Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

FILOSOFI, TEORI, DAN KONSEP DASAR PERENCANAAN

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Refnida, M.E.

DISUSUN OLEH :

Fitria Wulandari A1A119046

Nurkhofifah Tanjung A1A119048

Silviana Putri A1A119053

Reny Riyana A1A119061

Trianna Putri A1A119097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Filosofi, teori, dan konsep dasar perencanaan”. Penulis menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, serta usul guna penyempurnaan
karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Jambi, 09 Februari 2021

Kelompok 1
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1.Latar belakang ............................................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3.Tujuan Pembahasan ...................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1. filosofi Perencanaan ..................................................................................................................... 2
2.2. Teori Perencanaan ........................................................................................................................ 3
2.3. Konsep Dasar Perencanaan .......................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
3.1.Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
3.2.Saran ........................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perencanaan adalah salah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting. Bahkan
kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kehidupan kita sehari-hari. Sebuah rencana
(planning) akan sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya suatu kegiatan. Karena itu
pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya dilakukan sesuai dengan
apa yang telah direncakan. Begitu juga dalam melakukan pembangunan, setiap
pemerintah memerlukan perencanaan yang matang terhadap pembangunan yang akan
dilakukan.
Perencanaan diperlukan baik dalam perencanaan sosial ekonomi maupun perencanaan
pembangunan, karena perencanaan ini merupakan dasar dalam mengambil keputusan dan
tidakan. Perlu diketahui perencanaan diperlukan dalam setiap kegiatan baik kegiatan yang
bersifat formal maupun nonformal, atau kegiatan organisasi, perusahaan maupun
masyarakat tidak lepas dari yang namanya perencanaan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana filosofi dari perencanaan ?


2. Bagaimana kerangka filososfi perencanaan?
3. Apa definisi teori secara umum?
4. Bagaimana teori dari perencanaan?
5. Bagaimana konsep dasar perencanaan?
6. Apa fungsi, tujuan dan jenis – jenis perencanaan ?

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui filosofi perencanaan


2. Untuk mengetahui kerangka filososfi perencanaan
3. Untuk mengetahui definisi teori secara umum
4. Untuk mengetahui teori dari perencanaan
5. Untuk mengetahui konsep dasar perencanaan
6. Untuk mengetahui fungsi, tujuan dan jenis – jenis perencanaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. filosofi Perencanaan

A. Filosofi perencanaan secara umum

Menurut Ovalhanif (2009), “filsafat perencanaan” adalah suatu studi tentang


prinsip-prinsip dalam proses dan mekanisme perencanaan secara mendalam, luas, dan
menyeluruh berdasarkan filsafat antologis, epistemologis, dan aksiologis.
Filsafat perencanaan juga diharapkan akan dapat menguraikan beberapa komponen
penting perencanaan dalam sebuah perencanaan yakni tujuan apa yang hendak
dicapai, kegiatan tindakan-tindakan untuk merealisasikan tujuan dan waktu kapan
bilamana tindakan tersebut hendak dilakukan.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional mencakup lima pendekatan yaitu: (1) politik, (2) teknokratik, (3) partisipatif,
(4) atas-bawah (top-down), (5) bawah-atas (bottom-up).
Ahli-ahli teori perencanaan publik mengemukakan beberapa proses perencanaan
(1) perencanaan teknokrat; (2) perencanaan partisipatif; (3) perencanaan top-down;
(4) perencanaan bottom up (Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 1996).
Perencanaan teknokrat Menurut Suzetta (2007) adalah proses perencanaan yang
dirancang berdasarkan data dan hasil pengamatan kebutuhan masyarakat dari
pengamat professional, baik kelompok masyarakat yang terdidik yang walau tidak
mengalami sendiri namun berbekal pengetahuan yang dimiliki dapat menyimpulkan
kebutuhan akan suatu barang yang tidak dapat disediakan pasar, untuk menghasilkan
perspektif akademis pembangunan.
Menurut penjelasan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, “perencanaan teknokrat dilaksanakan dengan
menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang
secara fungsional bertugas untuk itu”. Perencanaan partisipatif Menurut Wrihatnolo
dan Dwidjowijoto (1996) adalah proses perencanaan yang diwujudkan dalam
musyawarah ini, dimana sebuah rancangan rencana dibahas dan dikembangkan
bersama semua pelaku pembangunan (stakeholders). Pelaku pembangunan berasal
dari semua aparat penyelenggara negara (eksekutif,legislatif, dan yudikatif),

2
masyarakat, rohaniwan, dunia usaha, kelompok profesional, organisasi-organisasi
non-pemerintah. perencanaan partisipatif adalah metode perencanaan pembangunan
dengan cara melibatkan warga masyarakat yang diposisikan sebagai subyek
pembangunan.Menurut penjelasan UU. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional: “perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan.

B. Kerangka pikir dari filosofi perencanaan


Kerangka pikir dari filosofi perencanaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Strategi perencanaan adalah untuk membentuk/membuat suatu konsep/konteks
untuk keputusan dalam kelembagaan;
2. Tujuan dan proses perencanaan adalah untuk merumuskan arah pelembagaan dan
berusaha untuk lebih baik;
3. Hasil yang diinginkan dari proses perencanaan adalah untuk menyajikan suatu
dokumen yang penting, berguna bagi semua orang.
Filosofi perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan yang realitas dengan mengantisipasi perkembangan masa
depan.

2.2. Teori Perencanaan

A. Pengertian Teori
Teori tidak lain adalah sebuah rangkaian dalil. Dengan kata lain, dalil adalah
unsur utama pembentuk teori. Namun demikian, tidak semua rangkaian dalil dapat
digolongkan sebagai teori. Rangkaian dalil dapat disebut teori hanya jika memenuhi
syarat keterpaduan. Keterpaduan itulah yang akan memberikan gambaran (abstraksi)
tentang “dunia nyata” yang dijelaskan oleh teori bersangkutan. Bila terdapat dua teori
yang memberikan gambaran yang berbeda mengenai “dunia nyata” yang sama, dapat
dinyatakan bahwa kedua teori tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda. Perbedaan
spesifikasi tersebut dapat terjadi karena masing-masing teori mengandung konsep
yang berbeda serta memiliki rangkaian dalil yang berlainan.
B. Teori Perencanaan
Berkenaan dengan teori perencanaan, perlu selalu diingat akan adanya dua istilah
yang sering digunakan, yaitu theory of planning dan theory in planning. Berkaitan
dengan kedua istilah ini, pengertian “teori perencanaan” pun dapat dibedakan atas

3
dua pendapat. Jika mengacu pada istilah yang pertama yaitu “theory of planning”,
teori perencanaan dapat dimaknai sebagai ide atau gagasan yang menjelaskan tentang
upaya untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan.
Upaya tersebut digambarkan sebagai sebuah prosedur yang terangkai secara logis
sehingga dapat menjelaskan tahapan yang harus dilalui untuk tercapainya suatu
tujuan. Pengertian tentang teori perencanaan yang berbeda akan Anda peroleh apabila
Anda mengacu pada istilah yang kedua yaitu “theory in planning”.
Berkenaan dengan istilah perencanaan, Coleman Woodbury mendefinisikan
perencanaan sebagai “the process of preparing, in advance, and in a reasonably
systematic fashion, recommendations for policies and courses of action, with careful
attention given to their possible by-products, side effects, or „spillover effects”.
Berdasarkan pengertian ini, perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
mencakup persiapan, pemilihan alternatif, serta pelaksanaan yang dilakukan secara
logis dan sistimatik sehingga berbagai kemungkinan yang diakibatkan dapat
diprakirakan dan diantisipasi.
Mencermati pengertian ini, dapat dipahami bahwa bagaimana pun baiknya
perencanaan, akan selalu menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Oleh
karena itu, setiap perencana harus dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang
timbul akibat dari implementasi rencana yang dibuatnya.

2.3. Konsep Dasar Perencanaan

Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang
bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa
yang akan datang. Sedangkan menurut Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses
memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan
itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan Arsyad
(2002), menyatakan ada 4 (empat) elemen dasar perencanaan yakni:
a) Merencanakan berarti memilih
b) Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
c) Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
d) Perencanaan untuk masa depan.

4
Perencanaan adalah sebuah konsep yang terencana dan disusun secara sistematis oleh
suatu badan tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan
penetapan kegiatan, selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh
siapa. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah
ditetapkan dan haruslah diimplementasikan.

A. Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter dalam
Wikipedia adalah (1) memberikan pengarahan yang baik; (2) mengurangi
ketidakpastian; (3) meminimalisir pemborosan; (4) menetapkan tujuan dan standar
yang digunakan dalam fungsi selanjutnya yaitu proses pengontrolan dan evaluasi.
Tujuan perencanaan dari masing-masing proses perencanaan sebagai berikut:
1. Perencanaan teknokrat
Tujuannya untuk membangun perencanaan strategis dan perencanaan kontingensi,
menetapkan ketentuan-ketentuan, standar, prosedur petunjuk pelaksanaan serta
evaluasi, pelaporan dan langkah taktis untuk menopang organisasi (Tomatala,
2010).
2. Perencanaan partisipatif
Tujuannya agar masyarakat diharapkan mampu mengetahui permasalahannya
sendiri di lingkungannya, menilai potensi SDM dan SDA yang tersedia, dan
merumuskan solusi yang paling menguntungkan.
3. Perencanaan top down
Tujuannya adalah untuk menyeragamkan “corak”, karena perencanaan top down
menurut Djunaedi (2000) dalam kegiatan perencanaan kota dan daerah dilakukan
dengan mengacu pada corak yang seragam yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
dan mengikuti “juklak dan juknis” (petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis).
4. Perencanaan bottom up
Tujuan adalah untuk menghimpun masukan dari “bawah”, karena menurut
Sumarsono (2010), apabila di Indonesia perencanaan bottom up dimulai dari
tingkat desa, yang biasanya dihadiri oleh mereka yang ditunjuk peraturan
perundangan ataupun kebijakan lain, misalnya melalui kegiatan Musyawarah
Pembangunan Desa (Musbangdes) atau Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
(Musrenbangdes).

5
B. Jenis – jenis perencanaan
1. Jenis Perencanaan Berdasarkan Ruang Lingkup
a) Rencana Strategis (Strategic Planning) merupakan suatu perencanaan yang
didalamnya terdapat uraian mengenai kebijakan jangka panjang dan waktu
pelaksanaan yang cukup lama. Pada umumnya untuk jenis perencanaan ini sangat
sulit untuk dirubah.
b) Rencana Taksis (Tactical Planning) ialah salah satu perencanaan yang didalamnya
terdapat uraian kebijakan yang bersifat jangka pendek dan mudah disesuaikan
dengan aktivitas selama tujuannya masih sama.
c) Rencana Terintegrasi (Integrated Planning) yakni sebuah perencanaan yang
didalamnya terdapat penjelasan secara menyeluruh dan sifatnya terpadu.
2. Jenis Perencanaan Berdasarkan Tingkatan
a) Rencana Induk (Master Plan) yaitu segala perencanaan yang hanya fokus pada
kebijakan organisasi dengan tujuan jangka panjang dan memiliki ruang lingkup
yang luas.
b) Rencana Operasional (Operasional Planning) adalah berbagai perencanaan yang
berfokus pada pedoman atau petunjuk pelaksanaan dari program-program
organisasi
c) Rencana Harian (Day To Day Planning) sebagai perencanaan yang didalamnya
terdapat aktivitas harian yang sifatnya rutin.
3. Jenis Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu
a) Rencana Jangka Panjang (Long Trem Planning) merupakan sebuah perencanaan
yang dibuat untuk jangka panjang yaitu 10 – 25 tahun kemudian.
b) Rencana Jangka Menengah (Medium Range Planning) ialah salah satu
perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu 5-7 tahun kemudian.
c) Rencana Jangka Pendek (Short Range Planning) yaitu segala perencanaan yang
dibuat dan hanya berlaku kurang lebih selama 1 tahun.

C. Perencanaan dan pembangunan


Perencanaan pembangunan dalam sudut pandang ilmu ekonomi bermula dari
pemikiran tentang konsep pembangunan. Teori perencanaan pembangunan berasal
dari pentingnya negara melakukan intervensi ke dalam mekanisme pasar karena
adanya kegagalan pasar, yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya pasar dalam
menciptakan keseimbangan antara persediaan (supply) dan permintaan (demand),
6
yang muncul sebagai akibat logis dari tidak terpenuhinya prasyarat terjadinya
keseimbangan pasar, yaitu adanya keseimbangan pasar, yaitu adanya kesempatan
yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisispasi dalam berusaha dan
bekerja; adanya informasi dan pengetahuan yang sama antara warga nagara; dan
adanya akses pada faktor produksi yang sama di antara warga negara.
Kegagalan pasar tidak mungkin diperbaiki oleh swasta (pengusaha) karena
kepentingan pengusaha senantiasa berlawanan dengan kepentingan warga negara
(pekerja). Untuk memperbaiki dampak kegagalan pasar, negara harus bertanggung
jawab. Negara harus melakukan intervensi ke dalam pasar agar warga negara tidak
mengalami dampak yang lebih buruk akibat kegagalan pasar. Paham ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa peran negara yang utama adalah melindungi nasib dan
perikehidupan warga negaranya. Negara berkewajiban mencegah warga negaranya
agar tidak menjadi pengangguran.
Oleh karena itu, negara harus membuat perencanaan pembangunan yang
merupakan perwujudan dari rencana intervensi negara ke dalam pasar. Dengan
melakukan perencanaan, pemerintah akan mampu meningkatkan kemempuan
keseluruhan sistem sosial (social capital) dari warga negaranya; meningkatkan
pertumbuhan, pemerataan, dan kreativitas masyarakat; dan mengembangkan
kapabilitas orang (expansion of people capabilities). Semua tujuan perencanaan ini
adalah dalam rangka mewujudkan pemerataan yang seimbang dengan pertumbuhan
ekonomi (redistribution with growth) yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan
pendapatan per kapita riil; akumulasi sarana mendorong pertumbuhan pendapatan;
pengurangan kemiskinan absolut; pengurangan perbedaan pendapatan; pengurangan
imigrasi ke kota dan kemacetan; pengurangan pengagguran terselubung; dan
mencapai keluhuran, harga diri, dan kebebasan manusia.
Perencanaan pembangunan ditandai dengan adanya usaha untuk memenuhi
berbagai ciri-ciri tertentu serta adanya tujuan yang bersifat pembangunan ter-tentu.
Inilah yang membedakan perencanaan pembangunan dengan perencanaan-
perencanaan yang lain.
Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan :
 Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan social
ekonomi yang mantap (steady social economic growth). Hal ini dicerminkan
dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.

7
 Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
 Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut
sebagai usaha diversifikasi ekonomi.
 Usaha perluasan kesempatan kerja.
 Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
 Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang
kegiatan-kegiatan pembangunan.
 Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.

D. Pentingnya Perencanaan pembangunan


Tujuan Pokok dan Fungsi dari Perencanaan Pembangunan yaitu:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, waktu dan
fungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, dan adil.
Fungsi-fungsi perencanaan dalam pembangunan adalah sebagai berikut :
 Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
 Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-
prospek perkembangan, hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa
yang akan datang.
 Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
 Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya
 Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan evaluasi.
Sedangkan dari sudut pandang ekonomi alasan perlunya perencanaan adalah :
a) Agar penggunaan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas bisa lebih
efisien dan efektif sehingga dapat dihindari adanya pemborosan-pemborosan.

8
b) Agar perkembangan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi menjadi lebih mantap.
c) Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur.

E. Jenis - Jenis perencanaan pembangunan


Perencanaan pembangunan mempunyai berbagai jenis, tergantung dari sifatnya
masing-masing. Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan pembangunan dapat
diklasifikasikan atas tiga jenis yaitu : Perencanaan Jangka Panjang, Perencanaan
Jangka Menengah, Perencanaan Jangka Pendek. Penjelasan masing-masing jenis
perencanaan Pembangunan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan jangka Panjang
Perencanaan Jangka Panjang biasanya mencakup jangka waktu 10-25 tahun.
Pada era orde baru, pembangunan jangka panjang mencakup angka waktu 25
tahun sebagaimana ditetapkan dalam Garis Garis Besar Haluan Negara.
Sedangkan dewasa ini, rencana pembangunan Jangka Panjang, baik nasional
maupun daerah mencakup waktu 20 tahun.
2. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan Jangka Menengah biasanya mencakup waktu 4-5 tahun, tergantung
dari masa jabatan Presiden atau kepala daerah. Di Indonesia, perencanaan jangka
menengah mempunyai jangka waktu 5 tahun yang disusun baik oleh pemerintah
nasional maupun pemerintah daerah. Perencanaan jangka menengah pada
dasarnya merupakan jabaran dari perencanaan jangka panjang sehingga bersifat
lebih operasional. Selain itu, perencanaan jangka menengah memuat juga sasaran
dan target pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif supaya besar
perencanaan tersebut menjadi lebih terukur dan mudah dijadikan sebagai dasar
dalam melakukan monitoring dan evaluasi.

3. Perencanaan Jangka Pendek


Perencanaan jangka pendek biasanya mencakup 1 tahun, sehingga sering kali
dinamakan sebagai rencana tahunan. Rencana ini pada dasarnya adalah
merupakan jabaran dari rencana jangka menengah. Disamping itu, perencanaan
tahunan ini bersifat sangat operasional karena didalamnya termasuk program dan
kegiatan, lengkap dengan pendanaannya. Bahkan dalam rencana tahunan ini
memuat juga indikator dan target kinerja untuk masing-masing program dan
9
kegiatan. Karena itu, rencana tahunan ini selanjutnya dijadikan dasar utama
dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja baik pada tingkat Nasional
(RAPBN) maupun pada tingkat Daerah (RAPBD). Rencana tahunan yang
mencakup kesemua sektor dinamakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) sedangkan khusus untuk suatu sektor atau bidang dinamakan Rencana
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang merupakan penjabaran dari
Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

F. Pendekatan Perencanaan
Ada 2 (dua) bentuk pendekatan perencanaan pembangunan yang ada di bangsa ini.
Hal ini juga perlu diperhatikan agar dalam melakukan sebuah pembangunan, tim
perencana sudah memikirkan sistem apa yang akan diterapkan dalam sebuah
pembangunan. Kedua bentuk pendekatan tersebut meliputi:
1. Pembangunan Sosial Budaya
Ketika kita berbicara tentang pembangunan sosial budaya maka tidak terlepas
dari pembangunan ekonomi.Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan sosial budaya ini cenderung lebih mengarah pada aliran
pendekatan ekonomi. Hal-hal yang diperhatikan dalam dalam pendekatan
ekonomi ini antara lain:
 Aliran klasik (Adam Smith)
 Aliran edition
 Aliran neo klasik
2. Pembangunan Politik
Pembangunan politik memerlukan usaha sistematis dan terpadu dalam
pembangunan di bidang politik atau pembinaan kewarganegaraan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pembangunan politik adalah:
 Adanya doktrin yang mendasari norma dan strategi elit penguasa.
 Adanya seperangkat peralatan yang menjamin komunikasi dua arah dan yang
mampu menerjemahkan komitmen politik ke dalam program operasional.
 Adanya elit penguasa yang mendorong adanya pembangunan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang
melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-
sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu
lingkungan, wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu.
Proses penyusunan rencana baik itu jangka panjang, menengah, maupun tahunan
dapat dibagi dalam empat tahap yaitu Penyusunan Rencana, Penetapan Rencana,
Pengendalian Pelaksanaan Rencana, dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Periode Sebelumnya.
Perencanaan Pembangunanmempunyai tujuan pokok dan fungsi yaitu mendukung
koordinasi antar pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi antar daerah, waktu dan fungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah; menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan;
menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, dan adil. Ada dua
bentuk pendekatan perencanaan pembangunan yang ada di bangsa ini yaitu Pembangunan
Sosial Budaya dan Pembangunan Politik.

3.2. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Bintoro Tjokroamidjojo, Perencanaan Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta, 1985, Hal : 25


Ginandjar Kartasasmita, Administrasi Pembanguanan, (Perkembangan Pemikiran dan
Praktiknya di Indonesia), LP3ES, Jakarta, 1997, Hal : 48
Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, PT. Erlangga, Jakarta, 2004
Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho D, Manajemen Pembangunan Indonesia (Sebuah
Pengantar dan Panduan), PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006, Hal :
50-58.
T. Hani Handoko, “Managenen” BPFE, Yogyakarta, 1984, Hal. 75
https://www.pengadaan.web.id/2019/11/perencanaan-pembangunan.html
https://renlitbang.banjarmasinkota.go.id/2011/05/pengertian-perencanaan-tujuan.html
https://core.ac.uk/download/pdf/77629914.pdf
https://sarjanaekonomi.co.id/perencanaan/

12

Anda mungkin juga menyukai