Anda di halaman 1dari 9

RABIES

No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

DINAS Kepala Dinas Kesehatan


KESEHATAN Kabupaten Ciamis
KABUPATEN
CIAMIS
H. YOYO, dr., MM.Kes
NIP. 19681208200212 1 001
1.Pengertian Penyakit Infeksi akut saraf pusat yang disebabkan oleh Virus Rabies yang termasuk
genus Lyssa Virus, Family Rhabdoviridae yang menginfeksi manusia melalui gigitan
hewan yang terinfeksi ( Anjing, Monyet, Kucing, Serigala, Kelelawar) Rabies hamper
selalu berakibat fatal jika post exposure prophylaxis tidak diberikan sebelum onset
gejala berat.
2. Tujuan Sebagai penegak diagnose, penatalaksanaan komprehensif.
3. Kebijakan
4. Referensi Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan primer
5. Prosedur A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
1. Cairan Desinfektan
2. Serum Anti Rabies
3. Vaksin Anti Rabies
B. Langkah Langkah Kegiatan
1. Petugas memeriksa keadan umum pasien dan vital sign.
2. Petugas melakuka pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai
3. Petugas menentukan berat ringannya gigitan
4. Petugas menentukan berat ringannya reaksi yang terjadi terhadap toksis
5. Petugas memberihatukan dan menjelaskan penyakitnya pada pasien. Berupa
demam,malaise, mual,dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari
6. Petugas memberitahu pengobatan yang tepat kepada pasien sesuai berat /
ringannya luka gigitan
7. Petugas memberitahu bila reaksi berat pada gigitan yang parah, gigitan
didaerah
leher ke atas, pada jari tangan dan genetalian diberikan SAR 20 IU /kg BB dosis
tunggal. Cara pemberian SAR adalah setengah dosis pertama SAR.
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnose,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
10. Bila reaksi berat dengan gejala sistemik dan tidak membaik dengan tindakan di
atas, petugas merujuk ke Rumah sakit.

6. Unit Terkait UGD


POLI UMUM
DAFTAR TILIK RABIES
No. Kode :
DAFTARTerbitan :
TILIKNo. Revisi :
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :
Unit : ………………………………………………………………………………..

Nama Petugas : ………………………………………………………………………………..

Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………………………………………..

No Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1. Apakah petugas memeriksa keadaan umum pasien dan vital sign
2. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan yang
sesuai
3. Apakah Petugas menentukan berat ringannya gigitan
4. Apakah Petugas menentukan berat ringannya reaksi yang terjadi
terhadap toksin
5. ApakahPetugas memberitahukan dan menjelaskan penyakitnya
pada pasien. Berupa demam, malaise, mual, dan rasa nyeri di
tenggokan selama beberapa hari
6. Apakah Petugas memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien
sesuai berat ringannya luka gigitan
7. Apakah Petugas memberitahukan bila reksi berat pada gigitan yang
parah, gigitan didaerah leher ke atas, pada jari tangan dan
genitalian diberikan SAR 20 IU/kg BB dosis tunggal. Cara pemberian
SAR adalah setengah dosis infitrasi pada sekitar luka dan setengah
dosis IM pada tempat yang berlainan dengan suntikan SAR,
diberikan pada hari yang sama dengan dosis pertama SAR
8. Apakah Petugas memberikan resep kepada pasien untuk
diserahkan ke sub unit farmasi
9. Apakah Petugas mendokumentasikan semua semua hasil
anamnesis, pemeriksaan, diagnose, terapi, rujukan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien
10. Apakah bila reaksi berat dengan gejala sismetik dan tidak membaik
dengan tindakan diatas, petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit.

JUMLAH
PENANGANAN GHPR
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :1-5
DINAS KESEHATAN Kepala Dinas Kesehatan
KABUPATEN Kabupaten Ciamis
CIAMIS

H. YOYO, dr., MM.Kes


NIP. 19681208200212 1 001
1.Pengertian Rabies ( Penyakit Anjing Gila ) adalah Penyakit Infeksi akut saraf pusat yang
disebabkan oleh Virus Rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies
terutama Anjing, Monyet, Kucing, Serigala, Kelelawar. Luka gigitan hewan penular
rabies adalah luka yang disebabkan oleh gigitan hewan yang dicurigai dapat
berpotensi menularkan virus rabies
2. Tujuan - Mencegah penularan virus rabies, serta mengurangi resiko infeksi virus rabies
- Menanggulangi penularan virus rabies dari hewan ke manusia
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No …………. Tentang Penyelenggaraan Program
4. Referensi Petunjuk Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Raibies Di Indonesia
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2016
5. Prosedur Alat
1. Kran dengan Air bersih yang mengalir
2. Kasa Steril
3. Sarung Tangan bersih
4. Needle dan spuit 1 cc
5. Kapas Alkohol
6. Sabun
7. Pinset sirugik dan anatomi
8. Gunting jaringan
9. Gunting Perban
10. Cairan antiseptic
11. Kom
12. Bengkok
13. Vaksin Anti Rabies
14. Serum anti Rabies jika tersedia
15. Plaster
16. Cairan steril atau NaCl
17. Salep antibiotic atau sufratul
6. Langkah- Perawatan Luka Gigitan
langkah
1. Jelaskan prosedur pembersihan luka pada pasien dan aspek yang perlu
dinilai dalam mempertimbangkan pemberian suntikan VAR atau SAR, beri
pengertian sejak awal mengenai perlu atau tidaknya pemberian VAR dan
SAR. Cari pemilik hewan yang dicurigai penular rabies ( jika ada ) dan
amati apakah anjing meninggal atai menunjukkan gejala infeksi rabies
jangka waktu 2 minggu setelah gigitan.
2. Minta persetujuan menangani luka pada pasiendan atau keluarga
3. Siapkan Alat dan Bahan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
5. Bebaskan Area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi
6. Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air ( sebaiknya air yang
mengalir ), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit, bila perlu
gunakan kasa untuk membantu membersihkan.
7. Keringkan luka dengan kasa steril.
8. Ganti sarung tangan yang basah dengan sarung tangan bersih yang baru
9. Beri antiseptic ( alcohol 70 %, Betadine, Obat Merah dan lain lain) pada
luka
10. Nilai besar luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin dengan
mengunakan pinset, kasa, cairan antiseptic,Luka gigitan tidak dibenarkan
untuk dijahit, kecuali jahitan situasi jika sangat diperluka dan hanya berupa
jahitan situasonal.
11. Setelah luka bersih, tutup dengan menggunakan sufratul atau salep
antibiotik, luka tutup dengan kasa dan plester.
12. Jika pasien membutuhkan suntikan VAR karena termasuk luka beresiko
infeksi dan anjing terbukti terinfeksi rabies maka selanjutnya dilakukan
prosedur penyuntikan VAR.
13. Jika pasien dinilai belum membutuhkan suntikan VAR/SAR maka pasien
dan hewan yang dicurigai di observasi selama 2 minnudari gigitan atau
dapat dikonfirmasi dengan dokter hewan setempat, jika memungkinkan
maka specimen otak hewan dicurigai/ penular rabies di bawa ke
laboratorium untuk diperiksa. Apabila hewan mati, pasien harus
mendapatkan VAR/SAR, sesuai dengan resiko yang ada.

Prosedur Penyuntikan VAR ( dilakukan 2 orang )


1. Siap VAR (dalam hal ini VERORUB, kapas dan alcohol. Serta sarung tangan
bersih.
2. Jelaskan prosedur penyuntikan dan minta izin pada pasien dan atau
keluarga pasien, termasuk jelaskan jadwal suntikan kedua dan ketiga dari
VAR.
3. Petugas mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan.
4. Bersihkan area deltoit kiri dan kanan pasien dengan kapas alkohol secara
memutar dari arah dalam ke luar.
5. Tunggu sebentar hingga alcohol kering.
6. Dengan bantuan perawat kedua atau asisten suntik VAR secara bersamaan
pada deltoid kanan dan kiri secara intra musculair. Dosis untuk dengan 4
kali pemberian yaitu hari ke 0 ( dua kali pemberian sekaligus). Hari ke 7
satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian.
7. Tarik jarum suntik keluar, tekan daerah suntikan beberapa saat.
8. Tutup kembali spuit dan lepaskan Needle dari spuit lalu buang Needle dan
spuit terpisah sesuai tempatnya pada sampah medis.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Tanyakan kondisi pasiewn dan catat tindakan.
11. Jika SAR juga tersedia dan pasien berrsiko tinggi maka VAR dan SAR dapat
diberikan secara bersamaan, cara pemberiannya sama diatas. Dosis untuk
anak dan dewasa sama yaitu Dasar 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu
hari ke 0 ( dua kali pemberian sekaligus ), hari ke 7 satu kali pemberian
dan hari ke 21 satu kali pemberian. Ulangan 0,5 ml pada anak dan dewasa
pada hari ke 90.
12. Apabila pasien dinilai membutuhkan SAR namun tidak terdapat SAR pasien
dapat dirujuk ke pusat pelayanan yang memiliki SAR setelah luka di rawat.

7. Bagan alur
Tatalaksana
kasus gigitan
hewan penular
rabies
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang Tindakan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai di


berlakukan

PENANGANAN GHPR
No Dokumen :
No Revisi : 0

DAFTAR TILIK Tanggal Terbit :


Halaman :
No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku

1. Apakah Petugas menjelaskan prosedur pembersihan


luka pada pasien dan aspek yang perlu dinilai dalam
mempertimbangkan pemberian suntikan VAR atau SAR,
beri pengertian sejak awal mengenai perlu atau
tindakannya pemberian VAR dan SAR ?
2. Apakah Petugas meminta persetujuan menangani luka
pada pasien dan atau keluarga.
3. Apakah Petugas menyiapkan alat dan bahan

4. Apakah Petugas Mencuci tangan dan kenakan sarung


tangan bersih.
5. Apakah Petugas membebaskan area sekitar luka dari
pakaian yang menghalangi
6. Apakah petugas mencuci luka gigitan hewan tersangka
rabies dengan air ( sebaiknya air yang mengaliar ),
dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit, bila
perlu gunakan kasa untuk membantu membersihkan
7. Apakah Petugas keringkan luka dengan kasa steril ?
8. Apakah Petugas mengganti sarung tangan yang basah
dengan sarung tangan bersih yang baru ?
9. Apakah Petugas memberi antiseptic ( alcohol 70 %,
betadin, obat merah dan lain-lain) pada luka ?
10. Apakah petugas menilai besarnya luka, usahakan
membersihkan luka sebersih mungkin, dengan
menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptic, luka
gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan
situasi jika sangat diperlukan dan hanya berupa jahitan
situasonal ?
11. Apakah Petugas setelah luka sudah bersih, tutup
dengan menggunakan sufratul atau salep antibiotic, lalu
tutup dengan kasa dan plester ?
12. Apakah petugas jika pasien membutuhkan suntikan
VAR karena termasuk luka beresiko infeksi dan anjing
terbukti terinfeksi Rabies maka selanjutnya dilakukan
prosedur penyuntikan VAR ?
13. Apakah Petugas jika pasien dinilai belum membutuhkan
suntikan VAR / SAR maka pasien dan hewanyang
dicurigai diobservasi selama 2 minggu atau dapat
dikonfirmasi dengan dokter hewan setempat. Jika
memungkinkan maka specimen otak hewan dicurigai /
Penularan rabies dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Apabila hewan mati maka, pasien harus
mendapat suntikan VAR / SAR, sesuai dengan resiko
yang ada?
14. Apakah Petugas menyiapkan VAR (dalam hal ini
VERORUB), KAPAS DAN ALKOHOL, SERA SARUNG
T6ANGAN BERSIH ?
15. Apakah Petugas menjelaskan prosedur penyuntikan dan
minta izin pada pasienpasien dan atau keluarga pasien,
termasuk menjelaskan jadwal suntik keduan dan ketiga
dari VAR ?
16. APakah Petugas mencuci tangan dan mengenakan
sarung tangan ?
17. Apakah Petugas membersihkan area deltoid kiri dan
kanan pasien dengan kapas dan alcohol secara
memutar dari arah dalam keluar ?
18. Apakah Petugas menunggu sebentar hingga alcohol
kering
19. Apakah Petugas dengan bantuan perawat kedua atau
asisten suntikan VAR secara bersamaan pada deltoit
kanan dan kiri secara intra musculair. Dosis untuk
dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 ( dua kali
pemberian sekaligus ) hari ke 7 satu kali pemberian dan
hari ke 21 satu kali pemberian ?
20. Apakah Petugas menarik jarum suntik keluar, tekan
daerah suntikan beberapa saat ?
21. Apakah Petugas menutup kembali spuit dan
melepaskan Needle dari spuit, lalu buang Needle dan
spuit terpisah sesuai tempatnya pada sampah medis /
22. Apakah Petugas melepaskan sarung tangan dan cucu
tangan ?
23. Apakah Petugas menanyakan kondisi pasien dan catat
tindakan ?
24. Apakah Petugas memberikan SAR pada pasien berisiko
tinggi jika SAR tersedia ? VAR dan SAR dapat diberikan
secara bersamaan
25. Apakah Petugas menilai pasien membutuhkan SAR
namun tidak terdapat SAR pasien dirujuk ke pusat
pelayanan kesehatan yang memiliki SAR ?

Anda mungkin juga menyukai