Anda di halaman 1dari 2

Appendisitis Akut

No. Dokumen : 440/ /UKP/PKM.O/2020

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 06 Januari 2020

Halaman : 1/3

BLUD
Yuli Zulaikha, SKM
PUSKESMAS
NIP: 198107162005012009
MANGUNHARJO
1. Pengertian Appendicitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering
ditemui, dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
Appendisitis Akut dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas
Mangunharjo.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.800/ /KPTS/I/2020 tentang
Appendisitis Akut
4. Referensi Permenkes no. 5 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer halaman 93-98.
5. Prosedur/ 1. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien.
Langkah Keluhan: Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium
kemudian menjalar ke Mc Burney, muntah, disuria,demam.
2. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien.
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan pemeriksaan
kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas.
Pemeriksaan abdomen:
a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defens muscular.
d. Rovsing sign positif
e. Psoas sign positif
f. Obturator Sign positif
g. Perkusi: nyeri ketok (+)
h. Auskultasi: Peristaltik normal, peristaltik (-) bila terjadi perforasi
4. Pemeriksaan penunjang untuk skrining: darah lengkap.
5. Penegakan diagnosis appendicitis akut.
6. Pemberian terapi:
Pasien yang telah terdiagnosis Appendisitis akut harus segera dirujuk
ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito
a. Non-farmakologis
 Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
 Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
 Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.
 Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan
untuk mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi.
 Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6
jam sebelum dilakukan pembedahan.
 Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar
mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
b. Farmakologi
 Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat
adalah apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang
terbaik.
 Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat
mengakibatkan abses atau perforasi. Insidensi apendiks normal
yang dilakukan pembedahan sekitar 20%.
 Antibiotik spektrum luas
7. Kriteria Rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan sekunder untuk
dilakukan operasi cito.
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait  Loket


 Unit layanan UGD
 Laboratorium
 Apotek

Anda mungkin juga menyukai