PEMBANGUNAN JALAN
MODUL 7
PENGAMANAN ASET DAN SERTIPIKASI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
1. Mampu memahami pengertian, dasar hukum, maksud dan tujuan dan ruang
lingkup;
2. Mampu menjelaskan dokumen penyerahan hasil pengadaan tanah;
3. Mampu menjelaskan Tata Cara Penyerahan
URAIAN MATERI
2.1 Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
2.1.1 Berkas hasil pengadaan tanah
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah membuat dokumen dalam rangkap
2 (dua), yaitu 1 (satu) asli dan 1 (satu) fotokopi yang dilegalisir oleh
Pelaksana Pengadaan Tanah.
1. Mampu memahami pengertian, dasar hukum, maksud dan tujuan dan ruang
lingkup pengamanan Asset;
2. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pengamanan Asset hasil Pengadaan
Tanah khususnya dan umumnya Pengamanan Asset BMN;
URAIAN MATERI
3.1 Umum
3.1.1. Latar Belakang
Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah
(APBN/APBD) , selanjutnya disebut BMN/D atau berasal dari
peraturan lainnya yang sah.
Ruang Lingkup pengelolaan BMN/D secara umum meliputi
perencanaan kebutuhan dan anggaran BMN/D, pengadaan, status
penggunaan, pemanfaatan. PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN,
penatausahaan, penilaian, pengahapusan, pemindahtanganan dan
pembinaan/pengawasan/pengendalian. Dalam kesempatan ini yang
akan dibahas adalah PENGAMANAN dan PEMELIHARAAN BMN/D
secara umum dan dikhususkan pada BMN/D berupa TANAH.
BMN/D wajib hukumnya diamankan oleh Pengelola Barang,
Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang sesuai dengan
BMN/D perlu diamankan dan dijaga agar tidak hilang dan tidak beralih
kepada pihak lain dan untuk Tanah selain tidak beralih kepemilikan
dan tidak diserobot/dikuasai pihak lain
3.3 Pembiayaan
Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan pengamanan BMN jalan
ini dibebankan pada APBN melalui masing-masing unit Pembantu Pengguna
Barang. Kuasa Pengguna Barang setiap tahun anggaran mengajukan
pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PELAKSANA TINGKAT
PENGGUNA BARANG
3.5 Rangkuman
Setelah proses Pengadaan Tanah selesai tahapan selanjutnya adalah
penyerahan hasil Pengadaan Tanah dan pengamanan asset hasil pengadaan
tanah. Proses penyerahan hasil Pengadaan Tanah dilakukan oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah yang kemudian diberikan pada Instansi yang
memerlukan tanah. Berkas-berkas dibuat rangkap dua yang dilegalisir oleh
pelaksana Pengadaan Tanah. Tahap selanjutnya adalah proses pengamanan
asset hasil Pengadaan Tanah. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk
menciptakan tertib hukum, tertib administrasi, tertib penggunaan, tertib
pemeliharaan tanah kementerian. Pengamanan terdiri dari Pengamanan
fisik Pengamanan administrasi dan pengamanan Hukum. Segala biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan pengamanan BMN jalan ini dibebankan
pada APBN melalui masing-masing unit Pembantu Pengguna Barang. Kuasa
Pengguna Barang setiap tahun anggaran mengajukan pembiayaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.6 Latihan
1. Jelaskan secara singkat proses penyerahan berkas hasil
Pengadaan Tanah!
2. Jelaskan secara singkat jenis-jenis pengamanan asset hasil
Pengadaan Tanah!
URAIAN MATERI
4.1 Umum
4.1.1. Latar Belakang
4.1.2. Dasar Hukum
1) PP 24 thn 97 Pendaftaran Tanah
2) Peraturan PU No.22 ttg Pengamanan dan Sertipikasi
3) Kepala BPN No. 5-6 tuk Pensertipakatan yg dilaksanakan
dg UU no 2 tidak perlu pendataan dan pengukuran ulang
4) Peraturan Bersama antara Menteri Keuangan Nomor
186/PMK.06/2009 dan Kepala Badan Pertanahan
Nasional RI Nomor 24 tahun 2009 tanggal 18 November
2009 tentang Pensertifikatan Barang Milik Negara berupa
Tanah sebagai pengaturan teknis pelaksanaan Sertifikasi.
5) Kepala BPN telah menerbitkan petunjuk teknis
pelaksanaan Sertifikasi melalui surat Nomor 785/15.3-
300/III/2013 tanggal 1 Maret 2013 hal Petunjuk
Jenis Hak
No. Subjek Hak Atas tanah Acuan peraturan
Atas Tanah
Badan Hukum tertentu yang ditetapkan Pasal 21 ayat (2)
pemerintah seperti bank pemerintah, UUPA
1 Hak Milik
badan keagaman dan badan social yang PMNA/Ka BPN
ditunjuk pemerintah 9/1999
Pasal 30 ayat (2)
Badan hukum yang didirikan menurut
UUPA
2. HGU hukum Indonesia dan berkedudukan di
Pasal 2 PP
Indonesia
40/1996
Pasal 36 ayat (2)
Badan hukum yang didirikan menurut
UUPA
3. HGB hukum Indonesia dan berkedudukan di
Pasal 19 PP
Indonesia
40/1996
a. Badan hukum yang didirikan menurut
Pasal 42 huruf c
hukum Indonesia dan berkedudukan di
UUPA
4. Hak Pakai Indonesia
Pasal 39 huruf b
b. Departemen, Lembaga Pemerintah Non
dan c PP 40/1996
Departemen, dan Pemerintah Daerah;
a. Instansi Pemerintah dan Pemerintah
Daerah PP 8/1953
Hak b. BUMN dan BUMD Pasal 67
5.
Pengelolaan c. PT Persero, Badan Otorita PMNA/KaBPN
d. Badan-badan hokum Pemerintah 9/1999
lainnya yang dapat ditunjuk pemerintah
Dasar
No Persyaratan Biaya Waktu Keterangan
Hukum
1 UU No 5 1. Formulir 38 hari
1960, UU permohonan untuk: Formulir
21/1997 jo yang sudah - Tanah permohonan
UU 20/2000 , diisi dan pertanian memuat:
UU 1/2004 ditandatangani yang 1. Identitas diri
pemohon atau luasnya 2. Luas, letak
kuasanya di tidak lebih dan
atas meterai dari 2 ha penggunaan
cukup - Tanah non tanah yang
2 PP 48/1994 2. Surat Kuasa pertanian dimohon
jo jika Sesuai yang 3. Pernyataan
PP 79/1996, dikuasakan ketentuan luasnya tanah tidak
PP 40/1996, 3. Fotocopy PP tentang tifak lebih 2 sengketa
PP 24/1997, identitas jenis dan 000 m2 4. Pernyataan
PP 6/2006 jo (KTP) tariff atas (kecuali tanah dikuasai
PP 38/2008, pemohon jenis PNBP tanah bekas secara fisik
PP 13/2010 dan kuasa yang HGU)
3 Keppres jika berlaku 57 hari untuk
32/1979, dikuasakan, pada BPN - Tanah Catatan:
4 PMNA/KBPN yang telah RI pertanian Instansi
3/1997 dicocokkan yang Pemerintah
PMNA/KBPN dengan luasnya meliputi
3/1999, aslinya oleh lebih 2 ha Pemerintah,
PerKBPN RI petugas loket - Tanah non Pemerintah
3/2006, 4. Penetapan pertanian provinsi,
PerKaBPN RI lokasi atau yang Pemerintah
4/2006, Per surat ijin luasnya Kabupaten/Kota
KaBPN RI penunjukan lebih 2000 , Pemerintah
7/2007, SK penggunaan m2 s/d Desa
Tanah 150000m2
Tabel 3. 3 Standar Operasional Prosedur Permohonan Hak Pakai untuk Jalan yang
dikuasai BUMN/BUMD
3.5 Rangkuman
Proses pengajuan sertifikasit tanah diajukan oleh instansi yang memerlukan
tanah kepada Kantor pertanahan setempat. Berbagai jenis hak atas tanah
yang telah dilepaskan dari Pihak yang Berhak adalah berstatus “tanah
negara” bekas tanah hak dalam proses pengajuan sertifikasi disesuaikan
dengan jenis-jenis hak yang dapat diberikan menurut standar UUPA dan
peraturan pelaksanaan. Sistem pendaftaran tanah terdiri dari sistem positif
dan sistem negatif.
Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya secara sah.
Hibah adalah pemberian yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak lain yang
dilakukan ketika masih hidup dan pelaksanaan pembagiannya dilakukan pada
waktu penghibah masih hidup juga.
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik mengenai
semua perbuatan, perjanjian, dan ketepan yang diharuskan peraturan perundang-
undangan.