Anda di halaman 1dari 3

APENDISITIS AKUT

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :

Klinik Muhammadiyah dr. Anita Puspitasari


Tanda Tangan Kepala Klinik Muhammadiyah
Sugio

1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik, merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling
sering ditemui, dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan
perforasi
Penyebab :
a. Obstruksi lumen merupakan faktor penyebab dominan
apendisitis akut
b. Erosi mukosa usus karena parasit Entamoeba hystolitica dan
benda asing lainnya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani
apendisitis akut
3. Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Muhammadiyah Sugio Nomor
440.45/KMS/IX/2021 tentang Standar Layanan Klinis di Klinik
Muhammadiyah Sugio.
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2017
5. Prosedur 1. Anamnesis: nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah
epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Muntah,
anoreksia, dysuria, obstipasi.
2. Pemeriksaan fisik: penderita berjalan membungkuk sambal
memegangi perutnya yang sakit, terdapat nyeri tekan
McBurney, rebound tenderness, defans muscular, rovsing,
psoas, dan obturator sign positif.
3. Pemeriksaan penunjang: laboratorium darah perifer lengkap
a. Pada apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai
leukosit dan neutrofil akan meningkat.
b. Pada anak ditemuka lekositosis 11.000-14.000/mm3,
dengan pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran
ke kiri hampir 75%.
c. Jika jumlah lekosit lebih dari 18.000/mm 3 maka umumnya
sudah terjadi perforasi dan peritonitis.
d. Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi
dan menyingkirkan kelainan urologi yang menyebabkan
nyeri abdomen.
e. Pengukuran kadar HCG bila dicurigai kehamilan ektopik
pada wanita usia subur.
4. Penegakan diagnosis: berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
5. Tatalaksana
Pasien yang telah terdiagnosis Appendisitis akut harus segera
dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito
a. Non-farmakologis
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak
diberikan apapun melalui mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika
ada dehidrasi.
4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan
lambung dan untuk mengurangi bahaya muntah pada
waktu induksi anestesi.
5. Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-
kurangnya 4-6 jam sebelum dilakukan pembedahan.
6. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan
lambung agar mengurangi distensi abdomen dan
mencegah muntah.
b. Tata Laksana Farmakologi
1. Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling
tepat adalah apendiktomi dan merupakan satu-satunya
pilihan yang terbaik.
2. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik
dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Insidensi
apendiks normal yang dilakukan pembedahan sekitar
20%.
3. Antibiotik spektrum luas
c. Komplikasi
1. Perforasi appendix
2. Peritonitis umum
3. Sepsis
d. Kriteria Rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan
sekunder untuk dilakukan operasi cito.
6. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai