Anda di halaman 1dari 27

Furunkel &

Karbunkel
Dzaky Ramadhan Hidayat /
201710401011062
Pembimbing : dr. Andri Catur
Jatmiko, SpKK
Pendahuluan
• Furunkel (boils) dan karbunkel merupakan tonjolan yang
nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah kulit ketika
bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu
atau lebih folikel rambut.
• Karbunkel merupakan beberapa furunkel yang membentuk
kelompok (cluster).
• Penyebab dari furunkel atau karbunkel ini biasanya bakteri
Staphylococcus aureus.
• Statistik Departemen Kesehatan Inggris menunjukkan
bahwa pada tahun 2002 dan 2003 terdapat sekitar 0,19%
atau 24.525 penderita berobat ke Rumah Sakit Inggris
dengan diagnosa furunkel abses kutaneus dan karbunkel.
Definisi
• Furunkel (boils) dan karbunkel merupakan tonjolan
yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah
kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan
inflamasi pada satu atau lebih folikel rambut.
• Karbunkel adalah sekelompok dari furunkel yang
terhubung secara subkutan, menyebabkan supurasi
dan scarring yang lebih dalam.
Definisi
Folikulitis Furunkel Karbunkel

Folikulitis adalah Bisul (furunkel) Karbunkel adalah


peradangan pada adalah infeksi kulit sekumpulan bisul
selubung akar rambut yang meliputi seluruh yang menyebabkan
(folikel). folikel rambut dan pengelupasan kulit
jaringan subkutaneus yang luas serta
di sekitarnya. pembentukan jaringan
parut.
Epidemiologi

• Berdasarkan statistik Departemen Kesehatan Inggris,


pada tahun 2002 dan 2003 terdapat sekitar 0,19%
atau 24.525 penderita yang berobat ke Rumah Sakit
Inggris dengan diagnosa furunkel abses kutaneus dan
karbunkel.
• Di Inggris, pasien yang masuk rumah sakit dengan
furunkel dan abses akibat infeksi stafilokokal
meningkat tiga kali lipat pada tahun 1989 – 2004.
Etiologi

• Furunkel atau karbunkel biasanya terbentuk


ketika satu atau beberapa folikel rambut
terinfeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus.
• Bakteri ini juga merupakan penyebab utama
infeksi nosokomial dan penyakit yang didapat
dari makanan.
Etiologi

Bakteri Staphylococcus aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki


diameter 0,5 – 1,5 µm, memiliki susunan bergerombol seperti
anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase positif dan pada
pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
Etiologi
• Pada furunkel biasanya tidak ada penyebab predisposisi,
walaupun furunkel dapat menjadi komplikasi dermatitis atopic,
ekskoriasi, abrasi, scabies atau pediculosis.
• Obesitas dan imuno kompromais, yang termasuk HIV, diskrasia
darah, dan pasien dalam tatalaksana obat-obatan imunosupresan
 Furunkel
• Karbunkel berhubungan dengan malnutrisi, gagal jantung, adiksi
obat, penyakit kulit generalisata berat, dan terapi steroid
memanjang. Masih ada perdebatan dalam hubungannya dengan
diabetes. Pada orang dewasa, penggunaan steroid topical
berhubungan dengan munculnya folikulitis.
Patofisiologi

• Furunkel merupakan abses infeksi piogenik yang


mengenai folikel rambut, dan karbunkel merupakan
proses abses yang dalam pada beberapa folikel rambut
yang membentuk massa berdekatan yang nyeri.

• Penyebab tersering furunkel adalah Staphylococcus


aureus, dan infeksi ini kebanyakan muncul pada
seseorang karena perpindahan bakteri dari hidung.
Kebanyakan dari ini dikaitkan dengan infeksi
Staphylococcus pada komunitas.
Patofisiologi

ayakan
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis

• Furunkel dimulai dengan adanya nodul keras, nyeri,


kemerahan pada sekitar folikel rambut. Membesar dan
menjadi fluktuan pada beberapa hari setelah terbentuknya
abses.
• Furunkel muncul pada area hair-bearing utamanya pada area
yang sering terjadi friksi, oklusi, dan perspirasi (produksi
keringat). Ini termasuk leher, wajah, aksila, lengan,
pergelangan tangan, bokong, dan regio anogenital.
• Kadang-kadang terdapat gejala konstitusional, seperti demam
dan malaise.
• Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang
telinga luar.
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis

• Karbunkel biasanya muncul pada belakang


leher, bahu atau paha.
• Dibandingkan dengan furunkel single, karbunkel
menyebabkan infeksi yang lebih dalam dan lebih
berat dan lebih memungkinkan untuk
meninggalkan scar.
• Biasanya muncul satu nodul merah, keras,dan
cepat membesar menjadi bentuk lesi besar dan
terasa sakit dengan diameter 4-12mm.
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran


klinis yang dikonfirmasi dengan pewarnaan gram
dan kultur bakteri.
Pemeriksaan Penunjang

Pada furunkel, di pemeriksaan histopatologi akan terlihat abses


perifolikuler setempat. Pembuluh darah setempat mengalami dilatasi
dan tempat terinfeksi diserang oleh lekosit polimorfonuklear.
Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan histopatologi pada karbunkel, terdapat abses


folikuler dan perifolikuler multiple yang kemudian bersatu
membentuk massa nekrotik yang meluas.
Diagnosis Banding

FURUNKEL

Herpes Simpleks Acne Stadium Pus

Hidradenitis
Suppurativa

Myiasis
Diagnosis Banding
KARBUNKEL

Cutaneus Anthrax Gumma Sifilis


Diagnosis Banding
Furunkel Hidradenitis Herpes Acne Vulgaris
Karbunkel Suppurativa Simplex

Etiologi Folikel rambut Hiperkeratosis Infeksi Peradangan


terinfeksi folikular yg diikuti mukokutan multifaktorial
Staphylococcus oklusi, dilatasi dan akibat infeksi pada folikel
aureus.
rupture. HSV. pilosebasea.

Efloresensi Nodul Primer : abses batas Vesikel Polimorfik berupa


tegas, tanpa bekas luka bergerombol papul, pustule,
eritematosa, dan sal.sinus
keras, nyeri. dasar eritema nodus, kista.
Sekunder : sal. Sinus
Patognomik =
Flukutuan, pus dgn bekas luka, abses
yg berulang komedo (+)
(+)
Tersier : skar, inflamasi
dan discharge sal.sinus

Predileksi Terbanyak  area Pada area HSV 1  Wajah dan leher,


sering terjadi friksi, intetriginosa, punggung, dada,
oklusi, perspirasi
daerah mulut,
kelenjar apokrin >> hidung bahu, dan lengan
(leher, wajah, aksila,
(aksila, perineum, atas.
pergelangan HSV 2 
tangan, regio bokong, lipatan
mammae) genitalia
anogenital)
Tatalaksana
Tatalaksana
• Pada Furunkel di bibir atas pipi dan Karbunkel pada orang tua
sebaiknya dirawat inapkan.
• Bila lesi masih basah/kotor dikompres dengan solusio sodium
chloride 0.9%. Bila lesi telah bersih, diberi salep natrium fusidat
atau framycetine sulfat kasa steril.
• Insisi terhadap lesi awal jangan dilakukan, untuk mencegah
inokulasi lebih dalam infeksi tersebut. Jika lesi telah matang
dan bermata dilakukan insisi dan drainase.
• Sewaktu penderita mendapat antibiotik, semua pakaian, handuk,
dan alas kasur yang telah mengenai bagian yang sakit, harus
dicuci dalam air panas.
• Bila lesi sedikit, cukup diberi antibiotik topikal, misalnya
salap/krim asam fusidat 2%, salap mupirosin 2%, salap
basitrasin dan neomisin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai