Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENATALAKSANAAN GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR)


UPTD PUSKESMAS ALAK

PANDUAN OPERASIONAL
PENATALAKSANAAN PENDERITA GIGITAN HEWAN PENULAR
RABIES (GHPR)

Nomor Dokumen :
PUSK.ALAK.445.807/SPO/ /VI/ Nomor Revisi : 1
2023
DITETAPKAN OLEH:
KEPALA PUSKESMAS ALAK
Standar Tanggal Terbit :
Operasional
Prosedur 6 Juni 2023

dr. Panondang N. Panjaitan


NIP. 198212252011011010
DASAR HUKUM 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1501 tahun 2010 Tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya
Penanggulangan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2014. Tentang.
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.
4. Peaturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit Menular
5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru
PENGERTIAN Penyakit infeksi akut sistim saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan
ditularkan melalui gigitan hewan menular rabies terutama anjing,kucing,kera, dan
kelalawar. Penyakit rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit yang bersifat
fatal atau selalu diakhiri dengan kematian bila tidak ditanggani dan diobati dengan baik .
TUJUAN DAN 1. Mencegah penularan virus rabies, serta mengurangi resiko infeksi virus rabies
MANFAAT
2. Menanggulangi penularan virus rabies dari hewan ke manuasia
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas no PUSK.ALAK.445.806/SK/ /V/2023
tentang TIM Penanganan GHPR
PROSEDUR 1. Perawatan Luka Gigitan
a. Jelaskan prosedur pembersihan luka pada pasien dan aspek yang perlu dinilai

Halaman: 1 / 8
PANDUAN OPERASIONAL
PENATALAKSANAAN PENDERITA GIGITAN HEWAN PENULAR
RABIES (GHPR)

Nomor Dokumen :
PUSK.ALAK.445.807/SPO/ /VI/ Nomor Revisi : 1
2023
dalam mempertimbangkan pemberian suntikan VAR atau SAR, beri
pengertian sejak awal mengenai perlu atau tidaknya pemberian VAR dan
SAR. Cari pemiliki hewan yang dicurigai penular rabies (jika ada) dan amati
apakah anjing meninggal atau menunjukan gejala infeksi rabies jangka waktu
2 minggu setelah gigitan.
b. Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
c. Siapkan alat dan bahan
d. Cuci tangan dan kenakan APD
e. Bebaskan area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi
f. Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air (sebaiknya air yang
mengalir), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit, bila perlu
gunakan kasa untuk membantu membersihkan.
g. Keringkan luka dengan kasa steril.
h. Ganti sarung tangan yang basah dengan sarung tangan bersih yang baru
i. Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain) pada luka
j. Nilai besarnya luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin, dengan
menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptik. Luka gigitan tidak
dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi jika sangat diperlukan dan
hanya berupa jahitan situasonal.
k. Setelah luka sudah bersih, tutup dengan menggunakan sufratul atau salep
antibiotik, lalu tutup dengan kasa dan plaster.
l. Jika pasien membutuhkan suntikan VAR karena termasuk luka beresiko
infeksi dan anjing terbukti terinfeksi rabies maka selanjutnya dilakukan
prosedur penyuntikan VAR.
m. Jika pasien dinilai belum membutuhkan suntikan VAR/SAR maka pasien dan
hewan yang dicurigai diobservasi selama 2 minggu dari gigitan.
2. Pemberian Serum Anti Rabies (SAR)
a. SKIN TEST

Halaman: 2 / 8
PANDUAN OPERASIONAL
PENATALAKSANAAN PENDERITA GIGITAN HEWAN PENULAR
RABIES (GHPR)

Nomor Dokumen :
PUSK.ALAK.445.807/SPO/ /VI/ Nomor Revisi : 1
2023
1) Lakukan pemeriksaan skin test terhadap penderita sebelum pemakaian
2) Cara melakukan skintest :
 Pasien dalam posisi duduk
 Ukur tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi nafas
 Lakukan pengeceran serum anti rabies dengan NaCl 0.9% dengan
perbandingan 1:10
 Suntikan 0,1 ml secara intrakutan diwilayah lengan kiri bawah
bagian dalam
 Setelah 15 menit lakukan penialain hasil skin test dinyatakan positif
apabila terdapat salah satu tanda berikut:
- Menunjukkan adanya indurasi > 10 mm dengan atau tanpa
eritema atau indurasi 5-10mm dengan reaksi kemerahan
dengan diameter >20mm
- Adanya peningkatan atau penurunan tekanan darah, sinkope,
sesak, palpitasi dll
- Jika Positif maka pemberian SAR tidak diberikan
b. Serum Homolog ( Human Rabies Immunoglobulin/HRIG) kemasan Vial 2 ml
( 1ml = 150IU)
1) Infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan secara
IM
2) Dosis :
 Anak : 20 IU / KG BB
 Dewasa 20 IU / KG BB
3) Waktu pemberian bersamaan dengan VAR hari ke - 0
4) Lokasi pemberian SAR harus kontralateral terhadap pemberian
vaksin anti rabies
5) Penyuntikan SAR harus dibawah pengawasan dokter

Halaman: 3 / 8
PANDUAN OPERASIONAL
PENATALAKSANAAN PENDERITA GIGITAN HEWAN PENULAR
RABIES (GHPR)

Nomor Dokumen :
PUSK.ALAK.445.807/SPO/ /VI/ Nomor Revisi : 1
2023
c. Serum Heterolog
1) Infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan secara
IM di region gluteal
2) Dosis :
 Anak : 40 IU / KG BB
 Dewasa 40 IU / KG BB
3) Waktu pemberian bersamaan dengan VAR hari ke - 0
4) Lokasi pemberian SAR harus kontralateral terhadap pemberian
vaksin anti rabies
5) Penyuntikan SAR harus dibawah pengawasan dokter
3. Tatalaksana gejala penyerta jika ada ( kejang)
4. Menyiapkan Rujukan ke RS Rujukan Rabies
5. Melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Kupang Bidang P2 dan Lintas Sektor
Kecamatan dan Kelurahan
6. Melakukan PE rabies
DIAGRAM ALIR Terlampir

UNIT TERKAIT 1. Ruang tindakan


2. Poli
3. Apotik
4. Imunisasi
5. Surveilance
DOKUMEN 1. Buku Saku Rabies Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus GHPR di Indonesia
TERKAIT Tahun 2019.
2. Surat Antisipasi Rabies Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2023.
3. Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular.
KUALIFIKASI 1. Memahami Tatalaksana KLB
PELAKSANA 2. Mampu memberikan SAR
PERALATAN/ 1. Kran dengan air yang mengalir
PERLENGKAPAN

Halaman: 4 / 8
PANDUAN OPERASIONAL
PENATALAKSANAAN PENDERITA GIGITAN HEWAN PENULAR
RABIES (GHPR)

Nomor Dokumen :
PUSK.ALAK.445.807/SPO/ /VI/ Nomor Revisi : 1
2023
2. Kasa steril
3. Sarung tangan bersih (tebal)
4. Disposible Syringe 1cc
5. Kapas Alkohol
6. Sabun Antiseptik
7. Pinset anatomis dan cirurgis
8. Gunting jaringan
9. Cairan antiseptic
10. Vaksin Anti Rabies
11. Serum Anti Rabies
12. Cairan Infus RL dan NaCL 0,09%
13. Salep Antibiotik
14. APD

DIAGRAM ALIR SOP:

Halaman: 5 / 8
PENATALAKSANAAN PENDERITA GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR)

Puskesmas
Uraian Prosedur Pasien Surveilance
Perawat Dokter

1 Ditemukan tersangka kasus GHPR

Pertugas menjelaskan tentang prosedur


penanganan GHPR dan meminta
2 Informed Counsent
Mencuci Luka gigitan dengan sabun
3 dibawah air mengalir 10-15 menit
Merawat luka gigitan dengan salep
4 antibioti

Dokter menilai kondisi pasien apakah


5 perlu diberikan VAR/SAR

Lakukan Pemberian SAR/VAR


6 sebelumnya dilakukan skin test

Nilai kembali kondisi pasien jika


7. ditemukan gejala penyerta

Menyiapkan rujukan
8.
9. Melaporkan ke Dinkes dan Kecamatan
dan Kelurahan terkait adanya kasus
GHPR
10 Melakukan PE Rabies

Halaman: 6 / 8

Anda mungkin juga menyukai