Anda di halaman 1dari 23

1

2023

SOP
(STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR)
Pemeriksaan Fisik Paru
Oleh:
Eka Yudha Chrisanto, S.Kep.,Ners.,M. Kep

NAMA:
NPM:

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
STANDAR OPERASIONAL PRESEDUR (SOP)Lampung
Provinsi

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


2

PEMERIKSAAN FISIK PARU

Definisi Tindakan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan cara
anamnesa, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada sistem pernapasan.
Indikasi 1. Pasien baru
2. Pasien dengan gangguan sistem pernapasan
3. Pasien dalam keadaan tirah baring lama
4. Evaluasi setelah dilakukan tindakan
Tujuan 1. Mengetahui adanya keluhan yang berhubungan dengan gangguan sistem
pernapasan.
2. Mengetahui frekuensi, irama dan suara pernafasan.
3. Mengetahui bentuk dan kesimetrisan ekspansi dada.
4. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan dan taktil fermitus.
5. Mengetahui keadaan jalan napas, alveoli dan rongga pleura.
6. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain disekitarnya.
Alasan 1. Pasien baru
2. Pasien dengan gangguan sistem pernapasan
pemberian
3. Pasien dalam keadaan tirah baring lama
4. Evaluasi setelah dilakukan tindakan
Prinsip Bersih
tindakan
Persiapan 1. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
pasien
Peralatan 1. Sarung tangan
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Masker
5. Penggaris dalam Centimeter
6. Selimut
7. Spidol dan Buku

TAHAP PRE INTERAKSI


Mengecek rencana tindakan medik/keperawatan
Menyiapkan alat: Stetoskop, tensimeter, selimut, bolpoin, buku catatan
Kesiapan Perawat Melakukan Tindakan
Cuci tangan
TAHAP ORIENTASI
Memberi salam dan memperkenalkan diri
Mengenalkan tujuan dan prosedur tindakan
Memberi Kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
INSPEKSI thorak

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


3

Inspeksi thorak
- hitung frekuensi pernafasan dalam 1 menit penuh. Orang dewasa normal
bernapas
dengan frekuensi 12 sampai 20 kali/menit
- perhatikan pola pernapasan. Harus seimbang, terkoordinasi, dan teratur
- perhatikan diafragma dan otot intercostal ketika sedang bernafas
Periksa toraks bagian belakang dan depan
- Lihat diameter toraks, dari depan lke belakang. Ukuran seharusnya sekitar
setengah
dari lebar toraks
- Perhatikan kesimetrisannya
- Perhatikan apakah ada massa, jaringan parut, atau perubahan warna pada
kulit yang
menandakan trauma atau operasi.
- Perhatikan batas kosta (sudut antara iga dan sternum pada titik tepat di
atas prosesus
xiphoideus). Sudutnya harus kurang dari 90 derajat pada orang dewasa.
- Perhatikan apakah ada pergerakan dinding toraks paradoks atau yang tidak
sama, yang
menandakan penurunan fungsi dinding toraks y6ang normal.

PALPASI Toraks
Palpasi toraks
- letakkan telapak tangan anda secara ringan diatas toraks
- palpasi untuk mencari apakah ada nyeri tekan, kesejajaran, penonjlan, atau
retraksi
toraks dan sela intercostal
- periksa pasien untuk mencari apakah ada krepitasi
- gunakan bantalan jari-jari tangan anda untuk mempalpasi toraks bagian
depan dan belakang
- rabalah dengan jari-jari anda seluruh sangkar iga dan jaringan parut,
benjolan, lesi, serta
ulserasi apapun. Otot harus terasa padat dan licin.
Pemeriksaan palpasi sistem respirasi dapat dilakukan juga dengan
pemeriksaan
tactil fremitus
- Mintalah pasien untuk menekuk lengannya menyilang toraks
- periksa fremitus taktil dengan menaruh telapak tangan anda secara
perlahan pada kedua
sisi punggung pasien, tanpa menyentuh punggungnya dengan jari-jari
anda.
- Mintalah pasien untuk mengulangi frase " tujuh puluh tujuh" dengan
cukup keras
untuk menghasilkan getaran yang teraba
- Palpasi toraks bagian depan dengan cara yang sama, menggunakan posisi

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


4

tangan yg sama
Pemeriksaan palpasi juga dapat menilai pengembangan dan kesimetrisan
dinding toraks.
- letakkan tangan anda pada toraks bagian depan dinding toraks dengan
jempol anda
saling menyentuh satu sama lain pada sela iga kedua.
- Mintalah pasien untuk menarik napas dalam. Jempol akan terpisah secara
bersamaan
dan seimbang dalam jarak beberapa sentimeter dari sternum
- Ulangi pengukuran pada sela iga kelima dan pada bagian belakang toraks
di dekat
iga kesepuluh

PERKUSI (perkusi toraks)


- Hiperekstensikan jari tengah tangan kiri anda, jika anda menggunakan
tangan kanan
atau jari tengah tangan kanan anda, jika anda menggunakan kiri
- Letakkan jari tengah anda dengan sedikit ditekan pada toraks pasien
- Gunakan ujung jari tengah dari tangan anda yang dominan untuk
mengetuk jari
tengah tangan anda yang lainnya tepat di bawah sendi distal (yg terjauh)
- ikuti urutan perkusi standar pada dinding toraks depan dan belakang..
Penggunaan
urutan ini membantu membedakan antara bunyi normal dan abnormal pada
paru-paru
pasien.
- Bandingkan getaran suara dari satu sisi dengan sisi lainnya ketika anda
memeriksa. Bunyi
perkusi yang berbeda terdengar pada area toraks yang berbeda.
- bunyi perkusi: Kedataran (flat), pekak (dull), sonor/resonan, hipersonor,
timpani
Pergerakan diafragma
- Mintalah pasien untuk menghembuskan napas
- Perkusi punggung pada satu sisi untuk mengetahui lokasi batas atas
diafragma (titit
dimana resonansi paru-paru normal berubah menjadi pekak/dull
- Tandai daerah yang menunjukkan posisi paru-paru pada saat ekspirasi
penuh pada sisi
punggung tersebut
- Mintalah pasien untuk menarik napas sedalam mungkin
- Perkusi punggung sampai anda mengetahui lokasi diafragma
- Tandai daerah tersebut
- Ulangi prosedur ini pada punggung sisi yang lain
- Gunakan penggaris atau pita ukur untuk menentukan jarak antara kedua
daerah tadi.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


5

Normalnya jarak tadi berkisar antara 3 sampai 5 cm harus sama pada sisi
kanan maupun kiri.

AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan stetoskop dimana bagiannya:
Bell type : untuk mendengar nada-nada yang lebih rendah
Bowel atau membran type : untuk nada-nada yangn lebih tinggi.
Posisi penderita sebaiknya duduk
Kalau pasien tidak bisa duduk, auskultasi dapat dilaksanakan dalam posisi
tidur
Pasien sebaiknya disuruh bernapas dengan mulutnya karena pernapasan
hidung
mengubah nada bunyi pernapasan
Perhatikan apakah bunyi muncul ketika pasien menarik napas,
menghembuskan napas,
atau keduanya.
empat jenis bunyi pernapasan:
- Vesikuler: memanjang selama inhalasi dan memendek selama ekspirasi
- bronkial : terdengar keras ketika pasien menghembuskan napas; tidak
kontinyu
- trakeal: terdengar sangat keras ketika pasien menarik atau
menghembuskan napas
- bronkovesikuler: terdengar sedang ketika pasien menarik atau
menghembuskan napas
secara kontinyu
BUNYI SUARA
- Periksa fremitus vokal pasien (bunyi suara yg timbul sebagai akibat dari
getaran toraks
yang terjadi ketika pasien berbicara.
- Adapun Suara tambahan:
Bronkoponi:
- Mintalah pasien untuk mengucapkan " tujuh puluh tujuh"
Pada jaringan yang normal, kata-kata tadi terdengar samar
- Pada area konsolidasi, kata-kata tadi terdengar keras dan jelas secara tidak
wajar
Egofoni:
- Mintalah pasien untuk mengucapkan heruf "E"
- Pada jaringan yang normal, bunyinya terdengar samar
- Pada jaringan konsolidasi, akan terdengar seperti huruf A.
Pectoriloquy:
- Mintalah pasien untuk membisikkan "1,2,3"
- Pada jaringan yang normal, angka-angka tadi hampir tidak dapat
dibedakan
- Pada area konsolidasi, angka-angka tadi dapat terdengar keras dan jelas

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


6

TAHAP TERMINASI
Mengobservasi reaksi klien
Membuat Kontrak selanjutnya
Mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan keperawatan
1.
Reference  Ardiatna, Wuwus, Hidayat, Siddiq Wahyu, Sadrach, Junaid Asep, Hidayat,
Rahmat. (2018). Analysis Of Defibrillation Energy Effect On
Electrocardiograph (Ecg). Teknologi Indonesia 36 (3) 2013: 136–141 LIPI
Press: Kawasan Puspitek Serpong
 Rosyidi, Kholid. 2018. Prosedur Praktek Keperawatan. Jilid 2.
Transinfomedia: Jakarta
 Roth, Joseph J and John M. Brown. (2015). Introduction to biomedical
equipment technology, fourth edition , prentice Hall, Upper Saddler River,
New Jersey, Columbus Ohio
 MANCINI, Mary E. 2017. Pedoman praktis prosedur keperawatan darurat
pocket manual of emergency nursing procedures / Mary E. Mancini R.N,
Jakarta : EGC
 Rosyidi, Kholid. 2018. Prosedur Praktek Keperawatan. Jilid 2.
Transinfomedia: Jakarta

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


7

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

1. INSPEKSI THORAK
a. Perhatikan pernapasan pasien:
‐ Hitung ferkuensi pernapasan dalam 1 menit penuh. Orang dewaa normalnya bernapas
dengan ferkuensi 12-20 x/menit.
‐ Perhatikan pola pernapasan. Harus seimbang, terkoordinasi dan teratur.
‐ Perhatikan diafragma dan otot interkostal ketika sedang bernapas. Penggnaan otot-otot
tambahan yang sering dapat merupakan tanda adanya gangguan pernapasan, khususnya
bila pasien mencucurkan bibirnya ketika bernapas.
b. Periksa toraks bagian belakang dan depan:
‐ Lihat diameter toraks, dari depan ke belakang, Ukuran seharusnya sekitar setengah dari
lebar toraks.
‐ Perhatikan kesimetrisannya.
‐ Perhatikan apakah ada massa, jaringan parut, atau perubahan warna pada kulit yang
menandakan trauma atau operasi.
‐ Perhatikan batas kosta (sudut antara iga dan sternum pada titik tepat di atas prosesus
xipoideus). Sudutnya harus kurang dari 90 derajat pada orang dewasa.
‐ Perhatikan apakah ada pergerakan dinding toraks paradoks atau yang tidak sama, yang
menandakan penurunan fungsi dinding toraks yang normal.
c. Gunakan patokan tempat untuk membantu mendeskripsikan lokasi hasil penemuan
pemeriksaan anda.
Gambar Mengidentifikasi patokan lokasi bagian-bagian paru.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


8

2. PALPASI TORAKS
a. Letakkan telapak tangan anda secara ringan di atas toraks harus terasa halus, hangat, dan
kering
b. Palpasi untuk mencari apakah ada nyeri tekan, kesejahteraan, penonjolan, atau retraksi
toraks dan sela interkosta. Palpasi yang lembut tidak menyebabkan pasien merasa sakit.
c. Periksa pasien untuk mencari apakah ada krepitasi, khususnya disekitar lokasi drainase.
Ulangi prosedur ini pada bagian punggung pasien.
d. Gunakan bantalan jari-jari tangan Anda untuk mempalpasi toraks bagian depan dan
belakang.
e. Rabalah dengan jari-jari Anda seluruh sangkar iga dan jaringan parut, benjolan, lesi, serta
ulserasi apapun. Otot harus terasa padat dan licin.
f. Perhatikan suhu, turgor, dan kelembaban kulit.
Gambar Palpasi toraks:

g. Fremitus taktil
‐ Mintalah pasien untuk menekuk lenganya menyilang toraks.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


9

‐ Periksa fermitus taktil dengan menaruh telapak tangan anda secara perlahan pada kedua
sisi punggung paisen, tanpa menyentuh punggungnya dengan jari-jari anda.
‐ Mintalah pasien untuk mengulangi frase “tujuh puluh tujuh” dengan cukup keras untuk
menghasilkan getaran yang dapat teraba.
‐ Palpasi toraks bagian depan dengan cara yang sama, menggunakan posisi tangan yang
sama
GAMBAR PEMERIKSAAN FREMITUS FOKAL

h. Kesimetrisan dan pengembangan:


‐ Letakkan tangan anda pada toraks bagian depan dinding toraks dengan jempol anda
saling menyentuh satu sama lain pada sela iga kedua.
‐ Mintalah pasien untuk menarik napas dalam. Jempol akan terpisah secara bersamaan
dan seimbang dalam jarak beberapa sentimeter dari sternum.
‐ Ulangi pengukuran pada sela iga kelima dan pada bagian belakang toraks di dekat iga
kesepuluh.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


10

‐ GAMBAR Mengevaluasi kesimetrisan pengembangan dinding toraks dari belakang:

3. PERKUSI TORAKS
a. Hiperekstensikan jari tengah tangan kiri anda, jika anda menggunakan tangan kanan, atau
jari tengah tangan kanan anda, jika anda menggunakan kiri.
b. Letakkan jari tengah anda dengan sedikit ditekankan pada toraks pasien.
c. Gunakan ujung jari tengah dari tangan anda yang dominan untuk mengetuk jari tengah
tangan anda yang lainnya tepat di bawah sendi distal (yang terjauh).
GAMBAR PERKUSI TORAKS

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


11

d. Ikuti urutan pekusi standar pada dinding toraks depan dan belakang. Penggunaan urutan ini
membantu membedakan antara bunyi normal dan abnormal pada paru-paru pasien.
e. Bandingkan getaran suara dari satu sisi dengan sisi yang lainnya ketika anda memeriksa.
Bunyi perkusi yang berbeda terdengan pada area toraks yang berbeda.

BUNYI PERKUSI
BUNYI PENJABARAN MAKNA KLINIS
Kedataran (Flat) Pendek, ringan, bernada Adanya konsolidasi,
tinggi, sangat tumpul, atelektasis dan efusi pleura
ditemukan di paha. yang luas.
Pekak (dull) Intensitasnya dan nadanya Ada area yang padat
sedang, durasinya sedang, seperti pada pneumonia
bunyinya seperti gedebuk,
ditemukan di hati.
Sonor/ resonan Nyaring, bernada rendah Jaringan paru normal,
bronkitis.
Hipersonor Lebih nyaring, bernada Paru-paru yang
lebih rendah, seperti hiperinflasi, seperti pada
perkusi pada lambung empisema dan
pneumotoraks.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


12

Timpani Sangat nyaring, bernada Ada kumpulan udara,


tinggi, musikal, seperti seperti gelembung udara
drum, ditemukan pada pipi pada lambung, udara pada
yang menggembung. usus, atau pneumotoraks
luas.

GAMBAR urutan perkusi

f. Pergerakan Diafragma
‐ Mintalah pasien untuk menghembuskan napas
‐ Perkusi punggung pada satu sisi untuk mengetahui lokasi batas atas diafragma (titik
dimana resonansi paru-paru normal berubah menjadi pekak/dull).
‐ Tandai daerah yang menunjukkan posisi paru-paru pada saat ekspirasi penuh pada sisi
punggung tersebut.
‐ Mintalah pasien untuk menarik napas sedalam mungkin.
‐ Perkusi punggung sampai anda mengetahui lokasi diafragma.
‐ Tandai daerah tersebut.
‐ Ulangi prosedur ini pada punggung sisi yang lain.
‐ Gunakan penggaris atau pita ukur untuk menentukan jarak antara kedua daerah tadi.
Normalnya jarak tadi berkisar antara 3-5 cm. Harus sama pada sisi kanan maupun kiri.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


13

GAMBAR mengukur pergerakan diafragma/”Peranjakan”

4. AUSKULTASI
a. Auskultasi paru dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada perkusi toraks
b. Bedakan antara bunyi pernapasan normal dengan yang tidak normal dengan menekan
diafragma dari stetoskop pada kulit.
c. Dengarkan inspirasi penuh dan ekspirasi penuh pada setiap sisi sesuai urutan.
d. Mintalah pasien untuk bernapas melalui mulutnya karena pernapasan hidung mengubah
nada bunyi pernapasan. Jenis bunyi tergantung dan mana anda mendengarnya.

GAMBAR tempat mendengarkan bunyi pernapasan normal:

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


14

e. Bunyi pernapasan:
‐ Golongan setiap bunyi yang anda dengar menurut intensitas, lokasi, nada, durasi, dan
karakteristik.
‐ Perhatikan apakah bunyi muncul ketika pasien menarik napas, meghembuskan napas,
atau keduanya. Ingat untuk membandingkan variasi suara dari satu sisi ke sisi lainnya.
‐ Anda akan mendengar empat jenis bunyi pernapasan pada paru-paru yang normal:

N BUNYI PERNAPASAN
O
1 Vesikuler Memanjang selama inhalasi dan memendek selama
ekspirasi
2 Bronkial Terdengar keras ketika pasien menghembuskan napas;
tidak kontinyu
3 Bronkovesikular Terdengar sedang ketika pasien menarik atau
menghembuskan napas secara kontinyu.

f. Memahami sifat bunyi pernapasan normal

Memahami Sifat Bunyi Pernapasan Normal


Bunyi Pernapasan Sifat Rasio Inspirasi- Lokasi
Ekspirasi
Trakeal Kasar, bernada I = E Diatas lekukan
tinggi supra klavikular, di
trakea
Bronkial Nyaring, bernada I < E Tepat diatas
tinggi klavikula pada
setiap sisi sternum,
pada manubrium.
Brongkovesikular Kurang nyaring dan I = E Di sebelah sternum,
nadanya sedang di antara scapula
Vesikular Halus, bernada I > E Bagian paru lainnya

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


15

rendah

a. GAMBAR Memahami sifat bunyi pernapasan normal

b. Bunyi Suara:
- Periksa fremitus vokal pasien (bunyi suara yang timbul sebagai akibat dari getaran
toraks yang terjadi ketika pasien berbicara). Penghantaran bunyi suara yang abnormal
dapat terjadi pada area yang mengalami konsolidasi atau infiltrasi.
c. Periksa Bronkofoni
- Mintalah pasien untuk mengucapkan “Tujuh puluh tujuh”.
- Pada jaringan yang normal, kata-kata tadi terdengar samar.
- Pada area konsolidasi, kata-kata tadi terdengar keras dan jelas secara tidak wajar.
d. Periksa egofoni
- Mintalah pasien untuk megucapkan huruf E.
- Pada jaringan yang normal, bunyinya terdengar samar.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


16

- Pada jaringan konsolidasi, akan terdengar seperti huruf A.

e. Periksa pectoriloquy yang dibisikkan:


- Mintalah pasien untuk membisikkan “123”
- Pada jaringan yang normal, angka-angka tadi hampir tidak dapat dibedakan
- Pada area konsolodasi, angka-angka tadi dapat terdengar keras dan jelas
GAMBAR Memeriksa resonan vokal dengan auskultasi:

5. KELAINAN DINDING TORAKS


a. Dada Gentong:
- Ditandai dengan bentuk toraks yang bundar dan membusung yang tidak wajar, disertai
dengan diameter dari depan ke belakang yang lebih besar dan normal.
- Disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik, yang menandakan bahwa paru-paru
telah kehilangan elastisitasnya dan diafragma mendatar.
- Disertai oleh kifosis tulang belakang toraks, iga-iga yang mendatar ketimbang
tangensial, dan sudut sternum yang menonjol.
b. Dada corong/funnel chest (pectus exacavatum)
- Ditandai oleh cekungan berbentuk corong pada semua atau sebagian dari sternum.
- Dapat menganggu fungsi pernapasan dan jantung.

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


17

- GAMBAR Melihat dada gentong dan dada corong:

c. Dada merpati/Pigeon chest (pectus carinatum


- Ditandai oleh pergeseran sternum yang menonjol keluar melebihi bagian depan perut,
yang meningkatkan diameter toraks dari depan ke belakang.
d. Kifoskoliosis toraks
- Ditandai oleh melengkungnya tulang belakang ke satu sisi dan tulang belakang yang
terputar.
- Dapat menyebabkan kesulitan memeriksa status pernapasan karena rotasinya
menyimpangkan jaringan paru-paru.
- GAMBAR Melihat dada merpati (Pigeon chest) dan kifoskoliosis toraks:

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


18

6. POLA PERNAPASAN ABNORMAL

POLA PERNAPASAN ABNORMAL


Takipneu - Pernapasan dangkal dengan frekuensi pernapasan lebih dari
20x/menit.
- Umumnya dijumpai pada pasien dengan penyakit paru
restriktif; nyeri, demam, sepsis, obesitas, atau kecemasan.

Bradipnea - Penurunan frekuensi pernapasan, biasanya dibawah 10


x/menit, tetapi pernapasannya teratur.
- Dapat terjadi sebagai akibat dari depresi sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh sedasi (obat penenang),
kerusakan jaringan, atau koma diabetikum.
Apnea - Tidak bernapas
- Dapat muncul secara periodic
Hiperpnea - Pernapasan cepat dan dalam
- Dapat terjadi selama atau setelah latihan atau akibat dari
nyeri, kecemasan atau asidosis metabolik.
Kussmaul - Pernapasan mendesah yang dalam dan cepat
- Terjadi pada pasien dengan asidosis metabolik, khususnya

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


19

bila berkaitan dengan ketoasidosis diabetikum.


- Biasanya ditandai dengan frekuensi pernapasan yang lebih
dari 20 x/menit dan bunyi pernapasan yang dipaksakan.
Cheyne-Stokes - Pola teratur dari variasi pada frekuensi dan kedalaman
pernapasan dimana napas yang dalam berselang-seling
dengan periode apnea yang pendek.
- Dijumpai pada pasien dengan gagal jantung, gagal ginjal,
atau kerusakan SSP.
Biot - Pernapasan yang dalam dan cepat yang berselang-seling
dengan periode apnea yang mendadak.
- Merupakan tanda kerusakan SSP yang berat yang
mengancam nyawa.

a. GAMBAR Mengidentifikasi pernapasan takipnea, bradipnea, apnea, dan hiperpnea:

b. Gambar Mengidentifikasi pernapasan kusamaul, cheyn-stokes, dan biot:

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


20

7. BUNYI NAPAS DISKONTINYU YG ABNORMAL


a. Bunyi Derak (Crackles)
- Disebabkan oleh alveoli yang kolaps atau terisi cairan yang membuka pada saat
inhalasi.
- Biasanya tidak hilang dengan batuk,
- Digolongkan sebagai halus atau kasar.
Bunyi Derak halus
- Intermiten
- Non musical
- Halus
- Bernada tinggi
- Bunyi berdetas yang pendek dan berderak
- Terdengar selama inspirasi
Bunyi Derak kasar
- Intermiten
- Keras
- Bernada rendah
- Bunyi air mendidih, berdahak
- Terdengar selama inspirasi awal dan kemungknan selama ekspirasi

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


21

Gambar mengenali bunyi napas diskontinyu yang abnormal:

b. Mengi (Wheezes)
- Bunyi bernada tinggi yang tertdengar pada saat menghembuskan napas, ketika aliran
udara terhambat
- Dapat pula terdengar pada saat inspirasi, jika hambatan aliran udaranya berat
- Tidak berubah dengan batuk
Bunyi Mengi
- Musikal
- Bernada tinggi
- Bunyi bersiul yang nyaring
- Terdengar lebih dominan selama ekspirasi, tetapi dapat pula timbul selama
inspirasi
c. Ronki
- Bunyi mendengar atau menderik bernada rendah yang terdengar pada saat ekshalasi
- Dapat pula terdengar pada saat inhalasi

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


22

- Biasanya berubah atau hilang dengan batuk, ketika cairan menghambat secara parsial
saluran nafas besar.
Bunyi Ronki
- Musikal
- Bernada rendah
- Bunyi mendengkur, merintih.
- Terdengar baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi, tetapi lebih dominan
selama ekspirasi.

Gambar Mengenali bunyi napas kontinyu yang abnormal:

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021


23

Reference
 Ardiatna, Wuwus, Hidayat, Siddiq Wahyu, Sadrach, Junaid Asep, Hidayat, Rahmat.
(2013). Analysis Of Defibrillation Energy Effect On Electrocardiograph (Ecg).
Teknologi Indonesia 36 (3) 2013: 136–141 LIPI Press: Kawasan Puspitek Serpong
 Rosyidi, Kholid. 2013. Prosedur Praktek Keperawatan. Jilid 2. Transinfomedia:
Jakarta
 Roth, Joseph J and John M. Brown. (2001). Introduction to biomedical equipment
technology, fourth edition , prentice Hall, Upper Saddler River, New Jersey,
Columbus Ohio

Doc of Ekiea. Laboratory. SOP. 2021

Anda mungkin juga menyukai