Anda di halaman 1dari 55

DR.Dr. Tb. Rachmat Sentika SpA.

MARS,
Dokter Umum (lulus 82), Spesialis Anak(lulus 90), MARS UI(lulus 97)
Lemhanas (lulus 99), S3 UNPAD(2007)
▪ Sukabumi 9 Februari 1956
▪ DOKTER SPESIALIS ANAK,RS PREMIER BINTARO, UKK TKPS PP.IDAI,
▪ SURVEYOR AKREDITASI FKTP. PUSKESMAS/KLINIK KEMENKES,
▪ DEWAN PENGAWAS RSUD CIBABAT,

▪ Karir:
• Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
• Dewan Pengawas RSHS 2016-2021
• Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
• Tim ahli KPAI 2007 -2012
• Asisten Deputi Kebijakan ,Hak Anak Kemen PPPA 2000 -2002
• Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
• Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
• Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
• Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
HP 0811831838
• Kepala Puskesmas Pagaden Subang 1981-1985, PPDS 1986 – 1990,
rsentika@yahoo.com
Alamat: Jl.Mandar 7 DC7 No. 7 ▪ Pengalaman Organisasi:
sektor 3A Bintaro Jaya, Tangerang •SatgasPerlindungan Anak,PP.IDAI 2008-Sekarang,Satgas JKN PP IDAI
Selatan Banten 15225 •Ketua Bidang Kependudukan dan KIA/KB, PB IDI 2009 – 2014,
Pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas
Standar 3.3.Pelayanan Gadar
Standar 3.9.Laboratorium
Disampaikan pada
Workshop KAKP –APKESMI
Pendampingan Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penujang (UKPP),

Sumber Paparan Workshop Update Selasa –Rabu 17-18 Mei 2022


Standar SIAF 2021,Dit Mutu Kemkes Dr.TB Rachmat Sentika Sp.A.,MARS
Penyelenggaraan UpayaKesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)
Daripasienmasukmendaftar, diperiksa, mendapatlayananklinissampaidirawatataupulang
3.2 Pengkajian, 3.4 Pelayanan 3.10 Penyelenggaraan
Rencana anastesi 3.6 Pemulangan Pelayanan
Asuhan, lokal dan dan tindak 3.8 kefarmasian
dan tindakan di lanjut pasien Penyelengga dilaksanakan sesuai
Pemberian Puskesmas dilakukan sesuai raan Rekam dengan ketentuan
Asuhan dilaksanakan dengan prosedur
Medis peraturan perundang-
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan undangan.
secara standar.
paripurna.
3.1 3.3 3.5 3.6 3.8 3.10

3.2 3.4 3.7 3.9


3.7 Rujukan 3.9 Penyelenggaraan
3.1 Penyelenggaraan 3.3 Pelayanan 3.5 Terapi gizi
pelayanan klinis sisrute Pelayanan
mulai dari proses gawat dilakukan
sesuai dengan laboratorium
Tiap Unit penuhi persyaratan PMK
penerimaan darurat kebutuhan 43/2019 dilaksanakan
pasien sampai dilaksanakan pasien dan ▪ Sarana, Tempat sesuai dengan
dengan ketentuan ▪ Prasarana ,Alat ASPAK ketentuan
dengan pemulangan ▪ Tenaga/SDM
peraturan peraturan
dilaksanakan dengan segera ▪ SOP
memperhatikan sebagai perundang- ▪ Sistem Pemantauan perundang-
kebutuhan mutu prioritas undangan Mutu,KP,INM,IPP,Indikator Unit undangan.
pelayanan. pelayanan.
DEFINISI

Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Unit di fasilitas pelayan kesehatan di FKTP yang menyediakan pelayanan


bagi pasien dengan keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis
segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
• Assesmen FASKES TK.I RUJUKAN ONLINE Ruang lingkup
• Penanganan
kasus Di Rujuk ▪ Apa Kasus terbanyak gawat
• Rujukan • Dokter darurat (Gadar) di
Puskesmas
bertindak ▪ Berapa lama pasien di IGD
PKM
▪ Bagaimana Pelayanan
Gadar di Puskesmas
Pcare ▪ Siapa yang menangani
SISRUTE vclaim
Gadar
▪ Alat2,Alkes dan BHP apa yg
Kasus gadar harus disiapkan
▪ Diagnosa apa yg tersering
▪ Rujukan ke sisrute
bagaimana ?

FASKES TK.2 ▪ Trauma,KLL,Patah


tulang,Tidak sadar,
FASKES TK.III
▪ Gadar MATEO,menolong
RS ONLINE bayi bernafas,ibu
selamat
SIRANA
▪ Dehidrasi
P ▪ Gagal nafas,Henti
jantung,gangguan
SISRUTE PSC 119 D C B A jantung,
Rujuk Horizontal Rujuk
SEP ▪ Keracunan dll
FASILITAS/PRASARANA IGD DI PUSKESMAS (ASPAK)
Set Tindakan Medis Gawat Darurat
Tensimeter Gunting bedah Nebulizer Silinder korentang kecil Tabung oksigen Gunting pembalut
jaringan lenkung dan regulator
ujung tajam
Automated Gunting bedah Otoskop Spalk Tempat tidur periksa Gunting benang
External jaringan lurus ujung dan perlengkapannya
Defibrilator tajam
(AED)
Brankar Kait dan kuret serumen Palu refleks Spekulum hidung dan Termometer Handle kaca laring
mata
Collar Brace anak Kanul suction hidung Torniket Stand lamp Timbangan Handle Saklpel
dan dewasa dan telinga
Spekulum telinga Kanul oksigen anak Pinset alat, bengkok Standar infus Timbangan bayi Kursi roda standar
dan dewasa
Doppler Klem arteri bengkok Pinset anatomis Stetoskop Alat ukur Panjang Lampu kepala
dan lurus badan bayi
EKG Klem insrumen Pinset bedah Stetoskop janin Alat ukur tinggi Laringoskop anak
badan dewasa dan dewasa
Forceps Mayp-Hegar Pinset epilasi Suction pump Ari Timer Laringoskop neonatus
alligator,
Bayonet,
magil
Guedel Airway Korentang, Pinset telinga Suction tubes Baki logam tempat Hooked
lengkung, alat steril tertutup
penjepit alat steril
Standar 3.3

Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.


1. Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan sesegera
mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis
untuk penanganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana
triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.(KMK 514/2016,PNPK di Puskesmas)
• Prinsip triase dalam memberlakukan sistem prioritas dengan penentuan atau penyeleksian
pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan penanganan
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk
melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui
udara/airborne.
3.3.1 Elemen penilaian:
1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan
sebagai tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan
prosedur yang ditetapkan. (W,O,S) Triase,Penangan kasus
Gadar, BHD,Stabilisasi,Diagnostik,Kriteria rujukan

2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL,


diperiksa dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai
kemampuan Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di
FKRTL sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur
yang ditetapkan. (D,O) (Sisrute,SPGDT)
Dokumentasikan
dalam rekam medis
D
3.7.1
Selenggarakan Layanan Gawat darurat Puskesmas
Tetapkan Jenis Layanan sesuai
Penyakit tersering di UGD (AI)
Contoh hasil AI Puskesmas
1. Trauma, Wound Toliet
Hecting,Patah tulang,
2. Tidak sadar
3. Gangguan pernafasan
4. Darurat Jantung,Nyeri
Dada,Detak jantung
abnormal,Srangan jantung 1. Tempat nya di
5. Sakit perut hebat IGD,Triase
6. Reaksi alergi sampai syok 2. Prasarana
7. Sesak nafas ,Batuk,Asthma Alat,Alkes,Obat2
8. Darurat diabetes BHP dll,sesuai
9. Infeksi telinga ASPAK Gadar
10. Gangguan ginjal tidak BAK, 3. Tenaga Terlatif dan
11. Hipertensi mampu Gadar
12. Bayi lahir tidak menangis 4. SOP seuai Prosedur
13. Diare akut sampai dehidrasi 5. Indikator mutu
14. Kejang pada Snak dan ibu layanan Gadar
hamil,Epilepsi
Standar Pelayanan Gawat Darurat

▪ Susun sejak
▪ Pasein GD diprioritaskan assesmen dan Perencanaan,Pelaksanaan,Pengawa
pelayanan segera (Triase) san,pengendalian dan Penilaian
▪ Penangan GD sesuai Panduan Praktek klinis ▪ Sesuai dengan Analisas kebutuhan
dari Audit internal tahun
(KMK.514/2015.PNPK FKTP) sesuai referensi sebelumnya,Arahan Pemda
yg dapat dipertanggung jawabkan kab/kota,Usulan masyarakat,
▪ Pasein diidentifikasi sesuai pedoman Situasi lingkungan Puskesmas,
Kewenangan,kebutuhan dan
triase,sesuai peraturan perundangan Kemampuan Puskesmas. Tuangkan
• Prinsip Triase dengan sistem prioritas dengan dalam Rencana Pelayanan Gawat
penentuan atau penyeleksian,mana yg harus darurat Di Puskesmas
didahulukan mendapatkan penanganan sesuai
kebutuhan darurat, mendesak, atau segera,
termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan
gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui
udara/airborne
• Laksanakan Pelayanan Gawat Darurat sesuai
prioritas, Primer assesment
Pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas
UKPP /IGD Selama Pandemi Covid, Juknis Kemkes
AKB
PRINSIP MELAKSANAKAN PENGATURAN FASYAKES DI MASA AKB
1. Pembagian dan pengaturan zona risiko COVID-19 dan pembatasan akses masuk di Fasyankes,
Triage , sk
2. Pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi layanan kesehatan : Telemedicine,IT
3. Registrasi melalui telepon / online. Aplikasi daftar online pasien diminta mengisi kajian
mandiri COVID-19.Digital Transformasi Healath Care, DTO (Digital Transformasi. Office)
4. Layanan telemedicine
5. Rekam medik elektronik PASEIN
PASEIN DIDUGA
6. Sistem pembayaran online / melalui uang elektronik
UGD Covid-19
7. Mengembangkan sistem “drug dispencing”
8. Pengaturan Jam kerja Nakes (6 jam biasanya 8jam)
9. Tempat istirahat khusus, tidak pulang dalam seminggu,makan Tinggi Protein, istirahat cukup

Panduan teknis pelayanan RS saat AKB, Kemkes , Nov 2020


ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Di Puskesmas pada Pandemi Covid-19

ALUR KELUAR

SELAMAT DATANG DI PUSKESMAS

A PENGATURAN ALUR B SKRINING DAN TRIASE C PROTOKOL KESEHATAN

-Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk -Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar gedung dekat -Wajib menggunakan masker bagi petugas dan seluruh
dan pintu keluar berbeda. Jika pintu masuk dan pintu pintu masuk yang memiliki sistem sirkulasi udara natural pengunjung Puskesmas
keluar sama maka dibuatkan pembatas yang tegas -Skrining adalah penapisan pasien berdasarkan gejala ISPA dan -Tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air
antara alur masuk dan alur keluar berupa tali atau Non ISPA mengalir/hand sanitizer
pembatas lainnya -Triase adalah pemilahan pasien berdasarkan di semua lokasi strategis
-Pemisahan alur pasien dengan gejala ISPA dan Non kegawatdaruratan -Menerapkan pengaturan jarak duduk/antri antar
ISPA -Petugas ditempatkan di lokasi dilengkapi dengan alkes dan pengunjung > 1 meter
-Sign/tanda/petunjuk arah pasien sesuai gejala APD sesuai dengan panduan yang berlaku -Jika diperlukan, gunakan pembatas transparan
yang membatasi pasien dan petugas
-Tata cara penggunaan APD sesuai panduan yang
berlaku
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Di Puskesmas pada Pandemi Covid-19

covid19.kemkes.go.id

D PELAKSANAAN KEPATUHAN E PEMANFAATAN F PELAJARI DAN LAKSANAKAN


TERHADAP KEWASPADAAN TEKNOLOGI INFORMASI PANDUAN PELAYANAN
ISOLASI DAN KOMUNIKASI KESEHATAN PADA MASA
-Dilaksanakan terhadap kepatuhan kewaspadaan -Informasi jadwal pelayanan
PANDEMI COVID-19
standar dan kewaspadaan transmisi -Pendaftaran online
-Lakukan sesuai dengan panduan/ peraturan yang -Janji temu untuk mendapatkan pelayanan Panduan pelayanan pada masa pandemi dapat
berlaku kesehatan diunduh di website covid19.kemkes.go.id
-Ruangan harus memenuhi persyaratan ventilasi -Pemberian KIE sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan
sirkulasi udara yang baik (jendela terbuka lebar, -Konsultasi dan pemantauan kesehatan Puskesmas
kipas angin/AC dan exhaust fan dengan posisi secara online
berlawanan arah)
Rekomendasi Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE di
puskesmas Pada masa Pandemi Covid-19

Petugas dengan
thermogun
memeriksa suhu
tubuh semua orang Ruang tunggu Ruang triase Loket pendaftaran
yang masuk pasien dengan pasien dengan pasien ISPA dan Non
Puskesmas gejala ISPA gejala ISPA ISPA dipisah

Penggunaan
pembatas
transparan

Ruang tunggu
pasien
Non ISPA

Tali pembatas
dan tanda alur
satu arah

Skrining dilakukan di depan pintu teras Puskesmas.


Ada pemisahan alur pasien yang bergejala ISPA dan Non ISPA, termasuk pemisahan area ruang tunggu dan
loket pendaftaran. Ruang pemeriksaan khusus ISPA/COVID-19 ditempatkan di dalam gedung dekat pintu
masuk.
Rekomendasi Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE di
puskesmas Pada masa Pandemi Covid-19

PUSKESMAS
R. TINDAKAN &
Ruang tunggu pasien Non ISPA di dalam GAWAT
gedung DARURAT
RUANG
PEMERIKSAAN
PA SIEN
KHUSUS
DE N GA N GE JALA

ISPA

Ruang triase dan tata laksana pasien dengan gejala ISPA


Ruang tunggu pasien
dengan gejala ISPA di luar gedung

Skrining dilakukan di
luar gedung Menerapkan sistem alur
Puskesmas masuk/keluar satu arah

PINTU MASUK PINTU KELUAR

Pada Puskesmas dengan luas bangunan yang terbatas,


ruang pemeriksaan khusus ISPA/COVID-19 ditempatkan di luar
gedung.
Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE dan deteksi Dini di
puskesmas Pada masa Pandemi Covid-19

Ruang Pelayanan
(R. Pengobatan, Gigi, KIA dll)

Ruang
RS
Tungg Tata Laksana
Tidak u
PULANG
Skrining
Suhu, gejala ISPA,
riwayat kontak dan
riwayat perjalanan R. Laboratorium R.
Farmasi
Ya Jika diperlukan pelayanan laboratorium dan farmasi, petugas
Puskesmas mendatangi Ruang Pemeriksaan Khusus

Bukan Gadar Karantina/


Bukan
Isolasi
Ruang Pemeriksaan Khusus * Kasus
COVID-19
PASIEN TIBA
DI PUSKESMAS Kontak
Triase dan Tata Laksana Erat

Gadar Gejala
Ringan
Kasus COVID-19 Suspek/ Gejala RS DARURAT
‘Notifikasi ke Dinkes” Konfirma Sedang
si Gejala RS RUJUKAN
Berat
R. Gadar / R. Tindakan

Tata Laksana
Skrining, PULANG
Kasus COVID-19
Keterangan: Triase
* Ruang Pemeriksaan Khusus adalah ruang tempat Pasien Tata Laksana
pelayanan bagi yang bergejala ISPA/kasus Bukan Kasus COVID-19 RS
COVID-19, mulai dari pasien menunggu untuk dilakukan
triase sampai pada tata laksananya.
Komponen Pelayanan Gawat darurat Regulasi /Kebijakan Pelayanan
1. Persyaratan : Pasein identitas Alat Kesehatan dan lainnya Gawat darurat
KTP/KK,kartu BPJS,Kartu 1. Tabung Oksigen 1. PMK 43/2019 tentang
Berobat,dll 2. Bed pasien Puskesmas
2. Sistem mekanisme prosedur: 3. Kursi roda 2. PMK 52/2016 Pelaksanaan
Pasein 4. EKG Program JKN
datan,Assesmen,tangani,Keluarg 5. Stetoskop 3. KMK 514/2015 tentang
a 6. Sterilisator Pedoman Nasional Panduan
daftar,Stabilisasi,Dipulangkan,Ob 7. Basic set Minor Klinis di FKTP
servasi,Dirujuk sesuai kebutuan 8. Handscoon 4. PMK 44/2016 tentang
3. Jangka waktu : 15 sd 30 menit 9. BHP Manajemen Puskesmas
(Respon time UGD) 10. Pulse oximeter 5. PMK 46/2016 tentang
4. Biaya : Pasie BPJS Tidak dipungut 11. Termogun Akreditasi Puskesmas
biaya,Pasein umum Sesuai Tarif 12. Lamp emergensi 6. Per Bupati/Waikota Tarif
Perbup setempat 13. Ambu bag Puskesmas
5. Produk layanan : Penanganan 14. Kotak Emergensi,
Pasein Obat,infus,Abocat,Spalk,Verban
GD,Penunjang,Obat2an,layanan elastis, dll sesuai keutuhan Ketenagaan
rujukan ,Ambulance 15. Meja administrasi,Pendaftaran 1. Dokter umum
6. Pelayanan pengaduan dan ,Sisrute dll ,Sertifikat,ATLS,ACLS.
saran : email/HP/Telpon/Petugas 2. Perawat, BLS,Pra hospital,
UGD Puskesmas SGPDT,PSC
3. Tenaga Adinistrasi
IGD Puskesmas Tebet

IGD NON COVID :


LOKASI : DALAM GEDUNG AKSES MASUK PINTU
IGD DIBAGI DALAM DUA TEMPAT :
SAMPING. UKURAN 4X6M. 2 BED
IGD COVID : KRITERIA PASIEN :
LOKASI : TENDA COVID DI DEPAN PASIEN TANPA GEJALA BATUK/PILEK DISERTAI
PUSKESMAS 3,5 X 8 METER DEMAM, ATAU DENGAN KELUHAN DEMAM
KAPASITAS : 3 BED NAMUN DISERTAI HASIL SWAB PCR (-)/ SWAB
KRITERIA PASIEN : PASIEN ANTIGEN (-) YANG DATANG DALAM KONDISI
GAWAT DARURAT
CONFIRMED/PROBABLE/SUSPEK
KEGAWATDARURATAN MATERNAL
COVID DENGAN KONDISI KELEMAHAN :
EMERGENSI RUANGAN IGD YANG KECIL MENYEBABKAN
KEKURANGAN IGD COVID : MASIH JUMLAH PASIEN YANG DAPAT TDITANGANI
MENGGUNAKAN TENDA SEHINGGA TERBATAS DAN RUANG GERAK PETUGAS TIDAK
MASIH ADA SEDIKIT LELUASA
LOKASI RUANG BERSALIN YANG TERPISAH LEBIH
KETIDAKNYAMANAN TERUTAMA
DARI 2 KM DARI IGD PUSKESMAS MENYEBABKAN
SAAT MUSIM HUJAN PELAYANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL
TIDAK OPTIMAL
Alur Pelayanan Penanganan Kasus Gadar di Puskesmas tebet
Alat,Alkes ,Tenaga ,SOP dan Indikator mutu IGD

Ada 28 SOP Pelayanan Gawat darurat


SOP disesuaikan dgn Kebijakan Terkini
SOP yg belum ada :Pelayanan Emergensi
Covid;Pelayanan Emergensi Maternal dan
Neonatal

DOKTER : Indikator Mutu Pelyanan IGD :


JUMLAH 7 ORANG PERSENTASE PASIEN GAWAT DARURAT
MEMILIKI SERTIFIKAT ATLS DAN ACLS YANG DILAKUKAN TRIASE DAN
PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN KEGAWATDARURATAN COVID DITANGANI (TARGET 100 %)
PERAWAT : Indikator Keselamatan pasien :
JUMLAH 7 ORANG PEMASANGAN LABEL INFUS PADA PASIEN
MEMILIKI SERTIFIKAT BTCLS YANG DIOBSERVASI DI PUSKESMAS DAN
PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN KEGAWATDARURATAN COVID PASIEN YANG DIRUJUK (TARGET 100%)
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19 hampir sama
dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis

Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh
(myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare

Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
Pengenalan Syok Mengenali Tanda & Gejala Anafilaktik

Anafilaktik Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada
dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita.

Reaksi anafilaktik adalah reaksi


hipersensitifitas generalisata atau sistemik
Tanda Awal
yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30
Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema) menyeluruh dan gatal
menit sesudah suntikan) serius dan
(urtikaria) dengan obstruksi jalan nafas atas dan/atau bawah. Pada kasus berat
mengancam jiwa. dapat terjadi keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.

Biasanya melibatkan beberapa sistem


tubuh, tetapi ada juga gejala-gejala yang
terbatas hanya pada satu sistem tubuh Penurunan Kesadaran & Denyut Nadi
(contoh: gatal pada kulit). Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal anafilaktik, ini hanya terjadi
sebagai suatu kejadian lambat pada kasus berat.
Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada keadaan pingsan,
tetapi tidak pada keadaan anafilaktik.
yang juga menjadi risiko pada setiap
pemberian obat atau vaksin.

Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat Gejala Klinik


menimbulkan syok yang disebut sebagai Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai dengan berat-ringannya reaksi
syok anafilaktik. antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat
berupa syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan
respirasi.
Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan
cepat dan tepat & setiap petugas pelaksana
vaksinasi harus sudah kompeten dalam Tatalaksana
menangani reaksi anafilaktik. Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya
di tempat kejadian, dan setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
Tanda Dan Gejala Anafilaktik
Penanganan Syok
Anafilaktik
11. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi
denyut jantung, frekuensi pernafasan, denyut
nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap
pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan
detail tersebut juga dibawa bersama pasien
ketika dirujuk.

12. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas,


sehingga pasien tersebut tidak boleh lagi
mendapatkan jenis vaksin tersebut.
Tindak Lanjut

Penanganan yang cepat dan tepat


• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi
adrenalin dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart
failure), hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak
tepat.

Rencana Tindak Lanjut:

a. Mencatat penyebab reaksi anafilaktik di


rekam medis serta memberitahukan kepada
pasien dan keluarga.

b. Jangan memberikan vaksin yang sama pada


Vaksinasi berikutnya
LANGKAH RUJUK DARI UKM KE UKP OBATI PENYAKIT LAIN NYA
PENANGANAN BILA BERAT KE RSUD SPESIFIK PROSES (TBC) 3 dari 6, INH 10 MG/KG MDT
STUNTING
GIZI BURUK ,KURANG,PENYAKIT LAIN GIZI BURUK,KURANG BERIKAN PKMK 2 BULAN (1
KMK 514/2015 No 79 ,INA CBGS Botol) Tanpa merubah pola makan
E 410,411,412
TATA LAKSANA GANGGUAN GIZI
TIMBANG DAN UKUR BB DAN TB PMK 29/2019
PSG/EPBGEM/PISPK/POSYANDU ?
PETA WILAYAH SETEMPAT, PILAH
KIS/NON KIS

LANGKAH PUSKESMAS TANGGULANGI STUNTING BATITA GIZI BURUK DAN KURANG


SINERGITAS UKM KE UKP, GUNAKAN TATA LAKSANA KMK 29/2019.
INTERVENSI SPESIFIK BATITA GIZI BURUK DAN KURANG
INTERVENSI SENSITIF YANG LIBATKAN LINTAS SEKTOR DAN LINAS PROGRAM TERUS LAKSANAKAN
BIDAN DESA DAN PERAWAT DESA DILATIH NYUSUN KAK AKSI STUNTING UNTUK DESA

30
INTERVENSI SPESIFIK STUNTING DI PUSKESMAS -
- SINERGITAS UKM DAN UKP, GUNAKAN
TATALAKSANA GANGGUAN GIZI
LANGKAH GIZI KURANG , GIZI BURUK, GAGAL TUMBUH
PENANGANAN DAN BALITA YANG PENDEK DAN SANGAT
STUNTING PENDEK,
PKMK/PMK 29/2019
SISTEM RUJUKAN

RSKhusus Ibu dan Anak


RSRujukan Nasional
KEWENANGAN RS RSRujukan Provinsi
FASYANKES KelasA
Rujukan berbasis • Kewenangan ? PP47/21 RSRujukan Regional
kompetensi Pelayanan (Severity RSKELASB, C, D
penanganan Level) RSdi WilayahKab/Kota
Berjenjang sesuai
penyakit Ketersediaan Layanan
• SDM
Stunting yang dimiliki

Gangguan Gizi • SaranaPrasarana dan


Alat Kesehatan
FKTP
• Penunjang
Diagnosa
• Obat-Obat PENTING:
• ASASPORTABILITAS
PP47/21 menghilangkan sekat antar kelas RS • KOMPETENSI FASYANKES
• KOMUNIKASI RUJUKAN
Akan segera diimplementasikan.
6
Standar 3.9

Penyelenggaraan Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.
3.9.1 Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan.
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosedur
pelayanan laboratorium yang mengatur tentang:
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar
jam kerja
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
3.9.1 Elemen Penilaian:

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis
pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan jika
reagen tidak tersedia. (D, W)
3. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a sampai dengan i,
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W)
4. Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal terhadap
pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan (D,O,W)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium.
(D,W)
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang
Penilaian dibutuhkan

1 3.9.1 1 -SK Pelayanan Laboratorium yang mengatur jenis-jenis Form hasil


pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan pemeriksaan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu laboratorium
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan mencantumkan nilai
laboratorium yang berisiko tinggi, proses permintaan normal dan nilai
pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan rentang rujukan
penyimpanan specimen,pelayanan pemeriksaan di luar jam
kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang
menyediakan pelayanan di luar jam kerja, proses pemeriksaan
laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan
laboratorium, penggunaan alat pelindung diri, pengelolaan
reagen dan terutama menetapkan nilai normal, rentang nilai
rujukan dan nilai kritis
- Pedoman pelayanan laboratorium
- SOP pelayanan laboratorium seperti permintaan,
penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen,
pengelolaan reagen, pelaksanaan pemeriksaan, dan
penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang
membutuhkan, serta pengelolaan limbah medis dan bahan
berbahaya dan beracun (B3).
Contoh Jenis pemeriksaan lab yang
ditetapkan dalam SK
3.9.1 Elemen Penilaian:

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis
pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan jika
reagen tidak tersedia. (D, W)
3. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a sampai dengan i,
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W)
4. Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal terhadap
pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan (D,O,W)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium.
(D,W)
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang dibutuhkan
Penilaian

2 Bukti penyimpanan dan pelabelan


reagensia sesuai dengan regulasi
(check list), bukti perhitungan
kebutuhan reagensia termasuk
buffer stock, bukti pemesanan
reagensia, check list monev
ketersediaan reagensia
Yang perlu diperhatikan di Laboratorium

• Simbol dan pelabelan reagensia B3


• Penyimpanan Reagensia B3
• Ketersediaan MSDS untuk tiap
reagensia B3
• Yang dilakukan jika terjadi
tumpahan
• Yang dilakukan jika terjadi
pajanan
Label B3
Nama B3/Nama dagang
Nama B3 (Komposisi,
No.CAS/No.UN)

Kata Peringatan

Informasi tindakan penanganan

Pernyataan bahaya:
Keterangan tambahan -Klasifikasi B3
- Fisik, kesehatan dan lingkungan
Identitas pemasok
Contoh Material Safety Data Sheet (MSDS)
3.9.1 Elemen Penilaian:

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis
pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan jika
reagen tidak tersedia. (D, W)
3. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a sampai dengan i,
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W)
4. Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal terhadap
pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan (D,O,W)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium.
(D,W)
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang dibutuhkan
Penilaian

3 Hasil monev kepatuhan terhadap


prosedur pelayanan lab dan TL,
bukti monitoring penggunaan APD
dan TL
No Hasil Monitoring Hasil Evaluasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Hasil Keterangan

1. Terdapat reagen Tidak dilakukan Sosialisasi 10 Mei 2021 Dilakukan Evaluasi hasil
KOH 10% dan kit FIFO ulang sosialisasi oleh monitoring
kolesterol yang pengelolaan PJ Lab terhadap pengelolaan
expired dan seluruh tenaga reagen
penyimpanan teknis lab
reagen
2. Petugas lab tidak
melepaskan sarung
tangan selama satu
hari penuh
3. Petugas masih
melakukan
recapping
3.9.1 Elemen Penilaian:

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis
pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan jika
reagen tidak tersedia. (D, W)
3. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a sampai dengan i,
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W)
4. Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal terhadap
pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan (D,O,W)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium.
(D,W)
No Kriteri Eleme Regulasi yang disusun Dokumen yang
a n dibutuhkan
Penilai
an
4 Bukti pelaksanaan
PMI dan PME
Bukti pelaksanaan
perbaikan bila
terjadi
penyimpangan
Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan
mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilakukan
perbaikan jika terjadi penyimpangan
3.9.1 Elemen Penilaian:

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis
pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan jika
reagen tidak tersedia. (D, W)
3. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a sampai dengan i,
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W)
4. Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal terhadap
pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan (D,O,W)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium.
(D,W)
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang
Penilai dibutuhkan
an

5 Form hasil
pemeriksaan
laboratorium
Hasil pemantauan
pelaporan hasil
pemeriksaan
laboratorium
Indikator Mutu SDM
LABORATORIUM ▪ Prosentase waktu tunggu hasil ▪ ATLM ( Ahli Teknologi Laboratorium Medik D3
PUSKESMAS ▪ Lab.hematologi rutin cito dan kimia darah cito ≤ Analis Kesehatan ( 6 org)memiliki STR dan SIP
60 menit 100%
KECAMATAN TEBET ▪ Indikator Keselamatan Pasien
▪ Tepat Identifikasi Pasien 100%
❖Ruangan Sampling (Pra Analitik) ❖Proses Analitik ❖Pasca Analitik (Validasi)

❖SOP SOP
a) Sop Pelayanan Laboratorium Sop Pemeriksaan laboratorium beresiko
Sarana dan Prasarana ▪ Rotator b) Sop Penerimaan Spesimen tinggi
Sop Pemantauan waktu penyampaian hasil
▪ Printer ▪ Mixer c) Sop Pengelolaan reagen pemeriksaan laboratorium pasien
▪ Komputer d) Sop Perbaikan Instrumen
▪ Mikropipet e) Sop Pelaporan Nilai Kritis
urgen/gawaat darurat (Cito)
Sop Pemantauan pelaksanaan Prosedur
▪ Hematologi Analyzer ▪ Alat gula strip f) Sop Pemantapan Mutu laboratorium
▪ Clinical chemistry ▪ AC g) Sop Pemantauan Alat pelindung diri Sop Pengelolaan Limbah
▪ Mikroskop ▪ Kulkas h) Sop Pelaksanaan, Diklat Prosedur baruSop Penggunaan alat pelindung Diri
i) Sop Bahan, berbahaya, peralatan baruSop Distribusi reagensia
▪ Centrifuge ▪ Alat LED Sop Rujukan laboratorium
Terima Kasih
Selamat Berkarya
Tetap Sehat - Tetap Semangat

Anda mungkin juga menyukai