1 Kejang Demam adalah kejang pada anak sekitar usia 6 bulan sampai 6
tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan
2. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu
demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya
demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intra cranial atau
2. Klasifikasi
menjadi dua, yaitu kejang demam sederhana (KDS) dan kejng demam
71
2
g) Frekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak lebih dari empat
kali.
sebelumnya.
d) Frekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun lebih dari empat kali.
3. Etiologi
c) Perkembangan terlambat.
4 Manifestasi Klinis
sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun sejenak
tapi setelah beberapa detik atau menit anak akan sadar tanpa ada kelainan
saraf.
4 Patofisiologi
Pengobtan perawat
Kondisi,prognosis,lanjut Kejang Resiko cedera
Dan diit
Gambar 1 Patofisiologi
6
5. Uraian
yang singkat akan terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium
muatan listrik, pelepasan muatan listrik ini begitu besar hingga dapat
6. Penatalaksanaan
d) Suhu tubuh yang tinggi dapat diturunkan dengan kompres air dingin
< 10kg) atau 10mg (BB >10kg), bila kejang tidak berhenti dapat
kemungkinan meningitis.
3) Pengobatan profilaksis
hari.
8
dibagi dalam tiga dosis saat pasien demam dengan cara intravena.
dengan dosis sesuai dengan berat badan yaitu apabila berat badan
2) Pengobatan penunjang
Secara akademis pasien yang dating dengan kejang demam pertama kali
7. Konsep Anak
perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia
10
(jaminan hari tua). Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah
ditujukan kepada anak agar tidak menimbulkan trauma pada anak dan
1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan
cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga dari
peran keluarga.
yang sesuai dengan moral (etik) & aspek hukum (legal). Sebagai
1. Manusia ( Anak )
khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spritual. Masa anak
bayi (0-1 tahun), usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5
semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacat. Konsep sehat dan
3. Lingkungan
4. Keperawatan
dan perkembangannya.
1. Pemberi perawatan
sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
dini.
3. Pendidik
4. Konseling
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, tim kesehatan lain
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada
6. Peneliti
usia 28 hari sampai usia 18 tahun atau BBL (Bayi Baru Lahir) sampai
1. Kebutuhan Asuh
2. Kebutuhan Asih
6. Kebutuhan Asah
(Doenges, 2009).
18
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa klien,
berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan
1) Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Biodata Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku atau bangsa,
pendidikan ayah, pekerjaan ayah, alamat ayah, nama ibu, usia ibu,
agama ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, alamat ibu. Menurut M.E
daripada perempuan.
a) Frekuensi Serangan
apabila kejang timbul pertama kali pada umur muda dan bangkitan
Pada kasus kejang demam pada anak ditemukan keluhan utama kejang
karena panas. Kaji juga apakah ada muntah, diare, truma kepala,
Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami
infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma, perdarahan per
Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau
4) Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta
5) Riwayat Perkembangan
d) Bahasa
7) Riwayat Sosial
Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit. Pola kebiasaan dan fungsi
ini meliputi:
pertama.
22
b) Pola Nutrisi
c) Pola Eliminasi
(1) BAK
fase ictal.
(2) BAB
aktivitas.
e) Pola Tidur/Istirahat
Kaji waktu tidur penderita, lama tidur, kualitas tidur dan kebiasaan
sebelum tidur.
9) Pemeriksaan Fisik
b) Pemeriksaan Fisik
2) Kepala
sakit kepala.
3) Rambut
c) Muka/ Wajah
d) Mata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan
e) Telinga
f) Hidung
Pada fase ictal terdapat pernapasan cuping hidung dan penderita akan
mengalami cyanosis.
g) Mulut
mulut.
h) Tenggorokan
cairan eksudat.
i) Leher
Terjadi kaku kuduk pada tetanus. Kaji juga pembesaran kelenjar tiroid
j) Thorax
k) Jantung
Kaji keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya. Kaji adanya bunyi
l) Abdomen
Pada fase ictal Terjadi peningkatan bladder dan tonus otot splingter.,
m)Kulit
n) Ekstremitas
Kejang pada ekstremitas atas dan bawah dan cyanosis pada jari tangan
o) Genetalia
3. Pemeriksaan Penunjang
meliputi :
a) Darah
1) Glukosa Darah
mq/dl)
2) BUN
144 meq/dl)
penyebab kejang.
26
c) Skull Ray
pada otak.
d) Transiluminasi
Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan ubun-ubun besar masih
terbuka (di bawah dua tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus
e) EEG
f) CT Scan
kesadaran.
2.3.4 Intervensi
bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan
penurunan kesadaran.
perubahan neurologi.
oksigen 100% sebelum suction dan lakukan suction tidak lebih dari
15 detik.
perubahan tiba-tiba.
kejang.
dan handuk seka karena kontak langsung antara kulit tubuh dengan
dan antibiotik.
obstruksi tracheobronchial.
nafas dapat kembali efektif dengan jalan nafas yang bersih dan
saja.
muda.
tekana ekspiras.
oksigen.
informasi.
demam.
perawatan.
komplikasi.
32
e) Ajarkan pada keluarga agar memberikan obat anti kejang dan anti
cedera.
kooperatif klien.
tempat tidur.
peningkatan suhu
terjadi keang
menyebabkan kejang.
2.3 Implementasi
keluarga serta anggota tim keperawatan dan kesehatan yang lain (Maryam
Siti R, 2007).
2.4 Evaluasi
evaluasi ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah
selanjutnya (Santosa.NI,2006).
35