Disusun oleh :
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kebijakan Nasional pada Pasien Kanker
Payudara tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat berdasarkan penilaian dalam studi Keperawatan Menjelang Ajal
dan Paliatif pada semester dua sebagai bahan presentasi kelompok juga sebagai pengetahuan
bagi penulis maupun pembaca makalah ini untuk lebih mengetahui bagaimana kebijakan
nasional pada pasien kanker payudara di Indonesia.
Kami sangat menyadari akan kekurangan yang dimiliki begitu pula dengan
pembuatan makalah ini. Karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna memperbaiki
segala kekurangan dalam makalah ini.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada dosen mata kuliah Keperawana
Menjelang Ajal dan Paliatif yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.
Kelompok 3
1
DAFTAR Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................1
DAFTAR Isi.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORITIS..................................................................................................................5
A. Definisi......................................................................................................................................5
B. Etiologi......................................................................................................................................6
C. Tanda dan gejala.....................................................................................................................7
D. Penatalaksanaan......................................................................................................................8
E. Pencegahan...............................................................................................................................8
F. Pemeriksaan kanker Payudara...............................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................10
PEMBAHASAN.................................................................................................................................10
1. Pengendalian Penyakit Kanker............................................................................................10
2. Penanggulangan Kanker Payudara......................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada
wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak kedua pada wanita setelah
kanker mulut rahim. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan
penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan dalam stadium inoperabel atau
stadium lanjut dan sukar disembuhkan, padahal pemeriksaan terhadap kemungkinan
adanya gejala kanker secara dini dapat dilakukan oleh diri sendiri sehingga dapat
dilakukan sewaktu-waktu dan tanpa biaya.
Menurut WHO terdapat dua metode untuk mendeteksi kanker payudara yaitu dengan
deteksi secara dini dan skrening. Deteksi dini dimulai dengan melakukan SADARI,
pemeriksaan payudara klinis, dan Mamografi. Program skrining adalah upaya yang jauh
lebih kompleks daripada program diagnosis dini. Skrining mamografi adalah satu-satunya
metode skrining yang telah terbukti efektif. Meskipun mammografi merupakan Gold
Standart pemeriksaan kanker payudara tetapi SADARI merupakan langkah deteksi dini
yang paling mudah dilakukan. Praktik SADARI telah memberdayakan perempuan untuk
mengambil tanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri. Oleh karena itu SADARI
direkomendasikan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan wanita
Pentingnya melakukan SADARI sudah menjadi program pemerintah dalam upaya
penanggulangan kejadian kanker payudara. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 34 tahun 2015 tentang “Penanggulangan
Kanker Payudara dan Kanker Rahim”. Pada perempuan sejak pertama mengalami haid
dianjurkan melakukan SADARI, sedangkan pada perempuan yang lebih tua (diatas 40
tahun) dianjurkan melakukan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) yang dilakukan
tiap tiga tahun sekali. Untuk perempuan yang mendapatkan kelainan pada saat SADARI
dianjurkan dilaksanakan SADANIS sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada
kemungkinan keganasan.
Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. Walaupun demikian, angka
kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan.
Sebagian besar pasien kanker akhirnya akan meninggal karena penyakitnya. Pada saat
pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan usaha
preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian
besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya
3
menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang
menderita akibat penyakit-penyakit tersebut di atas. pelayanan paliatif merupakan filosofi
dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, sehingga penatalaksanaan
pasien kanker menjadi efektif dan efisien.
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat memahami tentang kebijakan yang di ambil oleh pemerintah dalam
penanganan penyakit kanker sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
dan mendapatkan pelayanan secara paripurna.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar,
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Estimasi International
Agencies for Research on Cancer (IARC) tahun 2005, kasus baru di Indonesia sekitar 26
per 100.000 perempuan setiap tahun, sebagian besar ditemukan sudah dalam stadium
lanjut (>50%).
Kanker merupakan suatu kondisi sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Kanker 22 payudara merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel yang
abnormal yang terjadi pada jaringan payudara.
Berdasarkan data yang didapatkan dari PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah
Onkologi Indonesia) pada Tahun 2003, didapatkan data prognosis daya tahan hidup
penderita kanker payudara (survival rate) per stadium sebagai berikut :
Stadium I
Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2cm, tidak terfiksasi pada kulit
tanpa dengan metastasis aksila.
Stadium II
Tumor dengan diameter > 5cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan
diameter 2-5cm dengan/tanpa metastasis aksila
Stadium IIIa
Tumor dengagn diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan
/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain atau tumor dengan
metastasis aksial yang melekat
Stadium IIIb
Tumor dengan metastasis infrak atau supraklavikuka atau tumor yang telah
mengilfiltrasi kulit atau dinding thoraks
Stadium IV
Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh, misalnya ke tulang punggung,
paru-paru, hari, dan panggul
Sampai saat ini patofisiologi kanker payudara masih belum diketahui secara pasti,
sehingga upaya deteksi dini yang dilakukan hanya bertujuan untuk menemukan penderita
5
kanker pada stadium yang masih rendah (down staging) dan presentase kemungkinan
untuk dapat disembuhkan tinggi. Kegiatan deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas yang disebut dengan pemeriksaan payudara
klinis (CBE=Clinical Breast Examination) yang diikuti dengan pengajaran cara
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan cara yang benar.
B. Etiologi
Penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan, tetapi banyak penelitian yang
menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau
kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor-faktor itu disebut faktor risiko.
Perlu diingat, apabila seseorang perempuan mempunyai faktor risiko, bukan berarti
perempuan tersebut pasti akan menderita kanker payudara, tetapi factor resiko tersebut
akan meninkatkan kemungkinan untuk terkena kanker payu dra. Banyak perempuan yang
mengalami satu atau beberapa faltor resiko tidakakan pernah menderita kanker payudara
sampai akhir hidupnya.
Faktor risiko yang utama berhubungan dengan keadaan hormonal (estrogen dominan)
dan genetik. Penyebab terjadinya keadaan estrogen dominan dapat terjadi karena
beberapa faktor risiko tersebut di bawah ini dan dapat digolongkan berdasarkan :
1. Diet dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Diet: Faktor risiko ini dapat dibagi
dalam 2 (dua) katagori yaitu faktor risiko yang memperberat terjadinya kanker
dan yang mengurangi terjadinya kanker. Beberapa faktor yang memperberat
seperti :
a. Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat paska menopause
b. Diet ala berat yang tinggi lemak (we stren style)
c. Minum beratalkohol
d. Perokok aktif amaupun pasif
- Faktor risiko yang mempunyai dampak positif seperti :
a. Peningkatan konsumsi serat
b. Peningkatan konsumsi buah dan sayur
2. Hormon dan Faktor Reproduksi
a. Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12
tahun)
b. Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun)
c. Belum pernah melahirkan
d. Infertilitas
e. Melahirkan anak pertama pada usia relative lebih tua (lebih dari 35 tahun)
f. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama
g. Tidak menyususi
3. Radiasi Pengion Pada Saat Pertumbuhan Payudara
Pada masa pertumbuhan, perubahan organ payudara sangat cepat dan rentan
terhadap radiasi pengio
4. Riwayat Keluarga
Pada kanker payudara, telah diketahui beberapa gen yang dikenali mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya kanker payudara yaitu gen BRCA1, BRCA2 dan
juga pemeriksaan histopatologi factor proliferasi P53 germline mutation.
Pada masyarakat umum yang tidak dapat memeriksakan gen dan factor
proliferasinya, maka riwayat kaner pada kleuarga merupakan salah satu factor
resiko terjadinya penyakit :
a. Tiga atau lebih kleuarga (saudara ibu/klien atau bibi) dari sisi keluarga yang
sma aterkena kanker payudara atau ovarium
b. Dua atau lebih keluarga dari sisis yang sam aterkena kanker payudra atau
ovarium usia di bawah 40 tahun
c. Adanya kluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara dan ovarium
d. Adanyariwayat kleuarga payudara bilateral pada keluarga
5. Riwayat adanya penyakit tumor jinak
Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas, seperti
termasuk atipikel ductal hyperplasia.
7
4. Nipple discharge yang disebut sebagai Nipple discharge ialah cairan yang dikeluarkan
putting payudara secara spontan dan memberikan bekas di kutang. Cairan yang keluar
berupa darah.
5. Timbulnya kelainan kulit Kelainan kulit berupa kemerahan pada suatu tempat di
payudara, edema kulit, peau d’orange (gambaran seperti kulit jeruk).
6. Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh.
D. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal dan bedah
konservatif merupakan eksisi tumor luas. Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas
pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke dinding dada dan kulit mamma atau infiltrasi
dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya.
2. Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif
dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan.
3. Kemoterapi
Merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sisitemik dan
sebagai terapi ajuvan. Kemoterapi ajuvan diberikan 26 kepada pasien yang pada
pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi ditemukan metastasis di sebuah
atau beberapa kelenjar.
4. Terapi hormonal
Diberikan bila penyakit menjadi sistemik akibat metastasis jauh. Biasanya
diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan
efek sampingnya kurang
E. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan beberapa cara. Menurut Shadine (2009), kanker
payudara dapat dicegah dengan cara :
1. Kesadaran akan payudara itu sendiri
2. Berikan ASI pada bayi
3. Jika dalam pemeriksaan payudara sendiri ditemukan gumpalan, segera periksa
kedokter,
4. Hindari mengkonsumsi alcohol
5. Memperhatikan berat badan
6. Lakukan olahraga secara teratur
7. Mengurangi makanan berlemak
8. Lakukan screening pada payudara secara teratur setelah berumur 50 tahun
9. Mengatasi stres dengan baik
10. Konsumsi buah dan sayur
9
BAB III
PEMBAHASAN
15
Diagram Alur untuk Pencegahan Kanker Payudara
Algoritma rujukan deteksi dini kanker payudara
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker merupakan suatu kondisi sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Kanker payudara merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel yang
abnormal yang terjadi pada jaringan payudara.
Upaya pengendalian penyakit kanker yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 430/MENKES/SK/IV/2007 adalah kegiatan
kesehatan masyarakat yang dirancang untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat penyakit kanker dan meningkatkan kualitas hidup dari penderita melalui
upaya-upaya yang sistematis dan sesuai dengan kondisi setempat berdasarkan data
(evidence-based) dengan cara pencegahan, deteksi dini, pengobatan dan perawatan
paliatid dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
B. Saran
Dalam upaya promotif dan preventif untuk pasien kanker payudara dan kanker leher
rahim seharusnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi dampak sosial,
budaya, serta ekonomi akibat penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim pada
individu, keluarga dan masyarakat. Memberikan kepastian hukum dalam pelayanan
kesehatan masyarakat. Menjamin keberlanjutan probram melalui perolehan data dan
informasi status dan derajat kesehatan masyarakat. Memperluas cakupan penapisan
massal. Meningkatkan mutu profesionalisme pejabat kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI. 2018. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara &
Kanker Leher. Jakarta. Pedoman-Teknis-Pengendalian-Kanker-Payudara-
Kanker-Leher-Rahim.pdf
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015.
Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. 20 April 2015.
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 706. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2017. Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. 16 Mei 2017.
Berita Negara Republik Indonedis Tahun 2017 Nomor 1001. Jakarta
19