Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN

PELAYANAN ANESTESI LOKAL DAN


PEMBEDAHAN UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN

UPT PUSKESMAS DPT PANIMBANG


TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Tersedianya pelayanan anestesi sederhana dan pembedahan minor untuk
memenuhi kebutuhan pasien.

B. Tujuan Pedoman
1. Pelayanan anestesi lokal dan sedasi dipuskesmas dilaksanakan memenuhi
standart di puskesmas, standart nasional, undang-undang dan peraturan serta
standar profesi sesuai kebutuhan pasien.
2. Pelayanan bedah di puskesmas direncanakan dan dilaksanakan memenuhi
standart di puskesmas, standart nasional, undang-undang dan peraturan serta
standart profesi sesuai kebutuhan pasien.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Petugas pemberi pelayanan
2. Rekam medis
3. pasien

D. Batasan Operasional
1. Anestesi lokal : pemberian obat-obatan yang mampu menghilangkan rasa sakit
secara lokal ditempat trauma atau tempat yang akan mendapat tindakan medis
2. Sedasi: proses pemberian obat yang menghasilkan efek tenang, hingga
kehilangan kesadaran
3. Pembedahan: suatu tiondakan infasiv membuka pelapis tubuh untuk
menghilangkan penyakit atau diagnosis

E. Landasan Hukum
SK Kepala puskesmas tentang layanan klinis yang berorientasi pasien
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.


1. Petugas pemberi pelayanan klinis.
a. Dokter :
Profesi dokter.
b. Perawat/ perawat gigi:
Minimal SPK/SPRG dengan pengalaman kerja lebih dari 15 th atau D3
keperawatan.
c. Bidan:
D1 kebidana dengan pengalaman kerja lebih dari 15 th atau D3
kebidanan.
2. Rekam medis:
SLTA sederajat dangan pelatihan tambahan rekam medis atau D3 rekam
medis.
3. Petugas ruang tindakan dan gawat darurat.
a. Dokter :
Profesi dokter dengan pelatihan kegawat daruratan
b. Perawat:
Minimal SPK dengan pengalaman kerja lebih dari 15 th dan mendapat
pendidikan tambahan kegawat daruratan, atau D3 dengan pendidikan
tambahan kegawat daruratan.
B. Distribusi Ketenagaan
1. Ruang BP umum:
a. Dokter : 2 orang
b. Perawat: 2 orang
2. Ruang tindakan gawat darurat:
Perawat 1 orang
3. Ruang BP gigi:
a. Dr gigi : 1 orang
b. Perawat gigi: 2 orang
4. Ruang KIA:
Bidan : 2 orang
C. Jadual Kegiatan (pengaturan jaga).
Pengaturan jaga dokter diatur oleh koordinator dokter, pengaturan jaga perawat
diatur oleh koordinator keperawatan.
BAB III
STANDART FASILITAS

A. Ketersediaan Ruangan:

1. Ruang Pendaftrana
2. Ruang Rekam medis
3. Ruang BP Umum.
4. Ruang Obat
5. Ruang TINDAKAN
6. Ruang KIA/KB
7. Ruang POLI GIGI
8. Ruang Konsul.
9. Ruang PTM
10. Ruang MTBS
11. Ruang Mawar/TB
12. Ruang Laboratorium
13. Ruang IGD
14. Ruang Bersalin.
15. Ruang Perawatan

B. Standart Barang Habis Pakai

1. Kassa steril

2. Povidon iodin

3. Alkohol

4. Duk steril

5. Sarung tangan steril

6. Spuit 1 cc

7. Spuit 3 cc

8. Ldokain 1 %

9. Etil kloride

10. Precaine
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

1. Membuat kebijakan dan prosedur bedah dan anestesi yang memuat identifikasi
perbedaan anatara dewasa dan anak atau pertimbangan khusus.
2. Dokumentasi.
3. Persyaratan persetujuan.
4. Monitoring pasien .
5. Kualifikasi petugas.
6. Ketersediaan alat.
7. Teknik anastesi, sedasi, pembedahan.
8. Monitoring.
9. Bantuan hidup dasar.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik dipenuhi dengan mekanisme sebagai berikut:

1. petugas yang membutuhkan alat dan bahan menulis pada blangko yang
telah disediakan oleh tim pengadaan barang.
2. tim pengadaan barang memverifikasi daftar kebutuhan.
3. tim pengadaan meminta persetujuan kepala puskesmas.
4. bila disetujui tim pengadaan mengadakan barang dengan menghubungi
rekanan.
5. barang yang telah datang diverifikasi oleh tim pengadaan dan petugas
pengguna barabng bila telah sesuai spesifikasinya maka barabng dapat
diterima.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Demi menjamin keselamatan pasien maka:

1. Melakukan sosialisasi pemahaman tentang kebijakan dan prosedur


penyusunan rencana layanan medis dan layanan terpadu
2. Melaksanakan evaluasi layanan klinis dan menindaklanjutinya
3. Mendokumentasikan lrencana layanan terpadu
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan informed consent
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja diupayakan dengan:

1. Penggunaan APD
2. Penggunaan Alat Yang Sesuai Prinsip Ergonomis
3. Mengevaluasi kondisi alat dan lingtkungan kerja

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Sistem kendali mutu yang dilakukan adalah: 1. 2. 3. 4. 5.


petugas pemberi layanan klinis adalah petugas yang berkompeten mengdakan
audit klinis dan tindak lanjutnya mengidentifikasi resiko pelayanan menyediakan
alat peraga penyuluhan mengevaluasi pelaksanaan informed consent.

BAB IX
PENUTUP

Dokumen ini dibuat untuk kelancaran pelaksanaan rencana layanan klinis


diharapkan dengan adanya dokumen ini dapat dibuat prosedur yang
mendukung kinerja pemberi pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai