SKRIPSI
Oleh:
IBRAHIM
NIM. 22021109
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi berjudul :
disusun oleh:
IBRAHIM
NIM. 22021109
.
Boyolali, November 2022
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Vina Asna Afifah, S.Kep., Ns., M.Kep Ahmad Syamsul B, S.Kep., Ns., M.Kep
NIDN.0609079201 NIDN. 0603038202
ii
HALAMAN PENGESAHAN
skripsi dengan judul
disusun oleh:
IBRAHIM
NIM. 22021109
Telah diseminarkan dan disetujui oleh Tim Penguji Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo untuk dilanjutkan
pada tahap penelitian
Boyolali,Juli2023
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
Terhadap Tekanan Darah Penderita Hpertensi ” dengan baik. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian sebagai rangkaian skripsi
saran, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
1. Sarwoko, S.Ag., S.Kep., Ns., M.Kes selaku ketua STIKES Estu Utomo yang
2. Bambang Sudono Dwi Saputro, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Sarjana Keperawatan STIKES Estu Utomo yang telah memberikan saran
3. Vina Asna Afifah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah
iv
5. Habib Al Hasbi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji yang telah memberi
7. Saudara, teman – teman atas doa serta kasih sayang yang selalu tercurah
selama ini, dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu – satu.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk
itu kritik dan saran yang membangun akan sangat saya hargai. Semoga laporan
Penulis
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah
seseorang berada diatas angka normal yaitu 120/80 mmHg (Susilo &
mmHg dan tekanan sistole 80-90 mmHg. Penyakit hipertensi ini sering
dijumpai di masyarakan maju, baik pria maupun wanita, tua ataupun muda
1
2
2021)
34,1%, Hipertensi terjad pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-
13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak
rutin minum obat (Kemenkes RI, 2021). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
orang atau sebesar 30,4 persen dari seluruh penduduk berusia >15 tahun. Dari
jumlah estimasi tersebut, sebanyak 2.999.412 orang atau 37,2 persen sudah
2021).
3
resiko utama perkembangan atau penyebab penyakit jantung dan stoke. Bila
seperti otak, ginjal, dan mata dan kelumpuhan organ-organ gerak (Ridwan,
2019).
olahraga, tidak merokok, tidak minum alkohol, menghindari stress, terapi air,
terapi batu giok, terapi bekam, terapi herbal, meditasi dan terapi pijat refleksi
bagi yang belum pernah terkena hipertensi yaitu dengan perubahan gaya
hidup menjadi gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat ini antara lain meliputi
pola makan, aktivitas dan olahraga. Gaya hidup sehat yang utama adalah
darah), karena kandungan air dan kalium dalam mentimun akan menarik
98% kalium tubuh berada dalam sel, 2% ini untuk fungsi neuromuskuler.
jus mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap tekanan darah sistolik dan
tahun 2014 dengan sampel sebanyak 38 orang dan dibagi dalam dua
tekanan darah tinggi antara lain seledri, ketimun, labu siam, selada air, lobak,
5
dan kiwi.
dengan nilai p value 0,000 (p value < 0,05). Upaya menurunkan tekanan
darah akan lebih baik jika dikombinasikan dengan tindakan lain seperti terapi
massage, olah raga rutin dan lain sebagainya agar lebih efektif untuk
perbedaan rata - rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi
kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan suplementasi diet kalium 60-
120 mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4,4 mmHg dan
diastolik 2,5 mmHg pada penderita hipertensi dan 1,8 mmHg serta 1,0 mmHg
pada orang normal. Selain itu, mentimun juga bersifat diuretik karena
kenyataan, 98% kalium tubuh berada di dalam sel, 2% sisanya berada di luar
pengaruh kalium yang ada pada buah mentimun. Dengan rasio kalium dan
natrium yang tinggi dan seimbang, tekanan darah akan turun, dimana kalium
sederhana (asam urat, kolestrol dan gula darah). Sebagai pelaksana adalah
oleh bidan desa dan tim kesehatan Puskemas. Pengobatan tradisional juga
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22-
terdapat 2 yang menderita penyakit lain yaitu stroke dan demensia berat, dan
17 tidak ada penyakit lain yang menyertai. Wawancara pada 4 orang dengan
hipertensi 3 penderita mengatakan bahwa bila merasa pusing dan sakit bagian
tengkuk langsung datang ke Puskesmas periksa dan hanya minum obat dari
7
seledri dan mentimun jika tekanan darah naik tetapi tidak rutin. Hal tersebut
Ampel sangat mencukupi karena tanah yang subur dan adanya program
Kawasan Rumah Pangan Mandiri (KRPL) yang didirikan tiap RT. Tanaman
yang ditanam adalah sayur sayuran, dimana mentimun merupakan salah satu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Ampel
Ampel
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi responden
hipertensi
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Hipertensi
a. Pengertian
b. Penyebab
ini.
12
13
antara lain :
a) Lingkungan (stress)
b) Obesitas
c) Rokok
d) Kopi
e) Aktivitas
50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara
a) Usia
(Triyanto, 2017)
b) Genetik
15
(Triyanto, 2017)
c) Ras
2017)
c. Klasifikasi
3) Jantung berdebar-debar
16
4) Pengelihatan kabur
5) Mimisan
e. Patofisiologi
Mariza, 2018).
yang terjadi pada lanjut usia (Smeltzer & Bare, 2018). Perubahan
Mariza, 2018).
3) Manisfestasi Klinik
tahun,gejalanyaantara lain :
muntah.
diderita.
dampak hipertensi
glomerulus
Mayer, 2016).
g. Dampak
20
1) Payah jantung
2) Stroke
darah yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh
3) Kerusakan ginjal
ke darah.
4) Kerusakan pengelihatan
h. Pencegahan
yaitu :
i. Pemeriksaan Fisik
mencakup :
keterlambatan radio-femoralis.
22
j. Penatalaksanaan
1) Farmakologi (Obat-obatan)
2) Non Farmakologi
berenang.
darah
(Sunarti, 2017).
2. Jus Mentimun
a. Pengertian
putihan, hijau muda, dan hijau gelap. Buah ini berair, sangat segar
dinding luar lebih kuat dan tebal, dengan daging buah berwarna hijau
b. Klasifikasi
Kelas : Dicotylodenae
Ordo : Cucurbitales
25
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Jenis mentimun biasa mempunyai kulit yang tipis dan lunak. Buah
tanaman memiliki usia berbunga 20-30 hari dan usia panen 30-35
hari, warna buah muda sangat beragam, yaitu putih, hijau, atau
12 - 19 cm.
berwarna coklat.
empuk.
1) Mentimun Hijau
saja. Ciri utamanya adalah warna kulit buahnya yang terang, hijau
2) Mentimun Watang
keras.
3) Mentimun Wuku
4) Mentimun Krai
5) Timun Suri
6) Timun Jepang
dibudidayakan di Indonesia
d. Kandungan Mentimun
dari cairan ekstraseluler, dan natrium dipompa keluar dari sel. Ginjal
2016).
tekanan darah. Semakin rendah intake kalium maka tekanan darah akan
darah sistole diprediksi akan turun sebesar 3,4 mmHg. Intake kalium
berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium
normal.
kontrol dengan takaran 100 gram. Hal ini menyebabkan efek yang
pada responden maka efek penurunan yang terjadi pada tekanan darah
membersihkan zat karbon dioksida dalam darah, memicu kerja otot dan
30
200 gram. Pemberian dilakukan dengan jumlah : 1 gelas 200 cc/ hari -
waktu : pagi 1 gelas 15-30 menit sebelum makan selama 7 hari berturut-
turut.
31
B. Kerangka Teori
Hipertensi
1. Peningkatan konsumsi
sayur dan buah
Tekanan Darah a. Pisang
b. Labu
c. Bayam
Mentimun
d.
2. Pembatasan konsumsi
lemak, daging merah
dan gula
= Tidak Diteliti
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian pre
eksperimen dengan jenis one grup pre post test design (Notoatmodjo, 2018).
1 kelompok yang dilakukan intervensi yaitu jus mentimun dan dinilai pre dan
Pretest Posttest
O1 X1 O 2’
Keterangan :
1. Populasi
33
34
2. Sampel
diantaranya:
a. Kriteira inklusi:
b. Kriteria eksklusi:
3. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan
responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang akan terjadi pada
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasinal
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1. Jus mentimun Pemberian SOP - -
mentimun hijau
kepada responden
dalam bentuk jus
dengan jumlah
mentimun sebanyak
200 gram.
Pemberian
dilakukan dengan
jumlah : 1 gelas
200 cc/ hari - waktu
: pagi 1 gelas 15-30
menit sebelum
makan selama 7
hari berturut-turut
2. Tekanan Darah Tekanan darah Tensi a. Normal Rasio
merupakan tekanan Digital tekanan
pembuluh darah <120 dan
yang dihasilkan diastole <80
oleh pompa jantung b. Pre
untuk mengalirkan Hipertensi
darah keseluruh tekanan
tubuh yang diukur sistole 130-
menggunakan 139 dan
tensimeter diastole 80-
89
c .Hipertensi
derajat I
tekanan
sistole 140-
159 dan
diastole 90-
99
d. Hipertensi
37
derajat II
tekanan
sistole >160
dan diastole
>100
2. SOP cara membuat jus mentimun Bahan dan alat yang dibutuhkan
meliputi: 200 gram mentimun hijau segar (pemakaian mentimun ini karena
blender semua bahan hingga halus dan rata, saring jus mentimun, Minum
jus mentimun satu kali sehari setiap pagi sebelum makan, minum 1 gelas
3. Tekanan darah diukur dengan Tensimeter digital merk omron yang telah
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena SOP
ini diadopsi dari penelitian sebelumnya oleh Wicaksana (2019) Dengan Judul
2019 dan alat ukur tekanan darah berupa Tensimeter digital merk omron yang
telah dikalibrasi di tingkat Puskesmas pada tahun 2021 dengan hasil alat ukur
tidak menyimpang dan standar digunakan sebagai alat ukur tekanan darah di
Puskesmas
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
(Notoatmodjo, 2018). Analisis univariat ini akan dibahas beberapa hal dari
dan tendensi sentral untuk data tekanan darah sebelum dan sesudah
tindakan
2. Analisis Bivariat
shapiro wilk karena sampel dalam penelitian ini kurang dari 50, hasil uji
normalitas data pre test jika berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
dikatakan data berdistribusi normal apabila p value > 0,05, dan data
berdistribusi tidak normal jika p value < 0,05. Analisis bivariat dilakukan
dengan hasil antara pre test dan post test (berpasangan ) untuk dilakukan
uji statistic dengan paired t test bila distribusi data normal, bila distribusi
data tidak normal maka uji statistik dilakukan dengan non parametrik yaitu
wilcoxon.
a. Menerima Ha (menolak H0) bila diperoleh nilai p < (0,05), yang berarti
penderita hipertensi
b. Menerima H0 (menolak Ha) bila diperoleh nila p > (0,05) yang berarti
penderita hipertensi.
1. Tahap persiapan
kondisi di lapangan.
40
pembimbing.
proposal.
2. Tahap pelaksanaan:
penelitian
e. Peneliti mengukur tekanan darah responden pre test pada saat pagi
3. Tahap pelaporan
program kompuer.
pembimbing.
J. Etika Penelitian
1 Informed Consent
2014).
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
3 Kerahasiaan (confidentiality)
4 Bermanfaat (Beneficience)
6 Keadilan (Justice)
keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik responden
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 pada 31 resonden. Dengan hasil
B. Analisis Univariat
1. Tekanan darah sistole dan diastole sebelum diberikan jus mentimun pada
2. Tekanan darah sistole dan diastole sesudah diberikan jus mentimun pada
C. Analisis Bivariat
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ampel dapat dilihat dari hasil saat pre
test dan post test. Analisis bivariat dilakukan setelah dilakukan uji normalitas
Hasil uji statistik menggunakan uji non parametik wilcoxon untuk dengan
hasilsebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Bivariat Pengaruh Pemberian Jus Mentimun terhadap
Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ampel
Tekanan darah Negative Positive Ties p value
Ranks Ranks
Sebelum Pemberian
Jus Mentimun 28 0 3
0,000
Sesudah Pemberian
Jus Mentimun
Tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa sebelum dan sesudah Pemberian
diatas nilai Sig. (2-tailed) p value 0,000 (p < 0,05) atau dapat dikat
tekanan akan nilai p value lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka Ha
Ampel
BAB V
47
PEMBAHASAN
A. Tekanan darah sistole dan diastole sebelum diberikan jus mentimun pada
lansiadan dapat juga disebabkan oleh tingginya tensi karena aspek model
atau high blood pressure, adalah suatu keadaan yang mempunyai ciri-ciri
B. Tekanan darah sistole dan diastole sebelum diberikan jus mentimun pada
Tekanan darah sistole dan diastole sesudah diberikan jus mentimun pada
D. Analisis Bivariat
dengan tekanan darah tetap. Berdasarkan output wilcoxon diatas nilai Sig. (2-
tailed) p value 0,000 (p < 0,05) atau dapat dikat tekanan akan nilai p value
lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada
volume darah dan penurunan tekanan darah. Kalium juga merupakan ion utama
dalam cairan intraseluler. Kalium berpengaruh pada pompa NaK, yaitu kalium
dipompa ke dalam sel dari cairan ekstraseluler, dan natrium dipompa keluar
dari sel. Ginjal adalah pengatur utama kalium dalam tubuh, yang menjaga
Berbagai penelitian membuktikan bahwa ada kaitan erat antara intake kalium,
intake kalium maka tekanan darah akan semakin tinggi. Rasio natrium/kalium
100 mmol perhari dan konsumsi kalium sampai dengan 70 mmol dalam sehari,
maka tekanan darah sistole diprediksi akan turun sebesar 3,4 mmHg. Intake
arteri, peningkatan pengeluaran air dan natrium dari tubuh, penekanan sekresi
saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator
dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan lebih lanjut terhadap pola
BAB VI
PENUTUP
51
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Tekanan darah sistole dan diastole sebelum diberikan jus mentimun pada
2. Tekanan darah sistole dan diastole sesudah diberikan jus mentimun pada
B. Saran
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Puskesmas
menurunkan hipertensi.
keperawatan gerotintik.
DAFTAR PUSTAKA
53
Aditya, R., & Khoiriyah, K. (2021). Aplikasi Terapi Pijat Refleksi Kaki terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang. Holistic Nursing Care Approach, 1(1), 33.
https://doi.org/10.26714/hnca.v1i1.8264
Beevers, D. G. (2016). Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat. pp: 17-18, 22-25,
35,37, 80-81, 84.
Brunner, & Suddarth. (2018). Keperawatan Medikal-Bedah (12th ed.; Eka Anisa.
Mardela, Ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dinkes Kab Boyolali. 2021. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2021
Dinkes Prov Jateng. 2021. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021.
Semarang
Handoyo, Elis Lioni, (2016). Dahsyatnya Kulit Buah & Tanaman Pembasmi
Berbagai Penyakit. Jakarta : Padi
Kemenkes RI, 2021. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Jakarta: Kemenkes
RI
Righo, A. (2016). Terapi Bekam Terbukti Mampu Mengatasi Hipertensi (M. Ridlo
Ronas (ed.)). Rasibook. Bandung
Tjiptaningrum & Erhadestria, 2016. Manfaat Jus Mentimun (Cucumis sativus L.)
sebagai Terapi untukHipertensi. Majority.Volume 5 Nomor 1 Februari 2016
Dengan hormat,
Utomo.
Nama : Ibrahim
NIM : 22021109
untuk itu, saya mohon kesediaan bapak/ibu menjadi responden dalam penelitian
yang akan saya lakuan. Kerahasiaan data bapak/ibu akan sangat kami jaga dan
informasi yang kami dapatkan akan saya gunakan untuk kepentigan penelitian ini.
ucapkan terimakasih.
Peneliti
Ibrahim
NIM : 22021109
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Nama :
Umur :
kerahasiaan dan tidak adanya risiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di
Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-
keperluan.
Boyolali, .........................
Peneliti, Responden
Ibrahim (.................................)
Lampiran 3. Data Demografi dan lembar Observasi
Petunjuk Umum
No Nama Usia Tekanan darah pre test (hari Tekanan darah post test
(Inisial) (Tahun pertama sebelum diberikan (hari ke 7 setelah
) jus mentimun) diberikan jus
mentimun)
LEMBAR PENGAWAN MINUM JUS MENTIMUN
Hasil SPSS
Frequencies
Statistics
umur pendidikan pre post
N Valid 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid usia pertengahan 13 41.9 41.9 41.9
Lansia 16 51.6 51.6 93.5
lansia tua 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sekolah 8 25.8 25.8 25.8
Dasar 18 58.1 58.1 83.9
Menengah 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi derajat 1 22 71.0 71.0 71.0
Hipertensi derajat 2 9 29.0 29.0 100.0
Total 31 100.0 100.0
post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid normal 8 25.8 25.8 25.8
pre hipertensi 13 41.9 41.9 67.7
Hipertensi derajat 1 10 32.3 32.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
Explore
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pre .445 31 .000 .571 31 .000
post .211 31 .001 .809 31 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post - pre Negative Ranks 28a
14.50 406.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 3c
Total 31
a. post < pre
b. post > pre
c. post = pre
Test Statisticsa
post - pre
Z -4.802b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Lampiran 7
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES ESTU UTOMO
BOYOLAI
TAHUN 2022
Pembimbing Utama
Pembimbing Utama