Anda di halaman 1dari 328

Remove Watermark Wondershare

PDFelement

PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
DAN
CLINICAL PATHWAYS
30 DIAGNOSIS PENYAKIT

VOL 1 – 2021

PT PERTAMINA BINA MEDIKA – IHC


JL KYAI MAJA NO. 43, KEBAYORAN BARU
TANJUNG ENIM SELATAN 12120
 www.pertamedika-ihc.co.id
 humas@pertamedika.co.id
 021-7219464
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

DAFTAR ISI

1. DIABETES MELLITUS
2. SECTIO CAESARIA
3. DEMAM DENGUE
4. DISPEPSIA
5. DEMAM TIFOID DEWASA
6. APPENDECITIS AKUT
7. HIPERTENSI
8. GAGAL GINJAL KRONIS
9. STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT
10. ACUTE CORONARY SYNDROME
11. GASTROENTERITIS PADA ANAK
12. OPERASI KATARAK DENGAN PHACO EMULSIFIKASI
13. KEJANG DEMAM SEDERHANA
14. HAMIL ATERM IN PARTUS
15. DIARE AKUT DEWASA
16. UNSTABLE ANGINA PECTORIS
17. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS
18. GAGAL JANTUNG AKUT
19. KURETASE
20. TUR-P PADA BPH
21. PNEUMONIA DEWASA
22. INFEKSI SALURAN KEMIH
23. LOW BACK PAIN
24. HERNIOTOMI PADA HERNIA INGUINALIS
25. BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI DENGAN TINDAKAN URS
26. ASMA ANAK
27. MALARIA NON KOMPLIKASI
28. FIBROADENOMA MAMMAE TANPA KOMPLIKASI
29. LUKA BAKAR DERAJAT II – III
30. SYOK ANFILAKTIK
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
01
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
DIABETES MELLITUS ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:
Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning
2. LABORATORIUM

Darah Rutin

GD Puasa

Ureum Creatinin

HbA1c

3. RADIOLOGI/IMAGING

Rontgen Thorax O
EKG O
4. KONSULTASI

Sp Saraf O
Sp Ginjal dan Hipertensi O Varian
Sp Jantung O
Sp Mata O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O Atas Indikasi/ Emergency
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DIABETES MELLITUS ICD :

TTV
pantau
b. ASESMEN Penurunan kesadaran
Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN Hipoglikemi
Hiperglikemi
Nyeri dada

Skrining gizi dan mengkaji data


antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) makan termasuk alergi makanan serta
riwayat personal. Asesmen dalam waktu 48
jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Diabetes Melllitus


b. DIAGNOSIS Ketidakstabilan gula darah
KEPERAWATAN berhubungan dengan peningkatan
kadar insulin
Infeksi berhubungan dengan
pengingkatan leukosit
Prediksi seoptimal mungkin asupan
energi berkaitan penyakit DM
c. DIAGNOSIS GIZI
ditandai dengan asupan energi lebih
rendah dari kebutuhan
7. DISCHARGE PLANNING
Gula Darah terkontrol (target
Gula Darah Puasa < 130 mg/dL,
Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Pengisian formulir informasi dan edukasi
Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Kemampuan melakukan ADL

Manajeman Nyeri
Konseling nutrisi/pola makan
selama perawatan

c. EDUKASI Pola istirahat


KEPERAWATAN
Pola hidup sehat
Support sistem terhadap krisis
situasi
Hand hygine

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DIABETES MELLITUS ICD :

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Insulin long acting/ short acting/
a. INJEKSI premixed insulin dosis sesuai
b. CAIRAN INFUS Nacl 0,9/RL/Assering

Metformin O O O O Varian
c.OBAT ORAL Glimepirid O O O O
Simptomatik apabila diperlukan
sepert anti nyeri apabila diperlukan O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Echocardiografi dan funduscopy O
Identifikasi penyebab hiperglikemia

Monitor tanda gejala hiperglikemia

b. TATA LAKSANA/ Anjurkan patuh terhadap diet rendah


gula
INTERVENSI
Monitor jika ada tanda dan gejala
KEPERAWATAN infeksi lokal dan sistemik
Monitoring Tanda-Tanda Vital

Kalaborasi pemberian insulin

Diet biasa secara bertahap. Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Rendah Gula selama
pemulihan secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
b. KEPERAWATAN Monitoring pemberian obat
antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Kolabirasi pemberian Insulin

c. GIZI Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri O O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DIABETES MELLITUS ICD :

Monitoring Biokimia O O O asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS O O O O
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI O O O O
13. OUTCOME/HASIL
1.Gula darah Sewaktu < 200 mg/dL
a. MEDIS 2.Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang mual, muntah dll
Normal Vital Signs

Gula darah terkontrol


Peningkatan pemahaman dan
b. KEPERAWATAN
partisipasi dalam perubahan gaya
hidup
Peningkatan aktivitas secara
bertahap

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil,

Gula darah Sewaktu < 200 mg/dL


Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Gula darah puasa < 180 mg/dL,
PPK
Gula darah 2 jam setelah makan <
200 mg/dL
Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DIABETES MELLITUS ICD :

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
1 PENGERTIAN Suatu kelompok penyakit metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia
akibat defek:
1. Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi glukosa

hepatic) dan di jaringan perifer (otot dan lemak).


2. sekresi insulin oleh sel beta pankreas.

3. atau keduanya.

2 ANAMNESIS ▪ Keluhan khas DM : poliuria, polipsia, polifagia, penurunan berat


badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
▪ Keluhan tidak khas DM : lemah, kesemutan, gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita.
Anamnesis secara umum meliputi :1,3
▪ Gejala yang timbul sesuai keluhan
▪ Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik, dan riwayat
perubahan berat badan
▪ Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda
▪ Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap,
termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh
tentang perawatan DM secara mandiri
▪ Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan,
perencanaan makan dan program latihan jasmani

▪ Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetic,


hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia)
▪ Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi,dan traktus
urogenital
▪ Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik padaginjal, mata,
jantung dan pembuluh darah, kaki, saluran pencernaan, dll
▪ Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
▪ Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner,
obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan
endokrin lain)
▪ Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM

Hal 1 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
▪ Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan, danstatus ekonomi
▪ Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dankehamilan

3 PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik :2,3,4

FISIK ▪ Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkarpinggang


▪ Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
▪ Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
▪ Pemeriksaan jantung
▪ Evaluasi nadi, baik secara palpasi mau pun denganstetoskop
▪ Pemeriksaan tekanan darah, Ankle Brachial Index (ABI)

▪ Pemeriksaan funduskopi
▪ Pemeriksaan kulit dan pemeriksaan neurologis.
▪ Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe lain
4 KRITERIA
DIAGNOSIS Tabel 1. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus:2,3,4
Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam. (B)

atau

Pemeriksaan glukosa plasma > 200 mg/dl 2 jam setelah tes Tolerasi Glukosa
Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B)

atau

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl dengan keluhan klasik

atau

Pemeriksaan HbA1c > 6,5 dengan mengguakan metode yang terstandarisasi


oleh National Glycohaemoglobin Standarization Programe (NGSP). (B)

Catatan:
Saat ini tidak semua laboratorium di Indonesia memenuhi standard NGSP, sehingga harus hati-hati dalam
membuat interpretasi terhadap hasil pemeriksaan HbA1c. Pada kondisi tertentu seperti: anemia,
hemoglobinopati, riwayat transfusi darah 2-3 bulan terakhir, kondisi- kondisi yang mempengaruhi umur
eritrosit dan gangguan fungsi ginjal maka HbA1c tidak dapat dipakai sebagai alat diagnosis maupun
evaluasi.

Hal 2 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu
(GDPT)2,3,4
▪ Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125mg/dl dan
pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam <140mg/dl
▪ Toleransi Glukosa Terganggu (TGT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140-
199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl
▪ Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
▪ Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7- 6,4%

Tabel 2. Kadar Tes Laboratorium Darah Untuk Diagnosis


Diabetes Dan Prediabetes2,3
HbA1C (%) Glukosa darah puasa Glukosa Plasma 2 jam
(mg.dl) setelah TTGO (mg/dl)

Diabetes > 6,5 > 126 > 200


Pre Diabetes 5,7 - 6,4 100 -125 140 -199
Normal <5,7 70 - 99 70-139

Pemeriksaan penyaring dilakukan untuk menegakkan diagnosis Diabetes


Melitus Tipe-2 dan Prediabetes pada kelompok risiko tinggi yang tidak
menunjukkan gejala klasik DMyaitu:
1. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh(IMT) ≥23
kg/m2) yang disertai dengan satu atau lebih faktorrisiko sebagai berikut:
▪ Aktivitas fisik yang kurang
▪ First-degree relative DM (terdapat faktor keturunanDM dalam
keluarga)
▪ Kelompok ras/etnis tertentu
▪ Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL
>4 kg atau mempunyai riwayat Diabetes Melitus Gestasional

Hal 3 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
(DMG)
▪ Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk
hipertensi)
▪ HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL
▪ Wanita dengan sindrom polikistik ovarium
▪ Riwayat prediabetes
▪ Obesitas berat, akantosis nigrikans
▪ Riwayat penyakit kardiovaskular

Usia >45 tahun tanpa faktor risiko di atas


Catatan:
Kelompok risiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal
sebaiknya diulang setiap 3 tahun, kecuali pada kelompok prediabetes
pemeriksaan diulang tiap 1 tahun

Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas


pemeriksaan TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan
pemeriksaan glukosa darah kapiler, diperbolehkan untuk patokan diagnosis
DM2,3

5. DIAGNOSIS Diabetes Mellitus Tipe 2


KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Hiperglikemia Reaktif

BANDING 2. Pre-Diabetes

7. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Penunjang:2,3

PENUNJANG 1. Evaluasi Laboratorium :


▪ Glukosa Darah Puasa dan 2 jam Post Prandial

▪ HbA1c

2. Penapisan Komplikasi :2,3

Hal 4 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
▪ Profil Lipid Pada Keadaan Puasa : Kolesterol Total, High Density
Lipoprotein (HDL), Low DensityLipoprotein (LDL), dan Trigliserida
▪ Tes Fungsi Hati
▪ Tes Fungsi Ginjal : Kreatinin Serum dan Estimasi GFR

▪ Tes Urin Rutin


▪ Albumin Urin Kuantitatif

▪ Rasio Albumin-Kreatinin Sewaktu

▪ Elektrokardiogram

▪ Foto Rontgen Thoraks (Bila Ada Indikasi : TBC,Pneumonia,


Penyakit Jantung Kongestif)
▪ Pemeriksaan Kaki Secara Komprehensif
▪ Pemeriksaan Funduskopi untuk melihat retinopatidiabetik

8. TATALAKSANA TERAPI NONFARMAKOLOGIS2,3,4


▪ Edukasi
▪ Terapi Gizi Medis
▪ Pemenuhan Kebutuhan Kalori (Berdasarkan BB Ideal Pasien DM
dengan Menggunakan Rumus Brocca yang dimodifikasi) dan
berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Faktor- faktor yang menentukan kebutuhan kalori:


▪ Umur
40-59 tahun dikurangi 5%
60-69 tahun dikurangi 10%
>70 tahun dikurangi 20%
▪ Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
Istirahat +10%
Aktivitas ringan +20%
Aktivitas sedang +30% Aktivitas sangat
berat +50%
▪ Berat Badan
Kegemukan dikurangi 20-30%

Hal 5 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
Kurus +20-30%

▪ Stres metabolik: +10-30%

TERAPI FARMAKOLOGIS2,3,4

▪ Obat Antihiperglikemia Oral


▪ Obat Antihiperglikemia Suntik (Insulin)
▪ Terapi Kombinasi

Tabel 3. Obat Antihiperglikemia Oral


YangTersedia di Indonesia2

Obat Antihiperglikemia Suntik (Insulin)2,5


Insulin digunakan pada keadaan:

▪ HbA1C saat diperiksa >7,5% dan sudah menggunakan satuatau dua


obat antidiabetes
▪ HbA1C saat diperiksa >9,5%
▪ Penurunan berat badan yang cepat
▪ Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Hal 6 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS

▪ Krisis Hiperglikemia
▪ Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
▪ Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokardakut, stroke)
▪ Kehamilan dengan DM/Diabetes Melitus Gestasional (GMT) yang
tidak terkendali dengan perencanaan makan.
▪ Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
▪ Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
▪ Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
▪ Sasaran Kendali Glukosa Darah: HbA1C <7% (Individualisasi)

Gambar 1. Algoritma Tatalaksana DM Tipe 2 (2019)2

Hal 7 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS

Tabel 4.Sasaran Pengendalian DM2,3

9 EDUKASI Edukasi meliputi:2-5


▪ Mengenal dan mencegah penyulit akut DM
▪ Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM
▪ Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain

▪ Rencana untuk kegiatan khusus (olahraga prestasi)


▪ Kondisi khusus yang dihadapi (hamil, puasa, hari-hari sakit)

▪ Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologimutakhir


tentang DM
▪ Pemeliharaan/perawatan kaki
10 PROGNOSIS Diabetes menyebabkan kematian pada 3 juta orang setiap
tahun (1,7-5,2% kematian di dunia)
11 TINGKAT I/II/III

EVIDENS
12 TINGKAT A/B/C

REKOMENDASI
13. PENELAAH KSM PENYAKIT DALAM

KRITIS

Hal 8 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIABETES MELLITUS
14. INDIKATOR ▪ Terdeteksi DM, komorbid dan komplikasi pada ginjal,jantung, mata,

(OUTCOME) syaraf, vaskuler dan kaki.


▪ Intervensi sesuai kondisi pasien, diet, obat-obatan dan pola hidup
15. KEPUSTAKAAN 1. Powers A. Diabetes Mellitus. ln: Longo Fauci Kasper, Harrison's
Principles of lnternal Medicine 18th edition. United States of America.
Mcgraw Hill. 2012
2. Soelistijo SA, dkk. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MelitusTipe 2 di lndonesia. PB
PERKENI. Tanjung Enim 2019
3. Soelistijo SA, dkk. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MelitusTipe 2 di Indonesia. PB
PERKENI. Juli 2015
4. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D,editors. Panduan
Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidangilmu Penyakit Dalam. Diabetes
Melitus Tipe 2. Indonesia. Interna Publishing. Cetakan ke-4. Februari
2019. P47-59
5. American Diabetes Association. Standards of Medical Carein Diabetes
2019. Diabetes Care Volume 42, Supplement 1,January 2019. Available
online at: https://care.diabetesjournals.org/content/diacare/suppl/201
8/12/17/42.Supplement_1.DC1/DC_42_S1_2019_UPDAT ED.pdf

Hal 9 dari 9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
02
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
Tgl. Berlaku :
CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN
No. Revisi :
PT. PERTAMEDIKA IHC
ICD :
PERSALINAN SECTIO CAESARIA

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer: TTV BJJ


Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
pemeriksaan fisik, tingkat
ASESMEN AWAL kesadaran, tanda-tanda vital,
KEPERAWATAN riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index,
risiko jatuh, risiko decubitus,
kebutuhan edukasi dan Discharge
Planning

Darah Lengkap

BT/CT

GDA

HbSAg

2. LABORATORIUM UR/CR

Urin Lengkap

HIV

Serologi Sifilis O dilakukan di faskes tingkat 1 (saat ANC)

Rapid Test COVID O Selama periode pandemi

Doppler

3. RADIOLOGI/ IMAGING USG

EKG

Dokter Anastesi
4. KONSULTASI
Dokter lain O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

b. ASESMEN KEPERAWATAN Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift

c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat O
6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Persalinan Section Sesarea


b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI

7. DISCHARGE PLANNING

Asesmen awal

Asesmen lanjutan

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis, Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
penatalaksanaan, komplikasi dan
Prognosis
O O kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ INFORMASI
Pengisian formulir informasi dan edukasi
MEDIS Rencana terapi O O terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING
GIZI Asupan nutrisi post op dan busui

Manajeman nyeri

c. EDUKASI KEPERAWATAN Tanda-tanda infeksi

Mobilisasi pasca operasi SC

Informasi Obat pasca SC


d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN EDUKASI Lembar Edukasi Terintegrasi
TERINTEGRASI
9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Profilaksis: Cefuroxime atau
Ceftriaxone 2 gram
Terapi post op:

Ceftriaxone O
Metronidazol 3x1 O O O
Ranitidin 2x1 amp O O O
a. INJEKSI
Metoklopramid 3x1 O O O
Asam tranexamat 3x1 amp O O O
Analgetik:

Ketorolac O O O
Tramadol drip 3x1 amp O O O
Suprafenidsup O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

Ureterotonika :
drip oxitosin 2 amp
b. CAIRAN INFUS RL / NaCl 0.9 O O O
Cefixime / Cefadroxil O O O
c.OBAT ORAL Asam mefenamat / Meloxicam O O O Varian

Tramadol / Dexketoprofen O O O
Chromic, PGD, Polyglactin
Benang
Silk

Obat Anastesi
Spinal Anastesi O O O Varian
GA Anastesi O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

a. TATA LAKSANA/ Section cesarean


INTERVENSI MEDIS Pemasangan kateter urin

Observasi TTV, DJJ


b. TATA LAKSANA/
Manajemen nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perawatan luka
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi
c. TATA LAKSANA/ (TKTP) disesuaikan dengan asupan nutrisi untuk
INTERVENSI GIZI post op dan busui
Monitoring asupan makan
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI pemantauan terapi Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI

a. DOKTER DPJP Asesmen Ulang Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring nyeri
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi luka operasi yang harus
b. KEPERAWATAN
dilakukan oleh pasien dan keluarga
selama perawatan
Monitoring pemberian obat

Monitoring perdarahan

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Antropometri O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

Mobilisasi bertahap post op hari ke


a. MEDIS
2 dampai KRS
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

dengan pendampingan dari miring Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien


kiri dan kanan, duduk bersandar di
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
1.Nyeri luka operasi terkontrol
derajat 0 - 1

2.Mobilisasi hari pertama pasca


a. MEDIS operasi (early mobilisasi) dengan
pendampingan

3.Luka Operasi baik (tidak ada


tanda infeksi)

TTV dalam batas normal


b. KEPERAWATAN
Nyeri tidak ada dan keadaan luka
baik
Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI Asupan makan > 80% biokimia, fisik/klinis
Terapi obat sesuai indikasi
d. FARMASI
Obat rasional

Tidak ada nyeri daerah operasi


14. KRITERIA PULANG
Luka operasi tidak ada tanda infeksi
Resume Medis dan Keperawatan
15. RENCANA Penjelasan diberikan sesuai Pasien membawa Resume Perawatan/
PULANG/EDUKASI dengan keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
PELAYANAN LANJUTAN saat pulang.
Surat pengantar kontrol
Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN YANG


TANGGAL ALASAN
DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
PERSALINAN SECTIO CAESARIA

1 PENGERTIAN Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
perut dan dinding rahim (segmen bawah uterus = SBR) dengan syarat dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
2 ANAMNESIS Indikasi :
A. Ibu :
1. Panggul sempit
2. DKP / Disproporsi Kepala Panggul
3. Ruptura uteri iminens
4. Plasenta previa
5. Stenosis serviks / vagina
6. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
B. Janin :
1. Kelainan letak
2. Gawat janin
3. Kelainan kongenital

3 PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Keadaan umum, vital sign, status kesadaran


FISIK 2. Status Obstetri

Leopold I, menentukan usia kehamilan dan juga untuk


mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
(bagian atas perut ibu).
Leopold II, menentukan di mana letak punggung ataupun kaki
janin pada kedua sisi perut ibu.
Leopold III, menentukan bagian janin apa (kepala atau
bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta
apakah bagian janin tersebut sudah
menyentuh pintu atas panggul.
Leopold IV, mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
PERSALINAN SECTIO CAESARIA

telah memasuki pintu atas panggul.


Evaluasi HIS, DJJ, Bundle ring
3. Status Ginekologi
Inspeskulo : dalam kasus-kasus tertentu
Vaginal Toucher : Menilaitanda-tanda persalinan dan
mengevaluasi kemajuan persalinan.
4 KRITERIA 1. Anamnesis
DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Abdomen.
4. Pemeriksaan Ginekologi

5. DIAGNOSIS Diagnosis yang memerlukan tindakan operasi section caesaria baik


KERJA emergency atau elektif
6. DIAGNOSIS 1. Dalam persalinan
BANDING 2. Belum dalam persalinan
7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan laboratorium lengkap seperti Lab darah lengkap, Gol.
PENUNJANG Darah, HbSAg, PT/APTT, GDS, HIV rapid, GDS. LDH, SGOT, SGPT, Ur, Cr,
Albumin, Elektrolit pada kasus-kasus tertentu
2. Pemeriksaan Ultrasonografi untuk membantu dalam menentukan
jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, jumlah janin serta kelainan
janin.
3. Pemeriksaan CTG
4. Pemeriksaan EKG, pada kasus-kasus tertentu
8. TATALAKSANA 1. Pemeriksaan laboratorium lengkap seperti Lab darah
lengkap, Gol. Darah, HbSAg, PT/APTT, GDS, HIV rapid, GDS.
LDH, SGOT, SGPT, Ur, Cr, Albumin, Elektrolit pada kasus-
kasus tertentu
2. Pemeriksaan Ultrasonografi untuk membantu dalam
menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan,

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
PERSALINAN SECTIO CAESARIA

jumlah janin serta kelainan janin.


3. Pemeriksaan CTG.
4. Pemeriksaan EKG, pada kasus-kasus tertentu
9. EDUKASI 1. Adanya resiko durante operasi antara lain : perdarahan, trauma
usus/organ abdomen. Pengangkatan rahim/histerektomi, emboli,
kematian di meja operasi
2. Adanya resiko post operasi yaitu adanya perdarahan,
dehisensi luka operasi
3. Adanya resiko tindakan pembiusan
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad fumgsionam : dubia
11. TINGKAT I / II / III / IV
EVIDENS
12. TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
13. PENELAAH -
KRITIS
14. INDIKATOR 1. Nyeri luka operasi terkontrol 0 - 1
(OUTCOME) 2. Mobilisasi hari pertama pasca operasi (early mobilisasi) dengan
pendampingan
3. Luka Operasi baik (tidak ada tanda infeksi)
15. KEPUSTAKAAN Cunningham. Et all. 2010. Williams Obstetrics. 23 the

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
03
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
DEMAM DENGUE ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer
Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan
budaya pemeriksaan fisik, tingkat
ASESMEN AWAL
kesadaran, tanda-tanda vital,
KEPERAWATAN
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index,
risiko jatuh, risiko decubitus,
kebutuhan edukasi dan Discharge
Planning

Darah Lengkap
2. LABORATORIUM
IgG dan IgM Dengue O
ASESMEN AWAL Nutrisi: kkal/hr
NUTRISI (GIZI)
Protein: gr/hr

3. KONSULTASI

4. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter Ruangan O O O O Atas Indikasi/ Emergency

b. ASESMEN Perawat Penanggung Jawab TTV,


Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN mual, muntah.

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

1
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM DENGUE ICD :

5. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Demam Dengue

Hipertermia
Resiko ketidakseimbangan volume
cairan
Nyeri akut O O O O
Resiko pendarahan

Resiko shock O O O O
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh

Kekurangan asupan cairan per oral


berkaitan dengan demam muntah
tidak dapat mencukupi kebutuhan
ditandai dengan asupan cairan
O O O O
c. DIAGNOSIS GIZI 60% dari kebutuhan (NI-3.1)

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
menjaga suhu tubuh ditandai O O O O
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
PLANNING Latihan Selama Perawatan

Identifikasi Kebutuhan Di Rumah


8. EDUKASI Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
TERINTEGRASI Latihan Selama Perawatan

Identifikasi kebutuhan di rumah


Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan
Discharge Planning.
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Pengisian formulir informasi dan edukasi
Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk
b. EDUKASI & Diet makanan cair/lunak/tim/nasi
dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI
Paham pemberian edukasi gizi

Peningkatan intake cairan per oral


c. EDUKASI
Konseling nutrisi/pola makan
KEPERAWATAN
Pola istirahat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
e. PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
9 . TERAPI/
MEDIKAMENTOSA

2
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM DENGUE ICD :

a. CAIRAN INFUS RL / NaCl 0.9 20 tts/ menit O O O O Varian


Anti Piretik (Paracetamol,
Metamizole) O O O O
Anti Emetik (Ondansentron,
Metoclopramide) O O O O Varian

10. TATA
LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Perawatan ICU jika diperlukan O O
Fever Treatment O O O O
Fluid Management O O O O
Infection Control O O O O
b. TATA LAKSANA/
Medication Management O O O O
INTERVENSI Vital Sign Monitoring O O O O
KEPERAWATAN
Nutrition Therapy O O O O
Nutritional Counseling O O O O
Bleeding risk management O O O O
Nutritional Monitoring O O O O
c. TATA LAKSANA/ Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi O O O O Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet makanan sesuai dengan kondisi
pasien O O O O secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI Rekomendasi kepada DPJP O O O O Sesuai dengan hasil monitoring
11. MONITORING & Asesmen Ulang & Review
EVALUASI Verifikasi Rencana Asuhan
a. DOKTER DPJP Monitoring tanda-tanda vital pasien Monitor perkembangan pasien

Monitoring shock hipovolemik O O O O


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda O O O O
dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
b. KEPERAWATAN
pasien dan keluarga selama O O O O
perawatan
Monitoring pemberian obat
antipiretik O O O O
Monitoring status nutrisi pasien
dan nilai balance intake dan O O O O
Monitoring Asupan makanan O O O O
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O O O gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI Monitoring biokimia O O O O asupan makanan
Monitoring Interaksi Obat Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
& Nutrition Terminology)
Monitoring Efek Samping Obat

3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM DENGUE ICD :

d. FARMASI Pemantauan Terapi Obat

12. OUTCOME/HASIL O O
1.Peningkatan Trombosit
a. MEDIS
2.Keluhan membaik O O
Nyeri O O
b. KEPERAWATAN
Perdarahan O O
Balance cairan O O
Asupan makan > 80% O O
c. GIZI
Kondisi fisik/klinis O O Status Gizi berdasarkan antropometri,
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi O O O O
Terapi obat sesuai indikasi O O O O
d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Umum: TTV baik, intake baik,
mobilisasi baik
Khusus: pemeriksaan fisik dan
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
pemeriksaan penunjang kembali
PPK
normal/perbaikan
13. KRITERIA PULANG
Khusus: Demam turun, kesadaran
baik, tidak ada komplikasi

Resume Medis dan Keperawatan


13. RENCANA Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai
PULANG/EDUKASI dengan keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
PELAYANAN LANJUTAN saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan


Bisa Dilakukan / Bisa
O Tidak X Bila tidak dilakukan

4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM DENGUE
1 PENGERTIAN Demam dengue adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
genus Flavivirus, family Flaviviridae yang mempunyai 4 serotipe yaitu DEN 1,
DEN 2, DEN 3 dan DEN 4 melalui perantara nyamuk aedes aegypti atauAedes
albopticus. Den-3 merupakan serotype dominan dan berhubungan
dengan kasus yang berat.
2 ANAMNESIS 1. Demam
2. Lesu, anoreksia, mual, muntah
3. Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut
4. Kadang diare
5. Perdarahan paling sering yaitu perdarahan kulit dan mimisan
3 PEMERIKSAAN 1. Demam (mendadak tinggi)
FISIK 2. Facial Flush
3. Muntah, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri
tenggorokdengan faring hiperemis
4. Nyeri lengkung iga kanan
5. Pembesaran dan kelainan fungsi hati pada DBD
6. Ascites dan efusi pleura pada DBD
7. Uji bendung positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan melena
8. Syok pada DBD

4 KRITERIA Minimal 2 atau lebih dari gejala berikut


DIAGNOSIS 1. Demam mendadak tinggi 2-7 hari
2. Anoreksia, malaise, muntah
3. Cefalgia, mialgia, nyeri perut
4. Perdarahan kulit, epistaksis, hematemesis dan melena
5. Hepatomegali
6. Ascites dan efusi pleura
7. Trombositopenia (100.000/L atau kurang)

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM DENGUE

8. Hemokonsentrasi , meningkat 20% (menurut standart umur


danjenis kelamin)
9. Uji serologic hemaglutinasi

5. DIAGNOSIS Demam Dengue


KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Exantema subitum
BANDING 2. German measles
3. Chikungunya
4. Demam berdarah dengue grade I dan II
7. PEMERIKSAAN 1. Darah lengkap termasuk hitung jenis
PENUNJANG 2. NS1 antidengue
3. Serologis Ig G dan Ig M Dengue
4. Pemeriksaan serotype DEN virus
8. TATALAKSANA 1. Antipiretik : parasetamol 10 mg/kgBB/kali, 4- 6 x/hari
2. Kebutuhan cairan harus dipenuhi (sesuai usia dan BB berikut
insensible water loss)
9. EDUKASI Mengenal tanda-tanda bahaya yaitu nyeri abdomen, anoreksia,
malaise, muntah, epistaksis, akral dingin
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. TINGKAT IV
EVIDENS
12. TINGKAT C
REKOMENDASI
13. PENELAAH TIM RS
KRITIS
14. INDIKATOR 80% pasien dirawat selama 3-5 hari bila tanpa komplikasi; bila terjadi
(OUTCOME) kasus Demam Dengue dengan manifestasi tidak lazim atau
berkembang menjadi DBD (dengan atau tanpa komplikasi) maka

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM DENGUE
lama perawatan dapat 7- 10 hari
15. KEPUSTAKAAN Pedoman pelayanan Medis IDAI jilid 1. 2010

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
04

DYSPEPSIA
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
DYSPEPSIA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan
ASESMEN AWAL budaya pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index,
risiko jatuh, risiko decubitus,
kebutuhan edukasi dan Discharge
Planning

Darah Lengkap
2. LABORATORIUM
GDS

3. KONSULTASI Varian

4. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Atas Indikasi/ Emergency

b. ASESMEN TTV dan Status nutrisi: nafsu


Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN makan, mual, muntah.

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DYSPEPSIA ICD :

Rekonsiliasi Obat

5. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Dyspepsia


b. DIAGNOSIS Ketidakseimbangan nutrisi dan Masalah keperawatan yang dijumpai setiap
KEPERAWATAN cairan karena mual dan muntah : hari. Dibuat oleh perawat penanggung
jawab.

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan Sesuai dengan data asesmen,
c. DIAGNOSIS GIZI meningkatnya kebutuhan untuk kemungkinan saja ada diagnosis lain atau
menjaga suhu tubuh ditandai diagnosis berubah selama perawatan.
dengan asupan tidak adekuat,

Identifikasi Kebutuhan Edukasi &


Latihan Selama Perawatan
Anjuran untuk istirahat
6. DISCHARGE
Sesuai dengan data asesmen,
PLANNING
Identifikasi kebutuhan di rumah kemungkinan saja ada diagnosis lain atau
diagnosis berubah selama perawatan.

Hand Hygiene

7. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan
Discharge Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent O O
Sesuai dengan data asesmen,
b. EDUKASI & Diet lambung bentuk saring atau
kemungkinan saja ada diagnosis lain atau
KONSELING GIZI lambung
diagnosis berubah selama perawatan.

Konseling nutrisi/pola makan


c. EDUKASI
Pola istirahat
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
Meningkatkan kepatuhan pasien
d. EDUKASI FARMASI
meminum/menggunakan obat
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi Di TTD Keluarga/Pasien
EDUKASI TERINTEGRASI

8 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Ranitidin

a. INJEKSI Omeperazole Varian

Ondancentron
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DYSPEPSIA ICD :

b. CAIRAN INFUS RL / NaCl 0.9

Antasida
c.OBAT ORAL Varian
Domperidon/Metoclorpramid

9. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Fluid Management

Medication Management

b. TATA LAKSANA/ Vital Sign Monitoring


INTERVENSI Mengacu pada
KEPERAWATAN Nutrition Therapy

Nutritional Counseling

Nutritional Monitoring

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau secara bertahap
Makanan Saring (Diet Lambung)
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O Sesuai dengan hasil monitoring

10. MONITORING & EVALUASI

Asesmen Ulang & Review


a. DOKTER DPJP Monitor perkembangan pasien
Verifikasi Rencana Asuhan

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda
dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
b. KEPERAWATAN infeksi yang harus dilakukan oleh Mengacu pada
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare

Monitoring asupan makanan


Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI asupan makanan
Monitoring Biokimia O O
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DYSPEPSIA ICD :

sesuai
Pemantauan Terapi Obat

11. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN Mobilisasi bertahap O O O
c. FISIOTERAPI

12. OUTCOME/HASIL

1.Nyeri epigastial hilang


a. MEDIS
2.Perbaikan intake oral

Medication Responses
b. Keperawatn
Vital Signs

Asupan makan > 80%


Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
13. KRITERIA PULANG Khusus: keluhan hilang atau
PPK
berkurang, (mual, muntah, nyeri
epigastrial)

Resume Medis dan Keperawatan


14. RENCANA Pasien membawa Resume Perawatan/
PULANG/EDUKASI Penjelasan diberikan sesuai Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
PELAYANAN LANJUTAN dengan keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DYSPEPSIA ICD :

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DISPEPSIA
1 PENGERTIAN Dyspepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen
bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau
beberapa gelaja berikut yaitu : nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium,
rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada
saluran cerna atas, mual, muntah dan sendawa.
2 ANAMNESIS Keluhan
• Nyeri epigastrium
• Rasa terbakar di epigastrium
• Rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan
• Rasa cepat kenyang
Gejala yang dirasakan harus berlangsung setidaknya selama tiga bulan
terakhir dengan awitan gejalan enam buIan sebelum diagnosis ditegakkan.
3 PEMERIKSAAN Pemeriksaan fisik : Nyeri tekan epigastrium
FISIK
4 KRITERIA Anamnesis, Pemeriksaan fisik dan penunjang
DIAGNOSIS
5. DIAGNOSIS Dispepsia
KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Penyakit refluks gastro-esofageal (GERD)
BANDING 2: Irritable bowel syndrome (IBS)
3. Pankreatitis Kronis
4 Penyakit saluran empedu
7. PEMERIKSAAN 1. SGOT / SGPT, Alkali Fosfatase, Gamma, bilirium, USG Abdomen
PENUNJANG 2. Foto Oesofagus, lambung, duodenum (bila ada strikture) endoskopi

3. EKG bila ada kecurigaan


8. TATALAKSANA 1. Antasida
2. Penghambat asam lambung
a. Pennyekat reseptor H-2 (ranitidine 2 x 150 mg)

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DISPEPSIA
b. Penyekat pompa proton )omeperazoem1 x 20 mg
3. Prokinetik : Metoclorpramid, domperidone
4. Anti Muntah : Antihistamin, ondancentron
9. EDUKASI 1. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas , rokok, lada, kol dan minuman beralkohol, Makan
sedikit-sedikit tapi sering
2. Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko
terjadinya dyspepsia, hindari NSID
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonamAd
fungsionam : dubia ad bonam
Prognosis sangat tergantung pad a kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya
komplikasi, dan pengobatannya.
Umumnya prognosis dyspepsia adalah BONAM, namun dapat terjadi
berulang bila pola hidup tidak berubah.
11. TINGKAT
EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KSM Penyakit Dalam
KRITIS
14. INDIKATOR Kondisi pasien membaik, keluhan nyeri epigatruim hilang/berkurang
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. Kasper DL, Hauser SL. Jameson JL Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J.
Harrison's Principle of Internal Medicine. 19 th ed. NY:
McGrawHill; 2015.

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DISPEPSIA
2. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiohadi B. Syam AF:
Buku Ajar llmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Tanjung Enim: lntema
Publishina; 2014

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
05
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
DEMAM TIFOID DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

Darah Lengkap

Tes fungsi hati

Uji Widal

Test Tubex O
Antibodi IgG dan IgM Salmonella
2. LABORATORIUM
typhi O
Kultur darah O Varian
Kultur urine O
Kultur feces O
ELISA O
3. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM TIFOID DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

4. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Demam Tifoid (Non Komplikata)

Hipertermia
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh
Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
5. DISCHARGE PLANNING Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

6. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent O O O O Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & Diet lambung bentuk saring atau atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI lambung
Konseling nutrisi/pola makan
c. EDUKASI
KEPERAWATAN Pola istirahat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM TIFOID DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

7 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Cefalosporin generasi 3:
Ceftriaxone 1 x 2-4 gr selama 3 - 5
a. INJEKSI hari atau Cefotaxime 2 - 3 x1 gr
atau Cefoperazone 2 - 3 x 1gr
Varian

RL / NaCl 0.9
b. CAIRAN INFUS
Varian
Kloramfenicol 4 x 500 mg s/d 7 hari
bebas demam
Levofloxacin 1 x 500 mg selama 7
hari (perinfus) Varian
c.OBAT ORAL
Cefixim 2 x 200 mg
Simptomatik: Antipiretik
Paracetamol bila demam O O O O Varian

8. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Fever Treatment

Fluid Management

Infection Control

b. TATA LAKSANA/ Medication Management


INTERVENSI
KEPERAWATAN Vital Sign Monitoring

Nutrition Therapy

Nutritional Counseling

Nutritional Monitoring
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM TIFOID DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan secara bertahap
Saring (Diet Lambung)
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O O O Sesuai dengan hasil monitoring

9. MONITORING & EVALUASI

Asesmen Ulang & Review Verifikasi


a. DOKTER DPJP Monitor perkembangan pasien
Rencana Asuhan

Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring status hidrasi pasien


meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda dehidrasi

Monitoring tindakan pencegahan


infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
b. KEPERAWATAN Monitoring pemberian obat
antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Monitoring hasil laboratorium yang
meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit

Monitoring asupan makanan


Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.

c. GIZI
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
asupan makanan
Monitoring Biokimia O O
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM TIFOID DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
Pemantauan Terapi Obat

10. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri O O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI

11. OUTCOME/HASIL

1.TTV normal
a. MEDIS
2.Intake Oral membaik O
Thermoregulation

Hydration

Infection Saverity

Medication Responses
b. KEPERAWATAN
Vital Signs

Nutritional Status
Nutritional Status: biochemical
measures
Nutritional energy

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
12. KRITERIA PULANG
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi

Resume Medis dan Keperawatan


13. RENCANA Pasien membawa Resume Perawatan/
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

DEMAM TIFOID DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
PULANG/EDUKASI Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat
PELAYANAN LANJUTAN keadaan umum pasien pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
1 PENGERTIAN Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi 1
2 ANAMNESIS Pada anamnesis didapatkan gejala 1.2
1. Prolonged fever (38,8°C - 40,5°C)
2. Sakit kepala
3. Menggigil
4. Batuk
5. Berkeringat
6. Myalgia
7. Malaise
8. Arthralgia
9. Gejala gastrointestinal: anoreksia, nyeri abdomen, mual, muntah,
diare, konstipasi
3 PEMERIKSAAN Pada pemeriksaan fisik didapatkan:1,2,3,4
FISIK 1. Suhu badan meningkat
2. Bradikardia relatif (peningkatan suhu 1°C tidak diikuti peningkatan
denyut nadi 8 kali permenit)
3. Lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta
tremor)
4. Hepatomegali
5. Splenomegali
6. Meteorismus
7. Gangguan mental: somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis
4 KRITERIA 1. Sesuai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik 1,2,3

DIAGNOSIS 2. Laboratorium: 5,6,7-10

▪ Darah rutin: dapat ditemukan leukopenia, leukositosis atau normal,


limfopenia, peningkatan LED, anemia ringan, trombositopenia
▪ Test fungsi hati: dapat meningkatkan SGOT dan SGPT

Hal 1 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
▪ Kultur darah (biakan empedu) positif, biasanya pada awal 2 Minggu
pertama, namun kultur darah negatif tidak menyingkirkan diagnosis
▪ Kultur urine, biasanya positif pada Minggu ke-4
▪ Kultur feces, biasanya positif selama Minggu ke-3 hingga ke-5
▪ Uji Widal: peningkatan 4 kali titer antibody O dan Hpada specimen
yang diambil dalam jarak 2 Minggudisertai gambaran klinis khas
mendukung diagnosis
▪ Test Tubex
▪ Uji Typhidot Antibodi IgG dan IgM Salmonella typhi.
▪ Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA

Table 1. Interpretasi Hasil Uji Tubex 2,3


SKOR INTERPRETASI KETERANGAN
<2 NEGATIF Tidak menunjukkan infeksi
tifoid aktif
3 BORDERLINE Pengukuran tidak dapat disimpulkan
Ulangi pengujian, apabila masih
meragukan maka dapat lakukan
pengulangan
beberapa hari kemudian

4-5 POSITIF Menunjukkan infeksi tifoid


aktif
>6 POSITIF Indikasi kuat infeksi tifoid

Tosik Tifoid 8,9,10


Demam tifoid disertai gangguan kesadaran dengan atau tanpa kelainan
neurologis lainnya dan hasil pemeriksaan cairan otak masih dalam batas normal

Tifoid Karier 8,9,10


Seseorang yang dalam kotorannya (feces atau urine) mengandung
Salmonella typhi setelah satu tahun paska demam tifoid, tanpa disertai gejala

Hal 2 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
klinik.
Kriteria Rawat Inap: 1,2
• Pasien dengan muntah persisten
• Diare hebat hingga muncul tanda dehidrasi
• Distensi abdomen

5. DIAGNOSIS Demam Tifoid


KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Demam dengue

BANDING 2. DHF

3. Malaria

4. Enteritis Bacterial

5. Leptospirosis
5,6,7-10
7. PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
PENUNJANG • Darah perifer lengkap: dapat ditemukan leukopenia, leukositosis atau
normal, limfopenia, peningkatan LED, anemia ringan, trombositopenia
• Test fungsi hati: dapat meningkatkan SGOT dan SGPT

• Kultur darah (biakan empedu) positif, biasanya pada awal 2 Minggu


pertama, namun kultur darah negatif tidak menyingkirkan diagnosis
• Kultur urine, biasanya positif pada minggu ke-4

• Kultur feces, biasanya positif selama minggu ke-3 hingga ke-5


• Uji Widal: peningkatan 4 kali titer antibody O dan H pada specimen
yang diambil dalam jarak 2 Minggu disertai gambaran klinis khas
mendukung diagnosis
• Test Tubex

• Uji Typhidot Antibodi IgG dan IgM Salmonella typhi

• Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

Hal 3 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
8. TATALAKSANA Trilogi penatalaksanaan Demam Tifoid, yaitu:2,3

▪ Diet (pemberian makanan padat dini, menghindarisementara sayuran


yang berserat)
▪ Terapi penunjang (simptomatik)

▪ Pemberian antimikroba
Pemberian Antimikroba 1,2,5-10

▪ Pilihan utama: Kloramfenikol 4x500 mg sampai dengan 7 hari bebas


demam
▪ Alternatif lain:

1. Tiamfenikol 4x500 mg

2. Kotrimoksazol 2x960 mg selama 2 minggu

3. Ampisilin dan Amoksisillin 50-150 mg/Kg BB selama2 minggu

4. Sefalosporin generasi III: Seftriakson 3 – 4 gr dalamdekstrosa 100 cc

selama ½ jam per-infus sekalisehari, selama 3-5 hari atau Cefixime


5 mg/kgBB atau 2x200 mg selama 7 hari
5. Sefotaksim 2-3x1 gram, Sefoperazon 2x1 gram

6. Fluorokuinolon:

• Levofloxacin Perinfus atau peroral 1x500-750 mg/hari


selama 7 hari
• Norfloksasin 2x400 mg/hari selama 14 hari

• Ciprofloksasin perinfus 2x400 mg atau peroral 2x500


mg/hari (15 mg/KgBB) selama 7 hari
• Ofloksasin 2x400 mg/hari (15 mg/KgBB) selama7 hari
• Pefloksasin 400 mg/hari selama 7 hari
Kasus Toksik Tifoid 1,2,3

Kombinasi Kloramfenikol 4x500 mg dengan Ampisilin 4x1 gr dan Prednison


20-40 mg sekali sehari PO atau ekuivalenselama 3 hari pertama. Dosis
tinggi kortikosteroid (Dexamethasone 3 mg/kg IV awal, diikuti 1 mg/kg per

Hal 4 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
6 jamselama 48 jam digunakan pada pasien dengan delirium, koma, syok
Kombinasi Antibiotika 1,2

Kombinasi antibiotik hanya diindikasikan pada kasus toksik tifoid,


peritonitis atau perforasi dan renjatan sepsis

Kasus Tifoid Karier 1,2

Tanpa kolelitiasis

Pilihan rejimen terapi selama 3 bulan:

▪ Ampisilin 100mg/kgBB/hari + Probenesid 30mg/kgBB/hari


▪ Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30mg/kgBB/hari
▪ Kotrimoksazole 2x2 tablet/hari
Dengan kolelitiasis

Kolesistektomi + regimen tersebut di atas selama 28 hariatau


kolesistektomi + salah satu rejimen berikut:
▪ Ciprofloksasin 2x750 mg/hari

▪ Norfloksasin 2x400 mg/hari


Dengan Infeksi Schistosoma haematobium padaTraktus
Urinarius → Eradikasi Schistosoma haematobium:
▪ Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis tunggal, atau
▪ Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila perlu diberikan 3dosis, interval 2
minggu
▪ Setelah eradikasi berhasil, diberikan rejimen terapiuntuk tifoid
karier seperti di atas.
Perhatian:

Pada kehamilan fluorokuinolon dan kotrimoksazol tidak boleh digunakan.


Kloramfenikol dan tiamfenikol tidakdianjurkan pada kehamilan
Komplikasi:1,2,5-10

Perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik, pankreatitis

Hal 5 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID

Komplikasi Ekstraintestinal:

▪ Komplikasi kardiovaskuler: gagal sirkulasi perifer, miokarditis,


tromboflebitis
▪ Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia, KID,
thrombosis
▪ Komplikasi paru: pneumonia, empiema, pleuritis
▪ Komplikasi hepatobilier: hepatitis, kolesistitis

▪ Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis,perinefritis


▪ Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis,
arthritis.
▪ Komplikasi neuropsikiatrik atau tifoid toksik
9. EDUKASI ▪ Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan pasien
▪ Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan
penyakitnya beserta pengobatannya termasuk efek samping obat
▪ Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi penyakit yaitu komplikasi intestinal dan
ekstraintestinal dan rencanaterapi selanjutnya
▪ Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang kemungkinan
terjadinya perburukan kondisi pasien sampai kematian mendadak
oleh karena penyakitnya ataupun oleh karena komplikasi dari
penyakitnya
▪ Edukasi mengenai kebersihan air, makanan, dan sanitasi
▪ Vaksinasi
10. PROGNOSIS Jika tidak diobati, angka kematian pada demam tifoid 1020%, sedangkan pada
kasus yang diobati angka mortalitas tifoid sekitar 2%. Kebanyakan kasus
kematian berhubungan dengan malnutrisi, balita, dan lansia. Pasien usia
lanjut atau pasien debil prognosisnya lebih buruk. Bila terjadi
komplikasi, maka prognosis semakin buruk. Relaps terjadi pada 25% kasus

Hal 6 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
11. TINGKAT I/II/III/IV
EVIDENS
12. TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KSM PENYAKIT DALAM
KRITIS
14. INDIKATOR ▪ Tegaknya diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
(OUTCOME) yang mendukung
▪ Didapatkan diagnosis definitif Salmonella typhi dan Salmonella
Paratyphi berdasarkan pemeriksaanpenunjang
▪ Pencegahan komplikasi

▪ Demam turun

▪ Hemodinamik stabil

▪ Pengkajian resiko infeksi nosokomial

▪ Kesadaran baik

▪ Intake baik

▪ Bebas demam
15. KEPUSTAKAAN 1. Widodo D. Demam Tifoid. Buku Ajar penyakit Dalam. Edisi 5. Tanjung

Enim. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2009: 2797-2805


2. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D, editors. Demam

Tifoid. Dalam: Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang Ilmu


Penyakit Dalam. Indonesia. Interna Publishing. 2015. P888-893
3. World Health Organization. Guidelines for the Management of Thphoid

Fever. World Health Organization (WHO). July 2011


4. Brusch JL, Bronze MS, Chief editor. Typhoid Fever:Background,

Pathophysiology, Epidemiology and Medication. Medscape, March 2018.


Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/231135overe view

Hal 7 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
DEMAM TIFOID
5. Longo DL, et al., eds. Salmonellosis In: Harrison's Principles of Internal

Medicine. 19th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2015


6. CDC. Typhoid fever. Centers for Disease Control andPrevention.

Available at: https://www.cdc.gov/typhoidfever/index.html


7. Ryan ET, et al. Treatment and Prevention of Enteric (Typhoid and

Paratyphoid) Fever. Available at:


https://www.uptodate.com/contents/search
8. Nelwan RHH, Lie KC, Hadisaputro S, Suwandoyo E, Suharto,

Nasronudin, et al. A Single Blind Randomized Multicentre


Comparative Study of Efficacy and Safety of Levofloxacin Vs
Ciprofloxacin in the Treatment of
Uncomplicated Typhoid Fever. Paper Presented at: 55th
Annual Meeting ASTMH; 2006 Nov; Atlanta, USA

9. Nelwan RHH, Chen K, Nafrialdi, Paramita D. OpenStudy on Efficacy and

Safety of Levofloxacin in Treatment of Uncomplicated Typhoid Fever.


Southeast Asian J Trop Med Public Health 2006; 37(1): 126-30
10. Chaudhary, et al. Efficacy of Cefixime in the Treatmentof Typhoid Fever.

International Journal of Pharmaceutical & Biological Archives.2013;4(2):


325327. Available at: www.ijpba.info

Hal 8 dari 8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
06
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY SMF BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC


APPENDIKSITIS AKUT
No. Revisi :
ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ
MEDIS
Dokter Anastesi

Perawat Primer
Alasan utama masuk rumah
sakit, kondisi umum, riwayat
penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan
ASESMEN AWAL budaya pemeriksaan fisik,
KEPERAWATAN tingkat kesadaran, tanda-tanda
vital, riwayat alergi, skrining gizi,
nyeri, status fungsional: bartel
index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi
dan Discharge Planning

Darah Lengkap

2. LABORATORIUM Faal Hemostais

Plano (wanita)

3. RADIOLOGI USG Abdomen

4. KONSULTASI

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN konstipasi
Risiko intoleransi Aktifitas
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
c. ASESMEN GIZI
kkal/hari
d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY SMF BEDAH PT. Tgl. Berlaku :

PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

APPENDIKSITIS AKUT ICD :

Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Appendisitis Akut


b. DIAGNOSIS Nyeri akut
KEPERAWATAN
Hipertermia

Mual O O O
Resiko intoleransi aktifitas O O O
Prediksi sub optimal asupan energi
berkaitan rencana tindakan
c. DIAGNOSIS GIZI bedah/operasi ditandai dengan
asupan energi lebih rendah dari
O O O
kebutuhan (NI-1.4)
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
7. DISCHARGE
Identifikasi kebutuhan di rumah
PLANNING
Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
O O kebutuhan dan juga berdasarkan
Discharge Planning.
a. EDUKASI/
Rencana terapi Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS
O O terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent
O O
b. EDUKASI & Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk
KONSELING GIZI
Diet nasi tim/nasi
O O dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
Paham pemberian edukasi gizi
O O
Cara menurunkan nyeri
O O
Perawatan luka
O O
c. EDUKASI
KEPERAWATAN
Pengontrolan infeksi
O O
Mobilisasi bertahap
O O O
Aktivitas di rumah
O O O
d. EDUKASI FARMASI
Informasi Obat O O O
Konseling Obat O O
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI
Lembar Edukasi Terintegrasi O O
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

a.CAIRAN INFUS RL / NaCl 0.9


Anti nyeri (Ketorolac 30 mg,
Tramadol) O O O
Anti pendarahan (Asam traneksamat)
O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY SMF BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

ICD :
APPENDIKSITIS AKUT

Antibiotik profilaksis (Ceftriaxone 1 gr,


Gentamicin, Cefoperazone,
c. FARMASI Cefotaxim)
Antibiotik (Ciprofloxacin tab 250 mg,
Cefadroxil tab 500 mg, Cefixime tab
200 mg)
Anti nyeri (Asam mefenamat tab 500
mg, Paracetamol tab 500 mg,
Tramadol tab)
Pembiusan umum gas:
O
Isofluran 1-2%

Pembiusan umum
injeksi: O
Atracurium 0,2-0,5mg/kg

Midazolam 1-5 mg
d. ANASTESI Varian
Morphine 3-5 mg iv

Petidine 25-50 mg

Pembiusan regio-lokal:
O
Bupivakain 5-20 mg

Lidodex 20-40 mg

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/ Appendektomi
INTERVENSI MEDIS
Perawatan luka
O O
kaji status nyeri (PQRST)
Berikan posisi yang nyaman
O O O
Kaji tingkat kecemasan

Temani pasien
O O O
Kolaborasi tim medis pemberian
analgesik O O
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI
Fluid Management O
KEPERAWATAN Infection Control

Medication Management

Vital Sign Monitoring

Nutrition Therapy

Nutritional Counseling O O
Nutritional Monitoring O O
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/ Pemenuhan kebutuhan gizi Nutrisi O disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet makanan sesuai dengan kondisi
pasien O secara bertahap

d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O Sesuai dengan hasil monitoring
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY SMF BEDAH PT. Tgl. Berlaku :

PERTAMEDIKA IHC APPENDIKSITIS No. Revisi :

AKUT ICD :

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review
a. DOKTER DPJP Monitor perkembangan pasien
Verifikasi Rencana Asuhan

Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring status hidrasi pasien


meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda
dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama O O
perawatan
Monitoring pemberian obat
b. KEPERAWATAN antipiretik O O
Monitoring status nutrisi pasien
dan nilai balance intake dan
outtake
O O
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare O O
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi O O
Monitoring hasil laboratorium yang
meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit
O O
Monitoring asupan makanan O O Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
asupan makanan
Monitoring Biokimia O O
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat O O
d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat O O
Pemantauan Terapi Obat O O
12. OUTCOME/HASIL
1.Skala nyeri 3

a. MEDIS
O O
2.Mobilisasi pasca operasi
O O
a. TTV
O O
b. Status nyeri
O O
c. Kondisi Luka
O O
Thermoregulation O O
Hydration O O
b. KEPERAWATAN Infection Saverity O O
Medication Responses O O
Vital Signs O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY SMF BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. BUKIT ASAM MEDIKA No. Revisi :

APPENDIKSITIS AKUT ICD :

Nutritional Status O O
Nutritional Status: biochemical
measures O O
Nutritional energy O O
c. GIZI
Asupan makan > 80% O O Status Gizi berdasarkan antropometri,
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi O O
d. FARMASI
Terapi obat sesuai indikasi O O Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional O O
Umum: Hemodinamik stabil,
Intake baik, mobilisasi baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
12. KRITERIA PULANG Khusus: pemeriksaan fisik dan PPK
pemeriksaan penunjang kembali
normal/perbaikan

Resume Medis dan Keperawatan


13. RENCANA Pasien membawa Resume Perawatan/
PULANG/EDUKASI Penjelasan diberikan sesuai Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
PELAYANAN LANJUTAN dengan keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAHPT.
PERTAMEDIKA IHC
APPENDICITIS ACUTA
1 PENGERTIAN Suatu proses keradangan akut dan atau sumbatan pada saluran
appendiks / usus buntu
2 ANAMNESIS 1. Nyeri perut tiba tiba sisi kanan bawah,
2. Nyeri / rasa tidak nyaman bisa berawal dari ulu hati dan
berpindah dirasakanmenetap di sisi kanan bawah,
3. Bisa disertai gejala lain seperti diare atau bahkan sembelit,
4. Rasa mual dan kadang muntah
5. Demam
3 PEMERIKSAAN 1. Nyeri tekan pada titik Mc Burney,
FISIK 2. Bising usus meningkat atau bahkan menghilang,
3. Pada pemeriksaan ‘colok dubur’ didapatkan rangsang nyeri pada jam
9-11,
4. Suhu badan meningkat dari suhu normal
4 KRITERIA 1. Anamnesis
DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
5. DIAGNOSIS Keradangan akut pada usus buntu
KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Keradangan pada organ genetalia (wanita)
BANDING 2. Kehamilan ektopik terganggu (wanita)
3. Batu Ureter kanan
4. Tumor sekum
5. Chron’s disease
6. Colitis
7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Darah Lengkap
PENUNJANG 2. Pemeriksaan Urine Lengkap (wanita ditambahkan plano test)
3. USG perut bawah (tidak rutin)
8. TATALAKSANA 1. Appendektomi
2. Antibiotik
3. Analgetik
9. EDUKASI 1. Dampak sakit bila tidak dilakukan tindakan operasi,
2. Resiko tindakan operasi,
3. Perawatan setelah tindakan operasi
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam

Hal 1 dari 2
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAHPT.
PERTAMEDIKA IHC
APPENDICITIS ACUTA
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. TINGKAT IV
EVIDENS
12. TINGKAT A
REKOMENDASI
13. PENELAAH -
KRITIS
14. INDIKATOR 1. Nyeri perut kanan bawah menghilang,
(OUTCOME) 2. Demam berkurang,
3. Bising usus kembali normal,
4. Penderita telah flatus
15. KEPUSTAKAAN 1. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science and Clinical
Evidence, ed. Jeffrey A. Norton, Springer Verlag 2000, pg.
647 – 666
2. Buku Ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, Sjamsuhidayat. 2nd ed.
EGC. 2005, pg. 522, pg. 639 – 646
3. Buku teks Ilmu Bedah Schwartz, Principles of Surgery
4. Maingot’s Abdominal Operations, 11th ed, ed. Michael J. Zinner,
Mc Graw Hill 2007, pg. 589 – 612
5. Hamilton Bailey’s Emergency Surgery 8th ed, Brian W. Ellis, KM
Varghese Co., Mumbay 2000, pg. 394 – 395

Hal 2 dari 2
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
07
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
HIPERTENSI ESENSIAL ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : 3 Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer: TTV

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah lengkap

GDA O
BUN/SK O
Ur, Cr O
3. RADIOLOGI/IMAGING

Thorax PA O
EKG O
4. KONSULTASI

Dokter lain O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN TTV dan Status nutrisi: nafsu
Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN makan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

PT. PERTAMEDIKA IHC Tgl. Berlaku :

HIPERTENSI ESENSIAL No. Revisi :

ICD :

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Hipertensi esensial


Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Gangguan pola tidur

Penurunan curah jantung

Intake mineral tidak adekuat


berhubungan dengan kurangnya
c. DIAGNOSIS GIZI pengetahuan tentang makanan
sumber mineral dibuktikan dengan
tekanan darah tinggi

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent O O Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & Diet lambung bentuk saring atau atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI lambung
Konseling nutrisi/pola makan
c. EDUKASI
Pola istirahat
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HIPERTENSI ESENSIAL ICD :

a. INJEKSI
Furomemid O
Nicardipin/Diltiazem O Varian

b. CAIRAN INFUS RL/ NaCl 0,9

Captopril/Clonidine/Amlodipin/candesa
c. OBAT ORAL
rtan/bisoprolol/losartan/ramipril O O O
Varian
Captopril/Clonidine/Amlodipin/candesa
d. Obat Pulang
rtan/bisoprolol/losartan/ramipril

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Fluid Management

Infection Control

Medication Management
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Vital Sign Monitoring
KEPERAWATAN
Nutrition Therapy

Nutritional Counseling

Nutritional Monitoring

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI
Diet rendah garam secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring pemberian obat
b. KEPERAWATAN antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Monitoring hasil laboratorium yang
meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG Tgl. Berlaku :


PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
HIPERTENSI ESENSIAL ICD :

gejala yang akan dilihat kemajuannya.


c. GIZI
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia O O asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Tahapan Mobilisasi sesuai kondisi
pasien. bertahap dari miring kiri dan
b. KEPERAWATAN kanan, duduk bersandar di tempat
tidur,duduk berjuntai, berdiri dan
O O O
berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

1.Tekanan darah terkontrol.


a. MEDIS
2.Keluhan minimal

Hydration

Infection Saverity

Medication Responses

b. KEPERAWATAN Vital Signs

Nutritional Status
Nutritional Status: biochemical
measures
Nutritional energy

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
PPK
Perbaikan nilai rujukan laboratorium

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien
saat pulang.
Surat pengantar kontrol
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG Tgl. Berlaku :

HIPERTENSI ESENSIAL No. Revisi :

ICD :

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

1 PENGERTIAN Hipertensi adalah keadaan di mana Tekanan Darah (TD) sama atau
melebihi 140 mmHg sistolik dan atau sama atau lebih dari90 mmHg diastolik
pada seseorang yang tidak sedang minum obat antihipertensi1,2,3

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan


Joint National Committee Vll2

Dikutip dari: The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection,Evaluation and
Treatment Of High Blood Pressure (JNC VII)

Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah


Berdasarkan Joint National Committee VllI4

TDS = Tekanan Darah Sistolik; TDD = Tekanan Darah Diastolik. Dikutip dari ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018

Hal 1 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

2 ANAMNESIS Anamnesis1,2,3
1. Durasi hipertensi\
2. Riwayat terapi hipertensi sebelumnya dan efek sampingnya bila ada
3. Riwayat hipertensi dan kardiovaskular pada keluarga
4. Kebiasaan makan dan psikososial
5. Faktor risiko lainnya: kebiasaan merokok, perubahan berat badan,
dislipidemia, diabetes, inaktivitas fisik
6. Bukti hipertensi sekunder: riwayat penyakit ginjal, perubahan
penampilan, kelemahan otot (palpitasi, keringatberlebih, tremor), tidur
tidak teratur, mengorok, somnolen disiang hari, gejala hipotiroidisme
atau hipertiroidisme, riwayat konsumsi obat yang dapat menaikkan
tekanan darah
7. Bukti kerusakan organ target: riwayat TIA, stroke, buta sementara,
penglihatan kabur tiba-tiba, angina, infark miokard, gagal jantung,
disfungsi seksual
Tabel 3. Etiologi Hipertensi Sekunder2,3
Penyakit parenkim, kista renalis (termasuk penyakit
Renal
ginjal polikistik), tumor renal, uropati obstuktif
Renovaskuler Arteriosklelosis, displasia fibromuscular
Aldosteronisme primer, sindrom Cushing, defisiensi
17a-hydroxylase, defisiensi 11β-hydroxylase,
Adrenal
defisiensi 11Hydroxysteroid dehidrogenase (licorice),
pheochromocytoma
Koartaksio aorta
Obstruktive sleep
apneu
Preeklamsi/eklamsi
Psikogenik, sindroma diensefalik, disotomia familial,
Neurogenik
poloneuritis, peningkatan TIK akut
Kelainan endokrin
Hipotiroidisme, hiperkalsemia, akromegali
lainnya
estrogen dosis tinggi, steroid, dekongestan, penekan
Obat-obatan nafsu makan, siklosporin, antidepresan trisiklik,
kokain, NSAID, eritropoetin
Hipertensi bentuk
Jarang
Mendelian

Hal 2 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

3 PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik1,2,3

FISIK 1. Pengukuran tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital


2. Metode auskultasi pengukuran TD:
▪ Semua instrumen yang dipakai harus dikalibrasi secararutin untuk
memastikan keakuratan hasil
▪ Posisi pasien duduk di atas kursi dengan kakimenempel di lantai
dan telah beristirahat selama 5 menit dengan suhu ruangan yang
nyaman
▪ Dengan sfigmomanometer, oklusi arteri brakialis dengan
pemasangan cuff di lengan atas dan diinflasi sampai di atas TD
sistolik. Saat deflasi perlaha-lahan, suara pulsasi aliran darah
dapat dideteksi dengan auskultasi dengan stetoskop tipe bell/genta
di atasarteri tepat dibawah cuff.
▪ Klasifikasi berdasarkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah
yang dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali
kunjungan atau lebih dengan menggunakan cuff
▪ Tekanan sistolik = suara fase 1 dan tekanan diastolik = suara fase
5.
▪ Pengukuran pertama harus di kedua sisi lengan untuk
menghindarkan kelainan pembuluh darah perifer.
▪ Pengukuran tekanan darah pada waktu berdiri diindikasikan pada
pasien dengan risiko hipotensi postural (lanjut usia, pasien DM, dll)
3. Palpasi leher apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid
4. Palpasi pulsasi arteri femoralis, pedis
5. Auskultasi bruit karotis, bruit abdomen
6. Funduskopi
7. Evaluasi gagal jantung dan pemeriksaan neurologis.

Hal 3 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

4 KRITERIA Penilaian Awal Klinis Hipertensi

DIAGNOSIS Penilaian awal klinis hipertensi sebaiknya meliputi tiga hal yaituklasifikasi
hipertensi, menilai risiko kardiovaskular pasien, dan mendeteksi etiologi
hipertensi sekunder yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Penilaian
awal tersebut diperoleh darianamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
darah rutin,spesimen urin pagi, dan EKG 12-lead saat istirahat. Padapasien
tertentu, pemantauan TD berjalan dan ekokardiografi dapat memberikan
informasi tambahan mengenai beban sistem kardiovaskular berdasarkan
urutan waktu1-4

Indikasi Pemantauan TD berjalan (Ambulatory Blood Pressure


Monitoring)4
1. Kecurigaan hipertensi white coat
2. Kecurigaan white coat aggravation pada pasien denganhipertensi
tidak terkontrol secara medis
3. Kecurigaan hipertensi nokturnal atau hipertensiterselubung
(masked hypertension)
4. Hipertensi pada kehamilan
5. Kecurigaan hipertensi ortostatik atau kegagalan otonom

Penapisan dan Deteksi Hipertensi4


Penapisan dan deteksi hipertensi direkomendasikan untuk semua pasien
berusia >18 tahun
▪ Pada pasien berusia >50 tahun, frekuensi penapisan hipertensi
ditingkatkan sehubungan dengan peningkatan angka prevalensi
tekanan darah sistolik.
▪ Perbedaan TDS >15 mmHg antara kedua lengan sugestif suatu
penyakit vaskular dan berhubungan erat dengan tingginya risiko
penyakit serebro- kardiovaskular

Hal 4 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

Gambar 1. Penapisan dan Diagnosis Hipertensi4,5


ABPM = Ambulatory Blood Pressure Monitoring; HBPM = Home Blood PressureMonitoring; TD = Tekanan Darah.
Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.

Konfirmasi diagnosis hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan pada satu


kali pemeriksaan, kecuali pada pasien dengan TD yang sangat tinggi,
misalnya hipertensiderajat 3 atau terdapat bukti kerusakan target organ
akibat hipertensi (HMOD = Hypertension Mediated Organ Damage)
misalnya retinopati hipertensif dengan eksudat dan perdarahan, hipertrofi
ventrikel kiri, atau kerusakan ginjal4,5

Hal 5 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

Tabel 4. Penilaian HMOD4,5

5. DIAGNOSIS Hipertensi

KERJA
6. DIAGNOSIS 1. White coat hypertension
2. Hipertensi Terselubung
BANDING 3. Rasa nyeri
4. Peningkatan Tekanan Intraserebral
5. Ensefalitis
6. Akibat Obat

Hal 6 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

7. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Penunjang:1,2,3

PENUNJANG ▪ Urinalisis
▪ Tes Fungsi Ginjal
▪ Ekskresi Albumin
▪ Serum BUN, Kreatinin
▪ Gula Darah
▪ Elektrolit
▪ Profil Lipid
▪ Foto Toraks.

▪ EKG; sesuai penyakit penyerta: asam urat, aktivitas renin plasma


aldosterone, aktivitas renin plasma, katekolamin urine, USG pembuluh
darah besar, USG ginjal, ekokardiografi
8. TATALAKSANA Intervensi Pola Hidup
Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat awitan
hipertensi dan dapat mengurangi risiko kardiovaskular. Pola hidup sehat
juga dapat memperlambat ataupun mencegahkebutuhan terapi obat pada
hipertensi derajat 1, namun sebaiknya tidak menunda inisiasi terapi obat
pada pasien dengan HMOD atau risiko tinggi kardiovaskular 4,5
1. Pembatasan konsumsi garam.
Terdapat bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi.
Konsumsi garam berlebih terbukti meningkatkantekanan darah dan
meningkatkan prevalensi hipertensi. Rekomendasi penggunaan
natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan
5-6 gram NaCl perhariatau 1 sendok teh garam garam dapur).
2. Perubahan pola makan
Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang
yang mengandung sayuran, kacang- kacangan, buah-buahan
segar, produk susu rendah lemak, gandum, ikan, dan asam lemak
tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta membatasi asupan
daging merah dan asam lemak jenuh.
3. Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
4. Olah raga teratur.

Hal 7 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

Pasien hipertensi disarankan untuk berolah raga setidaknya


30 menit latihan aerobik dinamik berintensitas sedang (seperti:
berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per minggu.
5. Berhenti merokok.

Penentuan Batas Tekanan Darah Untuk Inisiasi Obat Penatalaksanaan


medikamentosa pada penderita hipertensimerupakan upaya untuk
menurunkan tekanan darah secaraefektif dan efisien4,5

Tabel 5. Ambang Batas Tekanan DarahUntuk Inisiasi Obat4,5


Usia Ambang Batas TDS di Klinik TDD di
Untuk Inisiasi Obat Klinik
(mmHg) (mmHg)
Hiper- + + + +
tensi Diabetes PGK PJK Stroke
/ TIA
18-65 > 140 > 140 > 140 > 140 > 140 > 90
Tahun

65-79 > 140 > 140 > 140 > 140 > 140 > 90
Tahun

> 80 > 160 > 160 > 160 > 160 > 160 > 90
Tahun

TDD di > 90 > 90 > 90 > 90 > 90


Klinik
(mmHg)

TD = Tekanan Darah; TDD = Tekanan Darah Diastolik; TDS = Tekanan Darah Sistolik, PGK = Penyakit Ginjal
Kronik, PJK = Penyakit Jantung Koroner, TIA = Transient Ischemic Attack. Dikutip dari: ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018

Hal 8 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

Gambar 2. Alur Panduan Inisiasi Terapi ObatSesuai


dengan Klasifikasi Hipertensi4,5
HMOD = Hypertension Mediated Organ Damage; PJK = Penyakit Jantung Koroner; PKV = Penyakit
Kardiovaskular; TD = Tekanan Darah
*Inisiasi terapi obat pada kelompok pasien ini disarankan untuk dikonsultasikan kepada spesialis dengan
target tatalaksana disesuaikan dengan panduan penyakit spesifik. Dikutip dari: ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018

Tabel 6. Target Tekanan Darah4,5

Hal 9 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

PGK = Penyakit Ginjal Kronik; PJK = Penyakit Jantung Koroner; TIA = Transient Ischemic Attack; TD =
Tekanan Darah; TDD = Tekanan Darah Diastolik; TDS = Tekanan Darah Sistolik
*Untuk stroke lakunar: target penurunan TDS 120-130 mmHg Dikutip dari: ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018

PENGOBATAN HIPERTENSI – TERAPI OBAT


Strategi pengobatan yang dianjurkan pada panduan penatalaksanaan
hipertensi saat ini adalah dengan menggunakan terapi obat kombinasi
pada sebagian besar pasien, untuk mencapai tekanan darah sesuai target.
Bila tersedia luas dan memungkinkan, maka dapat diberikan dalambentuk
pil tunggal berkombinasi (single pill combination), dengan tujuan untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadappengobatan4,5

Hal 10 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

ACE = Angiotensin-Converting Enzyme; ARB = Angiotensin Receptor Blocker; CCB =Calcium Channel
Blocker; OROS = Osmotic-Controlled Release Oral Delivery System;IR = Immediate Release; LA =
Long- Acting; SR = Sustained Release. Dikutip dari: ACC/AHA Guideline of Hypertension 2017

Gambar 3. Strategi Penatalaksanaan HipertensiTanpa


Komplikasi4,5
ACEi = Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker; CCB = Calcium
Channel Blocker; MI = Myocardial Infarction. Dikutip dari: ESC/ESH Hypertension Guidelines 2018

Gambar 4. Strategi Pengobatan pada Hipertensidan


Penyakit Arteri Koroner4,5

ACEi = Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker; CCB = Calcium
Channel Blocker; CVD = Cardiovascular Disease; MI = Myocardial Infarction, BB = Beta Bloker. Dikutip
dari: ESC/ESH Hypertension Guidelines 2018

Hal 11 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

Gambar 5. Strategi Pengobatan pada Hipertensidan PGK4,5


ACEi = Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker;
CCB = Calcium Channel Blocker; MI = Myocardial Infarction

aPGK didefinisikan sebagai eLFG <60 ml/menit/1,72 m2 dengan atau tanpa proteinuria bGunakan loop
diuretic jika eLFG <30/ml/menit/1,72 m2, karena thiazide/thiazide-like diuretic efektivitasnya lebih
rendah/tidak efektif pada eLFG yang serendah ini cPeringatan: risiko hiperkalemia dengan
spironolakton, terutama jika eLFG <45 ml/menit/1,72 m2 atau nilai awal K+ >4,5 meq/L

Gambar 6. Strategi Pengobatan Hipertensi


Dan Gagal Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun4,5

Jangan menggunakan CCB non-dihidropiridin (yaitu verapamil atau diltiazem). ACEi =


Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker; CCB
= Calcium Channel Blocker; MRA = Mineralocorticoid Receptor Antagonist

a
Pertimbangkan angiotensin receptor/neprilysin inhibitor daripada ACEi atau ARB sesuai ESC Heart
Failure Guidelines
bDiuretik yang dimaksud adalah thiazide/thiazide-like diuretic. Pertimbangkan loop diuretic sebagai

obat pilihan lain pada pasien edema


cMRA (spironolakton atau eplerenon)

Dikutip dari: ESC/ESH Hypertension Guidelines 2018

Hal 12 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

Gambar 7. Strategi Pengobatan Hipertensidan


Fibrilasi Atrial4,5

ACEi = Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker; CCB = Calcium
Channel Blocker; CHA2DS2- VASc = Cardiac failure, Hypertension, Age >75 (Doubled), Diabetes,
Stroke (Doubled) – Vascular disease, Age 65 – 74 and Sex Category (Female); DHP = dihidropiridin
a
CCB non-DHP (yaitu verapamil atau diltiazem). Dikutip dari: ESC/ESH Hypertension Guidelines 2018
9. EDUKASI Edukasi tentang :
▪ Diagnosis dan derajat hipertensi serta
penatalaksanaannya
▪ Kemungkinan penyebab hipertensi sekunder
▪ Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan hipertensi
(gaya hidup, obat-obatan atau riwayat keluarga)
▪ Faktor risiko kardiovaskular (termasuk gaya hidup dan riwayat
keluarga)
▪ Ada tidaknya HMOD (Hypertension Mediated Organ Damage) atau
penyakit kardiovaskular, serebrovaskular atau ginjal

10. PROGNOSIS Hipertensi tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan terapi
yang sesuai. Terapi kombinasi obat dan modifikasi gaya hidup umumnya
dapat mengontrol tekanan darah agar tidak merusak organ target. Oleh
karena itu, obat antihipertensi harus terus diminum untuk mengontrol
tekanan darah dan mencegah komplikasi

Hal 13 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

11. TINGKAT I/II/III

EVIDENS
12. TINGKAT A/B/C

REKOMENDASI
13. PENELAAH KSM PENYAKIT DALAM

KRITIS
14. INDIKATOR ▪ Target tekanan darah tercapai
(OUTCOME) ▪ Hemodinamik stabil
▪ Menentukan ada tidaknya HMOD (Hypertension Mediated Organ
Damage) atau penyakit kardiovaskular, serebrovaskular atau ginjal yang
sudah ada sebelumnya, untuk stratifikasi risiko.
▪ Mencegah kerusakan target organ akibat hipertensi (HMOD =
Hypertension Mediated Organ Damage)
15. KEPUSTAKAAN 1. Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casey Jr DE, Collins KJ,
Himmelfarb CD, et al. 2017 ACC / AHA / AAPA / ABC /ACPM / AGS/
APhA / ASH / ASPC / NMA /PCNA Guideline for the Prevention,
Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults:
Executive Summary: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice
Guidelines. Hypertension. 2018;71:1269-1324
2. Alwi I, et al. Hipertensi. Dalam: Panduan Praktik Klinis.
Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Cetakan ke-4.
Februari 2019. Hal 408-414
3. Unger T, et al. 2020 International Society of Hypertension Global
Hypertension Practice Guidelines. 6th May 2020. Hypertension.
2020;75:1334–1357. Available at:
https://doi.org/10.1161/hypertensionaha.120.15026
4. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019.
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Editor: Antonia Anna Lukito,
Eka Harmeiwaty, Ni Made Hustrini. Tanjung Enim; Februari 2019.
5. Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti RE, Azizi M, Burnier M, et
al. ESC Scientific Document Group. 2018 ESC/ESH Guidelines for

Hal 14 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM/JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PT. PERTAMEDIKA IHC
HIPERTENSI

The Management of Arterial Hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-


3104. Available at: https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehy339

Hal 15 dari 15
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
08
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
GAGAL GINJAL KRONIS- ICD :

END STAGE RENAL DISEASE


No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

ASESMEN AWAL NUTRISI Nutrisi ....... kkal/hr


(GIZI)
Protein ...........gr/hr

2. LABORATORIUM

Darah Lengkap

Serum Elektrolit

Gula Darah Acak

Ureum/Creatinin

Albumin O
UL O
3. RADIOLOGI/IMAGING

USG Abdomen/ Ginjal O


EKG O

4. KONSULTASI

Varian
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL GINJAL KRONIS- ICD :


END STAGE RENAL DISEASE
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Gagal Ginjal Kronis

Kelebihan volume cairan

b. DIAGNOSIS Penurunan perfusi jaringan perifer


KEPERAWATAN
Gangguan pola nafas

Intoleransi aktivitas
Kekurangan intake makanan dan
minuman oral berkaitan dengan
mual, muntah, nafsu makan
menurun ditandai dengan asupan
tidak adekuat (NI - 2.1)
Perubahan nilai laboratorium terkait
dengan gangguan fungsi ginjal
ditandai dengan ketidaknormalan
c. DIAGNOSIS GIZI
kadar ureum, kreatinin, BUN dalam
darah (NC- 2.2)

Pengetahuan yang kurang dikaitkan


pangan dan gizi berkaitan dengan
kurangnya informasi mengenai
makanan dan zat ditandai, belum
O O O O
paham pola makan diet (NB - 1.1)

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL GINJAL KRONIS- ICD :

END STAGE RENAL DISEASE


b. EDUKASI & Diet Ginjal, rendah protein dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI rendah garam

c. EDUKASI Batasi Cairan


KEPERAWATAN
Timbang berat badan berkala

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Cairan Isotonik
CAIRAN INFUS
O O O O Varian

Terapi Kausatif O O O O
ACE Inhibitor (lisinopril,
captopril) O O O O
Antagonis kalsium (diltiazem,
amlodipin, nifedipine, O O O O Varian
Clonidin 0,15 mg O O O O
OBAT
Diuretik (furosemide 20 mg) O O O O
Terapi Simtomatik O O O O
Anti nyeri (metampirone) O O O O
Anti emetik (ondansentron,
metoclopramide) O O O O
Terapi Suportif O O O O
Antibiotik profilaksis O O O O Varian

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Koreksi hiperkalemia O O O O
Transfusi darah O O
Insersi double lumen O O
AV Shunt O O O O
Hemodialisa O O O O
Informasi Obat O O O O
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI
Timbang berat badan berkala O O O O
KEPERAWATAN Balance cairan O O O O
CRT O O O O
c. TATA LAKSANA/ Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi O O O O Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan rendah protein dan
rendah Kalium O O O O secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O O Sesuai dengan hasil monitoring
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL GINJAL KRONIS- ICD :

END STAGE RENAL DISEASE


11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

TTV

b. KEPERAWATAN Berat badan

Intake-output
Monitoring asupan makan
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
c. GIZI Monitoring Fisik/klinis terkait Gizi O O O O & Nutrition Terminology)
Monitoring Biokimia O O O O
Monitoring Interaksi Obat O O O O
d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat O O O O
Pemantauan Terapi Obat O O O O
12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS

b. KEPERAWATAN Tirah baring dan duduk O Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien

c. FISIOTERAPI O
13. OUTCOME/HASIL
1.Perbaikan keluhan pasien, mual,
a. MEDIS
muntah O
2.Perbaikan laboratorium, Urcreat,
SE. O
TTV O
b. KEPERAWATAN
CRT O
Odema O
Berat badan O
c. GIZI
Asupan makan > 80% O Status Gizi berdasarkan antropometri,
Optimalisasi status gizi O biokimia, fisik/klinis

d. FARMASI
Terapi obat sesuai indikasi O Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional O
14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik, mobilisasi baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus : pemeriksaan fisik dan PPK
pemeriksaan penunjang kembali
normal/perbaikan

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

ICD :
GAGAL GINJAL KRONIS-
END STAGE RENAL DISEASE
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
GAGAL GINJAL KRONIS
1 PENGERTIAN Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan patologis dengan
penyebab yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara
progresif dan kemudian berakhir pada penyakit ginjal tahap akhir.
Penyakit ginjal tahap akhir adalah suatu keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal kronik ireversibel yang sudah mencapai
tahapan penderita memerlukan terapi pengganti ginjal, berupa dialysis atau
transplantasi ginjal.
2 ANAMNESIS Anamnesa terhadap faktor risiko PGK (keluarga dengan penyakit ginjal,
DM, batu ginjal, hipertensi, infeksi saluran kemih kronik/berulang). Pada
tahap awal umumnya tidak ada gejala, pada tahap lanjut didapatkan badan
merasa lemas, mual, muntah, sesak napas, pucat, BAK berkurang dan
berbusa, riwayat kaki bengkak, pengobatan tekanan darah tinggi.
3 PEMERIKSAAN 1. Keadaan umum tampak lemah (tampak baik pada stadium awal)
FISIK 2. Anemis, kulit kering, edema tungkai atau palpebra, tanda bendungan
paru, tekanan darah tinggi, kardiomegali

4 KRITERIA Kriteria penyakit ginjal kronik adalah:


DIAGNOSIS 1. Kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berupa
kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG), berdasarkan:
• Kelainan patologik atau
• petanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan komposisi darah
atau urin, atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan
2. LFG <60 ml/menit/1,73 m 2 yang terjadi selama 3 bulan atau lebih,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Tabel. Stadium PGK

LFG (ml/menit/73
Stadium
m2)
>= 90 1
60-89 2
30-59 3
15-29 4
<15 (atau dialisis) 5
5. DIAGNOSIS Gagal Ginjal Kronik (GGK).

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
GAGAL GINJAL KRONIS
KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Glomerulonephritis akut
BANDING 2. Acute on PGK
3. Infeksi saluran kemih
4. Retensi urin.
5. Oliguria pre atau pos renal

7. PEMERIKSAAN DPL, ureum, kreatinin, UL, tes klirens kreatinin (TTK) ukur, elektrolit (Na, K,
PENUNJANG CI, Ca, P, Mg), profil lipid, asam urat serum, gula darah, AGD, SI, TIBC, feritin
serum, hormon PTH, albumin, globulin, USG ginjal, pemeriksaan
imunologi, hemostasis lengkap, foto polos abdomen, renogram, foto
toraks, EKG, ekokardiografi, biopsi ginjal, HBsAg, Anti HCV, Anti HIV.
8. TATALAKSANA Nonfarmakologis:
□ Pengaturan asupan protein:
- pasien non dialisis: 0,6-0,75 granVkgBB ideal/hari sesuai
dengankliren kreatinin dan toleransi pasien
- pasien hemodialisis: 1-1,2 gram/kgBB ideal/hari
- pasien peritoneal dialisis: 1,3 gram/kgBB/hari
• Pengaturan asupan kalori: 35 Kal/kgBB ideal/hari
• Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan mengandung
jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh
• Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari kalori total
• Garam (NaC1): 2-3 gram/hari
• Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari
• Fosfor: 5-10 mg/kgBB/hari.
• Kalsium: 1400-1600 mg/hari
• Besi: 10-18 mg/hari
• Magnesium: 200-300 mg/hari
• Asam folat pasien HD: 5 mg
• Air: jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible water loss).
• Pada CAPD air disesuaikan dengan jumlah dialisat yang keluar.
• Kenaikan berat badan di antara waktu HD <5% BB kering

Farmakologis:

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
GAGAL GINJAL KRONIS
Kontrol tekanan darah:
- Penghambat ACE atau antagonis reseptor Angiotensin –>
evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan
kreatinin >35% atau timbul hiperkalemi harus dihentikan
- Penghambat kalsium
- Diuretik
• Pada pasien DM, kontrol gula darah –> hindari pemakaian metformin
dan obat- obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbAlC
untuk DM tipe 1 0,2 di atas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2
adalah 6%
• Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl
• Kontrol hiperfosfatemi: kalsium karbonat atau kalsium asetat
• Kontrol osteodistrofi renal
• Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/1
• Koreksi hiperkalemi
• Kontrol dislipidemia dengan target LDL<100 mg/d1, dianjurkan
golongan statin
• Terapi ginjal pengganti

9. EDUKASI 1. Proses terjadinya penyakit ini


2. Kemungkinan komplikasi
3. Tindakan dan pengobatan yang dilakukan
4. Meyakinkan pasien dan keluarganya untuk bersemangat dan lebih
optimis menghadapi penyakit ini.
5. Jika sudah hemodialisis, harus teratur sesuai waktu
6. Jika CAPD, harus kontrol teratur/rutin, dan harus selalu menjalankan
prosedur sesuai yang diajarkan.
7. Minum obat secara teratur
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. TINGKAT IV
EVIDENS

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PT. PERTAMEDIKA IHC
GAGAL GINJAL KRONIS
12. TINGKAT C
REKOMENDASI
13. PENELAAH
KRITIS
14. INDIKATOR 80% Pasien Penyakit Ginjal Kronik stadium terminal teratasi dan dapat
(OUTCOME) rawat jalan dalam 7 hari perawatan
15. KEPUSTAKAAN 1. Winearls CG. Clinical evaluatin and manifestations of chronic renal
failure. In: Comprehensive clinical nephrology, Johnson RJ,
Fehally J (editor), 2th ed. Philadelphia. Mosby, 2003: 857-871
2. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 17th ed. Philadelphia. The Mc Graw
Hill & Co.2008:

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
09
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT (*) ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS Pasien masuk melalui IGD
Dokter IGD

Dokter Spesialis Saraf


Anamnesis: terdapat gangguan
menelan/motorik/sensorik
Pasien masuk melalui RJ
Penilaian status neurologis

Skrining menelan

Perawat Primer:
Alasan utama masuk rumah
sakit, riwayat penyakit, status
psikologis, mental, sosial,
ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index,
risiko jatuh, risiko decubitus,
kebutuhan edukasi dan
Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah Lengkap

Ureum Kreatinin

Gula dara Sewaktu

Gula darah puasa dan 2 jam

Profil Lipid

Asam urat

PT-APTT

Serum Elektrolit

3. RADIOLOGI/IMAGING

Rontgen thoraks

EKG
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

CT Scan kepala tanpa kontras

MRI O
4. KONSULTASI

Dokter spesialis Jantung O


Dokter spesialis penyakit dalam O Apabila diperlukan

Dokter Spesialis rehabilitasi Medis O


5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat Penanggung jawab
KEPERAWATAN
Pengkajian
Perubahan pada tingkat
kesadaran atau responivitas yang
dibuktikan dengan gerakan,
menolak terhadap perubahan
posisi dan respon terhadap
stimulasi, berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang;
Ada atau tidaknya gerakan
volunteer atau involunter
ekstremitas, tonus otot, postur
tubuh, dan posisi kepala;
Kekakuan atau flaksiditas leher;

Pembukaan mata, ukuran pupil


komparatif dan reaksi pupil
terhadap cahaya dan posisi okular;
Warna wajah dan ekstremitas,
suhu dan kelembaban kulit;
Kualitas dan frekuensi nadi,
pernapasan, gas darah arteri
sesuai indikasi, suhu tubuh dan
tekanan arteri;

Kemampuan untuk bicara;

Volume cairan yang diminum dan


volume urin yang dikeluarkan
setiap 24 jam;
Riwayat hipertensi, kebiasaan
merokok, kebiasaan makanan dan
umur.
Airway

Adanya sumbatan/obstruksi jalan


napas oleh adanya penumpukan
sekret akibat kelemahan reflek
Breathing.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

Kelemahan menelan/batuk/
melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan/atau Dilakukan dalam 3 Shift
tak teratur suara nafas terdengar
ronchi/ aspirasi.
Circulation.

TD dapat normal atau meningkat,


hipotensi terjadi pada tahap
lanjut, disritmia, kulit dan membran
mukosa pucat, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini,
aktivitas dan istirahat.
Data Subyektif

Kesulitan dalam beraktivitas;


kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralysis;
Mudah lelah, kesulitan istirahat
(nyeri atau kejang otot).
Data obyektif:
Perubahan tingkat kesadaran

Perubahan tonus otot (flaksid atau


spastic), paraliysis (hemiplegia),
kelemahan umum; Gangguan
penglihatan.
pemeriksaan fisik/pengkajian
Keluhan utama : Pada saat
pengkajian pasien mengeluh
Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan

Pola Kebiasaan

Pola Koping

Pemeriksaan fisik

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Stroke Iskemik


Perubahan perpusi jaringan otak b.d
perdarahan intraserebral, oklusi
otak, vasospasme, dan edema otak;
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

Ketidak efektifan bersihan jalan


nafas yang b.d akumulasi secret,
kemampuan batuk menurun,
penurunan mobilitas fisik sekunder,
dan perubahan tingkat kesadaran;
Hambatan mobilitas fisik b.d
hemipearese atau hemiplagia,
kelemahan neuromoskuler pada
b. DIAGNOSIS ekstremitas;
KEPERAWATAN
Resiko gangguan integritas kulit b.d
tirah baring yang lama;
Defisist perawatan diri b.d
kelemahan neuromuskuler
menurunya kekuatan dan
kesadaran, kehilangan kontrol otot
atau koordinasi ditandai oleh,
seperti makan, mandi dll;
Gangguan eliminasi (konstipasi) b.d
imobilisasi dan asupan cairan yang
tidak adekuat.

Tidak cukupnya asupan makanan


peroral berkaitan dengan
menurunnya kemampuan
mengkonsumsi makanan ditandai
dengan terbatasnya asupan
c. DIAGNOSIS GIZI makanan setelah stroke (NI-2.1)
Kesulitan menelan berkaitan
dengan stroke ditandai dengan
estimasi asupan kurang dari 80%
kebutuhan. (NC-1.1)

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah Program pendidikan pasien dan keluarga

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan terkait Discharge
Planning

Edukasi tentang perkembangan


penyakit
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Edukasi tentang faktor risiko dan
pencegahan penyakit

Edukasi tentang penggunaan obat


dan jadwal kontrol
Penjelasan pemberian makanan
bertahap sesuai dengan
kemempuan menelan, dimulai
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI
dengan makanan enteral/cair
frekuensi 6 kali sesuai kemampuan,
O O
dilanjutkan ke bentuk saring, lunak,
biasa.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

Konseling nutrisi/pola makan


c. EDUKASI
Pola istirahat
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat O
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. CAIRAN INFUS RL/ Asering /KAEN 3A 500-1000ml
/24 jam Varian
b.OBAT Antikoagulan: dapat diberika Low
Molecular Weight Heparin atau
sesuai kebutuhan
Varian
Neuroprotektan: Citicholin/
Piracetam
Antihipertensi:
Amlodipin/Captopril/Nifedipin
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
1. Berikan penjelasan kepada
keluarga klien tentang sebab
2. Baringkan klien (bed rest) total
dengan posisi tidur telentang tanpa
3. Monitor tanda-tanda vital;

4. Ajarkan klien untuk mengindari


batuk dan mengejan berlebihan;
5. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan batasi pengunjung;
6. Kolaborasi: pemberian terapi
sesuai intruksi dokter, seperti:
7. Kaji keadaan jalan nafas;

8. Lakukan pengisapan lendir jika di


perlukan;
9. Ajarkan klien batuk efektif;

10. Lakukan postural drainage


perkusi/ penepukan;
11. Kolaborasi: pemberian oksigen
100%;
12. Kaji kemampuan secara
fungsional dengan cara yang teratur
klasifikasikan melalui skala 0-4;
13. Ubah posisi setiap 2 jam dan
sebagainya jika memungkinkan bisa
lebih sering;
14. Lakukan gerakan ROM aktif
dan pasif pada semua ekstremitas;
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

15. Konsultasi dengan ahli


fisiotrapi;
16. Anjurkan klien untuk melakukan
latihan ROM dan mobilisasi jika
mungkin;
17. Ubah posisi setiap 2 jam;
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI
KEPERAWATAN 18. Gunakan bantal air atau bantal
yang lunak di bawah area yang
19. Lakukan masage pada daerah
yang menonjol yang baru
20. Observasi terhadap eritema dan
kepucatan dan palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan
pelunakan jaringan tiap mengubah
21. Jaga kebersihan kulit dan hidari
seminimal munkin terauma, panas
terhadap kulit;

22. Kaji kemampuan dan tingkat


penurunan dalam skala 0–4 untuk
melakukan ADL;

23. Hindari apa yang tidak dapat di


lakukan oleh klien dan bantu bila
perlu;
24. Menyadarkan tingkah laku atau
sugesti tindakan pada perlindungan
kelemahan;
25. Rencanakan tindakan untuk
deficit pengelihatan dan seperti
tempatkan makanan dan peralatan
dalam suatu tempat, dekatkan
tempat tidur ke dinding;
26. Kaji pola eliminasi BAB;

27. Anjurkan untuk mengosumsi


buah dan sayur kaya serat;
28. Anjurkan klien untuk banyak
minum air putih, kurang lebih 8
gelas/ hari;

29. Berikan latihan ROM pasif;

30. Kolaborasi pemberian obat


pencahar

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
secara bertahap
Saring (Diet Lambung)
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

Monitoring status hidrasi pasien


meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring pemberian obat
b. KEPERAWATAN antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Monitoring hasil laboratorium yang
meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit
Monitoring asupan makanan O O Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia O O asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat O O O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS early mobilisasi O O O O O


Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri O O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI O O O O O
13. OUTCOME/HASIL

1. Tidak terjadi decubitus


a. MEDIS 2. Self-care optimal (pasien maupun
dilakukan oleh keluarga)
Perfusi jaringan cerebral:

Kesadaran meningkat;

Terjadi peningkatan status


nutrisi;
Terjadi peningkatan
mobilisasi;
Kemamapuan komunikasi
b. KEPERAWATAN verbal meningkat;
Self-care optimal;

Tidak terdapat faktor risiko


infeksi;
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


(*) :
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT ICD

Pengetahuan keluarga klien


meningkat,
Pasien tdk mengalami
konstipasi.
Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
Optimalisasi status gizi O O biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan

Catatan (*)
KRITERIA INKLUSI
1. Stroke non perdarahan pertama kali
2. Dibuktikan dengan brain CT
3. Stroke iskhemik dengan Hipertens

KRITERIA EKSKLUSI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC
(*)
STROKE ISKEMIK TANPA PENYULIT
No. Revisi :

ICD :

1. Stroke perdarahan
2. Stroke berulang
3. Stroke non perdarahan tanpa kelemahan motorik
4. Terdapat penyakit penyerta lain, selain hipertensi
5. Tanpa kelemahan motorik
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM SARAF
PT. PERTAMEDIKA IHC
STROKE TROMBOSIS/ISKEMIK

1 PENGERTIAN Suatu kondisi gangguan fungsi otak (defisit neurologis) fokal, atau
global yang timbul mendadak akibat tersumbatnya aliran darah otak,
yang berlangsung lebih dari 24 jam.
2 ANAMNESIS 1. Kelemahan separuh tubuh, kesemutan atau rasa baal separuhtubuh,
bicara pelat, wajah merot, kesadaran menurun/tidak sadar, lupa,
tidak bisa bicara, tidak mengerti pembicaraan orang lain, vertigo,
tidak bisa mengenali orang atau benda-benda, tidak bisa menyebut
nama benda, buta.
2. Ditemukan faktor risiko : Kencing manis, Hipertensi, gangguan
keseimbangan lemak (dislipidemia), merokok, obesitas
(kegemukan), riwayat keluarga menderita stroke, penyakit jantung
koroner, kurang aktifitas,

3 PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan fisik umum


FISIK 2. Pemeriksaan fisik neurologik :
a. Kesadaran
b. Fungsi luhur (berbahasa, memori)
c. Tanda rangsang meningeal

d. Saraf wajah
e. Motoris

f. Sensoris
g. Autonom
h. Reflek (fisiologis, patologis)

3. Pemeriksaan NIHSS
4 KRITERIA 1. Gangguan fungsi saraf fokal
DIAGNOSIS 2. Mendadak
3. Lebih dari 24 jam atau kurang dari 24 jam tapi penderita
meninggal.

4. CT Scan atau MRI tidak tampak adanya perdarahan


5. DIAGNOSIS Stroke infark trombotik
KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Migrain
BANDING

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM SARAF
PT. PERTAMEDIKA IHC
STROKE TROMBOSIS/ISKEMIK

2. Epilepsi: parsial seizure, Todd’s paresis


3. Transient global amnesia
4. Lesi struktural intrakranial : SDH, tumor, AVM, stroke ICHminimal,
stroke emboli
5. Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperglikemia, encephalopathi
hepatik, ensefalopathi wernicke, ensefalopathi hipertensi
6. Infeksi CNS: arteritis pada ensefalitis, abses otak, subdural
empiema, PML
7. Kelainan labirin
8. Kelainan psikologis : konversi, panik
9. Trauma kepala
10. Multiple sklerosis
11. Kelainan neuromuskular : mononeuropati, radikulopati, myastenia
gravis, “motor neuron disease”.

7. PEMERIKSAAN 1. Darah lengkap, BUN, ureum, kreatinin, SGOT/PT, albumin, GDA,


PENUNJANG GD puasa/GD 2 jam PP, lipid profile.
2. Faal hemostasis, urine lengkap, analisis gas darah, dan serum
elektrolit (sesuai indikasi)
3. Foto thorak, ECG.
4. CT Scan kepala tanpa kontras
5. MRI
6. Magnetic resonance angiography (MRA), ekokadiographi, dupleks
carotid sonography, transcranial Doppler (sesuai indikasi)

8. TATALAKSANA 1. Infus NaCl 0,9% atau RL atau Ringer asering atau…

2. Oksigen (bila saturasi < 95%)

3. Pemasangan pipa oropharyng, pipa nasopharing dan intubasiETT


sesuai indikasi.
4. Dopamine atau dobutamin atau epinephrine bila MAP < 70 mmHg.
5. Nicardipin 0,5 - 5 mcg/kgBB atau diltiazem 5-15 mcg/kgBB bila
tekanan darah lebih dari 220/120 mmHg dengan target penurunan
20%-25% MAP awal.

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM SARAF
PT. PERTAMEDIKA IHC
STROKE TROMBOSIS/ISKEMIK

6. Diazepam bolus lambat 5 – 20 mg dan diikuti fenitoin dosis awal 15


– 20 mg/kg bolus dengan kecepatan 50 mg/mnt bila kejang.
7. Insulin titrasi bila kadar GDA > 180 mg/dl pada kondisi
hiperglikemia dan bolus dextrose 40% dilanjutkan dengan infus
dextrose 10% pada kondisi hipoglikemia.
8. Parasetamol infus 3 x 1 gr atau 3-4 x 500 mg (per oral) (atas
indikasi).
9. Metampiron 3 x 1 ampul (atas indikasi)

10. Ondancentron 3 x 4-8 mg (atas indikasi)

11. Ranitidine atau omeprazole atau lanzoprazole (untuk mencegah


terjadi perdarahan lambung.

12. Manitol 0,25 – 0,5 gr/kgBB diulang setiap 4 – 6 jam (Tapering off
5 hari) bila didapatkan tanda-tanda tekanan intracranial

13. Ceftriazone 2 x 1 gr, levofloksasin 1 x 500-750 mg, meropenem 3


x 1gr sesuai indikasi.

14. Aspirin 1 x 160 - 320 mg, dan atau Clopidogrel 75 mg (atas


indikasi).

15. Golongan Statin, seperti Simvastatin (1x2-40 mg) atau Atorvastatin


1x40mg
16. Captopril 3x25mg atau derivat Sartan: Valsartan 1x80mg,
Candesartan 1x8-16 mg, Bisoprolol 1x5mg, Amlodipine 1-2 x 5-10
mg (atas indikasi)
17. Citicholin 3 x 500 mg intravena, atau 2x 1000 mg IV dilanjutkan 2
x 1000 mg per oral
18. Piracetam 12 gr dilanjutkan dengan 3 x 3 gr selama 4 hari,
dilanjutkan dengan Pirasetam 3 x 1,2 mg atau 4 x 800 mg per oral
(atas indikasi)
19. Multivitamin (atas indikasi)
20. Diet cair, bubur halus, bubur saring, nasi tim, nasi biasa dengan
kalori 30 kkal/kgBB dan protein 1,2 gr (disesuaikan kondisi).

9. EDUKASI 1. Etiopatomekanisme dan klinis

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM SARAF
PT. PERTAMEDIKA IHC
STROKE TROMBOSIS/ISKEMIK

2. Dx dan pemeriksaan penunjang


3. Terapi dan cara kerja obat
4. Kontrol rutin klinik saraf
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. TINGKAT EVIDENS IV
12. TINGKAT C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR • 80% pasien bertahan hidup
(OUTCOME) • 80% pasien stroke mengalami penurunan skor NIHSS dalam
waktu 2minggu
15. KEPUSTAKAAN 1. Guideline stroke PERDOSSI 2011
2. Ginsberg L. 2008. Lecture Notes: Neurology. 8th ed. Alih bahasa
oleh Wardhani IR. Erlangga. Tanjung Enim
3. Wetover, BM, Choi E, Awad KM. 2010. Nervous system disease.
Pocket Neurology. Lippincot Willias & Wilkins. Philadelphia
4. Baehr, Mathias. Diagnosis Topik Neurologi Duss: Anatomi,
fisiologi, tanda, gejala ed-4. EGC. Tanjung Enim
5. Samuels, Martin A. 2004. Manual of Neurologis Therapeutics
6. Jauch, C Edward, et al. 2013. Guidelines for the Early Management
of Patients With Acute Ischemic Stroke. American Heart Association

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
10
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG/PENYAKIT DALAM
Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


ACUTE CORONARY SYNDROME :
ICD

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5/6 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5/6 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis (SpJP/SpPD) Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah Rutin

CKMB

Troponin

Serum Elektrolit O
Profil Lipid

Ureum Kreatinin

Gula darah sewaktu

3. RADIOLOGI/IMAGING

EKG

Thorax PA O
Echocardiografi O Mengetahui koplikasi mekanik

4. KONSULTASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG/PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC :
No. Revisi
ACUTE CORONARY SYNDROME
ICD :

Kemungkinan tindakan
revaskularisasi baik dengan Primary
PCI atau Fibrinolitik di sesuaikan
pada sumber daya RS yang ada
O O O O O
dan penilaian klinis pasien

5. ASESMEN LANJUTAN
Memeriksa dan merekomendasikan bila ada
keluhan angina, sesak atau gangguan irama
Dokter DPJP
a. ASESMEN MEDIS

Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency


b. ASESMEN
Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS STEMI Akut


Nyeri Akut (D.0077)

Penurunan curah jantung

Gangguan perfusi jaringan


b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Kerusakan pertukaran gas

Ansietas

Intoleransi aktifitas

Asupan makan per oral kurang


berkaitan dengan menurunnya
kemampuan mengkonsumsi
makanan (tidak nafsu makan, sesak
c. DIAGNOSIS GIZI
dan lemas) ditandai dengan O
estimasi asupan makanan kurang
dari kebutuhan (NI.2-1)

7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktivitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien
Informasi tentang aktivitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien

Diet yang dapat dikonsumsi selama


pemulihan kondisi yaitu diet lunak
yang tidak merangsang dan tinggi
energy protein
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG/PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC :
No. Revisi
ACUTE CORONARY SYNDROME
ICD :

Anjurkan untuk istirahat

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Rencana terapi Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent

Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


Diet Jantung bentuk cair/saring/
b. EDUKASI & atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
lunak/biasa
KONSELING GIZI
Konseling nutrisi/pola makan

c. EDUKASI Pola istirahat


KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

Lembar Edukasi Terintegrasi


PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Streptokinase, 1,5 juta Unit
diencerkan dalam 100 ml NS habis
dalam 30-60 menit.
Atau
Alteplase 15 mg iv bolus dilanjutkan
0,75 mg/Kg (hingga maksimal 50
a. INJEKSI Antikoagulan :

Enoxaparin subkutan O O O O O Varian


Fondaparinux subkutan O O O O O
UFH O O O O O
Pemasangan infus NaCl0,9%/ D5/
b. CAIRAN INFUS RL
Aspirin 160 mg dilanjutkan 1x80 mg Jika tidak ada kontra indikasi Loading aspirin
sesudah makan 160 mg diberikan saat tiba di UGD
Clopidogrel 300 mg dilanjutkan 1x75 Jika tidak ada kontra indikasi
mg Loading 300 mg diberikan saat tiba di UGD
Statin: Simvastatin, atorvastatin

Ace Inhibitir/ARB : Ramipril,


Candesatran, Vasaltran O O O O O Varian

Betabloker : Bisoprolol, caverdilol Varian


c.OBAT ORAL
Nitrat
ISDN 5 mg po
ISDN 2-3x5-10 mg O O O O O
ISDN drip iv sesuai klinis

Pencahar
O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG/PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC :
No. Revisi
ACUTE CORONARY SYNDROME
ICD :

Penenang : Diazepam, Alprazolam


O
Analgetik Morfin 2 mg atau petidin
12,5 mg iv O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

Oksigenasi 2 liter per menit


a. TATA LAKSANA/ Fibrinolitik
INTERVENSI MEDIS
Kemungkinan Tindakan primary PCI O
Kemungkinan tindakan PCI elektif O O
Manajemen Nyeri

Terapi Relaksasi

Manajemen Cairan

b. TATA LAKSANA/ Manajemen Pengobatan


INTERVENSI
Monitoring tanda-tanda vital
KEPERAWATAN
Manajemen Energi

Self Care Assistance

Pemasangan Infus

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet makanan lunak sampai
makanan biasa secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi Memeriksa dan merekomendasikan bila ada
Rencana Asuhan keluhan angina, sesak, gangguan irama dan
a. DOKTER DPJP
perdarahan
Monitoring tindakan Fibrinolitik
Monitoring tanda-tanda vital pasien,
terutama hipotensi,nyeri dada,
sesak.

Monitoring tanda tanda perdarahan

Monitoring tanda tanda Alergi obat


b. KEPERAWATAN terutama streptokinase

Monitoring tanda tanda aritmia,


irama jantung

Monitoring status hidrasi pasien,


produski urin.
Monitoring asupan makanan O
c. GIZI
Monitoring Antropometri O
Monitoring Biokimia O
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O & Nutrition Terminology)
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG/PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC :
No. Revisi
ACUTE CORONARY SYNDROME
ICD :

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat O O O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS
Mobilisasi bertahap O
b. KEPERAWATAN
Tirah Baring
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
Mobilisasi duduk di tempat tidur
sampai duduk berdiri dan jalan
Aktifitas harian mandiri O
13. OUTCOME/HASIL
1.Tindakan fibrinolisis berhasil
ditandai dengan nyeri berkurang,
a. MEDIS penurunan enzim jantung,
penurunan ST evelvasi > 50%
2.tidak ada sesak dan nyeri dada.
Nyeri berkurang setelah dilakukan
tindakan perawatan
Curah jantung membaik/stabil
setelah dilakukan tindakan
Gangguan perfusi jaringan
berkurang/tidak meluas
b. KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas
berkurang
Pasien tidak gelisah

Oksigenasi dengan GDA dalam


rentang normal

c. GIZI
Asupan makan > 80% O Status Gizi berdasarkan antropometri,
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Nyeri


hilang, enzim jantung perbaikan, Status pasien/tanda vital sesuai dengan
EKG ST segmen menurun. PPK

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan

Penjelasan diberikan sesuai dengan Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat


keadaan umum pasien, apabila Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat
fibrinolisis tidak berhasil dapat pulang.
dilakukan elektif PCI
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG/PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC :
No. Revisi
ACUTE CORONARY SYNDROME
ICD :

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
SINDROMA KORONER DENGAN SEGMEN ST
ELEVASI (STEMI)

1 PENGERTIAN Kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan


gambaran EKG elevasi segmen ST.
2 ANAMNESIS - Nyeri dada:
o Substernal , retrosternal, prekordial yang sulit dilokalisirpasien
o Nyeri seperti ditekan, dihimpit, rasa terbakar, diremas,diperas
atau dipelintir
o Lama > 20 menit
o Disertai keringat dingin , mual , muntah, diaphoresis, cemas,
lemas, sulit bernapas
o Dapat menjalar ke lengan kiri, bahu, punggung, rahang bawah,
ulu hati, gigi terasa ngilu, kadang penjalaran bisa ketangan
kanan atau kedua tangan
- Terdapat salah satu atau lebih faktor risiko: kencing manis,
kolesterol, darah tinggi.

3 PEMERIKSAAN FISIK Secara umum dalam batas normal kecuali disertai komplikasi dan
atau komorbiditi
4 KRITERIA DIAGNOSIS 1. Memenuhi kriteria anamnesis
2. EKG :
o Elevasi segmen ST ≥ 1 mm di minimal dua lead yang
berdekatan,
o Terdapat evolusi pada EKG 1 jam kemudian
5. DIAGNOSIS Sindrom Koroner Akut Dengan Elevasi Segmen ST

KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Angina Prinzmetal

BANDING 2. LV aneurisma
3. Perikarditis
4. Brugada
5. Early repolarisasi
6. Pacemaker
7. LBBB lama
7. PEMERIKSAAN 1. EKG

PENUNJANG 2. Laboratorium:

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
SINDROMA KORONER DENGAN SEGMEN ST
ELEVASI (STEMI)

a. H2TL, Natrium, Kalium, Ureum, Kreatinin, Gula darah sewaktu,


SGOT, SGPT, CK-MB, hsTroponin
3. Rontgen Thoraks AP
4. 4. Echocardiografi
8. TATALAKSANA 1. Fase Akut di UGD
a. Bed rest total
b. Oksigen 2-4 liter/menit
c. Pemasangan IVFD
d. Obat-obatan :
- Aspilet 160mg kunyah
- Clopidogrel (untuk usia <75 tahun dan tidak rutin
mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300 mg atau
Ticagrelor 180mg
- Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 (tiga) kali
jika masih ada keluhan, dilanjutkan Nitrat iv bila keluhan
persisten
- Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada
e. Monitoring jantung
f. Jika onset < 12 jam :
- Fibrinolitik (di IGD) atau
- Primary PCI (di CathLab) bila fasilitas dan SDM di cathlab
siap melakukan dalam 2 jam
2. Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam):
a. Obat-obatan:

- Simvastatin 1x20mg atau Atorvastatin 1x 20mg jika kadar


LDL di atas target
- Aspilet 1x80
- Clopidogrel 1x75mg atau Ticagrelor 2x90mg.
- Bisoprolol 1x1,25mg jika fungsi ginjal bagus, Carvedilol 2x 3,125
mg jika fungsi ginjal menurun dosis dapat di uptitrasi;
diberikan jika tidak ada kontra indikasi
- Ramipril 1 x 2,5 mg jika terdapat infark anterior atau LV fungsi

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
SINDROMA KORONER DENGAN SEGMEN ST
ELEVASI (STEMI)

menurun EF < 50%; diberikan jika tidak ada kontra indikasi


- Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat
golongan ARB: Candesartan 1 x 16 mg, Valsartan 2x80mg
- Obat pencahar 2 x 1 sendok makan
- Diazepam 2 x 5 mg
- Jika tidak dilakukan primary PCI diberikan heparinisasi
dengan:
o UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal 4000 Unit,
dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 Unit/kgBB
maksimal 1000 Unit/jam atau
o Enoxaparin 2 x 60mg (sebelumnya dibolus 30mg iv)
atau
o Fondaparinux 1 x 2,5 mg

b. Monitoring kardiak
c. Puasa 6 jam
d. Diet Jantung 1800 kkal/24 jam
e. Total cairan 1800 cc/24 jam
f. Laboratorium: profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserid)
dan asam urat.
3. Fase perawatan biasa
a. Sama dengan langkah 2 a-f(diatas)
b. Stratifikasi Risiko untuk prognostik sesuai skala prioritas pasien
(pilih salah satu): 6 minutes walk test, Treadmill test,
Echocardiografi Stress test, Stress test perfusion scanning atau
MRI
c. Rehabilitasi dan Prevensi sekunder

9. EDUKASI 1. Edukasi gizi dan pola makan


2. Edukasi faktor risiko
3. Edukasi gaya hidup sehat
4. Edukasi obat-obatan
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PT. PERTAMEDIKA IHC
SINDROMA KORONER DENGAN SEGMEN ST
ELEVASI (STEMI)

Ad fumgsionam : dubia ad bonam


11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit
Jantung dan Pembulu Darah. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2016.
2. ESC Guidelines for the Management of Acute Myocardial Infarction
in Patients Presenting with Persistent ST segmen Elevation.
European Heart Journal 2017.
3. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015.
4. Advance Cardiac Life Support Indonesia. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016.
5. Lilly L. Pathophysiology of Heart Disease. Edisi ke-5. Lippincot
william & wilkins; 2011.
6. 6. Fokus Utama Pembaruan Pedoman American Heart Assosiation
2015 untuk CPR dan ECC. 2015. [ diakses pada tanggal 25 April
2017].
Tersedia di :
https://eccguidelines.heart.org/wpcontent/uploads/2015/10/2
015-AHA-Guidelines-Highlights-Indonesian.pdf.
7. Acute Coronary Syndrome Algorithm. Adult Advance Cardiac
8. Life Support American Heart Association. 2011

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
11
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
GASTROENTERITIS PADA ANAK ICD :

DENGAN DEHIDRASI SEDANG


No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Anak Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah Lengkap

Urin Lengkap

Feses Rutin O
Serum Elektrolit O
3. RADIOLOGI/IMAGING

4. KONSULTASI

Varian

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O Atas Indikasi/ Emergency
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK
Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC
GASTROENTERITIS PADA ANAK No. Revisi :
DENGAN DEHIDRASI SEDANG ICD :

b. ASESMEN
Perawat Penanggung jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Gastroenteritis

b. DIAGNOSIS Nyeri Akut


KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi
Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI

Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan


Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Pengisian formulir informasi dan edukasi
Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & Diet lambung bentuk saring atau atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI lambung
Konseling nutrisi/pola makan
c. EDUKASI
Pola istirahat
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Antibiotik (Ceftriaxon) O O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK
Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC
GASTROENTERITIS PADA ANAK No. Revisi :
DENGAN DEHIDRASI SEDANG ICD :

Antipiretik
a. INJEKSI (Paracetamol/Metamizole) O O O O Varian
Ranitidin O O O O
Ondansetron O O O O
b. CAIRAN INFUS Cairan Kristaloid

Zinc
Varian
c.OBAT ORAL Probiotik

Cotrimoxazole O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Vital Sign Monitoring

Fluid Management

Infection Control
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Medication Management
KEPERAWATAN
Nutrition Therapy

Nutritional Counseling

Nutritional Monitoring

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
Saring (Diet Lambung) secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi
Monitoring pemberian obat
b. KEPERAWATAN antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Monitoring penurunan skala nyeri

Monitoring asupan makanan

Monitoring Antropometri Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


c. GIZI
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Biokimia

Monitoring Fisik/klinis terkait gizi

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK
Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC
GASTROENTERITIS PADA ANAK No. Revisi :
DENGAN DEHIDRASI SEDANG ICD :

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI


Program mobilisasi bertahap dari
a. MEDIS bedrest di hari rawat 0/1 hingga
Dibantu sebagian / mandiri Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
Tegaknya diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik

a. MEDIS Diagnosis definitive dengan


pemeriksaan kultur feses
Evaluasi tanda-tanda vital dan
komplikasi
Tanda Vitasl dalam Batas Normal

Indek Output Seimbang

Integritas kualitas perianal baik


b. KEPERAWATAN
Tanda-tanda vital normal (Suhu <
37,50C)
Nyeri terkontrol

Intake oral cairan adekuat

Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI Asupan makan > 80% biokimia, fisik/klinis
Terapi obat sesuai indikasi
d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: BAB padat atau BAB encer
PPK
< 2 x sehari, Tidak ada nyeri perut,
Demam turun, kesadaran baik, tidak

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC
GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI SEDANG
No. Revisi :

ICD :

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIARE AKUT PADA ANAK

1 PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Menurut Riset
kesehatan Dasar 2007, diare merupakan penyebab kematian pada 42%
bayi dan 25,2% anak usia 1 – 4 tahun.
2 ANAMNESIS
1. Lama berlangsungnya diare, frekuensi diare sehari, warna feses,
adakah lendir atau lendir darah dalam feses
2. Adakah muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran
menurun, kapan buang air kecil terakhir, demam, sesak nafas,
kejang, perut kembung
3. Jumlah cairan yang masuk selama diare
4. Jenis makanan dan minuman yang dimakan/minumselama diare
5. Apakah mengkonsumsi makanan minuman yangtidak biasa
6. Apakah terdapat penderita diare disekitarnya
7. Bagaimana dengan sumber air minum

3 PEMERIKSAAN 1. Keadaan umum, tanda vital dan kesadaran :


FISIK Tanda Utama :
✓ gelisah, rewel, lemah/ letargi/ coma, tampak haus, turgor
kurang atau buruk
Tanda tambahan :
✓ Mulut bibir lidah kering, mata dan UUBcekung, keluar air
mata
2. Nafas cepat dan dalam (nafas Kuszmaull) tandaasidosis metabolik
3. Kejang karena gangguan keseimbangan elektrolit (hipo atau
hipernatremia), kembung (hipokalemia)
4. Berat Badan
5. Penilaian derajat dehidrasi
4 KRITERIA 1. Diare akut tanpa dehidrasi : Tidak ditemukan tanda utama
DIAGNOSIS maupun tambahan, kehilangan cairan tubuh < 5%BB. KU baik
sadar, UUB tak cekung, mukosa mulut dan bibir basah, turgor baik
atau cukup, bising usus normal, akral hangat
2. Diare akut dengan dehidrasi ringan /sedang: Kehilangan cairan
5-10% BB, terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIARE AKUT PADA ANAK

tambahan. KU gelisah atau cengeng. Turgor kurang, akral


masihhangat
3. Diare akut dengan dehidrasi berat : kehilangancairan >10% BB,
terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan. KU
letargi atau koma, UUB sangat cekung, mata sangat cekung,
mukosa mulut dan bibir kering. Turgor sangat kurang akral dingin.
5. DIAGNOSIS Diare akut dengan atau tanpa dehidrasi
KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Keracunan makanan
BANDING 2. Disentri baksiler
3. Disentri amuba
7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan feses lengkap
PENUNJANG 2. Analisis elektrolit pada kondisi dehidrasi
3. Analisis gas darah bila perlu pada dehidrasi berat dengan asidosis
8. TATALAKSANA 1. Cairan kristaloid (Kaen 3A, Kaen 3B, D51/4NS) 175 cc – 200 cc/
kg bb/ hari.
2. Seng dibawah 6 bulan 10 mg perhari, diatas 6 bulan 20 mg perhari.
3. Probiotik 2x 1 po.
4. Oralit setiap BAB cair.
5. Antibiotika : trimetoprim (4 mg/kg bb/ x) 2 x 1 po, cefixim (3 – 5
mg/kgbb/x) 2x1 po, ceftriaksone inj 1 x 50-80 mg/kgbb/hari.
6. Paracetamol 10 mg/kgbb/kali, maksimal 5 kali.
7. Domperidon 0,3 mg/kgbb/kali atau Ondansetron 0,15
mg/kgBB/kali.
9. EDUKASI 1. Edukasi hygiene lingkungan : jamban yg bersih, selalu memasak
makanan dan minuman dan hygiene pribadi: cuci tangan sebelum
makan atau memberikan makanan
2. Edukasi : ASI tetap diberikan, makanan sapihan, imunisasi
rotavirus bila ada dan masih dalam usia < 6 bulan, imunisasi
campak
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam / malam
Ad sanationam : dubia ad bonam / malam
Ad fungtionam : dubia ad bonam / malam

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PT. PERTAMEDIKA IHC
DIARE AKUT PADA ANAK

11. TINGKAT EVIDENS II


12. TINGKAT B
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 1. BAB frekuensi, konsistensi normal
(OUTCOME) 2. intake oral baik

3. kondisi hemodinamik baik


15. KEPUSTAKAAN 1. Ditjen PPM,PLP depkes ri.PMPD.buku ajar diare.1996.

2. AAP.The mangement of acute gastroenteritisin young children.


Pediatric 1996 ; 97 : 1-20.
3. WHO.hospital care for children. Geneva.2005
4. Duggan C, santosham M<glass RI.The management of acute
diarrhea in children: oral rehidration, maintenance and nutritional
therapy.MMWR.1992 ; 41 : 1-20

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
12
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM KESEHATAN MATA Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
OPERASI KATARAK ICD :

DENGAN PHACO EMULSIFIKASI


No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 1 Hari/ ODC
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


PO ODC KON

1. ASESMEN AWAL

ASESMEN AWAL MEDIS Dokter Spesialis Mata Pasien masuk melalui RJ

Penyakit Ulama

Penyakit Penyerta

Katarak dengan komplikasi

Perawat Primer:
ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN
TTV

2. LABORATORIUM

GD

HB

Swab Antigen COVID

3. RADIOLOGI/IMAGIN/PENUNJANG

Keratometri

Biometri

USG O
4. KONSULTASI

Spesialis Jantung O Varian


Spesialis Penyakit dalam O
5. ASESMEN LANJUTAN

a. ASESMEN MEDIS Dokter DPJP


b. ASESMEN
TTV
KEPERAWATAN
Telaah Resep terutama obat obat
d. ASESMEN FARMASI antikoagulan dan obat yang
menyebabkan peningkatan TIO
O
6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Katarak

dan penyakit penyerta O Apabila ada


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM KESEHATAN MATA No. Formulir :

PT. PERTAMEDIKA IHC Tgl. Berlaku :


OPERASI KATARAK No. Revisi :
DENGAN PHACO EMULSIFIKASI ICD :

Komplikasi O
7. EDUKASI TERINTEGRASI

Penjelasan Diagnosis
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS
Rencana terapi O O terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent
Penjelasan pembatasan aktifitas
pasca operasi O O
c. EDUKASI Penggunaan obat tetes mata dan
KEPERAWATAN obat oral lain O O
hand hygine O O
d. EDUKASI FARMASI
Informasi Obat O O
Konseling Obat O O
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

8. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Midriatril tetes mata

Pre Operasi Efrisel Tetes mata

Pantokain tetes mata

Antibiotik Topical :

Levofloxacin

Tobramicin

Steroid Topical

Dexamethason (Xitrol/Polidex)

Antibiotik Oral

Ciprofloxacin 2 x 500 mg

Levofloxacin 1 x 500 mg
c.Post Op
Anti inflamasi oral

NSID

Asam mefenamat 3 x 500 mg

Na Diklofenak 2 x 50 mg

Methyl Prednisolon 2 x 8 mg

Hiperosmotic eye
untuk jenis kataran yang keras, sehingga
Ophtalgon/Xiloxan O mengalami kesulitan saat operasi
Lanjutan obat sesuai penyakit
Penyerta O O O Varian

9. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Tindakan PHACO
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM KESEHATAN MATA No. Formulir :

PT. PERTAMEDIKA IHC Tgl. Berlaku :


OPERASI KATARAK No. Revisi :
DENGAN PHACO EMULSIFIKASI ICD :

b. TATA LAKSANA/ TTV


INTERVENSI Sesuai dengan hasil monitoring
KEPERAWATAN Visus

d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O
10. MONITORING & EVALUASI

a. DOKTER DPJP Asesmen Ulang visus Monitor perkembangan pasien


Monitoring tanda-tanda vital pasien
b. KEPERAWATAN dan cek visus
11. OUTCOME/HASIL

Visus membaik

a. MEDIS Tekanan Intra Okuli Normal


Segmen posterior tidak ditemukan
inflamasi

12. KRITERIA PULANG PASCA OPERASI

Tidak ada perdarahan, dan


komplikasi lain O O
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Hemodinamik baik O O PPK

13. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien.
Surat pengantar kontrol

Konseling Obat

Kontrol diagnosa pulang Pseudoafakia

Post Ops

H+1

H+1 minggu

H+3 Minggu

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KESEHATAN MATA Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC


OPERASI KATARAK
DENGAN PHACO EMULSIFIKASI
No. Revisi :

ICD :

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan

PO Pre Operasi

ODC One Day Care

KON Kontrol
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM MATA
PT. PERTAMEDIKA IHC
KATARAK PADA PASIEN DEWASA DENGAN
TINDAKAN PHACOEMULSIFIKASI

1 PENGERTIAN Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan


tajam penglihatan (visus) yang paling sering berkaitan dengan proses
degenerasi padapasien usia diatas 40 tahun (katarak senilis)
2 ANAMNESIS 1. Penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup asap/kabut,
atau melihatarea keabuan.
2. Ukuran kacamata semakin bertambah, silau, dan sulit membaca

Faktor Risiko:

1. Usia lebih dari 40 tahun


2. Riwayat penyakit sistemik, seperti diabetes melitus (DM),
galaktosemia
3. Pemakaian tetes mata steroid secara rutin
4. Kebiasaan merokok dan pajanan sinar matahari
3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Visus menurun yang tidak membaik dengan pemberian pinhole
2. Pemeriksaan segmen anterior dengan senter atau slit lamp
didapatkan kekeruhan lensa. Pemeriksaan slit lamp dapat
mengidentifikasi luas, tebal dan lokasi opasitas/kekeruhan lensa.
Pemeriksaan shadow test positif pada katarak imatur dan negatif
pada katarak matur
3. Pemeriksaan oftalmoskop, terdapat kekeruhan lensa yang dapat
dilihat dengan jelas. Pada stadium insipien dan imatur Tampak
kekeruhan kehitam-hitaman dengan latar belakang jingga sedangkan
pada katarak matur hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar
belakang jingga (refleks fundus negatif). Pemeriksaan ini lebih
mudah diakukan apabila pupil dilatasi dengan tetes mata Tropikamid
0,5% atau dengan cara memeriksa pasien pada ruang gelap.

4 KRITERIA DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
Stadium katarak menurut stadium perkembangannya:
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
(air (air+masa lensa
masuk) keluar)

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM MATA
PT. PERTAMEDIKA IHC
KATARAK PADA PASIEN DEWASA DENGAN
TINDAKAN PHACOEMULSIFIKASI

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans


Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis dan
Glaukoma
5. DIAGNOSIS Cataract, unspecified
KERJA
6. DIAGNOSIS Refleks senil, Kelainan refraksi, Retinopati, Ablasio retina

BANDING
7. PEMERIKSAAN Tidak diperlukan, kecuali terdapat dugaan penyakit sistemik (Kadar gula

PENUNJANG darah bila DM)

8. TATALAKSANA Medikasi tidak banyak membantu


Terapi definitif dengan tindakanpembedahan.
Indikasi bedah:
• Penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat ditoleransi pasien
karena mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila kedua lensa
mengalami katarak maka mata dengan visus terburuk yang dioperasi
dahulu
• Adanya anisometropia yang bermakna secara klinis.
• Kekeruhan lensa menyulitkan pemeriksaan segmen posterior
• Terjadi komplikasi terkait lensa seperti peradangan atau glaukoma
sekunder(fakoanafilaksis, fakolisis, dan fakomorfik glaukoma).
Kontraindikasi bedah:
• Penurunan fungsi penglihatan yang masih dapat ditoleransi oleh
pasien
• Tindakan bedah diperkirakan tidak akan memperbaiki tajam
penglihatan dan tidak ada indikasi bedah lainnya
• Pasien tidak dapat menjalani bedah dengan aman karena keadaan
medis atau kelainan okular lainnya yang ada pada pasien
• Perawatan pascabedah yang sesuai tidak bisa didapatkan oleh
pasien
Jenis pembedahan antara lain:

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM MATA
PT. PERTAMEDIKA IHC
KATARAK PADA PASIEN DEWASA DENGAN
TINDAKAN PHACOEMULSIFIKASI

• Phaecoemulsification Catarract Extraction


• Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
• Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
• Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Phaecoemulsification
Pembedahan dengan menggunakan vibrator ultrasonik untuk
menghancurkan nukleus yang kemudian diaspirasi melalui insisi 2,5-
3mm, dan kemudian dimasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat.
Keuntungan dari tindakan insisi kecil ini adalah pemulihan visus lebih
cepat, induksi astigmatis akibat operasi minimal, komplikasi dan inflamasi
pasca bedah minimal.

9. PENYULIT Glaukoma sekunder; Uveitis pakotoksik atau glaukoma fakolitik; Katarak


sekunder;Prolaps iris; Endoftalmitis
10. EDUKASI Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit katarak
merupakan gangguan penglihatan yang dapat diperbaiki dan
menyarankan untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosis katarak agar
tidak terjadi komplikasi
11. PROGNOSIS Ad vitam : Bonam
Jika dilakukan operasi:
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
12. TINGKAT EVIDENS
13. TINGKAT
REKOMENDASI
14. PENELAAH KRITIS
15. INDIKATOR Tajam penglihatan membaik
(OUTCOME)
16 KEPUSTAKAAN 1. KEPMENKES RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama. Tanjung Enim.
2. Pambudy, I. M., dan Irawati, Y. Katarak. Dalam: Tanto, C., Liwang,
F., Hanifati, S., Pradipta E.A. Editor. 2014. Kapita Selekta

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM MATA
PT. PERTAMEDIKA IHC
KATARAK PADA PASIEN DEWASA DENGAN
TINDAKAN PHACOEMULSIFIKASI

Kedokteran. Edisi ke-4. Tanjung Enim: Media Aesculapius.


3. Riordan-Eva, P., Whitcher, J.P. 2011. Vaughan & Asbury General
Ophthalmology. Edisi ke-18. Philadelphia: McGraw-Hill.
4. Sidarta, I., Yulianti, S.R., 2011. Ilmu Penyakit Mata. Tanjung
Enim: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
5. James, B., Chew, C., dan Bron, A. 2006. Lecture Notes: Oftalmologi.
Tanjung Enim: Erlangga.

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
13
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
KEJANG DEMAM SEDERHANA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Anak Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:
Kondisi umum, riwayat penyakit,
status psikologis, mental, sosial,
ekonomi dan budaya pemeriksaan
ASESMEN AWAL fisik, tingkat kesadaran, tanda-tanda
KEPERAWATAN vital, riwayat alergi, skrining gizi,
nyeri, status fungsional: bartel
index, risiko jatuh, risiko decubitus,
kebutuhan edukasi dan Discharge
Planning
2. LABORATORIUM

Darah Lengkap

Serum Elektrolit

GDA

UL O
3. RADIOLOGI/IMAGING

Thorax PA O dilakukan apabila terdapat DD


CT Scan Kepala dengan kontras O
4. KONSULTASI

THT O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :


PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
KEJANG DEMAM SEDERHANA
ICD :

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep dilanjutkan dengan intervensi farmasi


d. ASESMEN FARMASI
sesuai hasil telah dan rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Kejang Demam Sederhana

Risiko ketidakefektifan perfusi


jaringan otak

Hipertermia dilakukan dalam 3 sift


b. DIAGNOSIS
Masalah keperawatan yang dijumpai, dibuat
KEPERAWATAN Risiko kekurangan volume cairan
oleh perawat penanggung jawab
Risiko cidera

Risiko aspirasi
Peningkatan kebutuhan zat gizi
Sesuai dengan data asesmen,
energi berkaitan dengan
kemungkinan saja ada diagnosis lain atau
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI diagnosis berubah selama
menjaga suhu tubuh ditandai
perawatan.
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & Makanan saring atau lunak sesuai atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI umur
Kompres hangat (tapid water
sponge)

c. EDUKASI Pengaturan posisi saat kejang


KEPERAWATAN Menurunkan risiko cedera saat
kejang berulang
Menurunkan risiko kejang berulang

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

Tgl. Berlaku :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
KEJANG DEMAM SEDERHANA ICD :

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Pra terapi (IGD/IRJA)


Terapi Anti Kejang Diazepam supp/ rectal Supp 5 mg/ kgBB untuk yang < 10 kg
Supp 10 mg/kgBB untuk > 10 kg
Dosis 0,3 - 0,5 mg/ kgBB
Diazepam inj iv

Fenitoin Dosis 10 -20mg/kgbb/x dengan kecepatan 1


Kelas Terapi anti Piretik Paracetamol supp 125 mg : 250 mg

Paracetamil drip 10 - 15 mg/KgBB/x-iv drip

Metamizole 10 mg/kg/x

IVFD D51/4 salin / KaEn 1B


Varian
D51/5 salin/ KaEn 3A

Tindakan Oksigenasi

MRS

Terapi anti kejang

Diazepam oral 3 -4 x 0,3 mg/kgbb pasa saat demam

Indikasi Vasproas 2 - 3 x 10 - 15 mg/KgBB/x-iv drip

Fenitoin 2 - 3 x Dosis 4-8 mg/kgbb/hari 2 - 3 x

Terapi antibiotik Amphicilin iv O 100mg/kgbb/hari 3 - 4 x

Cefotaxim O 100mg/kgbb/hari 3x

Ceftriaxon O 30 mg/kgbb/ hari 1 -2 x


Kelas Terapi anti Piretik Paracetamol supp
varian
Ibuprofen oral

IVFD D51/4 salin / KaEn 1B O Varian


D51/5 salin/ KaEn 3A O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Oksigenasi O
Manajemen Demam

Manajemen Cairan

Manajemen Kejang: mengamankan


kepatenan jalan nafas (pencegahan
lidah tergigit)
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Mencegah risiko jatuh
KEPERAWATAN
Pemenuhan kebutuhan ADL
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :


PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
KEJANG DEMAM SEDERHANA
ICD :

Kolaborasi pemasangan infus

Kolaborasi pemberian oral

Kolaborasi pemberian rectal

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
Saring (Diet Lambung) secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda vital

Monitoring cairan

b. KEPERAWATAN Monitoring Jaringan otak

Monitoring kejang

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri
c. GIZI Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN Pembatasan mobilisasi saat kejang

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

Tidak ada kejang


a. MEDIS
hemodinamik stabil

Suhu tubuh normal

b. KEPERAWATAN Tidak ada kejang

Hemodinamik stabil
Memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa
memperberat salurab cerna. Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Asupan makan > 80%

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK
Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC
KEJANG DEMAM SEDERHANA No. Revisi :

ICD :

14. KRITERIA PULANG


Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
KEJANG DEMAM SEDERHANA

1 PENGERTIAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Suatu kejadian pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun, berhubungan degan demam tetapi tidak terbukti adanya
infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.
2 ANAMNESIS 1. Kejang: kapan terjadi, berapa kali/ 24 jam, lama tiap
kejang,bentuk kejang, kesadaran saat kejang dan setelah
kejang terjadi
2. Demam: kapan terjadi, berapa lama jarak antara demam
dankejang, berapa suhunya, berapa suhu saat kejang.
3. Faktor predisposisi: batuk, pilek, cairan dari telinga, gigi/mulut
yang sakit, mual, muntah, mencret, BAK
4. Riwayat terapi.

5. Faktor kejang demam atau epilepsi pada anggota keluarga lain

3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan fisik, termasuk vital sign


2. Pemeriksaan neurologis: kesadaran, kepala: bentuk,
ukuran,tanda rangsang meningeal, nervus kranialis,
sensorik, motorik, refleks fisiologis, refleks patologis, klonus
4 KRITERIA DIAGNOSIS 1. Kejang demam sederhana: Kejang berlangsung singkat, < 15
menit, sifat kejang umum tonik dan atau klonik,
umumnya.berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang
dalam 24 jam.
2. Kejang demam komplikata: Kejang lama > 15 menit, kejang
fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial, berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
5. DIAGNOSIS Kejang Demam sederhana
KERJA

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
KEJANG DEMAM SEDERHANA

6. DIAGNOSIS 1. Kejang demam sederhana


BANDING 2. Kejang demam komplikata
3. Meningitis
4. Ensefalitis
5. Abses otak

7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan laboratorium :


PENUNJANG Pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit
dan gula darah).
2. Pemeriksaan Radiologi
X-ray kepala, CT Scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya
dikerjakan atas indikasi.
3. Pemeriksaan cauran sereberospinal
Tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan
untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka
tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai
berikut.
1. Bayi < 12 bulan : diharuskan
2. Bayi antara 12-18 bulan : dianjurkan
3. Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda
menigitis.
4. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) :

Tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang


tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia
> 6 tahun atau kejang demam fokal).

8. TATALAKSANA 1. Penanganan Pada Saat Kejang


Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV
(perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA.
Bila kejang masih belum teratasi dapat

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
KEJANG DEMAM SEDERHANA

diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.


Turunkan demam :
✓ Antipiretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen
5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari
✓ Kompres : suhu > 390 C : air hangat; suhu > 380 C : air biasa
✓ Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi
dengan penyakit dasarnya.
✓ Penanganan suportif lainnya meliputi :
• Bebaskan jalan nafas
• Pemberian oksigen
• Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
• Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2. Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana
dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO danantipiretika pada saat anak
menderita penyakit yang disertai demam.
Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam
Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis.
9. EDUKASI 1. Kompres badan ketika demam: suhu > 390 C : air hangat; suhu
>380C:air biasa
2. Pemberian antipiretik.
3. Edukasi bisa terulang kembali kejang demam atau menjadi
komplikasi epilepsi, apabila terdapat riwayat kejang demam
dalam keluarga, usia < 12 bulan, temperatur yang rendah saat
kejang, cepatnya kejang setelah demam.
4. Menyediakan diazepam rektal suppositoria 5 mg untuk berat
badan < 10 kg dan 10 mg untuk berat badan > 10 kg. Bila kejang
masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20
menit kemudian.
5. Edukasi tentang indikasi rawat inap:
• Kejang demam komplikata
• Hiperpireksia
• Usia dibawah 6 bulan

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
KEJANG DEMAM SEDERHANA

• Kejang demam pertama


• Terdapat kelainan neurologis

10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam / malam


Ad sanationam : dubia ad bonam / malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam / malam
11. TINGKAT EVIDENS I / II / III / IV
12. TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 1. Tidak ada kejang
(OUTCOME) 2. Hemodinamik stabil

15. KEPUSTAKAAN 1. Baumann RJ. Febrile Seizures. E Med J, March 12 2002, vol. 2,No.
3 : 1-1.
2. Baumann RJ. Technical Report: Treatment of The Child with
Simple Febrile Seizures.
http://www.pediatric.org/cgi/content/full/103/e86.
3. Lewis H. Viruses in Febrile Convulsion. Arch Dis Child, 2001;82 :
428.
4. Konsensus penatalaksanaan kejang demam UKK NeurologiIDAI
2006

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
14
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :
KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
HAMIL ATERM INPARTU ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 2 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL
Dokter IGD/Doker Spesialis :
terdapat keluhan: Nyeri perut
menjalar ke pinggang, keluar air- Pasien masuk melalui IGD
ASESMEN AWAL MEDIS air, darah, lendir, riwayat persalinan,
HPHT, riwayat ANC, pemeriksaan
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah Rutin

Urin rutin

HbSAg

3. RADIOLOGI/IMAGING/PENUNJANG LAIN

USG

KTG O
4. KONSULTASI

Spesialis Anak/Perinatologi

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HAMIL ATERM INPARTU ICD :

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat O
6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Hamil Aterm Impartu


b. DIAGNOSIS Nyeri Akut, berkaitan dengan
KEPERAWATAN kontraksi

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
c. DIAGNOSIS GIZI
meningkatnya kebutuhan untuk
BUSUI

7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktivitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien
Terapi yang diberikan meliputi
kegunaan obat, dosis dan efek
samping
Program pendidikan pasien dan keluarga
Diet yang dapat dikonsumsi selama
pemulihan kondisi

Anjurkan untuk perawatan luka


episiotomi

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Asupan nutrisi untuk BUSUI

Perawatan luka episiotomi


c. EDUKASI
Manajeman nyeri
KEPERAWATAN
Tanda-tanda infeksi

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HAMIL ATERM INPARTU ICD :

a. INJEKSI Oksitosin 10IU (IM) O Manajeman aktif kala III

b. CAIRAN INFUS RL

Cefadroxil 500mg 2x1 tab


c.OBAT ORAL Varian
Asam Mefenamat 500mg 3x1 tab

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

Pemeriksaan Obstetrik

Pemantauan kala I - IV
a. TATA LAKSANA/
IVFD RL
INTERVENSI MEDIS
Partus per vaginam

Dressing kecil

Monitoring TTV
b. TATA LAKSANA/
Setiap melakukan monitoring dicatata
INTERVENSI Perawatan luka
dalam Form Asuhan Keperawatan
KEPERAWATAN
Monitoring tanda-tanda perdarahan
c. TATA LAKSANA/ Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
INTERVENSI GIZI Monitoring asupan makan disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
Monitoring efek samping obat
d. TATA LAKSANA/
Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
Pemantauan Terapi Obat

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring Tindakan pencegahan


infeksi yang harus dilakukan oleh
b. KEPERAWATAN
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring tanda-tanda perdarahan

Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


c. GIZI Monitoring asupan makanan gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS Mobilisasi
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
sebagian dibantu terutama pasien
b. KEPERAWATAN
primigravida
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

TTV baik
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HAMIL ATERM INPARTU ICD :

Tidak ada perdarahan


a. MEDIS
Kontaksi uterus baik, tidak ada
atonia
Luka episiotomi tenang

TTV normal
b. KEPERAWATAN
Tidak ada tanda infeksi

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HAMIL ATERM INPARTU ICD :

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik
Khusus: Kontraksi baik, Mobilisasi
baik, kemampuan BAK (24 post
partum)
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
HAMIL ATERM IN PARTU

1 PENGERTIAN Kehamilan, persalinan, dan atau kelahiran pada usia kehamilan 37-40
minggu dan berat bayi > 2500 gram.
Partus normal adalah partus dimana keadaan ibu dan bayi dilahirkan
dalam keadaan baik dan persalinan terjadi
spontan
2 ANAMNESIS KU : mau melahirkan RPP:
R/ perut mules menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan kuat,
keluar air, keluar darah lendir (tanda inpartu)
Gerakan anak masih dirasakan atau tidak
R/ HPHT
3 PEMERIKSAAN Status Obstetri
FISIK PL: Leopold I, II, III, IV, DJJ, TBJ, kontraksi uterus
VT: portio konsistensi, posisi, pendataran, pembukaan, ketuban +/,
bagian terbawah janin, penurunan, penunjuk.
1. Pemeriksaan his dan pemeriksaan dalam
2. Penilaian imbang feto pelvik
3. Penggunaan partogram
4 KRITERIA • Anamnesis
DIAGNOSIS • Pemeriksaan fisik –parut perineum dan bekas laparatomi
5. DIAGNOSIS Hamil aterm inpartu
KERJA
6. DIAGNOSIS
BANDING
7. PEMERIKSAAN - Ultrasonografi (biometri janin)
PENUNJANG - Darah rutin
8 TATALAKSANA Kala I :
Pasien dievaluasi menurut partograf WHO meliputi :
a. Keadaan ibu : tekanan darah, nadi pernapasan, suhu dan
urin.
b. Kemajuan persalinan ; kontraksi uterus, pembukaan,
penurunan dan molase.
c. Keadaan janin : DJJ, air ketuban
d. Obat-obatan penujang

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
HAMIL ATERM IN PARTU

Kala II :
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu :
- Merupakan langkah penting dalam asuhan ibu
- Dalam penyusunan rencana asuhan harus berdasarkan
diagnose masalah baik aktual maupun potensial
b. Mempertahankan kebersihan ibu
c. Mempersiapkan kelahiran bayi
d. Membimbing meneran pada waktu his.
e. Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung janin
terus menerus.
f. Melakukan amniotomi bila diperlukan
g. Melakukan episiotomy bila diperlukan
h. Melahirkan kepala dengan benar
i. Melonggarkan atau melepaskan bila ada lilitan talipusat pada
kepala dan badan bayi.
j. Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi
k. Nilai tanda-tanda kehidupan minimal 3 aspek yaitu: adakah
usaha bernafas, denyut jantung, warna kulit
l. Menjaga kehangatan bayi
m. Merangsang pernapasan bayi bila diperlukan.

Kala III :
Melaksanakan menejemen aktif kala III ;
a. Melakukan masase uterus untuk meyakinkan tidak adabayi
lain.
b. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin.
c. Memberikan suntikan oksitosin 10 U im
- Dapat diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi, jika
petugas lebih dari satu dan hanya ada bayi tunggal
- Dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi jika
hanya ada seorang petugas dan hanya da bayi tunggal
- Oksitosin 10 U IM dapat diulang setelah 15 menit jika

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
HAMIL ATERM IN PARTU

plasenta belum lahir


- Jika oksitosin tidak tersedia, rangsangan putting payudara
ibu atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah.
d. Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT
e. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta
dilahirkan dengan perasat Brand Andrew
f. Setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri.
Kala IV
Lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah,tanda-
tanda vital :
- Setiap 15 menit selama satu jam
- Setiap 20-30 menit selama jam kedua
9. EDUKASI Penjelasan mengenai asuhan mengedan yang baik dan benar
10. PROGNOSIS Dubia ad bonam.
11. TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV
12. TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR Mobilisasi baik
(OUTCOME)
1. Cunningham, FG, Leveno KJ, Alexander JM, Bloom SL., williams
Obstetrics 23rd edition. Mc GrawHill. New York. 2010.
2. Cohen WR, Cherry and Merkatz’s Complication of Pregnancy 5th
ed. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2000.
3. Creasy RK, Resnik R., Maternal Fetal Medicine Principles and
Practice 5 th ed. Saunders. Philadelphia. 2004.
4. Burrow GN, Duffy TP and Copel JA. Medical Complications During
Pregnancy 6th ed. Elsevier Saunders. Philadelphia. 2004.
5. Reece EA and Hobbins JC, Clinical Obstetrics The Fetus and other.
3rd ed. Blackwell Publishing. Massachustts. 2007.

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
15
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi
GASTROENTRITIS AKUT (DEWASA) ICD

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ
Perawat Primer:

Kondisi umum, tingkat kesadaran,


tanda tanda vital, riwayat alergi,
ASESMEN AWAL Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko-
skrining gizi, nyeri, status fungsional
KEPERAWATAN sosial, spiritual dan budaya
: bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya
HB, HT, Leukosit, Elektrolit dan
Trombosit
2. LABORATORIUM Faal Ginjal, GDS dan Elektolit O varian

Feses Rutin

3. RADIOLOGI/IMAGING
Thorax PA O Apabila diperlukan
USG Abdomen O
4. KONSULTASI

Varian

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi

1
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GASTROENTRITIS AKUT (DEWASA) ICD :

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang


d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat sesuai hasil telah dan rekonsiliasi

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Gastroentritis akut

Diare akut O
clostridium difficille O
b. DIAGNOSIS BANDING Diverticulitis akut O
Sepsis O
PID O
Diare

Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit


c. DIAGNOSIS Ketidakseimbangan Nutrisi kurang
KEPERAWATAN dari Kebutuhan tubuh.
Nyeri akut

Risiko Kerusakan Integritas Kulit


Peningkatan kebutuhan cairan
berikaitan dengan diare ditandai
dengan estimasi asupan cairan
kurang dari kebutuhan

Tidak cukupnya asupan mineral


berkaitan dengan pengeluaran yang
c. DIAGNOSIS GIZI tinggi (diare)ditandai dengan
estimasi asupan cairan kurang dari
kebutuahn
Tidak cukup asupan makanan per
oral berkiatan dengan tidak nafsu
makan ditandai dengan asupan
energi dan protein kurang dari
kebutuhan
Perbaikan keluhan, BAB normal
atau BAB encer < 2x per hari

7. DISCHARGE Identifikasi kebutuhan di rumah


PLANNING
Hand Hygiene

Kualitas Hidup Sehat.

8. EDUKASI TERINTEGRASI

2
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GASTROENTRITIS AKUT (DEWASA) ICD :

Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan


Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.

a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi


Rencana terapi
INFORMASI MEDIS terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent

berikan cairan oralit, ekstra minun,


termausk ASI bila masih menyusui
b. EDUKASI & Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
KONSELING GIZI Pemberian makanan bertahap, atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
kembali ke makanan semula,
frekuensi 6 x (porsii kecil sering)
sesuai kemampuan

Kebersihan tangan, hand hygine

c. EDUKASI Menjaga kebersihan makanan san Pengisian formulir informasi dan edukasi
KEPERAWATAN peralatan makan terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Cara perawatan perianal

Informasi Obat
meningkatkan kepatuhan pasien
d. EDUKASI FARMASI
meminum/menggunakan obat
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi Ditandatangani keluarga pasien
EDUKASI TERINTEGRASI

9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Proton Punp inhibitor injeksi atau
histamin H2 Bloker injeksi dengan
dosis 1-2 x sehari
O O O O O
Antiemetic injeksi 1 - 3 x sehari O O O O O
Antibiotik (disesuaikan
a. INJEKSI
kemungkinan Etiologi) O O O O O
a. Bakteri: Kuinolon injeksi 1-
2x/hari O O O O O
b. Parasit: Metronidazole 3 x 500
mg injeksi O O O O O
Isotonik untuk rehidrasi dan
b. CAIRAN INFUS
pemeliharaan O O O O O Varian

Antibiotik Jika deberikanper oral O O O O O

3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GASTROENTRITIS AKUT (DEWASA) ICD :

a. Bakteri: Kotrimoxasole 3 x 960


mg, O O O O O
b. Parasit: metronidazole 3 x
5000 O O O O O
c. Jamur: Fluconazole 2x50 mg
c. OBAT ORAL
PO atau Itraconazole 2 x200mg O O O O O Varian

Simptomatik (salah satu atau lebih


bila dibutuhkan) O O O O O
a. Anti Diare sesuai keluhan O O O O O
b. Anti spasmodic 2-3 x sehari O O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Colonoscopy O Apabila didapatkan perdarahan

BNO 3 Posisi O Apabila dicurigai ileus

Manajemen cairan dan elektrolit

Manajemen nyeri

Peningkatan kebutuhan cairan


berikaitan dengan diare ditandai
dengan estimasi asupan cairan
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. TATA LAKSANA/ (termasuk ASI)
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Perawatan Perianal

Pemenuhan ADL

Kalaborasi pemasangan infus

Kalaborasi pemberian terapi

Rehidrasi cairan oralit, diet


makanan cair / lumat, tim saring,
lunak, biasa, secara bertahap. Anak
dengan ASI tetap diberikan. Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi secara bertahap

Diet Makanan Lunak atau Makanan


Saring (Diet Lambung)
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI

4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GASTROENTRITIS AKUT (DEWASA) ICD :

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring intake- output


Monitoring frekuensi karateristik
diare
b. KEPERAWATAN
Monitoring tanda rehidrasi

Kolaborasi pemberian obat

Monitoring integritas kulit perianal O


Monitoring asupa makanan O
Monotoring antropometri O
Monitoring bokimia O Sesuai dengan mas alah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring fisik dan klinis terkait gizi O asupan makanan Mengacu pada IDNT
(Internasional Dietetic & Nutrition
c. GIZI Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat O O O O O


Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

Mobilisasi sesuai keinginan pasien


a. MEDIS
(tidak ada limitasi) O O O O O Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien

b. KEPERAWATAN O O O O O
Mobilisasi pengembangan
c. FISIOTERAPI kapasitas fisik dan kemmapuan
fungsional
O O O O O
13. OUTCOME/HASIL
Tegaknya diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis definitive dengan
a. MEDIS pemeriksaan kultur feses
Evaluasi tanda-tanda vital dan
komplikasi
Tanda Vitasl dalam Batas Normal

b. KEPERAWATAN Indek Output Seimbang

Integritas kualitas perianal baik

Asupan makan > 80%


Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GASTROENTRITIS AKUT (DEWASA) ICD :

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik dan mobilisasi baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
14. KRITERIA PULANG
Keluhan teratasi dan atau gejala PPK
berkurang ( BAB encer < 2x sehari) O
Resume Medis dan Keperawatan
14. RENCANA Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai
PULANG/EDUKASI Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
dengan keadaan umum pasien
PELAYANAN LANJUTAN saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan

6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
DIARER AKUT (GASTROENTERITIS)

1 PENGERTIAN Diare akut (Gastroenteritis akut) didefinisikasn sebagai perubahan frekuensi


buang air besar menjadi lebih sering dari normal atau lebih dari 3 kali dalam
sehari, disertai adanya perubahan konsistensi feces menjadi lebih encer.
Keluhan dapat disertai mual muntah, nyeri perut atau kram perut.
GEA umumnya bersifat akut (<2 minggu) atau persisten (2-4 minggu). GEA
dapat disebabkan ifneksi bakteri, virus, parasit, jamur ataupun toksin dalam
makanan.
2 ANAMNESIS 1. Keluhan dapat terjadi akut ataupun subakut. (onset dan durasi), BAB
cair berupa ampas bercampur air, atau hanya ampas yang lebih
encer dari biasanya atau hanya air. (Progresivitas dan kualitas
diare), dapat disertai darah ataupun lendir.
2. Keluhan dapat disertai mual, muntah ,mulas, nyeri perut ataupun
kram perut serta demam.
3. Riwayat konsumsi makanan dan minuman dalam 24 jam terakhir.
4. Riwayat keluarga atau orang dilingkungan sekitar dengan gejala
serupa, riwayat kebersihan.
5. Evaluasi riwayat penyakit dahulu atau penyerta.

3 PEMERIKSAAN 1. Keadaan umum, Kesadaran (dapat normal atau terjadi penurunan),


FISIK dan Status Gizi
2. Tanda Vital, evaluasi kemungkinan syok dan Sepsis
3. Tanda dehidrasi : mata cekung, bibir kering, mukosa lidah kering,
turgor kulit kembali lambat
4. Tanda anemia : konjunctiva anemis, sklera dapat ikterik
5. Pemeriksaan perut : kualitas nyeri dan lokasi nyeri perut, bisisng usu
meningkat atau menurun, dapat disertai kembung, hipertimpani, ileus.
6. Pemeriksaan tambahan lain sesuai komorbid/openyakit dasar.

4 KRITERIA Perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering dari normal atau
DIAGNOSIS lebih dari 3 kali dalam sehari, disertai adanya perubahan konsistensi feces
menjadi lebih encer.
5. DIAGNOSIS Gastroenteritis akut
KERJA

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
DIARER AKUT (GASTROENTERITIS)

6. DIAGNOSIS 1. Diare akut


BANDING 2. Infeksi Clostridium difficile
3. Diverticulitis akut
4. Sepsis
5. Pelvic inflammatory disease (PID)
7. PEMERIKSAAN 1. Darah Rutin : Hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis,
PENUNJANG trombosit.
2. Ureum kreatinin, Gula darah
3. Elektrolit : Natrium , Kalium
4. Pemeriksaan Feces rutin (kultur dan resistensi jika diperlukan)
5. Jika terdapat kemungkinan sepsis : AGD
8. TATALAKSANA 1. Rehidrasi cairan melalui oral maupun intravena, sesuaikebutuhan
cairan berdasarkan tingkat dehidrasi pasien
2. Terapi etiologis infeksi bakteri/parasit/jamur
3. Terapi simptomatik lainnya
9. EDUKASI 1. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yangdiderita
2. Menjelaskan pengobatan yang diperlukan, termasuk nama obat,
dosis, serta cara penggunaannya.
3. Memberitahu tentang efek samping pengobatan.
4. Menjelaskan tentang komplikasi dan akibat lanjutannya.
5. Menganjurkan agar pasien mematuhi pengobatan.
6. Menganjurkan agar pasien tidak mengobati sendiri, harus berobat
ke dokter.
10. PROGNOSIS Quo ad fungsionam : ad bonam.
Quo ad vitam : ad bonam
11. TINGKAT
EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH Dokter Spesialis Penyakit Dalam
KRITIS
14. INDIKATOR Penurunan angka kesakitan yang diisebabkan oleh sindroma
(OUTCOME) gastroenteritis akut

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
DIARER AKUT (GASTROENTERITIS)

15. KEPUSTAKAAN 1. Diareakutkarena Infeksi.. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ke-
6. Interna Publishing. Tanjung Enim.2014 P 570-573.
2. Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik
Klinis Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
Interna Publishing. 2015; 201-207

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
16
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
PT. PERTAMEDIKA IHC
UNSTABLE ANGINA PEKTORIS ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Jantung Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

DL

Lipid Profil

Troponin I

Serum Elaktrolit

GDS O
Ureum Kreatinin O Sesuai penyakit penyerta

BUN O
3. RADIOLOGI/IMAGING

Thorax AP O
4. KONSULTASI
Sesuai kebutuhan bila ada penyakit
penyerta lain O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

UNSTABLE ANGINA PEKTORIS ICD :

b. ASESMEN
Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang


d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Unstable Angina Pectoris

Nyeri akut

Gangguan sirkulasi
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
Gangguan cemas

Gangguan perfusi perifer


Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan
saja ada diagnosis lain atau diagnosis
c. DIAGNOSIS GIZI Prediksi sub optimal asupan gizi
berubah selama
perawatan.
7. DISCHARGE PLANNING
Terapi yang diberikan meliputi
kegunaan obat, dosis dan efek
samping
Diet yang dapat dikonsumsi selama
pemulihan kondisi yaitu diet lunak

Anjurkan untuk istirahat

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Rencana terapi kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
a. EDUKASI/ Planning.
INFORMASI MEDIS
Pengisian formulir informasi dan edukasi
Informed Consent Tindakan Invasif
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

b. EDUKASI & disesuaikan dengan kondisi pasien


KONSELING GIZI dan assesmen medis

a. Kemampuan melakukan ADL


secara mandiri

c. EDUKASI b. Manajemen nyeri


KEPERAWATAN
c. Tanda-tanda hipoksia

d. Diet selama perawatan

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

UNSTABLE ANGINA PEKTORIS ICD :

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

a. CAIRAN INFUS hidromal/sesuai kebutuhan


b.OBAT ORAL Anti platelet loading dose : Aspilet
loading 300 mg atau Clopidogrel Varian
loading 320 mg

Golongan statin
O O O
Nitrat
O O O sesuai indikasi
Beta Bloker
O O O sesuai indikasi
Alprazolam
O O O
Lanjutan terapi komorbid sesuai indikasi
c. Obat KRS
Anti Platelet

Beta Bloker

Nitrat bila perlu O


Terapi untuk komorbid

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Manajeman Nyeri O O O
Terapi

Pengobatan

Manajeman cairan
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Monitor TTV
KEPERAWATAN
Self care

Pemasangan infus

Medikasi IV
c. TATA LAKSANA/ Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
INTERVENSI GIZI Rekomendasi kepada DPJP disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI (monitor perkembangan pasien)


a. DOKTER DPJP
Monitoring gejala klinis
Monitor perkembangan pasien
Stratifikasi risiko untuk tindakan
selanjutnya
Manajeman penurunan skala
nyeripasien
Monitoring EKG hari ke 2 apabila
ada perubahan klinis dan nyeri dada O O
Monitoring TTV
b. KEPERAWATAN
Monitoring status hidrasi. Meliputi
balans cairan intravena
Membantu pasien dalam melakukan
ADL
Monitoring Pelaksanaan ADL

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

UNSTABLE ANGINA PEKTORIS ICD :

gejala yang akan dilihat kemajuannya.


Monitoring Antropometri
c. GIZI Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI

Dibantu sebagian/mandiri tahapan


a. MEDIS
disesuaikan dengan kondisi pasien
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
Mobilisasi sesuai kondisi pasien/
b. KEPERAWATAN dibantu sebagian/ mandiri
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

Nyeri dada hilang


a. MEDIS
Kontrol

Efek distruktif nyeri

Level nyeri
b. KEPERAWATAN
Konservasi energi

ADL

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Ku baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan


PPK
Tidak terjadi perburukan klinis

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN


Penjelasan diberikan sesuai dengan
kondisi klinis terupdate
Surat pengantar kontrol Pasien membawa Resume Perawatan/
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
Perencanaan tindakan selanjutnya. saat pulang.
Intervensi koroner elektif penentuan
stratifikasi risiko

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

UNSTABLE ANGINA PEKTORIS ICD :

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
UNSTABLE ANGINA
1 PENGERTIAN Sindroma koroner akut adalah gangguan yang terjadi sebagai
konsekuensi dari aterosklerosis dengan perubahan sirkulasi koroner.
Spektrum klinis penyakit ini adalah angina pektoris tidak stabil, infark
miokard akut tanpa elevasi ST segmen hingga infark miokard akut
dengan elevasi ST segmen.

Angina pektoris tidak stabil (APTS/UAP) adalah sindroma klini yang


disebabkan oleh oklusi parsial atau emboli distal arteri koroner, tanpa
eleveasi segemen ST pada EKG.
2 ANAMNESIS • Nyeri dada substernal
• Lama lebih dari 20 menit
• Keringat dingin
• Dapat disertai penjalaran ke lengan kiri, punggung, rahang dan
ulu hati
• Terdapat salah satu atau lebih faktor risiko: kencing manis,
kolesterol, darah tinggi, keturunan.

3 PEMERIKSAAN Umunya dalam batas normal kecuali ada komplikasi dan komobiditi.
FISIK
4 KRITERIA 1. Memenuhi kriteria diagnosis
DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan EKG: tidak ada elevasi segmen ST,
ada perubahan segmen ST atau gelombang T
3. Terdapat peningkatan abnormal enzim CKMB dan/atau
Toponin.
5. DIAGNOSIS Angina Pektoris Tidak Stabil
KERJA
6. DIAGNOSIS - Stroke
BANDING - Gagal jantung
7. PEMERIKSAAN 1. EKG
PENUNJANG 2. Laboratorium: Hb. Ht, Leuko, Trombo, Natrium, Kalium, Ureum,
Kreatinin, GDS, SGOT, SGPT, CKMB, hs Troponin atau
Troponin
3. Rontgen Thoraks AP
4. Ekokardiografi

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
UNSTABLE ANGINA
8. TATALAKSANA 1. Fase Akut di IGD:
a. Bedrest total
b. Oksigen 2-4 L/menit
c. Pemasangan IV FD
d. Obat-obatan:
- Aspilet 160 mg kunyah
- Clopidogrel (untuk usia <75 tahun tidak rutin konsumsi
copidogrel) berikan 300 mg atau Tricagrelor 180 mg.
- Nitrat sublingual 5 mg, dapat diulang sampai 3 kali jika
masih ada keluhan, dilanjutkan nitrat IV bila keluhan
persisten.
- Morfin 2-4 mg IV jika masih nyeri dada.
e. Monitoring jantung
f. Stratifikasi risiko di IGD untuk menentukan strategi invasif.

- Pasien risiko sangat tinggi sebaiknya dikerjakan PCI dalam


2 jam dengan mempertimbangkan ketersediaantenaga dan
cathlab. Kriteria risiko sangat tinggi bila terdapat salah satu
kriteria berikut:
• Angina berulang
• Syok kardiogenik
• Aritmia malignant (VT, VF, TAVB)
• Hemodinamik tidak stabil
- Pasien dengan peningkatan enzim jantung namun tanpa
kriteria risiko sangat tinggi diatas, dirawat selama 5 hari dan
dapat dilakukan PCI saat atau setelah pulang dari rumah
sakit dengan mempertimbangkan kondisi klinis dan
ketersediaan tenaga dan fasilitas cathlab.
- Pasien tanpa perubahan EKG dan kenaikan enzim,
dilakukan iskemik stres test: Treadmil Test atau
Echocardiografi Test.
2. Fase Perawatan Insentif di CVC ( 2x24 jam):
a. Obat-obatan:
- Simvastatin 1x 20-40 mg atau Atorvastatin 1x 20-40 mg atau
Rosuvastatin 1x 20 mg bila kadar LDL diatas target.

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
UNSTABLE ANGINA
- Aspilet 1x 80-160 mg
- Clopidogrel 1x 75 mg atau Ticagrelor 2x 90 mg
- Bisoprolol 1x 5-10 mg jika fungsi ginjla bagus, atau
Carvedilol 2x12,5 mg jika fungi ginjal menurun, dosis dapat
diuptitrasi, diberikan jika tidak ada kontraindikasi.
- Ramipril 1x 10 mg atau Lisinopril 1x 10; atau Captopril3x25
mg atau jika LV fungsi menurun EF<50% dan diberikan jika
tidak ada kontraindikasi.
- Jika intoleran dengan ACE-I dapat diberikan golongan ARB
Candesartan 1x 16, Valsartan 2x80 mg.
- Obat pencahar 2xIC (7) Diazepam 2x5 mg
- Heparinisasi dengan:
- UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal 4000 Unit,
dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 unit/kgBB maksimal
1000 Unit/jam atau Enoxaparin 2x60 mg SC(sebelumnya
dibolus 30mg iv di UGD) atau Fondaparinux 1x2,5 mg SC.
b. Monitoring kardiak
c. Puasa 6 jam
d. Diet jantung I 25-35 kkal/KgBB/24jam
e. Totalcairan 25-35 cc/KgBB/24jam
f. Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL,LDL,
trigliserid) dan asam urat
3. Fase perawatan biasa
a. Sama dengan 2a-f (diatas)
b. Stratifikasi risiko untuk prognostic sesuai skala prioritas pasien
(pilih salah satu): Treadmil Test atauEchocardiografi Test.
c. Rehabilitasi dan Prevensi Sekunder

9. EDUKASI 1. Edukasi Gizi dan Pola makan


2. Edukasi faktor risiko
3. Edukasi gaya hidup sehat
4. Edukasi obat-obatan

10. PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
UNSTABLE ANGINA
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. 2015

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
17
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


Pasien masuk dari RJ
Dokter Spesialis Paru
• Anamnesis keluhan sesak,
progresif atau tidak
• Anamnesis keluhan batuk, ada
tidaknya dahak, dan warna
sputumnya
ASESMEN AWAL MEDIS • Anamnesis riwayat merokok dan
faktor predisposisi lain (pajanan zat
iritan di tempat kerja, infeksi saluran Pasien masuk melalui RJ
nafas
berulang, lingkungan asap rokok
dan polusi udara)
• Melakukan pemantauan kondisi
umum, kesadaran, tanda-
tanda vital (terutama RR)

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah Lengkap

Faal Ginjal (ureum Kreatinin) O


CRP O
3. RADIOLOGI/IMAGING

Foto thorax PA

EKG O
4. KONSULTASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ICD :

apabila diperlukan, mengurangi sesak,


Rehabilitasi medik O posis relaks, latihan nafas diafragma dan
latihan batuk,

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
TTV dan kesadaran pasien Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Memantau / menilai bila ada keluhan
sesak nafas, batuk dan tanda
sianosis
Memantau menilai pemakaian
nebulizer
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
PPOK

Penjelasan diagnosis

Bersihan jalan nafas tidak efektif


b. DIAGNOSIS
sehubungan dengan bronkospasme,
KEPERAWATAN
penumpukan sekret

c. DIAGNOSIS GIZI Diet makan biasa

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

8. EDUKASI TERINTEGRASI

Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan


Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
Rencana terapi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
INFORMASI MEDIS
menghindari faktor pencetus
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
Informed Consent
atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI Diet biasa

Etika batuk efektif.

Pola istirahat
c. EDUKASI
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Hindari asap rokok


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ICD :

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Aminofilin IV bolus 5 mg/kgBB


dilanjutkan perdrip 0,5-0,8
mg/kgBB/jam
O O O O O O Varian

Antibiotik intravena diberikan bila


ada indikasi : Flouroquinolon
respirasi, makrolida, atau
a. INJEKSI
sefalosporin generasi III seperti O O O O O O Varian
Ceftriaxon 2 x 1 gram selama 3 – 5
hari
Kortikosteroid : Metil prednisolon 1-2
mg/kg BB/6 jam, atau
Dexametasone 0.2-0.3 mg/ kg BB/ 6 O O O O O O Varian
jam
Nebulizer dengan salbutamol 2,5
mg O O O O O O
Salbutamol 2,5-5,0 mg +
b. INHALASI
Ipratropium 0,25-0,5 mg O O O O O O Varian

Terbutalin 5-10 mg tiap 8 jam O O O O O O


Memberikan akses intra vena
c. CAIRAN INFUS dengan cairan RL/ NaCL 0,9
1500cc/24 jam
Antioksidan : N-asetilsistein
3x200mg O O O O O O
d.OBAT ORAL Varian
Mukolitik : bromhexin, ambroxol
3x30mg O O O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/ Memantau terapi yang telah
INTERVENSI MEDIS diberikan
Memantau tanda–tanda kritis
komplikasi
Melakukan oksigenasi dengan
target saturasi oksigen 88 –92%
Melakukan pemasangan IV line
b. TATA LAKSANA/ (manajemen cairan)
INTERVENSI Menghitung balance cairan dan
KEPERAWATAN status hidrasi
Nilai balance intake dan outtake
untuk menentukan status nutrisi
pasien
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI
Diet makanan biasa secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI

a. DOKTER DPJP Asesmen Ulang Monitor perkembangan pasien

b. KEPERAWATAN Monitoring tanda-tanda vital pasien


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ICD :

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI
Monitoring Biokimia asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS O O O O O
b. KEPERAWATAN Mobilisasi bertahap Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien

c. FISIOTERAPI O O O O O
13. OUTCOME/HASIL
saturasi oksigen tercapai sesuai
target
a. MEDIS
tidak sesak, RR baik

TTV baik
b. KEPERAWATAN
Oksigenasi tercapai taeget

Asupan makan > 80%


Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil,


Oksigenasi tercapai target dengan Status pasien/tanda vital sesuai dengan
room air
PPK
Mobilisasi baik

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ICD :

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

O Bisa Dilakukan / Bisa Tidak X Bila tidak dilakukan


Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

1 PENGERTIAN Adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati, ditandai
oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnyareversibel, bersifat
progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun/ berbahaya, disertai efek ekstra paru
yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.
2 ANAMNESIS a. Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
b. Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
c. Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
d. Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat
badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang,
lingkungan asap rokok dan polusi udara
e. Batuk, dan produksi dahak yang bertambah terutama saat
eksaserbasi Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi, progresif

3 PEMERIKSAAN PPOK dini umumnya tidak ada kelaianan


FISIK Inspeksi :
- Purse lip breathing (mulut setengah terkatup/ mencucu).

- Barrel chest (diameter antero posterior dan transfersa


sebanding).
- Penggunaan otot bantu napas.

- Hipertrofi otot bantu napas.


- Pelebaran sela iga.

- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena


jugularis di leer dan edema tungkai.
- Penampilan pink puffer dan blue bloater.
Palpasi :

- Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar.


Perkusi :

- Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil.

- Letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah.

Auskultasi :

Hal 1 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

- Suara napas vesikuler normal, atau melemah terdapat ronki dan


atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
paksa.
4 KRITERIA Onset Gejala pada usia pertengahan disertaiobstruksi irreversibel
DIAGNOSIS pada pemeriksaan fungsi paru.
5. DIAGNOSIS Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
KERJA
6. DIAGNOSIS - Asma.
BANDING - Gagal jantung kongestif.
- Bronkiektasis.
- Tuberkulosis.
- Sindroma obstruksi pasca tuberkulosis (SOPT).
- Bronkiolitis obliterans.
- Panbronkiolitis difus
7. PEMERIKSAAN Umum
PENUNJANG - Foto toraks PA dan lateral.
- Laboratorium darah : hemoglobin (Hb), hematocrit (Ht),
Trombosit, leukosit.
- AGDA.

Khusus
- Spirometri.
- Uji bronkodilator/.provokasi bronkus.
- Analisis Gas Darah.
- Ct Scan toraks.
- EKG.
- Ekokardilogi.
- Bakteriologi.
- Alfa-1 anti tripsin.
- DLCO.
8. TATALAKSANA Jangka panjang :

Terapi non medikamentosa :

1. Edukasi

Hal 2 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

2. Domiciliary oxygen therapy dengan aliran rendah ± 15


jam/hari bila PaO₂ < 55 mmHg.
3. Fisioterapi
4. Latihan relaksasi.
5. Latihan bernafas.
6. Rehabilitasi psikis/ pekerjaan.
7. Nutrisi adekuat : tinggi lemak, rendah karbohidrat.

Farmakologi:

1. Bronkodilator : Short-acting beta agonist (SABA) denganatau


tanpa short-acting muscarinic antagonist (SAMA).
1) Nebulizer :
a. Salbutamol 2,5 mg inhalasi
b. Salbutamol 2,5-5,0 mg + Ipratropium 0,25-0,5 mg
inhalasi
c. Terbutalin 5-10 mg
2) Inhalasi Dosis Terukur (MDI: Metered Dose Inhaler)
a. Agonis β2 kerja cepat :

− Salbutamol 100 µgr/semprot 2-4 semprot 3-4x


sehari

− Prokaterol 10 µgr/semprot 2-4 semprot 3x sehari


b. Antikolinergik:
− Ipratropium bromide 20 µgr 2-4 semprot 3-4x sehari
3) Injeksi :
− Metilxantin : Aminofilin IV bolus 5 mg/kgBB
dilanjutkan perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam
− Terbutalin 0,5 cc subkutan dapat diulang
sampai3x/1jam
4) Mukolitik (mukokinetik dan mukoregulator) danekspektoran
− bromhexine
− ambroxol

Hal 3 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

5) Antioksidan (N-asetilsistein)
6) Terapi tambahan diberikan tergantung dari kondisi klinis
pasien
Pada eksaserbasi akut :
1. Oksigen dengan aliran rendah.
2. Bronkodilator inhalasi beta 2 agonis dan antikolinergik
dengan :
− Nebulasi
− Inhaler + ‘ spacer”.
3. Bronkodilator aminofilin IV
4. Mukolitik
5. NIPPV
6. Antibiotika atas indikasi.
7. Kortiko steroid dalam bentuk injeksi/oral.

9. Komplikasi 1. Gagal nafas


2. Pneumothorax
3. Cor Pulmonale
4. Pneumonia
5. Gagal jantung kanan
10. EDUKASI a. Berhenti merokok
Disampaikan pertama kali kepada penderita pada waktudiagnosis
PPOK ditegakkan
b. Pengunaan obat - obatan
1) Macam obat dan jenisnya
2) Cara penggunaannya yang benar (oral, MDI ataunebuliser )
3) Waktu penggunaan yang tepat (rutin dengan selangwaku
tertentu atau kalau perlu saja)
4) Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya
c. Penggunaan oksigen
1) Kapan oksigen harus digunakan
2) Berapa dosisnya

Hal 4 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

3) Mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen


d. Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapioksigen
e. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya
Tanda eksaserbasi :
1) Batuk atau sesak bertambah
2) Sputum bertambah
3) Sputum berubah warna
f. Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi Menyesuaikan
kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas.

PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia
ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 80% Pasien COPD AE teratasi dalam 14 hari
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN a. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. PPOK dalam Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma di Indonesia. 2003
b. Suradi, Hartanto. COPD the Silent Killer dalam Pertemuan Ilmiah
Respirologi (PIR) 2015 Nasional. Bagian Pulmonologi dan
Kedokteran Respirasi FK UNS/KSM Paru RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. 2015
c. Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. PPOK dalam
Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik
Klinis. 2015

Hal 5 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
18
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD

Dokter Spesialis, SpJp Pasien masuk dari Rawat Jalan


Melakukan anamnesa mengenai
kronologis riwayat penyakit
sekarang, dahulu
ASESMEN AWAL MEDIS Melakukan pemeriksaan fisik
menyeluruh

Menganalisa data laboratorium


penunjang, ECG dan thorak foto

Melakukan stratifikasi risiko

Perawat Primer:
Anamnesa

Pemeriksaan fisik; kondisi


umum, tingkat kesadaran, tanda
ASESMEN AWAL vital.
KEPERAWATAN Assesmen gangguan pertukaran
gas
Asesmen psikososial spiritual,
asesmen fungsional, nyeri
Skrining gizi, alergi, risiko jatuh
dan Kebutuhan edukasi

2. LABORATORIUM

Darah Rutin

GDS

RFT (Ureum, creatinine)

LFT (SGOT dan SGPT)

AGD

FT4 DAN TSH O


Serum Elektrolit (Na K Mg CaCl) O
3. RADIOLOGI/IMAGING/PENUNJANG LAIN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

EKG O O O O
Thorax Foto

Echocardigrafi/Echocardigrafi Bila profil hemodinamik belum bias


hemodinamic O ditegakkan

4. KONSULTASI

Sp Anaestasi (ventilasi mekanik) O O O O O apabila memerlulan ventilasi mekanik

Sp Paru O Bila disertai penyakit penyerta


Sp Penyakit Dalam O
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS Visite harian/ Follow up
Dokter DPJP Sp Jantung

Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency

Asesmen perkembangan harian


b. ASESMEN Asesmen awal rawat inap;
KEPERAWATAN riwayatpenyakitdahulu/sekarang,
pemeriksaanfisik, asesmen
psikososial spiritual, fungsional,
nyeri, skrining gizi, alergi, risiko
jatuh

Kondisi pasien; hemodinamik, tanda


vital.
Assesmen gangguan pertukaran
gas

Kebutuhan Edukasi

Pengkajian gizi berdasarkan data skrining gizi dan mengkaji data


antropometri, biokimia, fisik klinik antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat
c. ASESMEN GIZI dan dietary history
O makan termasuk alergi makanan serta
riwayat personal. Asesmen dalam waktu 48
jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Gagal Jantung akut


b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung O O O
Pola nafas tidak efektif O O O
Hipervolemia O O O
Intoleransi aktifitas O O O O O
Perfusi perifer tidak efektif O O O O O
c. DIAGNOSIS GIZI Penilaian status gizi pasien terkait
dengan perencanaan gizi
berdasarkan status BMI dan O
biokimia pasien
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

7. DISCHARGE PLANNING
Informasi aktivitas yang dapat
dilakukan sesuai tingkat kondisi
pasien
Terapi yang diberikan meliputi,
kegunaan obat, dosis dan efek
samping
Diet yang dapat dikonsumsi

Anjuran istirahat

Anjuran control rutin

Penjelasan pengaturan asupan


cairan selama 24 jam = 30 cc x BB

8. EDUKASI TERINTEGRASI

Penjelasan Diagnosis
a. EDUKASI/
Rencana terapi
INFORMASI MEDIS
Informed Consent
Penjelasan pemberian makanan
b. EDUKASI & sehat sesuai dengan kebutuhan
KONSELING GIZI kalori, rendah lemak, tinggi serat, O
tinggi protein

Aktifitas/ istirahat
c. EDUKASI
Prosedur tindakan
KEPERAWATAN
Program pengobatan

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat O O O O O
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi Ttd pasien da keluarga
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Furosemid IV bolus 0.5-1 mg / kgBB
Furosemid pump (5-20mg/jam)
atau Inj. Furosemid 20 mg Sesuai kondisi klinis
sebanyak 1-3 kali

Inj. Morphine 1-4 mg IV bolus


diencerkan O O O O O Sesuai kondisi klinis

NTG drip (ug/kg/mnt)


Atau Sesuai kondisi klinis dan bila TD > 110
Inj ISDN 1-3 mg/jam O O O O O mmHg

KCL/ MgSO4 (mEq/jam)


O O O O O Bila terjadi imbalance electrolyte

Digitalis
Digoxin 0.25 mg O O O O O Bila AF atau EF < 40 %
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

Spironolacton 25 – 50 mg
O O O O O Bila serum Kreatinin< 3 mg/dl

Inotropic
a. INJEKSI
Dopamine 5 - 10 µ/ kgBB / menit
Dobutamine 5 – 10 µ / kgBB / menit O O O O O Bila ada tanda –tanda shock

Vasopressor
Nor epinephrine 0.05 – 0.5 µ / kgBB
/ menit
atau
Epinephrine 2 – 10 µ / kgBB / menit
atau IV syringe pump (Melrinon 50
µg / kgBB bolus IV dilanjutkan 0.3 –
0.7µg / kgBB / menit pump)
atau
O O O O O Bila ada tanda –tanda shock

IV syringe pump (Vasopressin 40 IU


bolus IV)
Vasopressin 0.01 – 0.1 IU per menit
pump
IV Syringe pump

Inj. Natrium Bicarbonat drip


O O O O O Sesuai kondisi klinis

NaCl 0.9%/RL 500 cc/24 jam IV line for drugs


b. CAIRAN INFUS
ACE Inhibitor:
Captopril max 3x50mg
atau
Ramiprilmax 10 mg
atau
Lisinoprilmax 40 mg
ARB
Candesartan 8-16 mg variasi ACE atau ARB
atau
Irbesartan 150-300 mg
atau
Valsartan 80-160 mg
atau
Telmisartan 80 mg

Antiplatelet
(aspilet dan clopidogrel atau
ticagrelor )
Dan

c.OBAT ORAL heparinisasi


dengan heparin atau enoxavarin Bila terdapat ACS
atau fondaparinox O O O O O
Statin
Simvastatin 20- 40 mg
Atorvastatin 20 – 40 mg O O O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

B-blocker
Bisoprolol max 10 mg
atau
Carvedilol max 50 mg
atau
Atenolol 50-100 mg O O O O O Bila NYHA klas I dan II
atau
Metoprolol 50-100 mg
Atau
Nebivolol 5 mg
Antibiotik
sesuai empiris O O O O O sesuai klinis

D. OBAT PULANG Furosemid 20 - 40 mg


O O O O O
ACE Inhibitor atau ARB
O O O O O
β blocker atau Digoxin
O O O O O untuk 5 hari
Spironolacton
O O O O O
ISDN
O O O O O
Warfarin
O O O O O
Statin dan statin
O O O O O apabila penyebab koroner

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

Oksigenasi 2 liter/jam O O O
Intubasi ekstubasi O O O O O bila gagal nafas
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Akses vena central O O O O O
Bila produksi urine tidak keluar dengan
ultrafiltrasi O O O O O diuretik
Kareter urin O O O
Perawatan Jantung O O O O O
Manajemen jalan napas O O O O O
Pemantauan respirasi O O O O O
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI
Manajemen hipervolemia O O O O O
KEPERAWATAN Pemantauan cairan O O O O O
Manajemen energi O O O O O
Manajemen sensasi perifer O O O O O
Manajeman ventilasi mekanik O O O O O
Fase akut parenteral nutrisi,
secepatnya diberikan enteral,
apabila ada gangguan fungsi
menelan makanan. Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
Enteral/NGT, fase pemulihan disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI
makan per oral secara bertahap

diet cair/saring/lunak/biasa
(bertahap) O O O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

Sesuai dengan hasil monitoring dan muncul


d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O O O drug relatif poblem karena peggunaan obat
yang banyak
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Curah jantung

Pola napas

b. KEPERAWATAN Status cairan

Toleransi aktifitas

Perfusi perifer

Monitoring asupan makanan

Monitoring Antropometri
c. GIZI
Monitoring Biokimia O O O
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat sesuai dengan perubahan terapi

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

Sesak Berkurang

Mual/kembung berkurang
a. MEDIS
Edema/ascites berkurang

Batuk berkurang

TTV Baik

Pola napas membaik O O O O O


Curah jantung meningkat O O O O O
b. KEPERAWATAN
Status cairan membaik O O O O O
Toleransi aktifitas meningkat O O O O O
Perfusi perifer meningkat O O O O O
Kemampuan aktivitas dan mobilisasi O O O O
Kemampuan perawatan di rumah O O O O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM JANTUNG Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

GAGAL JANTUNG AKUT ICD :

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG


Tidak didapatan sesa nafas, TTV
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
baik, pasien bisa mobilisasi aktif
PPK
tanpa keluhan
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Resume Medis dan Keperawatan

Informasi aktivitas yang dapat


dilakukan sesuai tingkat kondisi
pasien

Terapi yang diberikan meliputi,


kegunaan obat, dosis dan efek
samping
Pasien membawa Resume Perawatan/
Diet yang dapat dikonsumsi Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
saat pulang.
Anjuran istirahat

Anjuran kontrol rutin

Penjelasan pengaturan asupan


cairan selama 24 jam = 30 cc x BB

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
GAGAL JANTUNG AKUT

1 PENGERTIAN Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari struktur


jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Secara klinis, gagal jantung
merupakan kumpulan gejala yang kompleks dimana seseorang memiliki
tampilan berupa: gejala gagal jantung; tanda khas gagal jantung dan adanya
bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
istrahat
2 ANAMNESIS 1. Cepat lelah bila beraktifitas sehari-hari.
2. Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat
beraktifitas.
3. Tidur lebih enak menggunakan bantal yang tinggi (2-3bantal).
4. Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki.
5. Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat dengan gejala
dan tanda diatas.
3 PEMERIKSAAN FISIK - Sesak nafas, frekuensi nafas > 24x/menit saat istirahat.

- Frekuensi nadi > 100 x/menit, nadi kecil dan cepat.

- Iktus kordis bergeser ke lateral pada palpasi.

- Peningkatan tekanan vena jugularis.

- Hepatomegali/ hepatojugular reflux (+).

- Edema tungkai biasanya dekat mata kaki.

- Asites.

4 KRITERIA DIAGNOSIS a. Sesak napas : Dyspneu on Effort, Paroxysmal Nocturnal Dyspneu


dan Orthopneu.
b. Tanda-tanda retensi cairan : distensi vena jugularis, ronkhi basah
halus pada basal paru, hepatomegali dan edema tungkai.
c. Tanda-tanda berkurangnya isi sekuncup/curah jantung : merasa
lelah dan lemas, takikardi, gallop, nadi kecil, akral dingin, dan
produksi urin menurun.
d. Gejala tambahan lainnya sesuai penyakit yang mendasari : penyakit
jantung koroner, hipertensi, valvular, aritmia dan lain-lain.
5. DIAGNOSIS Heart failure

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
GAGAL JANTUNG AKUT

KERJA
6. DIAGNOSIS - Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),

BANDING - Asma,

- Syok Kardiogenik,

- Bronkitis Kronik,

- PPOK,

- Sindroma Goodpasture,

- Infark Miokard,

- Pneumonia,

- Penumothorak

- Emboli Paru,
- Fibrosis Paru dan Gagal Napas.

7. PEMERIKSAAN - Laboratorium : darah rutin, menilai adanya anemia atau infeksi

PENUNJANG sebagai pencetus. Elektrolit seperti natrium atau kalium, fungsi


ginjal, fungsi hati, SGOT dan SGPT serta pemeriksaan BNP/Nt-
proBNP.
- Pencitraan : foto toraks dan ekokardiografi.
Pemeriksaan lain elektrokardiografi, analisa gas darah dan pulse
oxymetri

8. TATALAKSANA - Terapi dietetik : rendah garam, 2-3 gram perhari.

- Diuretik.

- ACE inhibitor (atau ARB) bila tak ada kontra indikasi.

- Penyekat Beta dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi. Dosis
dinaikkan bertahap.

- Antagonis aldosteron dosis kecil bila tidak ada kontraindikasi.

9. EDUKASI - Kepatuhan makan obat.

- Kepatuhan diet rendah garam, rehabilitasi jantung.

- Cara mengatasi bila terjadi perburukan sesak nafas.

- Timbang berat badan dan lingkar perut, ukur jumlah cairan masuk
dan keluar agar seimbang.

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM KARDIOLOGI
PERTAMEDIKA IHC
GAGAL JANTUNG AKUT

- Kontrol teratur.
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 70 % penderita dengan gagal jantung dapat teratasi dalam perawatan 5

(OUTCOME) hari

15. KEPUSTAKAAN 1. Swedburg K, et al. European Society of Cardiology Guidelines


for the diagnosis and treatment of chronic heart failure:
executive summary (update 2005). The Task Force for the
Diagnosis and Treatment of CHF of the European Society of
Cardiology. Eur Heart J 2005; 26:1115–40.
2. Hunt SA, et al. ACC/AHA 2005 guideline update for the
diagnosis and management of chronic heart failure in the adult:
a report of the American College of Cardiology/American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines (Writing
Committee to Update the 2001 Guidelines for the Evaluation and
Management of Heart Failure). Circulation 2005;112: e154-
e235.
3. PERKI : Pedoman diagnosis & Tatalaksana Gagal Jantung,
Tanjung Enim, 2021

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
19

KURETASE
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :
KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

KURETASE ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : 2 Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah mengkap

HbSAg

BT dan CT

Plano test

HIV

3. RADIOLOGI/IMAGING

USG 2 dimensi

4. KONSULTASI

dr Sp Anaestesi

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat/ Bidan penanggung jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN

c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

KURETASE ICD :

6. DIAGNOSIS
Abotus.
a. DIAGNOSIS MEDIS Mola hidatidosa
Pengambilan PA
Nyeri
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Tanda perdarahan

c. DIAGNOSIS GIZI Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi
7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktifitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien
Terapi yang diberikan meliputi
rencana tindakan kuretasei,
kegunaan obat,dosis dan efek
samping
Perawatan lpasca tindakan kuretase

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/
Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
Informed Consent
atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
b. EDUKASI & Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
KONSELING GIZI Diet biasa
atau pada hari ke 4 atau hari ke 6
Edukasi mengatasi rasa
c. EDUKASI nyeri
KEPERAWATAN Perawatan pasca kuretase

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Ondancentron O Varian
Ranitidin O
Ketorolac
a. INJEKSI
Oksotosin

Asam Traneksamat

Sufas Atrofin Varian

b. CAIRAN INFUS NaCl 0,9

c.OBAT ORAL Cefadroxil Varian


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

KURETASE ICD :

Asam mefenamat

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Tindakan Kuretase
Observasi tanda-tanda
vital
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Kolaborasi pemasangan
infus
KEPERAWATAN
Kolaborasi pemberian obat

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi


Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
secara bertahap
Saring (Diet Lambung)

d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & monitoing
a. DOKTER DPJP perdarahan per vaginam Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


b. KEPERAWATAN
Nyeri daerah abdomen

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri
c. GIZI Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia asupan makanan
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN Mobilisasi sesuai toleransi

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

a. MEDIS perdarahan per vaginam minimal


Tidak terjadi perpanjangan rawat
inap
Pasien pulih dari kondisi tanpa
komplikasi
b. KEPERAWATAN
Nyeri teratasi

tidak ada perdarahan per vaginam

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

KURETASE ICD :

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: perdarahan per vaginam PPK
minimal dan tidak ada nyeri

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE
1 PENGERTIAN Abortus ialah
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 mg.

Klasifikasi :
1. Menurut mekanisme terjadinya :
a. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan sendirinya,
tanpa provokasi dan intervensi.
b. Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi karena
diprovokasi yang dibedakan atas :
• Abortus provokatus terapeutikus : yaitu abortus provokatus
yang dilakukan atas indikasi medis dengan alasan bahwa
kehamilan membahayakan ibudan/ atau janin.
• Abortus provokatus kriminalis, yaitu abortusprovokatus yang
dilakukan tanpa indikasi medis.

2. Menurut Klinis
a. Abortus Iminens

b. Abortus Insipiens

c. Abortus Inkomplit

d. Abortus Komplit

e. Abortus Habitualis

f. Abortus Infeksius

g. Missed Abortion

Etiologi :

1. Kelainan hasil konsepsi oleh karena kelainan ovum atau


spermatozoa :
a. Blighted Ovum

b. kelainan kromosom trisomi atau monosomi

2. Kelainan Bentuk Uterus :

a. Mioma Uterus

Hal 1 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE

b. Inkompleten Serviks
3. Penyakit-penyakit Ibu :
a. Hipertensi
b. Diabetes Melitus
c. Infeksi seperti Toxoplasma dan Sifilis
d. Kelainan Imunologis Inkompatibilitas Rhesus dan ABO
e. Trauma
f. Malnutrisi

Patofisiologi :
Proses terjadinya adalah berawal dari perdarahan pada desidua basalis
yang menyebabkan nektrosis jaringan di atasnya.
Selanjutnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding
uterus. Hasil konsepsi yang terlepas menjadi benda asing terhadap
uterus sehingga akan dikeluarkan langsung atau tertahan untuk
beberapa waktu.
2 ANAMNESIS 1. Abortus imminen:
• Riwayat terlambat haid dengan hasil βHCG(+)
dengan usia kehamilan < 20 minggu.
• Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak
berwarna kecoklatan dan bercampurlender
• Nyeri perut atau cramping pain sedikit.
2. Abortus insipient:
• Perdarahan bertambah banyak, berwarna
merah segar, disertai terbukanya serviks.
• Perut nyeri ringan atau spasme.
3. Abortus inkompletus:
• Perdarahan aktif.
• Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat
persalinan.
• Pengeluaran sebagian hasil konsepsi.
• Mulut Rahim terbuka dengan sebagian sisa

Hal 2 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE
konsepsi tertinggal.
• Terkadang pasien datang dalam keadaansyok
akibat perdarahan.
4. Abortus komplit:
• Perdarahan sedikit
• Nyeri perut atau kram ringan.

• Mulut Rahim sudah tertutup


• Pengeluaran seluruh hasil konsepsi.
5. Missed abortus:
• Perdarahan dan nyeri perut minimal.
6. Abortus habitualis:

• Riwayat abortus 3 kali atau lebih berturut-turut.


3 PEMERIKSAAN FISIK • Pemeriksaan dalam (Vaginal Touche) :
• Untuk mengetahui pembukaan servik dan meraba
jaringan konsepsi yang keluar.
• Pemeriksaan dengan spekulum :
• Melihat sumber perdarahan, memperhatikan
memperhatikan sifat dan jumlah perdaraham pervaginam,
massa kehamilan dalam lumen vagina atau ostium serviks
• Pemeriksaan bimanual : menentukan besar, arah, dan
konsistensi uterus

4 KRITERIA DIAGNOSIS 1. Sesuai kriteria anamnesis


2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan plano test dengan hasil + ( positif)
4. Pada pemeriksaan USG : Di dapatkan gambaran intrauteri
dengan mean sac diameter (MSD) ≥ 13 mm, atau hilangnya
“embryonic pole” dengan MSD ≥ 30 mm atau gestasional sac
irregular atau sisa jaringan, atau tidak didapatkan sisa
jaringan dengan gambaran

Hal 3 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE
endometrial line + (positif).
5. DIAGNOSIS • Abortus Iminens (ICD 10 : O06.4)
KERJA • Abortus Inkomplit (ICD 10 : O05.8)
• Abortus Komplit (ICD 10 : O05.4)
6. DIAGNOSIS • Kehamilan Ektopik Terganggu (ICD 10 : O00)
BANDING • Gangguan Faal Pembekuan Darah.
7. PEMERIKSAAN Diperlukan pada Abortus Iminent, Abortus Habitualis, dan Missed

PENUNJANG Abortion :
1. pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakahjanin
masih hidup, menentukan prognosis.
2. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.

3. Test Kehamilan (PTT)

4. Patologi Anatomi :
Jaringan konsepsi dikirim ke Laboratorium PA, bila fasilitas
memungkinkan.
8. TATALAKSANA 1. Penanganan Abortus Iminent
a. Istirahat baring Tidur berbaring merupakan unsur penting
dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsang mekanis.
b. Medikamentosa (kalau perlu)
i. Penenang : Luminal, Diazepam
Diazepam 3x2 mg/ oral selama 5 hari atau luminal
3x 30 mg.
ii. Tokolitik : papaverin, Isoksuprine
Isoksuprine 3 x 10 mg/ oral selama 5
hari
iii. Plesentotrofik : Allylesterenol 10 mg, 3 x 1 tablet
(Dydrogesteron)
c. Bila penyebab diketahui maka dilakukan terapi terhadap
penyebab
d. Pada kasus tertentu seperti abortus Habitualis dan
riwayat infertilitas dilakukan rawat inap.

2. Penanganan Abortus Insipient


Dengan kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai

Hal 4 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE
dengan pendarahan, penanganan terdiri atas pengosongan uterus
dengan segera. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan
dengan kuret vakum atau dengan cunam abortus, disusul dengan
kerokan.
a. Perbaikan keadaan umum

b. Umur kehamilan kurang dari 12 minggu dilakukankuretasi


lebih dari 12 minggu dilakukan oksitosin titrasi dan
kuretase
c. Medikamentosa :

i. Metil ergometrin 3 x 5 mg/ oral selama 5 hari

ii. Amoksisilin 3 x 500 mg/ oral selama 5 hari


3. Penanganan Abortus Inkompletus yang disertai syok karena
perdarahan, segera harus diberikan infus intravena cairan NaCl
fisiologis atau cairan Ringer segera disusul darah Setelah syok
diatasi, dilakukan kerokan. Pasca tindakan ergometrin intramuskuler
atau Oksitosis infus (drip) untuk mempertahankan kontraksi otot
uterus.
a. Perbaikan keadaan umum

b. Kuretase dengan atau tanpa digital plasenta pre


kuretase
c. Medikamentosa :

i. Metil ergometrin 3 x 5 mg/ oral selama 5 hari

ii. Amoksisilin 3 x 500 mg/ oral selama 5 hari


4. Penderita dengan Abortus Kompletus tidak memerlukan pengobatan
khusus, hanya apabila menderita anemia perlu diberikan Sulfas
Ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.
5. Pada Missed Abortion bila kadar fibrinogen normal, jaringan
konsepsi dapat segera dikeluarkan. Sebaliknya bila kadar fibrinogen
rendah, perbaiki dulu dengan cara memberikan fibrinogen kering
atau darah segar. Setelah ada perbaikan lakukan kuretase.
Tindakan kuretase pada Missed Abortion tidak jarang menghadapi
kesulitan karena plasenta melekat erat dengan dinding uterus.

Hal 5 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE

Persiapan evakuasi poliklinis dan periksa faal hemostatis


Evakuasi tergantung umur kehamilan
a. Umur kehamilan < 12 minggu dilakukan kuretase
angsung.
b. Umur kehamilan > 12 minggu diberikan :

i. Estradiol benzoas 2 x 20 – 40 mg/ IM selama 5


hari

ii. Rawat inap : dipasang stiff laminaria 12-24 jam.

iii. Titrasi oksitosin atau prostaglandin seperti


misoprostal

iv. Paska kerokan/kuretase dapat diberikan antibiotika


golonganpenicilin atau golongan lain.
6. Penanganan Abortus Infeksius
a. Perbaikan keadaan umum
b. Antipiretik injeksi 2 cc/ IM
c. Sulbenisilin 3 x 1 gr, Gentamisin 2 x 80 gr,
Metrinidazolsupp 3 x 1 gr (atau Antibiotika lain sesuai
sensitivity test)
d. Kuretase dilakukan dalam tempo 6 jam bebas panas
atau dalam waktu 12-24 jam apabila panas tidak turun.
9. EDUKASI • Edukasi tentang penyakit yang diderita dan komplikasi yang
mungkin akan dihadapi.
• Edukasi pasien untuk bed rest.
• Edukasi dan persetujuan tindakan yang akandilakukan.
10. PROGNOSIS Dubia

11. TINGKAT EVIDENS IV


12. TINGKAT C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR Abortus dirawat selama 1 hari dengan tanpa komplikasi.
(OUTCOME)

Hal 6 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM OBGYN
PERTAMEDIKA IHC
KURETASE
15. KEPUSTAKAAN 1. Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Perdarahan Pasca Persalinan. Standar Pelayanan Medik Obstetri
dan Ginekologi bagian I, Tanjung Enim : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1991: 14 - 17.
2. Saifuddin AB, Wiknyosastro GH, Affandi B, Waspodo D, Perdarahan
pada Kehamilan Muda, Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1, Cetakan 7, Tanjung Enim:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991 : M 9
– M 14.
3. Magowan B. Spontaneous Miscarriage. Obstetrics and
Gynaecologis 3 rd ed Edinburgh – London – New York Oxford –
Philadelphia – St Louis – Sydney – Toronto – Elsevier Churchil
Livingstone, 2005 : 269 – 274.

Hal 7 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
20
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM UROLOGI Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
TUR-P PADA BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Urologi Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan
ASESMEN AWAL budaya pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index,
risiko jatuh, risiko decubitus,
kebutuhan edukasi dan Discharge
Planning

2. LABORATORIUM

DL

BT/CT

Faal Ginjal

GDS

HbSAg

HIV

Urinalisis

Kateterisari uretra O
PSA O
Persiapan PRC apabila diperlukan O
3. RADIOLOGI/IMAGING
USG Abdomen/Prostat/Traktus
Urinarius
BNO IVP O
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

TUR-P PADA BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA ICD :

EKG O
4. KONSULTASI

Sp Anesthesi

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat penanggung jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Benign Prostat Hyperplasia ( BPH)


Ketidakmampuan Eliminasi
Urine

Nyeri Akut

Risiko Perdarahan
b. DIAGNOSIS Risiko Perlambatan
KEPERAWATAN Penyembuhan Luka Operasi
Risiko Ketidakmampuan
Melaksanakan ADL

Risiko Cemas
Kesiapan Meningkatkan
Pengetahuan

Peningkatan kebutuhan zat gizi


c. DIAGNOSIS GIZI energi berkaitan dengan rencana
tindakan medis

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi kebutuhan pasien
dirumah

Kebutuhan perawatan suportif

Kebutuhan pasien Post Op

Aktivitas setelah pulang dari RS

Kebutuhan konseling seksual


Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

TUR-P PADA BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA ICD :

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan
Discharge Planning.
a. EDUKASI/ Rencana terapi. Tujuan terapi.
Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS komplikasi operasi, lama
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
perawatan

Informed Consent

b. EDUKASI & Diet lambung bentuk saring atau


KONSELING GIZI lambung
Persiapan operasi
c. EDUKASI
Cara menurunkan nyeri
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Cefazoline profilaksis 2 gr
a. INJEKSI
Ketorolac 3 x 30 mg/iv Varian

b. CAIRAN INFUS RL/NaCl 40cc/kgBB/24 jam

c.OBAT ORAL/pulang Asam Mafenamat 3 x 500 mg Varian

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
TUR-P
INTERVENSI MEDIS
Pasang kateter uretra

Spoeling drip untuk guyur

Lepas kateter uretra


TTV baseline tiap 4 jam

Pasang IV Line Dengan Cairan RL

Persiapan operasi; edukasi,


persiapan fisik: mandi, penyiapan
organ enema, ganti pakaian,
pelepasan perhiasan

Edukasi Persiapan operasi

Terapi Relaksasi

Check List Pra Bedah


b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Manajemen Nyeri
KEPERAWATAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

TUR-P PADA BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA ICD :

Perawatan Luka

Manajemen Eliminasi Urin

Katerisasi Uretra

Bladder Training

Latihan Mobilisasi

Medikasi IV

Medication : Oral

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi


Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
Diet Makan cair/saring/lunak atau disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI
biasa bertahap pasca bedah. Diet secara bertahap
Tinggi Energi
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review
a. DOKTER DPJP Monitor perkembangan pasien
Verifikasi Rencana Asuhan
Monitoriing TTV

Monitoriing Eliminasi urin

Monitoriing Perdarahan
b. KEPERAWATAN
Monitoriing Nyeri

Monitoriing Luka

Monitoriing ADL

Monitoring asupan makanan


Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Monitoring Antropometri
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Biokimia
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat O O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS Konseling pasien pulang


Mobilisasi bertahap dari tirah Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN baring, duduk, berdiri, berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

a. MEDIS Miski spontan, urin jernih


Remove Watermark Wondershare
PDFelement

No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

TUR-P PADA BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA ICD :

Nyeri terkontrol

Efek pembedahan tidak memburuk

b. KEPERAWATAN Level cemas berkurang

Penyembuhan luka

Cemas/takut terkontrol

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, miksi


tanpa kateter Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: tidak ada komplikasi PPK
pasca TURP

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
dengan keadaan umum pasien
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
BENIGN PROSTAT HIPERTROFI

1 PENGERTIAN BPH merupakan diagnosis secara histologi yang menunjukkan


proliferasi dari sel-sel prostat atau bisa dikatakan pembesaran prostat
jinak yang terjadi pada laki- laki usia > 40 tahun dan sering
menyebabkan gangguan dalam proses miksi/ kencing.
2 ANAMNESIS a. Ruang lingkup: semua pasien laki-laki yang datang dengan
keluhan miksi atau lower urinary tract symptoms (LUTS), yang
terdiri atas:
• Storage symtomps (Gejala Iritatif)
Frekuensi sering BAK >8x/24 jam, Urgensi (keinginan BAK
yang mendesak/ tergesa-gesauntuk BAK), Nokturia (terbangun
di malam hari untuk BAK > 1x, Disuria (nyeri saat BAK).
• Voiding symtomps (Gejala obstruksi)
Hesitansi (menunggu lama pada awal BAK), Intermitensi (BAK
terputus-putus), Pancaran miksi melemah atau mengecil,
Straining (harus mengedan saat BAK), retensi urin
• Post Micturition symptoms: terminal dribbling (menetes di akhir
miksi), incomplete emptying (terasa ada sisa setelah selesai
miksi, residual volume > 100mL).
b. Keluhan lain bisa berupa nyeri pinggang, benjolan di pinggang
(hidronefrosis), ataupun demam (infeksi).
c. Skor IPSS (International Prostate Symptom Score) terdiri atas 7
pertanyaan terkait keluhan LUTS dan 1 pertanyaan terkait kualitas
hidup pasien.
• Ringan : Skor 0-7
• Sedang : Skor 8-19
• Berat : Skor 20-35

3 PEMERIKSAAN • Inspeksi : penonjolan suprapubik bila terjadi retensi urine dengan


FISIK buli penuh
• Palpasi : buli-buli teraba di atas simpisis pubis sebagai massa
kistik akibat retensi urine.
• Colok dubur (rectal toucher atau digital rectal examination): ada
pembesaran prostat teraba simetris dengan konsistensi kenyal

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
BENIGN PROSTAT HIPERTROFI

dan ada pendorongan prostat ke arah rectum, serta tidak


didapatkan nodul.
4 KRITERIA Sesuai anamnesa dan pemeriksaan fsik
DIAGNOSIS
5. DIAGNOSIS Benign Prostat Hyperplasia (BPH)
KERJA
6. DIAGNOSIS DD pasien keluhan obtruksi:
BANDING 1. Batu buli- buli
2. Kanker prostat
3. Striktur Urethra
4. Kelemahan detrusor

DD pasien keluhan iritatif:


1. Karsinoma insitu vesika
2. Batu ureter distal
3. Batu buli-buli
4. Infeksi Traktus Urinarius
5. Prostatitis
7. PEMERIKSAAN 1. USG saluran kemih
PENUNJANG 2. Urin Lengkap
3. PSA (< 4 ng/ml) (bila ada curiga keganasan)
4. Untuk persiapan operasi : Darah lengkap, masa pembekuan, masa
perdarahan, Fungsi Ginjal, Gula Darah acak, HBsAg, rapid test.

8. TATALAKSANA 1. Tindakan operatif :


a. Bila ada komplikasi (retensi urin berulang, ISK, batu saluran
kemih , Skor IPSS > 19)
• Open Prostatectomy
• TUR-Prostat
b. Antibiotik profilaksis 1 jam sebelum operasi atau 24jam post
operasi (Chephalosporin III)
2. Jika Skor IPSS <8, lakukan Watchfull waiting (observasi gejala
klinis).
3. Jika Skor 8-19 dan atau komplikasi/ kontraindikasi mutlak: terapi

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
BENIGN PROSTAT HIPERTROFI

medikamentosa (α blocker atau 5 αreductase inhibitor selama 6


bulan), selanjutnya diobservasi ulang.
Lama perawatan :
1. Open, 5 hari post op
2. TUR-P, 3 hari post op
9. EDUKASI • Penjelasan diagnosa, diagnosa banding,pemeriksaan
penunjang
• Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, risiko dankomplikasi
• Penjelasan alternatif tindakan
• Penjelasan perkiraan lama rawat
• Saran perubahan gaya hidup: kurangi intake cairan menjelang tidur,
kurangi kafein dan alcohol, bladder retraining (menahan BAK untuk
meningkatkan daya tamping hingga mencapai 400 mL, dan waktu
antar berkemih)

10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam


Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
11. TINGKAT EVIDENS III
12. TINGKAT C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 1. Eliminasi Urin (+)
(OUTCOME) 2. Gejala iritatif dan obstruktif (-)
15. KEPUSTAKAAN 1. Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Parin AW, PetersCA. 2008.
Campbell’s Urology. Philadelphia: Saunders. 9th ed.
2. Tanagho EA, McAnnich JW.2008. Smith’s General Urology. San
Fransisco: McGraw Hill. 17th ed.348-54
3. Purnomo, Basuki B. 2009. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2.
Tanjung Enim : Sagung Seto.
4. European Association of Urology Guideline, tahun 2011

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
21
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
PNEUMONIA DEWASA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 7 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4/5 6/7
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Paru Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
ASESMEN AWAL tanda- tanda vital, riwayat alergi,
KEPERAWATAN skrining gizi, nyeri, status
fungsional: bartel index, risiko jatuh,
risiko decubitus, kebutuhan edukasi
dan budaya.

2. LABORATORIUM
Darah lengkap termasuk LED
(setiap 3 hari)
AGD

Sputum BTA 3 x O O O O O
Pewarna gram sputum O O O O O
Kultur resistensi O O O O O
3. RADIOLOGI/IMAGING/PENUNJANG LAIN

Thorax PA

EKG O
Saturasi O2 O O O O
4. KONSULTASI

dr Sp An O O O O O apabila dilakukan intubasi

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PNEUMONIA DEWASA ICD :

b. ASESMEN
Perawat Penaggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang


d. ASESMEN FARMASI
sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Penumonia

Gangguan Pertukaran Gas

Ketidakefektifan Pola Nafas Masalah keperawatan yang dijumpai setiap


b. DIAGNOSIS hari.
Risiko Dibuat oleh perawat penanggung jawab.
KEPERAWATAN
Ketidakmampuan Aktifitas

Hypertermia

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent O O O O Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


b. EDUKASI & Diet Makanan Lunak atau Makanan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Saring (Diet Lambung)
Teknik relaksasi nafas dalam

c. EDUKASI Posisi
KEPERAWATAN
Pencegahan aspirasi

Pencegahan penularan

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PNEUMONIA DEWASA ICD :

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi ditandatangani oleh keluarga dan pasien
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Antibiotik empiris spektrum luas


a. INJEKSI
Simptomatik/Supportif: Antipiretik
Mukolitik O O O O Varian
IVFD RL/ Nacl 0,9% untuk rehidrasi
b. CAIRAN INFUS dan koreksi kalori dan elektrolit Varian
Simptomatik/Supportif: Antipiretik
c.OBAT ORAL/ INHALASI
Mukolitik O O O O O Varian
Antipiretik O O O O O
d. OBAT PULANG
mukolitik O O O O O
Antibiotik O O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Oksigen nasal/NRM O O O O O
intubasi apabila terjadigagal nafas O O O O O
Perawatan ICU O O O O O
Monitoring pernafasan, suhu,
retraksi dada, suara nafas
Memberikan Posisi
Manajemen Pencegahan Risiko
Jatuh
Manajemen Nyeri

Fluid Management

Infection Control

b. TATA LAKSANA/ Medication Management


INTERVENSI
KEPERAWATAN Medikasi IV dengan cairan RL

Medication : oral

Oksigenisasi O O O O O
Suction O O O O O
Kateterisasi urin O O O O O
Bladder training O O O O O
Perawatan ICU O O O O O
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
biasa secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O O O Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PNEUMONIA DEWASA ICD :

TTV

Status pernafasan
b. KEPERAWATAN
Tingkat kesadaran

Aktivitas dan toleransi

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Antropometri O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia O asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS O O O O
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
saturasi oksigen tercapai sesuai
target
a. MEDIS
tidak demam, tidak sesak, RR baik

TTV baik
b. KEPERAWATAN
Oksigenasi tercapai target

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG


Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik. Oksigenasi tercapai Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

PNEUMONIA DEWASA ICD :

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PNEUMONIA KOMUNITI
1 PENGERTIAN Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan
alveoulus, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan pertukaran
gas setempat.

Pneumonia didapat di masyarakat atau Community- Acquired Pneumonia


(CAP): Pneumonia pada individu yang menjadi sakit di luar rumah sakit,
atau dalam 48 jam sejak masuk rumah sakit.
2 ANAMNESIS 1. Demam
2. Fatique
3. Malaise
4. Sakit kepala
5. Myalgia
6. Arthralgia
7. Batuk produktif/batuk tidak produktif dengan sputum purulent,
bisa disertai darah
8. Sesak napas
9. Nyeri dada
3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Demam
2. Sesak napas (berbicara dengan kalimat terpengal)
3. Perkusi paru pekak
4. Ronki nyaring
5. Suara pernapasan bronchial.
4 KRITERIA DIAGNOSIS Kriteria rawat jalan:
1. Tanpa penyakit kardiopulmonal, tanpa faktormodifikasi (Grup I)
2. Terdapat riwayat penyakit kardiopulmonal dan/ atau faktor
modifikasi (Grup II)
Faktor modifikasi: penyakit jantung, hati, atau ginjal yang kronis,
diabetes mellitus, alkoholik, keganasan, asplenia,
imunokompromais menggunakan antibiotikdalam 3 bulan terakhir,
adanya risiko streptococcus pneumonia resisten obat.

Kriteria rawat inap (Grup III):


1. Jika terdapat kriteria CURB-65 ≥ 2

Hal 1 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PNEUMONIA KOMUNITI
2. Confusion
3. Uremia (BUN > 19 mg/dL or 7 mmol/L)
4. Respiratory rate (> 30x/menit)
5. Blood preassure (diastolik < 60 or sistolik < 90mmHg)
6. 65 tahun atau lebih
7. Atau tidak mendapatkan perawatan yang baik di rumah

Kriteria rawat ICU (Grup IV):


1. Ditemukan 1 diatara 2 kriteria mayor:
✓ Memerlukan ventilasi mekanik
✓ Syok septik dan memerlukan obat vasopressor
2. Atau ditemukan 3 kriteria minor
✓ Laju napas > 30x/menit
✓ PaO2/FiO2 rasio < 250
✓ Infiltrat multilobus
✓ Konfusi
✓ Blood urea nitrogen (BUN) > 20 mg/dL
✓ Leukopenia (leukosit < 100.000 mm3)
✓ Hipotermi (suhu tubuh < 36°C)
✓ Hipotensi, memerlukan terapi cairan agresif

5. DIAGNOSIS Pneumonia didapat di Masyarakat atau CommunityAcquired Pneumonia

KERJA (CAP)

6. DIAGNOSIS 1. Bronkitis akut

BANDING 2. Bronchitis kronis eksaserbasi akut


3. Gagal jantung
4. Emboli paru
5. Pneumonitis radiasi
7. PEMERIKSAAN 1. Rontgen thorax (1A)

PENUNJANG 2. CT Scan thorax (2A)


3. Pulse Oxymetry
4. Laboratorium rutin: DPL, hitung jenis, LED,glukosa darah,
ureum, kreatinin, SGOT, SGPT (3A)

Hal 2 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PNEUMONIA KOMUNITI
5. Analisa gas darah, elektrolit (3A)
6. Pewarnaan gram sputum (2A)
7. Kultur sputum (2A)
8. Kultur darah (2A)
9. Pemeriksaan serologis (2A)
10. Pemeriksaan antigen (2A)
11. Pemeriksaan polymerase chain reaction (CPR)(1A)
12. Tes invasive (torakosintesis, aspirasi transtrakheal,bronkoskopi,
aspirasi jarum transtorakal, biopsy paru terbuka dan
thorakoskopi. (1A)
8. TATALAKSANA Rawat jalan:
1. Dianjurkan untuk tidak merokok, beristirahat, danminum banyak
cairan
2. Nyeri pleuritik/ demam diredakandengan parasetamol
3. Ekspektoran/mukolitik
4. Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
5. Control setelah 48 jam atau lebih bila diperlukan
6. Bila tidak membaik dalam 48 jam; dipertimbangkan untuk dirawat di
rumah sakit, atau dilakukan foto thoraks
7. Antibiotik:
i. Grup I:
Makrolid (Azithromycin 1x500 mg PO lalu 1x250 mg PO,
atau Erythromycin 4x500 mgPO, Doxycycline 2x100 mg
PO (1A)
ii. Grup II:
• Flouroquinolone (maxifloxacin 1x400 mg PO, gemifloxacin
atau levofloxacin 1x500 mg PO/IV) (1A)
• B-lactam + makrolid (pilihan: amoxicillin dosis tinggi 3x1
gram IV atau amoxicillin-
• clavulanate 2x2 gram, atau alternative ceftriaxone 1x1
gram IV, cefpodoxime 2x200 mg PO, dan cefuroxime
2x500 mg PO atau 3x750-1500 mg IV dengandoxycycline
(makrolid alternative) (1A)

Hal 3 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PNEUMONIA KOMUNITI
Rawat Inap
1. Oksigen, bila perlu dengan pematauan saturasi dan konsentrasi
oksigen inspirasi
2. Terapioksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOKdengan
komplikasi gagal napas dituntun dengan pengukuran analisis gas
darah berkala
3. Cairan: bila perlu dengan cairan intravena
4. Nutrisi
5. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto thoraks diulang pada pasien yang tidak menunjukkan perbaikan
yang memuaskan
8. Terapi antibiotik (Grup III):
i. Fluoroquinolon
ii. B-lactam + makrolid (b-lactam pilihan: cefotaxime,
ceftriaxone, dan ampicillin, erapenem (untuk pasien
tertentu) dengandoxycycline 4x500-1000 mg IV (alternatif
makrolid). Jika alergi penicillin gunakan fluoroquinolon. (1A)

Rawat di ICU
1. Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi secret, mengambil
sampel untuk kultur guna penelusuran mikrobiologi lain dan
menyingkirkan kelainanendobronkial.
2. Terapi antibiotik (Grup IV):
i. B-lactam (cefotaxime, ceftriaxone, atau ampicillin-
sulbactam) + azithromycin atau fluoroquinolone (jika alergi
penicillin gunakan fluoroquinolone atau aztrenonam) (2A)
ii. Jika ada risiko infeksi pseudomonas, gunakan
antipneumococcal, antipseudomonal b-lactam (piperacillin-
tazobactam, cefepime, ciprofloxacin atau levofloxacin 750
mg atau b- lactam + aminoglikosida + azithromycin atau b-
lactam plus + aminoglycoside + antipneumococcal
fluoroquinolone (untukalergi penicillin ganti b-lactam dengan

Hal 4 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PARU
PERTAMEDIKA IHC
PNEUMONIA KOMUNITI
aztreonam) (2A)
Tatalaksana antibiotik:
1. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari untuk pasien rawat jalan dan
7 hari untuk pasien rawat inap. (1A)
2. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral (ATS 2007):
Hemodinamik stabil dan gejala klinis membaik (2A)

9. EDUKASI 1. Meningkatkan Pertahanan tubuh dengan pola hidup sehat.


2. Penggunaan masker saat infeksi saluran napas.
10. PROGNOSIS
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. Standar Pelayanan Medik Penyakit Paru, PDPI
2. Pneumonia Komuniti Pedoman Diagnosis dan Penatalsanaan Di
Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003
3. American thoracic society, Guidelines for management of adults with
community – acquired pneumonia. Diagnosis, assesment of
severity, antimicrobial therapy, and prevention. Am J Respir Crit
Care Med 2001;163:1730-54.

Hal 5 dari 5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
22
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :
KSM PENYAKIT DALAM. UROLOGI Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
INFEKSI SALURAN KEMIH ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam/
Urologi Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Urin lengkap

Darah lengkap

Gula Darah Sewaktu

3. RADIOLOGI/IMAGING

USG Urologi. UGS Abdomen O


4. KONSULTASI

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
TTV dan nyeri supra pubis Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM. UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

INFEKSI SALURAN KEMIH ICD :

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS INFEKSI SALUREN KEMIH

b. DIAGNOSIS Nyeri saat BAK


KEPERAWATAN
Demam
Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI Diet lunak - diet biasa Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk

Konseling nutrisi/pola makan


c. EDUKASI
Pola istirahat
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

antibiotik :
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM. UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

INFEKSI SALURAN KEMIH ICD :

Golongan sefalosporin:
cefotaxime 3x1 gram. Atau
Ceftriaxone 2 x 1 gram (dapat
variasi
Golongan Kuinolon: Ciprofloxacin
2 x 400 mg atau levofloksacin 1
x 500mg

Metamizol 3 x 500 O O O variasi


Ondancentron 3 x 8 O O O
b. CAIRAN INFUS RL/NaCl 1500/24 jam

c.OBAT ORAL Buscopan oral 3 x 10 mg O O O Varian

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
TTV

Medication Management
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Manajeman nyeri
KEPERAWATAN
Manajeman demam

Manajeman kontrol infeksi

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
biasa secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
a. DOKTER DPJP Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan
Anamnesis nyeri perut bagian
bawah
Anamnesis demam Monitor perkembangan pasien

Anamnesis nyeri lainnya


Anamnesis adanya penyakit
penyerta
Monitoring tanda-tanda vital pasien
Monitoring keluhan nyeri, terutama
b. KEPERAWATAN supra pubis
Monitoring pemberian obat
antipiretik
Monitoring asupan makanan

Monitoring Antropometri Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


c. GIZI
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Biokimia

Monitoring Fisik/klinis terkait gizi

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM. UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

INFEKSI SALURAN KEMIH ICD :

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
Tanda dan gejala klinis pasien
membaik, terutama tidak ada nyeri
saat BAK dan tidak ada nyeri supra
a. MEDIS pubis

Tidak ada demam

Hydration

Infection Saverity

Medication Responses

Vital Signs

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY No. Formulir :

KSM PENYAKIT DALAM. UROLOGI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

INFEKSI SALURAN KEMIH ICD :

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
INFEKSI SALURAN KEMIH
1 PENGERTIAN Infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang disebabkan
peradangan pada saluran kencing bagian atas (pyelonefritis) dan
bagian bawah (cytitis, prostatitis) dengan gejala yang bervariasi dari
asimptomatis hingga simptomatis berat (septikemia dengan renjatan)
2 ANAMNESIS 1. Asimptomatis (tanpa gejala)
2. Disuria.
3. Frekuensi/ Sering berkemih
4. Urgency.
5. Urine keruh atau tampak pus
6. Urine berwarna merah, merah muda atau kecoklatan
(darah)
7. Rasa tidak nyaman/nyeri pada perut bagian bawah
8. Nyeri saat berkemih (rasa terbakar)
9. Mual dan atau muntah
10. Demam tinggi dan menggigil
11. Nyeri pinggang satu sisi atau nyeri punggung belakang

3 PEMERIKSAAN 1. Peningkatan suhu badan


FISIK 2. Gangguan mental : somnolen, stupor, koma, delirium
3. Nyeri tekan abdomen , nyeri tekan supra simfisis
4. Nyeri ketok costo-vertebro angle
5. Pembesaran ginjal
6. pyuria
7. Hematuria
8. Gangguan anatomi saluran kemih
9. Adanya penyakit penyerta
4 KRITERIA Dapat ditemukan lekositosis, atau lekosit normal, peningkatan LED,
DIAGNOSIS peningkatan CRP, sedimen urin tampak proteinuria > 10/lpb,
hematuria > 5/lpb, bakteri, jamur. Kultur urin terdapat biakan bakteri ≥
10^5/cmm.

Bakteri tersering penyebab infeksi saluran kencing (ascending)


1. Eschercia coli
2. Proteus sp

Hal 1 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
INFEKSI SALURAN KEMIH
3. Enterococcus sp
4. Klebsiella sp
5. Staphylococcus sp
Kriteria PASIEN RAWAT INAP :
- Pasien dengan demam tinggi
- Mual dan muntah berat
- Dengan penyakit penyerta yang memperberat
- Nyeri pinggang hebat

5. DIAGNOSIS Infeksi saluran kencing


KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Pankreatitis
BANDING 2. Appendicitis
3. Nefrolitiasis
4. Pelvic Inflammatory Disease
5. BPH dengan retensio urin
6. Gastroenteritis pada anak
7. Fever of unknown origin pada anak
8. Keganasan pada saluran kencing atau abdomen
9. Batu Ureter

7. PEMERIKSAAN 1. Urinalisis.
PENUNJANG 2. Kultur urin.
3. Darah : Darahperifer, Ureum dan creatinin dan Gula darah.
4. USG abdomen/ UGS saluran kemih
8. TATALAKSANA PENATALAKSANAAN INFEKSI SALURAN KENCING :
• Medikamentosa
• Asupan cairan dan gizi yang adekuat
• Terapi penyakit penyerta dan komplikasi
• Koreksi gangguan antomis

Farmakologis :
• Simtomatis

Hal 2 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
INFEKSI SALURAN KEMIH
• Antimikroba:
• Terapi Sistitis
- Nitrofurantoin,2x100mg, selama 5-7hari
- TMP-SMX,2x160-800mg, selama 3 hari
- Golongan Fluoroquinolone, selama 3 hari
- Golongan β-Lactams, selama 5-7hari
- Fosfomycin,3g dosis tunggal
• Terapi Pielonefritis

Terapi oral pada kasus ringan – sedang pielonefritis simple


Antibiotik Dosis harian
Ciprofloxacin 500-750mg 2x1 (7-10 hari)
Levofloxacin 500mg 1x1 (7-10 hari)
Levofloxacin 750mg 1x1 (5 hari)
Terapi alternatif (efektif secara klinis bukan mikrobiologi)
Cefpodoxime proxetil 200mg 2x1 (10 hari)
Ceftibuten 400mg 1x1 (10 hari)
Diberikan hanya bila patogen diketahui rentan terhadap antibiotik
empiris

Kotrimoksazol 160/800mg 2x1 (14 hari)


Co-amoxiclav 0.5/0.125 gr 3x1 (14 hari)

• Terapi ISK pada kehamilan


- Nitrofurantoin monohydrate/macrocrystals 100 mg 2
kalisehari peroral selama 5-7 hari
- Amoxicillin 500 mg 2 kali sehari peroral, atau 3 kali
250mgoral) selama 5-7 hari
- Amoxicillin-clavulanate 500/125 mg 2 kali sehari peroral
selama 3-7 hari 250/125 mg 3 kali sehari peroral selama
5-7hari
- Cephalexin 500 mg 2 kali sehari peroral selama 3-7 hari

• Terapi ISK pada anak


- Anak dengan pielonefritis dapat diobati dengan antibiotik
oral ataupun dengan terapi antibiotik IV selama 2-4 hari

Hal 3 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
INFEKSI SALURAN KEMIH
kemudian diikuti dengan terapi antibiotik oral. Jika bakteri
gram positif dicurigai sebagai penyebab, maka terapi yang
digunakan adalah aminoglikosid yang dikombinasikan
- dengan ampisilin dan amoxicillin/clavulanate.
- Terapi antibiotik oral yang dapat diberikan berupa;
trimetoprim (TMP), trimetoprim-sulfamethoxazole (TMP-
SMX), sefalosporin, amoxicillin klavulanat dengan lama
pemberian 5-7 hari pada ISK simpleks.
- Untuk terapi parenteral pada anak dengan pielonefritis atau
pada kasus berat yang tidak memiliki alergi sefalosporin
dapat diberikan ceftriaxone dengan dosis 75mg/kgbb IV/IM
tiap 12-24 jam sekali, namun pada pasien dengan alergi
sefalosporin maka dapat diberikan gentamicin (2.5
mg/kgbb IV/IM dosis tunggal).
• Terapi ISK Rumit (Dengan Penyulit)
- ISK rumit/ complicated banyak terjadi pada sekumpulan
individu dengan berbagai kelainan struktural dan
fungsional pada saluran kemih. Berbagai kelainan dan
individu juga memiliki kerentanan terhadap antibiotik yang
berbeda pula sehingga terapi untuk ISK rumit harus
disesuaikan terhadap hasil kultur urin.
• Terapi Urosepsis
- Terapi dari urosepsis merupakan kombinasi dari perawatan
bantuan hidup yang adekuat, terapi antibiotik yang tepat
dan sesuai,
- Terapi tambahan (simpatomimetis, steroid, kontrol gula
darah), dan penanganan optimal dari gangguan saluran
kemih.

Terapi inisial anitbiotik empiris harus memiliki spektrum luas dan


selanjutnya disesuaikan dengan hasil kultur. Antibiotik harus
diberikan tidak lebih dari satu jam setelah asumsi klinis dari sepsis.
Antibiotik yang dapat menjadi pilihan antara lain
adalah.Fluoroquinolone (ciprofloxacin, levofloxacin,

Hal 4 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
INFEKSI SALURAN KEMIH
norfloxacin), aminopenisilin, sefalosporin generasi ketiga,
aminoglikosid dan kotrimoksazol (jika terbukti sensitif), dengan
lama pemberian 7-14 hari atau sampai 3-5hari setelah penurunan
demam atau eliminasi dari faktor penyulitnya.

Pada <3 hari dari kegagalan terapi inisial maka dapat diberikan
pilihan berikut; fluoroquinolone, piperasilin, sefalosporin
generasi 3b, carbapenem + aminoglikosid, flukonazol, dan
amfoterisin B. Pertimbangkan kombinasi dua antibitotik pada infeksi
yang berat.
9. KOMPLIKASI 1. Xanthogranulomatous pyelonephritis ditatalaksana dengan
nefrektomi
2. Pada emphysematous pyelonephritis dapat dilakukan drainase
perkutan sebagai inisial terapi, selanjutnya bila diperlukan
dapat dilakukan nefrektomi
3. Nekrosis papilar dengan obstruksi memerlukan intervensi untuk
membebaskan obstruksi dan menyelamatkan fungsi renal
4. ISK pada wanita hamil dapat menyebabkan risiko bayi lahir
prematur atau dengan berat badan di bawah normal
5. Striktur uretra dapat terjadi pada pria dengan urethritis yang
sebelumnya mengalami infeksi urethritis gonokokal
6. Kerusakan ginjal permanen dapat terjadi terutama pada
pielonefritis akut atau kronik yang tidak terobati adekuat
7. Urosepsis.
10. EDUKASI 1. Edukasi dan promosi kesehatan infeksi saluran kemih (ISK)
utamanya adalah mengenai pengobatan dan pencegahan
rekurensi.
2. Pada anak perempuan yang pernah mengalami pielonefritis
saat masih bayi atau masa kanak – kanak, risiko refluks
vesikoureteral persisten meningkat, biasanya akan terkena
ISK–sistitis berulang saat usia mereka lebih tua. Mereka juga
cenderung terkena ISK berulang pada saat kehamilan.
11. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Hal 5 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
INFEKSI SALURAN KEMIH
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
12. TINGKAT EVIDENS IV
13. TINGKAT C
REKOMENDASI

PENELAAH KRITIS Dengan pengobatan antibiotik yang tepat maka penderita dapat
sembuh sempurna..
14. INDIKATOR 1. Bebas demam seama 24 jam tanpa menggunakan obat anti
(OUTCOME) Demam
2. Tanda-tanda vital dalam keadaan stabil
3. Tidak ada gangguan pemenuhan nutrisi (mual, muntah) Nafsu
makan membaik

15. KEPUSTAKAAN 1. Bacterial Infections of the Genitourinary TractSmith &


Tanagho's General Urology, 19e : Jack W. McAninch, Tom F.
Lue
2. Glomerular Diseases. Harrison's Principles of Internal
Medicine, 20e:J. Larry Jameson, Anthony S. Fauci, Dennis L.
Kasper, Stephen L. Hauser, Dan L. Longo, Joseph Loscalzo:
898-900

Hal 6 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
23
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
LOW BACK PAIN ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 5 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

DL

GDS

CRP O
Asam Urat O
LED O
Urinalisa

3. RADIOLOGI/IMAGING

EKG

Foto Ro Lumbosacral AP Lateral

Foto Ro Pelvis O
4. KONSULTASI

Rehab Medik O
Penyakit Dalam O
Bedah Orthopedi O
Bedah Urologi O Varian
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LOW BACK PAIN ICD :

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Low back Pain

a. Nyeri Akut

b. DIAGNOSIS
b. Kerusakan mobilitas fisik O O O O
KEPERAWATAN
d. Defisit self care O O O O
f. Defisit pengetahuan

c. DIAGNOSIS GIZI 1. Penurunan kebutuhan energy

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Pasien di
rumah
Kebutuhan peralatan suportif

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan


atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
b. EDUKASI & Diet rendal kalori
KONSELING GIZI
Gizi seimbang
c. EDUKASI
KEPERAWATAN Relaksasi dan distraksi

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LOW BACK PAIN ICD :

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Ketorolac Injeksi

a. INJEKSI PPI atau H2 Blocker

Steroid/ Methylprednisolone O O O Varian

b. CAIRAN INFUS RL

Muscle Relaxant

c.OBAT ORAL Analgetik Varian

Antidepresan

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Fisioterapi O O O O
a. Pantau TTV

b. Manajemen Nyeri

c. Bantu Activity Daily Living

b. TATA LAKSANA/ d. Monitor nutrisi


INTERVENSI
KEPERAWATAN e. Latihan mobilisasi

f. Medikasi Oral

g. Medikasi IV

h. Pendidikan kesehatan
c. TATA LAKSANA/ Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
INTERVENSI GIZI Edukasi Diet Gizi seimbang disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O O O Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
a. Monitoring tanda-tanda vital
pasien
b. Monitoring Nyeri

c. Monitoring Nutrisi
b. KEPERAWATAN
d. Monitoring Personal Hygiene

e. Monitoring Kebutuhan Tidur

f. Monitoring Mobilisasi

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia O O asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LOW BACK PAIN ICD :

Pemantauan Terapi Obat O O O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS Konseling pasien pulang O Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien


b. KEPERAWATAN Mobilisasi bertahap sesuai toleransi

c. FISIOTERAPI O O O O
13. OUTCOME/HASIL

Nyeri berkurang
a. MEDIS
Klinis batas normal

a. Nyeri terkontrol

b. Mobilisasi sesuai toleransi


b. KEPERAWATAN
c. Kebutuhan tidur adekuat

d. Personal Hygiene terpenuhi

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi O biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Spesifik : Nyeri terkontrol Status pasien/tanda vital sesuai dengan


PPK
Khusus sesuai NOC

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SARAF Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LOW BACK PAIN ICD :

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM NEUROLOGI/ORTHOPEDI
PERTAMEDIKA IHC
LOW BACK PAIN

1 PENGERTIAN Nyeri yang dirasakan diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah
yaitu didaerah lumbal atau lumbosakral
2 ANAMNESIS 1. Keluhan Utama: nyeri di antara sudut iga terbawah dan lipat
bokong bawah.
2. Onset: akut, kronik, insidious, kronis-progresif.
3. Kualitas: sifat nyeri (tumpul, seperti tertusuk, terbakar).
4. Kuantitas: pengaruh nyeri terhadap ADL, frekuensi,
durasi, intensitas/derajat nyeri.
5. Kronologis: riwayat penyakit sekarang.
6. Faktor Memperberat: saat batuk, mengejan, membungkuk,
aktivitas.
7. Faktor Memperingan: istirahat.
8. Gejala penyerta: kesemutan, rasa baal, gangguan berkemih,
gangguan BAB, disfungsi seksual.
9. Riwayat penyakit dahulu: keluhan serupa sebelumnya, riwayat
trauma, riwayat .
10. Riwayat penyakit keluarga: riwayat keganasan dalam keluarga.
11. Riwayat sosial ekonomi: pekerjaan yang berhubungan dengan
keluhan utama.
3 PEMERIKSAAN FISIK Pengukuran tanda vital Pemeriksaan fisik neurologis:
1. Pengukuran skala nyeri: VAS/NPRS/Faces Scale/CPOT
2. Gerak daerah pinggang (range of motion)
3. Pemeriksaan columna vertebralis: alignment (adakah lordosis,
kifosis, skoliosis)
4. Pemeriksaan nyeri ketok columna vertebrae
5. Pemeriksaan nyeri tekan lamina
6. Palpasi otot paravertebrae lumbalis
7. Tes Provokasi: Valsava, Naffziger, Laseque,
kontra Laseque, Braggard/Sicard, Patrick, Kontra Patrick, nyeri
ketok costovertebrae.
8. Pemeriksaan motorik tungkai bawah
9. Pemeriksaan sensibilitas tungkai bawah
10. Pemeriksaan otonom

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM NEUROLOGI/ORTHOPEDI
PERTAMEDIKA IHC
LOW BACK PAIN

4 KRITERIA DIAGNOSIS Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan daerah
punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal, nyeri radikuler atau
campuran keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah dan
lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal atau lumbosakral dan dapat
disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki
5. DIAGNOSIS Low Back Pain

KERJA
6. DIAGNOSIS Pembagian Nyeri Punggung bawah menurut Alberta Canada:

BANDING • Spondylogenik
• Nyeri neurogenik
• Nyeri punggung bawah vaskulogenik
• Nyeri punggung bawah viscerogenik
• Nyeri punggung bawah psikogenik

Menurut American College of Physicians snd the American Pain Society:


• NPB non spesifik.
• NPB karena gangguan neurologis ( stenosis kanal dan radikulopati)
• NPB yang disebabkan oleh penyakit spinal yang serius (red flags).

Nyeri punggung bawah dengan kategori red flag:


• Neoplasma/ karsinoma
• Infeksi
• Fraktur vertebra
• Sindrom kauda equina
• NPB dengan kelainan neurologik berat
• NPB dengan sindroma radikuler
• Umur >50 tahun atau <20 tahun
7. PEMERIKSAAN Laboratorium (atas indikasi):

PENUNJANG 1. Laju endap darah


2. Darah perifer lengkap
3. Ureum, creatinin
4. Elektrolit
5. C – reaktif protein (CRP)

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM NEUROLOGI/ORTHOPEDI
PERTAMEDIKA IHC
LOW BACK PAIN

6. Faktor rematoid
7. Urinalisa
8. LCS
9. Tumor marker (PSA, AFP, CEA, ALP, β-hCG, thyroglobulin,
calcitonin) Pemeriksaan Radiologis (atas indikasi):
Pemeriksaan penunjang lain
1. Foto polos
2. Mielografi
3. CT-mielografi
4. BMD
5. MRI
6. Pemeriksaan neurofisiologi (atas indikasi): ENMG
8. TATALAKSANA 1. Kausatif
Terutama kasus NPB dengan tanda bahaya (red flags)
2. Simptomatik:
- Tergantung jenis dan intensitas: Nyeri inflamasi:
• Anti inflamasi (steroid, NSAID sesuai fornas)
• Relaksan otot (Esperison Hcl, Diazepam, Tizanidin)
• Analgetik opioid lemah (Codein)
• Analgetik opioid kuat (Morphine sulfate) Nyeri neuropatik:
• Analgetik adjuvant seperti antikonvulsan (Carbamazepine,
Gabapentin, Okscarbazepine, Fenitoin, Asam Valproat,
Pregabalin)
• Anti depresant (amitryptiline)
• Relaksan otot (Esperison Hcl, Diazepam, Tizanidin)
• Analgetik opioid lemah (Codein)
• Analgetik opioid kuat (Morphine sulfate)
- Nyeri campuran: kombinasi nyeri inflamasi dan neuropatik.
- Injeksi epidural (steroid, lidokain,opioid) pada sindroma
radikuler (atas indikasi).
- Terapi invasif minimal (atas indikasi):
• Lumbar facet joint pain: Radiofrekuensi ablasi pada
cabang medial rami dorsales (1B+),injeksi kortikosteroid
intra-articular

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM NEUROLOGI/ORTHOPEDI
PERTAMEDIKA IHC
LOW BACK PAIN

• Sacroiliac jointpain: radiofrekuensi ablasi


• Coccygodynia: ganglion impar block, terapi elektrothermal
intra-discal (IDET)
- Injeksi proloterapi
3. Rehabilitatif (sesuai diagnosis etiologik):
Fisioterapi, terapi okupasi, social worker, orthose/prothesa
CBT (Cognitive Behavioural Therapy) Operatif (atas indikasi)
9. EDUKASI 1. Edukasi penyebab, pengobatan, penatalaksanaan, dan prognosis
2. Kembali ke aktifitas normal dini dan bertahap
3. Mengenal dan mengelola faktor biopsikososial
10. PROGNOSIS Ad vitam = Tergantung etiologi dan beratnya defisit neurologis
Ad sanationam = Tergantung etiologi dan beratnya defisit neurologis
Ad fungsionam = Tergantung etiologi dan beratnya defisit neurologis
11. TINGKAT EVIDENS I / II / III / IV

12. TINGKAT A/B/C

REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. William W. Campbell. DeJong's The Neurologic Examination.
Lippincott Williams & Wilkins. 2012.
2. Martin SA, Allan RH. Samuel’s manual of neurologic therapeutic.
Lippincott williams & wilkins. 2012
3. Alberta Canada Institute of Health Economics. Guideline for the
Evidence- Informed Primary Care Management of Low Back Pain.
2011.
4. Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik. Pokdi Nyeri PERDOSSI.2012.
5. Jan Van Zunadert, et.al. Evidence-based Interventional Pain
Medicine According to Clinical Diagnosis. Willey-Blackwell. 2012

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
24

HERNIOTOMI
PADA HERNIA INGUINALIS
TANPA KOMPLIKASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
HERNIOTOMI ICD :

PADA HERNIA INGUINALIS TANPA KOMPLIKASI


No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN Pre KETERANGAN
Op 1 2

1. ASESMEN AWAL
Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Bedah Pasien masuk melalui RJ
Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

DL

Faal hati

HbsAg

HIV

Faal ginjal

PT/APTT atau BT/CT

tambahan > 30 tahun tambah GDS O


3. RADIOLOGI/IMAGING

Untuk > 30 tahun:

EKG O
Ro Thorax O
4. KONSULTASI
Sp Anaestesi/ asesmen pra
anastesi
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up

a. ASESMEN MEDIS
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HERNIOTOMI ICD :

PADA HERNIA INGUINALIS TANPA KOMPLIKASI


Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Pre Op : Puasa 8 jam

Post Op : Diet biasa TKTP

Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang


d. ASESMEN FARMASI sesuai hasil Telaah dan
Rekonsiliasi Obat Rekonsiliasi

6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Hernia Inguinalis

b. DIAGNOSIS Nyeri akut


KEPERAWATAN
Nyeri kronis

Ansietas

Kerusakan integritas jaringan

Prediksi suboptimal asupan energi


berkaitan rencana tindakan bedah/
c. DIAGNOSIS GIZI operasi ditandai dengan asupan
energi lebih rendah dari kebutuhan
(NI - 1.4)
7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktivitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien
Terapi yang diberikan meliputi
kegunaan obat, dosis dan efek
samping
Menjelaskan gejala kekambuhan
penyakit dan hal yang dilakukan
untuk mengatasi gejala yang
muncul
Diet yang dapat dikonsumsi selama
pemulihan kondisi yaitu diet biasa
yang tidak merangsang dan tinggi
energi serta protein

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Rencana Terapi dan Rencana Planning.
tindakan
Tujuan tindakan/alternatif

Risiko dan Komplikasi

a. EDUKASI/ INFORMASI Prognosa


MEDIS
Informed Consent Anastesi

Informed Consent Tindakan


Herniotomi dan atau hernioraphi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HERNIOTOMI ICD :

PADA HERNIA INGUINALIS TANPA KOMPLIKASI


Pasang infus

Pasang cateter

Diet pra dan pasca bedah. Diet


b. EDUKASI &
biasa. Tinggi Energi dan Tinggi
KONSELING GIZI
Protein selama pemulihan

Tanda-tanda infeksi
c. EDUKASI
Diet selama perawatan
KEPERAWATAN
Edukasi persiapan operasi

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi Pengisian formulir informasi dan edukasi
PENGISIAN FORMULIR
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI Ceftriaxon/cefo/amox 1 gr iv (pre Varian
op)
Ondancetron 1 amp iv (pre op) O
Ceftriaxon 2x1gr IV (post op) O
Metamizol/ Ketorolac 3x1 amp iv
(post op) O
b. CAIRAN INFUS Varian RL 60 cc/Jam
RL 500 cc/24 jam pre Op

Infus RL/PZ : D5% 20 tpm (post op) O RD5: D5 = 1000:1000/24 jam

c. OBAT ORAL termasuk Varian


Ciprofloxacin/Cefadroxyl 3x500mg
obat pulang
P.O

Asam mefenamat 3x500 mg PO/


Analsik3x1 tab/ Paracetamol 3x500
mg
d. OBAT ANESTESI Midazolam, IV : 0,1 - 0,4 mg/kg
O Varian

Gas Anestesi (N2O, Sevo, Iso Flu) Lidodex 100mg + Adrenalin 0,2 mg

Bupivacain 0,5 % hiperbarik 12,5


mg
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
Herniotomi dan atau hernioraphi
INTERVENSI MEDIS
Herniotomi
Manajemen Nyeri

Terapi Relaksasi

Reduksi Ansity

Perawatan Luka

Kontrol Infeksi
b. TATA LAKSANA/
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HERNIOTOMI ICD :

PADA HERNIA INGUINALIS TANPA KOMPLIKASI


INTERVENSI Pemasangan Infus
KEPERAWATAN
Kolaborasi Obat IV

Persiapan Operasi: edukasi,


persiapan fisik: mandi, penyiapan
organ, enema, ganti pakaian,
pelepasan perhiasan,
persetujuan tindakan.
Kolaborasi obat oral

Diet biasa pasca bedah. Diet TETP Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/ (Tinggi Energi Tinggi Protein) disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI selama pemulihan secara bertahap
d. TATA LAKSANA/ Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi Monitor perkembangan pasien
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan
a. Monitoring penurunan skala nyeri
pasien
b. Monitoring implementasi mandiri
teknik relaksasi untuk menurunkan
nyeri
c. Monitoring tanda-tanda
kecemasan yang dialami oleh
pasien
d. Evaluasi pemahaman pasien
tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
b. KEPERAWATAN e. Monitoring ekspresi non verbal
pasien (pasien menunjukkan
ekspresi lebih tenang dan pasien
mengungkapkan lebih aman/
nyaman
f. Monitoring implementasi mandiri
terapi relaksasi untuk menurunkan
kecemasan
g. Monitoring luka

h. Monitoring tanda tanda infeksi

Monitoring asupan makanan

Monitoring Antropometri
c. GIZI
Monitoring Biokimia

Monitoring Fisik/klinis terkait gizi

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI

Berbaring 12 jam, boleh miring


a. MEDIS
kanan/ kiri
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HERNIOTOMI ICD :

PADA HERNIA INGUINALIS TANPA KOMPLIKASI


Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan, dibantu sebagian
mandiri

c. REHABILITASI Berbaring 12 jam, boleh miring


kanan/ kiri
Buduk sampai dengan jalan

13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS Nyeri daerah operas tidak ada/
berkurang (-)
Luka operasi kering dan bersih

b. KEPERAWATAN
Kontrol Nyeri

Effect Destructive

Level Nyeri

Level ansietas

Ansity Self Control

penyembuhan Luka

Severity Infeksi

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake Status pasien/tanda vital sesuai dengan


baik PPK
Luka operasi bersih dan kering

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN


Aff infus

Bladder training

Aff catheter

Pasien membawa Resume Perawatan/


Resume Medis dan Keperawatan
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
saat pulang.
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien

Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

HERNIOTOMI ICD :

PADA HERNIA INGUINALIS TANPA KOMPLIKASI

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH
PERTAMEDIKA IHC
HERNIOTOMI PADA HERNIA INGUINALIS

1 PENGERTIAN Hernia inguinalis adalah penonjolan abnormal dari jaringan atau


organ intra abdominal (sebagian atau seluruhnya) melalui lubang
atau defek dinding abdomen.
Hernia inguinalis lateralis (= indirekta) keluar melalui anulus internus
menunju ke kanalis inguinalis – anulus eksternus dan keluar ke dalam
kantong zakar.
Hasselbach menuju anulus eksternus; sedang hernia femoralis,
kantong melalui anulus femoralis menuju fossa ovalis.

Herniotomi adalah tindakan pembedahan dengan cara memotong


kantong hernia, menutup defek danmenjahit pintu hernia.
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang masih
bisa dimasukkan ke dalam cavum abdomen.
Kadang benjolan tidak bisa dimasukkan ke cavum abdomen disertai
tanda-tanda obstruksi seperti muntah, tidak bisa BAB, serta nyeri.
2 ANAMNESIS • Benjolan daerah inguinal yang timbul bila penderita berdiri
atau mengejan dan dapat masuk kembali bila penderita
berbaring.
• Bila hernia inkarserata / terjepit : timbul nyeri , mual muntah,
kembung, tidak dapat flatus
3 PEMERIKSAAN FISIK Tampak benjolan didaerah inguinal, dengan menekan annulus
internus dan penderita mengejan
4 KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesa , pemeriksaan fisik
5. DIAGNOSIS • Hernia reponibel.

KERJA • Hernia irreponibel.

• Hernia inkaserata.

• Hernia strangulata.
6. DIAGNOSIS BANDING • Hidrokel testis
• Tumor testis
• Orchitis
• Tarsio testis

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH
PERTAMEDIKA IHC
HERNIOTOMI PADA HERNIA INGUINALIS

7. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
8. TATALAKSANA Tehnik operasi Herniotomi – Herniorafi

1. Tindakan operatif Hernia inguinalis lateralis dan medialis :

2. Terapi konservatif 1. Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum,
spinal anestesi atau anestesi lokal.
3. Lama perawatan
2. Dilakukan insisi oblique 2 cm medial sias sampai tuberkulum
pubikum
3. Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE (Muskulus
Obligus Abdominis Eksternus)
4. Aponeurosis MOE dibuka secara tajam
5. Funikulus spermatikus dibebaskan dari jaringan sekitarnya dandikait
pita dan kantong hernia diidentifikasi.
6. Isi hernia dimasukkan ke dalam cavum abdomen, kantonghernia
secara tajam dan tumpul sampai anulus internus.
7. Kantong hernia diligasi setinggi lemak preperitonium, dilanjutkan
dengn herniotomi.
8. Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengernioplasty dengan mesh.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
9. KOMPLIKASI OPERASI 1. Perdarahan
2. Infeksi luka operasi
3. Cedera usus
4. Cedera kantong kemih
5. Cedera vasdeferen
6. Cedera testis, orchitis, atropi testis
7. Cedera saraf intra inguinal, ilia hipogastrik atau genotafemoral.
10. EDUKASI Pasien disarankan tidak berolah raga berat atau mengangkat benda
berat selama 6 – 8 minggu untuk mencegah kekambuhan.
11. PROGNOSIS Baik

12. TINGKAT EVIDENS


13. TINGKAT
REKOMENDASI
14. PENELAAH KRITIS

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH
PERTAMEDIKA IHC
HERNIOTOMI PADA HERNIA INGUINALIS

15. INDIKATOR Luka operasi baik


(OUTCOME)
16 KEPUSTAKAAN 1. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science and Clinical
Evidence, ed. Jeffrey A. Norton, Springer Verlag 2000, pg. 787 –
824
2. Atlas of Surgical Operation ed. Robert M. Zollinger Jr.,
International Edition 2003, pg. 412 - 430
3. Buku Ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, Sjamsuhidayat. 2nd ed.
EGC. 2005, pg. 527 – 531
4. Buku teks Ilmu Bedah Schwartz, Principles of Surgery
5. Maingot’s Abdominal Operations, 11th ed, ed. Michael J. Zinner,
Mc Graw Hill 2007, pg. 103 - 140
6. Hamilton Bailey’s Emergency Surgery 8th ed, Brian W. Ellis, KM
Varghese Co., Mumbay 2000, pg. 333 – 342

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
25
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI ICD :

DENGAN TINDAKAN URS


HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN Pre Op KETERANGAN
(hari 1) 2 3 4 5
1. ASESMEN AWAL
Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Bedah Urologi Pasien masuk melalui RJ
Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning
2. LABORATORIUM

DL

Faal hati

Faal ginjal

HbsAg

HIV

PT/APTT atau BT/CT

tambahan > 30 tahun GDS O


3. RADIOLOGI/IMAGING

USG Urologi

BOF

Untuk > 30 tahun:

EKG O
Ro Thorax O
4. KONSULTASI
Sp Anaestesi/ asesmen pra
anastesi
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi
c. ASESMEN GIZI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Pre Op : Puasa 8 jam

Post Op : Diet biasa TKTP


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI ICD :

DENGAN TINDAKAN URS


Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang
d. ASESMEN FARMASI sesuai hasil Telaah dan
Rekonsiliasi Obat Rekonsiliasi

6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Batu renal tanpa komplikasi

b. DIAGNOSIS Nyeri akut


KEPERAWATAN
Nyeri kronis

Ansietas

Kerusakan integritas jaringan

Prediksi suboptimal asupan energi


berkaitan rencana tindakan bedah/
c. DIAGNOSIS GIZI operasi ditandai dengan asupan
energi lebih rendah dari kebutuhan
(NI - 1.4)
7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktivitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien
Terapi yang diberikan meliputi
kegunaan obat, dosis dan efek
samping
Menjelaskan gejala kekambuhan
penyakit dan hal yang dilakukan
untuk mengatasi gejala yang
muncul
Diet yang dapat dikonsumsi selama
pemulihan kondisi yaitu diet biasa
yang tidak merangsang dan tinggi
energi serta protein

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Rencana Terapi dan Rencana Planning.
tindakan
Tujuan tindakan/alternatif

Risiko dan Komplikasi

a. EDUKASI/ INFORMASI Prognosa


MEDIS
Informed Consent Anastesi

Informed Consent Tindakan URS


dan pemasangan DJ sten
Pasang infus

Pasang cateter

b. EDUKASI & Diet pra dan pasca bedah. Diet


KONSELING GIZI biasa. Tinggi Energi dan Tinggi
Protein selama pemulihan
c. EDUKASI
Tanda-tanda infeksi
KEPERAWATAN
Diet selama perawatan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI ICD :

DENGAN TINDAKAN URS


Edukasi persiapan operasi
d. EDUKASI FARMASI
Informasi Obat

Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi Pengisian formulir informasi dan edukasi
PENGISIAN FORMULIR
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI Ceftriaxon/cefo/amox 1 gr iv (pre Varian
op)
Ranitidin 1 amp iv (pre op) O
Ondancetron 1 amp iv (pre op) O
Ceftriaxon 2x1gr IV (post op) O
Metamizol Sodium 3x1 amp iv (post
op)
Furosemid 2x1 amp iv (post op)
Asam Tranexamat 2x1 amp iv (post
op)
b. CAIRAN INFUS Varian RL 60 cc/Jam
RL 500 cc/24 jam pre Op

Infus RL 20 tpm (post op) O RD5: D5 = 1000:1000/24 jam

c. OBAT ORAL termasuk Ciprofloxacin/Cefadroxyl 3x500mg Varian


obat pulang P.O

Asam mefenamat 3x500 mg PO/


Metamizol 3x1 tab/ Paracetamol
3x500 mg

Alfa bloker
O O
d. OBAT ANESTESI Midazolam, IV : 0,1 - 0,4 mg/kg
O Varian

Gas Anestesi (N2O, Sevo, Iso Flu) Lidodex 100mg + Adrenalin 0,2 mg
Tidak
Bupivacain 0,5 % hiperbarik 12,5
mg
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
URS
INTERVENSI MEDIS
Pasang DJ Sten
Manajemen Nyeri

Terapi Relaksasi

Reduksi Ansity

Perawatan Luka

Kontrol Infeksi
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Pemasangan Infus
KEPERAWATAN
Kolaborasi Obat IV
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI ICD :

DENGAN TINDAKAN URS


Persiapan Operasi: edukasi,
persiapan fisik: mandi, penyiapan
organ, enema, ganti pakaian,
pelepasan perhiasan,
persetujuan tindakan.
Kolaborasi obat oral

Diet biasa pasca bedah. Diet TETP Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/ (Tinggi Energi Tinggi Protein) disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI selama pemulihan secara bertahap
d. TATA LAKSANA/ Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi Monitor perkembangan pasien
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan
a. Monitoring penurunan skala nyeri
pasien
b. Monitoring implementasi mandiri
teknik relaksasi untuk menurunkan
nyeri
c. Monitoring tanda-tanda
kecemasan yang dialami oleh
pasien
d. Evaluasi pemahaman pasien
tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
b. KEPERAWATAN
e. Monitoring ekspresi non verbal
pasien (pasien menunjukkan
ekspresi lebih tenang dan pasien
mengungkapkan lebih aman/
nyaman
f. Monitoring implementasi mandiri
terapi relaksasi untuk menurunkan
kecemasan
g. Monitoring luka

h. Monitoring tanda tanda infeksi

Monitoring asupan makanan

Monitoring Antropometri
c. GIZI
Monitoring Biokimia

Monitoring Fisik/klinis terkait gizi

Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat O O O


12. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS Berbaring 12 jam, boleh miring
kanan/ kiri
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI ICD :

DENGAN TINDAKAN URS


b. KEPERAWATAN Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan, dibantu sebagian
mandiri

c. REHABILITASI Berbaring 12 jam, boleh miring


kanan/ kiri
Buduk sampai dengan jalan

13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS Nyeri daerah operas tidak ada/
berkurang (-)
Luka operasi kering dan bersih

b. KEPERAWATAN
Kontrol Nyeri

Effect Destructive

Level Nyeri

Level ansietas

Ansity Self Control

penyembuhan Luka

Severity Infeksi

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake Status pasien/tanda vital sesuai dengan


baik PPK
Luka operasi bersih dan kering

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Aff infus Pasien membawa Resume Perawatan/


Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
Bladder training saat pulang.

Aff catheter

Resume Medis dan Keperawatan

Penjelasan diberikan sesuai dengan


keadaan umum pasien

Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM Bedah Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

BATU RENAL TANPA KOMPLIKASI ICD :

DENGAN TINDAKAN URS

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
BATU RENAL DENGAN TINDAKAN ESWL

1 PENGERTIAN Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit terdapat batu di dalam saluran
air kemih mulai dari calix sampai dengan uretra anterior)
2 ANAMNESIS Pasien datang dengan keluhan :

1. Nyeri kolik, dari pinggang menjalar ke depan dan kearah kemaluan

2. Rasa mual dan muntah

3. Gangguan buang air kecil, rasa tidak nyaman/ panas ketika BAK,
BAKbisa disertai darah

4. Demam disertai menggigil.

3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Tampak kesakitan bila dalam keadaan serangan kolik.

2. Nyeri tekan / ketok pada pinggang/ daerah kostovertebratal (flank


area)

3. Dapat (mungkin) teraba ginjal yang mengalami hidronephrosis/


obstruktif.
4. Batu buli yang besar bisa teraba dengan palpasi bimanual

5. Buli penuh, bila terjadi retensio urin

6. Gangguan tanda – tanda vital bila sudah ada komplikasi yang berat.

7. Batu uretra anterior dapat diraba.


4 KRITERIA DIAGNOSIS 1. Anamnesis: Nyeri kolik ureter.

2. Pemeriksaan Fisik: terdapat nyeri ketok CVA.

3. Terdapat batu pada BNO IVP atau CT urografi.

5. DIAGNOSIS 1. Batu Renal

KERJA
6. DIAGNOSIS 1. UTI
BANDING 2. Pielonefritis akuta
3. Tumor ginjal
4. Tuberkulosis ginjal
5. Kolik dari organ lain
7. PEMERIKSAAN Laboratorik :
PENUNJANG 1. Urinalisis :
a. Lekosituria

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
BATU RENAL DENGAN TINDAKAN ESWL

b. Hematuria
c. Proteinuria
2. Dalah lengkap, kreatinin serum, BUN, asam urat, kalsium phospor,
klirens kreatinin apabila BSK pada kedua ginjal.

Radiologik

1. Foto polos abdomen: 80% batu saluran kemih (BSK) radio-opak.

2. IVP: dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-


batu yang radiolusen.
3. USG: dikerjakan bila terdapat batu radiolusen, gangguan fungsi
ginjal dan curiga pionefrosis

8. TATALAKSANA Indikasi Tindakan :


1. Invasif Minimal :
a. ESWL
b. URS
c. Litotripsi
2. Pembedahan :
a. Nefrolithotomi, Pielolithotomi
b. Ureterolithotomi
c. Vesicolithotomi
d. Urethrolithotomi
e. Nefrektomi
Lokasi:
1. Ginjal, tergantu g ukuran batu, bila ukuran batu, bila ukuran < 2cm
maka tindakan ESWL, bila ukuran lebih besar dengan keluhan,
menggunakanteknik open nephrotomi.
2. Ureter dan atau muara ureter maka tindakan URS
3. Buli-buli maka tindakan adalah litotripsi
Konservatif
1. Analgesik bila ada keluhan nyeri (NSAID), bila perlu golongan
opiat.Misalnya : Ketoprofen 1 x 1 supp
Petidin 1mg / kg BB IM

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH UROLOGI
PERTAMEDIKA IHC
BATU RENAL DENGAN TINDAKAN ESWL

2. Kateterisasi bila retensio urin.


3. Antibiotik bila febris
a. Golongan Quinolon, misal : ciprofloxasin 500mg tiap 12 jam
Golongan Cephalosporin generasi III, misal: cefotaxim 1gr tiap 8 jam
9. EDUKASI 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan alternative tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama rawat
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia adbonam
Ad Sanationam : dubia adbonam
Ad Fungsionam : dubia adbonam
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 1. Keluhan berkurang
(OUTCOME) 2. Lama hari rawat : 4 hari

3. Tidak terjadi Infeksi Daerah Operasi (IDO)


15. KEPUSTAKAAN 1. Purnomo BB, Dasar – dasar Urologi, Edisi Kedua, CV Sagung Seto,
Tanjung Enim,2007
2. Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011,

3. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, Tahun 2007

4. Tanagho E.A.,Mc Annich J.W., Smith’s General Urology, Edisi


16, Tahun2004,

5. European Association of Urology Guideline, tahun 2011

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
26
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
ASMA AKUT PADA ANAK ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Anak Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Daral lengkap

3. RADIOLOGI/IMAGING

Thorax PA

4. KONSULTASI

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat penanggung jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

ASMA AKUT PADA ANAK ICD :

a. DIAGNOSIS MEDIS Asma akut


Gangguan Pertukaran Gas

b. DIAGNOSIS Ketidakefektifan Pola Nafas


KEPERAWATAN
Risiko
Ketidakmampuan Aktifitas

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
c. DIAGNOSIS GIZI meningkatnya kebutuhan untuk
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah,
identifikasi kemungkinan alergi

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI

Penjelasan Diagnosis

Rencana terapi

Tencana tindakan Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan


kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
a. EDUKASI/ Tujuan Tindakan/ Alternatif Planning.
INFORMASI MEDIS
Risiko

Komplikasi

Pengisian formulir informasi dan edukasi


Prognosa
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

b. EDUKASI & Diet makanan lunak


KONSELING GIZI
M akanan biasa

Teknik relaksasi nafas dalam


c. EDUKASI
Posisi yang baik dan nyaman
KEPERAWATAN
Pencegahan aspirasi

Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
oksigenasi/ nasal/ simple
a. OKSIGEN
mask/NRM
Aminophilin iv
b. INJEKSI
Kortikosteroid .iv
NaCl 0.9/Asering/ Kaen 1B
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

ASMA AKUT PADA ANAK ICD :

c. CAIRAN INFUS
Kaen 3B/ D5 ½ NS Varian

Antipiretik4x (10m-15 mg/kgbb)


(PCT)
Kortikosteroid oral (dexamethason/
prednisolon/ metylprednisolon.
d. OBAT ORAL B2 agonis Varian

antihistamin

Mukolitik

e. INHALASI/ NEBULIZER Ventolin/ Combiven + Pulmicort

Varian

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/ Tindakan oksigenasi/ nasal/ simple
INTERVENSI MEDIS mask/NRM
Monitoring pernafasan, suhu,
retraksi dada, suara nafas
Memberikan Posisi
Manajemen Pencegahan Risiko
Jatuh
Fluid Management
b. TATA LAKSANA/
INTERVENSI Infection Control
KEPERAWATAN
Medication Management

Medikasi IV dengan cairan RL

Medication : oral

Oksigenisasi

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
biasa secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

TTV

Status pernafasan
b. KEPERAWATAN
Tingkat kesadaran

Aktivitas dan toleransi

Monitoring asupan makanan O


c. GIZI
Monitoring Antropometri O
Monitoring Biokimia O
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O
Monitoring Interaksi Obat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

ASMA AKUT PADA ANAK ICD :

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN aktivitas sesuai kondisi pasien

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
saturasi oksigen tercapai sesuai
target
a. MEDIS
Tidak sesak, RR baik

TTV baik
b. KEPERAWATAN
Oksigenasi tercapai target

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

ASMA AKUT PADA ANAK ICD :

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
ASMA ANAK

1. DEFINISI Gangguan inflamasi kronik jalan nafas, melibatkan berbagai sel inflamasi

2. ETIOLOGI Belum diketahui faktor pencetus adalah allergen, infeksi (saluran nafas
atas), iritan, cuaca, kegiatan jasmani, refluk gastroesofagus, dan psikis.

3. (KLASIFIKASI) Asma intermiten, persisten ringan, persisten sedang, persisten berat


4. ANAMNESIS Batuk, dan sesak nafas yang paroksimal, dengan atau tidak ada factor
pencetus dan ada atau tidak ada gejala atopi dalam keluarga ekspirasi
memanjang dan wheezing ekspirasi.
5. PEMERIKSAAN Ekspirasi memanjang dan wheezing ekspirasi
FISIK
6. KRITERIA Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (fungsi paru,
DIAGNOSIS hiperreaktivitas saluran nafas, petanda inflamasi saluran nafas non
invasive, status alergi)
7. DIAGNOSIS GERD, rinosimobronkitis, obstructive sleep apnea syndrome, fibrosis
BANDING kistik, primary ciliary dyskinesis, benda asing, vocal fold dysfunction
8. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Fungsi Paru,
PENUNJANG 2. Hiperraktivitas Saluran Nafas,
3. Petanda Inflamasi Saluran Nafas Non Invasive,
4. Status Alergi
9. TATALAKSANA 1. Mencari dan menghindari factor pencetus untuk diperlukan
kerjasama dengan orang tua penderita
2. Mencegah serangan asma dengan pemberian obat untuk
mempertahankan sel-sel mediator tidak pecah. Obat-oabtan yang
dipakai adalah sodium kromoglikat dan ketotifen. Bila serangan
diduga diakibatkan factor alergi kdan serangan terjadi lebih dari 3
kali dalam sebulan diberikan ketotifen dosis 0,025 mg/kgbb/hari
dibagi dalam 2 dosis diberikan selama 6 bulan atau lebih.
3. Pengelolaan serangan akut/status asmatikus : Berikan Ventolin
nebulizer (0,5 – 1 ampul)
10. EDUKASI Pengendalian lingkungan, pemberian ASI eksklusif, penghindaran
makanan alergenik, pengurangan pajanan tungau dan rontokan bulu
binatang
11. KOMPLIKASI DAN Pneumotoraks, pneumomediastinum dan emfisema subkutis,
PROGNOSIS atelectasis, aspergilosis bronkopulmonar alergik, gagal nafas, bronchitis

Hal 1 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
ASMA ANAK

fraktur iga
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR 1. Saturasi oksigen tercapai sesuai target
(OUTCOME) 2. Tidak sesak,
3. RR baik
15. KEPUSTAKAAN 1. S.U. Adi,. Editor : Gama H. Melinda, 2005, Asma Bronchiale,
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, FKUP, RS.Dr.
Hasan Sadikin, Bandung, Hal 422-436
2. UKK Respirologi IDAI, Pedoman Nasional Asma Anak, Tanjung Enim :
Balai Penerbit FKUI : 2004
3. Kartasasmita CB dkk, Asma Dalam : Rahajoe NN, Supriyatno B,
Setyanto DB, Penyunting Buku ajar respirologi anak, Edisi ke-1,
Tanjung Enim : Balai Penerbit FKUI : 2008. H.71-161
4. Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia/IDAI, Modul Program
Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, 2008.
5. Supriyatno B, dkk. Asma bronkial, Dalam : Pusponegoro HD,
Hadinegoro SRS, Firmanda D, Tridjaja B, Pudjiadi AH, Kosim As,
Rusmil K, penyunting standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak,
edisi ke-1, Tanjung Enim : Badan Penerbit IDAI : 2004, h.335-347.
6. Global initiative for Asthma Global Strategy for Asthma management
and prevention, National Institute health.
7. Asher MI, Grant C. Asthma, dalam : Chernick V, Boat TF, Wilmott RW,
Bush A. Penyunting, Kendig’s disorders of the respiratory tract in
children, Edisi ke-7, Philadelpia : Saunders Elsevier, 2006. H.762-860
8. Pitrez PMC, Stein RT, Martinez FD, dkk. Asthma. Dalam : Taussig
LM, Landau LI, penyunting, Pediatric respiratory medicine, edisi ke-2,
Philadelphia : Mosby Elsevier, 2008, h.799-844.

Hal 2 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
PERTAMEDIKA IHC
ASMA ANAK

Alur Tatalaksana Serangan Asma pada Anak


Klinik / IGD

Nebulisasi –egonis 1-3x, selang 20 menit (2)


Nebulisasi ketiga + antikolinergik
Jika serang berat, nebulisasi 1x (+antikolinergik)

Serangan ringan Serangan sedang Serangan berat

(nebulisasi 1-3x, respon baik, gejala (nebulisasi 1-3x, respon parsial (nebulisasi 3x, respon buruk
hilang)
• Berikan oksigen • Sejak awal berikan O2 seet/diluar
• Observasi 2 jam • Nilai kembali derajat serangan, jika nebulisasi
• Jika efek bertahan, boleh pulang sesuai dengan serangan sedang, • Pasang jalur parenteral
• Jika gejala timbul lagi, perlakukan observasi di Ruang Rawat • Nilai ulang klinisnya, jika sesuai
sebagai serrangan sedang sehari/observasi dengan serangan berat, rawat di
• Pasang jalur parenteral ruang rawat inap
• Foto ronten thoraks

Boleh Pulang Ruang Rawat Sehari/Observasi Ruang Rawat Inap

• Bekali obat -agonis (hirupan/oral) • Oksigen teruskan • Oksigen teruskan


• Jika sudah ada obat pengendali, • Berikan steroid oral • Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada
teruskan • Nebulisasi tiap 2 jam • Steroid IV tiap 6-8 jam
• Jika infeksi virus sbg pencetus, • Bila dalam 12 jam perbaikan klinis • Nebulisasi tiap 1-2 jam
dapat diberi steroid oral stabil, boleh pulang, tetapi jika • Aminofilin IV awal, lanjutkan
• Dalam 24-48 jam kontrol ke klinik klimis tetap belum membaik atau rumatan
R. Jalan untuk re evaluasi memburuk alih rawat ke Ruang • Jika membaik dalam 4-6x nebulisasi
Rawat Inap interval jadi 4-6 jam
• Jika dalam 24 jam perbaikan klinis
stabil, boleh pulang
• Jika dengan steroid dan aminofillin
parenteral tidak membaik, bahkan
Catatan : timbul ancaman henti nafas, alih
1. Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi cukup 1x langsung dengan – rawat ke Ruang Rawat Intensif
egonis + antikolinergik
2. Bila terdapat tanda ancaman henti nafas segera ke ruang rawat intensif
3. Jika tidak ada alatnya, nebufisasi dapat diganti dengan andrenalin subkutan
0,01ml/kgBB/kali maksimal 0.3 ml/kali
4. Untuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4 L/menit diberikan seja awal
termasuk saat nebulisasi

Hal 3 dari 3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
27
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
MALARIA TANPA KOMPLIKASI ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah lengkap

SADT Tetes tebal dan tipis

Rapid diagnostic test (RDT) Malaria O


Uji Widal O
Faal hati (SGOT/SGPT) O
Faal Ginjal (Ureun Kreatinin) O
Dambaran darah tepi O
Serum elektrolit O
AGD O
Gula darah Sewaktu O
PCR COVID selama masa pandemi O
3. RADIOLOGI/IMAGING/

Thirax PA O
EKG O
4. KONSULTASI
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

MALARIA TANPA KOMPLIKASI ICD :

Varian

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP/ Sp Penyakit Dalam Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O Atas Indikasi/ Emergency
TTV dan Status nutrisi: nafsu
b. ASESMEN
makan, mual, muntah, diare, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
konstipasi

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS

Hipertermia
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh
Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah edukasi

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent O O O
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI Diet biasa/ sesuai kondisi pasien
Edukasi yang terkait dengan kebersihan :
Konseling nutrisi/pola makan
- Bersihkan daerah-daerah yang
c. EDUKASI mungkinkan menjadi sarang nyamuk
Pola istirahat
KEPERAWATAN - Menutup rapat penampungan air
Pola hidup sehat - Mengurasbak mandi, membuang
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

MALARIA TANPA KOMPLIKASI ICD :

genangan air
Informasi Obat - Mengubur kaleng bekas ke dalam tanah
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

a. INJEKSI

b. CAIRAN INFUS RL/NaCl O


Pengobatan Spesifik :
• Plasmodium falciparum : DHP
sesuai berat badan (hari 1-3) +
Primakuin 1 tablet (hari 1)
• Plasmodium vivaks : DHP sesuai
berat badan (hari 1-3) + Primakuin 1
tablet (hari 1-14)
• Plasmodium ovale : DHP sesuai
berat badan (hari 1-3) + Primakuin 1
tablet ( hari 1-14)
• Plasmodium malariae : DHP
sesuai berat badan (hari 1-3)
c.OBAT ORAL • Malaria vivaks yang relaps : DHP Varian
sesuai berat badan (hari 1- 3) +
Primakuin 0,5 mg/kgBB/hari
• Infeksi campur P.falciparum +
P.vivax / P.ovale : DHP sesuai berat
badan (hari 1-3) + Primakuin 1
tablet (hari 1-14)
• Plasmodium knowlesi : : DHP
sesuai berat badan (hari 1-3) +
Primakuin 1 tablet (hari 1)
• Malaria pada ibu hamil : DHP
Simptomatik :Antipiretik
Paracetamol bila demam O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Pemasanagn kateter Urin

Fever Treatment

Fluid Management

Infection Control

b. TATA LAKSANA/ Medication Management


INTERVENSI
KEPERAWATAN Vital Sign Monitoring

Nutrition Therapy

Nutritional Counseling

Nutritional Monitoring

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
Saring (Diet Lambung) secara bertahap
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

MALARIA TANPA KOMPLIKASI ICD :

d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring pemberian obat
b. KEPERAWATAN antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Monitoring hasil laboratorium yang
meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit
Monitoring asupan makanan O Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
c. GIZI
Monitoring Antropometri O O Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia O O asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O O & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
Tegaknya diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
a. MEDIS Didapatkan diagnosis definitif
Malaria dari SADT Tetes tebal dan
tipis
O
TTV baik

demam tidak ada


b. KEPERAWATAN
respon obat Malaria baik
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

MALARIA TANPA KOMPLIKASI ICD :

Kesadaran baik

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik
Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi, tidak ada
diare
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
MALARIA

1 PENGERTIAN Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit genus
Plasmodium (P.falciparum, P.vivax, P.ovale, P.malariae, P.knowlesi) yang
hidup dan berkembang baik dalam sel darah manusia (erotrositik) atau
jaringan (stadium ekstra eritrositik). Secara alami ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina
2 ANAMNESIS 1. Demam intermitten
2. Pasien berasal dari daaerah endemis malaia atau riwayat bepergian
ke daerah endemis malaria
3. Trias malaria (menggigil diikuti demam dan kemudian berkeringat
banyak. Pada daerah endemis malaria, trias malaria mungkin tidak
ada, diare dapat merupakan gejala utama)
Kriteria diagnosis menurut rekomendasi WHO tahun 2010
• Pada daerah risiko rendah, diagnosis malaria inkomplikata,
sebaiknya berdasarkan kemungkinan terpapar malaria dan riwayat
demam dalam 3 hari terakhir tanpa ada tanda penyakit akut lain
• Pada daerah risiko tinggi, berdasarkan keluhan demam dalam 24 jam
terakhir dan/atau adanya anemia yang pada anak telapak tangan
yang pucat merupakan tanda yang sangat jelas

3 PEMERIKSAAN 1. Demam > 37,5 °C


FISIK 2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
3. Sklera ikterik
4. Hepato/splenomegali
4 KRITERIA 1. Konfirmasi ditemukannya parasit malaria dibawah mikroskop atau

DIAGNOSIS alternatif lainnya dengan rapid diagnostic test (RDT) dianjurkan bagu
semua pasien tersangka malaria sebelum pengobatan
2. Tatalaksana hanya berdasarkan kecurigaan klinis sebaiknya hanya
dipertimbangkan apabila diagnosis parasitologis tidak tersedia
5. DIAGNOSIS Malaria

KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Infeksi Virus,

BANDING 2. Demam Tifoid Toksik,


3. Hepatitis Fulminan,

Hal 1 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
MALARIA

4. Leptospirosis,
5. Meningoensefalitis
7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis ditemukan plasmodium,

PENUNJANG serologi malaria


2. Pada tersangka malaria P.falciparumberat, kriteria diagnosis
berdasarkan ditemukannya P.falciparum stadiumaseksual disertai satu
atau lebih gejala klinis atau laboratorium berikut
Gejalaklinis :
i. Gangguan kesadaran/ koma
ii. Prostrasi, contoh kelemahan menyeluruh, pasien tidak dapat
duduk/ berjalan tanpa bantuan
iii. Tidak dapat makan
iv. Kejangberulang, > 2 episode / 24 jam setelah pendinginan pada
hipertermia
v. Napasdalam, distress napas (kussmaul)
vi. Syok,Tekanas sistolik<70 mmHg pada dewasa, <50 mmHg pada
anak dengan keringat dingin atau perbedaan temperature kulit-
mukosa>1 °C
vii. Ikterik dengan tanda disfungsi organ vital
viii. Hemoglobinuria
ix. Perdarahan spontan dengan abnormal dari hidung, gusi,
salurancerna danatau disertai gangguan koagulasi intravascular
x. Edema paru (radiologis)/ ARDS

3. Laboratorium
i. Hipoglikemia (GD <2,2 mmol?Latau<40mg/dL)

ii. Asidosis metabolik (pH 7,25, plasma bikarbonat<15mEq/L)

iii. Anemia normositik berat pada hitung parasit > 10.000/ul (Hb<5
gr/dL atauHt<15%)

iv. Hemoglobinuria makroskopik (bukan karena efek samping obat


malaria pada pasien defisiensi G6PD)
v. Hiperparasitemia (>2%/100000/µl pada area transmisi rendah

Hal 2 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
MALARIA

atau 5% atau 250000/µl pada area transmisi tinggi)


vi. Hiperlaktatemia (laktat>5 mmol/l)
vii. Gangguan ginjal (urin< 400ml/24 jam pada dewasa atau<12
ml/kgBB pada anak setelah rehidrasi dengan kreatinin>3mg/dl)
viii. P. falciparum padat pada pembuluh darah kapiler jaringan otak
pada otopsi

4. Keadaan malaria berat sesuai gambaran klinis daerah setempat :


i. Gangguan kesadaran
ii. Kelemahan otot tanpa kelainan neurologis (takbisa duduk/jalan)
iii. Hiperparasitemia>5% pada daerah hipoendemis
iv. Ikterus (bilirubin >3 mg/dl)
v. Hiperpireksia (suhu rectal >40°C)

8. TATALAKSANA Pengobatan malaria tanpakomplikasi


1. Malaria falciparum dan malaria vivax
Dihidroartemisinin-Primakuin (DHP) / Artesunat-amodiakuin + primakuin
i. Malaria falciparum :
ACT 1 kali/hariselama 3 hari + primakuin 0,75 mg/kgBB pada
haripertamasaja Dosis obat diberi sesuai berat badan/ kelompok umur

JUMLAH TABLET PERHARI SESUAI BERAT BADAN


≥60
6-10 kg 11-17 18-30 31-40kg 41-59kg
kg
Jenis ≤5 kg 0-1 ≥15th
Hari 2-11 bln kg kg 10- ≥15thn
obat bln n
1-4 thn 5-9 thn 14thn

1-3 DHP ¼ ½ 1 1½ 2 3 4
primakui
1 - - ¾ 1½ 2 2 3
n

Pengobatandenganartesunat + amodiakuin dan Primakuin

JUMLAH TABLET PERHARISESUAIBERAT BADAN

≤5 kg 0- 41- 50-
6-10 kg 11-17 18-30 31-40kg ≥
1 49kg 59kg
Jenisob
Hari
at
≥15t ≥15t
bln 2-11 bln kg kg 10- ≥1
hn hn

Hal 3 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
MALARIA

1-4 thn 5-9 thn 14thn

Artesun
¼ ½ 1 1½ 2 3 4
at
1-3
Amodiaku
¼ ½ 1 1½ 2 3 4
in

Primak
1 ¾ 1½ 2 2 2
uin

ii. Malaria vivaks


ACT 1 kali/hari selama 3 hari + primakuin 0,25
mg/kgBBselama 14 hariDosis obat diberi sesuai berat badan/
kelompok umur

JUMLAH TABLET PERHAR ISESUAI BERAT BADAN


11-17 18-30 41-
6-10 kg 31-40kg ≥60kg
kg kg 59kg
11-17 ≤5 kg 2-11 1-4 5-9 ≥15th
18-30 kg
kg 0-1 bln 10-14thn ≥15thn
bln thn thn n

1-3 DHP ¼ ½ 1 1½ 2 3 4
primakui
1-14 - - ¼ ½ ¾ 1 1
n

Pengobatandenganartesunat + amodiakuin dan Primakuin

JUMLAH TABLET PERHAR ISESUAI BERAT BADAN


≤5 kg 0- 31- ≥60
6-10 kg 11-17 kg 18-30 kg 41-49kg 50-59kg
1 bln 40kg kg
Jenis
Hari 10-
obat ≥15t ≥15th ≥15
2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 14th
hn n th
n
Artesuna
¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4
01- t
Mar Amodiak
¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4
uin
Jan- Primakui
¼ ½ ¾ 1 1 1
14 n

Pengobatan malaria vivax relaps (kambuh).


Bila pemberian primakuin sudah diminum 14 hari dan pasien sakit kembali
dengan parasit positif dalam 3 minggu sampai 3 bulan setelah
pengobatan. Regimen yang diberikan ACT 1 kali/ hariselama 3 hari +

Hal 4 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
MALARIA

primakuin 0,5 mg/kgBB

Pengobatanmalaria ovale
Menggunakan ACT dengan dosis sama dengan malaria vivax

Pengobatan malaria malariae


Menggunakan ACT 1 kali/hari selama 3 hari tanpa primakuin

PengobataninfeksicampurP.falciparum + P.vivax/Ovale
Menggunakan ACT 1 kali/hari selama 3 hari + primakuin 0,25 mg/kgBB
selama 14 hari.

9. EDUKASI 1. Hindarigigitannyamukterutamamenjelangsenjahinggafajar:
- Memakaipakaian yang sesuai
- Tutup jendela dan pintu rapat-rapat atau menggunakan kelambu
insektisida
- Menggunakan spray/lotion anti nyamukyang mengandung
diethyltoluamide (DEET)
2. Bersihkan daerah-daerah yang memungkinkan menjadi sarang
nyamuk:
- Menutup rapat penampungan air
- Menguras bak mandi, membuang genangan air
- Mengubur kaleng bekas ke dalam tanah

10. KIMPLIKASI Malaria berat, syok, gagal napas, gagal ginjal akut

11. PROGNOSIS Malaria ringan / vivax / ovale : bonam


Malaria berat : dubia ad malam
12. TINGKAT
EVIDENS
13. TINGKAT
REKOMENDASI
14 PENELAAH
KRITIS

Hal 5 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
PERTAMEDIKA IHC
MALARIA

15 INDIKATOR
(OUTCOME)
16 KEPUSTAKAAN Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Panduan Praktis
Klinis.Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2015

Hal 6 dari 6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
28
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
FIBROADENOMA MAMMAE TANPA KOMPLIKASI ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 2 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2
1. ASESMEN AWAL
Dokter IGD/Dr Spesialis Bedah
Anamnesa tentang benjolan di
payudara, mulai kapan teraba, nyeri
atau tidak. Bertambah besar atau
tidak adakag riwayat KB hormonal. Pasien masuk melalui IGD
ASESMEN AWAL MEDIS
Pemeriksaan fisik lokasi, ukuran,
konisitenyi, nyeri, mobilitas dan
batas benjolan

Pasien masuk melalui RJ


Perawat Primer:
ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN Rasa cemas, Gangguan rasa
nyaman (Nyeri Post Op)
2. LABORATORIUM

darah lengkap

FNAB O
Lekosit O
3. RADIOLOGI/IMAGING

Thorax foto O
USG Mammae O
4. KONSULTASI

dr Spesialis Anaestesi O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN
Perawat penangung jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

FIBROADENOMA MAMMAE TANPA KOMPLIKASI ICD :

Mengumpulkan data dan informasi


spesifik terkait
pengobatan pasien
Menentukan problem
farmakoterapi pasien Dilanjutkan dengan intevensi farmasi yang
d. ASESMEN FARMASI
Menentukan kebutuhan dan tujuan sesuai hasil telaah dan rekonsiliasi obat
farmakoterapi
pasien
Mendesain regimen
pengobatan pasien

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Fibroaemoma Mammae

Gangguan rasa cemas


Masalah keperawatan yang dijumpai setiap
Gangguan rasa nyaman (nyeri pos
op) hari. Dibuat oleh perawat penanggung
b. DIAGNOSIS
jawab. Mengacu pada
KEPERAWATAN Perawatan luka operasi diagnosis

Observasi intake dan output


Asupan makan kurang berkaitan
dengan gangguan pola makan tidak
nafsu makan ditandai dengan tidak
dapat makan makanan Rumah Sesuai dengan data asesmen,
c. DIAGNOSIS GIZI Sakit, hanya menghabiskan ½ porsi kemungkinan saja disgnosa berubah
makanan (NI 2.1) selama perawatan.
Diagnosa Gizi lain dapat pula timbul
tergantung kondisi pasien

7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktifitas yang
dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat kondisi pasien

Terapi yang diberikan meliputi


rencana operasi, kegunaan
obat,dosis dan efek samping
Perawatan luka pasca operasi
eksisi FAM

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
b. EDUKASI & atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
makan biasa
KONSELING GIZI
Edukasi mengatasi rasa
c. EDUKASI nyeri
KEPERAWATAN
Perawatan luka operasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

FIBROADENOMA MAMMAE TANPA KOMPLIKASI ICD :

Hentikan obat antiplatelet dan


antikoagulan minimal 7
hari sebelum operasi
d. EDUKASI FARMASI
Hentikan pemakaian obat ACE
inhibitor dan ARB 24 jam
sebelum operasi
Lembar Edukasi Terintegrasi
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

a. INJEKSI Ketorolac 30 mg O
b. CAIRAN INFUS RL/asering/PZ

Asam mefenamat 500 mg


c.OBAT ORAL Varian
Cefadroxil 500 mg

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Eksisi FAM
Observasi tanda-tanda
vital
b. TATA LAKSANA/ Manajemen nutrisi
INTERVENSI
Kolaborasi pemasangan
KEPERAWATAN infus
Kolaborasi pemberian obat

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI
diet makanan biasa secara bertahap
Rekomendasi obat-obat yang
dihentikan sebelum operasi
Rekomendasi pemilihan antibiotik
profilaksis
d. TATA LAKSANA/
Pemantauan terapi obat
INTERVENSI FARMASI
Monitoring efek samping obat

Rekomendasi alternatif terapi jika


ada interaksi obat Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI


• Benjolan tidak nyeri,tidak
membesar
a. DOKTER DPJP • Luka bekas operasi eksisi tidak Monitor perkembangan pasien
mengalami infeksi

Monitoring tanda-tanda vital pasien

Status Pernafasan

b. KEPERAWATAN Tingkat Kesadaran

Aktivitas dan Toleransi

Nyeri daerah eksisi mual


Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

FIBROADENOMA MAMMAE TANPA KOMPLIKASI ICD :

Monitoring asupan makanan

Monitoring Antropometri
c. GIZI
Monitoring Biokimia
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN Mobilisasi sesuai toleransi

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
Luka eksis tidak nyeri, tidak ada
tanda infeksi
a. MEDIS
Vital sign normal
Tidak terjadi perpanjangan rawat
inap
Pasien pulih dari kondisi tanpa
komplikasi
b. KEPERAWATAN
Nyeri teratasi

Mual muntah teratasi

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
biokimia, fisik/klinis
Optimalisasi status gizi

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

• Luka bekas operasi eksisi tidak


mengalami infeksi Status pasien/tanda vital sesuai dengan
PPK

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien
saat pulang.
Surat pengantar kontrol

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

FIBROADENOMA MAMMAE TANPA KOMPLIKASI ICD :

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BESAH
PERTAMEDIKA IHC
FIBROADENOMA MAMMAE

1 PENGERTIAN Fibroadenoma mammae adalah neoplasma jinak dimana terdapat


pertumbuhan berlebih dan tidak normal pada jaringan payudara dan
pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air susu di
payudara.
2 ANAMNESIS 1. Identitas pasien
2. Onset keluar benjolan
3. Letak benjolan
4. Kecepatan tumbuh benjolan
5. Ada tidaknya nyeri
6. riwayat keluarga yang terkena kanker payudara dan atau kanker
ovarium, riwayat obstetri dan ginekologi, terapi hormonal (termasuk
kontrasepsi hormonal), riwayat operasi/aspirasi benjolan di payudara
sebelumnya

3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Vital sign


2. Inspeksi payudara
3. Palpasi pada payudara pada FAM ditemukan massa soliter, batas
tegas, konsistensi padat,kenyal dan mudah digerakkan
4 KRITERIA DIAGNOSIS 1. Wanita muda dibawah 30 tahun
2. Tumbuh pelan dalam waktu tahunan
3. Batas tegas, bentuk bulat atau oval, permukaan halus,
konsistensi padat elastis, sangat mobile dalam corpus mammae
4. Tumor dapat single atau multiple.
5. Nodus axila tidak teraba membesar dan tidak ada tanda
metastase

5. DIAGNOSIS Fibroadenoma mammae

KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Tumor Filodes
BANDING 2. Papiloma intraduktal
3. Kista payudara
4. Lipoma

Hal 1 dari 2
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS KSM BESAH
PERTAMEDIKA IHC
FIBROADENOMA MAMMAE

7. PEMERIKSAAN 1. USG
PENUNJANG 2. Mammografi
3. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)
8. TATALAKSANA 1. Terapi konservatif.
2. Biopsi eksisi
3. Cryoablasi
4. Radiofrequency-ablation (RFA)
9. EDUKASI 1. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu
berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi dengan bahan atau zat-zat hormonal,
menghindari pemakaian pil kontrasepsi dengan komponen utama
estrogen.
2. Konsumsi buah dan sayuran.
3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
4. Menjelaskan komplikasi FAM meliputi aspek psikologi, gangguan
dalam aktivitas sehari-hari, tumor jinak menjadi ganas,dan adanya
metastase ke jaringan organ lain.
5. Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial,
terhadap penderita pasca operasi.
10. PROGNOSIS Pemeriksan berkala payudara meningkatkan kemungkinan prognosis
yang lebih baik
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. Sjamsuhidajat, R., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC.
Tanjung Enim.
2. Hudyono J,dkk; 2014. Diagnosis dan Penatalaksanaan
Fibroadenoma Payudara. Kedokteran Meditek Vol. 20 No. 53

Hal 2 dari 2
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
29
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :
BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 8 Hari
Komplikasi : Kode ICD : R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Anamnesis & pemeriksaan fisik

Periksa tanda- tanda vital

Penilaian luas & kedalaman luka

Perawat Primer:

Keluhan utama:

Nyeri, sesak nafas.

Penyerta
kardiovaskuler, paru, DM,
neurologis atau penyalahgunaan
obat dan alkohol

Tanggapan keluarga mengenai


masalah kesehatan, riwayat
psikososial, stress, rasa cemas
dan takut.
Aktivitas:
penurunan kekuatan, tahanan;
keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa
otot, perubahan tonus, sikurlasi,
tanda (dengan cedera luka

ASESMEN AWAL penurunan nadi perifer distal pada Dilanjutkan dengan asesmen bio, psiko-
KEPERAWATAN ekstremitas yang cedera; sosial, spiritual dan budaya
vasokontriksi perifer umum dengan
kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik);
takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik);

Pembentukan oedema jaringan


(semua luka bakar).
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Integritas ego, gejala: masalah


tentang keluarga, pekerjaan,
keuangan, kecacatan, ansietas,
menangis, ketergantungan,
menyangkal, menarik diri, marah,
Eliminasi; diuresis (setelah
kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi);

Penurunan bising usus/tak ada;


khususnya pada luka bakar
kutaneus >20% sebagai stress
penurunan mobilitas/peristaltik
gastrik

2. LABORATORIUM

Darah lengkap

SGOT, SGPT

Ureum /creatinin

Gula darah sewaktu

Albumin

Eletrolit

PT/APTT

3. RADIOLOGI/IMAGING

Ro Thorax (setiap 5 hari)

4. KONSULTASI

Sp. Bedah Platik O


Sp. Anaestesi O
Sp. Gizi Klinik O
Sp. Kedokteran Jiwa O Varian

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
Perawat Penanggungjawab
Pemeriksaan fisik, keadaan umum,
TTV, pemeriksaan kepala dan leher,
kepala dan rambut, mata, hitung,
b. ASESMEN mulut, telinga, leher, pemeriksaan Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN thorak/dada, abdomen, urogenital,
musculoskeletal, pemeriksaan
neurologi

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Luka Bakar


Ketidakefektifan pola nafas b.d
deformitas dinding dada, keletihan
otot-otot pernafasan hiperfentilasi

Kerusakan integritas kulit b.d luka


bakar terbuka
Nyeri akut berhubungan dengan
syaraf yang terbuka, kesembuhan
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Resiko tinggi kekurangan volume
cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui rute
abnormal luka
Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan pertahanan
primer tidak adekuat; kerusakan
perlindungan kulit

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan kepada pasien & Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
keluarga tentang perawatan luka kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
Tentang tindakan yang akan
dilakukan selama rawat di RS Pengisian formulir informasi dan edukasi
a. EDUKASI/ INFORMASI terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
MEDIS Hygiene
O O O O

Mobilisasi
O O O O
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
b. EDUKASI & Diet Tinggi Energi dan Tinggi
atau pada hari ke 4 atau hari ke 5 pada saat
KONSELING GIZI Protein
pasien dipulangkan
Pengisian formulir informasi dan edukasi
Konseling nutrisi/pola makan
terintegrasi oleh pasien dan/ atau
c. EDUKASI keluarga
Pola istirahat
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Meningkatkan kepatuhan pasien


Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI meminum/menggunakan obat
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR DTT


INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi Keluarga/pasien
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Caitan Elektrolit
CAIRAN INFUS
Albumin 5% Varian

Albumin 5% , cairan elektrolit


Antibiotik : dapat diberikan
Meropenem / Ceftriaxone
Analgetik: dpat dibeikan
Ketorolac/Pethidin/ Morfin Varian
OBAT Metilprednisolon (bila ada edema
wajah) maksimal 5 hari
Multivitamin

Sukralfat / PPI

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI


a. TATA LAKSANA/ CVC (combutio >20% atau dan
INTERVENSI MEDIS pemakaian parenteral nutrisi
Escharotomy segera dilakukan di
IGD Mohon saran
Nekrotomi debridement
(< 72 jam pertama) escharotomy

1) Management Airway

2) Management Pressure

3) Management Nyeri

b. TATA LAKSANA/ 4) Perawatan Luka


INTERVENSI
KEPERAWATAN 5) Management Therapy Oksigen

6) Management Stress

7) Management Nutrisi

8) Management Pemulihan

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi


c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan
Saring (Diet Lambung) secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
Monitoring tanda-tanda vital
pasien
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Monitoring status hidrasi pasien


meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda
dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring pemberian obat
antipiretik
b. KEPERAWATAN Monitoring status nutrisi pasien
dan nilai balance intake dan
outtake

Diet yang diberikan tepat dan tidak


ada gejala kontipasi atau diare

Monitoring tanda-tanda malnutrisi

Monitoring hasil laboratorium yang


meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit
Monitoring stress dan adaptasi
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri
c. GIZI Monev pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
O O O O O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Perbaikan rehidrasi, tanda-tanda
vital
a. MEDIS
Eksudat berkurang O
Thermoregulation

Hydration

Infection Saverity

Medication Responses
b. KEPERAWATAN
Vital Signs

Nutritional Status
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Nutritional Status: biochemical


measures
Nutritional energy

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: Demam turun, kesadaran PPK
baik, tidak ada komplikasi
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Penjelasan kepada pasien &
keluarga tentang perawatan luka
Tentang tindakan yang akan
Pasien membawa Resume Perawatan/
dilakukan selama rawat di RS
Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
Hygiene saat pulang.

Mobilisasi

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Yang Harus Dilakukan


Keterangan : √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
PERTAMEDIKA IHC
LUKA BAKAR DEWASA

1 PENGERTIAN Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh terpaparpaparan


suhu extreme panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai
kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
2 ANAMNESIS 1. Riwayat Trauma
2. Keadaan Saat Terjadinya Cedera/ Mekanisme Trauma
3. Penyebab Luka bakar :
a. Api,
b. Cairan Panas,
c. Bahan Kimia
d. Listrik
e. Luka ledakan
4. Waktu terjadinya cedera dan lamanya kontak dengan sumber
panas.
5. Riwayat Medis: Peny. Kronik yang diderita sebelum trauma,
Habitasi.
3 PEMERIKSAAN FISIK Primary Survey : ABCDE, utamanya saluran nafas, dengankecurigaan
trauma inhalasi.
Secondary Survey :

- Pemeriksaan Fisik general (Head to Toe examination)

- Pemeriksaan khusus luka bakar

• ada tidaknya kompartemen sindrome, bila ada


Eschar ectomy segera.
• ada tidaknya trauma inhalasi.

• ada tidaknya luka bakar pada organ yang perlu penanganan


khusus : mata, perineum, luka bakar sirkular pada
ekstremitas, dada, leher, kembali kepoint satu.
- Menentukan tingkat keparahan luka

• Luas Luka Bakar

• Kedalaman Luka Bakar


4 KRITERIA DIAGNOSIS Terdapat luka yang disebabkan suatu trauma yang disebabkanoleh
panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam.

Hal 1 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
PERTAMEDIKA IHC
LUKA BAKAR DEWASA

5. DIAGNOSIS Luka Bakar

KERJA
6. DIAGNOSIS Cold injury

BANDING
7. PEMERIKSAAN Laboratorium: darah rutin, elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin,

PENUNJANG pt/aptt, procalcitonin, AT3, BNP, AGD bila ada kecurigaan trauma
inhalasi atau inhalasi CO.
Cek laboratorium diulang setiap 3 hari atau sesudah dilakukan koreksi
terhadap hasil laboratorium sebelumnya
Rontgen thorax tiap minggu atau bila ada indikasi tambahan.
Rontgen bagian lain yang terkena trauma benturan (pada blast injury)
atau adanya trauma lain.
8. TATALAKSANA Prinsip-prinsip Penanganan Awal pada luka bakar
a. Hentikan Proses Pembakaran
b. Tindakan Pencegahan Universal → APD
c. Pemulihan Cairan/ Resusitasi
• Total cairan yang diperlukan dalam 24 jam adalah :

• 2-4 ml/x/total area tubuh yang terkena luka bakar (%)/x/berat


badan (kg).
• Pada 8 jam pertama diberikan 50% cairan dan 50% sisanya
diberikan dalam 16 jam selanjutnya, sesuai perhitungan cairan.
• Maintenance pada anak adalah 4 ml/kg untuk 10 kgBB pertama,
2 ml/kg untuk 10 kgBB kedua dan 1 ml/kg untuk BB > 20 kg.
• Setelah 24 jam, infus koloid diberikan dengan kecepatan 0,5 ml x
(total burn surface area (%)) x (berat badan (kg)), dan kristaloid
maintenance dilanjutkan dengan kecepatan 1,5 ml x (burn area)
x (berat badan). Parameter yang dipantau adalah pengeluaran
urin 0,5- 1,0 ml/kg/jam
• Jenis Cairan yang digunakan: Albumin 5% sebanyak 500-1.000
cc dan Elektrolit.
d. Tanda-tanda Vital

e. Bila perlu dilakukan pemasangan Selang Nasogastrik, Kateter Urin,

Hal 2 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
PERTAMEDIKA IHC
LUKA BAKAR DEWASA

capillary filling + saturasi O₂, monitor pernafasan, tatalaksana nyeri


& PTSD.
f. Bila timbul SIRS atau Sepsis dilakukan tatalaksana SIRS dan
Sepsis.
Medikamentosa : Sesuai kondisi pasien.
• Antibiotika : digunakan antibiotika broad spectrum, sopirom,
• ceftriaxon atau meropenem.
• Analgetika : digunakan analgetik kuat sampai dengan jenis morfin
bila diperlukan.
• Nutrisi : bila nutrisi enteral tidak cukup, dapat ditambah dengan
nutrisi parenteral terutama dalam 5 hari pertama diperlukan
mandatori nutrisi parenteral.
• Antiulcer : pelapis mukosa saluran cerna (sukralfat), dan Proton
Pump Inhibitor.
• Multivitamin
• Koreksi Hb, trombosit, elektrolit, albumin.
• Obat lain sesuai kebutuhan klinis.

Operasi :
• Early Tangensial Eksisi dilakukan dalam waktu kurang dari72
jam sejak onset luka bakar.
• Debridement dapat diulang lagi bila jaringan nekrotik masih
ada.
Teknik operasi :

▪ Identifikasi kedalaman luka.

▪ Eksisi jaringan nekrotik dengan dermatome atau pisaubedah.


▪ Cegah infeksi pada luka.

▪ Percepat/ tingkatkan proses penyembuhan luka.


▪ Bila perlu penutupan dengan tandur kulit pada luka bakarderajat
dua dalam dan tiga dan luas dengan metodemeshed graft.
▪ Operasi tandur kulit dapat dilakukan dalam waktu < 1. minggu
bila preparasi bed luka sudah tidak terdapat eskar/jaringan
nekrotik lagi.

Hal 3 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
PERTAMEDIKA IHC
LUKA BAKAR DEWASA

Perawatan luka setelah sebagian luka telah epitelisasi :fisioterapi.


Perawatan luka setelah semua luka telah epitelisasi :
• pressure garment s/d 6 bulan.
• silikon sheet/gel s/d 6 bulan.
• injeksi untuk keloid s/d 6 bulan
• Medikamentosa pencegahan kontraktur & keloid.
9. EDUKASI - Inform consent kepada pasien bahwa sesudah luka kering
(epitelisasi) proses penyembuhan luka belum selesai. masihterdapat
kemungkinan terjadi kontraktur hingga 6 - 12 bulan sesudah luka
epitelisasi.
- Untuk mencegah terjadinya kontraktur, diperlukan terapi pressure
garment dan terapi lainnya.

10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam/ malam


Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam .
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR • Tidak terjadi kontraktur
(OUTCOME) • Tidak terjadi keloid

15. KEPUSTAKAAN 1. Herndon : Total Burn Care

2. Moenadjat, Yefta. 2003. Luka Bakar: Pengetahuan Klinik


Praktis, Balai Penerbit FKUI, Tanjung Enim
3. Moenadjat Y. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Tanjung
Enim:Balai penerbit FKUI;2009.
4. Grunwald TB, Garner WL. Acute Burns. Plast Reconstr Surg.2008
5. Hettiaratchy S, Papini R. Initial management of a major burn:II-
assesment and resuscitation. 2004.

Hal 4 dari 4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
30
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir
CLINICAL PATHWAY KSM SEMUA MEDIS Tgl. Berlaku
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi
SYOK ANAFILAKTIK ICD

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 1 - 7 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4/5 6/7
1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Alasan utama masuk rumah sakit,


riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL
pemeriksaan fisik, tingkat
KEPERAWATAN
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri,
status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah lengkap

GDS

Faal Ginjal

Faal hati

Serum Elektrolit

Analisa Gas Darah

3. RADIOLOGI/IMAGING

EKG

Saturasi Oksigen

4. KONSULTASI
Anaestesi apabila diperlukan masuk
ICU
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SEMUA MEDIS Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

SYOK ANAFILAKTIK ICD :

Dr IGD/Dokter non DPJP/dr.


Ruangan Atas Indikasi/ Emergency

b. ASESMEN TTV
KEPERAWATAN Dilakukan dalam 3 Shift
sikulasi, oksigenasi,

c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Syok Anafilaktik

TTV
Pemantauan terhadap bercak
urticaria di kulit dan mukosa
gangguan pertukaran oksigen,
sesak nafas, nafas berbunyi
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN hipotensi mendadak

balans cairan, produksi urin

nyeri terutama peruh/ perut kram

posisi berbaring / terlentang

c. DIAGNOSIS GIZI diet cair sampai diet biasa

7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Penjelasan diagnosis

Rencana tindakan dan terapi

Tujuan tindakan dan terapi

Risiko tindakan dan terapi

Komplikasi Penyakit

Prognosis.
Tindakan rujuk bila ada indikasi (jika
keadaan memburuk memerlukan
pemeriksaan penunjang lainnya,
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
diet lunak sampai diet biasa
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SEMUA MEDIS Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

SYOK ANAFILAKTIK ICD :

Konseling untuk identifikasi


penyebab reaksi anafilaksis dan
c. EDUKASI bagaimana menghindari dan
KEPERAWATAN disampaikan kepada keluarga
edukasi pertolngan pertama apabila
terjadi berulang
Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

a. OKSIGEN Pemberian O2 4-6 L/menit

Bronkodilator

Epinefrin 1;1000, atau 0,01 mg/kg


BB, max 0,5 mg (dewasa), dan 0,3
mg (anak).

Epinefrin iv 1 : 10.000

b. INJEKSI Antihistamin: difenhidramin 25-50


mg IV,

Ranitidin 50 mg IV

• Glukokortikoid IV: hidrokortison


200 mg atau metilprednisolon 50- Varian
100 mg
Larutan Koloid 0,5 - 1 liter (Destrose
5%)
c. CAIRAN INFUS
Dilanjutkan dengan larutan kristaloid
NaCl 0,9
d.OBAT ORAL antihistamin oral O O O O Varian

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

Penanganan fase emergensi


a. TATA LAKSANA/ sampai resusitasi kardiopulmonal
INTERVENSI MEDIS
ICU apabila diperlukan

TTV
penilaian sirkulasi monitor tekanan
darah
b. TATA LAKSANA/ posisi berbaring / terlentang
INTERVENSI
KEPERAWATAN oksigenasi

pemasangan iv line

pemantauan balans cairan

c. TATA LAKSANA/ Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SEMUA MEDIS Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

SYOK ANAFILAKTIK ICD :

INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau Makanan


biasa secara bertahap
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


b. KEPERAWATAN
Monitoring status balance cairan.
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri
c. GIZI Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
Monitoring Biokimia asupan makanan

Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI

a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di
b. KEPERAWATAN
tempat tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
Klinis dan TTV baik, tidak ada
a. MEDIS
urticaria
b. KEPERAWATAN TTV baik

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,


c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan
Khusus: kesadaran baik, tidak ada PPK
komplikasi

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai dengan Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare
keadaan umum pasien saat pulang.
Surat pengantar kontrol
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM SEMUA MEDIS Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :

SYOK ANAFILAKTIK ICD :

Tanjung Enim, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

1 PENGERTIAN Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang beronset cepat, sistemik,
dan mengancam nyawa. Jika reaksi terse but he bat dapat menimbulkan
syokyang disebut syok anafilaktik.
Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan cepat dan tepat. Untuk itu
diperlukan pengetahuan serta keterampilan dalam pengelolaan syok anafilaktik

2 ANAMNESIS Gejala respirasi dapat dimulai berupa bersin, hidung tersumbat atau batuk saja
yang kemudian segera diikuti dengan sesak napas.

Gejala pada kulit merupakan gejala klinik yang paling sering ditemukan pada
reaksi anafilaktik. Walaupun gejala ini tidakmematikan namun gejala ini
amatpenting untuk diperhatikan sebab ini mungkin merupakan gejala prodromal
untuk timbulnya gejala yang lebih berat berupa gangguan napas dan gangguan
sirkulasi. Oleh karena itu setiap gejala kulit berupa gatal, kulit kemerahan harus
diwaspadai untuk kemungkinan timbulnya gejala yang lebih berat.

Manifestasi dari gangguan gastrointestinal berupa perut kram, mual, muntah


sampai diare yang juga dapat merupakan gejala prodromal untuk timbulnya
gejala gangguan napas dan sirkulasi.

3 PEMERIKSAAN 1. Tampak sesak,

FISIK 2. Frekuensi napas meningkat,


3. Sianosis karena edema laring dan
4. Bronkospasme.
5. Hipotensi
6. Takikardia,
7. Edema periorbital,
8. Mata berair,
9. Hiperemi konjungtiva.
10. Urtikaria dan eritema
4 KRITERIA .
Untuk membantu menegakkan diagnosis maka World Allergy Organization
DIAGNOSIS
telahmembuat beberapa kriteria di mana reaksi anafilaktik dinyatakan sangat
mungkin bila(Simons et al. 2011):

Hal 1 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

1. Onset gejala akut (beberapa menit hingga beberapa jam) yang melibatkan
kulit, jaringanmukosa, atau keduanya (misal: urtikaria generalisata, pruritus
dengan kemerahan, pembengkakan bibir/lidahjuvula) dan sedikitnya salah
satu dari tanda berikut ini:
i. Gangguan respirasi (misal: sesak nafas, wheezing akibat
bronkospasme, strido1~penurunan arus puncak ekspirasi/APE,
hipoksemia)
ii. Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan dengan
kegagalan organ target (misal: hipotonia, kolaps vaskular,
sinkop, inkontinensia).

2. Atau, dua atau lebih tanda berikut yang muncul segera (beberapa
menit hingga beberapajam) setelah terpapar alergen yang mungkin
(likely allergen), yaitu:
i. Keterlibatan jaringan mukosa dan kulit
ii. Gangguan respirasi
iii. Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan
dengan kegagalan organ target
iv. Gejala gastrointestinal yang persisten (misal: nyeri kram
abdomen, muntah)
3. Atau, penurunan tekanan darah segera (beberapa menit atau jam)
setelah terpapar alergen yang telah diketahui (known allergen),
sesuai kriteria berikut:
i. Bayi dan anak: Tekanan darah sistolik rendah (menurut umur)
atau terjadi penurunan >30% dari tekanan darah sistolik
semula
ii. Dewasa:Tekanan darah sistolik<90mmHg atau terjadi
penurunan
iii. >30% dari tekanan darah sistolik semula.

5. DIAGNOSIS Syok anafilaksis

KERJA

Hal 2 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

6. DIAGNOSIS 1. Beberapa kelainan menyerupai anafilaksis


BANDING i. Serangan asma akut
ii. Sinkop
iii. Gangguan cemasjserangan panik
iv. Urtikaria akut generalisata
v. Aspirasi benda asing
vi. Kelainan kardiovaskuler akut (infark miokard, emboli paru)
vii. Kelainan neurologis akut (kejang, strok)
2. Sindrom flush
i. Peri-menopause
ii. Sindrom karsinoid
iii. Epilepsi otonomik
iv. Karsinoma tiroid meduler
3. Sindrom pasca-prandial
i. Scombroidosis, yaitu keracunan histamin dari ikan, misalnya tuna,
yang disimpan padasuhu tinggi.
ii. Sindrom alergi makanan berpolen, umumnya buah atau sayur yang
mengandung proteintanaman yang telah bereaksi silang dengan
alergen di udara.
iii. Monosodium glutamat atau Chinese restaurant syndrome.
iv. Sulfit
v. Keracunan makanan
4. Syok jenis lain
i. Hipovolemik
ii. Kardiogenik
iii. Distributif
iv. Septik

5. Kelainan non-organik
i. Disfungsi pita suara
ii. hiperventilasi
iii. Episode psikosomatis
6. Peningkatan histamin endogen

Hal 3 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

i. Mastositosisjkelainan klonal sel mast


ii. Leukemia basofilik
7. Lainnya
i. Angioedema non-alergik, misal: angioedema herediter tipe I, II, atau
III,, angiodermaterkait ACE-Inhibitor).
ii. Systemic capillary leak syndrome
iii. Red man syndrome akibat vancomycin
iv. Respon paradoksikal feokromositoma

7. PEMERIKSAAN Pemeriksaan laboratorium hitung eosinofil darah tepi dapat normal atau

PENUNJANG meningkat, demikian halnya dengan IgE total sering kali menunjukkan nilai
normal.

Pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit kulit (skin prick testjSPT) untuk
mencari faktor pencetus yang disebabkan oleh alergen hirup dan makanan dapat
dilakukan setelah pasiennya sehat
8. TATALAKSANA 1. Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat
(diganjal dengan kursi) akan membantu menaikkan venous return
sehingga tekanan darah ikut meningkat.
2. Pemberian Oksigen 3-5 liter/menit harus dilakukan, pada keadaan yang
amat ekstrim tindakan t29
3. Trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan.
4. Pemasangan infus, Cairan plasma expander (Dextran) merupakan pilihan
utama gunadapat mengisi volume intravaskuler secepatnya. Jika cairan
tersebut tak tersedia, Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat dipakai
sebagai cairan pengganti. Pemberian cairan infus sebaiknya
dipertahankan sampai tekanan darah kembali optimal dan stabil.
5. Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1:1000 diberikan secara intramuskuler
yang dapat diulangi 5-10 menit. Dosis ulangan umumnya diperlukan,
mengingat lama kerja adrenalin cukup singkat. Jika respon pemberian
secara intramuskuler kurang efektif, dapat diberi secara intravenous
setelah 0,1-0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan NaCI
fisiologis, diberikan perlahan-lahan. Pemberian subkutan, sebaiknya

Hal 4 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

dihindari pada syok anafilaktik karena efeknya lambat bahkan mungkin


tidak ada akibat vasokonstriksi pada kulit, sehingga absorbsi obat tidak
terjadi.
6. Aminofilin, dapat diberikan dengan sangat hati-hati apabila bronkospasme
belurn hilang dengan pemberian adrenalin. 250 mg aminofilin diberikan
perlahan-lahan selama 10 menit intravena. Dapat dilanjutkan 250 mg Iagi
melalui drips infus bila dianggap perlu.
7. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua setelah
adrenalin. Kedua obat tersebut kurang manfaatnya pada tingkat syok
anafilaktik, dapat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna
mencegah komplikasi selanjutnya berupa serum sickness atau prolonged
effect. Antihistamin yang biasa digunakan adalah difenhidramin HCI 5-20
mg IV dan untuk goIongan kortikosteroid dapat digunakan deksametason
5-10 mg IV atau hidrokortison 100-250 mg IV.
8. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti jantung
(cardiac arrest) maka prosedur resusitasi kardiopulmoner segera harus
dilakukan sesuai dengan falsafah ABC dan seterusnya. Mengingat
kemungkinan terjadinya henti jantung pada suatu syok anafilaktik selalu
ada, maka sewajarnya ditiap ruang praktek seorang dokter tersedia selain
obat-obat emergency, perangkat infus dan cairannya juga perangkat
resusitasi (Resuscitation kit) untuk memudahkan tindakan secepatnya.
9. Penatalaksanaan reaksi anafilaksis dalam bagan terlampir

9. EDUKASI Keluarga perlu diberitahukan mengenai penyuntikan apapun bentuknya


terutama obat-obat yang telah dilaporkan bersifat antigen (serum, penisillin,
anestesi lokal, dll) harus selalu waspada untuk timbulnya reaksi anafilaktik.
Penderita yang tergolong risiko tinggi (ada riwayat asma, rinitis, eksim, atau
penyakit-penyakit alergi lainnya) harus lebih diwaspadai lagi. Jangan mencoba
menyuntikkan obat yang sama bila sebelumnya pernah ada riwayat alergi
betapapun kecilnya. Sebaiknya mengganti dengan preparat lain yang lebih
aman.
10. KOMPLIKASI
11. PROGNOSIS Prognosis suatu syok anafilaktik amat tergantung dari kecepatan diagnosa dan

Hal 5 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

pengelolaannya karena itu umumnya adalah dubia ad bonam


12. TINGKAT
EVIDENS
13. TINGKAT
REKOMENDASI
14. PENELAAH
KRITIS
15. INDIKATOR
(OUTCOME)
KEPUSTAKAAN 1. Simons FER, et.al. 2012 Update: World Allergy Organization Guidelines for
the assessment and management of anaphylaxis. Curr Opin Allergy Clin
lmmunol 2012; 12:389-99
2. Simons FER, et.al. World Allergy Organization Guidelines for the Assessment
andManagement of Anaphylaxis. WAO Journal 2011; 4:13-37
3. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Reaksi Anafilaksis dan Anafilaktoid. Dalam:
Alergi Dasar.Tanjung Enim: lnterna Publishing. 2009. Hal. 67-94..

Hal 6 dari 7
Remove Watermark Wondershare
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PDFelement
TALAKASANA KASUS SEMUA KSM
PERTAMEDIKA IHC
SYOK ANAFILAKSIS

Hal 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai