Advances in Orthopedics
Volume 2015, Article ID 543412,8 pages
http://dx.doi.org/10.1155/2015/543412
Tinjauan Artikel
Sindrom Kompartemen Akut dalam Bidang Ortopedi:
Penyebab, Diagnosa, dan Manajemen
Copyright © 2015 H. Raza and A. Mahapatra. This is an open access article distributed under the
Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Hampir semua ahli bedah ortopedi menemui kasus Sindrom Kompartemen Akut (SKA) pada praktik
klinis mereka. Diagnosa SKA kebanyakan diperoleh dari temuan klinis. Jika terjadi misdiagnosa
sehingga terapi tidak diberikan, maka bisa memberikan konsekuensi yang membahayakan
ekstremitas dan hidup pasien, serta juga menjadi risiko bagi klinisi untuk menghadapi jalur hukum.
Artikel ini meninjau berbagai karakteristik SKA yang akan membantu ahli bedah otropedi untuk
memahami patofisiologi, riwayat alamiah, pasien-pasien berisiko tinggi, penegakan diagnosa, dan
terapi pembedahan terhadap kondisi tersebut.
penyebab sepertiga kasus yang ada. bisa terjadi karena posisi kaki yang buruk
disebabkan oleh trauma tumpul dan posisi litotomi. Latihan yang berlebihan
kerusakan jaringan lunak ekstremitas, pada atlet atau aktivitas fisik yang kurang
sementara 20% penyebab lainnya adalah juga bjsa menyebabkan SKA pada kaki
fraktur radius dan ulna. Cedera kaki pada yang membutuhkan perhatian medis yang
kecelakaan lalu lintas berkisar 6% pada urgen. SKA juga bisa disebabkan oleh
semua kasus SKA, sementara cedera kaki kasus nontrauma, seperti sindroma nefrotik,
ekstremitas yang mengalami SKA bisa teraba keras. Pada pasien yang mengalami
menjadi petunjuk adanya iskemia saraf penurunan kesadaran, gejala klinis sulit
dan/atau otot atau terdapatnya nyeri ditemukan, oleh karena itu dibutuhkan alat
sekunder. Paralisis komplit ditemukan pada pengukur tekanan intrakompartemen.
tahap akhir sindrom kompartemen akut dan
mengindikasikan adanya kerusakan saraf 5. Pemantauan Tekanan Intrakompartemen
dan/atau otot yang irreversibel. Berbagai teknik dan alat untuk mengukur
Pulselessness juga ditemukan pada tekanan intrakompartemen disebutkan
tahap akhir SKA. Pada SKA, tekanan dalam beberapa literatur. Pengukuran
intrakompartemen biasanya tidak terlalu tekanan intrakompartemen pada pasien
cukup tinggi untuk mengompresi arteri. yang sadar masih menjadi kontroversi.
Adanya kehilangan pulsasi dan ekstremitas Tekanan intrakompartemen mendekati 8
yang pucat mengindikasikan terjadinya mmHg pada orang dewasa dan dua kali
cedera langsung pada arteri. Pengisian lipatnya pada anak-anak. Berbagai teknik
kapiler umumnya masih baik jika tidak ada pengukuran tekanan intakompartemen
cedera langsung pada arteri. termasuk hand-held monitor untuk
Satu-satunya tanda klinis pada pembacaan tekanan tunggal, stryker needle
impending SKA yaitu pembengkakan masif dengan side portal, dan regular needle
pada ekstremitas dengan kompartemen dengan pengaturan arterial line. Jika
6
melaporkan terdapat 55% kasus nonunion [5] A. Tiwari, A. I. Haq, F. Myint, and G.
Hamilton, “Acute compartment syndromes,”
atau union yang terlambat pada SKA, British Journal of Surgery, vol. 89, no. 4, pp.
sedangkan 17,8% pada fraktur tanpa SKA 397–412, 2002.
dalam suatu studi meta analisis. Oleh [6] F. W. Blaisdell, “The pathophysiology of
skeletal muscle ischemia and the reperfusion
karena itu, sangat direkomendasikan untuk syndrome: a review,” Cardiovascular Surgery,
12
and Related Research, vol. 161, pp. 252–261, American Journal of Sports Medicine, vol. 12,
1981. no. 5, pp. 391–397, 1984.
[33] K. Elliot, “Intramuscular PH: diagnosing [42] J. Zannis, J. Angobaldo, M. Marks et al.,
acute compartment syndrome with confidence,” “Comparison of fasciotomy wound closures
in Proceedings of the 2014 London Efort using traditional dressing changes and the
Conference Trauma Session, 2014. vacuum-assisted closure device,” Annals of
Plastic Surgery, vol. 62, no. 4, pp. 407–409,
[34] J. R. Davey, C. H. Rorabeck, and P. J. 2009.
Fowler, “The tibialis posterior muscle
compartment. An unrecognized cause of [43] M. M. Asgari and H. M. Spinelli, “The
exertional compartment syndrome,” The vessel loop shoelace technique for closure of
14
fasciotomy wounds,” Annals of Plastic Surgery, syndrome of the lower extremity,” Canadian
vol. 44, no. 2, pp. 225–229, 2000. Journal of Surgery, vol. 53, no. 5, pp. 329–334,
2010.
[44] T. Bhattacharyya and M. S. Vrahas, “The
medical-legal aspects of compartment [46] M. M. Reverte, R. Dimitriou, N. K.
syndrome,” Journal of Bone and Joint Kanakaris, and P. V. Giannoudis, “What is the
Surgery— Series A, vol. 86, no. 4, pp. 864–868, effect of compartment syndrome and
2004. fasciotomies on fracture healing in tibial
fractures?” Injury, vol. 42, no. 12, pp. 1402–
[45] B. Shadgan, M. Menon, D. Sanders et al., 1407, 2011.
“Current thinking about acute compartment