ANGGOTA KELOMPOK:
Om Swastyastu
Puji syukur penulis haturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “REKAYASA GENETIKA VAKSIN
TETANUS” tepat waktu.
1. Ibu Ayu Saka Laksmita W, S.Si., M.Si selaku dosen yang mengampu
mata kuliah Biologi Sel di Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali.
2. Rekan Mahasiswa yang telah mendukung dan memberikan masukan demi
kemajuan makalah ini
3. Orang tua yang telah mendukung kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan kecil ini masih sederhana, baik dari segi isi
maupun tata penulisannya. Terkait itu, segala kritik dan saran-saran yang
konstruktif dari para pembaca sangat diharapkan demi sempurnanya tulisan ini
dan karya penulis berikutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini
ada manfaatnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
ABSTRAK........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pengertian Vaksin dan Vaksin Tetanus...............................................3
2.1.1 Pengertian Vaksin........................................................................3
2.1.2 Jenis-jenis Vaksin........................................................................3
2.1.3 Definisi Vaksin Tetanus...............................................................4
2.1.4 Cara Kerja Vaksin Tetanus..........................................................5
2.1.5 Cara Pemberian Vaksin Tetanus..................................................6
2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin dan Vaksin Tetanus...........................6
2.2.1 Sejarah Perkembangan Vaksin....................................................6
2.2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin Tetanus.......................................7
2.3 Manfaat Vaksin Tetanus dalam Dunia Kesehatan...............................8
2.4 Tahapan Rekayasa Genetika Vaksin Tetanus......................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................10
3.1 Simpulan..............................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
ABSTRAK
Vaksin adalah sediaan farmasi yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan spesifik pada manusia. Vaksin dapat dibuat dari
bakteri, riketsia, atau virus dan juga dapat berupa suspensi mikroorganisme hidup
atau inaktif, fraksi-fraksi mikroorganisme, atau toksoid. Vaksin dibuat dengan
cara melemahkan atau menginaktifkan virus liar, atau dengan menyeleksi mutan
avirulen. Selain itu, vaksin dapat dibuat melalui rekayasa genetika. Toksoid
tetanus vaksin ini dikembangkan oleh P. Descombey pada tahun 1924, dan secara
luas digunakan untuk mencegah tetanus yang disebabkan oleh luka-luka saat
pertempuran selama Perang Dunia II.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) deskripsi
dari vaksin dan vaksin tetanus, (2) sejarah perkembangan vaksin dan vaksin
tetanus, (3) manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan, (4) tahapan rekayasa
genetika vaksin tetanus. Data yang dikumpulkan dalam penulisan makalah ini
bersumber dari buku-buku maupun jurnal atau artikel ilimiah yang ada di media
elektronik.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, dapat disimpulkan
bahwa vaksin tetanus adalah toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Vaksin tetanus dibuat dari toksoid formol tetanus yang
mengandung tidak kurang dari 1000 limes Flocculation (Lf) per mg nitrogen
protein dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat
atau kalsium fosfat dalam larutan mineral klororida 0.9% atau larutan isotonik lain
yang sesuai dengan darah. Pembuatan vaksin tetanus dibuat dari toksin hasil dari
pertumbuhan bakteri Clostridium tetani dalam media yang sesuai. Dari makalah
yang telah diuraikan, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Penulis berharap hendaknya rekayasa genetika dimanfaatkan sebaik-sebaiknya
agar tidak digunakan untuk merusak gen suatu organisme dan agar dapat
digunakan untuk memperbaiki kesehatan manusia.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sangat penting, vaksin ini dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
baru lahir dengan cara mengimunisasi ibu yang sedang hamil, dan juga untuk
mencegah tetanus (Fadlyana, Eddy et al. 2013). Sebagian orang belum
mengetahui apa fungsi dari Vaksin Tetanus Toksoid dan bagaimana proses
rekayasa genetikanya. Oleh karena itu disusunlah makalah ini agar dapat
bermanfaat bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan mengenai tahapan
rekayasa genetika vaksin tetanus yang berguna untuk mencegah penyakit tetanus.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan yang ingin di capai
antara lain:
1. Mengetahui deskripsi dari vaksin dan vaksin tetanus
2. Mengetahui sejarah perkembangan vaksin dan vaksin tetanus
3. Mengetahui manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan
4. Mengetahui tahapan rekayasa genetika vaksin tetanus
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
4. TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas
1.
5. TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas
2.
6. TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas
4.
A. Komposisi Vaksin Tetanus Toksoid
Tiap dosis (0,5 ml) mengandung : Zat berkhasiat: Tetanus Toksoid murni 10
Lf
Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada tahun 1796, ketika
Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris, meneliti seorang pekerja harian
yang terkena penyakit cacar, dengan diimunisasi dengan cacar sapi ringan. Dia
mengambil beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskan di
permukaan lengan anak berusia 8 tahun. Empat puluh delapan (48) hari
kemudian Jenner memberi nama “vaksin” (bahasa latin dari sapi). Sejak saat itu
vaksin mengalami perkembangan baik dari cara menentukan epitop
Imunodominan, strategi perbanyakan proteinmauoun cara aplikasinya (Kazuna.
2015).
Selanjutnya tahun 1886 Salmon dan Smith di Amerika Serikat telah
memperkenalkan macam vaksin inaktif dengan menggunakan bakteri vibrio
cholera yang dimatikan dengan pemanasan. Terobosan baru lainnya datang pada
akhir abad 19, ketika Louis Pasteur seorang ahli kimia dari Perancis,
mengembangkan teknik kimia untuk mengisolasi virus dan melemahkannya,
yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin. Sebelum vaksinasi memancing
kontroversi. Pasteur pertama kali mencatat, memasukkan vaksin rabies ke tubuh
manusia yang mendapat protes keras oleh ahli jiwa dan masyarakat. Upaya
untuk menggalakkan imunisasi di Inggris yang menurun pada abad tersebut
merupakan kenyataan pahit akibat dari penentangan/protes terhadap imunisasi.
Meskipun Inggris menghadapi resiko serius terhadap penyakit Tipus yan
mewabah di medan perang Boer (Afrika Selatan) (Kazuna. 2015).
Pada perubahan jaman ini, peneliti lainnya telah mengembangkan vaksin
yang tidak aktif untuk melawan Tipus, wabah Rabies dan Kolera. Pada
pertengahan tahun 1920-an, vaksin telah dikembangkan untuk melawan Dipteri
(penyakit yang sering menyebabkan kematian pada anak-anak) dan Pertusis.
Dua tim ahli dipimpin oleh Jonas Salk and Albert Sabin mengembangkan
vaksin polio. Vaksin untuk mencegah polio, digunakan untuk membunnuh virus,
dipatenkan pada tahun 1954 dan digunakan untuk kampanye imunisasi. Kurang
dari enam tahun, kasus polio mennurun 90%. Tetapi vaksin Salk tidak
melengkapi imunisasi secara menyeluruh untuk semua jenis virus Polio. Pada
tahun 1961, Sabin telah mengembangkan vaksin oral yang bekerja secara aktif
(hidup) berupa virus yang telah dilemahkan, untuk menggantikan imunisasi
8
dengan suntik jenis Salk di Amerika Serikat. Pada tahun 1960-an vaksin
digunakan secara rutin dan tidak menyebabkan kontroversi pada masyarakat dan
paramedis, dan vaksin virus aktif (hidup) telah dikembangkan untuk Campak
(1963), Rubella/campak Jerman (1966) dan penyakit Gondong (1968) (Kazuna.
2015).
2.2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin Tetanus
Penyakit Tetanus dikenal orang-orang kuno, yang berhubungan antara
luka-luka dan kekejangan otot fatal. Pada tahun 1884, Arthur Nicolaier
mengisolasi strychnine-seperti toksin tetanus dari alam bebas, bakteri anaerobik
tanah. Etiologi penyakit ini dijelaskan lebih lanjut pada tahun 1884 oleh Antonio
Carle dan Giorgio Rattone, yang menunjukkan transmissibility tetanus untuk
pertama kalinya. Mereka memproduksi tetanus dari kelinci dengan menyuntikkan
ke saraf skiatik mereka, dengan nanah dari suatu kasus tetanus manusia yang fatal
pada tahun yang sama. Pada tahun 1889, C. Tetani ini terisolasi dari korban
manusia, oleh Kitasato Shibasaburo, yang kemudian menunjukkan bahwa
organisme bisa menghasilkan penyakit ketika disuntikkan ke binatang, dan toksin
bisa dinetralkan oleh antibodi spesifik. Pada tahun 1897, Edmond Nocard
menunjukkan bahwa antitoksin tetanus disebabkan kekebalan pasif pada manusia,
dan dapat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan. Toksoid tetanus vaksin ini
dikembangkan oleh P. Descombey pada tahun 1924, dan secara luas digunakan
untuk mencegah tetanus yang disebabkan oleh luka-luka pertempuran selama
Perang Dunia II (Kazuna. 2015).
1. Pemilihan antigen
Antigen dari vaksin tetanus di peroleh dari toksin atau racun dari
organisme Clostridium tetani. Bakteri kemudian dibuat lemah dengan
menggunakan bahan kimia
2. Pemurnian
Dalam tahap pemurnian, antigen diisolasi terlebih dahulu. Isolasi bertujuan
untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan. Pemurnian atau
10
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian diatas adapun simpulan yang diperoleh antara lain sebagai
berikut:
1. Vaksin merupakan sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Jenis-jenis vaksin
antara lain vaksin bakteri, toksoid bakteri dan vaksin virus atau riketsia.
Sedangkan Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan
dan kemudian dimurnikan. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization
yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Vaksin
tetanus diberikan melalui 3 kali suntikan, hal ini bermanfaat bagi tubuh
karena suatu saat jika penyakit aslinya datang ke dalam tubuh, sistem
kekebalan tubuh akan mengenali antigen dan memproduksi antibodi lebih
cepat.
2. Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada tahun 1796, ketika
Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris, meneliti seorang pekerja harian
yang terkena penyakit cacar, dengan diimunisasi dengan cacar sapi ringan.
Sedangkan Toksoid tetanus vaksin ini dikembangkan oleh P. Descombey
pada tahun 1924, dan secara luas digunakan untuk mencegah tetanus yang
disebabkan oleh luka-luka pertempuran selama Perang Dunia II.
3. Manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan yaitu dapat memberikan
kekebalan pasif terhadap tetanus baik itu pada bayi maupun ibu hamil.
4. Vaksin tetanus dibuat dari toksoid formol tetanus yang mengandung tidak
kurang dari 1000 limes Flocculation (Lf) per mg nitrogen protein dan zat
pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat atau
kalsium fosfat dalam larutan mineral klororida 0.9% atau larutan isotonik lain
yang sesuai dengan darah. Pembuatan vaksin tetanus: dibuat dari toksin yang
dihasilkan oleh pertumbuhan clostridium tetani dalam media yang sesuai.
11
12
3.2 Saran
Dari makalah yang telah diuraikan di atas semoga dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi pembaca. Penulis berharap hendaknya rekayasa
genetika dimanfaatkan sebaik-sebaiknya agar tidak digunakan untuk merusak
gen suatu organisme dan agar dapat digunakan untuk memperbaiki kesehatan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen, PPM- PL. 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi ke tujuh.Jakarta:
Depkes RI.
Fadlyana, Eddy et al. 2013. Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Tetanus Difteri
(TD), Jurnal Biologi, vol. 15.
Harmoni. 2015. Vaksin Tetanus (TT) Dewasa (serial online), [cited 2018 januari
4]. Available from: URL: http://www.klinikvaksinasi.com/vaksin-tetanus-
dewasa/
Kazuna. 2015. Vaksin tetanus. (serial online), [cited 2018 januari 4]. Available
from: URL: https://www.academia.edu/18075352/121929248-
Makalah-Vaksin-Tetanus
Mahmud. 2015. Vaksin tetanus. (serial online), [cited 2018 januari 9]. Available
from: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-
ekowijinin-5106-3-bab2.pdf
Saifuddin, et al.2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Singgih M. 2015. Produksi Vaksin (serial online), [cited 2018 januari 4].
Available from: URL: http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout
%20Kuliah/Biosintesis%20Senyawa%20Obat/VAKSIN.pdf