sesuai dengan spesifikasi.
c) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh pekerjaan berikut metode pelaksanaannya, dan
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan dimulai.
4. Bahan
a) Closed Duduk
Closed duduk yang digunakan adalah closed duduk lengkap dengan kualitas setara Toto.
Closed duduk dilengkapi dengan Jet Spray yang berkualitas baik setara Toto.
b) Closed Jongkok
Closed Jongkok yang digunakan dari kualitas baik dan disetujui direksi.
c) Watafel
Wastafel yang digunakan dari kualiats baik dan distetujui oleh direksi
d) Bak Air.
Bak air dibuat dari pasangan bata transram 1pc : 3psr, dan diplester dengan campuran kedap air 1pc : 3psr,
selanjutanya bak air dilapisi keramik dengan ukuran sebagaiaman diperintahkan direksi.
Bak air di lengkapi dengan penguras bak.
e) Kran Air
Kran air yang digunakan harus dari kualitas baik, yang disetujui oleh direksi.
f) Floor Drain
Floor drain harus dari bahan yang awet, kuat dan tidak karat, dengan model perangkap udara dan plat kuningan
yang dapat dibuka untuk dibersihkan. Ukuran dan dimensi floor drain berdasarkan persetujuan direksi.
Page 21 of 46
Sepetictan harus dibuat sesuai gambar dan terbuat dari adukan kedap air 1pc : 3psr dan pada bagian dalam
didnding diplester dengan pelestaran 1 pc: 3 psr, sedangkan lantai septictank dari beton rabat 1pc : 2psr : 3
krk.
Peresapan dibuat dari susunan bata, dengan lantai dilapisi bahan-bahan yang dapat memudahkan resapan
air.
1. Persayaratan Instalasi
Semua pekerjaan pasangan Sanitair baru boleh dikerjakan bila pekerjaan instalasi atau jaringan
utiltas yang menghubungkan bagian-bagian yang akan dipasang sudah disiapkan dan sudah
memenuhi syarat serta disetujui direksi.
Semua jaringan instalasi sudah dipastikan tertanam kuat, tidak bergeser, tidak tersumbat dengan
material atau kotoran dan elevasi yang sesuai untuk mengalirkan air.
2. Pemasangan
Pemasangan closed, wastafel dan keran diletakan di atas tempat yang telah disediakan. adukan
saus semen dan lem perekat harus disiapkan untuk pemasangan untuk menjamin tidak adanya
kebocoran dan dudukan tepat pada tempatnya dan stabil.
Pipa saluran air dari wastafel ke saluran pembuangan memakai pipa PVC tebal 2”, tebal 5 mm.
Sedangkan pipa dari klosed ke septicktank memakai pipa PVC 4”, tebal 5 mm
Setictank dipasangan pada galian yang telah disetetujui. Pada dinding saptictank dipasang dinding
bata dengan adukan 1Pc : 3Psr dan diplester dengan lapisan kedap air 1pc : 3Psr pada bagian
dalamnya. Pada lantai dibuat dari adukan rabat beton 1pc : 2 Psr : 3 krk setebal ±5 cm, dihampar
pada landasan yang telah dipadatkan dengan Sirtu tebal 10 cm. Pada penutup atas terbuat dari plat
beton betulang dan dipasang pipa hawa dan lubang kontrol dari palat beton betulang yang dapat
dibuka tutup.
Resapan dipasang pada galian yang telah distetujui, dengan menyusun batu 1 batu sig zag, dan
pada lantai dihampar material pasri, sirtu dan ijuk untuk memudahkan resapan air. Pada pentup atas
digunakan plat beton bertulang dilengkapi lubang periksa dari plat beton bertulang yang dapat
dibuka tutup.Keramik dipakai tidak keropos dan tidak cacat. Keramik harus direndam dalam air
terlebih dahulu sebelum dipasang.
Floor Drain dipasang pada setiap lantai WC/KM sesuai dengan notasi gambar dan arah
pembuangannya juga sesuai dengan gambar detail dan memakai bahan dari pipa PVC 2”
tebal 5 mm.
Pembuangan dari bak kontrol ke septictank juga dari bahan pipa paralon 4” tebal 5 mm, sesuai
gambar detail.
3. Pekerjan Akhir
Pekerjaan sanitair yang telah selesai dalam satu tahapan pemasangan harus diperiksa untuk mendapat
persetujuan. Jika tidak memenuhi maka harus dibongkar dan dikerjakan kembali.
1. Umum
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh Pekerjaan pemasangan
penggantung dan pengunci pada pintu dan jendela serta boven.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan dan pemasangan, penyiapan seluruh pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
2. Standar
a) Algemene Vooewarden Voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941 (AV.41) yang
disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 18 Mei 1941, dan tambahan
Page 22 of 46
Lembaran Negara Nomor : 14571. Terjemahan AV diatas: syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan
umum yang dilelangkan atau disingkat dalam Bahasa Indonesia : SU.41
b) Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan bangunan di Indonesia
atau disingkat :PUBB 1956 NI.3.
c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
d) Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari Direksi/ Pengawas selama
pelaksanaan pekerjaan.
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan untuk pekerjaan dalam
bab ini. Jika bahan-bahan adalah material pabrikan maka kontraktor wajib menyerahkan contoh dan jenis
bahan dalam bentuk brosur.
b) Kontraktor harus mengajukan secara tertulis setiap bahan yang akan digunakan kepada direksi untuk
disetujui. Direksi berhak menolak apabila bahan yang diajukan tidak sesuai dengan spesifikasi.
c) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh pekerjaan berikut metode pelaksanaannya, dan
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan dimulai.
4. Bahan
a) Kunci Pintu
Kunci pintu yang digunakan adalah jenis kunci tanam yang berkualitas baik. Jenis kunci yang digunakan
dalam bab ini adalah diperuntukan untuk kunci pintu biasa, kunci pintu utama dan kunci pintu pada KM/WC.
b) Handle Pintu
Handle pintu diperuntukan untuk pintu utama, dari bahan yang berkualitas baik. Bentuk dan modelnya harus
disetujui oleh direksi.
c) Engsel
Engsel dari bahan kuning kualitas baik. Engsel diperuntukan untuk pintu dan jendela serta boven. Bentuk dan
ukuran harus disetujui oleh direksi.
a) Persayaratan Lubang
Sebelum dipasang penggantung dan pengunci, lubang-lubang untuk penempatan penggantung dan
pengunci sudah di siapkan dan sudah mememenuhi sayarat dan disetujui direksi.
Ukuran lubang harus benar-benar pas dengan penggantung atau pengunci untuk menjamin
kerapatan dan tidak ada sisa lubang yang keliahatan.
Jika lubang tidak pas dengan pengunci ata penggantung maka lubang harus diganjal dengan bahan
dari kayu yang sejenis diberi rekatan yang kuat, didumpul rapi agar tidak kelihatan adanya
sambungan.
b) Pemasangan
Penggantung dan pengunci harus dipasang pada tempat yang telah disiapkan dengan kerapatan
yang baik, tanpa ada lubang yang tersisa.
Semua penggantung dan pengunci harus diikat dengan skrup dan menjamin tidak adanya
pergeseran atau lepas.
Penggantung yang tidak pas pada lubang harus diperbaiki dengan kerapian yang sempurna.
Daun Pintu mengguakan 3 (tiga) buah engsel ukuran besar, sedangkan daun jendela dan boven
mengunakan 2 buah engsel ukuran sedang.
Grendel dipasang pada jendela dan boven
Untuk pintu utama dipasang handle sebagaimana ditunjukan dalam gambar
Pada pintu doble, salah satu daunnya dipasang grendel atas dan bawah.
c) Pekerjan Akhir
Pekerjaan yang telah selesai dalam satu tahapan pemasangan harus diperiksa untuk mendapat
persetujuan. Jika tidak memenuhi maka harus dibongkar dan dikerjakan kembali.
Page 23 of 46
2.16 PEKERJAAN PENGECATAN
1. Umum
Pekerjaan yang disyaratkan dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh Pekerjaan pengecatan pada
dinding tembok/partisi, kayu, plafond dan residu kap atap.
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan untuk pekerjaan dalam bab
ini. Jika bahan-bahan adalah material pabrikan maka kontraktor wajib menyerahkan contoh dan jenis bahan
dalam bentuk brosur.
b) Kontraktor harus mengajukan secara tertulis setiap bahan yang akan digunakan kepada direksi untuk
disetujui. Direksi berhak menolak apabila bahan yang diajukan tidak sesuai dengan spesifikasi.
c) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh pekerjaan berikut metode pelaksanaannya, dan harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan dimulai.
3. Bahan
a) Cat Tembok
b) Plamir tembok
c) Cat Kayu
d) Dumpul
e) Residu
b) Pelaksnaan Pengecatan
Pengecatan Bidang tembok, kayu kosen, list kaca dan Listplank, setelah semua bidang telah
mendapat persetujuan dari direksi untuk boleh melakukan pengencatan.
Pengecatan bidang tembok, kayu kosen, list kaca dan Listplank dilakukan sampai 3 (tiga) kali
sapuan.
Meredusi kayu kap dilakukan sebelum kerangka kap distel dan dipasangkan/ dinaikkan.
Untuk daun pintu diplitur atau diteacoil minimal 3 x jalan sampai rata dan mengkilap
c) Pekerjan Akhir
Pekerjaan yang telah selesai harus menampakan bidang dengan warna cat yang merata tanpa
meninggalkan bercak bercak.
Page 24 of 46
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PERPIPAAN
Page 25 of 46
mempunyai gradasi yang baik dan tidak mengandung bahan organik seperti
rumput, akar tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya yang bersifat
mengembang.
27. Reservoir (distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi pengolahan air atau
mata air untuk kemudian didistribusikan kedaerah pelayanan melalui
jaringan perpipaan.
28. Muka air maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam reservoir/bak
29. Muka air minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak dimana bagian air
ini tidak boleh diganggu untuk mencegah agar endapan pada dasar
reservoi/bak tidak terbawa keluar.
30. Manhole (lubang inspeksi): adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat melakukan
pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan terhadap perlengkapan
didalam reservoir/bak.
31. Pipa inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
32. Pipa outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari reservoir/bak ke system
perpipaan.
33. Pipa by pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan dihubungkan dengan pipa
outlet, dilengkapi dengan valve, sehingga dapat terjadi sambungan
langsung dari system jaringan pipa masuk dan jaringan pipa keluar.
34. Pipa peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air dalam
reservoir/bak.
35. Pipa penguras. : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air pencuci serta Lumpur-
lumpur dan kotoran yang mengendap didasar reservoir/bak.
36. Bak penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan katup/valve untuk
mengeluarkan/menguras kotoran yang ada didalam jaringan pipa.
37. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air valve yang
bertujuan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap didalam pipa.
38. Accessoris pipa : adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk agar pengaliran air
didalam pipa dapat berjalan lancar.
39. Jalan aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan hingga mencapai
temperatur 150 – 1700C.
40. Jalan gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang dipadatkan.
41. Jalan beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari beton.
42. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Page 26 of 46
ditentukan dalam bestek ini, setiap perubahan jumlah maupun spesifikasi harus disetujui atau atas
permintaan dari pihak Proyek.
i. Semua barang akan diperiksa/ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji sesuai dengan standart
yang dipakai atas biaya rekanan, dan laporan pengujian /test disampaikan kepada Pimpro.
j. Inspeksi Pabrik
Setelah sebagian/seluruh pipa diproduksi oleh pihak pabrik dan siap untuk dikirim ke lokasi proyek,
pihak rekanan segera menyampaikan pemberitahuan kepada Proyek untuk pelaksanaan
Pemeriksaan/Inspeksi Pabrik/Barang.
Inspeksi pabrik dilaksanakan untuk mengadakan penilaian teknis produk pipa yang akan dipasok
dengan membandingkan spesifikasi yang tercantum dalan Surat Perjanjian (Kontrak), hasil dari
inspeksi pabrik dibuatkan Berita Acara dan merupakan dokumen yang mengikat.
Seluruh biaya yang timbul atas pelaksanaan Inpeksi pabrik ditanggung oleh pihak penyedia
barang/jasa.
Page 27 of 46
Spesifikasi Pipa GIP / GSP
1. Sluice Valve dan / Gate Valve dan Valve Lainya ( Menggunakan Sistim Flange )
a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar
Body harus terbuat dari Cast Iron
Gate dari sluice valve harus berbentuk baji
Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland packing dan Stuffing box.
Material dari spindel harus terbuat dari stenless Steel atau Forged brass.
Kedua ujung sluice valve adalah flange.
Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burried service kit yang terdiri
dari surface box, keycap, dustring, protecting pipe dan extended spindle.
Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box harus dilengkapi dengan
handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cost iron.
Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelindung epoxy.
Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
Page 29 of 46
6. Packing Flange
Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya packing untuk flange yang
tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang tersembunyi minimal 5 mm.
7. Accessories Pipa
Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya dalam
Kontrak
Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari jumlah accessories yang
diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.
3.2.5 Penyimpanan
1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi dahulu dengan balok
kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi harus diberi pelindung yang tahan terhadap
perubahan suhu, cuaca atau kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam gudang dan disusun
dengan rapi sedemikan rupa sehingga memudahkan pengeluarannya, dan juga agar susunan pipa tidak
akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan penyimpanan di dalam gudang
(jika sudah punya gudang ) adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dan sudah termasuk dalam
harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran ke dalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa tersebut ditutup
dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter
2. Accesories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun, disimpan dengan rapi.
Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus di kelompokan sesuai jenis yang
sama ( misal : gate valve dengan gate valve dan seterusnya )
Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi/diberi gemuk pada ulirnya, kecuali untuk
fitting dari bahan pipa PVC.
Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini termasuk juga biaya
yang dikeluarkan untuk sewa gudang/tempat merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah termasuk
dalam harga kontrak.
Page 30 of 46
3.3 PENGADAAN MESIN POMPA AIR , MESIN LISTRIK, KABEL, PANEL DAN LAIN LAIN
B. Pemasangan
1. Dalam Melakukan Pemasangan harus Menyediakan Ahli Mekanikal dan Elektrikal yang memiliki referensi
kerja setara dengan Karakteristik Pompa Yang dimaksud
Mesin Pembangkit Yang Di Rekomendasikan Adalah Mesin Silen Type Dengan Kapasitas 10 Kw
Harus memiliki Referensi dari Disributor
Dalam Melakukan Pemasangan harus Menyediakan Ahli Mekanikal dan Elektrikal yang memiliki referensi
kerja setara dengan Karakteristik Pompa Yang dimaksud
Panel Listrik automatic adalah Menggunakan Sensor automatc System dengan indicator Outomatik Leveling
Minimum Air dalam Reservoar, Outomatik indicator Tekanan, indikator System Temperatur ada Motor , dan
Aliran Air
Kabel Listrik yang dimaksud adalah Memiliki Standart Internasioanal ( ISO ) Dan harus Menurut
Rekomendasi dari Ahli Elektrikal
Asesoris Lain yang degan standart ISO
Page 31 of 46
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanandari besi yang
kelabu.
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besar itu kelabu,penyambung.
SNI 07-2255-1991 Pipa baja saluran air
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens,dimensi.
SNI 07-2196-1991 Flens pipa, toleransi dimensi.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk
jaringan pipa bertekanan, bagian 2
SNI 07-3025-1992 persyaratanlas- ketentuan umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu standar
las.
SNI 07-3027-1992 Faktor-faktoryang harus dipertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama pabrikasi
SNI 07-3078-1992 Flens logam – flens besi tuang.
SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuanberulir.
SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan
luar pada pelapisan air dari baja.
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipabaja dan baja paduan dengan las
tumpul.
SII 2527-90 Water Supply Steel pipe
ISO 7/1 Pipe threads where pressuretight jins are made on the
threads
ISO 1459 Metalic coating – Protection against corrosion by hot
dipalvanzing guilding principles
ISO 1461 MEtalic coating hot – Dip galvanized coating
Onfabricatedferrous product requirements
ASTM A 570 Steel, sheet and Strip, carbo, hot roller structural quality
AWWA C 200 steel water pipe 6 Inches and larger
AWWA C 203 Coal-tar Protective coating and lining for steel water pipe
lines enameland tape hot applied
AWWA C 205 Cement mortar protective lining and coating for steel
Water 4 inches and large shop applied.
AWWA C 208 Dimension for steel waster pipe fitting.
AWWA Manual M11 Steel pipe design and installation
AWWA C 210 Liquid epoxy coating system for he interior and
exteriorsteel water pipe
JIS G 3101 Rolled steel for general structure
JIS G 3452 Carbon steel pipes for Ordinary piping
JIS G 3457 Arc welded carbon steel pipe
JIS B 2311 Steel butt-welding pipe fitting for ordinary use
JIS G 3451 Fitting of coating steel pipesfor water service
JIS G 550 Spheroidal Graphite iron castings
JIS G 5702 Blackheart malleable iron castings
JIS G 3445 Carbon steelpipes for pressure service
JIS K 6353 Rubber goods pipes for water works
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang dari 226 N/mmz (22300
kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja karbon untuk uap dan bejana tekan
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
ASTM A 283, grade D
ASTN A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JISG 3457,STPY
Page 32 of 46
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SNI 2527-90 atauJIS G 3452
dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara
otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang
sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat pabrik harus dengan pengelasan
sudut (Butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang
dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau
kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang - seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang berurutan.
Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian
dalam pipa.
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran diameter luar dan
ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA
Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding
(mm) (mm) Minimum (mm)
100 114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6.0
400 406.4 6.0
3. Fitting
Semua fitting baja /steel harus dari bahan yang sama dan difibrikasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada
bagian3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Rinmg penguat atau saddle penguat
dapat dipasang pda bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam bagian 3.2
dan standar berikut :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451.
atauAWWA C 208.
“Bend” yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari dua potongan bend.
Bend yang mempunyai sudut defleksi yang lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi
dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus
terdiri dari empat potongan bend.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
Primer, type Byangdispesifikasikan di atas
Coal tar enamel, type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-0,8 mm
Bonded asbestos felt
Coal tar enamel, type I sama seperti di atas,tebal kering lapisan0,8 mm minimum.
Bonded aasbestos felt; dan
Satu lapisan water resistant white wash.
System pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada yang di spesifikasikan di
atas dapat diterima atas persetujuan engineer tetapi segala system proteksi yang menggunakan polyethylene tapi
tidak diperkenankan.
Page 33 of 46
b. Pemasangan di Atas Tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar diluar/dapat terlihat langsung, harus dicat
di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Persiapan permukaan : SSPC- SP-6 atau SP-3
Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure Painting Council, USA
dan kelas yang disebutkan di atas, primer dan Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, read lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-
Suboxide Anticorrosive paint,Calss 1 atau sesuai dengan persetujuan pengguna barang.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung datar harus dibuat pada seperti
digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah.
Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.
Page 34 of 46
2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawawh ini :
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian sebelumnya. Detail dari
coating dan lining pada ujung bevel.
3. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy
atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan
lapisan Dalam.
Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan spesifikasi dan
memasukkannya ke dalam Billof Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk menutup
permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance) 20%. Penyedia jasa pengadaan harus
menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan minimumluar dan lapisan dalam
sebelum susut adalah sebagai berikut :
Page 35 of 46
Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
Dielectric Strenght
(Min.,kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
VolumeResistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JIS K 6911)
Shrinkage*
- Circumferential (Min., N/mm2) : 40
- Circumferential (Min., N/mm2) :8
Setiap Pengelasan Harus Menggunakan Material dan sambungan dengan Kuat Tekan Minimum 40 Bar
Page 36 of 46
3.5 PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEMASANGAN PIPA
a. Jalur Pipa
Arah jalur pipa dan kedalamannya harus menurut apa yang ditentukan dalam gambar dan spesifikasi teknik, kecuali
apabila Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain. Sebelum memulai penggalian parit, maka jalur pipa harus
dipatok terlebih dahulu oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
b. Lubang-lubang Percobaan
Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah menggali lubang-lubang percobaan di depan galian parit pada
kedalaman sedemikian rupa sehingga Direksi/Koordinator Daerah dapat menyesuaikan parit yang selanjutnya.
Biaya pembuatan lubang percobaan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
c. Bangunan-bangunan yang sudah ada
Bangunan-bangunan yang sudah ada, pondasi beserta batu-batuan, batang-batang pohon, akar atau benda lain
yang tak terduga kehadirannya yang dijumpai dalam penggalian harus disingkirkan oleh pemborong. Biaya
menyingkirkan benda-benda tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.
d. Sarana-sarana yang sudah ada
Apabila parit harus dekat atau melintasi jalur-jalur sarana yang ada (saluran pembuangan, pipa-pipa, kabel-kabel
dan lain-lain) pemborong harus membuat penyangga sementara atau permanen atau menyediakan perlengkapan
lain yang diperlukan. Setiap kerusakan yang terjadi terhadap sarana yang sudah ada tersebut, harus diperbaiki oleh
pemborong sehingga berfungsi seperti keadaan semula dan biaya perbaikan menjadi tanggungan Pemborong.
e. Kuburan
Apabila jalur pipa melalui kuburan, maka pemborong harus berhati-hati, penggalian diluar batas yang ditentukan
harus dicegah. Andaikan selama penggalian tersebut menjumpai kuburan, maka Pemborong harus
memindahkannya dengan terlebih dahulu merundingkan dengan yang berwenang atas kuburan tersebut, semua
biaya pemindahan kuburan tersebut adalah tanggungan Pemborong.
f.Pagar dan Dinding
Apabila parit akan melalui pagar atau dinding yang tak dapat dihindari menurut pendapat Direksi/Koordinator
Daerah, maka pemborong harus menyingkirkannya dan mendirikan kembali pagar dan dinding tersebut seperti
keadaan semula setelah pekerjaan pemasangan pipa selesai seluruhnya. Biaya pembongkaran dan perbaikan
kembali adalah menjadi tanggungan Pemborong.
g. Pemeriksaan oleh Direksi/Koordinator Daerah
Kontraktor tidak dibenarkan meletakkan pipa-pipa di dalam parit sebelum parit yang bersangkutan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
k. Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan material galian yang akan
digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang tidak cocok untuk penimbunan kembali atau
untuk keperluan lain, maka Pemborong harus segera menyingkirkannya dari lapangan. Biaya penyingkiran ini
adalah tanggungan Pemborong.
l. Timbunan Kembali
Parit-parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika Direksi/Koordinator Daerah
menentukan lain.
Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan dari pada pipa.
Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang normal atau sepanjang jalan, urugan pasir
setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam gambar. Urugan pasir tersebut harus
dipadatkan dan diratakan.
Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam
gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter maximal 2 mm dan bebas dari lempung dan zat organik.
Setelah urugan pasir, saluran diurug dengan tanah urug yang bebas dari kerikil, benda-benda tajam, zat organik dan
dipadatkan lapis demi lapis.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm di atas permukaan tanah asli untuk mengimbangi adanya
penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40 cm kecuali ditempat sambungan tidak
ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera disempurnakan setelah test pipa
dilaksanakan dan disetujui Direksi/Koordinator Daerah.
Page 37 of 46
3.5.1 Pekerjaan Galian
Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar galian harus sedemikian rupa agar pipa
dapat diletakkan dan disambung dengan baik, lebar galian yang dianjurkan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan
Tabel 3.3a dan 3.3b.
Pada tanah yang lembek kedalaman galiannya harus 75 cm dibawah elevasi dasar pipa.
Panjang maksimum jalur penggalian yang diijinkan pada satu lokasi penggalian adalah 100 meter.
Kedalaman parit harus dihitung dari permukaan tanah. Kedalaman dan lebar parit harus menurut dimensi yang
ditentukan dalam gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi/Koordinator Daerah. Dasar parit harus rata
sesuai dengan permukaan dinding pipa yang akan ditanam.
Apabila parit digali lebih dari apa yang direncanakan maka Pemborong harus menimbunnya dengan pasir dan
memadatkannya kembali sampai permukaan yang direncanakan. Biaya penimbunan dan pemadatan adalah
menjadi tanggungan Pemborong.
Apabila dalam galian dijumpai batu, tembok, bekas pondasi atau benda lain, yang dapat menghalangi atau
membuat kedudukan pipa menjadi tidak benar pemborong harus menghilangkannya minimal 20 cm dibawah dasar
parit yang direncanakan, kemudian mengurug dan memadatkannya dengan parit sampai pada kedalaman yang
direncanakan.
Saluran yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator Daerah harus segera dipasang pipa dan
dipadatkan kembali. Peletakkan pipa harus disesuaikan dengan kemajuan galian parit.
Kontraktor harus membuat juga galian-galian yang diperlukan untuk pembuatan dan peletakkan thrust block, bak-
bak valve dan lain-lain sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator Daerah.
Gambar 1
Typical Pemasangan Pipa GIP
Urugan
Tan
Tanah H
ah
Kembali
Asli
Tanah h
urug
PilihanDi
a.
Pi h
pa
w w
Tabel 3.5.1
Spesifikasi Galian Tanah Pipa GIP
Ø (Dia.Pipa) W w H h
Inch (mm) cm cm cm Cm
1 25 22.50 10 30 7.5
2 50 25.00 10 30 7.5
3 75 32.50 12.5 35 10
4 100 40.00 15 40 10
6 150 45.00 20 40 10
8 200 60.00 20 40 10
10 250 65.00 20 50 15
Page 38 of 46
3.5.2 Pekerjaan pengurugan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengurugan adalah :
- Bahan pilihan
- Pasir alam/pasir urug yang tersusun dari butiran halus sampai kasar, tidak menggumpal, bebas dari
kotoran sampah, abu dan bahan-bahan organic, serta tidak mengandung tanah liat dan lempung lebih
dari 5% berat seluruhnya.
Urugan dibawah pipa mulai dari alas sampai dengan garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis
dengan ketebalan kurang dari 15 cm, dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan 95 % dan mempunyai nilai
indeks plastisitas sebesar 6 % - 50 %.
Urugan diatas pipa mulai dari garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dan dipadatkan sampai
dengan 10 cm diatas pipa.
Urugan tanah kembali merupakan urugan tanah yang berasal dari bahan galian kemudian dipadatkan
sampai rata dengan permukaan tanah asli, tebal dari urugan tanah tergantung dari diameter pipa yang
ditanam.
Perbaikan bekas galian
- Jalan beraspal
Lapisan tanah dasar harus mencapai kepadatan 90% modified proctor
Lapisan sub base harus mencapai kepadatan 95% kepadatan modified proctor.
Ketebalan minimum lapisan macadam adalah 60 mm, dan dipadatkan.
Lapisan penetrasi dari tipe RC-2 bitumen disebarkan setelah lapisan macadam dipadatkan.
- Jalan gravel
Perbaikaannya adalah 100 mm subgrade dan 100 mm bahan gravel dengan gradasi PI lebih besar dari
10, dipadatkan sampai 95% modified proctor.
- Jalan beton
Beton yang digunakan harus kelas K225
Agregat kasar dengan ukuran 20 mm dan 38 mm boleh digunakan.
Lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas cor-coran 7 hari dengan menggunakan semen yang cepat
mongering dan 10 hari jika digunakan semen biasa.
- Trotoar beton
Ketebalan lapisan beton minimum = 60 mm
Beton harus sekelas K 125.
- Perbaikan kembali saluran dan pinggir jalan
Pekerjaan perbaikan kembali harus termasuk beton dasar, bekisting dan pemasangannya pada posisi
lurus dan berbelok.
- Perbaikan jalan umum
Untuk lebih jelasnya dalam perbaikan lapisan kembali dapat dilihat pada gambar pelaksanaan.
3.5.3 Pekerjaan Pemasangan Pipa
Pekerjaan Pemasangan Pipa GIP / GSP
1. Pengangkatan
Peralatan pengangkat ini harus mempunyai kemampuan minimum satu ton atau berat 1 (satu) batang pipa dengan
diameter terbesar yang akan dipasang, dan peralatan yang dianjurkan adalah crane.
2. Pengangkutan
Peralatan ini harus dapat mengangkut pipa sesuai dengan kondisi yang diperlukan
Perletakan pipa
Pipa yang akan dipasang harus diberi dasar material padat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2
3. Penyambungan pipa
Penyambungan pipa harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
Semua permukaan luar dan dalam dari ujung pipa atau perlengkapan pipa (Accessories) yang akan disambung
harus bersih.
Pipa DCIP, GIP/DSP dan Steel
Penyambungan dengan tipe flens/flange dan mur diputar dengan ukuran kunci putar dalam table 3.5.3.a
dan semua flange menggunakan gasket dn harus benar-benarpada posisinya.
Penyambungan dengan tipe ulir (drat), bagian luar dari ulir harus dilindungi dengan cat bitumen.
Page 39 of 46
Gambar 2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian
Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata pengurugan dipadatkan sampai Pipa diletakkan diatas material terpilih tebal 100
garis tengah pipa mm pengurugan dipadatkan sampai puncak pipa.
Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada permukaan pasir, kerikil atau Pipa diletakkan pada material granular yang
batu pecah dengan tebal 1/8 kali diameter pipa dipadatkan sampai dengan garis tengah pipa dan
minimum. 100 mm material terpilih atau granular dipadatkan sampai
puncak pipa
Tabel 3.5.2.a
Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens
Tabel 3.5.2.b
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras
a. Untuk Sambungan Push-On
75 – 200 5o
250 – 350 4o
400 3o30`
(mm) (derajat)
75 – 300 5o
350 4o50`
400 4o10`
Page 41 of 46
Tabel 3.5.2.c
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek
75 5o00` -- 5o00` --
Keterangan :
Defleksi yang diijinkan untuk panjang pipa 6,00 meter
3.5.4 Testing Pekerjaan Pemasangan Pipa
Uji coba secara hidrolis harus dilakukan selama pelaksanaan pembangunan jalur-jalur pipa, peralatan pembantu
yang digunakan adalah pompa, alat ukur, dongkrak dan strust.
Pengujian pipa harus sesuai dengan tata cara pengujian pipa. Pada sistem pengaliran air secara pemompaan,
pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian dimana panjang maksimum dari bagian pipa yang ditest adalah
500 m. Pengetesan dilakukan dengan cara memompakan air kedalam pipa yang akan ditest sehingga
mencapai tekanan 8 atmosphere dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam, apabila tekanan turun, tekanan
harus dinaikkan lagi sehingga 8 atmosphere dengan cara memompakan air kedalam pipa. Pekerjaan perpipaan
dianggap memuaskan jika air yang dipompakan untuk menaikkan tekanan sehingga kembali pada tekanan 8
atmosphere setelah 1 jam tidak lebih dari (0,01 x d) liter tiap jam km, dimana d adalah diameter pipa yang ditest
dalam mm. Apabila air yang dipompakan lebih dari 0,01 x d liter, maka pemborong harus menentukan sumber
kebocoran dan memperbaikinya. Pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan dilaksanakan. Biaya
untuk pengetesan sudah harus dihitung dan termasuk dalam nilai kontrak.
Kebocoran yang dapat diterima saat pengujian terlihat pada Tabel 3.5.4
Tabel 3.5.3
Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa
75 2,55
100 3,04
150 4,56
200 6,08
250 7,60
300 9,12
Page 42 of 46
Sebelum setiap bagian pipa diserahkan, maka kedalam pipa harus dialirkan air bersih dengan kecepatan tinggi
untuk pencucian, sehingga air yang mengalir menjadi jernih dan tidak mengandung endapan. Jika ada
kerusakan pada perlengkapan pipa dan pompa yang diakibatkan karena adanya benda-benda seperti kerikil dan
lain-lain karena pencucian yang dilakukan Pemborong tidak sempurna, maka Pemborong harus memperbaiki
kerusakan-kerusakan tersebut atau mengganti barang-barang yang rusak dan biaya perbaikan dan penggalian
menjadi tanggungan Pemborong.
3.5.6 Lapisan Pelindung Pipa
Lapisan pelindung luar terdiri dari :
Pipa baja yang terekspose : lapisan pipa harus teridiri dari (Tabel 3.8)
Pipa baja yang terpendam dilapis dengan menggunakan epoxy
Lapisan pelindung bagian dalam adalah cement mortar lining dan diberi semprotan furnace cement.
Sleeving yang terbuat bahan polyethylene yang berbentuk lembaran film berwarna hitam
Tabel 3.5.4
Bahan-Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting
Page 43 of 46
1. Persyaratan material
Semen
- Semen portland tipe I – V
- Semen portland-pozolan
- Semen tidak menggumpal, sweeping atau kantungnya rusak.
- Gudang tempat penimbunan harus baik dan tidak bocor.
Agregat
Agregat harus memenuhi standard seperti dalam Tabel 3.5.9.a dan Tabel 3.5.10.b
Tabel 3.5.5.a
Gradasi Agregat Halus
10,00 100 -- -- --
5,00 89 – 100 -- -- --
0,30 5 – 70 5 – 40 5 – 48 5 - 70
0,15 0 -15 -- -- --
b
Tabel 3.5.5.b
Gradasi Agregat Kasar
50 100 -- --
10,0 10 – 40 0 – 25 50 - 85
5,0 0 –5 0–5 0 – 10
Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
- Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat dilihat secara visual.
- Tidak mengandung garam, asam dan zat organic yang dapat merusak beton.
Page 44 of 46
Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 ppm
sebagai SO3.
Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih berpori dan
mempunyai struktur permukaan kurang baik.
Baja Tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.
2. Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test kadar lumpur.
3. Pemasangan tulangan baja
Harus bebas kotoran, karat, minyak dan gemuk.
Kawat ikat yang berkualitas besi lunak dan berdiameter 1 mm digunakan untuk pengikatan
tulangan.
4. Bekisting
Tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
Permukaannya harus halus dan rata.
5. Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang-kurangnya 340 kg dan untuk pondasi
adalah 375 kg/m3 beton
3.5.11 Perlintasan Pipa (Jembatan Pipa)
Pemasangan pipa yang melintasi saluran/sungai/kali harus sesuai dengan gambar kecuali jika
Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain.
Untuk lintasan dimana pipa tidak tertanam didalam tanah, pipa GIP/GSP/steel/DCIP harus digunakan,
sedangkan pipa PVC tidak diperkenankan.
Untuk pipa yang tertimbun dalam tanah dibawah saluran/jalan, pipa harus diberi pelindung seperti apa yang
ditunjukkan dalam gambar.
Batas konstruksi jembatan pipa adalah kedua ujung sambungan flexible/bend.
1. konstruksi bangunan bawah
- Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100.
- Tanah yang tidak sesuai untuk lapisan pondasi harus diganti
- Untuk pondasi pancang kepala pancang harus disiapkan kedalam bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Perpipaan
Cincin pendukung harus terbuat dari besi baja dengan baja tahan karat.
3. Pengelasan
Pengelasan harus diuji dengan test radiographic atau yang setara.
3.5.12 Alat Ukur
Alat ukur yang biasa digunakan didalam pekerjaan air bersih adalah meter air baik pada Pipa Transmisi maupun
Pipa Distribusi, dengan ketentuan yangberlaku untuk meter air sebagai berikut :
Mempunyai kesalahan pengukuran maksimum 5 % dalam plus dan minus.
kehilangan tekanan pada kemampuan ukur nominal tidak boleh melampaui nilai 25 kPa, dan kemampuan
ukur maksimal tidak melampaui 100 kPa.
harus mampu menahan tekanan 1600 kPa (16 Bar) selama 5 menit tidak bocor atau basah.
harus dilengkapi dengan alat penyetel untuk memperbaiki hubungan antara debit yang ditunjukkan dan debit
yang sebenarnya.
Page 45 of 46
Pemasangan meter air :
1. Sebelum dipasang, pipa harus lakukan penggelontoran.
2. Meter air harus dipasang pada posisi horizontal, dan dilindungi dari udara dingin, kerusakan dan benturan.
3. Sisi inlet dan outlet darimeter harus dipasang persis pada sumbu memanjang pipa pelayanan.
4. Jalur pipa antara katup inlet dan outlet dan perlenkapan lainnya harus cukup luas untuk memungkinkan
pemasangan meter air dan accessories lain yang diperlukan pada pemasangan meter air.
5. Meter air tidak boleh dipasang pada pipa yang bengkok karena akan menyebabkan kerusakan pada meter
air, terutama pada meter air dengan gelang plastik dan dipasang terbuka.
6. Pada system ulir dari plastik hindari penggunaan kunci pipa pada badan meter tersebut.
7. Pada system ulir dari plastik, rubber gasket harus dari bahan karet, dan jangan dari fiber atau kulit.
Tabel 3.5.6
Bahan Pada Pemasangan Alat Ukur
Bahan Spesifikasi
Accessories Alat Ukur Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang berlaku dui
Indonesia
Beton Untuk Bangunan Alat Standart Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air no. SK
SNI S-36-1990-03
Page 46 of 46