A DENGAN
DIAGNOSA MEDIS TRAUMA CAPITIS RINGAN
DI RUANGAN IGD RS BHAYANGKARA
OLEH :
MELISA, S.Kep
7119351716
CI INSTITUSI CI LAHAN
I. Definisi
terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung
Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk
permanen.
II. Klasifikasi
1. Minor
a. GCS 13 – 15
30 menit.
c. Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.
2. Sedang
a. GCS 9 – 12
3. Berat
a. GCS 3 – 8
III. Etiologi
1. Trauma tumpul.
kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena
kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan
mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila
terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi
bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa
menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang
otak.
memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau
dan “menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk
serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi,
kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu:
menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini
menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena
Penurunan fungsi
Herniasi
unkus
Mesesenfalon
tertekan
Gangg. Cemas
kesadaran
V. Manifestasi Klinis
2. Kebungungan
3. Iritabel
4. Pucat
6. Pusing kepala
7. Terdapat hematoma
8. Kecemasan
10. Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari hidung
1. Observasi 24 jam
1. Spinal X ray
2. CT Scan
jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti.
3. Myelogram
5. Thorax X ray
(medulla oblongata).
VIII. Farmakologi
keadaan neurologis bila preparat itu diberikan dalam waktu paling lama 8 jam
setelah kejadian (golden hour). Pemberian nalokson (bolus 5,4 mg/kg berat
badan dilanjutkan dengan 4,0 mg/kg berat badan per jam selama 23 jam)
spinal akut.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
yang berbeda-beda tergantung letak lesi dan luas lesi. Keluhan utama
yang timbul seperti nyeri, rasa bebal, kekakuan pada leher atau
meliputi satu atau lebih proses berikut dan gaya : kompresi akut,
kepala berat. Keadaan umum (Arif muttaqin 2008) pada keadaan cedera
a. B1 (BREATHING)
fisik dari sistem ini akan didapatkan hasil sebagai berikut inspeksi
napas.
b. B2 (BLOOD)
hipovolemik yang sering terjadi pada klien cedera kepala berat. Dari
kompensasi tubuh.
c. B3 (BRAIN)
tingkah laku nilai gaya bicara dan aktivitas motorik klien Pengkajian
d. B4 (BLADDER)
pada ginjal.
e. B5 (BOWEL)
awal dari tahap syok spinal yang akan berlangsung beberapa hari
f. B6 (BONE)
turgor kulit.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan diagnostik
gelombang patologis
b. Pemeriksaan laboratorium
penurunan kesadaran.
C. Intervensi Keperawatan
n perilaku
(misal: gelisah,
merengek,
menangis)
Sikap
melindungi area
nyeri
Indikasi nyeri
yang dapat
diamati
Sikap tubuh
melindungi
Melaporkan
nyeri secara
verbal
Gangguan tidur
Faktor yang
berhubungan :
Agen cedera
(misal: biologis,
zat kimia, fisik,
psikologis)
2 Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi : Energy Activity Therapy
Ketidakcukupan energi conservation - Bantu klien untuk
psikologis atau Activity tolerance mengidentifikasi
fisiologis untuk Self Care : ADLs aktivitas yang
melanjutkan atau Kriteria Hasil : mampu dilakukan
menyelesaikan Berpartisipasi - Bantu untuk
aktivitas kehidupan dalam aktivitas memilih aktivitas
sehari-hari yang harus fisik tanpa disertai konsisten yang
atau yang ingin peningkatan sesuai dengan
dilakukan. tekanan darah, kemampuan fisik,
Batasan karakteristik nadi, dan RR psikologi dan
: Mampu social
Respon tekanan melakukan - Bantu untuk
darah abnormal aktivitas sehari- mengidentifikasi
terhadap hari (ADLs) secara aktivitas yang
aktivitas mandiri disukai
Respon Tanda-tanda vital - Bantu pasien
frekuensi normal untuk
jantung Mampu berpindah: mengembangkan
abnormal dengan atau tanpa motivasi diri dan
terhadap bantuan alat penguatan
aktivitas Sirkulasi status - Monitor respon
Ketidaknyaman baik fisik, emosi,
an setelah Status respirasi : social, dan
beraktivitas pertukaran gas spiritual
Menyatakan dan ventilasi
merasa letih adekuat
Menyatakan
merasa lemah
Faktor yang
berhubungan :
Tirah baring
atau imobilisasi
Kelemahan
umum
Ketidakseimban
gan antara
suplei dan
kebutuhan
oksigen
Imobilitas
Gaya hidup
monoton
3 Ketidakefektifan Pola NOC NIC
Napas Respiratory status Airway Management
Definisi : Inspirasi dan : ventilation - Buka jalan napas,
atau ekspirasi yang Respiratory status gunakan tehknik
tidak memberi ventilasi : Airway patency chin lift atau jaw
Batasan Vital sign status thrust bila perlu
Karakteristik: Kriteria Hasil : - Posisikan pasien
Perubahan Mendemonstrasik untuk
kedalaman an batuk efektif memaksimalkan
pernapasan dan suara napas ventilasi
Penurunan yang bersih, tidak - Identifikasi pasien
tekanan ekspirasi ada sianosis dan perlunya
Penurunan dyspnea (mampu pemasangan alat
kapasitas vital mengeluarkan jalan napas
n menelan kulit
makanan
Faktor
psikologis
5 Ansietas NOC NIC
Definisi : Perasaan Anxiety self- Anxiety Reduction
tidak nyaman atau control (penurunan
kekhawatiran yang Anxiety level kecemasan)
samar disertai respon Coping - Gunakan
autonom; perasaan Kriteria Hasil : pendekatan yang
takut yang disebabkan Klien mampu menenangkan
oleh antisipasi mengidentifikasi - Jelaskan semua
terhadap bahaya. Hal dan prosedur dan apa
ini merupakan isyarat mengungkapkan yang dirasakan
kewaspadaan yang gejala cemas selama prosedur
memperingatkan Mengidentifikasi, - Temani pasien
individu akan adanya mengungkapkan untuk
bahaya dan dan menunjukkan memberikan
memampukan individu tekhnik untuk keamanan dan
untuk bertindak mengontrol cemas mengurangi takut
menghadapi ancaman. Vital sign dalam - Identifikasi tingkat
Batasan Karakteristik batas normal kecemasan
: Postur tubuh, - Instruksikan
Perilaku : ekspresi wajah, pasien
- Penurunan bahasa tubuh dan menggunakan
produktivitas tingkat aktivitas tehknik relaksasi
- Gelisah menunjukkan
- Insomnia berkurangnya
- Mengekspresik kecemasan
an
kekhawatiran
karena
perubahan
dalam peristiwa
hidup
- Tampak
waspada
D. Implementasi
E. Evaluasi
S : Data Subjektif
keperawatan.
O : Data Objektif
Hasil observasi perawat secara langsung mengenai keluhan klien setelah
A : Analisis
P : Planning
Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Volume II.
Jakarta : EGC.
Suzanne CS & Brenda GB. (1999). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8.
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan
Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika