DISUSUN OLEH :
DELVIRA NATALIA. TOBENU
NIM : P00220217008
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Poltekkes Kementerian
Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
Menyetujui
Ketua Program Studi
Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
Kamis pada tanggal 9 Januari 2020
Poso,
Penguji 1
Penguji 2
Penguji 3
Mengetahui Menyetujui
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proposal studi kasus ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih banyak Kepada Kedua Orang Tua Saya Darius Tobenu (Alm) dan Osnim
Tokare, SKM yang telah membesarkan dan mendidik saya sehingga menjadi
seperti sekarang, serta kaka saya Edwin Y.N. Tobenu yang selalu mendukung
dan memberikan nasihat agar saya selalu sabar dan ikhlas selama penyusunan
proposal ini dan berbagai pihak yang telah membantu penulis, kepada:
Palu
dila, opy, noer, sitria, ifa dan ella yang telah memberikan dukungan, motivasi
dan selalu menemani dalam senang maupun susah, sehingga saya dapat
Kasus ini.
dimiliki penulis maka Proposal Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang muncul dan sering diderita khususnya pada lansia. Pada usia lanjut
akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh, oleh sebab itu para
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
terus– menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
dapat menimbulkan berbagai macam tanda dan gejala, salah satunya yaitu
nyeri kepala. Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan
pada seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai
(Sjahrir,2008).
nyeri kepala terutama dibagian belakang kepala pada pagi hari serta pusing
pembuluhh darah yang bisa menaikkan tekanan darah (Herawati, Susilo, &
Lestari, 2014). Hipertensi juga dapat menyebabkan stroke, infark
yaitu dengan terapi masase. Terapi masase adalah salah satu terapi
umum, dipusatkan pada punggung dan bahu, atau dapat dilakukan pada
satu atau beberapa bagian tubuh dan dilakukan sekitar 10 menit masing-
farmakologi untuk menurunkan nyeri dan tekanan darah yaitu terapi pijat
tekanan darah dan perbaikan fungsi tubuh. Dengan terapi pijat (massage),
daya tahan tubuh meningkat sehingga stamina tubuh pun juga meningkat.
Menurut anjani (2016) tekanan yang diberikan oleh gerakan massage pada
jaringan otot dapat mengurangi adhesi jaringan. Efek biomekanik pada jaringan
otot yaitu dapat mengurangi adhesi jaringan. Efek biomekanik pada jaringan
otot yaitu dapat mengurangi tingkat nyeri pada nocieptor kemudian
pada sisi kanan dan kiri tulang belakang pasien. Memulai masase dengan
tersebut dihantarkan oleh saraf eferen menuju susunan saraf pusat, dan
Sari, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Di Puskesmas Tagolu.
2. Tujuan Khusus
kasus Hipertensi.
Hipertensi.
Hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
puskesmas.
2. Bagi institusi
3. Bagi peneliti
Hipertensi.
4. Bagi pasien
Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
dalam pembuluhh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu
dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140
seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu ˃140/90 mmHg.
(mortalitas)(Aspiani, 2014).
2. Klasifikasi
1) Faktor keturunan
2) Ciri perseorangan
perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari ras kulit
putih).
3) Kebiasaan hidup
b. Hipertensi Sekunder
hipotiroididme.
3. Etiologi
transpor Na.
2014).
4. Patofisiologi
salah satunya adalah nyeri kepala. Pada nyeri kepala yang diderita
2016).
Pathway Hipertensi
pumbuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada
diskus optikus)
sebagai berikut.
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
e. Telinga berdenging
pusat
glomerolus
(Aspiani, 2014).
6. Komplikasi
a. Stroke
b. Infark miokard
7. Penatalaksanaan
dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat
a. Pengaturan diet
1) Rendah garam
c. Olahraga
hipertensi.
e. Masase punggung
kepala
(Mulyadi, 2016).
g. Penatalaksanaan medis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan:
a. Menggosok
kejantung.
b. Menggetarkan
Gerakan ini diberikan melalui ujung jari,
lengan tersebut.
c. Memijat
peredaran darah
1. Pengertian Lansia
terjadi. Oleh karena itu, tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga
batasan umur, yaitu young old (70- 75), old (75-80), dan very old
3. Karakteristik Lansia
2008).
a. Permasalahan Umum
kemiskinan.
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan Khusus
Adapun permasalahan umum yang terjadi pada lansia diantaranya:
2016).
yaitu:
dan ginjal.
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkhitis kronik
6) Anemia
7) Demensia
8) Gangguan penglihatan
9) Ansietas/ kecemasan
2014).
D. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Umum
1) Identitas
a. Nama Pasien
(2016).
2) Keluhan Utama
merokok(Aspiani, 2014).
genetik/keturunan(Aspiani, 2014).
7) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
somnolen.
c) Tanda-tanda vital
peningkatan.
2014).
2014).
2014).
warna(Aspiani, 2014).
diantaranya:
penangan kesehatan.
h. Pola nutrisi
i. Pola eliminasi
KATZ.
APGAR keluarga).
seksualitas.
a. Pengkajian khusus
lansia diantarnya:
1) Indeks Katz
tersebut
fungsi tambahan
SPMSQ adalah nilai 1 jika rusak atau salah dan nilai 0 tidak
berhubungandengan depresi.
2. Diagnosa Keperawatan
iskemia,miokard
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
3. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA
DX KEPERAWATAN TUJUAN ( NOC ) INTERVENSI ( NIC )
KOLABORASI
1. Penurunan curah Noc : afterload tidak 1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan
jantung berhubungan meningkat, tidak terjadi gunakan manset dan teknik yang tepat
dengan peningkatan vasokontriksi, tidak terjadi 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan
afterload, vasokontriksi, iskemia miokard sentral dan perifer
iskemia, miokard, Kriteria hasil : klien 3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi
hipertropi ventrikuler berparisipasi dalam aktivitas napas
Batasan karakteristik yang menurunkan 4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu
a. Aritmia(takikardi, darah/beban kerja jantung, dan masa pengisian kapiler
bradikardi) mempertahankan TD dalam 5. Catat edema umum
b. Perubahan pola rentang individu yang dapat 6. Berikan lingkungan tenang, nyaman,
EKG diterima, mempertahankan kurangi aktivitas
c. Palpitasi norma dan frekuensi jantung 7. Pertahankan pembatasan aktivitas
d. Edema stabil dalam rentang normal seperti astirahat ditempat tidur/kursi
e. Keletihan pasien
f. Peningkatan atau
penurunan tekanan
vena
g. Peningkatan atau
penurunan tekanan
baji arteri pulmonal
h. Distensi vena
jugularis
i. Kenaikan berat
badan
j. Kulit dingin dan
berkeringat
k. Denyut perifer
menurun
l. Dispnea
m. Peningkatan atau
penurunan tahanan
vaskuler sistemik
n. Bunyi cracklea
o. Batuk
p. Ortopnea atau
dispnea nocturnal
paroksimal
q. Penurunan curah
jantung
r. Penurunan indeks
jantung
s. Bunyi jantung S3
dan S4
t. Ansietas
u. Gelisah
2. Intoleransi aktivitas Noc : aktivitas pasien 1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
berhungan dengan terpenuhi yang menggunakan parameter :
kelemahan umum, Kriteria hasil : klien dapat frkuensi nadi 20 permenitdiatas
ketidakseimbangan berpartisipasi dalam frekuensi istirahat, catat peningkatan
antara suplai dan aktivitas yang TD dispnea, atau nyeri dada, kelelahan
kebutuhan O2 diinginkan/diperlukan, berat dan kelemahan, berkeringat,
Batasan karakteristik melaporkan peningkatan pusing atau pingsan
a. Ketidaknyamanan dalam toleransi aktivitas 2. Kaji kesepian untuk meningkatkan
atau dispnea saat yang dapat diukur. aktivitas contoh : penurunan
beraktivitas kelemahan/kelelahan, TD stabil,
b. Melaporkan frekuensi nadi, peningkatan perhatian
keletihan atau pada aktivitas dan perawatan diri.
kelemahan secara (stabilitasfisiologis pada istirahat
verbal penting untuk memajukan tingkat
c. Frekuensi jantung aktivitas individual)
atau tekanan darah 3. Dorong memajuakan aktivitas/toleransi
tidak normal sebagai perawatan diri. (konsumsi oksigen
respon terhadap miokardia selama berbagi aktivitas
aktivitas dapat meningkatkan selama berbagi
d. Perubahan EKG aktivitas dapat meningkatkan jumlah
yang menunjukan oksigen yang ada kemajuan aktivitas
aritmia atau iskemia bertahap mencegah peningkatan tiba-
tibapada kerja jantung)
4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan
anjurkan kursi mandi, menyikat
gigi/rambut dengan duduk dan
sebagainya (teknik penghematan energy
menurunkan pengunaan energy dan
sehingga membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen)
5. Dorong pasien untuk berpartisipasi
dalam memilih priode aktivitas. (seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap
kemajuan aktivitas dan mencegah
kelemahan)
3. Gangguan rasa nyaman Noc : tekanan vaskuler 1. Pertahankan tirah baring, lingkungan
: nyeri (sakit kepala) selebral tidak meningkat yang tenang, sedikit penerangan
berhubungan dengan Kriteria hasil : pasien 2. Minimalkan ganguan lingkunggan dan
peningkatan tekanan mengungkapkan tidak rangsangan
vaskuler serebral adanya sakit kepala dan 3. Batasi aktivitas
Batasan karakteristik tampak nyaman 4. Hindari merokok dan mengunakan
a. Melaporkan nyeri nikotin
menggunakan skala 5. Berikan obat analgesic dan sedasi
nyeri sesuai pesanan
b. Respon otonom 6. Beri tindakan yang menyenangkan
(perubahan tekanan sesuai indikasi seperti kompres es,
darah, pernapasan, posisi nyaman, teknik relaksasi,dan
denyut jantung) bimbingan imajinasi
c. Perilaku distraksi
(mondar mandiri,
mencari orang atau
aktivitas lain)
d. Perilaku ekspresif (
gelisah, merintih,
menangis,
kewaspadaan
berlebihan, peka
terhadap rangsangan
dan menghela napas
panjang)
e. Wajah topeng
f. Sikap melindungi
g. Fokus menyempit
(gangguan persepsi
waktu, gangguan
proses piker,
interaksi dengan
orang lain atau
lingkungan
menurun)
h. Bukti nyeri yang
didapat diamati
i. Posisi untuk
menghindari nyeri
j. Perilaku menjaga
atau sikap
melindungi
k. Gangguan tidur
4. Resiko penurunan Noc : sirkulasi tubuh tidak 1. Pertahankan tirah baring, tinggikan
perfusi jaringan selebral terganggu kepala tempat tidur
Faktor resiko Kriteria hasil : pasien 2. Kaji tekanan darah saat masuk pada
a. Abnormalitas PTT mendemostrasikan perfusi kedua lengan: tidur, duduk dengan
b. Abnormalitas PT jaringan yang membaik pantau tekanan arteri jika tersedia
c. Segmen ventrikel seperti ditunjukan dengan 3. Pertahankan cairan obat-obatan sesuai
kiri akinetik TD dalam batas yang indikasi
d. Ateroskerosis aorta diterima, tidak ada keluha 4. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Diseksi arteri sakit kepala pusing, nilai- 5. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin,
f. Fibrilasi atrium nilai laboratorium dalam sesuai indikasi
g. Miksoma atrium batas normal 6. Ambulasi sesuai kemampuan, hindari
h. Tumor otak kelelahan
i. Stenosis karotis
j. Aneurisma selebral
k. Koagulopati (mis,
anemia sel sabit)
l. Dilatasi
kardiomiopato
m. Koagulasi
intraveskuler
diseminata
n. Emboli
o. Trauma kepala
p. Hiperkolestrolemia
q. Hipertensi
r. Ketidakefektifan
endokarditis
s. Katup pembuatan
mekanis
t. Stenosis mitral
u. Neoplasma otak
v. Sindrom sinus
sakit
w. Penyalah gunaan
zat
x. Terapi trombolitik
BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Penelitian
Puskesmas Tagolu.
Hipertensi.
D. Fokus Studi
Tagolu.
E. Definisi Operasional
2. Massage Punggung
Pemijatan ini dilakukan satu kali sehari dengan durasi selama 20 atau 30
F. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data
transkip.
Data yang sudah dibuat bentuk transkip dibuat koding oleh peeliti sesuai
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
H. Etika Penelitian
atau persetujuan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
4. Prinsip Autonomi
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Tidak ada
5. Prinsip Beneficience
kasus Hipertensi.
6. Non Maleficience
7. Perinsip Justice
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan