ATRESIA ANI
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN SERTA
PEMERIKSAAN FISIK
Pembahasan
01 Definisi
02 Patofisiologi
03 Asuhan Keperawatan
04 Pemeriksaan Fisik
HIRSCHSPRUNG
Definisi
HIRSCHSPRUNG
Kelainan bawaan pada kolon yang ditandai dengan tidak
adanya sel ganglion parasimpatis pada pleksus submukosus.
Segmen Pendek (Short Segment) Segmen Panjang (Long Segment) Aganglionosis kolon total (TCA)
Ketika kolon yang tidak mempunyai Saat aganglionosis meluas ke fleksura Ketika aganglionis segmen
sel ganglion tidak melampaui sigmoid lien atau kolon transversum, dan melibatkan seluruh usus besar dengan
atas usus besar, segmen pendek ileum terminal.
PATOFISIOLOGI
Tidak adanya sel ganglion pleksus auerbach yang
berada pada lapisan otot dan pleksus meissner pada
→ submukosa mengakibatkan hipertrofi pada serabut
saraf dan terjadi kenaikan kadar asetikolinesterase.
Masa bayi
Ketidakadekuatan penambahan BB
Konstipasi
Distensi abdomen
Episode diare dan muntah
Tanda-tanda ominous
(sering menandakan adanya enterokolitis
diare berdarah, letargi berat)
Pemeriksaan Penunjang
Pre Operasi
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (nyeri), posisi tubuh yang menghambat
eksapansi paru (D.0005)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan (D.0019)
3. Konstipasi b.d anganglionik, penurunan motilitas gastrointestinal (D.0049)
4. Risiko gangguan pertumbuhan d.d ketidakadekuatan nutrisi, kelainan kongenital (D.0108)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan d.d obstruksi intestinal (D.0036)
6. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D. 0080)
Post Operasi
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (terpotong, prosedur operasi) (D.0077)
2. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142)
INTERVENSI
Dx Pre OPERASI
Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (nyeri), posisi tubuh yang menghambat
eksapansi paru (D.0005)
Kriteria Hasil 1. Ventilasi 1 menit
Pola nafas (L.01004) 2. Dispnea
3. Penggunaan otot bantu nafas
4. Pernafasan cuping hidung
5. Frekuensi nafas
Intervensi 1. Monitor pola napas(frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Manajemen jalan nafas (I.010 2. Posisikan semi-fowler
11) 3. Berikan oksigen (jika perlu)
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan (D.0019)
Kriteria Hasil 1. Panjang badan
Status nutrisi bayi ( 2. Berat badan
L.03031) 3. Bayi cengeng
4. Pucat
5. Proses tumbuh kembang
Intervensi 1. Identifikasi status nutrisi
Manajemen nutrisi ( 2. Monitor asupan makanan
I.03119) 3. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
4. Berikan makanan tinggi protein dan kalori
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kaloridan jenis nutrien yan
g dibutuhkan (jika perlu)
Konstipasi b.d anganglionik, penurunan motilitas gastrointestinal (D.0049)
Kriteria Hasil 1. Distensi abdomen
Eliminasi fekal (L.04 2. Konsistensi feses
033) 3. Frekuensi defekasi
4. Peristaltik usus
Intervensi 1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
Manajemen konstip 2. Periksa pergerakan usus
asi (I.04155) 3. Monitor tanda dan gejala ruptur usus dan atau peritonitis
4. Berikan enema atau irigasi (jika perlu)
5. Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
6. Kolaborasi dengan tim medis tentang penurunan/peningkatan frekuensi suara
usus
Risiko gangguan pertumbuhan d.d ketidakadekuatan nutrisi, kelainan kongenital (D.0108)
Dx Post operasi
INTERVENSI
Dx Post Operasi
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (terpotong, prosedur operasi) (D.0077)
Kriteria Hasil 1. Meringis
Tingkat nyeri (L. 2. Gelisah
08066) 3. Frekuensi nadi
4. Pola tidur
Anomali intermediet
a. Pemeriksaan radiologi
b. Sinar X terhadap abdomen
c. USG Abdomen
d. CT Scan
e. Pyelografi intravena
f. Rontgenogram abdomen dan pelvis
Penatalaksanaan Media
KOLOSTOMI
A. IDENTITAS PASIEN
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama : Distensi abdomen
Riwayat Kesehatan Sekarang :Muntah, perut kembung dan membuncit, tidak bisa bua
ng air besar, meconium keluar dari vagina atau meconium terdapat
dalam urin.
Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengalami muntah-muntah setelah 24-48 jam perta
ma kelahiran
Riwayat Kesehatan Keluarga : Merupakan kelainan kongenital bukan kelainan/ penyaki
t menurun sehingga belum tentu dialami oleh angota keluarga yang lain.
Riwayat Kesehatan Lingkungan : Kebersihan lingkungan tidak
mempengaruhi kejadian atresia ani
C. POLA FUNGSI KESEHATAN
Pemeriksaan Fisik
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 24 jam
pertama setelah kelahiran/keluar melalui urin, 11. Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah
vagina/fistula. lahir.
2. Tidak adanya lubang anus eksternal 12. Pada bayi laki-laki dilakukan penelusuran
3. Anus tampak merah dari anal dimple ke medial sampai kearah
4. Adanya obstruksi usus penis. Bila fistula terdapat di perineum
5. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu secar menandakan suatu fistula rectoperineal,
a fekal. sedangkan bila urine bercampur mekonium
6. Pembukaan anal terbatas/adanya misplaced berarti fistula rektovesica/rektouretra yang
7. Pada auskultasi terdengan hiperperistaltik dapat dibedakan dengan memasukkan
8. Distensi abdomen 8-24 jam pertama kateter.
9. Konstipasi 13. Pada bayi perempuan dilakukan
10.Bayi muntah jika biberi minum pada usia 24-48 penelusuran dari lubang di perineum kearah
jam vestibulum. Fistula digenitalia menandakan
suatu fistula rektovagina/fistula rektovestibul
ar. Sedangkan jika fistula didapatkan diperin
eum, maka disebut fistula rektoperineum.
DIAGNOSA
Dx pre operasi
1. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (D0019)
2. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi anatomic disuria (D0040)
3. Risiko infeksi b.d paparan organism (D0142)
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (D0005)
Dx Post Operasi
1. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan b.d pembedahan (D0139)
2. Risiko infeksi b.d prosedur infasiv (D0142)
3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (operasi) (D0077)
4. Inkontinensia fekal b.d kehilangan fungsi pengendalian (D0041)
5. Ansietas (orang tua) b.d kurang terpapar informasi mengenai pembedahan (D0080)
INTERVENSI
Diagnosa Pre Operasi