Anda di halaman 1dari 42

PENERAPAN KESELAMATAN KERJA

PADA PROYEK INFRASTRUKTUR


JALAN DAN JEMBATAN

OLEH
Ir. LAZUARDI NURDIN
KETUA UMUM ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI - INDONESIA ( A2K4 – Indonesia )
PERKENALAN
NAMA : IR. LAZUARDI NURDIN
TEMPAT/ TGL LAHIR : BANDA ACEH / 21 JUNI 1965
STATUS : KAWIN
ALAMAT : VILA PAMULANG JL. SHINTA I BLOK DA 3 NO 11 PAMULANG

PENGALAMAN KERJA : 1993 s/d 2005 PT. RAKA UTAMA > SITE MANAGER
2005 s/d 2007 PT. MEGAPOLITAN > MANAGER PROYEK
2008 s/d 2013 PT.DELTA GROUP > MANAGER PROYEK
2013 s/d skrg PT. SEPRO INDOTAMA > KOMISARIS
2013 s/d skrg PT. ALKON INDO SEJAHTERA > MANAJEMEN REPRESENTAIF

SERTIFIKASI PERSONIL : - AHLI UTAMA K3 KONSTRUKSI


- AUDITOR SENIOR SMK3 PP 50
- AUDITOR ISO 9001
- INVESTIGATOR KECELAKAAN

ORGANISASI : - KETUA UMUM ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONSTRUKSI INDONESIA (A2K4-INDONESIA)
- ANGGOTA KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
- NARASUMBER KEMENTERIAN PUPR
OUT LINE

1. Latar Belakang Pekerjaan Kontruksi


2. Kecelakaan Kerja pada proyek infrastruktur
Jalan dan Jembatan
3. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Proyek Infrastruktur Jalan dan
Jembatan
Kegiatan Konstruksi menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan antara lain
menyangkut aspek keselamatan , kesehatan
kerja dan lingkungan.

KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

JASA KONSTRUKSI • Anggaran Proyek Kementerian PUPR Thn 2017 Rp 101,486


Triliun.
• Tahun 2018 . 106,9 triliun.

INVESTASI • Lingkungan makro Indonesia terus membaik;


• Cadangan devisa terus meningkat, pengelolaan keuangan
negara, termasuk jumlah hutang, juga semakin
terkendali;
PEMBANGUNAN • Arus modal asing (portfolio dan PMA) meningkat;
• Peningkatan kelembagaan dan peraturan-perundangan
dalam bidang infrastruktur juga sudah hampir selesai.
Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi

 Bersifat sangat kompleks, multi disiplin


ilmu dan gaya seni arsitektur;

 Melibatkan banyak tenaga kerja kasar


dan berpendidikan relatif rendah;

 Masa kerja terbatas;

 Intensitas kerja yang tinggi;

 Menggunakan peralatan kerja


beragam dan berpotensi bahaya
TAHAPAN K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI

STUDI KELAYAKAN /
FEASIBILITY STUDY

TAHAP PERENCANAAN / DETAIL ENGINEERING


DESIGN

TAHAP PEMBANGUNAN FISIK / ACTUAL


CONSTRUCTION

TAHAP PEMBONGKARAN / DEMOLITION

4/6/2018 6
KECELAKAAN KONSTRUKSI TAHUN 2017 - 2018

A2K4-
Dikerjakan antara Dikerjakan antara Tidak dalam
INDONESIA pukul 18.00 – pukul 06.00 – pengerjaan
06.00 18.00 konstruksi
Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 7
Jumat, 4 Agustus 2017 Pukul 00.44 WIB
Proyek LRT, Palembang
A2K4-
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 8


Jumat, 22 September 2017 Pukul 18.00 WIB
A2K4-
Proyek Jembatan Tol Bocimi, Bogor
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 9


Selasa, 17 Oktober 2017 Pukul 01.00 WIB
A2K4- Proyek LRT, Kelapa Gading Jakarta
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 10


Minggu, 29 Oktober 2017 Pukul 16.30 WIB
A2K4- Proyek Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 11


Sabtu, 4 November 2017 Pukul 00.00 WIB
A2K4- Proyek MRT, KebayoranBaruJakarta
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 12


Kamis, 16 November 2017 Pukul 00.00 WIB
A2K4- Proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 13


Sabtu, 30 Desember 2017 Pukul 20.15 WIB
A2K4- Proyek Jalan Tol Pemalang - Batang
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 14


Selasa, 2 Januari 2018 Pukul 09.40 WIB
A2K4- Proyek Jalan Tol Depok-Antasari, Cilandak Jakarta
INDONESIA

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 15


Selasa, 22 Januari 2018 Pukul 00.20 WIB
A2K4-
INDONESIA Proyek LRT Inner, Kelapa Gading Jakarta

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 16


Minggu, 4 Februari 2018 Pukul 05.00 WIB
A2K4-
INDONESIA
Proyek Jalur Ganda Kereta Cepat, Matraman Jakarta

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 17


Senin, 5 Februari 2018 Pukul 17.35 WIB
Longsor di Underpass Bandara Soekarno Hatta,
A2K4-INDONESIA
Tangerang

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 18


Senin, 20 Februari 2018 Pukul 03.40 WIB Proyek
A2K4-
INDONESIA Jalan Tol Becakayu, Cawang Jakarta

Ir. LAZUARDI NURDIN, CSP 19


PENERAPAN K3 PADA PROYEK JALAN DAN
JEMBATAN
UNDANG-UNDANG
NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM

Jasa Konstruksi adalah Pasal 1


layanan jasa konsultansi Menteri adalah menteri yang
konstruksi dan/atau pekerjaan menyelenggarakan urusan
konstruksi pemerintahan di bidang jasa
konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi Konsultansi Konstruksi
pembangunan, pengoperasian, adalah layanan keseluruhan
pemeliharaan, pembongkaran, Usaha Penyediaan
atau sebagian kegiatan yang
dan pembangunan kembali Bangunan adalah
meliputi pengkajian,
suatu bangunan pengembangan jenis usaha
perencanaan, perancangan,
jasa konstruksi yang dibiayai
pengawasan, dan manajemen
Standar Keamanan, sendiri oleh Pemerintah
penyelenggaraan konstruksi
Keselamatan, Kesehatan Pusat, Pemerintah Daerah,
suatu bangunan
dan Keberlanjutan adalah badan usaha, atau
pedoman teknis Keamanan, masyarakat, dan dapat
Keselamatan, Kesehatan tempat melalui pola kerjasama untuk Kegagalan Bangunan adalah
kerja konstruksi dan mewujudkan, memiliki, suatu keadaan keruntuhan
perlindungan sosial tenaga kerja, menguasai, mengusahakan, bangunan dan/atau tidak
serta tata lingkungan setempat dan/atau meningkatkan berfungsinya bangunan setelah
dan pengelolaan lingkungan kemanfaatan bangunan penyerahan akhir hasil jasa
hidup dalam penyelenggaraan konstruksi
jasa konstruksi

22
Elemen Kunci PP 50 Tahun 2012

Peninjauan dan
ACT PLAN
Peningkatan Penetapan
Kinerja SMK3 Continual Kebijakan K3
Improvement
CHECK DO

Pemantauan dan Perencanaan K3


Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan Rencana K3
• Rencana K3
• Pemeriksaan , Pengujian dan • Idenifikasi Bahaya
•Penyediaan Sumber Daya Manusia
Pengukuran • Peraturan Perundangan
• Audit Internal SMK3 • Penyediaan Sarana dan Prasarana yang
•Tujuan dan Sasaran
memadai
Skala Prioritas
• Prosedur Informasi K3
• Pendokumentasian Kegiiatan K3
• Tindakan pengendalian
• Perancangan dan rekayasa
• Rencana pemulihan keadaan darurat

23
PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014
TENTANG : PEDOMAN SMK3 KONSTRUKSI BID. PU

Bab I : Ketentuan Umum


Bab II : Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup
Bab III : Penerapan (SMK3) Konstruksi Bidang PU
Bab IV : Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
Bab V : Biaya Penyelenggaraan (SMK3) Konstruksi Bidang PU
Bab VI : Sanksi
Bab VII : Ketentuan Penutup
LAMPIRAN:
Lampiran I : Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi
Lampiran II : Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)
Lampiran III : Format Surat Peringatan, Surat Penghentian
Pekerjaan dan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan
Kerja
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pasal 16
Hal 1 dari 3

a) Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket


pekerjaan konstruksi;
b) Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3
Konstruksi;
c) Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya
K3 Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan
atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi;
d) Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya
memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3K Bid. PU;
e) Membahas dan mengesahkan RK3K yg disusun Penyedia Jasa pd
saat rapat persiapan atas dasar rekomendasi Ahli K3/Petugas K3
SMK3 KONSTRUKSI
BIDANG PEKERJAAN UMUM ( PerMen PU No : 05/PRT/2014 )

Perbaikan
berkelanjutan

5. Tinjauan Ulang
Kinerja K3 1. KebijakanK3

4. Pemeriksaan dan 2. Perencanaan K3


Evaluasi Kinerja 2.1 Ident Bahaya,Penilaian Resiko
K3. Pengendalian Risiko K3
2.2 Pemenuhan Per UU &
Persyaratan Lainnya
3.3 Sasaran dan Program K3

3. Pengendalian
Operasional

26
PENGENDALIAN OPERASI K3

PENGENDALIAN OPERASI BERUPA PROSEDUR KERJA/PETUNJUK KERJA YANG


HARUS MENCAKUP SELURUH UPAYA PENGENDALIAN, DIANTARANYA :

1. MENUNJUK PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN SMK3 KONSTRUKSI YANG


DITUANGKAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI K3 BESERTA URAIAN TUGAS;
2. UPAYA PENGENDALIAN BERDASARKAN LINGKUP PEKERJAAN
3. PREDIKSI DAN RENCANA PENANGANAN KONDISI KEADAAN DARURAT TEMPAT
KERJA;
4. PROGRAM-PROGRAM DETAIL PELATIHAN SESUAI UPAYA PENGENDALIAN;
5. SISTEM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN;
6. DISESUAIKAN KEBUTUHAN TINGKAT PENGENDALIAN RISIKO K3 SEPERTI YANG
TERTERA PADA CONTOH IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN
PENGENDALIANNYA.
TAHAP PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN
TENAGA IDENTIFIKASI
NO KEGIATAN PERALATAN PENGENDALIAN BAHAYA
KERJA BAHAYA

B PEKERJAAN STRUKTUR
5 B or P Ile
Urutan : Mesin Bor Operator a. Tertimpa Crane Penempatan Petugas lalu lintas (Flagman)
Pengeboran Buldozer ( Crne terguling, Cek seling Crane sebelum kerja.
Penulangan dan Crane Mandor Seling putus). Pastikan Operator Crane memiliki SIO
Pengecoran DT Pekerja Buat landasan Crane yg kuat.
Penyempurnaan Genset b. Lalu lintas slip Untuk pekerjaan malam hari perlu penerangan,
Kepala Tiang. Tuck Air (Limbah penge- lampu peringatan lalu lintas, Baterey warna
boran membuat untuk petugas.
licin) Buat galian tepi , arahkan air keluar kesamping
c. Kejatuhan Buat kolam air untuk mencuci ban mobil keluar
(Rangkaian besi Lokasi pekerjaan di pagar
tulang t.pancng). Memakai helm waktu bekerja
Memberi ikatan pada besi kolom yang akan dipa
6 Pembesian sang.
( beberapa struktur Genset Operator a Tangan lecet Pekerja besi memakai sarung tangan dan helm
berada pada ketinggian) Mesin Las Driver Pasang Rambu ada pekerjaan
a.l : Alat Tukang Mandor b Kejatuhan Memberi ikatan pada besi kolom yang akan dipa
pembesianb kolom/pier Linggis Pekerja sang.
pembesian box girder Truck c Terjatuh dsri Memakai sabuk pengaman untuk bekerja di
Water pump ketinggian. ketinggian.
Pasang tangga untuk naik, plat form jangan
sampai basah/kena oli dan memakai sepatu.
7 Pembuatan Bekisting
beberapa type : Crane Operator a. Kena Paku Membersihkan paku yang tercecer secara rutine.
v Pier/Kolom, tegak di Mesin las Driver b. Kena Gergaji. Memakai sepatu.safety
ketinggian. DT Mandor Memilh pekerja yang terampil untuk Tk Kayu,
v Box Girder, mendartar Genset Pekerja c. Terjatuh Buat platform yang kuat.
diatas bentang jembatan.Tuck Air Gunakan Sabuk pengaman.
(Ketinggian ) set Peralatan d Kejatuhan Sisa material selalu dibersihkan.
v dll. Tk. Kayu. (Rangkaian besi Lokasi pekerjaan di pagar
set Scafolding. tulang t.pancng).
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIANNYA.

TENAGA IDENTIFIKASI
NO KEGIATAN PERALATAN PENGENDALIAN BAHAYA
KERJA BAHAYA

ERECTION I - GIRDER LANGSUNG DIATAS ABUTMEN DAN PILAR


URUTAN :
1. Girder L = 35 dan 40 m Crane 75 t Operator Crane terguling a Pastikan Safety Device berjalan baik
yang terdiri dari bbrp Alat Stresing Rigger b Pastikan Crane mampu mengangkat I - Girder
segmen di rangkai di Lori Crew stres c Pastikan kemiringan boom msh mampu angkat
stockpile area dan di Rel Kreta Api Helper d Landasan crane diatas jembatan stabil
pre-stressing sesuai Labrang Pekerja e Pastikan operator berpengalaman
spesifikasi Sling Foreman
2. Diangkat diatas lori Sachel Tk Listrik Terhantam Girder a Penerangan cukup & tdk menyilaukan Operator
yang berada diatas rel Hydraulic Jack b Rigger melabrang dan mengendalikan I - Girder
memakai 2 bh Crane Genset c Pekerja jangan berada di swing area pada saat
masing-2 cap. 75 ton mengangkat Girder
3. Ditransport ke atas d Patuh pada Formen Erection Girder
jembatan lama, kmdn
diangkat dengan 2 bh Dinding jembatan a Sepanjang Dinding jembatan dilapisi ban bekas
Crane tsb ke lokasi lama terbentur b Sepanjang dinding dipasang pagar kayu
Abutman & Pilar Jem- I - Girder c Dipasang lampu-lampu
batan baru
4. Proses ini dipimpin Setlh terpasang a I - Girder diikatkan dengan Abutmen dan Pilar
oleh Foreman Erection I - Beam terguling dengan cara :
Girder i. Masing-2 Ujung I - Girder dipasang stek yang
diikatkan dengan stek yang ada di Abutmen &
Pilar, dikencangkan dng span skrup.

Tangan terjepit Sebelum kerja lakukan safety morning talk


Pakai kaos tangan
Kerjasama yang rapi
Patuh pada aba-aba Foreman Erection Girder
Job Safety Analysis/
Risk Assessment
Job Safety Analysis Adalah ;

Sebuah metoda yang sistematis untuk


mengidentifikasi bahaya dalam pekerjaan,
mengevaluasi risiko dan menentukan tindak
pencegahan yang tepat.
Metoda Job Safety Analysis
1 2 3
Identifikasi
Identifikasi Membagi Bahaya
pekerjaan Langkah Setiap
untuk JSA Kerja Langkah

6 5 4
Apakah Risiko Yang
Tersisa? Hilangkan Menaksir
atau Kurangi Risiko Setiap
Risiko Langkah

N
Y
OK ? Catat & Laksanakan
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN
PENGANGKATAN GIRDER
QUALIFICATION & COMPETENCY OF LIFTING OPERATION PERSONNEL

a. Manager
b. Site Lifting Coordinator
c. Operator Crane Pedestal
d. Operator Crane Mobile
e. Operator Crane
Overhead / Gantry
f. Operator Forklift
g. Rigger (Juru Ikat)
h. Dogger / Banksman /
Signalman (Juru Aba-aba)
Sumber : Lifting and Moving Equipment
Oleh : Ir. Erwin Ananta
FAKTOR LAIN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
DALAM PENGANGKATAN GIRDER

34
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY

SEBUAH RENCANA PENGANGKATAN YANG KOMPREHENSIP MULAI DARI


PROSEDUR, GAMBAR DAN SPESIFIKASI ALAT & PERALATAN ANGKAT YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENILAI SECARA AKURAT SEMUA FAKTOR BEBAN
DAN FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PROSES
PENGANGKATAN.

35
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY

Lifting study diperlukan


apabila proses pekerjaan
pengangkatan
merupakan jenis risiko:
Medium risk
High risk
Critical & Extrime risk

Sumber : Lifting and Moving Equipment


Oleh : Ir. Erwin Ananta
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY
Medium risk
Pengangkatan dibawah 75% dari kapasitas Crane
High risk
 Pengangkatan melebihi atau sama dengan 75% dari
kapasitas crane sesuai loadchart
 Pengangkatan dengan berat beban 20 ton atau lebih.
 Pengangkatan dimana crane mengangkat ke atau dari
air (seperti di pelabuhan).
 Pengangkatan beban yang mengan-dung cairan lebih
dari 1000 liter.
 Pengangkatan dimana beban sulit untuk diikatkan ke
lifting gear.
PENGENDALIAN OPERASI K3 JALAN dan JEMBATAN DALAM
PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY
Critical & Extrime risk
 Pengangkatan lebih dari 90% dari kapasitas crane
sesuai load chart
 Pengangkatan lebih dari satu crane
 Pengangkatan dimana crane ditempatkan diatas LCT
/Tongkang
 Pengangkatan dilakukan diatas landasan gantung
(Jembatan)
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING PLAN
dimensi dan berat beban yang akan diangkat
jenis dan kapasitas crane yang akan digunakan
load chart dari crane yang akan digunakan untuk mengetahui kapasitas angkat
crane optimum pada derajat boom,panjang boom yang akan digunakan (working
radius), panjang outrigger dan jarak as ke as antar crane dan beban yang akan
diangkat).
 alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan digunakan
hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk crane dapat dilakukan inspeksi
visual,load test (untuk testing ada nya kebocoran pada hydraulic system atau tidak,
ada keretakan atau kerusakan pada hook dan wire sling atau tidak, dll) untuk
mengetahui ada cacat atau keretakan atau tidak.
 Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada existing facility di area
tersebut)
total beban dari lifting gear yang akan digunakan
panjang webbing / wire sling yang akan digunakan
PENEGENDALIAN AREA TERBATAS
 Dilakukan penilaian risiko lingkungan kerja untuk
mengetahui daerah-daerah yang memerlukan
pembatasan izin masuk.
 Ada pengendalian atas daerah/tempat dengan
pembatasan izin masuk.
 Disediakan fasilitas dan layanan di tempat kerja sesuai
dengan standar dan pedoman teknis.
 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan
standar dan pedoman
Rambu peringatan bahaya terpasang sesuai dengan
persyaratan peraturan perundang-undangan dan/atau
standar yang relevan.
06/04/2018 40
KESIMPULAN

Pekerjaan Konstruksi harus menerapkan kaidah – kaidah


Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang tertuang dalam :
1. Undang – Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
2. Undang – Undang No 2 tahun 2017 Tentang jasa Konstruksi
3. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan SMK3
4. Permen PU No 05 Tahun 2014 Tentang SMK3 Bidang PU
5. Peraturan menteri lain nya terkait dengan K3

Anda mungkin juga menyukai