Anda di halaman 1dari 18

REKAYASA GENETIKA VAKSIN TETANUS

ANGGOTA KELOMPOK:

Ni Putu Eprilia Pratiwi (171200263)


Ni Putu Intan Utami Danadyaksa M. (171200264)
Putu Ayu Tania Ivana (171200265)
Putu Baskara Yoga (171200266)
Putu Sistha Purwaningrum (171200267)
Putu Wika Wismantari (171200268)
Trisna Permatayuni (171200269)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA
DENPASAR
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur penulis haturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “REKAYASA GENETIKA VAKSIN
TETANUS” tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam


menempuh mata kuliah Biologi Sel, yang diampu oleh Ibu Ayu Saka Laksmita W,
S.Si., M.Si pada semester Ganjil tahun akademik 2017/2018.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami beberapa kesulitan dan


hambatan, namun berkat adanya bantuan dari beberapa pihak, hambatan tersebut
dapat diatasi. Oleh karena itu melalui pengantar ini penulis mengucapkan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ibu Ayu Saka Laksmita W, S.Si., M.Si selaku dosen yang mengampu
mata kuliah Biologi Sel di Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali.
2. Rekan Mahasiswa yang telah mendukung dan memberikan masukan demi
kemajuan makalah ini
3. Orang tua yang telah mendukung kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan kecil ini masih sederhana, baik dari segi isi
maupun tata penulisannya. Terkait itu, segala kritik dan saran-saran yang
konstruktif dari para pembaca sangat diharapkan demi sempurnanya tulisan ini
dan karya penulis berikutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini
ada manfaatnya.

Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
ABSTRAK........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pengertian Vaksin dan Vaksin Tetanus...............................................3
2.1.1 Pengertian Vaksin........................................................................3
2.1.2 Jenis-jenis Vaksin........................................................................3
2.1.3 Definisi Vaksin Tetanus...............................................................4
2.1.4 Cara Kerja Vaksin Tetanus..........................................................5
2.1.5 Cara Pemberian Vaksin Tetanus..................................................6
2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin dan Vaksin Tetanus...........................6
2.2.1 Sejarah Perkembangan Vaksin....................................................6
2.2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin Tetanus.......................................7
2.3 Manfaat Vaksin Tetanus dalam Dunia Kesehatan...............................8
2.4 Tahapan Rekayasa Genetika Vaksin Tetanus......................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................10
3.1 Simpulan..............................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.3 Bakteri Clostridium tetani 4

Gambar 2.2.1 Edward Jenner 6

iii
ABSTRAK

Vaksin adalah sediaan farmasi yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan spesifik pada manusia. Vaksin dapat dibuat dari
bakteri, riketsia, atau virus dan juga dapat berupa suspensi mikroorganisme hidup
atau inaktif, fraksi-fraksi mikroorganisme, atau toksoid. Vaksin dibuat dengan
cara melemahkan atau menginaktifkan virus liar, atau dengan menyeleksi mutan
avirulen. Selain itu, vaksin dapat dibuat melalui rekayasa genetika. Toksoid
tetanus vaksin ini dikembangkan oleh P. Descombey pada tahun 1924, dan secara
luas digunakan untuk mencegah tetanus yang disebabkan oleh luka-luka saat
pertempuran selama Perang Dunia II.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) deskripsi
dari vaksin dan vaksin tetanus, (2) sejarah perkembangan vaksin dan vaksin
tetanus, (3) manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan, (4) tahapan rekayasa
genetika vaksin tetanus. Data yang dikumpulkan dalam penulisan makalah ini
bersumber dari buku-buku maupun jurnal atau artikel ilimiah yang ada di media
elektronik.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, dapat disimpulkan
bahwa vaksin tetanus adalah toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Vaksin tetanus dibuat dari toksoid formol tetanus yang
mengandung tidak kurang dari 1000 limes Flocculation (Lf) per mg nitrogen
protein dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat
atau kalsium fosfat dalam larutan mineral klororida 0.9% atau larutan isotonik lain
yang sesuai dengan darah. Pembuatan vaksin tetanus dibuat dari toksin hasil dari
pertumbuhan bakteri Clostridium tetani dalam media yang sesuai. Dari makalah
yang telah diuraikan, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Penulis berharap hendaknya rekayasa genetika dimanfaatkan sebaik-sebaiknya
agar tidak digunakan untuk merusak gen suatu organisme dan agar dapat
digunakan untuk memperbaiki kesehatan manusia.

Kata kunci: Vaksin, tetanus

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 (Depkes RI, 2005). Dari tahun ke tahun populasi manusia terus bertambah
khususnya di Indonesia. Dengan semakin bertambahnya populasi manusia maka
semakin banyak pula jenis-jenis penyakit yang muncul. Untuk mengatasi atau
menangani penyakit tersebut diperlukan perkembangan rekayasa genetika yang
memanfaatkan makhluk hidup untuk diubah menjadi bahan produk dan jasa yg
menggunakan prinsip-prinsip ilmiah. Dalam bidang pengobatan, rekayasa
genetika sangat membantu untuk menyembuhkan gen yang tidak normal. Selain
itu, beberapa penyakit tertentu dapat disembuhkan dengan terapi gen. Pada bidang
farmasi, rekayasa genetika juga memiliki manfaat yang sangat besar. Dengan
rekayasa genetika, produk obat dan farmasi yang ada saat ini sudah lebih maju
misalnya dengan ditemukan pembuatan vaksin-vaksin dan tentunya dengan
rekayasa genetika ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf
hidupnya dengan menjaga kesehatan (Fadlyana, Eddy et al. 2013).
Vaksin adalah sediaan farmasi yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan spesifik pada manusia. Vaksin dapat dibuat dari
bakteri, riketsia, atau virus. Vaksin dapat berupa suspensi mikroorganisme hidup
atau inaktif, fraksi-fraksi mikroorganisme, atau toksoid. Sampai saat ini, banyak
jenis vaksin yang telah diproduksi dan efektif penggunaannya. Vaksin dibuat
dengan cara melemahkan atau menginaktifkan virus liar, atau dengan menyeleksi
mutan avirulen. Selain itu, vaksin dapat dibuat melalui rekayasa genetik, rekayasa
protein, maupun cara sintetik. Suatu vaksin memenuhi syarat jika aman digunakan
dan efektif memberikan imunitas untuk tubuh (Fadlyana, Eddy et al. 2013)..
Salah satu jenis vaksin hasil dari rekayasa genetika adalah vaksin tetanus,
Vaksin Tetanus Toksoid (TT) adalah vaksin yang mengandung toksoid kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan dimurnikan yang terabsorbsi 3 mg/ml
aluminium fosfat. Vaksin Tetanus Toksoid merupakan salah satu vaksin yang
1
2

sangat penting, vaksin ini dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
baru lahir dengan cara mengimunisasi ibu yang sedang hamil, dan juga untuk
mencegah tetanus (Fadlyana, Eddy et al. 2013). Sebagian orang belum
mengetahui apa fungsi dari Vaksin Tetanus Toksoid dan bagaimana proses
rekayasa genetikanya. Oleh karena itu disusunlah makalah ini agar dapat
bermanfaat bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan mengenai tahapan
rekayasa genetika vaksin tetanus yang berguna untuk mencegah penyakit tetanus.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang diperoleh
antara lain:
1. Apakah deskripsi dari vaksin dan vaksin tetanus?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan vaksin dan vaksin tetanus?
3. Apakah manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan?
4. Bagaimanakah tahapan rekayasa genetika vaksin tetanus?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan yang ingin di capai
antara lain:
1. Mengetahui deskripsi dari vaksin dan vaksin tetanus
2. Mengetahui sejarah perkembangan vaksin dan vaksin tetanus
3. Mengetahui manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan
4. Mengetahui tahapan rekayasa genetika vaksin tetanus
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vaksin dan Vaksin Tetanus


2.1.1 Pengertian Vaksin
Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Vaksin dapat dibuat dari
bakteri, riketsia atau virus dan dapat berupa suspensi organisme hidup atau
inaktif atau fraksinya atau toksoid. Vaksin juga bisa diartikan sebagai produk
biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman yang telah dilemahkan
atau dimatika yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu. Semua vaksin merupakan produk
biologis yang rentan sehingga memerlukan penanganan khusus. Vaksin juga
bisa kehilangan potensinya, yaitu kemampuan untuk memberikan perlindungan
terhadap suatu penyakit (Singgih M. 2015).
2.1.2 Jenis-jenis Vaksin
1). Vaksin Bakteri
Vaksin bakteri dibuat dari biakan galur bakteri yang sesuai dalam media
cair atau padat yang sesuai dan mengandung bakteri hidup atau inaktif
atau komponen imunogeniknya (Singgih M. 2015).
2). Toksoid Bakteri
Toksoid bakteri diperoleh dari toksin yang telah dikurangi atau
dihilangkan sifat toksistasnya hingga mencapai tingkat tidak terdeteksi,
tanpa mengurangi sifat imunogenisitas (Singgih M. 2015).
3). Vaksin Virus atau Riketsia
Vaksin virus dan riketsia adalah suspensi virus yang ditumbuhkan
dalam telur embrio, dalam biakan sel atau dalam jaringan yang sesuai.
Vaksin virus juga mengandung virus hidup atau inaktif. Vaksin virus
hidup umumnya dibuat dari virus galur khas yang virulensinya telah
dilemahkan (Singgih M. 2015).

3
4

2.1.3 Definisi Vaksin Tetanus


Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid
Tetanus yang telah dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium
fosfat. Tetanus adalah penyakit serius yang disebabkan oleh Bakteri
Clostridium tetani yang tinggal di tanah, debu, barang berkarat, kotoran hewan,
dsb (Yuwono, D. 2015).

Gambar 2.1.3 Bakteri Clostridium tetani


Imunisasi tetanus toksoid vaksin dapat membantu mencegah tetanus.
Imunisasi tetanus toksoid dibuat untuk orang 7 tahun ke atas. Setelah seseorang
selesai pada jadwal imunisasi primer, dosis imunisasi tetanus toksoid yang
dibutuhkan 10 tahun sepanjang hidup. Konsultasikan dengan dokter tentang
imunisasi tetanus toksoid untuk bisa terjadwal (Mahmud. 2015).
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan
menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita
mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.
Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan
dukun bayi di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko
ketika alat-alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan
olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas
potongan (Mahmud. 2015).
Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan
imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life
long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5.
Skema life long immunization adalah sebagai berikut (Mahmud. 2015):
5

1. TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

2. TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

3. TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

4. TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas
1.
5. TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas
2.
6. TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas
4.
A. Komposisi Vaksin Tetanus Toksoid

Tiap dosis (0,5 ml) mengandung : Zat berkhasiat: Tetanus Toksoid murni 10
Lf

Zat tambahan : Aluminum fosfat 1,5 mg; Thimerosal 0,05 mg

B. Indikasi dan Kontraindikasi Vaksin Tetanus Toksoid


Indikasi pemberian Vaksin Tetanus Toksoid yaitu Vaksin ini digunakan
untuk pencegahan terhadap tetanus dan perlindungan terhadap tetanus
neonatorum pada wanita usia subur.
1. Kontraindikasi pemberian vaksin tetanus toksoid
2. Reaksi berat terhadap dosis vaksin TT sebelumnya
3. Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
4. Iminisasi sebaiknya tidak diberikan pada keadaan deman atau infeksi
akut. Pada demam ringan (minor afbrille illness) seperti infeksi ringan
pada pernafasan bagian atas, imunisasi dapat diberikan.
2.1.4 Cara Kerja Vaksin Tetanus
Jenis vaksinasi untuk penyakit ini disebut kekebalan aktif buatan.
Kekebalan tubuh ini dihasilkan ketika kuman mati atau lemah yang memasuki
tubuh dan merangsang respon imun sehingga tubuh memproduksi antibodi. Hal
ini bermanfaat bagi tubuh karena suatu saat jika penyakit aslinya datang ke
dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan mengenali antigen dan
6

memproduksi antibodi lebih cepat. Setelah suntikan pertama kali timbul


rangsangan terhadap tubuh untuk membentuk antibodi toksin tetanus. Dia
terdapat dalam serum setelah 7 hari suntikan pertama, kemudian titernya
menarik dan pada hari ke-28. Jika pada hari ke-28 itu diberikan suntikan kedua,
titernya akan menanjak terus dan akan mencapai 1,0 i.u pada hari ke 60 yaitu
jauh di atas garis proteksi minimal walau kemudian ada penurunan,
diperkirakan titer itu akan tetap berada di atas garis proteksi minimal selama 5
tahun. Bila suntikan ketiga diberikan 6 bulan sesudah suntikan kedua, titernya
jauh lebih tinggi, walau kemudian akan ada penurunan, tetapi tetap berada di
atas garis proteksi minimal sampai 10 tahun, bahkan 15 – 20 tahun yang
didapatkan 85 – 95 % personil perang dunia kedua (Harmoni. 2015).
2.1.5 Cara Pemberian Vaksin Tetanus
Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan, tujuannya agar
suspense menjadi homogen. Penyuntikan vaksin TT untuk mencegah tetanus
neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuscular atau
subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu.
Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya (Harmoni. 2015).

2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin dan Vaksin Tetanus


2.2.1 Sejarah Perkembangan Vaksin

Gambar 2.2.1 Edward Jenner


7

Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada tahun 1796, ketika
Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris, meneliti seorang pekerja harian
yang terkena penyakit cacar, dengan diimunisasi dengan cacar sapi ringan. Dia
mengambil beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskan di
permukaan lengan anak berusia 8 tahun. Empat puluh delapan (48) hari
kemudian Jenner memberi nama “vaksin” (bahasa latin dari sapi). Sejak saat itu
vaksin mengalami perkembangan baik dari cara menentukan epitop
Imunodominan, strategi perbanyakan proteinmauoun cara aplikasinya (Kazuna.
2015).
Selanjutnya tahun 1886 Salmon dan Smith di Amerika Serikat telah
memperkenalkan macam vaksin inaktif dengan menggunakan bakteri vibrio
cholera yang dimatikan dengan pemanasan. Terobosan baru lainnya datang pada
akhir abad 19, ketika Louis Pasteur seorang ahli kimia dari Perancis,
mengembangkan teknik kimia untuk mengisolasi virus dan melemahkannya,
yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin. Sebelum vaksinasi memancing
kontroversi. Pasteur pertama kali mencatat, memasukkan vaksin rabies ke tubuh
manusia yang mendapat protes keras oleh ahli jiwa dan masyarakat. Upaya
untuk menggalakkan imunisasi di Inggris yang menurun pada abad tersebut
merupakan kenyataan pahit akibat dari penentangan/protes terhadap imunisasi.
Meskipun Inggris menghadapi resiko serius terhadap penyakit Tipus yan
mewabah di medan perang Boer (Afrika Selatan) (Kazuna. 2015).
Pada perubahan jaman ini, peneliti lainnya telah mengembangkan vaksin
yang tidak aktif untuk melawan Tipus, wabah Rabies dan Kolera. Pada
pertengahan tahun 1920-an, vaksin telah dikembangkan untuk melawan Dipteri
(penyakit yang sering menyebabkan kematian pada anak-anak) dan Pertusis.
Dua tim ahli dipimpin oleh Jonas Salk and Albert Sabin mengembangkan
vaksin polio. Vaksin untuk mencegah polio, digunakan untuk membunnuh virus,
dipatenkan pada tahun 1954 dan digunakan untuk kampanye imunisasi. Kurang
dari enam tahun, kasus polio mennurun 90%. Tetapi vaksin Salk tidak
melengkapi imunisasi secara menyeluruh untuk semua jenis virus Polio. Pada
tahun 1961, Sabin telah mengembangkan vaksin oral yang bekerja secara aktif
(hidup) berupa virus yang telah dilemahkan, untuk menggantikan imunisasi
8

dengan suntik jenis Salk di Amerika Serikat. Pada tahun 1960-an vaksin
digunakan secara rutin dan tidak menyebabkan kontroversi pada masyarakat dan
paramedis, dan vaksin virus aktif (hidup) telah dikembangkan untuk Campak
(1963), Rubella/campak Jerman (1966) dan penyakit Gondong (1968) (Kazuna.
2015).
2.2.2 Sejarah Perkembangan Vaksin Tetanus
Penyakit Tetanus dikenal orang-orang kuno, yang berhubungan antara
luka-luka dan kekejangan otot fatal. Pada tahun 1884, Arthur Nicolaier
mengisolasi strychnine-seperti toksin tetanus dari alam bebas, bakteri anaerobik
tanah. Etiologi penyakit ini dijelaskan lebih lanjut pada tahun 1884 oleh Antonio
Carle dan Giorgio Rattone, yang menunjukkan transmissibility tetanus untuk
pertama kalinya. Mereka memproduksi tetanus dari kelinci dengan menyuntikkan
ke saraf skiatik mereka, dengan nanah dari suatu kasus tetanus manusia yang fatal
pada tahun yang sama. Pada tahun 1889, C. Tetani ini terisolasi dari korban
manusia, oleh Kitasato Shibasaburo, yang kemudian menunjukkan bahwa
organisme bisa menghasilkan penyakit ketika disuntikkan ke binatang, dan toksin
bisa dinetralkan oleh antibodi spesifik. Pada tahun 1897, Edmond Nocard
menunjukkan bahwa antitoksin tetanus disebabkan kekebalan pasif pada manusia,
dan dapat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan. Toksoid tetanus vaksin ini
dikembangkan oleh P. Descombey pada tahun 1924, dan secara luas digunakan
untuk mencegah tetanus yang disebabkan oleh luka-luka pertempuran selama
Perang Dunia II (Kazuna. 2015).

2.3 Manfaat Vaksin Tetanus dalam Dunia Kesehatan


Manfaat memberi vaksin tetanus antara lain :
1. Bagi Bayi
Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang yang terjadi pada neotanus ( bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang system saraf pusat
(Saifuddin, et al.2001).
2. Bagi Ibu hamil
9

Memberikan kebebasan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena


vaksinasi selama hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus.
Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka dan
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil (Ditjen, PPM- PL.
2000).

2.4 Tahapan Rekayasa Genetika


Pembuatan vaksin menggunakan microorganisme yang telah dilemahkan
disebut atermsi. Vaksin yang melawan aktifitas bakteri secara cepat. Salah satu
jenis vaksin yaitu vaksin toksoid vaksin ini diterapkan pada vaksin tetanus.
Vaksin tetanus dibuat dari toksoid formol tetanus yang mengandung tidak kurang
dari 1000 limes Flocculation (Lf) per mg nitrogen protein dan zat pembawa
mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat atau kalsium fosfat dalam
larutan mineral klororida 0.9% atau larutan isotonik lain yang sesuai dengan darah
(Harmita, Maksum Sadji.2008).
Pembuatan vaksin tetanus: dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh
pertumbuhan clostridium tetani dalam media yang sesuai (Sywandi,
Usman.1990). Antigenisitas vaksin tetanus sangat dipengaruhi oleh zat pengawet
anti mikroba, terutama golongan fenol, sehingga zat tersebut tidak boleh
ditambahkan dalam vaksin tetanus. Vaksin tetanus toksoid adalah vaksin yang
mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3
mg/ml alumunium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet
(Mahmud. 2015).

Tahapan Pembuatan Vaksin Tetanus

1. Pemilihan antigen
Antigen dari vaksin tetanus di peroleh dari toksin atau racun dari
organisme Clostridium tetani. Bakteri kemudian dibuat lemah dengan
menggunakan bahan kimia
2. Pemurnian
Dalam tahap pemurnian, antigen diisolasi terlebih dahulu. Isolasi bertujuan
untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan. Pemurnian atau
10

pencucian bertujuan untuk mempertahankan komponen yang diinginkan


secara selektif sesuai dengan spesifikasi tertinggi, sekaligus secara selektif
membuang komponen yang tidak diperlukan.
3. Inaktivasi Mikroorganisme
Organisme dinonaktifkan dengan menggunakan larutan tertentu, dalam
vaksin tetanus digunakan alumunium fosfat.
4. Penambahan Bahan Pengawet
Di dalam vaksin tetanus, yang digunakan sebagai pengawet adalah
Thimerosal (Harmoni, 2015)
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian diatas adapun simpulan yang diperoleh antara lain sebagai
berikut:
1. Vaksin merupakan sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Jenis-jenis vaksin
antara lain vaksin bakteri, toksoid bakteri dan vaksin virus atau riketsia.
Sedangkan Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan
dan kemudian dimurnikan. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization
yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Vaksin
tetanus diberikan melalui 3 kali suntikan, hal ini bermanfaat bagi tubuh
karena suatu saat jika penyakit aslinya datang ke dalam tubuh, sistem
kekebalan tubuh akan mengenali antigen dan memproduksi antibodi lebih
cepat.
2. Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada tahun 1796, ketika
Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris, meneliti seorang pekerja harian
yang terkena penyakit cacar, dengan diimunisasi dengan cacar sapi ringan.
Sedangkan Toksoid tetanus vaksin ini dikembangkan oleh P. Descombey
pada tahun 1924, dan secara luas digunakan untuk mencegah tetanus yang
disebabkan oleh luka-luka pertempuran selama Perang Dunia II.
3. Manfaat vaksin tetanus dalam dunia kesehatan yaitu dapat memberikan
kekebalan pasif terhadap tetanus baik itu pada bayi maupun ibu hamil.
4. Vaksin tetanus dibuat dari toksoid formol tetanus yang mengandung tidak
kurang dari 1000 limes Flocculation (Lf) per mg nitrogen protein dan zat
pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat atau
kalsium fosfat dalam larutan mineral klororida 0.9% atau larutan isotonik lain
yang sesuai dengan darah. Pembuatan vaksin tetanus: dibuat dari toksin yang
dihasilkan oleh pertumbuhan clostridium tetani dalam media yang sesuai.

11
12

3.2 Saran
Dari makalah yang telah diuraikan di atas semoga dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi pembaca. Penulis berharap hendaknya rekayasa
genetika dimanfaatkan sebaik-sebaiknya agar tidak digunakan untuk merusak
gen suatu organisme dan agar dapat digunakan untuk memperbaiki kesehatan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI.2005. Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta:


Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Ditjen, PPM- PL. 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi ke tujuh.Jakarta:
Depkes RI.

Fadlyana, Eddy et al. 2013. Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Tetanus Difteri
(TD), Jurnal Biologi, vol. 15.

Harmita, Maksum Sadji.2008.Buku Ajar Analisis Hayati Ed.3. Jakarta. EGC

Harmoni. 2015. Vaksin Tetanus (TT) Dewasa (serial online), [cited 2018 januari
4]. Available from: URL: http://www.klinikvaksinasi.com/vaksin-tetanus-
dewasa/
Kazuna. 2015. Vaksin tetanus. (serial online), [cited 2018 januari 4]. Available
from: URL: https://www.academia.edu/18075352/121929248-
Makalah-Vaksin-Tetanus

Mahmud. 2015. Vaksin tetanus. (serial online), [cited 2018 januari 9]. Available
from: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-
ekowijinin-5106-3-bab2.pdf
Saifuddin, et al.2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Singgih M. 2015. Produksi Vaksin (serial online), [cited 2018 januari 4].
Available from: URL: http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout
%20Kuliah/Biosintesis%20Senyawa%20Obat/VAKSIN.pdf

Sywandi, Usman.1990. Perkembangan pembuatan vaksin. Jakarta: Pusat


penelitian dan pengembangan PT Kalbe Farma.

Yuwono, D. 2015. Perkembangan Baru dalam Teknologi Vaksin Virus. (serial


online), [cited 2018 januari 4]. Available from: URL:
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/875/8
29

Anda mungkin juga menyukai