TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
pendidikan agama islam dengan judul " Fungsi Suntik Tetanus Teksoid Bagi Calon
Pengantin Menurut Pandangan Agama " tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam pada Prodi D-
III Kebidanan STKes Mitra Husada Karanganyar.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan.................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid bagi calon pengantin telah diatur
dalam ketetapan Departemen Agama: No. 2 Tahun 1989 No. 162-I/ PD.0304.EI
tanggal 6 Maret 1989 tentang imunisasi tetanus toxoid calon pengantin bahwa
setiap calon pengantin sudah di imunisasi tetanus toxoid sekurang-kurangnya 1
bulan sebelum pasangan tersebut mendaftarkan diri untuk menikah di KUA
dengan dibuktikan berdasaran surat keterangan imunisasi/ kartu imunisasi calon
pengantin (catin) dan merupakan prasyarat administratif pernikahan.
1.2 Tujuan
A. Menjelaskan pengertian Imunisasi Tetanus Toxoid.
B. Menguraikan kandungan yang terdapat dalam Vaksin Tetanus.
C. Menjelaskan tata cara pemberian vaksin Tetanus Toxoid beserta dosisnya.
D. Memaparkan dan menyebutkan manfaat suntik TT bagi calon pengantin.
E. Menjelaskan pandangan agama tentang Suntik TT Sebelum Menikah.
F. Menyebutkan beberapa dalil-dalil mengenai suntik TT
2
BAB II
PEMBAHASAN
Vaksin TT digunakan untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi yang baru
lahir dengan mengimunisasi WUS (Wanita Usia Subur serta calon pengantin
dan ibu hamil) dan juga untuk pencegahan tetanus pada ibu.
3
C. Cara Pemberian Dan Dosis Vaksin TT
Di Indonesia, perempuan yang hendak menikah dihimbau untuk
melakukan vaksin TT, terutama yang belum melengkapi jadwal pemberian
vaksin ini ketika masih kecil. Jadwal imunisasi tetanus toksoid yang dianjurkan
oleh Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
TT 1: Minimal dua minggu sebelum menikah. Jarak ini memungkinkan tubuh
untuk membentuk antibodi.
TT 2: Satu bulan setelah TT 1 dengan keefektifan perlindungan sampai tiga
tahun ke depan.
TT 3: Enam bulan setelah TT 2 dengan keefektifan perlindungan sampai lima
tahun ke depan.
TT 4: 12 bulan setelah TT 3 dengan keefektifan perlindungan sampai 10 tahun
ke depan.
TT 5: 12 bulan setelah TT 4 dengan keefektifan perlindungan sampai 25 tahun
ke depan.
Proses pemberian imunisasi (Vaksin TT) sebagai berikut :
1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspense
menjadi homogen
2. Vaksin disuntikkan secara intramuscular atau subkutan dalam
3. Imunisasi TT untuk pencegahan terhadap tetanus/ tetanus neonatorum dari 2
dosis primer 0,5 ml yang diberikan secara intramuscular dengan interval 4
minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya.
4. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS (Wanita
Usia Subur), maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis keempat diberikan 1
tahun setelah dosis ketiga, dan dosis kelima diberikan 1 tahun setelah dosis
keempat. Imunisasi TT dapat diberikan elama kehamilan, bahkan pada
periode trimester pertama.
5. Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka boleh digunakan
selama 4 minggu, dengan ketentuan :
Vaksin belum kadaluarsa, VVM masih dalam kondisi A dan B
Vaksin disimpan dalam suhu +2o - +8oC
Tidak pernah terendam air
4
6. Sedangkan diposyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan
lagi untuk hari berikutnya (Depkes RI, 2009).
5
3. Vaksinasi dianggap lebih besar madharatnya dibandingkan manfaatnya
4. Manusia sudah memiliki sistem kekebalan tubuh alami, jadi tidak perlu
diberikan vaksin
5. Vaksinasi dianggap konspirasi negara barat untuk merusak generasi islam di
Indonesia
6. Mengikuti vaksinasi dianggap ikut membantu mengembangkan bisnis
nonmuslim di negara-negara barat. Yang keuntungannya bisa saja mereka
gunakan untuk menghancurkan umat islam
7. Daripada melakukan vaksinasi, ulama berpendapat lebih baik melakukan
pengobatan nabawi dengan bahan-bahan alami seperti habbatussauda, minyak
zaitun dan sejenisnya.
Diperbolehkan (Mubah)
Tidak semua ulama mengharamkan vaksinasi. Mayoritas ulama
Indonesia dan MUI justru membolehkan vaksinasi asalkan menggunanakan
bahan halal dan suci. Sebab vaksinasi dianggap sebagai tindakan pencegahan
terhadap penyakit. Dalam fatwa Komisi Majelis Ulama Indonesia (MUI)
nomor 4 Tahun 2016, dijelaskan:
1. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan(mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk
mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu
penyakit tertentu.
2. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci
3. Menggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis
hukumnya haram. Kecuali dalam tiga kondisi, yakni :
Vaksin digunakan pada kondisi al-dlarurat (bila tidak diimunisasi
mengancam jiwa) atau al hajat (apabila tidak diimunisasi menyebabkan
kecacatan)
Belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci
Adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan terpercaya bahwa
tidak ada yang halal
Dengan semua itu, maka penggunaan vaksin yang menggunakan bahan haram
atau najis menjadi boleh.
6
F. Dalil-Dalil Dasar Diperbolehkannya Suntik TT
Ulama memperbolehkan vaksinasi TT tentunya mengacu pada dalil-dalil yang
jelas dan sesuai syariat Agama Islam. Diantaranya yaitu:
1. Surat Al-Baqarah
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”.
(QS. Al-Baqarah: 195)
2. Hadist Riwayat Bukhari
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali
menurunkan (pula) obatnya.” (HR. Al-Bukhari)
3. Hadist Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibu Majah
“Berobatlah, karena Allah tidak menjadikan penyakit kecuali menjadikan
pula obatnya, kecuali satu penyakit yaitu pikun (tua).” (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah)
4. Surat An-Nisaa’
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),” (QS.
An-Nisaa’: 59)
5. Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Seorang Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi ketua Lajnah Daimah dan Mantan
Rektor Universitas Islam Madinah. Ketika beliau ditanya ditanya tentang hal
ini, “Apakah hukum berobat dengan imunisasi sebelum tertimpa musibah?
Beliau menjawab, “La ba’sa (tidak masalah) berobat dengan cara seperti itu
jika dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab
lainnya. Dan tidak masalah menggunakan obat untuk menolak atau
menghindari wabah yang dikhawatirkan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa makan tujuh butir kurma
Madinah pada pagi hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau
racun”. Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa vaksinasi
(termasuk suntik TT) hukumnya dalam islam adalah halal atau
diperbolehkan, asalkan tidak menggunakan bahan haram dan tidak
membahayakan tubuh. Namun untuk melakukan suntik TT sebaiknya
pertimbangan kondisi tubuh. Vaksinasi tidak boleh dilakukan pada saat sakit.
Selain itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Islam memperhatikam masalah keluarga mengarahkan pembentukannya di
atas landasan yang sehat dan sistem yang lurus, serta pedoman yang kokoh.
Pernikahan yang mengikat laki-laki dan perempuan dalam lembaga berbentuk
keluarga diatur dalam syariat Islam sebagai bentuk aturan demi kesejahteraan
manusia.
Pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid bagi calon pengantin telah diatur dalam
ketetapan Departemen Agama: No. 2 Tahun 1989 No.
Suntik Tetanus Toxoid merupakan bagian dari vaksinasi, yakni memasukkan
antigen dari mikroorganisme yang telah di nonaktifkan ke dalam tubuh
manusia untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Suntik ini direkomendasikan
bagi calon pengantin wanita.
2. Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah
dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3mg/ml aluminium sulfat yang berguna
untuk melawan penyakit Tetanus.
3. Pemberian dan dosis imunisasi TT pada calon pengantin di berikan sebanyak 2
dosis primer 0,5 ml yang diberikan secara intramuscular dengan interval 4
minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya.
4. Suntik TT berguna untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap bakteri
Clostridium tetani (penyakit tetanus). Oleh sebab itu, suntik TT bisa menjadi
tindakan pencegahan yang tepat. Suntik TT dapat meminimalisir risiko
penyakit tetanus pada ibu hamil dan saat persalinan dan juga melindungi bayi
baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum.
5. Di kalangan ulama Indonesia, tindakan vaksinasi sempat menuai pro dan
kontra. Beberapa orang menganggap vaksin adalah sesuatu yang haram. dan
ada juga yang membolehkan (mubah).
6. Ketentuan menerima suntik imunisasi vaksin (TT) di perbolehkan dengan
ketentuan syariat Agama Islam yang berlaku dan dalil- dalil yang jelas.
8
B. Saran
Kami sadar dalam makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semogga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetauhan bagi kami sendiri maupun kepada pembaca, khususnya
kepada teman-teman prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada
Karanganayar.Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Riek Saraswati, dr. Kalina Lestari (2020). “Vaksin Sebelum Menikah Yang Di
anjurkan , Apa saja kah itu”. Artikel Kesehatan: https://www-sehatq-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/5-vaksin-sebelum-menikah-yang-
dianjurkan-apa-sajakah .(Diakses pada 21 November 2021, pukul: 04.00 WIB)
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/suntik-tt-sebelum-menikah-
menurut-islam (Diakses pada 17 November 2021 pukul 20.27)
10