DISUSUN OLEH :
WINA NURAZIZAH
Kata pengantar
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan
nikmat hidup dan nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah dan Anggaran Rumah Tangga(ART) Muhammadiyah” tepat pada
waktunya. salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berperan
besar dalam upaya membawa umat dari masa jahiliyah menuju masa yang penuh dengan ilmu
pengetahuan . Kami juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan oleh dosen
mata kuliah Kemuhammadiyahan III Kami mengucapkan terima kasih atas perhatihan terhadap makalah
ini . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mengembangkan wawasan mengenai materi pada mata
pelajaran Kemuhammadiyahan III. Saran dari pembaca sangatlah Kami harapkan sebagai motivasi untuk
perbaikan makalah dimasa yang mendatang.kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
pada makalah ini.
Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Terbentuknya Mukaddimah AD Muhammadiyah
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”Maksud geraknya ialah,
“Dakwah islam dan amar makruf nahi mungkar” yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat. Dakwah dan amar makruf nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi pada dua
golongan: kepada yang telah islam bersifat pembaharuan(tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-
ajaran islam yang asli murni, dan yang kedua kepada yang belum islam bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama islam. Adapun dakwah dan amar makruf dan nahi mungkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbinga dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksankan bersama dengan
bermusyawarah atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah semata.
Dengan melaksanakan dakwah dan amar makruf nahi mungkar dengan caranya masing-masing yang
sesuai, Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya. Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikatnya
merupakan ideologi Muhammadiyahan yang merupakan pandangan muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia dimuka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan
untuk mewujudkan cita-cita tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala
gerak dan usaha muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerja sama yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status berbadan hukum.
Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan mencatatkan diri menjadi sebuah badan hukum
harus memenuhi berbagai syarat antara lain harus ada anggaran dasar. Syarat adanya anggaran dasar
pada saat itu masih sederhana, yakni hanya memuat batang tubuh saja belum ada pembukaan.
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan yang lebih
tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang
didalamnya tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai suatu
tujuan hidup yang di cita-citakan.
Latar belakang disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus Hadikusumo dan kawan-
kawannya tersebut, adalah :
a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.
c. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak alngsung
berhadapan denagn faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus Hadikusumo
sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok pikiran yang dijadikan dasar amal
usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan Muhammadiyah.
Rumusan “Muqaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang
dilangsungkan di kota yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan segi redaksional
yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team penyempurnaan tersebut
anggota-anggotanya terdiri dari : Buya hamka, K.H.Farid Ma’ruf, Mr. Kasman Singodimedjo serta Zain
Jambek.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan baru pada periode Ki Bagus
Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain:
1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah Kyai
Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori yang terlebih dahulu
dirumuskan secara ilmiah dan sistematis, akan tetapi apa yang telah diresapinnya dari pemahaman
agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist beliau segara diwujudkan dengan amalan yang
nyata.Oleh karena itu kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis,
bukannya ulama yang teoritis. Pada awalnya perjuangan muhammadiyah, keadaanya serupa tidak
mengaburkan penghayatan seseorang terhadap muhammadiyah, baik ia seorang muhammadiyah
sendiri ataupun seorang luar yang berusaha memahaminya.akan tetapi serentak muhammadiyah
semakin luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin jauh mereka
dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar
pokok yang menjadi daya pendorong kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan
Muhammadiyah.
2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat
mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kager dan mencengangkan, membuat
dunia semakin ciut dan sempit, pengaruh budaya secara timbal balik terjadi dengan lancarnya antara
satu negara dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun bersifat negatif. Keadaan yang
semua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia. Tersebab adanya perkembangan Zaman
serupa itu yang seluruhnya hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit
yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan masyarakat Indonesia termasuk
di dalamnya keluarga Muhammadiyah terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan faham
dan keyakinan Muhammadiyah bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai
perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau
pandangan hidup masuk ketengah-tengah masyarakat Indonesia.Selain banyak yang bermanfaat, tak
sedikit yang dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.
4. Dorongan disusunnya prambul UUD 1945 sesaat menjelang proklamasi kemerdekaan negara
republik indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa indonesia dihimpun oleh
pemerintah jepang dalam wadah “Badan Penyelidik”usaha persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI),
yang tugasnya antara lain mempelajari negara indonesia merdeka. Dan dantara hal yang penting adalah
terumuskannya “piagam jakarta” yang kelak dijadikan “pembukaan UUD 1945”setelah diadakan
beberapa perubahan dan penyempurnaan di dalamnya. Pada saat merumuskan materi tersebut, para
pimpinan pergerakan bangsa indonesia benar-benar memusyawarakan secara matang dengan disertai
debat yang seru antara satu denagn yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini
dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan terlibat didalamnya karena termasuk sebagai
anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan piagam jakarta, sebab piagam ini akan
memberiakan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan
hidup serta tujuan luhur bangsa indonesia bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
saat periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-
benar sudah sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan dan kemyataan tersebut.
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural persyarikatan
Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan keputusan-keputusan Muhammadiyah.
AD Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud, dan tujuan organisasi
Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam menjalankan organisasi dan usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Penjelasan AD dicantumkan dalam ART.
Adapun maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh persyarikatan Muhammadiyah sebagaimana yang
dicantumkan dalam AD pasal 6 berbunyi : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya”.
Sementara itu, usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan
kegiatan meliputi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 (14 sub sistem), yaitu:
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam daalm berbagai berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, shadakah, hibah, dan amal shalih
lainnya.
4. Meningkatkan harkat martabat dan kualitas sumber daya manusia agar berkemampuan tinggi serta
berakhlak mulia.
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan untuk
kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan
masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kekehidupan berbangsa dan bernegara.
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran, serta meningkatkan pembelaan
terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah.
Pasal 1 : Nama
Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan
tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.
* Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber
pada Al-Qur’an dan As-sunnah.
Pasal 5 : Lambang
Lambang Muhammadiyah adalah Matahari bersinar utama dua belas, ditengah bertuliskan
( Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an la ilaaha illa Allaah wa asyhadu anna
Muhammadan Rasuul Allaah.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pasal 7 : Usaha
Untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah melaksanakan dakwah Amar ma’ruf Nahi
Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang
macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan, adalah pimpinan
Muhammadiyahan.
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh pimpinan pusat berdasarkan Anggaran dasar dan disahkan
oleh Tanwir.
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, pimpinan pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam
acara Muktamar.
3. Perubahan Anggaran dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah anggota Muktamar yang hadir.
Pasal 1 Kedudukan
2. Pimpinan pusat sebagai himoinan tertinggi memimpin muhammadiyah secara keseluruhan dan
menyelenggarakan aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta.
Pasal 3 usaha
Usaha muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha dan kegiatan meliputi :
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan
untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, sadaqah, dan amal shalih lainnya.
Pasal 4 keanggotaan
2. Anggota luar biasa ialah seorang yang bukan warga negara Indonesia, beragama islam, setuju
dengan maksud tujuan muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.
3. Anggota kehormatan
A. Anggota Biasa
2. Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan pusat denagn disertai
pertimbangan
B. Anggota Luar biasa dan anggota kehormatan tatacaranya diatur oleh pimpinan pusat
5. Pimpinan pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi anggota biasa dan
memberikan kartu tanda anggota muhammadiyah pada pimpinan wilayah
6. Hak anggota
8. Anggota biasa, luar biasa dan kehormatan berhenti karena hal-hal tertentu
Pasal 5 ranting
Ranting adalah kesatuan anggota disuatu tempat atau kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15
orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota
Pasal 6 cabang
Cabang adalah kesatuan ranting disuatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3 ranting.
Pasal 7 daerah
Daerah adalah kesatuan cabang dikabupaten atau kota ayng terdiri atas sekurang-kurangnya 3
cabang.
Pasal 8 Wilayah
Wilayah adalah kesatuan daerah provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3 daerah.
Pasal 9 Pusat
Anggota pimpinan pusat harus berdomisili di kota tempat kantor pimpinan pusat atau di sekitarnya.
Anggota pimpinan wilayah harus berdomisili di kota tempat kantor pimpinan wilayah atau disekitarnya.
Pimpinan cabang menunjuk salah seorang wakil ketua pimpinan cabangnya tidak dapat menunaikan
tuagsnya sebagai anggota musyawarah pimpinan tingkat daerah.
Pasal 18 penasehat
Pasal 21 muktamar
Pasal 23 tanwir
Pasal 31 kepemimpinan
Pasal 36 laporan
Pasal 38 penutup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status berbadan hukum.
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan yang lebih tinggi.
Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang didalamnya
tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai suatu tujuan hidup
yang di cita-citakan.
Latar belakang disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus Hadikusumo dan kawan-
kawannya tersebut, adalah :
a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.
c. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak alngsung
berhadapan denagn faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural persyarikatan
Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan keputusan-keputusan Muhammadiyah.
AD Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud, dan tujuan organisasi
Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam menjalankan organisasi dan usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Penjelasan AD dicantumkan dalam ART.
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh pimpinan pusat berdasarkan Anggaran dasar dan disahkan
oleh Tanwir.
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, pimpinan pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam
acara Muktamar.
3. Perubahan Anggaran dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah anggota Muktamar yang hadir.
Kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman sekalian. Agar kami dapat
memperbaiki makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Samsul, dkk, Studi Kemuhammadiyahan,2009. Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (LPID),
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Edi Sarwo, dkk, Konstitusi dan pedoman bermuhammadiyah, 1427 hijriyah.Umsu. Medan
annisa23 di 07.12