Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

Dosen Pengampuh
Pak Kasmar Opu Pitang S.Pd.I.,M.Pd.I

Oleh:
Kelompok 5
➢ Muh. Said : 105191101823
➢ Sri Rahayu : 105191101923
➢ Nurmilansari : 105191102023

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa kita limpahkan kepada nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya dan para
sahabatnya serta para pengikutnya yang selalu istiqomah dalam mengamalkan sunnahnya
hingga akhir zaman. Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar, “Manusia, Nilai, Moral, dan hukum”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Harapan kami semoga kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

Makassar, 28 Oktober 2023


Team Penyusun

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia, Nilai, Moral dan Hukum
B. Hakikat, Fungsi, Dan Perwujudan Nilai, Moral Dan Hukum
C. Keadilan Ketertiban, Kesejahteraan Makna Keadilan
D. Problematika Nilai Moral Dan Hukum Dalam Masyarakat Dan Bernegara.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena adanya panutan, nilai,
bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu
atau jati diri manusia, lingkungan sosial, dan kehidupan setiap insan.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan
oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat kondusif
untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan
dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya
proses identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral
yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga
perlu diperhatikan dalam lingkungan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia, nilai, moral, dan hukum ?
2. Apa hakikat, fungsi, dan perwujudan nilai, moral, dan hukum ?
3. Apa yang dimaksud dengan keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan ?
4. Apa problematika nilai,moral,dan hukum dalam masyarakat dan Negara ?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian manusia, nilai, moral, dan hukum.
2. Mengemukakan hakikat nilai, moral dan hukum.
3. Menjelaskan pentingnya nilai, moral dan hukum bagi manusia.
4. Mengemukakan problematika nilai, moral dan hukum yang terjadi dalam
masyarakat dan negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia, Nilai, Moral Dan Hukum


1. Manusia
Manusia berasal dari kata “manu” (sanskerta) “mens”(latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Sedangkan secara istilah manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Nilai
Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai
landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari
maupun tidak.
3. Moral
Moral merupakan perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku dimasyarakatnya, maka orang tersebut dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Sehingga moral dapat diartikan sebagai tata aturan norma-
norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan
perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi
manusia yang baik.
4. Hukum
Hukum merupakan sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak sebagai perantara utama
dalam hubungan sosialantarmasyarakat.

B. Hakikat, Fungsi, Dan Perwujudan Nilai, Moral Dan Hukum

1) Hakikat Nilai dan Moral


Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika.Bertens (2001) menyebutkan
ada tiga jenis etika, yaitu :
a. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud adalah kode
etik.
c. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika yang dimaksud sama dengan
istilah filsafat moral. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkaitan
dengan nilai. Sebagai contoh ketika kita mengatakan bahwa
baik atau lukisan itu indah. Berarti kita melakukan penilaian terhadap objek. Baik dan
indah adalah contoh nilai. Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat
sebagai berikut.
a. Menyenangkan (peasent)
b. Berguna (useful)
c. Memuaskan (satisfying)o
d. Menguntungkan (profitable)
e. Menarik (interesting)
f. Keyakinan (belief)

➢ Nilai moral diantara pandangan objektif dan subjektif manusia


Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun estetika. Manusia sebagai
makhluk yang bernilai akan memahami nilai dalam dua konteks, pertama akan memandang nilai
sebagai sesuatu yang objektif, aliran idealisme atau objektivisme akan mengatakan bahwa nilai itu
ada disetiap sesuatu. Tidak ada yang diciptakan didunia tanpa ada suatu nilai yang melekat
didalamnya. Kedua, aliran subjektivisme memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, dengan
mengatakan bahwa nilai adalah suatu objek yang terletak pada subjek yang dinilai. Misalnya air
angka bernilai dari pada emas bagi orang yang kehausan ditengah gurun pasir, tanah memiliki nilai
bagi seorang petani. D lain sebagainya.
Menurut Bambang Daroeso, nilai memiliki ciri sebagai berikut:

a. Suatu realitas yang abstrak (tidak ditangkap melalui Indera, tetapi ada)
b. Normatif (yang seharusnya, ideal, sebaiknya, diinginkan)
c. Berfungsi sebagai daya dorong manusia (sebagai motivator)

Dalam Filsafat, nilai dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Nilai logika, yaitu nilai tentang benar salah


b. Nilai etika, yaitu nilai tentang baik buruk
c. Nilai estetika, yaitu nilai tentang Indah jelek
Nilai etika adalah nilai tentang baik buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia. Jadi,
kalau kita mengatakan ketika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya yang buruk, Tetapi
menunjuk perilaku orang itu yang buruk.
Selain etika kita mengenal pula estetika. estetika merupakan nilai yang berkaitan dengan
keindahan, penampilan fisik, keserasian dalam hal penampilan sebuah lukisan memiliki
nilai estetika, bukan nilai etik nilai estetika berkaitan dengan penampilan sedangkan nilai
etika atau moral berkaitan dengan perilaku manusia
2) Norma Sebagai Perwujudan Dari Nilai
Nilai penting bagi kehidupan manusia, sebab nilai bersifat normatif dan menjadi motivator
tindakan manusia. Namun demikian, nilai belum dapat berfungsi sebagai praktik sebagai
penuntut perilaku manusia itu sendiri titik nilai sendiri masih bersifat abstrak sehingga
butuh konkrettisasi atas nilai tersebut. Contohnya manusia mendambakan keselamatan,
tetapi Apa yang harus dilakukan manusia agar terwujud keselamatan? Akhirnya, yang
dibutuhkan manusia adalah semacam aturan atau tuntunan perilaku yang bisa mengarahkan
manusia agar terwujud keselamatan.
Setiap norma pasti terkandung nilai di dalamnya. Nilai sekaligus menjadi sumber bagi
norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma. Sebaliknya, tanpa dibuatkan norma
maka nilai yang hendak dijalankan itu mustahil terwujudkan.
Contohnya ada norma yang berbunyi “Dilarang membuang sampah sembarangan” atau
“buanglah sampah pada tempatnya” titik norma di atas berusaha mewujudkan nilai
kebersihan.
a. Norma agama, yaitu Peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan
yang berasal dari Tuhan.
b. Norma moral atau kesusilaan, yaitu peraturan atau kaidah hidup yang bersumber
dari hati nurani dan merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.
c. Normal kesopanan yaitu peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup antar
manusia.
d. Norma hukum yaitu peraturan yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara
yang sifatnya mengikat dan memaksa.

3) Hukum Sebagai Norma


Hukum sebagai Norma Hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma, yaitunorma
hukum. Hukum sebagai norma berbeda dengan ketigahukum yang lain.Perbedaannya
ada pada hal-hal sebagai berikut.
a. Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu darikekuasaan Negara atau
lembaga yang resmi dan berwenang
b. Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksa secarafisik. Norma lain tidak
dilekati sanksi pidana secara fisik.
c. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan olehaparat negara.Norma hukum
dibutuhkan karena dua hal, yaitu :
a. Karena bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan dan efektif untuk
melindungi keteraturan dan ketertiban masyarakat.
b. Masih ada perilaku lain yang perlu diatur diluar ketiga norma di atas, misalnya
perilaku.

C. Keadilan Ketertiban, Kesejahteraan Makna Keadilan


keadilan berasal dari bahasa Arab Adil yang artinya Tengah titik keadilan berarti
menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah, atau dengan kata lain keadilan
berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Berikut ini beberapa pengertian mengenai
keadilan.
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , keadilan berarti dalam kurung
sifat perbuatan, perilaku balas kurung yang adil. Keadilan berarti perilaku atau
perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang
semestinya harus diterima oleh pihak lain
b. Menurut W. J. S Poewordaminto, keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatutnya,
tidak sewenang-wenang titik jadi, dalam pengertian adil tersebut di dalamnya tidak
terdapat kesewenang-wenangan titik orang yang bertindak sewenang-wenang
berarti tidak adil.
c. Menurut Frans magnis Suseno dalam bukunya etika politik menyatakan bahwa
keadilan sebagai suatu keadaan di mana semua orang dalam situasi yang sama
diperlakukan secara sama.
Berdasarkan macamnya, Plato membagi keadilan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Keadilan Komutatif Keadilan yang memberikan kepada setiap orang sama besarnya,
tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan.
b. Keadilan Distributif Keadilan yang memberikan hak atau jatah kepada setiap orang
menurut jasa-jasa yang telah diberikan.
c. Keadilan Legal atau Keadilan Moral Keadilan yang mengikuti penyesuaian atau
pemberian tempat seseorang dalam masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan
yang dianggap sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan.
Ada empat fungsi hukum dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan
c. Sebagai penggerak pembangunan
d. Sebagai fungsi kritis hukum.

D. Problematika Nilai Moral Dan Hukum Dalam Masyarakat Dan


Bernegara.
Secara ideal,seharusnya manusia taat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan
tercipta dalam hidup sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang
damai,aman,dansejahtera.Namun dalam kenyataannya terjadi berbagai pelanggaran,baik
terhadap norma moral maupun norma hukum. Pelanggaran norma moral merupakan suatu
pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran terhadap norma hukum merupakan suatu
pelanggaran hukum.
a. Pelanggaran Etik
Pelanggaran Kebutuhan akan norma etik di oleh manusia diwujudkan dengan membuat
serangkaian norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Kode etik profesi berisi ketentuan-
ketentuan normatif etik yang seharusnya dilakukan oleh anggota profesi. Kode etik profesi
dibutuhkan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan disisi lain melindungi,
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. Meskipun
telah memiliki kode etik,masih terjadi
pelanggaran terhadap profesi. Contohnya: Dokter melanggar kode etik kedokteran.
Pelanggaran terhadap kode etik tidak diberikan sanksi lahiriah ataupun yang bersifat memaksa.
Pelanggaran etik biasanya mendapat sanksi etik berupa rasa menyesal,bersalah,dan malu.Bila
seorang profesi melanggar kode etik profesinya ia akan mendapatkan sanksi etik dari lembaga
profesi,sepertiteguran,dicabut keanggotaannya, atau tidak diperbolehkan lagi menjalani
profesi tersebut.

b. Pelanggaran Hukum
Problema hukum yang yang berlaku dewasa ini adalah masih rendahnya kesadaran hukum
masyarakat. Akibatnya banyaktarjadi pelanggaran hukum.Bahkan,pada hal-hal kecil yang
sesungguhnya tidak perlu terjadi.Misalnya,secara sengaja tidak membawa SIM dengan sengaja
dengan alasan hanya untuk sementara waktu. Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti
pelanggaran terhadap perundang-undangan negara. Sanksi atas pelanggaran hukum adalah
sanksi pidana dari negara yang bersifat lahiriah dan memaksa masyarakat secara resmi
(Negara) berhak memberi sanksi bagi warga negara yang melanggar hukum. Bila dicermati,
ada beberapa hal yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum.
Problema hukum yang lain adalah hukum yang dapat digunakan sebagai alat kekuasaan dalam
negara, sesungguhnya hukumlah yang menjadi Panglima. Semua institusi dan lembaga negara
tunduk pada hukum yang berlaku. namun, dapat menjadi hukum dibuat Justru untuk melayani
kekuasaan dalam negara. dengan alih-alih telah berdasarkan hukum, tetapi peraturan yang
dibuat justru menyengsarakan rakyat, serta menciptakan ketidakadilan dalam kehidupan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia, nilai, moral, dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga Negara kita perlu mempelajari, menghayati, dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral, dan hukum agar terjadi keselarasan
dan harmoni kehidupan.
Manusia adalah individu yang terdiri dari jasad dan ruh serta makhluk yang paling
sempurna, paling tinggi derajatnya dan menjadi khalifah di permukaan bumi. Nilai
adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicit-citakan, dan dianggap penting
oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.

B. Saran
• Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian
hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya
keadilan (justice),kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan
hukum(equality before the law).
• Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan
penegakan hak asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang
bersifat diskriminatif,menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender.
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, S.Pd., M.Si dan Drs. Herimanto, M. Pd., M.Si.2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:
Bumi aksara

Anda mungkin juga menyukai