Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKOLEGAL

“Konsep Etika Dalam Pelayanan Kesehatan”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etikolegal


Dosen Pengampu:
Alice. L, SPd, MKM

Disusun Oleh:
Kelas 1A Kelompok 1
Hesa Windyastuti Putri (P17124020008)
Nur Hasanah (P17124020023)
Sifa Fidriyanti (P17124020036)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya berupa kesempatan, sehingga makalah “ETIKOLEGAL” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima


kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada kami.


2. Orang tua yang selalu membimbing dan menasehati.
3. Ibu Alice. L, SPd, MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Etikolegal
yang telah membantu dalam pembuatan makalah.
4. Teman-teman kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan
makalah.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan,karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan
pengembangan makalah ini.

Demikianlah makalah ini dibuat,semoga dapat bermanfaat bagi penyusun


khususnya dan pembaca pada umumnya.

i
Jakarta,12 Januari 2021

Tim Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Pengertian Etika,Etiket, Moral, Hukum....................................................4
2.2 Sistematika Etika.......................................................................................6
2.3 Sumber Etika.............................................................................................8
2.4 Fungsi Etika dan Moral dalam Pelayanan Kebidanan...............................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................12

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika adalah aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat
tertentu atau komunitas. Aturan bertindak ini ditentukan oleh setiap kelompok
masyarakat, danbiasanya bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi,
serta tidak tertulis. Sedangkan hukum adalah aturan berperilaku masyarakat
dalam suatu masyarakat atau negara yang ditentukan atau dibuat oleh para
pemegang otoritas atau pemerintah negara, dan tertulis. Baik etika maupun
hukum dalam suatu masyarakat mempunyai tujuan yang sama,
yakniterciptanya kehidupan masyarakat yang tertib, aman, dan damai. Oleh
sebab itu, semua anggota masyarakat harus mematuhi etika dan hukum ini.
Apabila tidak, maka bagi para pelanggar kedua aturan perilaku ini
memperoleh sanksi yang berbeda.

Bagi pelanggar etika sanksinya adalah “moral”, sedangkan bagi


pelanggar hukum, sanksinya adalah hukuman (pidana atau perdata).Petugas
kesehatan dalam melayani masyarakat, juga akan terikat pada etika danhukum,
atau etika dan hukum kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
perilakupetugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi (kode etik profesi)
dan juga tunduk padaketentuan hukum, peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Apabila petugas kesehatan melanggar kode etik profesi, maka
akan memperoleh sanksi “etika” dari organisasi profesinya. Dan mungkin juga
apabia melanggar ketentuan peraturan atauperundang-undangan, juga akan
memperoleh sanksi hukum (pidana atau perdata).

Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses


informasi, era globalisasiatau kesejagatan membuat akses informasi tanpa
batas, serta peningkatan ilmupengetahuan dan tekhnologi membuat
masyarakat semakin kritis. Disisi lain menyebabkantimbulnya berbagai
permasalahan etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tatanilai
masyarakat, membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai
persoalan, termasuk memberi penilaian terhadap pelayanan yang diberikan
petugas kesehatan. Perkembangan ilmu dan tekhnologi kesehatan yang
semakin maju telah membawa manfaat yang besar untuk terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Perkembanganini juga diikuti dengan
perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan,
petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktivitas,
perilaku, sikap dan kemampuannya dalam menjalankan profesi

1
kesehatan.Ketika masyarakat merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan
atau apabila seorang petugas kesehatan merugikan pasien, tidak menutup
kemungkinan untuk di meja hijaukan. Bahkan didukung semakin tinggi peran
media, baik media massa maupun elektronik dalam menyoroti berbagai
masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan, merupakan hal yang perlu
diperhatikan dan perlu didukung pemahaman petugas kesehatan mengenai
kode etikprofesi dan hukum kesehatan, dasar kewenangan dan aspek legal
dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang
komprehensif dan integratif tentangsikap dan perilaku yang harus dimiliki
oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebutadalah kode etik profesi.

Kode etik profesi penting diterapkan, karena semakin meningkatnya


tuntutan terhadap pelayanan kesehatan dan pengetahuan serta kesadaran
hukum masyarakattentang prinsip dan nilai moral yang terkandung dalam
pelayanan profesional. Kode etik profesi mengandung karakteristik khusus
suatu profesi. Hal ini berarti bahwa standar profesi harus diperhatikan dan
mencerminkan kepercayaan serta tanggung jawab yang diterimaoleh profesi
dalam kontrak hubungan profesional antara tenaga kesehatan dan masyarakat.
Masyarakat memberi kepercayaan kepada tenaga kesehatan untuk
melaksanakan kewajibannya dalam memutuskan dan melakukan tindakan
berdasarkan pada pertimbangan terbaik bagi kepentingan masyarakat
(penerima layanan kesehatan) yang mengacu pada standar praktik dan kode
etik profesi. Kode etik adalah seperangkat prinsip etik yangdisusun atau
dirumuskan oleh anggota-anggota kelompok profesi, yang merupakan cermin
keputusan moral dan dijadikan standar dalam memutuskan dan melakukan
tindakan profesi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari etika, etiket, moral dan hukum?
1.2.2 Bagaimana sistematika etika?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan sumber etika?
1.2.4 Apa fungsi dan moral dalam pelayanan kebidanan?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Tujuan khusus :
Untuk memenuhi nilai mata kuliah etikolegal
1.3.2 Tujuan umum :
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika, etiket, moral dan hukum
2. Untun mengetahui sistematika etika
3. Untuk mengetahui sumber etika

2
4. Untun mengetahui fungsi etika dan moral dalam pelayanan
kebidanan

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini bermanfaat sebagai penunjang untuk materi pembelajaran
mata kuliah Etikolegal dan untuk sumber pengetahuan agar para mahasiswa
bisa menjelaskan konsep Etika dalam pelayanan kesehatan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika,Etiket, Moral, Hukum


2.1.1 Etika
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakekatnya
berkait-an dengan falsafah dan moral yaitu “mengenai apa yang
dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu,
sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai.
Etik menurut Bahasa, diartikan sebagai berikut :
1. Menurut bahasa YUNANI berasal dari ETHOS, yang berarti
kebiasaan atau tingkah laku.
2. Menurut bahasa INGGRIS berasal dari Ethis, yaitu tingkah
laku/perilaku manusiayang baik dimana tindakan yang harus
dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya .

Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat


dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah
benar atau salah, penyelesaiannya baik atau buruk.

Sedangkan arti etika menurut K.Bertens dirumuskan sebagai berikut


:

1. Kata Etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau moral, yang dimaksud di sini
adalah kode etik.
3. Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk.

Jadi dapat di simpulkan bahwa Etika diartikan “Sebagai ilmu


yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
khususnya perbuatan manusia yang didorongoleh kehendak dengan
didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan”

2.1.2 Etiket
Etiket Berasal dari Etiquette (Perancis) yang berawal dari
suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja
di Perancis yang mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi
untuk para kalangan para elite kerajaan dan bangsawan.
Etiket merupakan ajaran sopan santun yang berlaku bila
manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain.Etiket tidak

4
berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup disebuah
pulau terpencil atau di tengah hutan.

Maka dapat disimpilkan bahwa yang dimaksud dengan etiket


adalah kumpulan tata cara, aturan sopan santu dan sikap baik dalam
pergaulan antar manusia yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan
menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku didalam
masyarakat yang baik dan beradab .

2.1.2 Moral
Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak : mores),
yang berarti kebiasaan atau adat. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, “moral” dijelaskan dengan membedakan tiga arti :
1. Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai
akhlak.
2. Akhla dan budi pekerti.
3. Kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap
bersemangat, berani, disiplin,dll.

Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan


pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata. Moral
keagamaan pastinya telah jelas bagi semua orang sesuai dengan
kepercayaan masing-masing yang dianut, sebab untuk hal ini orang
tinggal mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki di
bidang moral.

Jadi dapat disimpulkan bahwa moral adalah mengenai apa


yang dinilai seharusnya oleh masyarakat dan etik dapat diartikan
pula sebagai moral yang ditujukan kepada profesi.

2.1.3 Hukum
Hukum adalah suatu sisttem yang dibuat manusia untuk
membatasi tingkah laku manusia agar tingkah laku manusia
terkontrol. Hukum merupakan aspek terpenting dalam pelaksanaan
atas rangkaian kekuasaan kelembangan. Hukum juga mempunyai
tugas untuk menjamin adanya kepastian hukuman dalam kehidupan
masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hukum
adalah peraturan atau ketentuan baik tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur tata cra pergaulan kehidupan masyarakat (subyek
hukum) dan adanya sanksi bagi pelanggarnya.

5
2.2 Sistematika Etika
Etika Umum:

1. Hati nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau
buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu sekarang
dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita
menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat
terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa
manusia mempunyai kesadaran. Berikut contoh yang sesuai dengan
pengalama bidan dalam tugasnya.

"Seorang bidan menjalankan praktik pelayanan kebidanan di


Klinik atau Rumah Bersalin, kemudian ada seorang remaja datang
diantar kekasihnya. Kemudian diperoleh data hasil anamnese bahwa
remaja tersebut hamil diluar nikah atau unwanted pregnancy, kemudian
atas permintaan kekasih remaja ini untuk menggugurkan janin yang
sedang dikandung pacarnya.Dengan menawarkan sejumlah besar uang
yang menggiurkan bila si Bidan bersedia menggugurkan kandungan
pacarnya. Bidan tersebut pada dasarnya menyadari bahwa perbuatan
tersebut melanggar kode etik profesi bidan dan aspek legal dalam
pelayanan kebidanan. Tapi bidan tersebut tergiur oleh uang yang begitu
besar. Bidan tersebut akhimya memutuskan untuk menggugurkan
kandungan si remaja tersebut. la mendapat uang yang banyak, namun
dalam batinnya merasa gelisah. la merasa malu pada dirinya sendiri,
batinnya tidak tenang".

Kisah tersebut diatas merupakan contoh yang dapat menjadi


bahan refieksi perenungan mengenai seperti apa hati njurani itu. Dalam
hati nurani ada suatu kesadaran bahwa ada yang turut mengetahui
tentang perbuatan-perbuatan kita. Hati nurani merupakan semacam
sanksi terhadap perbuatan moralkita. Hati nurani bisa merupakan
penilaian terhadap perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau
(retrospektif). Hati nurani juga bisa merupakan penilaian perbuatan
yang sedang dilaksanakan saat ini atau penilaian terhadap perbuatan
kita di masa yang akan datang (prospektif).

2. Kebebasan dan tanggung jawab

6
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung
jawab, sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima
juga bahwa manusia itu bertanggung jawab. Tidak mungkin kebebasan
tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin tanggung jawab tanpa
kebebasan. Adapun batas-batas kebebasan meliputi :

1) Faktor internal
2) Lingkungan
3) Kebebasan orang lain
4) Generasi penerus yang akan datang.
Tanggung jawab daiam arti sempit berarti bahwa seseorang
harus mampu menjawab, tidak boleh mengelak bila dimintai
penjelasan tentang perbuatannya. Tanggung jawab meliputi tanggung
jawab terhadap perbuatan yang sedang dilaksanakan dan tanggung
jawab terhadap perbuatan yang akan datang.

3. Nilai dan Norma


Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik,
sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai,
sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hanh Jonas nilai adalah
the address of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan ya kita. Sesuatu
yang kita iyakan. Nilai mempunyai konotasi yang positif. Nilai
mempunyai 3 ciri :

1) Berkaitan dengan subyek.


2) Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin
membuat sesuatu.
3) Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat
yang dimiliki objek.

4. Hak dan Kewajiban


Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari segala
ikatan dengan hakum objektif. Hak merupakan pengakuan yang dibuat
oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau sekelompok
orang iain. Ada beberapa macam hak, antara lain sebagai berikut :

1) Hak legal
2) Hak moral

7
3) Hak individu
4) Hak sosial
5) Hak positif
6) Hak negatif.
Hak Legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum. Hak
Moral adalah didasarkan pada prinsip atau etis. Setiap kewajiban
seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan setiap hak seseorang
berkaitan dengan kewajiban orang lain. Menurut John Stuart Mill
bahwa kewajiban meliputi kewajiban sempurna dan kewajiban tidak
sempurna. Kewajiban sempurna artinya kewajiban didasarkan atas
keadilan, selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban
tidak sempurna tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bias
didasarkan atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.

5. Amoral dan Immoral


Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai
unconcerned with, out of spere af moral, non moral, di luar etis, non
moral. berarti tidak berhubungan dengan konteks moral, diluar etis, non
moral. Sedangkan immoral berarti opposed to morality, morally evil
yang berarti bertentangan dengan moralitas yang baik, secara moral
buruk, tidak etis.

6. Moral dan Agama


Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar
terpenting dari tingkah laku moral adalah agama. Agama mengatur
bagaimana cara kita hidup. Setiap agama mengandung ajaran moral
yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Dalam agama
kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral, kesalahan
moral adalah pelanggaran prinsip etis. Bagi penganut agama, Tuhan
adalah jaminan berlakunya tatanan moral.

2.3 Sumber Etika

1. Nilai-nilai atau value


2. Norma
3. Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Religious

8
1) Agama mempunyai hubungan erat dengan moral
2) Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik
3) Agama meupakan salah satu sumber nilai dan norma etis yang
paling penting
4) Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan
bagi perilaku para anggotanya
5. Kebijakan atau policy maker, siapa stake holdernya dan bagaimana
kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika maupun
kode etik.
(wahyuningsih, 2005:8)

2.4 Fungsi Etika dan Moral dalam Pelayanan Kebidanan

1. Menjga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien.


2. Menjaga kita untuk melakukan Tindakan kebaikan dan mencegah
Tindakan yang merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan
porsinya
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu Tindakan itu dapat diterima
dan apa alasannya
6. Mengarahkan pola piker seesorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah
7. Menghasilkan Tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara
baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada
umumnya
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
11. Memfasilitasi prosespemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas
profesinya yang biasa disebut kode etik profesi

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa tentang
etika dan hukum perundang-undangan yang meliputi Konsep etika, etiket,
moral, hukum . Nilai dan kode etik profesi Kode etik profesi bidan, Issue etik
dalam pelayanan kebidanan, Issue legal dalam pelayanan kebidanan, Teori
yang mendasari pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik,
Hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan praktik
kebidanan,Standar profesi bidan, Standar asuhan kebidanan, Manajemen
konflik dalam etikolegal pelayanan kebidanan dalam asuhan kebidanan.

3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang
materi dari makalah ini. Agar dapat mengetahui dan memahami bagaimana
konsep etika dalam pelayanan kesehatan dengan benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Frith,L.1996. Ethic and Midwifery, Butterworth Heinemann

Farelya, Gina dan Nurrobikha. 2018. Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan.


Yogyakarta: PENERBIT DEEPUBLISH

IBI.2005.Etika dan kode etik kebidanan,IBI.

Ristica, Octa Dwienda., dan Widya Juliarti. 2015. Prinsip Etika dan Moralitas
dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta:DEEPUBLISH

Suryani soepardan, Dadi anwar hadi. 2007. Etika Kebidanan & Hukum Kesehatan
.Jakarta : ECG

11
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah perkuliahan dengan pokok pembahasan “PENDIDIKAN
BUDAYA ANTI KORUPSI” telah dikoreksi oleh dosen pengampu dan telah
dilakukan revisi oleh tim.

Jakarta, 12 Januari 2021


Dosen pengampu

Alice. L, SPd, MKM

12

Anda mungkin juga menyukai