Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“Kode Etik Profesi Kebidanan”


Dosen Pengampu
Rosita Syaripah, S.SiT, M.Keb
*Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan

Disusun Oleh :

1A Kebidanan Kelompok 3

Clarissa Wulandari Kusuma (P17124020005)


Salsabilla Az-Azahra (P17124020032)
Tantri Aulia Pramudita (P17124020038)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alakum Wr.Wb.
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas semua limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Kode Etik Profesi Kebidanan”dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami untuk menulis makalah ini yaitu dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Tidak lupa,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rosita Syaripah, S.SiT, M.Keb
selaku dosen mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan yang dengan sabar
membantu kami. Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses
terciptanya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan
serta pengalaman,. Kami menyadari banyak terdapat kekurangan yang ditemukan
dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengaharapkan masukan – masukan dan
kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 12 Januari 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan dalam Pelayanan Kebidan-
an................................................................................................................3
2.2 Etika Profesi Kebidanan.............................................................................5
2.3 Kode Etik Profesi Bidan Nasional dan Internasional.................................5
2.4 Peran dan Fungsi Majelis Pertimbangan Etik Profesi..................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan angka Kematian
Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB)
Profesi ini telah mendudukkan peran dan posisi seorang bidan menjadi
terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia dalam
upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di samping itu
dengan setia  mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang
ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah, dalam naskah
kuno sudah tercatat bidan dari mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil
resiko membela keselamatan bayi laki-laki bangsa Yahudi (sebgai orang-orang
yang terjajah bangsa Mesir) yang diperintahkan oleh Fir’aun untuk dibunuh.
Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada
Tuhan dalam membela orang-orang yang berada pada posisi lemah, yang pada
zaman modern, kita sebut peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan
prakteknya bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut,
keilmuan, metode kerja, kode etik profesi, dan etika pelayanan kebidanan.
Di Indonesia terdapat peraturan yang mengatur segala kegiatan profesi bidan
yang disebut dengan Kode Etik Bidan Indonesia yang dibuat oleh IBI (Ikatan
Bidan Indonesia). Kode Etik Bidan adalah suatu hal yang penting untuk
mengatur dan menjadi tuntunan bidan dalam menjalankan profesinya.
Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini
pelayanan kebidanan tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan
lingkungan dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan
parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu :
A. Apa saja-kah Hak, Kewajiban dan tanggung jawab Bidan dalam pelayanan
kebidanan?
B. Apakah yang dimaksud etika profesi kebidanan?
C. Bagaimana isi kode etik profesi Bidan Nasional dan Internasional?
D. Apakah peran dan fungsi Majelis Pertimbangan Etik Profesi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
A. Mengetahui Hak, Kewajiban dan tanggung jawab Bidan dalam pelayanan
kebidanan.
B. Mengetahui apa itu etika profesi kebidanan.
C. Mengetahui isi kode etik profesi Bidan Nasional dan Internasional.
D. Mengetahui peran dan fungsi Majelis Pertimbangan Etik Profesi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan dalam Pelayanan Kebidanan
A. Hak dan Kewajiban Bidan
Hak dan kewajiban Bidan dalam pelayanan Kebidanan menurut Undang
Undang No 4 tahun 2019 tentang Kebidanan yang berisi Hak dan kewajiban
bidan pada pasal 60-61 adalah sebagai berikut yaitu :
Hak Bidan
1) Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar
profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional.
2) Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien
dan/atau keluarganya.
3) Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan
5) Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan
6) Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

Kewajiban Bidan
1) Memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi,
kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar
pelayanan profesi, standar prosedur operasional.
2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai
tindakan Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai
kewenangannya.

3
3) Memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang
akan diberikan.
4) Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
5) Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan standar;
6) Menjaga kerahasiaan kesehatan Klien.
7) Menghormati hak Klien.
8) Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai
dengan Kompetensi Bidan.
9) Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
10) Meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan.
11) Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau
12) Melakukan pertolongan gawat darurat.

B. Tanggung Jawab Bidan


Tanggung jawab menurut KBBI adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dan sebagainya). Tanggung jawab memiliki Lima macam
bentuk diantaranya yaitu :
1) Tanggung jawab terhadap Tuhan.
2) Tanggung jawab terhadap Diri sendiri.
3) Tanggung jawab terhadap keluarga.
4) Tanggung jawab terhadap Masyarakat.
5) Tanggung jawab terhadap Bangsa dan Negara

Dari kelima macam bentuk tanggung jawab tersebut maka Tanggung


jawab Bidan dalam pelayanannya yakni sebagai berikut :

4
1) Kebebasan dan Privasi.
2) Akuntanbilitas Bidan.
3) Otonomi dan menghormati kualitas manusia dalam diri seorang bidan
4) Mencegah pelanggran HAM.
5) Mengembangkan Kebijakan Kesehatan

2.2 Etika Profesi Kebidanan


Menurut bahasa Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethos yang
memiliki arti kebiasaan atau tingkah laku manusia. Sedangkan,dalam konteks
luas etika diartikan sebagai aplikasi dar proses dan teori firasat moral terhadap
kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dan
konsep yang membimbing mahkluk hidup dalam berfikir dan bertindak serta
menekankan nilai-nilai mereka (Shirley R Jhones,2000).
Etika pada hakekatnya berkaitan dengan etika dan moral, yaitu mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk di masyarakat dalam kurung
waktu tertentu. Etika kebidanan merupakan bentuk etika khusus. Karena etika
tersebut dikhususkan bagi suatu profesi. Guna etika adalah memberi arahan bagi
perilaku manusia tentang : apa yang diamggap baik atau buruk, apa yang benar
atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak) apa yang boleh atau tidak boleh
dilakukan.
Bidan sebagai profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain
mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat 
bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap / bertindak
dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. 

2.3 Kode Etik Profesi Bidan Nasional dan Internasional


Kode Etik Bidan Indonesia
Bab 1 : Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat

5
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan
sumpah sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya, menjungjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

Bab 2 : Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya


1) Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan
dalam mengambil keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan
mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Bab 3 : Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya

6
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Bab 4 : Kewajiban Bidan terhadap Profesinya


1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjunng tinggi citra
profesinya dengan menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Bab 5 : Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri


1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Bab 6 : Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa, & Tanah Air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

7
Bab VII : Penutup
1) Setiap bidan dalam melaksanakan tugassnya sehari-hari, senantiasa
mengahayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia.

Kode Etik Bidan Internasional


Kode etik bidan Internasional menghargai perempuan berdasarkan HAM,
mencari keadilan bagi semua dalam memperoleh akses terhadap pelayanan
kesehatan, dan didasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan dengan
penuh hormat, saling percaya dan bermartabat bagi seluruh anggota masyarakat.
Operasionalisasi kode etik kebidanan meliputi hubungan dengan perempuan
sebagai klien, praktik kewajiban profesi, peningkatan pengetahuan dan praktik
kebidanan.
1) Hubungan perempuan dengan klien
→ Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan pada informasi
dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil
dan pilihannya.
→ Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayanan bagi diri mereka dan
kesehatan perempuan serta keluarganya dimasyarakat.
→ Bidan bekerja sma dengan perempuan, pemerintah, dan lembaga donor
untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan kesehatan serta
menjamin pengalokasian sumber daya secara adil dengan
mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.
→ Bidan dalam profesinya, mendukung dan saling membantu dengan yang
lain dan secara aktif menjaga diri dan martabat mereka sendiri.
→ Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi, dan
melakukan rujukan bila perempuan memerlukan asuhan di luar
kompetensi bidan.

8
→ Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memberi
pelayanan dan secara aktif memecahkan konflik yang ada.
→ Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia bermoral
termasuk tugas untuk menghormati diri sendiri dan menjaga nama baik.

2) Praktik Kebidanan
→ Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga dan keluarga yang
mengasuh anak, disertai sikap meghormati keberagaman budaya dan
berupaya untuk menghilangkan praktik yang berbahaya.
→ Bidan memberi harapan nyata suatu persalinan terhadap ibu
dimasyarakat, dengan maksud minimal tidak ada ibu yang menderita
akibat konsefsi atau persalinan.
→ Bdian harus menerapkan pengetahuan profesi, untuk menjalin
persalinan yang aman.
→ Bidan merespon kebutuhan psikolog,fisik,emosi,dan spiritual Ibu yang
mencari pelayanan kesehatan, apapun kondisinya.
→ Bidan bertindak sebgaia role model (panutan) dalam promosi kesehatan
untuk ibu sepanjang siklus hidupnya,keluarga,dan profesi kesehatan
lain.
→ Bidan secara aktif meningkatkan kemampuan intelektual dan profesi
sepanjang karir kebidanan dan memadukan peningkatan tersebut
kedalam praktik mereka.

3) Kewajiban Profesi Bidan


→ Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan bertindak bijaksana
dalam menyebarkan informasi tersebut.
→ Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka
berdasarlkan hasil asuhan bagi ibu.

9
→ Bidan diperkenankan untuk menolak berpartisipasi dalam kegiatan yang
bertentangan dengan moral ; akan tetapi bidan perlu menumbuhkan
kesadaran individu untuk tidak mengabaikan pelayanan kesehatan
esensial bagi ibu
→ Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan hak asasi manusia
(HAM) bagi kesehatan Ibu dan Anak dan menghindari pelanggaran ini.
→ Bidan berpartisipasi dalam pembangunan dan pelaksanaan kesehatan
yang mempromosikan kesehatan Ibu dan keluarga yang mengasuh anak.

4) Peningkatan dan Pengetahuan dan Praktik Kebidanan.


→ Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan dilandasi
oleh aktifitas yang melindungi hak wanita sebagai manusia.
→ Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan melalui berbagai
proses seperti peer preview dan penelitian.
→ Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal mahasiswa kebidanan dan
bidan.

2.4 Peran dan Fungsi Majelis Pertimbangan Etik Profesi


1) Peran
Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) secara internal berperan memberikan saran, pendapat dan buah pikiran
tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut
pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota.

2) Fungsi
Dewan Pertimbangan Etika Bidan (DPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) memiliki fungsi, antara lain:

10
1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidan sesuai dengan ketetapan
pengurus pusat.
2. Melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan bidang dan tugasnya secara berkala.
3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus
pusat.
4. Membentuk Tim Teknis sesuai dengan kebutuhan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan
membutuhkan suatu sistem untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran
dan fungsinya.Dalam menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan
untuk mengadaptasi suatu teori etika secara kaku, tetapi harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode
etik dan standar profesi.
2. Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) secara internal berperan memberikan saran, pendapat dan buah pikiran
tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut
pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota.
Dewan Pertimbangan Etika Bidan (DPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) memiliki fungsi, antara lain:
a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidan sesuai dengan
ketetapan pengurus pusat.
b) Melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan bidang dan tugasnya secara
berkala
c) Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat
d) Membentuk Tim Teknis sesuai dengan kebutuhan

3.2 SARAN
Diharapkan dari adanya Makalah ini para mahasiswa bisa mengetahui
tentang Kode Etik Profesi Bidan dalam menjalankan Praktik Kebidanan sebagai
bekal ilmu yang akan diterapkan saat menjadi seorang Bidan.

12
DAFTAR PUSTAKA
1
Soepardan, Suryani. 2008. Etika Kebidnaan & Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC.
2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/149/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Prakik Bidan.
3
Permenkes No. 5380/IX/1963.
4
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
5
UU No. 23/92 Tentang Kesehatan Kewajiban Bidan.
6
Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
7
Riyanti. 2018. Buku Ajar Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Wineka
Media,Malang.

LEMBAR PERSETUJUAN

13
Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Kode Etik Profesi
Kebidanan” Telah Dikoreksi oleh dosen penanggungj awab dan telah dilakukan
revisi oleh tim.

Jakarta, Januari 2021


Dosen Penanggung Jawab

Rosita Syaripah, S.SiT, M.Keb

14

Anda mungkin juga menyukai