Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH “TIMBAL”

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan suatu negara umumnya sejalan dengan kemajuan industri. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan aktivitas aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan. Peningkatan aktivitas
ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran lingkungan yang dapat
membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sebagai contoh meningkatnya
pencemaran lingkungan adalah turunnya kualitas tanah yang dapat diakibatkan dari pencemaran limbah
yang dihasilkan oleh manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun pertanian. Semakin banyak
industri di suatu negara dibangun, maka semakin beragam aktivitas penduduknya, makin banyak pula
limbah yang dihasilkan. Limbah industri merupakan sumber logam berat yang potensial sebagai sumber
bahan pencemar. Hal ini disebabkan karena ion-ion logam berat bersifat toksik meskipun pada
konsentrasi yang rendah dan umumnya sebagai polutan utama bagi lingkungan.Logam berat adalah
unsur logam dengan berat molekul tinggi dan merupakan pencemaran lingkungan yang utama.
Umumnya, logam berat yang menyebabkan pencemaran adalah Cd, Cr, Cu, Hg, Pb dan Zn. Ion-ion logam
berat seperti Timbal sangat berbahaya bagi manusia sebab Timbal cenderung untuk berakumulasi dalam
tubuh khususnya pada jaringan syaraf pusat.

Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan dampak terhadap lingkungan.
Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak negatif akibat
aktivitas manusia adalah turunnya kualitas lingkungan hidup. Sebagai contoh turunnya kualitas tanah
akibat pencemaran limbah yang dihasilkan oleh manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun
pertanian. Salah satu faktor pencemaran tanah yang paling penting adalah limbah logam berat. Logam
berat merupakan istilah yang digunakan untuk unsur-unsur transisi yang mempunyai massa jenis atom
lebih besar dari 6 g/cm3. Merkuri (Hg), timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd) dan stronsium (Sr)
adalah contoh logam berat yang berupa kontaminan yang berasal dari luar tanah dan sangat
diperhatikan karena berhubungan erat dengan kesehatan manusia, pertanian dan ekotoksikologinya
Pangan yang dikonsumsi sehari-hari merupakan hasil pertanian. Pangan seharusnya memenuhi kriteria
ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Salah satu parameter tersebut, yaitu Aman, termasuk dalam
masalah mutu. Mutu dan keamanan pangan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat dan
perkembangan sosial. Makanan yang bermutu baik dan aman diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan, kesejahteraan individu dan kemakmuran masyarakat. Sayuran merupakan sumber pangan
yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan.
Oleh karena itu, hygienitas dan keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi sangat penting agar tidak
menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banya jenis sayuran yang beredar di masyarakat tidak
terjamin keamanannya karena diduga telah terkontaminasi logam-logam berat seperti timbal (Pb),
kadmium (Cd), atau merkuri (Hg).

Rumusan Masalah

Dari uraian singkat latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :

Dari mana saja sumber pencemaran Pb ?

Apa saja ciri-cir timbal (pb) ?

Bagaimana efek terhadap kesehatan di akibatkan pemaparan timbal (pb ) dan cara pencegahan nya ?

C.Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah chemical hazard, dan memberikan pemahaman bagi penulis tentang bahaya yang ditimbulkan
timbal terhadap manusia dan lingkungan sekitar.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian timbal (Pb)


Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat
secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami
termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang berwarna
kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5 ºC dan titik didih 1.740 ºC pada
tekanan atmosfer.

Sumber dan kegunaan timabl (Pb )

Timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan, penguapan lava, tanah dan
tumbuhan. Timbal komersial dihasilkan melalui penambangan, peleburan, pengilangan dan pengolahan
ulang sekunder (Joko S,1995).

Sumber-sumber lain yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara ada bermacam-macam. Di antara
sumber alternatif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang
mengolah senyawa timbal alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal dan transfer bahan bakar kendaraan
bermotor, karena senyawa timbal alkil yang terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan sangat
mudah menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah dibandingkan dengan timbal yang
berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor.

Timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk murninya, selalu bergabung dengan logam lain.Timbal
terdapat dalam 2 bentuk yaitu bentuk inorganik dan organik. Dalam bentuk inorganik timbal dipakai
dalam industri baterai (digunakan persenyawaan Pb-Bi) untuk kabel telepon digunakan persenyawaan
timbal yang mengandung 1% stibium (Sb) untuk kabel listrik digunakan persenyawan timbal dengan As,
Sn dan Bi: percetakan, gelas, polivinil, plastik dan mainan anak-anak. Disamping itu bentuk-bentuk lain
dari persenyawaan timbal juga banyak digunakan dalam konstruksi pabrik-pabrik kimia, kontainer dan
alat-alat lainnya. Persenyawaan timbal dengan atom N (nitrogen) digunakan sebagai detonator (bahan
peledak). Selain itu timbal juga digunakan untuk industri cat (PbCrO4), pengkilap keramik (Pb-Silikat),
insektisida (Pb arsenat), pembangkit tenaga listrik ( Pb-telurium). Penggunaan persenya-waan timbal ini
karena kemampuannya yang sangat tinggi untuk tidak mengalami korosi.

Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan. Alkil timbal (TEL/timbal tetraetil dan
TML/timbal tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya selain
meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran juga sebagai bahan aditif anti ketuk
(anti-knock) pada bahan bakar yaitu untuk mengurangi hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat
menurunkan kebisingan suara ketika terjadi pembakaran pada mesin-mesin kendaraan bermotor.
Sumber inilah yang saat ini paling banyak memberi kontribusi kadar timbal dalam udara.Bahan aditif
yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62%
timbal tetra etil, dan bahan scavenger yaitu 18% etilendikhlorida (C2H4C12), 18% etilendibromida
(C2H4Br2) dan sekitar 2% campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain. Senyawa scavenger dapat
mengikat residu timbal yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di dalam gas buangan terdapat
senyawa timbal dengan halogen. Jumlah senyawa timbal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin
menyebabkan jumlah timbal yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat
tinggi. Berdasarkan pada analisis yang pernah dilakukan dapat diketahui kandungan brmacam-macam
senyawa timbal yang ada dalam asap kendaraan bermotor

Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang mengekstraksi dan
mengeksploitasi logam tersebut. Timbal digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan
perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi. Sumber potensial pajanan timbal
dapat bervariasi di berbagai lokasi.

Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal
adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar
seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam
(timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.

Penggolongan Sumber Timbal (Pb)

Sumber dari alam

Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang
tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu
100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 – 25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground
water) berkisar antara 1- 60 μg/liter.

Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah
sebesar 1 -10 μg/liter. Dalam air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut bermuda yang
dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb dalam air
danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang
kadarnya berkisar antara 0,0001 – 0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-
padian dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg
berat kering. Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3
(cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang berasal dari
tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan
kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng dan
tembaga.

Sumber dari Industri

Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb
sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya :

Industri pengecoran maupun pemurnian.

Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari
potongan logam (scrap).

Industri batery.

Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan
dasarnya.

Industri bahan bakar.

Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar,
sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.

Industri kabel.

Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel mulai
berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.

Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.

Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk
warna kuning dipakai lead chromate.
Sumber dari Transportasi

Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat aditif pada
bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka oktan secara ekonomi dan merupakan bagian terbesar
dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110 ºC dan 200 ºC. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung
memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik
didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogen asam
atau oksidator.

Kandungan Senyawa Timbal dalam Gas Buangan Kendaraan Bermotor

Senyawa Pb (%) 0 jam 18 jam

PbBrCl

PbBrCl2PbO

PbCl2

Pb(OH)Cl

PbBr2

PbCL22PbO

Pb(OH)Br
PbOx

PbCO3

PbBr22PbO

PbCO32PbO

32,0

31,4

10,7

7,7

5,5

5,2

2,2

2,2

1,2
1,1

1,0

12,0

1,6

8,3

7,2

0,5

5,6

0,1

21,2

13,8

0,1

29,6
Kandungan PbBrCL dan PbBrCL2PbO merupakan kandungan senyawa timbal yang utama. Ke dua
senyawa tersebut telah dihasilkan pada saat pembakaran pada mesin kendaraan dimulai, yaitu saat
waktu 0 jam. Selanjutnya jumlah dari ke dua senyawa tersebut akan berkurang setelah waktu
pembakaran berjalan 18 jam dimana jumlah buangan atas ke dua senyawa tersebut menjadi berkurang
jauh (50% untuk PbBrCl) dan menjadi sangat sedikit untuk PbBrCl2PbO. Sedangkan kandungan oksida-
oksida timbal (PbOx ) dan PbCO32PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menggantikan
posisi dua kandungan pertama setelah masa pembakaran sampai 18 jam.

Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan partikel. Emisi Pb yang
masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi
tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang
berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetril-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan
bermotor yang berfungsi sebagai antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam
peristiwa pembakaran pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap
buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi skitar 80–90% Pb di udara ambien
berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena tergantung
pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi kandungan Pb pada bensin.

Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor
menghasilkan emisi Pb organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan
bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot
bersama dengan gas buang lainnya.

Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam pembakarannya
melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil berbahan
bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen timbal yang mencemari udara di negara
berkembang.

Sumber dari Perairan

Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai
dampak dari aktivitas manusia. Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak aktivitas kehidupan
manusia diantaranya adalah air buangan dari pertambangan bijih timah hitam, buangan sisa industri
baterai dan bahan bakar angkutan air. Secara alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui
pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Selain itu, proses korosifikasi dari batuan mineral
akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk
dalam badan perairan. Pb yang masuk ke badan perairan sebagai dampak dari aktiviatas kehidupan
manusia. Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen
atau ion-ion tetravalen (Pb2+, Pb4+). Badan perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb,
sehingga jumlah Pb yang ada dalam badan perairan melebihi kosentrasi yang semestinya, dapat
mengakibatkan kematian bagi biota perairan.

Kosentrasi logam toksik salah satunya Pb dalam lingkungan perairan secara alamiah biasanya sangat
kecil sekali. Kosentrasi logam Pb secara alamiah dalam air laut 0,03 µg/L dan air sungai 3 µg/L. Standar
kosentrasi logam Pb dalam air yang direkomendasikan yaitu 0,10 mg/L. Timbal dapat berasal dari
kontaminasi pipa, solder dan kran air. Kandungan timbal dalam air sebesar 15mg/l dianggap konsentrasi
yang aman untuk dikonsumsi.

Sumber dari Makanan

Dalam makanan, timbal berasal dari kontaminasi kaleng makanan dan minuman dan solder yang
bertimbal. Kandungan timbal yang tinggi ditemukan dalam sayuran terutama sayuran hijau.

Sumber dari Kosmetik

Produk kosmetik yang mengandung Pb salah satunya yaitu terdapat pada lipstik. Hal ini diperkuat
dengan adanya penelitian Malkan bersama timnya yang menginginkan agar FDA menetapkan batas
kandungan timbal dalam lipstik dan mempelajari apakah ada bahayanya jika produk yang mengandung
timbal tersebut digunakan pada bibir manusia, khususnya anak-anak dan wanita hamil. Malkan juga
mengatakan bahwa lima dari sembilan merek lipstik dengan kandungan timbal tertinggi diproduksi oleh
produsen kosmetik terbesar di dunia. Lipstik keluaran L’Oreal dengan tema ‘Color Sensational’ Pink Petal
adalah paling tinggi kandungan timbalnya, yaitu sebanyak 7,19 ppm. Sebagai perbandingan, produk
anak-anak yang dijual di Amerika Serikat dilarang memiliki kandungan timbal lebih dari 100 ppm.

Berikut merupakan ciri-ciri dari timbal ialah :

Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau tangan dan
dapat dibentuk dengan mudah.

bersifat anorganik dan umumnya dalam bentuk garam anorganik yang umumnya kurang larut dalam air

Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai coating

Titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C

Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.


Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan
mercuri

tidak mengalami degradasi (penguraian) dan tidak dapat dihancurkan

tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel

Dampak timbal terhadap kesehatan

Efek Pb terhadap kesehatan terutama terhadap sistem haemotopoetic (sistem pembentukan darah),
adalah menghambat sintesis hemoglobin dan memperpendek umur sel darah merah sehingga akan
menyebabkan anemia. Pb juga menyebabkan gangguan metabolisme Fe dan sintesis globin dalam sel
darah merah dan menghambat aktivitas berbagai enzim yang diperlukan untuk sintesis heme.

Anak yang terpapar Pb akan mengalami degradasi kecerdasan alias idiot. Pada orang dewasa Pb
mengurangi kesuburan, bahkan menyebabkan kemandulan atau keguguran pada wanita hamil,
kalaupun tidak keguguran, sel otak tidak bisa berkembang. Dampak Pb pada ibu hamil selain
berpengaruh pada ibu juga pada embrio/ janin yang dikandungnya. Selain penyakit yang diderita ibu
sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan juga bahan kimia atau obat-obatan,
misalnya keracunan Pb organik dapat meningkatkan angka keguguran, kelahiran mati atau kelahiran
premature.

Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya. Garamnya yang beracun
adalah : timbal karbonat ( timbal putih ); timbal tetraoksida ( timbal merah ); timbal monoksida; timbal
sulfida; timbal asetat ( merupakan penyebab keracunan yang paling sering terjadi ). Ada beberapa
bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan kronis. Nilai ambang toksisitas timbal
( total limit values atau TLV ) adalah 0,2 miligram/m3. Berikut tipe keracunan timbal yang terjadi ialah:

Keracunan akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak sengaja yang pernah terjadi
adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun.
Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya. Keracunan biasanya terjadi karena
masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap timbal. Efek adstringen
menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering
muncul ialah mual, muntah dengan muntahan yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan
rasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang menyengat. Pada gusi
terdapat garis biru yang merupakan hasil dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn
Sulfida. Tinja penderita berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau
konstipasi. Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa kebas dan
vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot sehingga menyebabkan
pergelangan tangan terkulai ( wrist drop ) dan pergelangan kaki terkulai (foot drop).

Keracunan subakut

Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis kecil, misalnya
timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa
kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti dengan
kejang-kejang dan koma. Gejala umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan depresi. Penderita
sering mengalami gangguan sistem pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah.
Dosis fatal : 20 – 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.

Keracunan kronis

Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan keracunan akut. Keracunan
timbal kronis lebih sering dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai
industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun huruf pada
percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesin cetak, pabrik cat yang
menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV
0,15 mikrogram/m3, atau 0,007 mikrogram/m3 bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi
pada orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa timbal, juga pada orang yang mempunyai
kebiasaan menyimpan Ghee (sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal. Keracunan kronis
dapat mempengaruhi system syaraf dan ginjal, sehingga menyebabkan anemia dan kolik,
mempengaruhi fertilitas, menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat
muncul kemudian.

Masuknya Timbal (pb) dalam Tubuh Manusia


dalam menentukan jenis zat toksik yang menyebabkan keracunan, seringkali menjadi rumit karena
adanya proses yang secara alamiah terjadi dalam tubuh manusia. Jarang sekali suatu bahan kimia
bertahan dalam bentuk asalnya didalam tubuh. Bahan kimia, ketika memasuki tubuh akan mengalami
proses ADME, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Misalnya, setelah memasuki tubuh,
heroin dengan segera termetabolisme menjadi senyawa lain dan akhirnya menjadi morfin, menjadikan
investigasi yang lebih detil perlu dilakukan seperti jenis biomarker (petanda biologik) zat racun tersebut,
jalur paparan zat, letak jejak injeksi zat pada kulit dan kemurnian zat

tersebut untuk mengkonfirmasi hasil diagnosa. Zat toksik juga kemungkinan dapat mengalami
pengenceran dengan adanya proses penyebaran ke seluruh tubuh sehingga sulit untuk terdeteksi.
Walaupun zat racun yang masuk dalam ukuran gram atau miligram, sampel yang diinvestigasi dapat
mengandung zat racun atau biomarkernya dalam ukuran mikrogram atau nanogram, bahkan hingga
pikogram. Pada dasarnya disposisi senyawa toksik meliputi beberapa fase di antaranya absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Jalur masuknya timbal (Pb) ke tubuh manusia melalui saluran
pernapasan (respirasi), juga melalui saluran pencernaan (gastrointestinal), kemudian di distribusikan ke
dalam darah, dan terikat pada sel darah. Sebagian Pb disimpan dalam jaringan lunak dan tulang,
sebagian diekskresikan lewat kulit, ginjal dan usus besar. Timbal (Pb) bersirkulasi dalam darah setelah
diabsorbsi dari usus, terutama berhubungan dengan sel darah merah (eritrosit). Pertama didistribusikan
kedalam jaringan lunak dan berinkorporasi dalam tulang, gigi, rambut untuk dideposit (storage).17,20
Timbal (Pb) 90 % dideposit dalam tulang dan sebagian kecil tersimpan dalam otak, pada tulang timbal
(Pb) dalam bentuk Pb fosfat / Pb3(PO4)2. Secara teori selama timbal (Pb) terikat dalam tulang tidak akan
menyebabkan gejala sakit pada penderita. Tetapi yang berbahaya ialah toksisitas Pb yang diakibatkan
gangguan absorbsi Ca karena terjadi desorpsi Ca dari tulang yang menyebabkan penarikan deposit
timbal (Pb) dari tulang tersebut.

Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah 35 hari, dalam
jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30.

Risiko Timbal Pada Organ (Pb) Tubuh

Timbal (Pb) adalah logam toksik yang bersifat komulatif sehingga mekanisme toksisitasnya dibedakan
menurut organ yang dipengaruhi yaitu :

Risiko timbal (Pb) pada sistem hemopoietik.

Timbal (Pb) mempengaruhi sistem darah dengan cara:


memperlambat pematangan normal sel darah merah (eritrosit) dalam sumsum tulang yang
menyebabkan terjadinya anemi.

mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah. Eritrosit yang diberi perlakuan dengan timbal (Pb),
memperlihatkan peningkatan tekanan osmosis dan kelemahan pergerakan. Selain itu juga
memperlihatkan penghambatan Na-K-ATP ase yang meningkatkan kehilangan kalium intraseluler. Hal ini
membuktikan bahwa kejadian anemi karena keracunan timbal (Pb) disertai dengan penyusutan waktu
hidup eritrosit.

menghambat biosintesis hemoglobin dengan cara menghambat aktivitas enzim delta-ALAD dan enzim
ferroketalase 15

Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Saraf.

Sistem saraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya racun . Risiko dari keracunan
keracunan timbal (Pb) dapat menimbulkan keruskan pada otak. Penyakit-penyaakit yang berhubungan
dengan otak sebagai akibat dari keracunan timbal (Pb) adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak
besar dan delirium, yaitu sejenis penyakit gula.

Sistem saraf yang kena pengaruh timbal (Pb) dengan konsentrasi timbal dalam darah diatas 80 μg / 100
ml, dapat terjadi ensefalopati. Hal ini dapat dilihat melalui gejala seperti gangguan mental yang parah,
kebutaan dan epilepsi dengan atrofi kortikal, atau dapat secara tidak langsung berkurangnya persepsi
sensorik sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan belajar, penurunan intelegensia (IQ), atau
mengalami gangguan perilaku seperti sifat agresif, destruktif, atau jahat. Kerusakan saraf motorik
menyebabkan kelumpuhan saraf lanjutan dikenal dengan lead palsy. Keracunan kandungan timbal (Pb)
dapat merusak saraf mata pada anak-anak dan berakhir pada kebutaan. Centers for disease Control
(CDC) menyatakan bahwa kandungan timbal (Pb) dalam darah 70 μg / 100 ml merupakan batas darurat
medis akut pada pasien anak.

Risiko Timbal (Pb) pada Sistem ginjal.

Senyawa timbal (Pb) yang terlarut dalam darah dibawa ke seluruh system tubuh . Sirkulasi darah masuk
ke glomerolus merupakan bagian dari ginjal. Glomerolus merupakan tempat proses pemisahan akhir
dari semua bahan yang dibawa darah. Timbal (Pb) yang terlarut dalam darah akan berpindah ke sistem
urinaria (ginjal) sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ginjal. Kerusakan terjadi
karena terbentuknya intranuclear inclusion bodies disertai dengan gejala aminociduria, yaitu terjadinya
kelebihan asam amino dalam urine. Nefropatis (kerusakan nefron pada ginjal) dapat di deteksi dari
ketidak seimbangnya fungsi renal dan sering diikuti hipertensi.
Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Gastrointestinal

Gejala awal muncul pada konsentrasi timbal (Pb) dalam darah sekitar 80 μg / 100 ml, gejala-gejala
tersebut meliputi kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaaan, gangguan epigastrik setelah makan,
sembelit dan diare. Jika kadar timbal (Pb) dalam darah melebihi 100 μg / 100 ml, maka kecenderungan
untuk munculnya gejala lebih parah lagi, yaitu bagian perut kolik terus menerus dan sembelit yang lebih
parah. Jika gejala ini tidak segera ditangani, maka akan muncul kolik yang lebih spesifik. Konsentrasi
timbal (Pb) dalam darah diatas 150 μg / 100 ml penderita menderita nyeri dan melakukan reaksi kaki
ditarik-tarik kearah perut secara terus menerus dan menggeretakkan gigi, diikuti keluarnya keringat
pada kening. Jika tidak dilakukan penanganan lebih lanjut, maka kolik dapat terjadi selama beberapa
hari, bahkan hingga satu minggu.

Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Kardiovaskuler.

Tahap akut keracuan timbal (Pb) khususnya pada pasien yang menderita kolik, tekanan darah akan naik.
Jika terjadi hal demikian, maka pasien tersebut akan mengalami hipotonia. Kemungkinan kerusakan
miokardial harus diperhatikan. Dalam penelitian ditemukan jenis kelainan perubahan elektrokardiografis
pada 70 % dari total pasien yang ditangani. Temuan utama dari penelitian adalah takhikardia, atrial
disritmia, gelombang T dan atau sudut QRS-T yang melebar secara tidak normal.

Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Reproduksi dan Endokrin.

Efek reproduktif meliputi berkurangnya tingkat kesuburan bagi wanita maupun pria yang terkontaminasi
Timbal (Pb), logam tersebut juga dapat melewati placenta sehingga dapat menyebabkan kelainan pada
janin. Dapat menimbulkan berat badan lahir rendah dan prematur. Timbal (Pb) juga dapat menyebabkan
kelainan pada fungsi tiroid dengan mencegah masuknya iodine.

Risiko Karsinogenik.

International Agency for Research on Center (IARC) menyatakan bahwa timbal (Pb) inorganic dan
senyawanya termasuk dalam grup 2B, kemungkinan menyebabkan kanker pada manusia. Tahap awal
proses terjadinya kanker adanya kerusakan DNA yang menyebabkan peningkatan lesi genetik herediter
yang menetap atau disebut mutasi. Timbal (Pb) diperkirakan mempunyai sifat toksik pada gen sehingga
dapat mempengaruhi terjadinya kerusakan DNA / mutasi gen dalam kultur sel mamalia. Patogenesis
kanker otak akibat terpapar timbal (Pb) adalah sebagai berikut : timbal (Pb) masuk kedalam darah
melalui makanan dan akan tersimpan dalam organ tubuh yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA,
proliferensi sel yang membentuk nodul selanjutnya berkembang menjadi tumor ganas.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas Timbal

Faktor lingkungan

Dosis dan lama pemaparan

Dosis (konsentrasi) yang besar dan pemaparan yang lama dapat menimbulkan efek yang berat dan bisa
berbahaya.

Kelangsungan pemaparan\

Berat ringan efek timbal tergantung pada proses pemaparan timbal yaitu pemaparan secara terus
menerus (kontinyu) atau terputus-putus (intermitten). Pemaparan terus menerus akan memberikan
efek yang lebih berat dibandingkan pemaparan secara terputus-putus.

Jalur pemaparan (cara kontak)

Timbal akan memberikan efek yang berbahaya terhadap kesehatan bila masuk melalui jalur yang tepat.
Orang-orang dengan sumbatan hidung mungkin juga berisiko lebih tinggi, karena pernapasan lewat
mulut mempermudah inhalasi partikel debu yang lebih besar (Joko S, 1995).

Faktor manusia, meliputi :

Umur

Usia muda pada umumnya lebih peka terhadap aktivitas timbal, hal ini berhubungan dengan
perkembangan organ dan fungsinya yang belum sempurna. Sedangkan pada usia tua kepekaannya lebih
tinggi dari rata-rata orang dewasa, biasanya karena aktivitas enzim biotransformase berkurang dengan
bertambahnya umur dan daya tahan organ tertentu berkurang terhadap efek timbal. Semakin tua umur
seseorang, akan semakin tinggi pula konsentrasi timbal yang terakumulasi pada jaringan tubuh.

Status kesehatan, status gizi dan tingkat kekebalan (imunologi) Keadaan sakit atau

disfungsi dapat mempertinggi tingkat toksisitas timbal atau dapat mempermudah terjadinya kerusakan
organ.
Malnutrisi, hemoglobinopati dan enzimopati seperti anemia dan defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase juga meningkatkan kerentanan terhadap paparan timbal. Kurang gizi akan meningkatkan
kadar timbal yang bebas dalam darah. Diet rendah kalsium menyebabkan peningkatan kadar timbal
dalam jaringan lunak dan efek racun pada sistim hematopoeitik. Diet rendah kalsium dan fosfor juga
akan meningkatkan absorpsi timbal di usus. Defisiensi besi, diet rendah protein dan diet tinggi lemak
akan meningkatkan absorpsi timbal, sedangkan pemberian zinc dan vitamin C secara terus menerus
akan menurunkan kadar timbal dalam darah, walaupun pajanan timbal terus berlangsung.

Tabel 2.

Kadar Timbal dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak Terpapar oleh Timbal.

Jaringan Mg Pb/100 gr Jaringan Basah

Tulang

Hati

Paru – paru

Ginjal

Limpa

Jantung

Otak

Gigi
Rambut

0,67 – 3,59

0,04 – 0,28

0,03 – 0,09

0,05 – 0,16

0,01 – 0,07

0,04

0,01 – 0,09

0,28 – 3,14

0,007 – 1,17

Jenis kelamin

Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang berbeda. Wanita lebih rentan
daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan
hormonal dan perbedaan metabolisme (Joko S, 1995).

Jenis jaringan
Kadar timbal dalam jaringan otak tidak sama dengan kadar timbal dalam jaringan paru ataupun dalam
jaringan lain.

Tabel 3.

Empat Kategori Timbal dalam Darah Orang Dewasa

µg Pb/ 100 ml Darah Deskripsi

A (normal)

B (dapat ditoleransi)

C (berlebih)

D (tingkat bahaya)

< 40

40 – 80

80 – 120

> 120

Tidak terkena paparan atau

Tingkat paparan normal.

Pertambahan penyerapan
Dari keadaan terpapar tetapi

masih bisa ditoleransi.

Kenaikan penyerapan dari

keterpaparan yang banyak

dan mulai memeperlihatkan

tanda-tanda keracunan.

Penyerapan mencapai

tingkat bahaya dengan

tanda-tanda keracunan

ringan sampai berat.

Batas Paparan Kerja Timbal.

Konsentrasi normal timbal dalam darah 10 – 25 µg/dL ( WHO, 1995). Menurut Palar (2004) pada orang
dewasa terdapat perbedaan kandungan timbal dalam darah, hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan
dan geografis dimana orang-orang itu berada. Kadar timbal dalam darah merupakan indikator yang
paling baik untuk menunjukkan current exposure (pemaparan sekarang). Hal ini hanya berlaku pada
steady state conditions yaitu bila seseorang terpapar timbal secara terus menerus. Untuk mencapai
kondisi steady state tersebut diperlukan waktu pemaparan selama 2 bulan secara terus menerus.
Setelah pemaparan berhenti, kadar timbal akan turun secara perlahan-lahan.

Pengendalian Dan Pencegahan

Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang merupakan sebagian dari gas buang
kendaraan bermotor cukup sulit karena cukup banyak variabel yang mempengaruhinya di antaranya
cara mengemudi, ketaatan perawatan, kemacetan, banyaknya kendaraan pribadi, kendaraan dapat
berpindah-pindah, dan terkonsentrasi pada suatu wilayah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa
pendekatan antara lain :

Pendekatan Teknis

Timah hitam yang keluar dari knalpot dalam bentuk partikel yang sangat halus, adanya polutan Pb
karena pada bensin diberikan bahan tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra Ethil Lead (TEL) sebagai
upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat mencemari tanaman pangan, dan bila hasil
tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka dapat menyebabkan keracunan.

Untuk menghilangkan polutan Pb maka dapat dilakukan secara teknis yaitu dengan mengendal ikan
bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggantikan TEL dengan anti knocing yang lain yang tidak mengandung Pb. Dr Jurg grutter, peneliti
pada Swisscontact, Swiss, menyatakan hal itu.

Menurut pengamatannya, Pemerintah Honduras telah berhasil menghilangkan partikulat timah hitam
dari kawasan udara hingga mendekati nol dalam waktu enam bulan. Itu terjadi sejak bensin tak
bertimah hitam (Pb) dipakai pada seluruh kendaraan bermotor di negara itu. Dari situ Grutter
mengambil kesimpulan bahwa pengalihan penggunaan bensin bertimah hitam ke bensin tidak bertimah
hitam perlu terus didorong. Hal itu perlu dikembangkan di berbagai negara dengan suatu argumentasi,
polusi udara oleh timah hitam jelas sangat mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan.

Ditargetkan, tahun 1999 Indonesia terbebas dari bensin dengan timah hitam. Kerugian ini didukung pula
oleh kalangan produsen mobil, karena mobil-mobil generasi baru yang kini dirancang tak terpengaruh
oleh pemakaian bahan bakar tanpa ditif timbal. Bahkan, orang bisa memasang alat katalik kon verter
yang berguna mengurangi emisi gas lain.
Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat
berupa bahan bakar gas (BBG). Di jakarta maupun di Surabaya cukup banyak kendaraan (taksi) yang
menggunakan bahan bakar gas, karena selain polutannya yang rendah juga lebih ekonomis.

Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak menggunakan motor
bakar sebagi tenaga penggerak melainkan motor listrik sehingga emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik
bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi secara massal dan dijual pada pasar mobil. Batterey
yang digunakan sebagai sumber energi listrik sesuai dengan standard EPA (Enviromental Protection
Agency), kemampuan batterey mobil General EVI akan turun 85 % setelah melaju.

Pendekatan Planatologi, Administrasi dan Hukum

Pemerintah mempunyai posisi yang paling strategis dalam upaya mengendalikan pencemaran Pb ini.
Dengan wewenang yang dimiliki, pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, mengontrol polutan Pb secara berkala saat pajak
kendaraan dan mengenakan sangsi bagi yang melanggar.

Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir juni 1996 di jakarta selama enam hari, diperoleh
kesimpulan sementara, sebanyak 61 % kendaraan bermotor dinyatakan telah melampaui baku mutu
emisi. Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan menaggulangi akibat yang
ditimbulkan emisi gas kendaraan bermotor, karena melalui peraturan perundang-undangan telah
ditetapkan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh setiap warga masyarakat.

Beberapa peraturan yang berhubungan dengan masalah tersebut adalah :

UU No. 14 Tahun 1992 tentang angkutan jalan pada pasal 50

Untuk mencegah pencemaran udara yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup, setiap
kendaraan bermotor wajib memenuhi persyaratan angkatan batas emisi gas buang.

Setiap pemilik, pengusaha angkutan umum dan atau pengemudi kendaraan bermotor, wajib mencegah
terjadinya pencemaran udara.

Kep. Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP 35/ MENLH/ 10/1993 tentang ambang batas emisi gas
buang kendaraan bermotor.
Dalam pasal 1 dinyatakan bahwa ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas
maksimum zat dalam bahan pencemaran yang telah dikeluarkan langsung dari pipa gas buang
kendaraan bermotor.

Pasal 4 menetapkan bahwa batas emisi gas buang kendaraan bermotor ditinjau kembali sekurang-
kurangnya dalam 5 tahun sekali.

Persyaratan yang ditetapkan pemerintah melalui ketentuan di atas dimaksud sebagai upaya untuk
pencegahan pencemaran udara yang bersifat preventif. Namun jika persyaratan itu tidak dipatuhi atau
dilanggar akan menimbulkan sangsi pidana, seperti ditetapkan dalam pasal 67 UU No.14 tahun 192
yang berbunyi sebagai berikut : ”Barang siapa yang mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak
memenuhi syarat ambang batas emisi gas buang, dipidana dengan pidana paling lama 2 bulan atau
denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000. Selanjutnya pasal 64 menetapkan, jika seseorang melakukan lagi
pelanggaran pertama, maka pidana yang dijatuhkan terhadap pelanggaran yang kedua ditambah dengan
sepertiga dari pidana kurungan pokoknya atau bila dikenakan denda dapat ditambah dengan setengah
dari denda yang diancam untuk pelanggaran pertama.

Pendekatan Edukatif

Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan tanggung jawab
seluruh masyarakat. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara :

Memberikan informasi secara intensif tentang dampak Pb pada kesehatan dan lingkungan serta cara
bagaimana mengatasinya. Dengan mengetahui dampak tersebut diharapkan timbul kesadaran
masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.

Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi penyebab meningkatnya
pencemaran Pb seperti pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang melakukan
perawatan kendaraan.

Cara mengemudi kendaraan mempengaruhi efisiensi kerja mesin dan pemakaian bahan bakar. Cara
mengemudi yang menyebabkan pemakaian bahan bakar menjadi boros sehingga polusi tinggi antara
lain : pengemudi memainkan pedal gas saat kendaraan berhenti di lampu pengatur lalu lintas, kaki selalu
menempel pada pedal kopling sehingga kopling menjadi sedikit slip, pemilihan tingkat transmisi yang
tidak tepat.

Untuk megurangi penyebab pencemaran Pb dari cara mengemudi yang salah yaitu dengan cara :
Produsen harus memberi petunjuk bagaimana cara mengemudi kendaraan dengan baik dan benar pada
setiap kendaraan yang diproduksinya, sehingga pengemudi dapat mempelajarinya sebelum
mengemudinya.

Melalui media secara intensif, pemerintah (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya) memberi himbauan
kepada pengemudi pentingnya cara mengemudi yang benar.

Menyelenggarakan pendidikan singkat tentang pengetahuan dan ketrampilan dasar merawat dan
mengemudikan kendaraan dengan baik dan benar pada pengemudi.

Kedisiplinan pemilik kendaraan merawat secara berkala masih rendah, terutama pada kendaraan
umum. Untuk meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan pemilik kendaraan melakukan perawatan dapat
dilakukan dengan cara memberikan informasi yang tepat tentang keuntungan bila pemilik melakukan
perawatan kendaraan dengan benar, serta kerugian bila tidak melakukan perawatan dengan benar.

Kemampuan mekanik dalam melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan mempengaruhi hasil
kerjanya. Hasil penyetelan yang kurang baik menyebabkan kerja mesin kurang sempurna sehingga
bahan bakar boros dan polusi gas buangnya tinggi. Untuk meningkatkan kemampuan mekanik dapat
dilakukan melalui pendidikan lanjut, pelatihan, studi banding, diskusi kasus yang muncul dalam
kelompok kerja dan lain sebagainya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu kebiruan dengan titik leleh 327 ºC
dan titik didih 1.620 ºC. Bersifat lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut
dalam air dingin, air panas dan air asam.

Senyawa-senyawa timbal organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir atau
melalui lapisan kulit bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa timbal anorganik. Namun hal itu bukan
berarti semua senyawa timbal dapat diserap oleh tubuh, melainkan hanya sekitar 5 – 10% dari jumlah
timbal yang masuk melalui makanan dan atau sebesar 30% dari jumlah timbal yang terhirup yang akan
diserap oleh tubuh. Dari jumlah yang terserap itu hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan
tubuh, dan sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme seperti urin dan fese.
Paparan timbal yang berlangsung lama dapat mengakibatkan gangguan terhadap berbagai sistim organ.
Efek pertama pada keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah adanya gangguan
pada biosintesis hem, apabila hal ini tidak segera diatasi akan terus berlanjut mengenai target organ
lainnya.

Konsentrasi normal timbal dalam darah 10 – 25 µg/ pada orang dewasa terdapat perbedaan
kandungan timbal dalam darah, hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan geografis dimana orang-
orang itu berada.Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan
teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif.
Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan planatologi, administrasi dan
hukum.

Saran

Sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalkan Timbal masuk kedalam tubuh melalui
pernapasan, serta meggunakan baju tertutup khusus bagi Polantas dan petugas SPBU yang setiap hari
kontak dengan gas-gas asap kendaraan bermotor serta aroma bensin bagi petugas SPBU, karena timbal
dapat pula diabsorpsi melalui kulit.

Menjaga kebersihan diri sebelum makan dan mengganti pakaian yang telah dipakai bertugas. Serta
memiliki makanan yang tidak pernah terkontaminasi oleh timbal.

Tidak menggunakan kosmetik, bensin yang mengandung timbal

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/16508165.pdf&ved=2ahUKEwjQutv2jcjs
AhXE6XMBHZWZD7cQFjABegQIDRAB&usg=AOvVaw2Fr4V6xnohCfOw9HjuKsMv&cshid=1603366704850

Anda mungkin juga menyukai